SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
1
PERENCANAAN POROS PISAU
MESIN PEMARUT KELAPA
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Elemen Mesin
yang dibina oleh Bapak Siswanto
Oleh :
Arif Ahmad Zaini (120511427417)
Bangkit Dwi Prakosa (120514427423)
Mochamad Afit Muflich (120511403282)
Muhamad Cholid Al Abit (209511424821)
Rizqiana Yogi C (120511427455)
Yoga Prasetyo Widodo (120511427443)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
April 2014
2
Poros merupakan salah satu komponen terpenting dari suatu mesin yang
membutuhkan putaran dalam operasinya. Secara umum poros digunakan untuk
meneruskan daya dan putaran.
1.1. Jenis-Jenis Poros
A. Poros transmisi
Beban berupa momen puntir dan momen lentur. Daya dapat
ditransmisikan melalui kopling, roda gigi, belt, rantai, dll.
B. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, misalnya poros utama mesin
perkakas dengan beban utama berupa puntiran. Deformasi yang terjadi
harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
C. Gandar
Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang tidak boleh berputar. Gandar
hanya menerima beban lentur, dan menerima beban puntir hanya jika
digerakkan oleh penggerak mula.
3
Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan menjadi poros lurus umum,
poros engkol, poros luwes, dll.
1.2. Hal Penting Dalam Perencanaan Poros
A. Kekuatan Poros
Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menahan beban-
beban pada poros, seperti beban poros transmisi yang meliputi beban puntir,
lentur, gabungan puntir dan lentur, beban tarikan atau tekan (misal : poros
baling-baling kapal, turbin). Selain itu juga untuk menahan kelelahan,
tumbukan, konsentrasi tegangan seperti pada poros bertingkat dan beralur
pasak.
B. Kekakuan Poros
Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menerima beban
lentur atau defleksi akibat pntiran yang lebih besar.
C. Putaran Kritis
Sebuah poros harus direncanakan sehingga putaran kerja lebih kecil
dari putaran kritisnya. Putaran kritis adalah getaran luar biasa yang
ditimbulkan oleh dinaikkannya putaran pada suatu mesin.
D. Korosi
Perlindungan terhadap korosi untuk kekuatan dan daya tahan terhadap
beban.
E. Bahan Poros
Disesuaikan dengan kondisi operasi. Baja konstruksi mesin, baja
paduan dengan pengerasan kulit tahan terhadap keausan, baja krom, nikel,
baja krom molibden dll.
4
Standard diameter poros transmisi 25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5
mm 60 s/d 110 mm dengan kenaikan 10 mm 110 s/d 140 mm dengan
kenaikan 15 mm 140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm
1.3. Poros dengan Beban Puntir
Jika poros yang akan direncanakan hanya mendapat beban berupa torsi
seperti pada poros motor dengan sebuah kopling, maka diameter poros tersebut
dapat lebih kecil daripada diameter yang dibayangkan.
A. Daya yang ditransmisikan (P = kW) dan putaran poros (n = rpm)
B. Faktor koreksi (𝑓𝑐)
Daya yang akan ditransmisikan 𝒇 𝒄
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya normal
Daya maksimum yang diperlukan
0,8-1,2
1,0-1,5
1,2-2,0
C. Daya Rencana
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑃 (π‘˜π‘Š)
Jika daya dalam satuan daya kuda (HP) maka harus dikalikan dengan
0,735.
D. Momen Puntir Rencana
𝑇 = 9,74 𝑋 105
𝑋
𝑃𝑑
𝑛
(π‘˜π‘”π‘šπ‘š)
