ERP berpengaruh terhadap perbaikan proses bisnis dan perubahan budaya perusahaan. Implementasi ERP dapat mengintegrasikan proses bisnis, meningkatkan efisiensi, dan menuntut perubahan budaya seperti penggunaan bahasa dan perilaku baru. Studi kasus di PT Semen Gresik menunjukkan peningkatan produktivitas dan keakuratan informasi setelah implementasi ERP.
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,Kerangka Kerja Manajemen Resiko Korporasi pada Perusahaan,Universitas Mercubuana, 2017
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Dosen : Prof.Dr.Hapzi Ali,CMA
TENTANG
Kerangka Kerja Manajemen Resiko Korporasi
Pada Perusahaan
DAMPAK IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BAGI
ORGANISASI
OLEH:
RANTI PUSRIANA
55517110058
MEGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2}
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2017
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen risiko korporasi (MRK), atau dikenal dengan
singkatan bahasa Inggris ERM (enterprise risk management), adalah suatu proses,
yang dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen, dan personel lain
dalam perusahaan, yang diterapkan pada tataran strategis dan menyeluruh, yang
dirancang untuk mengidentifikasi potensi peristiwa yang dapat memengaruhi
perusahaan dan untuk memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian
sasaran perusahaan [1]
. MRK menyediakan kerangka kerja manajemen risiko, yang
umumnya melibatkan proses identifikasi peristiwa yang dapat berpengaruh
terhadap sasaran perusahaan (risiko dan peluang),
penilaian kemungkinan dan dampak peristiwa tersebut, penentuan strategi
tanggapan, serta pemantauan pelaksanaan tanggapan tersebut. Salah satu kerangka
kerja MRK yang terkenal adalah COSO ERM.
Komputer telah digunakan di kalangan bisnis sejak pertengahan tahun 1950-
an. Sejak saat itu, teknologi piranti keras maupun piranti lunak mendapatkan
kemajuan yang dramatis. Komputer dan bagaimana teknologi tersebut diterapkan
untuk berbagai masalah bisnis telah mengalami perubahan yang dramatis.
Perubahan terbesar dalam piranti keras adalah adanya tren ke arah sistem yang lebih
kecil sedangkan perubahan piranti lunak (software) ke arah yang lebih mudah
(McLeod dan Schell, 2009).
Begitu pula dengan perkembangan ERP ke arah perluasan integrasi yang
dimulai dari EOQ (Economic Order Quantity) pada awal tahun 1950-an, Kemudian
berkembang menjadi MRP (Materials Requirements Planning), selanjutnya
menjadi MRP II yang kemudian menjadi ERP. Kemudian sejak tahun 2000-an ERP
mulai berkembang menjadi ERM (Enterprise Resource Management) (Indrajit dan
Permono, 2005).
Menurut Tarigan (2010), teknologi informasi dapat mengatasi keterbatasan
dari para manajer untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dengan lebih cepat.
Dalam melakukan proses implementasi teknologi informasi maka diperlukan
peranan semua komponen yang ada pada perusahaan yakni manajemen puncak,
3. 2
para manajer sebagai manajemen menengah dan seluruh karyawan.
Implementasi ERP tidak hanya dapat membuahkan keberhasilan bagi
manajemen, implementasi ERP yang tidak tepat dapat menimbulkan kegagalan
yang menyebabkan kerugian perusahaan. Apabila terjadi kegagalan, perusahaan
akan mengalami dampak signifikan terhadap keuangannya. Selain itu, kegagalan
implementasi ERP dapat memberikan pengaruh yang mengganggu kegiatan atau
budaya operasional sehari-hari (Tarigan , 2010).
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menguraikan pengaruh implementasi
ERP bagi perbaikan proses bisnis dan perubahan budaya perusahaan. Uraian
dilengkapi dengan studi kasus tentang kegagalan dan keberhasilan implementasi
ERP pada sebuah industri , terkait dengan proses bisnis dan budaya perusahaan.
5. 4
BAB II
PENGERTIAN ERP (ENTERPRISE RESOURCE PLANNING)
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah
bahasa Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan
aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan (Wikipedia,
2010).
Enterprise Resource Planning merupakan sebuah teknologi sistem informasi
yang terintegrasi dan digunakan oleh manufaktur kelas dunia dalam meningkatkan
kinerja perusahaan.ERP adalah suatu sistem, baik sebagai suatu sistem perencanaan
,maupun sebagai sistem informasi (Indrajit dan Permono, 2005).
Menurut O’Leary, ‘ERP systems are computer based systems designed to
process an organization’s transactions and facilitate integrated and real-time
planning ,production, and customer response. In particular ERP systems will be
assumed to have certain characteristic’ (Indrajit dan Permono, 2005).
