Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan kebijakan kurikulum darurat untuk satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas kepada satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan mempertimbangkan penyederhanaan kompetensi inti dan dasar serta disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah dan satuan pendidikan. Tujuannya
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Kebijakan kurikulum pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus
1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kebijakan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus
16 SEPTEMBER 2020
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
2. SURAT EDARAN MENDIKBUD NOMOR 4 TAHUN 2O2O
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease (Covid- 19)
Belajar Dari Rumah (BDR): pembelajaran jarak jauh (daring/luring):
• untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk
kenaikan kelas maupun kelulusan.
• materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang
pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik
• aktivitas dan penugasan à bervariasi (daerah, satuan pendidikan, peserta
didik)
• sesuai minat dan kondisi masing-masing (mempertimbangkan kesenjangan
akses/ fasilitas)
3. Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020
• Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan
harus memperhatikan ketercapaian kompetensi
peserta didik pada satuan pendidikan dalam
kondisi khusus
• Satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat
menggunakan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik
4. Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020
Satuan Pendidikan pada PAUD, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah yang berada
pada daerah yang ditetapkan sebagai daerah
dalam Kondisi Khusus oleh Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah dapat melaksanakan
Kurikulum sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran bagi Peserta Didik.
5. Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020
• Dalam hal penetapan Kondisi Khusus dicabut oleh
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah maka
pelaksanaan Kurikulum pada Kondisi Khusus tetap
dilanjutkan sampai dengan berakhirnya tahun ajaran.
• Ketentuan pemenuhan beban kerja minimal 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu
dikecualikan bagi pendidik pada Satuan Pendidikan
dalam Kondisi Khusus.
6. Tujuan Pelaksanaan Kurikulum Pada Kondisi
Khusus
Pelaksanaan Kurikulum pada Kondisi Khusus
bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi Satuan
Pendidikan untuk menentukan Kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran Peserta Didik.
7. Satuan Pendidikan pada Kondisi Khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat:
1. tetap mengacu pada Kurikulum nasional yang selama ini dilaksanakan oleh
Satuan Pendidikan;
2. Kurikulum nasional untuk PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah yang berbentuk sekolah menengah atas dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang
ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan; atau kurikulum nasional untuk pendidikan menengah yang
berbentuk sekolah menengah kejuruan dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi.
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri
8. Satuan Pendidikan dalam kondisi
khusus tidak diwajibkan untuk
menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas atau
kelulusan.
9. § KD yang diacu adalah Keputusan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk
Sekolah Menengah Atas untuk Kondisi Khusus
§ Pembelajaran dalam kondisi khusus yang dilaksanakan
dengan metode pembelajaran jarak jauh, penerapan
kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) dapat membantu
sekolah merancang perangkat ajar untuk memfasilitasi PJJ.
Kurikulum pada Kondisi Khusus
10. Kurikulum pada Kondisi Khusus
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/kompetensi-inti-kompetensi-dasar-pada-kurikulum-2013-pada-paud-
dikdas-dan-dikmen-berbentuk-sekolah-menengah-atas-untuk-kondisi-khusus/
11.
12. Apa perbedaan yang paling menonjol antara kurikulum
nasional dan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)?
§ Perbedaan yang paling menonjol adalah pada jumlah KD yang dijabarkan.
Analisis KD dalam upaya penyederhanan kurikulum menghasilkan
pengurangan jumlah KD.
§ Persentase pengurangannya berkisar antara 3% - 75%. Meski jumlah KD
berkurang, jabaran KD pada kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
memastikan kompetensi yang harus tercapai tetap bisa terpenuhi, karena
KD yang dipilih adalah KD yang bersifat prasyarat dan penting.
§ Jabaran KD-KD ini dihasilkan dengan mempertahankan KD yang ada
sebelumnya dan atau dari hasil pengintegrasian beberapa KD dan atau hasil
reformulasi KD dengan mempertimbangkan cakupan dan ruang lingkup
untuk memudahkan pelaksanaan pembelajarannya di dalam kondisi khusus.
13. Untuk guru-guru yang sudah membuat RPP, apakah perlu disesuaikan
lagi dengan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) ini?
• Tergantung kebijakan sekolah. Jika sekolah memutuskan
memilih untuk melaksanakan pembelajaran merujuk pada
KD kurikulum darurat (dalam kondisi khusus), maka guru
yang telah menyusun RPP perlu meninjau kembali
kesesuaian KD pada RPP dengan KD pada kurikulum
darurat (dalam kondisi khusus).
• Penyusunan RPP tidak perlu dilakukan dari awal, hanya
perlu melakukan penyesuaian diperkuat dengan hasil
asesmen diagnostik.
14. Prinsip
Pembelajaran
§ Aktif
§ Relasi sehat antar pihak yang terlibat
§ Inklusif
§ Keragaman budaya
§ Berorientasi sosia
§ Berorientasi pada masa depan
§ Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Peserta
Didik
§ Menyenangkan
15. Pembelajaran
§ Pembelajaran diawali dengan Asesmen Diagnostik.