E. Bahan Poros, Kekuatan Tarik, dan Faktor Keamanan
1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik (𝜎 𝐡)
Standar dan
Macam
Lambang Perlakuan
Panas
Kekuatan
Tarik
π’Œπ’ˆ
π’Žπ’Ž 𝟐
Keterangan
Baja karbon
konstruksi
mesin (JIS G
4501)
S30C
S35C
S40C
S45C
S50C
S55C
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
48
52
55
58
62
66
Batang baja
dengan
S35C-D
S45C-D
-
-
53
60
Ditarik dingin, digerinda,
dibubut, atau gabungan
5
difinis tinggi S55C-D - 72 antara hal-hal tersebut
2. Faktor Keamanan
𝑆𝑓1 untuk faktor keamanan terhadap kelelahan puntir, sedangkan 𝑆𝑓2
untuk faktor keamanan karena pengaruh konsentrasi tegangan jika poros
diberi alur pasak atau dibuat bertangga. Harga 𝑆𝑓1 adalah 5,6 untuk
bahan SF, dan 6,0 untuk bahan S-C. Sedangkan harga 𝑆𝑓2 adalah 1,3-3,0.
F. Tegangan Geser yang Diizinkan
𝜏 π‘Ž =
𝜎 𝐡
𝑆𝑓1. 𝑆𝑓2
π‘˜π‘”
π‘šπ‘š2
G. Faktor Koreksi dan Faktor Lenturan
1. Faktor Koreksi untuk Momen Puntir (Kt)
Beban yang Dikenakan Kt
Halus
Sedikit kejutan/tumbukan
Kejutan/tumbukan besar
1,0
1,0-1,5
1,5-3,0
2. Faktor Lenturan (Cb)
Jika diperkurakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka
dapat digunakan Cb dengan harga 1,2-2,3. Jika diperkirakan tidak ada
beban lentur maka dapat memakai harga 1,0.
H. Diameter Poros
𝑑 𝑠 =
5,1
𝜏 π‘Ž
. 𝐾𝑑. 𝐢𝑏 . 𝑇
3
I. Jari-Jari Filet dari Poros Bertangga, Ukuran Pasak, dan Alur Pasak.
π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 =
𝐷 βˆ’ 𝑑 𝑠
2
(π‘šπ‘š)
J. Faktor Konsentrasi Tegangan
1. Pada poros bertangga (Ξ²)
π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑
𝑑 𝑠
2. Pada pasak (Ξ±)
𝛼 =
π‘Ÿ
𝑑 𝑠
K. Tegangan Geser
6
𝜏 = 5,1
𝑇
(𝑑 𝑠)3
L. Dibandingkan
∴ 𝜏 π‘Ž. 𝑆𝑓2 β‰₯ 𝜏. 𝐢𝑏 . 𝐾𝑑
Jika tidak sesuai, maka perhitungan kembali ke langkah (H). diameter
poros, bahan poros, jari-jari filet poros bertangga, ukuran pasak, serta alur
pasak dapat diperbesar.
2.1. Poros dengan Beban Lentur Murni
A. Beban Statis pada Gandar (W→ kg), Jarak Telapak Roda (g→mm),
Jarak Bantalan Radial (j→mm), Tinggi Titik Berat (H→mm),
Kecepatan Kerja Maksimal (V→
π‘˜π‘š
𝑕
), Jari-Jari Telapak Roda (r→mm).
B. Momen pada Tumpuan Roda karena Beban Statis
𝑀1 =
𝑗 βˆ’ 𝑔
4
. π‘Š (π‘˜π‘”π‘šπ‘š)
C. Beban Tambahan karena Getaran Vertikan dibanding Beban Statis (𝛼 𝑣)
dan Beban Horisontal dibanding Beban Statis pada Gandar (𝛼 𝐿).
Kecepatan Kerja Maksimal
π’Œπ’Ž
π’‹π’‚π’Ž
𝜢 𝒗 𝜢 𝑳
< 120
120-160
160-190
190-210
0,4
0,5
0,6
0,7
0,3
0,4
0,4
0,5
D. Momen pada Tumpuan Roda karena Gaya Vertikal Tambahan
𝑀2 = 𝜢 𝒗. 𝑴 𝟏(π’Œπ’ˆπ’Žπ’Ž)
E. Jarak Titik Tengah Bantalan ke Ujung Luar Naf Roda (a) dan Panjang
Naf Roda (l)
F. Beban Horisontal (P), Beban pada Bantalan akibat Beban Horisontal
(Qo), dan Beban pada Telapak Roda karena Beban Horisontal (Ro).
𝑃 = 𝜢 𝑳. 𝑾 (π’Œπ’ˆ)
𝑄 π‘œ = 𝑃
𝑕
𝑗
β†’ π‘˜π‘”
𝑅 π‘œ =
𝑃 (𝑕 + π‘Ÿ)
𝑔
β†’ π‘˜π‘”
7
G. Momen Lentur pada Naf Tumpuan Roda Bagian Dalam Karena Beban
Horisontal.
𝑀3 = 𝑃. π‘Ÿ + 𝑄 π‘œ π‘Ž + 𝑙) βˆ’ 𝑅 π‘œ π‘Ž + 𝑙) βˆ’
𝑗 βˆ’ 𝑔
2
H. Macam, Pemakaian, Bahan, Perlakuan Panas dari Roda, Tegangan
Lentur yang Diizinkan menurut Macam Roda (𝜎 π‘Šπ‘ ), Faktor Tambahan
untuk Tegangan menurut Pemakaian Roda (m).
Bahan Gandar
𝝈 𝑾𝒃
π’Œπ’ˆ
π’Žπ’Ž 𝟐
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4
10,0
10,5
11,0
15,0
Pemakaian Gandar m
Gandar Pengikut (tidak termasuk gandar dengan rem
cakram)