Gambar 1. Sumber: Thomas F. Wallace (2001)
ERP
MRP II
CLOSED-
LOOP MRP
MRP
6. 5
Berdasarkan gambar.1, ERP (Enterprise resource Planning) adalah
perkembangan lebih lanjut dari MRP, closed-loop MRP dan MRP. Dari namanya
dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II. Kedua-duanya
menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari
pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan
perencanaan lain seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan
produksi dan perencanaan keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu
Manufacture Resouce Planning, masih terfokus dengan perencanaan yang langsung
berkaitan dengan manufaktur, sedangkan ERP (EnterpriseRresoruce Planning)
juga masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas lagi tidak
hanya bersangkutan langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh
perusahaan.
7. 6
BAB III
PENGARUH ERP TERHADAP PERBAIKAN PROSES BISNIS
Terdapat dua kemungkinan di dalam penerapan ERP yaitu keberhasilan dan
kegagalan yang berdampak bagi perusahaan. Tidak dipungkiri bahwa penerapan
ERP membutuhkan biaya yang sangat mahal. Namun semuanya dapat terbayar
dengan hasil yang sangat memuaskan. Keberhasilan ERP dapat dicapai dengan
komitmen untuk berubah, dalam hal ini manajemen yang harus menyesuaikan ERP,
bukan ERP yang menyesuaikan manajemen.
Dengan diaplikasikannya ERP tentunya dapat membawa perubahan
perbaikan proses bisnis, karena perkembangan teknologi informasi bertujuan untuk
memperbaiki sistem. Dari waktu ke waktu perkembangan teknologi tumbuh sesuai
dengan kebutuhan manusia. MIS (Management Information System) berkembang
dari yang sifatnya sistem informasi tiap unit kerja misalnya accounting information
system, marketing information system, HRD information system dan production
information system dimana di dalamnya belum adanya hubungan antar fungsi kerja
sampai pada akhirnya diperkenalkan ERP (Enterprise Resource Planning).
Contohnya ada pada perbaikan proses bisnis yang dialami para pengguna software
SAP, dengan adanya SAP yang merupakan salah satu contoh perangkat lunak
sistem ERP, sistem informasi menjadi terintegrasi, tiap- tiap bagian dalam suatu
perusahaan dapat saling bertukar informasi, tidak hanya itu, dengan SAP
memungkinkan antar perusahaan yang tergabung dalam pengguna SAP dapat
bertukar informasi. Dengan adanya modul (SCM) Supply Chain Management,
memungkinkan perusahaan untuk menghemat biaya penyimpanan, seorang
pelanggan SAP yang sedang memerlukan pasokan material tertentu maka, melalui
modul SAP dapat melakukan pencarian di database melalui internet daftar
perusahaan penyedianya.Dari daftar tersebut dapat diperoleh informasi lengkap dan
rinci mengenai harga, spesifikasi dan waktu pengiriman jika Anda memesannya
langsung dari pabrik/perusahaan penyedianya.Pelanggan
8. 7
tinggal memilih pemasok yang paling sesuai dengan kebutuhan secara real-time
dan on-line.
Contoh lainnya dapat dilihat dalam pengaplikasian e-commerce. E-
Commerce telah tumbuh sebagai aspek yang sangat penting dalam aktivitas bisnis
dewasa ini. Untuk banyak perusahaan tidak ada pemisahan lagi antara e- commerce
dan perdagangan reguler dapat dirasakan bahwa perkembangan e- commerce
hampir bersamaan dengan perkembangan ERP, keduanya saling bergantung dan
mendukung. ERP mendapatkan perannya dalam kegiatan utama e- commerce
seperti pelacakan pesanan, penempatan pesanan, pengendalian persediaan,
hubungan dengan anggota, supply chain, angkutan bersama dan sebagainya.
Pengimplementasian ERP dan e-commerce dapat dilihat dimana satu perusahaan
satu dengan beberapa perusahaan lainnya dapat bertukar informasi tentang barang
yang akan dipesan baik ketersediaan barang tiap perusahaan maupun spesifikasi
dari barang yang akan dibeli, hal ini tentunya dapat membantu perbaikan proses
bisnis perusahaan.
Dengan mengimplemantasikan ERP sangat besar penghematan waktu,
biaya dan sumber daya lainnya, dengan dukungan SCM tersebut, Perusahaan tidak
perlu repot mengelola gudang yang besar, penghematan arus uang yang
mengendap, karena tersimpan dalam bentuk cadangan pasokan material, dan
sebagainya.
9. 8
BAB IV
PENGARUH ERP TERHADAP PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN
Selain berpengaruh terhadap perbaikan proses bisnis, ERP juga
berpengaruh terhadap budaya perusahaan. Dalam sistem lama, contohnya dalam
menanggapi pesanan pelanggan, cara biasa yang dilakukan adalah setelah
pelanggan melakukan pesanan yang umumnya masih menggunakan formulir
kertas, formulir tersebut berjalan dari satu meja ke meja lain. Selanjutnya pesanan
dimasukkan ke dalam komputer bagian satu kemudian dimasukkan lagi ke
komputer bagian lain dan seterusnya. Proses ini dapat mengakibatkan kelambatan,
kehilangan atau kekacauan data. Dengan penerapan ERP budaya seperti itu
menjadi hilang, terganti dengan budaya baru yang lebih moderen dan terintegrasi.