Contoh
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/modul-
asesmen-diagnosis-diawal-pembelajaran/
§ Peserta Didik yang perkembangan atau hasil belajarnya
paling tertinggal berdasarkan hasil Asesmen Diagnostik,
diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.
§ Pembelajaran dalam Kondisi Khusus dilaksanakan secara
kontekstual dan bermakna dengan menggunakan berbagai
strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Peserta
Didik, Satuan Pendidikan, dan daerah serta memenuhi
prinsip pembelajaran.
https://bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id/ti
ngkat-sd-modul-belajar-literasi-numerisasi/
16. Asesmen
§ Valid yaitu Asesmen menghasilkan informasi yang sahih mengenai
pencapaian Peserta Didik
§ Reliabel yaitu Asesmen menghasilkan informasi yang
konsistendan dapat dipercaya tentang pencapaian Peserta Didik
§ Adil yaitu Asesmen yang dilaksanakan tidak merugikan Peserta
Didik tertentu
§ Fleksibel yaitu Asesmen yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan Peserta Didik dan Satuan Pendidikan
§ Otentik yaitu Asesmen yang terfokus pada capaian belajar Peserta
Didik dalam konteks penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari
§ Terintegrasi yaitu Asesmen dilaksanakan sebagai bagian integral
dari pembelajaran sehingga menghasilkan umpan balik yang
berguna untuk memperbaiki proses dan hasil belajar Peserta Didik
17. Penyederhanaan Kurikulum Secara Mandiri
§ Prinsip (mudah diajarkan, mudah dipelajari, dan mudah
dilaksanakan/diaplikasikan)
§ Kriteria (penting, relevan, keterpakaian tinggi)
§ Prioritas (KD prasyarat, kd bebas atau pararel yang
keterpakainnya tinggi, KD kompleks/bersyarat)
18. Contoh Rasional Penyederhanaan KD Matematika
No Domain
Konten
Kompetensi Dasar Pengetahuan dan
Keterampilan Berdasarkan Permendikbud No
37 Tahun 2018
Ruang Lingkup
Materi
Usulan
Penyederhanan
Kompetensi Dasar
Ket.
1 Bilangan 3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai
dengan 99 sebagai banyak anggota suatu
kumpulan objek
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan
99 yang bersesuaian dengan banyak anggota
kumpulan objek yang disajikan
Makna Bilangan
Cacah
Dipertahankan tetapi
direformulasi melalui
penggabungan
beberapa KD dengan
cakupan sampai
dengan 50
Merupakan KD
prasyarat (pre-
requisite) untuk KD
selanjutnya
2 Bilangan 3.2 Menjelaskan bilangan sampai dua angka
dan nilai tempat penyusun lambang
bilangan menggunakan kumpulan benda
konkret serta cara membacanya
4.2 Menuliskan lambang bilangan sampai dua
angka yang menyatakan banyak anggota
suatu kumpulan objek dengan ide nilai
tempat
Nilai Tempat
Bilangan
Dipertahankan tetapi
direformulasi melalui
penggabungan
beberapa KD dengan
cakupan sampai
dengan 50
Merupakan KD
prasyarat (pre-
requisite) untuk KD
selanjutnya 1
19. 3 Bilangan 3.3 Membandingkan dua bilangan sampai dua
angka dengan menggunakan kumpulan benda-
benda konkret
4.3 Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua
angka dari bilangan terkecil ke bilangan
terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan
kumpulan benda-benda konkret
Membandingk
an dan
Mengurutkan
Bilangan
Cacah
Dipertahankan tetapi
direformulasi dengan
cakupan sampai dengan
50
Merupakan KD
prasyarat (pre-requisite)
untuk KD selanjutnya
4 Bilangan 3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan
dan pengurangan bilangan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 99 dalam
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
penjumlahan dan Pengurangan
4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-
hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 99
Penjumlahan
dan
Pengurangan
Bilangan
Cacah
Dipertahankan tetapi
direformulasi dengan
cakupan sampai 20 dan
disetarakan dengan CP
Merupakan KD esensial
5 Aljabar 3.5 Mengenal pola bilangan yang berkaitan
dengan kumpulan benda/gambar/gerakan atau
Lainnya
4.5 Memprediksi dan membuat pola bilangan
yang berkaitan dengan kumpulan
benda/gambar/ gerakan atau lainnya
Pola Bilangan Dipertahankan tetapi
direformulasi dengan
cakupan pola bilangan
dan pola bangun
geometris serta
direposisi setelah
pembelajaran bangun
datar dan bangun ruang
Merupakan KD
pengembangan yang
penting untuk melatih
kemampuan bernalar
siswa (reasoning)
20. 6 Geometri 3.6. Mengenal bangun ruang dan bangun
datar dengan menggunakan berbagai
benda konkret
4.6. Mengelompokkan bangun ruang dan
bangun datar berdasarkan sifat tertentu
dengan menggunakan berbagai benda
konkret
Bangun Ruang dan
Bangun Datar
Dipertahankan Merupakan KD esensial yang
relevan
7 Geometri 3.7 Mengidentifikasi bangun datar yang
dapat disusun membentuk pola
pengubinan
4.7 Menyusun bangun-bangun datar untuk