Gandar yang digerakkan; ditumpu pada ujungnya
Gandar yang digerakkan ; lenturan silang
Gandar yang digerakkan ; lenturan terbuka
1,0
1,1-1,2
1,1-1,2
1,2-1,3
I. Diameter Tumpuan Roda
𝑑 𝑠 =
10,2
𝜎 π‘Šπ‘
. π‘š(𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3)
3
J. Tegangan Lentur pada Tumpuan Roda Bagian dalam Naf Roda
πœŽπ‘ =
10,2. π‘š(𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3)
(𝑑 𝑠)3
β†’
π‘˜π‘”
π‘šπ‘š2
K. Faktor Keamanan Kelelahan
𝑛 =
𝜎 π‘Šπ‘
πœŽπ‘
L. Dibandingkan
∴ n β‰₯ 1
2.2. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur
A. Daya yang ditransmisikan (P = kW) dan putaran poros (n = rpm)
8
B. Faktor koreksi (𝑓𝑐)
Daya yang akan ditransmisikan 𝒇 𝒄
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya normal
Daya maksimum yang diperlukan
0,8-1,2
1,0-1,5
1,2-2,0
C. Daya Rencana
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑃 (π‘˜π‘Š)
Jika daya dalam satuan daya kuda (HP) maka harus dikalikan dengan
0,735.
D. Momen Rencana
𝑇 = 9,74 𝑋 105
𝑋
𝑃𝑑
𝑛
(π‘˜π‘”π‘šπ‘š)
E. Keadaan Beban
F. Perhitungan Beban Vertikal dan Horisontal
G. Gaya Reaksi Engsel
𝑅 𝐻1 =
𝐻1 𝑏 + 𝑐) + 𝐻2(𝑐)
π‘Ž + 𝑏 + 𝑐
𝑅 𝐻2 = 𝐻1 + 𝐻2 βˆ’ 𝑅 𝐻1
𝑅 𝑉1 =
𝑉1 𝑏 + 𝑐) + 𝑉2(𝑐)
π‘Ž + 𝑏 + 𝑐
𝑅 𝑉2 = 𝑉1 + 𝑉2 βˆ’ 𝑅 𝑉1
9
H. Gambar Bidang Momen Lentur
𝑀 𝐻1 = 𝑅 𝐻1. π‘Ž
𝑀 𝐻2 = 𝑅 𝐻2. 𝑐
𝑀 𝑉1 = 𝑅 𝑉1. π‘Ž
𝑀 𝑉2 = 𝑅 𝑉2. 𝑐
I. Momen Lentur Gabungan
𝑀1 = (𝑀 𝐻1)2 + (𝑀 𝑉1)2
𝑀2 = (𝑀 𝐻2)2 + (𝑀 𝑉2)2
𝑀1: 𝑀2 β†’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ = 𝑀
M. Bahan Poros, Kekuatan Tarik, dan Faktor Keamanan
1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik (𝜎 𝐡)
Standar dan
Macam
Lambang Perlakuan
Panas
Kekuatan
Tarik
π’Œπ’ˆ
π’Žπ’Ž 𝟐
Keterangan
Baja karbon
konstruksi
mesin (JIS G
4501)
S30C
S35C
S40C
S45C
S50C
S55C
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
Penormalan
48
52
55
58
62
66
Batang baja
dengan
difinis tinggi
S35C-D
S45C-D
S55C-D
-
-
-
53
60
72
Ditarik dingin, digerinda,
dibubut, atau gabungan
antara hal-hal tersebut
2. Faktor Keamanan
𝑆𝑓1 untuk faktor keamanan terhadap kelelahan puntir, sedangkan 𝑆𝑓2
untuk faktor keamanan karena pengaruh konsentrasi tegangan jika poros
diberi alur pasak atau dibuat bertangga. Harga 𝑆𝑓1 adalah 5,6 untuk
bahan SF, dan 6,0 untuk bahan S-C. Sedangkan harga 𝑆𝑓2 adalah 1,3-3,0.
N. Tegangan Geser yang Diizinkan
𝜏 π‘Ž =
𝜎 𝐡
𝑆𝑓1
. 𝑆𝑓2
π‘˜π‘”
π‘šπ‘š2
O. Faktor Koreksi Lenturan dan Puntiran
10
1. Faktor Koreksi Lenturan (Km)
Beban yang Dikenakan Kt
Momen lentur tetap
Tumbukan ringan
Tumbukan berat
1,5
1,5-2,0
2,0-3,0
2. Faktor Koreksi Puntiran (Kt)
Beban yang Dikenakan Kt
Halus
Sedikit kejutan/tumbukan
Kejutan/tumbukan besar
1,0
1,0-1,5
1,5-3,0
P. Diameter Poros
𝑑 𝑠 =
5,1
𝜏 π‘Ž
(𝐾 π‘š . 𝑀)2 + (𝐾𝑑. 𝑇)2
3
Q. Jari-Jari Filet dari Poros Bertangga, Ukuran Pasak, dan Alur Pasak.
π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 =
𝐷 βˆ’ 𝑑 𝑠
2
(π‘šπ‘š)
R. Faktor Konsentrasi Tegangan
3. Pada poros bertangga (Ξ²)
π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑
𝑑 𝑠
4. Pada pasak (Ξ±)
𝛼 =
π‘Ÿ
𝑑 𝑠
S. Tegangan Geser
𝜏 = 5,1
𝑇
(𝑑 𝑠)3
T. Dibandingkan
∴ 𝜏 π‘Ž. 𝑆𝑓2 β‰₯ 𝜏. 𝛼
Jika tidak sesuai, maka perhitungan kembali ke langkah (P). diameter
poros, bahan poros, jari-jari filet poros bertangga, ukuran pasak, serta alur
pasak dapat diperbesar.
11
10 mm 25 mm
25 mm
RBV
RAV
A
B
V1 = 20 kg V2 = 10 kg
C
D
Contoh Soal:
