Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penanganan anemia pada remaja. Topik utama yang dibahas adalah gejala, dampak jangka pendek dan panjang, serta strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani anemia melalui konsumsi makanan bergizi, tablet tambah darah, dan kerjasama lintas sektor. Dampak Covid-19 seperti kehilangan pekerjaan dan kenaikan harga pangan juga dibahas beserta rekomendasi untuk
5. Anemia: masih menjadi masalah
Riskesdas 2013
Kelompok Umur Persen
Balita Laki-laki
Balita Perempuan
29.7
26.5
Anak Laki-laki 6-12 thn
Anak Perempuan 6-12
thn
28.0
27.4
Perempuan >= 15 thn,
tidak hamil
Laki-laki >= 15 thn
22.7
16.6
Ibu Hamil 37.1
Laki-laki
Perempuan
18.4
23.9
Anemia pada Ibu Hamil
Riskesdas 2013 dan 2018
11. Bagaimana Tanda-tanda Anemia ??
Wajah, terutama kelopak mata dan bibir
tampak pucat
Kurang nafsu makan
Lesu dan lemah
Cepat lelah
Sulit konsentrasi
Sering pusing dan
mata berkunang-kunang
12. Apa Penyebab Anemia ??
1. Kurang konsumsi makanan sumber zat besi
2. Kebutuhan yang meningkat (menstruasi,
hamil,dll)
3. Menderita penyakit infeksi (kecacingan,
malaria)
4. Kehilangan zat besi pada perdarahan
termasuk menstruasi dan seringnya
melahirkan
5. Tidak mengonsumsi TTD sesuai anjuran
13. MENGAPA PENCEGAHAN PADA
ANEMIA REMAJA PENTING ?
➢ Asupan makanan yang tidak
seimbang : Body Image
➢ Kebutuhan zat besi lebih besar :
menstruasi
➢ Remaja putri akan mengalami hamil
dan melahirkan
14. Siklus Kejadian Anemia & Defisiensi Anemia:
Anak → Remaja → Ibu Hamil
(Asumsi : Pola Diet tak Memenuhi & tdk minum TTD & Makanan tdk fortifikasi)
Anak
Tidak Anemi &
Tdk Def. Besi
Anemi
Remaja
Def. Besi
Ibu Hamil
Tdk Def Besi
Tidak Anemi,
Tdk Def. Besi
Remaja
Anemi
Remaja
Tdk Def. Besi
Ibu Hamil
Def Besi
Ibu Hamil
Anemi
Bayi Lahir
Dg
Defisiensi
Besi &
BBLR
Haid
Sumber:: Presentasi Prof.Dr. Endang L. Achadi, 2015
15. Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat
Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Anak Usia Dini
+ 20 % IUGR krn
PBBH rendah
+ 1/4 IUGR
krn
faktor gizi
Ibu
Perkembangan
Otak
Pertumbuhan
(IUGR)
Metabolic
Programing
Kemampuan
Kognitif &
Pendidikan
Stunting/
Pendek
Hipertensi
-Diabetes
-Obesitas
-PJK
-Stroke
•Ibu Pendek
•BB Ibu
Prahamil
rendah
Gangguan Gizi
pada Masa
Janin dan Usia
Dini
Dampak
Jangka Pendek
Dampak
Jangka Panjang
Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
16. 16
Gizi kurang & infeksi
“Otak Kosong” bersifat permanen
Tak terpulihkan
MUTU RENDAH
Gizi cukup & sehat
Anak cerdas
dan produktif
MUTU SDM TINGGI
ASET
DAMPAK KURANG GIZI (Stunting)
BEBAN
19. Studi: Zat besi dan Kemampuan Kognitif
▪ Perbedaan kemampuan kognitif antara anak sekolah yang
kekurangan zat besi dan tidak kekurangan zat besi
(NEMO study group, AJCN 2007)
22. BAGAIMANA MENCEGAH DAN
MENGATASI ANEMIA?