Secara umum, Teknologi Informasi memerlukan kesadaran, perbedaan budaya
dan kebutuhan perkembangan Teknologi Informasi ditujukan untuk menghadapi
homogenitas lingkungan sekitar. ERP dikonsepkan sebagai sistem teknologi yang
terkonstruksi secara sosial yang tercermin dari perilaku, nilai,
kepercayaan dan norma pengguna ERP (Molla dan Loukis, 2005).
Molla dan Loukis (2005) menjelaskan dalam makalahnya mengenai
kesesuaian budaya dalam sistem perusahaan dan budaya karyawan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil implementasi ERP. Petunjuk persiapan
implementasi penting dalam kesejajaran budaya antara sistem ERP dan organisasi
perusahaan. Kesadaran untuk menerima budaya ERP dan mengenalkan mekanisme
untuk meredakan budaya yang tidak sesuai mungkin dapat meningkatkan
kesuksesan proses dan hasil ERP.
10. 9
BAB V
STUDI KASUS
ERP (Enterprise Resource Planninng) mulai diaplikasikan di industri
semen PT.Semen Gresik pada bulan juni tahun 2001. PT. Semen Gresik yang
didirikan pada tahun 1957 menyadari bahwa walaupun bergerak hanya di industri
semen perusahaan membutuhkan sebuah sistem informasi yang kompleks untuk
meningkatkan kinerja perusahaannya.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh pihak Semen Gresik dalam
implementasi dikategorikan menjadi 3 aspek :
1. Teknis, diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy
menjadi model display. Penggunaan ERP menuntut terminologi istilah
yang sama sehingga istilah-istilah dalam produksi, penjualan, dan lain-lain
yang digunakan di PT. Semen Gresik harus diubah sesuai istilah-istilah
dalam ERP yang berbahasa Inggris.
2. Budaya, implementasi ERP menuntut perubahan-perubahan yang harus
dilakukan karyawan diantaranya harus aware terhadap penggunaan
software tersebut (sebagai contoh selalu update data).
3. Karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena digantikan oleh
sistem tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum penerapan sistem ERP,
bagian IT yang bertanggung jawab untuk membuat aplikasi-aplikasi
sesuai dengan kebutuhan user disemua departemen.
Dan selama penerapan ERP, ada beberapa perbaikan yang diperoleh, diantaranya :
1. Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu
meningkatkan penjualan semen.
2. Mempercepat waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya per
tanggal lima belas menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.
3. Meningkatkan keakuratan informasi
11. 10
4. Proses bisnis yang berlangsung di perusahaannya jauh lebih efisien.
Semua proses bisnis di berbagai departemen sudah bisa dilakukan secara
cepat dan tepat.
5. Dari sisi produktivitas karyawan, terjadi peningkatan yang mengacu pada
survei internal perusahaan, setelah 6 bulan sistem baru itu go live,
umumnya user mengaku puas. (Thamrin, 2010).
12. 11
BAB VI
KESIMPULAN
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh
oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan. ERP ada untuk
mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya.
Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Tidak semua perusahaan berhasil dalam menerapkan ERP hal ini perlu
dimengerti bahwasanya penerapan aplikasi sistem baru yang didukung perangkat
lunak, selalu menghadapi kesulitan dalam implementasi, khususnya dalam bentuk
kelambatan, melampaui anggaran, dan masalah kinerja. Namun pada umumnya
kegagalan penerapan ERP pada umumnya disebabkan karena faktor manusia
misalnya kebiasaan para key user (manajer) yang tidak terbiasa menggunakan
perangkat lunak, mereka yang kurang komit dan kurang menyisihkan waktu dalam
melakukan analisis dan para manajer yang kurang memperhatikan pendidikan dan
pelatihan karyawan dapat menyebabkan gagalnya ERP.
Selain berdampak pada proses bisnis, implementasi juga berpengaruh secara
signifikan pada perubahan budaya perusahaan. Perubahan budaya perusahaan lebih
terfokus pada berubahnya perilaku, komunikasi dan penambahan beban kerja
karyawan. Siap tidaknya karyawan menerima sistem baru memberikan beban kerja
yang lebih kepada karyawan terutama berhubungan dengan job description dan
kesadaran untuk lebih terkomputerisasi.
13. 12
DAFTAR PUSTAKA
1. Hapzi, Ali .2017. Modul Perkuliahan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.
Jakarta.
2. https://www.coursehero.com/file/18047999/MAKALAH-
PENERAPAN-ERP-DALAM-PERUSAHAAN/
3. https://www.academia.edu/8883511/MAKALAH_ENTERPRISE_RES
OURCE_PLANNING_ERP_PENERAPAN_ERP_ENTERPRISE_RES
OURCE_PLANNING_PADA_PT._ASTRA_AGRO_LESTARI
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko_korporasi