Diketahui sebuah mesin pemarut kelapa dengan daya motor 10 Kw,
dengan putaran 1500 rpm. Hitung berapa diameter poros tersebut.
Jawab:
1) 𝑝 = 10 π‘˜π‘€, 𝑛 = 1500 π‘Ÿπ‘π‘š
2) 𝑓𝑐 = 1,2
3) 𝑝𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑝
= 1,2 . 10 π‘˜π‘€
= 12 π‘˜π‘€
4) Momen rencana T
𝑇 = 9,75 Γ— 105
𝑝𝑑
𝑛
= 9,75 Γ— 105
12
1500
= 7800 π‘˜π‘”π‘šπ‘š
5)
𝑀𝐡 = 0
𝑅 𝐴𝑉 =
𝑉1 π‘₯ 55 ) + 𝑉2 π‘₯ 25)
60
𝑅 𝐴𝑉
V1 = 10 kg
V1 = 20 kg
𝑅 𝐡𝑉
5 mm
5 mm
5 mm 5 mm 25 mm 25 mm
A BCD
12
=
20 π‘₯ 55 ) + 10 π‘₯ 25 )
60
=
1350
60
= 22.5 π‘˜π‘”
𝑅 𝐡𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 βˆ’ 𝑅𝐴𝑉
= 30 βˆ’ 22.5
= 7.5 π‘˜π‘”
6) Menghitung beban puntir akibat V pada puli A dan Pisau B
𝑀𝐴𝑉 = 𝑅 𝐴𝑉 . 𝐴𝐷
= 22.5 π‘₯ 20 π‘šπ‘š
= 450 π‘˜π‘”π‘šπ‘š
𝑀 𝐡𝑉 = 𝑅 𝐡𝑉 . 𝐡𝐷
= 7.5 π‘₯ 25 π‘šπ‘š
= 187.5 π‘˜π‘”π‘šπ‘š
7) 𝑀𝐴 ∢ 𝑀𝐡 β†’ 𝑝𝑖𝑙𝑖𝑕 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ
𝑀𝐴 > 𝑀𝐡 β†’ 450 π‘˜π‘”π‘šπ‘š
8) Pilih bahan S45C πœŽπ‘ = 58 π‘˜π‘”π‘šπ‘š
𝑆𝑓1 = 6 , 𝑆𝑓2 = 2
πœπ‘Ž =
𝜎𝐡
𝑆𝑓1. 𝑆𝑓2
=
58
6.2
= 4,83
π‘˜π‘”
π‘šπ‘š2
9) πΎπ‘š = 2 𝐾𝑑 = 2
10) 𝑑𝑠 β‰₯
5.1
πœπ‘Ž
3
πΎπ‘š. 𝑀)2 + 𝐾𝑑. 𝑇)2
β‰₯
5.1
4.83
3
2 π‘₯ 450)2 + 2 π‘₯ 7800)2
β‰₯ 1,056 . 15625.9399717265
3
β‰₯ 16499.4397216988
3
β‰₯ 25.46 π‘šπ‘š = 28 π‘šπ‘š
13
𝑑𝑠 = 28 π‘šπ‘š
11) Diameter poros bertangga 30 mm
ds = 28, Ukuran pasak 𝑏π‘₯𝑕 = 8π‘₯7
π‘Ÿ
𝑑𝑠
=
0,25
28
= 0.0089, 𝛼 = 3.2
12) 𝜏 =
16
πœ‹π‘‘ 𝑠3
πΎπ‘š. 𝑀)2 𝐾𝑑. 𝑇)2
=
16
3,14 . (28)3
. 15625.9399717265
=
250015.039547624
68929.28
= 3.6 π‘˜π‘”π‘šπ‘šβˆ’2
13) πœπ‘Ž . 𝑆𝑓2 ∢ 𝜏 . 𝛼 β†’ π‘ π‘¦π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–, πœπ‘Ž 𝑆𝑓2 > 𝜏 . 𝛼
4,83 π‘₯ 2 ∢ 3.6 π‘₯ 3.2
9,63 > 11.52 β†’ π‘‡π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–
14) ds diperbesar menjadi 30 mm, D = 35
15) 𝜏 =
16
πœ‹π‘‘ 𝑠3
πΎπ‘š. 𝑀)2 𝐾𝑑. 𝑇)2
=
16
3,14 . (30)3
. 15625.9399717265
=
250015.039547624
84780
= 2.9 π‘˜π‘”π‘šπ‘šβˆ’2
16) πœπ‘Ž . 𝑆𝑓2 ∢ 𝜏 . 𝛼 β†’ π‘ π‘¦π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–, πœπ‘Ž 𝑆𝑓2 > 𝜏 . 𝛼
4,83 π‘₯ 2 ∢ 2.9 π‘₯ 3.2
πŸ—, πŸ”πŸ” > 9.28 β†’ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
Β 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
Β 
Mesin induksi
Mesin induksiMesin induksi
Mesin induksiNovia Putri
Β 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanInstansi
Β 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Charis Muhammad
Β 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
Β 
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14  contoh soal 12.1,9.14  contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1Frederikus Konrad
Β 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanCharis Muhammad
Β 
Statika struktur introduction
Statika struktur introductionStatika struktur introduction
Statika struktur introductiongamayeladhes
Β 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalIffa M.Nisa
Β 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
Β 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
Β 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemCharis Muhammad
Β 
Motor ac
Motor acMotor ac
Motor aclukman_sn
Β 
Tugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullTugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullRidwan Seftiean
Β 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
Β 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
Β 