membentuk pola pengubinan
Bangun Datar Dihapus Tidak terlalu esensial untuk
dipelajari siswa, bukan
merupakan KD prasyarat
(pre-requisite) tetapi KD
pengembangan
8 Pengukuran 3.8 Mengenal dan menentukan panjang dan
berat dengan satuan tidak baku
menggunakan benda/situasi konkret
4.8 Melakukan pengukuran panjang dan
berat dalam satuan tidak baku dengan
menggunakan benda/situasi konkret
Panjang dan Berat
dengan Satuan
Tidak Baku
Dipertahankan Merupakan KD prasyarat
(pre-requisite)
9 Pengukuran 3.9 Membandingkan panjang, berat,
lamanya waktu, dan suhu menggunakan
benda/ situasi konkret
4.9 Mengurutkan benda/kejadian/ keadaan
berdasarkan panjang, berat, lamanya
waktu, dan suhu
Panjang, Berat,
Waktu, dan Suhu
Dipertahankan Sangat kontekstual dan
merupakan KD esensial serta
relevan atau setara dengan
CP
21. Contoh Penyederhanaan KD Matematika
KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN
3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 50 dan
nilai tempat penyusun lambang bilangan menggunakan
kumpulan benda konkret serta cara membacanya
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 50 yang menyatakan
banyak anggota suatu kumpulan objek dengan ide nilai tempat
3.2 Membandingkan dua bilangan cacah sampai dengan 50
menggunakan kumpulan benda-benda konkret
4.2 Mengurutkan bilangan-bilangan cacah sampai dengan 50 dari
bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan
menggunakan kumpulan benda-benda konkret
3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai
dengan 20 dalam kehidupan sehari-hari dengan cara
membilang
4.3 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan
bilangan cacah sampai dengan 20
3.4 Mengenal bangun ruang dan bangun datar dengan
menggunakan berbagai benda konkret
4.4 Mengelompokkan bangun ruang dan bangun datar berdasarkan
sifat tertentu dengan menggunakan berbagai benda konkret
3.5 Mengenal dan menjelaskan pola bilangan dan pola barisan
bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau
benda konkret
4.5 Memprediksi dan membuat pola bilangan dan pola barisan
bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau benda
konkret
3.6 Mengenal dan menentukan panjang dan berat dengan
satuan tidak baku menggunakan benda/situasi konkret
4.6 Melakukan pengukuran panjang dan berat dalam satuan tidak
baku dengan menggunakan benda/situasi konkret
3.7 Membandingkan panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu
menggunakan benda/situasi konkret
4.7 Mengurutkan benda/kejadian/keadaan berdasarkan panjang,
berat, lamanya waktu, dan suhu
Berdasarkan penyederhanaan KD dapat diketahui bahwa terdapat pengurangan 9 KD pengetahuan menjadi 7 KD
pengetahuan dan 9 KD keterampilan menjadi 7 KD keterampilan untuk muatan pelajaran Matematika di kelas 1 SD atau
terdapat pengurangan jumlah KD dari 18 KD menjadi 14 KD
22. RPP Mengacu pada Kurikulum yang
dikembangkan Mandiri
§ KD yang diacu adalah kompetensi dasar hasil penyederhanan secara
mandiri
§ Pertimbangan dalam menyederhanakan secara mandiri, perlu
mempertimbangkan
a. Pemetaan kompetensi dasar prasyarat pada satu mata pelajaran;
b. Pemetaan kompetensi dasar esensial pada satu mata pelajaran;
c. Pengelompokan kompetensi dasar dalam kelompok aspek dan ruang
lingkup dan/atau kelompok kompetensi yang sama pada satu mata
pelajaran; dan
d. Penyesuaian lingkup materi dan strategi atau desain pembelajaran
dengan mempertimbangkan pencapaian kompetensi
23. Asesmen Diagnostik
§ Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan
secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, keiemahan peserta didik, sehingga
pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan
kompetensi dan kondisi peserta didik.
24. Asesmen Diagnosis
§ Proses sistematis untuk mengumpulkan data siswa
yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan
yang dihadapi dalam belajar.
§ Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas
sesuai dengan kenyataan objektif.
25. MANFAAT ASESMEN DIAGNOSTIK (Brummitt, 2020)
• Merencanakan
Pembelajaran
yang efisien.
25
Provide
information to
individualize
instruction
Create a
baseline for
assessing
future
learning.
to plan
meaningful
and
efficient
instruction.
• Memperoleh
informasi yang
lengkap tentang
siswa (kelebihan,
kesulitan) belajar.
• Merancang
baseline utk
Asesmen bekajar
lebih lanjut
26. TES DIAGNOSTIK ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL:
2) Untuk
mengidentifikasi
kelemahan
peserta didik
sebagai dasar
interpretasi
dalam
memberikan
tindak lanjut.
ASESMEN
AWAL :
1) untuk
mengetahui
kesulitan
belajar yang
dihadapi peserta
didik, termasuk
kesalahan
pemahaman
konsep, saat
Belajar di Rumah
(BDR)
26
MAPEL
DI KELAS MANA
SAJA?