▪ Konsumsi makanan bergizi seimbang dan
mengandung zat besi
▪ Makanan fortifikasi zat besi
▪ Minum Tablet Tambah Darah
▪ Kebersihan lingkungan dan pribadi
▪ Kontrol penyakit infeksi
24. Tingkatkan Konsumsi Makanan
MENGANDUNG ZAT BESI
1. Besi hem (daging, unggas, ikan, makanan
asal laut)
2. Promotor (meningkatkan penyerapan zat
besi): Vitamin C buah, sayur
3. Beberapa makanan yang difermentasi,
direndam (yang banyak serat)
25. • Pada kondisi normal,
penyerapan 25%
• Pada kondisi anemia,
penyerapan > 35%
Besi
Heme
(pangan
hewani)
• Penyerapan 1-5%
Besi Non
Heme
(pangan
nabati)
- Vitamin C
- Daging
- Ikan
- Ayam
- Kalsium
- Serat
26. Sasaran:
Seluruh rematri usia 12 – 18 th dan WUS
Dosis:
TTD 1 tablet/minggu →
TOTAL 52Tablet/tahun
KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH
29. Indikator dan Target Pembangunan Manusia
(Kesehatan)
Indikator Baseline Target 2024
Strategi
Peningkatan KIA, KB
dan Kespro
Percepatan Perbaikan
Gizi Masyarakat
Peningkatan
Pengendalian Penyakit
Pembudayaan Perilaku
Sehat melalui Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat
Penguatan Sistem
Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan
Makanan
Angka kematian ibu
(per 100.000 kelahiran hidup) 305
Angka kematian bayi
(per 1.000 kelahiran hidup)
24
Angka Prevalensi Kontrasepsi
Modern/Modern Contraceptive Prevalence
Rate (mCPR) (%)
57,2
Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak
Terpenuhi (Unmet Need) (%) 10,6
Angka Kelahiran Remaja Umur 15 – 19
Tahun/Age Specific Fertility Rate (ASFR 15
– 19)
36
183
16
63,4
7,4
18
Prevalensi stunting (pendek dan
sangat pendek) pada balita (%)
27,7 14
Prevalensi wasting (kurus dan
sangat kurus) pada balita (%)
10,2 7
Indikator dan Target
Insidensi HIV
(per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)
0,1
8
0,24
Indikator dan Target RPJMN 2020-2024
30. Peran Lintas Sektor: Remaja dan WUS
1. Sekolah
2. Tempat Kerja
3. KUA/tempat ibadah lainnya
4. Fasilitas Kesehatan (Puskesmas,
klinik perawatan, dll)
KEMENTERIAN
AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
32. Dampak Utama COVID-19
▪ Kehilangan pekerjaan
(Sekitar 43 juta kehilangan pekerjaan)
▪ Kenaikan harga makanan
(Harga komoditi makanan meningkat, distribusi makanan terganggu)
▪ Pelayanan Kesehatan tidak optimal/terganggu
(Kapasitas sistim Kesehatan fokus pada COVID, Pelayanan
Posyandu tertunda karena social distancing)
▪ Penurunan budget untuk pelayanan Kesehatan dasar
non-Covid
(Sumber nasional dan sub-nasional dialokasikan untuk COVID)
33. Rekomendasi
▪ Edukasi dan konseling untuk konsumsi makanan bergizi
seimbang, makanan mengandung zat besi (tidak diet yang salah)
▪ Pemberian Tablet Tambah Darah (dibagikan melalui sekolah) atau
fasilitas kesehatan (Puskesmas, Pustu, Posyandu, klinik, apotik)
– selama masa pandemik mengikuti protokol Kesehatan – social
distancing
▪ Kampanye dan komunikasi perubahan perilaku untuk cegah
anemia bagi remaja dan wanita usia subur – social media
▪ Pelayanan di fasilitas kesehatan tetap berjalan, dan menjadi
rujukan bila remaja/wanita usia subur mengalami gangguan
Kesehatan
▪ Monitor pemberian TTD – kartu kepatuhan?
▪ Alokasi dana dalam pelayanan Kesehatan remaja –
kerjasama lintas sektor