What's hot (20)

Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
Β 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
Β 
Mesin induksi
Mesin induksiMesin induksi
Mesin induksi
Β 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Β 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Β 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Β 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
Β 
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14  contoh soal 12.1,9.14  contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1
Β 
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - BantalanElemen Mesin 1 - Bantalan
Elemen Mesin 1 - Bantalan
Β 
Statika struktur introduction
Statika struktur introductionStatika struktur introduction
Statika struktur introduction
Β 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
Β 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
Β 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Β 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
Β 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
Β 
Motor ac
Motor acMotor ac
Motor ac
Β 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Β 
Tugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin fullTugas elemen mesin full
Tugas elemen mesin full
Β 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Β 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
Β 

Viewers also liked

2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas22 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiProgram Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiEko Priyanto
Β 
Elemen mesin II
Elemen mesin IIElemen mesin II
Elemen mesin IIAkon Sibocil
Β 
Rancangan perniagaan santan
Rancangan perniagaan santanRancangan perniagaan santan
Rancangan perniagaan santannurAkhma
Β 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
Β 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
Β 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinlombkTBK
Β 
Crank web deflection.a
Crank web deflection.aCrank web deflection.a
Crank web deflection.aFrenki Niken
Β 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Area Pratama
Β 

Viewers also liked (10)

2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas22 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
2 RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas2
Β 
03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk03. Konsep Perancangan Produk
03. Konsep Perancangan Produk
Β 
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiProgram Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Β 
Elemen mesin II
Elemen mesin IIElemen mesin II
Elemen mesin II
Β 
Rancangan perniagaan santan
Rancangan perniagaan santanRancangan perniagaan santan
Rancangan perniagaan santan
Β 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Β 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
Β 
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen MesinMekanika Teknik dan Elemen Mesin
Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
Β 
Crank web deflection.a
Crank web deflection.aCrank web deflection.a
Crank web deflection.a
Β 
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Contoh Laporan Tugas Akhir (TA)
Β 

Similar to 1Pembuatan Poros Mesin Pemarut Kelapa

Elmes ii poros &amp; pasak
Elmes ii   poros &amp; pasakElmes ii   poros &amp; pasak
Elmes ii poros &amp; pasakEtwanSarwuna1
Β 
Perencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaPerencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaAmi_Roy
Β 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakHari Hidayat
Β 
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptpdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptRiskyRahmann
Β 
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxAndriAbjar
Β 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
Β 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxZwingCADAcademy
Β 
79949784 gear-box
79949784 gear-box79949784 gear-box
79949784 gear-boxSyamsul Bahri
Β 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Dava Divos
Β 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
Β 
Tugas elmes ii roda gigi salman cs
Tugas elmes ii roda gigi salman csTugas elmes ii roda gigi salman cs
Tugas elmes ii roda gigi salman csmuhammadkamalw
Β 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniiky
Β 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfAkmalFikri24
Β 
Fauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la odeFauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la odeAndirenaldiAndirenal
Β 

Similar to 1Pembuatan Poros Mesin Pemarut Kelapa (20)

Elmes ii poros &amp; pasak
Elmes ii   poros &amp; pasakElmes ii   poros &amp; pasak
Elmes ii poros &amp; pasak
Β 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
Β 
Bhn ems1
Bhn ems1Bhn ems1
Bhn ems1
Β 
Perencanaan struktur baja
Perencanaan struktur bajaPerencanaan struktur baja
Perencanaan struktur baja
Β 
Makalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan PasakMakalah Poros dan Pasak
Makalah Poros dan Pasak
Β 
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.pptpdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
pdfslide.tips_bantalan-luncur-1.ppt
Β 
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptxPPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
PPT Pertemuan 12_rev_11_9.pptx
Β 
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Pertemuan 9 pesawat angkat ok
Β 
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptxTransmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Transmisi Rantai dan Sprocket.pptx
Β 
79949784 gear-box
79949784 gear-box79949784 gear-box
79949784 gear-box
Β 
Bab 07-poros1
Bab 07-poros1Bab 07-poros1
Bab 07-poros1
Β 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Β 
Tugas elmes ii roda gigi salman cs
Tugas elmes ii roda gigi salman csTugas elmes ii roda gigi salman cs
Tugas elmes ii roda gigi salman cs
Β 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
Β 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
Β 
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
Β 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
Β 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
Β 
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang TunggalBab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Bab ii a Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Β 
Fauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la odeFauji ponzeka dan rahmad la ode
Fauji ponzeka dan rahmad la ode
Β 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas

RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikRizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanRizqiana Yogi Cahyaningtyas
Β 

More from Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (20)

RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
RPP Pengecoran Logam dan Perlakuan Panas1 (rizqiana)
Β 
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan CetakanRPP Pembuatan Inti dan Cetakan
RPP Pembuatan Inti dan Cetakan
Β 
Presentasi Turbin Air
Presentasi Turbin AirPresentasi Turbin Air
Presentasi Turbin Air
Β 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
Β 
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTSLaporan Observasi PLTMH dan PLTS
Laporan Observasi PLTMH dan PLTS
Β 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
Β 
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi PendidikanPortofolio Evaluasi Pendidikan
Portofolio Evaluasi Pendidikan
Β 
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran HidrolikPESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
PESAWAT ANGKAT : Derek Uap, Alat Pengangkat Mobil, dan Kran Hidrolik
Β 
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga ListrikRangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Β 
Laporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum PemesinanLaporan Praktikum Pemesinan
Laporan Praktikum Pemesinan
Β 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
Β 
Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes Presentasi Tes dan Non Tes
Presentasi Tes dan Non Tes
Β 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
Β 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Β 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi KejuruanRencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran_Dasar Kompetensi Kejuruan
Β 
Modul Dasar Otomasi
Modul Dasar OtomasiModul Dasar Otomasi
Modul Dasar Otomasi
Β 
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan MikrometerMakalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Makalah Jangka Sorong dan Mikrometer
Β 
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
KONSEPSI PELAKSANAAN HAM SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN UUD 1945
Β 
Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
Β 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Β 

1Pembuatan Poros Mesin Pemarut Kelapa

  • 1. 1 PERENCANAAN POROS PISAU MESIN PEMARUT KELAPA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Elemen Mesin yang dibina oleh Bapak Siswanto Oleh : Arif Ahmad Zaini (120511427417) Bangkit Dwi Prakosa (120514427423) Mochamad Afit Muflich (120511403282) Muhamad Cholid Al Abit (209511424821) Rizqiana Yogi C (120511427455) Yoga Prasetyo Widodo (120511427443) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN April 2014
  • 2. 2 Poros merupakan salah satu komponen terpenting dari suatu mesin yang membutuhkan putaran dalam operasinya. Secara umum poros digunakan untuk meneruskan daya dan putaran. 1.1. Jenis-Jenis Poros A. Poros transmisi Beban berupa momen puntir dan momen lentur. Daya dapat ditransmisikan melalui kopling, roda gigi, belt, rantai, dll. B. Spindel Poros transmisi yang relatif pendek, misalnya poros utama mesin perkakas dengan beban utama berupa puntiran. Deformasi yang terjadi harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. C. Gandar Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang tidak boleh berputar. Gandar hanya menerima beban lentur, dan menerima beban puntir hanya jika digerakkan oleh penggerak mula.
  • 3. 3 Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan menjadi poros lurus umum, poros engkol, poros luwes, dll. 1.2. Hal Penting Dalam Perencanaan Poros A. Kekuatan Poros Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menahan beban- beban pada poros, seperti beban poros transmisi yang meliputi beban puntir, lentur, gabungan puntir dan lentur, beban tarikan atau tekan (misal : poros baling-baling kapal, turbin). Selain itu juga untuk menahan kelelahan, tumbukan, konsentrasi tegangan seperti pada poros bertingkat dan beralur pasak. B. Kekakuan Poros Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menerima beban lentur atau defleksi akibat pntiran yang lebih besar. C. Putaran Kritis Sebuah poros harus direncanakan sehingga putaran kerja lebih kecil dari putaran kritisnya. Putaran kritis adalah getaran luar biasa yang ditimbulkan oleh dinaikkannya putaran pada suatu mesin. D. Korosi Perlindungan terhadap korosi untuk kekuatan dan daya tahan terhadap beban. E. Bahan Poros Disesuaikan dengan kondisi operasi. Baja konstruksi mesin, baja paduan dengan pengerasan kulit tahan terhadap keausan, baja krom, nikel, baja krom molibden dll.
  • 4. 4 Standard diameter poros transmisi 25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5 mm 60 s/d 110 mm dengan kenaikan 10 mm 110 s/d 140 mm dengan kenaikan 15 mm 140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm 1.3. Poros dengan Beban Puntir Jika poros yang akan direncanakan hanya mendapat beban berupa torsi seperti pada poros motor dengan sebuah kopling, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil daripada diameter yang dibayangkan. A. Daya yang ditransmisikan (P = kW) dan putaran poros (n = rpm) B. Faktor koreksi (𝑓𝑐) Daya yang akan ditransmisikan 𝒇 𝒄 Daya rata-rata yang diperlukan Daya normal Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2 1,0-1,5 1,2-2,0 C. Daya Rencana 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑃 (π‘˜π‘Š) Jika daya dalam satuan daya kuda (HP) maka harus dikalikan dengan 0,735. D. Momen Puntir Rencana 𝑇 = 9,74 𝑋 105 𝑋 𝑃𝑑 𝑛 (π‘˜π‘”π‘šπ‘š) E. Bahan Poros, Kekuatan Tarik, dan Faktor Keamanan 1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik (𝜎 𝐡) Standar dan Macam Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik π’Œπ’ˆ π’Žπ’Ž 𝟐 Keterangan Baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) S30C S35C S40C S45C S50C S55C Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan 48 52 55 58 62 66 Batang baja dengan S35C-D S45C-D - - 53 60 Ditarik dingin, digerinda, dibubut, atau gabungan
  • 5. 5 difinis tinggi S55C-D - 72 antara hal-hal tersebut 2. Faktor Keamanan 𝑆𝑓1 untuk faktor keamanan terhadap kelelahan puntir, sedangkan 𝑆𝑓2 untuk faktor keamanan karena pengaruh konsentrasi tegangan jika poros diberi alur pasak atau dibuat bertangga. Harga 𝑆𝑓1 adalah 5,6 untuk bahan SF, dan 6,0 untuk bahan S-C. Sedangkan harga 𝑆𝑓2 adalah 1,3-3,0. F. Tegangan Geser yang Diizinkan 𝜏 π‘Ž = 𝜎 𝐡 𝑆𝑓1. 𝑆𝑓2 π‘˜π‘” π‘šπ‘š2 G. Faktor Koreksi dan Faktor Lenturan 1. Faktor Koreksi untuk Momen Puntir (Kt) Beban yang Dikenakan Kt Halus Sedikit kejutan/tumbukan Kejutan/tumbukan besar 1,0 1,0-1,5 1,5-3,0 2. Faktor Lenturan (Cb) Jika diperkurakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat digunakan Cb dengan harga 1,2-2,3. Jika diperkirakan tidak ada beban lentur maka dapat memakai harga 1,0. H. Diameter Poros 𝑑 𝑠 = 5,1 𝜏 π‘Ž . 𝐾𝑑. 𝐢𝑏 . 𝑇 3 I. Jari-Jari Filet dari Poros Bertangga, Ukuran Pasak, dan Alur Pasak. π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 = 𝐷 βˆ’ 𝑑 𝑠 2 (π‘šπ‘š) J. Faktor Konsentrasi Tegangan 1. Pada poros bertangga (Ξ²) π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 𝑑 𝑠 2. Pada pasak (Ξ±) 𝛼 = π‘Ÿ 𝑑 𝑠 K. Tegangan Geser
  • 6. 6 𝜏 = 5,1 𝑇 (𝑑 𝑠)3 L. Dibandingkan ∴ 𝜏 π‘Ž. 𝑆𝑓2 β‰₯ 𝜏. 𝐢𝑏 . 𝐾𝑑 Jika tidak sesuai, maka perhitungan kembali ke langkah (H). diameter poros, bahan poros, jari-jari filet poros bertangga, ukuran pasak, serta alur pasak dapat diperbesar. 2.1. Poros dengan Beban Lentur Murni A. Beban Statis pada Gandar (Wβ†’ kg), Jarak Telapak Roda (gβ†’mm), Jarak Bantalan Radial (jβ†’mm), Tinggi Titik Berat (Hβ†’mm), Kecepatan Kerja Maksimal (Vβ†’ π‘˜π‘š 𝑕 ), Jari-Jari Telapak Roda (rβ†’mm). B. Momen pada Tumpuan Roda karena Beban Statis 𝑀1 = 𝑗 βˆ’ 𝑔 4 . π‘Š (π‘˜π‘”π‘šπ‘š) C. Beban Tambahan karena Getaran Vertikan dibanding Beban Statis (𝛼 𝑣) dan Beban Horisontal dibanding Beban Statis pada Gandar (𝛼 𝐿). Kecepatan Kerja Maksimal π’Œπ’Ž π’‹π’‚π’Ž 𝜢 𝒗 𝜢 𝑳 < 120 120-160 160-190 190-210 0,4 0,5 0,6 0,7 0,3 0,4 0,4 0,5 D. Momen pada Tumpuan Roda karena Gaya Vertikal Tambahan 𝑀2 = 𝜢 𝒗. 𝑴 𝟏(π’Œπ’ˆπ’Žπ’Ž) E. Jarak Titik Tengah Bantalan ke Ujung Luar Naf Roda (a) dan Panjang Naf Roda (l) F. Beban Horisontal (P), Beban pada Bantalan akibat Beban Horisontal (Qo), dan Beban pada Telapak Roda karena Beban Horisontal (Ro). 𝑃 = 𝜢 𝑳. 𝑾 (π’Œπ’ˆ) 𝑄 π‘œ = 𝑃 𝑕 𝑗 β†’ π‘˜π‘” 𝑅 π‘œ = 𝑃 (𝑕 + π‘Ÿ) 𝑔 β†’ π‘˜π‘”
  • 7. 7 G. Momen Lentur pada Naf Tumpuan Roda Bagian Dalam Karena Beban Horisontal. 𝑀3 = 𝑃. π‘Ÿ + 𝑄 π‘œ π‘Ž + 𝑙) βˆ’ 𝑅 π‘œ π‘Ž + 𝑙) βˆ’ 𝑗 βˆ’ 𝑔 2 H. Macam, Pemakaian, Bahan, Perlakuan Panas dari Roda, Tegangan Lentur yang Diizinkan menurut Macam Roda (𝜎 π‘Šπ‘ ), Faktor Tambahan untuk Tegangan menurut Pemakaian Roda (m). Bahan Gandar 𝝈 𝑾𝒃 π’Œπ’ˆ π’Žπ’Ž 𝟐 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 10,0 10,5 11,0 15,0 Pemakaian Gandar m Gandar Pengikut (tidak termasuk gandar dengan rem cakram) Gandar yang digerakkan; ditumpu pada ujungnya Gandar yang digerakkan ; lenturan silang Gandar yang digerakkan ; lenturan terbuka 1,0 1,1-1,2 1,1-1,2 1,2-1,3 I. Diameter Tumpuan Roda 𝑑 𝑠 = 10,2 𝜎 π‘Šπ‘ . π‘š(𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3) 3 J. Tegangan Lentur pada Tumpuan Roda Bagian dalam Naf Roda πœŽπ‘ = 10,2. π‘š(𝑀1 + 𝑀2 + 𝑀3) (𝑑 𝑠)3 β†’ π‘˜π‘” π‘šπ‘š2 K. Faktor Keamanan Kelelahan 𝑛 = 𝜎 π‘Šπ‘ πœŽπ‘ L. Dibandingkan ∴ n β‰₯ 1 2.2. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur A. Daya yang ditransmisikan (P = kW) dan putaran poros (n = rpm)
  • 8. 8 B. Faktor koreksi (𝑓𝑐) Daya yang akan ditransmisikan 𝒇 𝒄 Daya rata-rata yang diperlukan Daya normal Daya maksimum yang diperlukan 0,8-1,2 1,0-1,5 1,2-2,0 C. Daya Rencana 𝑃𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑃 (π‘˜π‘Š) Jika daya dalam satuan daya kuda (HP) maka harus dikalikan dengan 0,735. D. Momen Rencana 𝑇 = 9,74 𝑋 105 𝑋 𝑃𝑑 𝑛 (π‘˜π‘”π‘šπ‘š) E. Keadaan Beban F. Perhitungan Beban Vertikal dan Horisontal G. Gaya Reaksi Engsel 𝑅 𝐻1 = 𝐻1 𝑏 + 𝑐) + 𝐻2(𝑐) π‘Ž + 𝑏 + 𝑐 𝑅 𝐻2 = 𝐻1 + 𝐻2 βˆ’ 𝑅 𝐻1 𝑅 𝑉1 = 𝑉1 𝑏 + 𝑐) + 𝑉2(𝑐) π‘Ž + 𝑏 + 𝑐 𝑅 𝑉2 = 𝑉1 + 𝑉2 βˆ’ 𝑅 𝑉1
  • 9. 9 H. Gambar Bidang Momen Lentur 𝑀 𝐻1 = 𝑅 𝐻1. π‘Ž 𝑀 𝐻2 = 𝑅 𝐻2. 𝑐 𝑀 𝑉1 = 𝑅 𝑉1. π‘Ž 𝑀 𝑉2 = 𝑅 𝑉2. 𝑐 I. Momen Lentur Gabungan 𝑀1 = (𝑀 𝐻1)2 + (𝑀 𝑉1)2 𝑀2 = (𝑀 𝐻2)2 + (𝑀 𝑉2)2 𝑀1: 𝑀2 β†’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ = 𝑀 M. Bahan Poros, Kekuatan Tarik, dan Faktor Keamanan 1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik (𝜎 𝐡) Standar dan Macam Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik π’Œπ’ˆ π’Žπ’Ž 𝟐 Keterangan Baja karbon konstruksi mesin (JIS G 4501) S30C S35C S40C S45C S50C S55C Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan Penormalan 48 52 55 58 62 66 Batang baja dengan difinis tinggi S35C-D S45C-D S55C-D - - - 53 60 72 Ditarik dingin, digerinda, dibubut, atau gabungan antara hal-hal tersebut 2. Faktor Keamanan 𝑆𝑓1 untuk faktor keamanan terhadap kelelahan puntir, sedangkan 𝑆𝑓2 untuk faktor keamanan karena pengaruh konsentrasi tegangan jika poros diberi alur pasak atau dibuat bertangga. Harga 𝑆𝑓1 adalah 5,6 untuk bahan SF, dan 6,0 untuk bahan S-C. Sedangkan harga 𝑆𝑓2 adalah 1,3-3,0. N. Tegangan Geser yang Diizinkan 𝜏 π‘Ž = 𝜎 𝐡 𝑆𝑓1 . 𝑆𝑓2 π‘˜π‘” π‘šπ‘š2 O. Faktor Koreksi Lenturan dan Puntiran
  • 10. 10 1. Faktor Koreksi Lenturan (Km) Beban yang Dikenakan Kt Momen lentur tetap Tumbukan ringan Tumbukan berat 1,5 1,5-2,0 2,0-3,0 2. Faktor Koreksi Puntiran (Kt) Beban yang Dikenakan Kt Halus Sedikit kejutan/tumbukan Kejutan/tumbukan besar 1,0 1,0-1,5 1,5-3,0 P. Diameter Poros 𝑑 𝑠 = 5,1 𝜏 π‘Ž (𝐾 π‘š . 𝑀)2 + (𝐾𝑑. 𝑇)2 3 Q. Jari-Jari Filet dari Poros Bertangga, Ukuran Pasak, dan Alur Pasak. π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 = 𝐷 βˆ’ 𝑑 𝑠 2 (π‘šπ‘š) R. Faktor Konsentrasi Tegangan 3. Pada poros bertangga (Ξ²) π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– βˆ’ π‘—π‘Žπ‘Ÿπ‘– 𝑓𝑖𝑙𝑒𝑑 𝑑 𝑠 4. Pada pasak (Ξ±) 𝛼 = π‘Ÿ 𝑑 𝑠 S. Tegangan Geser 𝜏 = 5,1 𝑇 (𝑑 𝑠)3 T. Dibandingkan ∴ 𝜏 π‘Ž. 𝑆𝑓2 β‰₯ 𝜏. 𝛼 Jika tidak sesuai, maka perhitungan kembali ke langkah (P). diameter poros, bahan poros, jari-jari filet poros bertangga, ukuran pasak, serta alur pasak dapat diperbesar.
  • 11. 11 10 mm 25 mm 25 mm RBV RAV A B V1 = 20 kg V2 = 10 kg C D Contoh Soal: Diketahui sebuah mesin pemarut kelapa dengan daya motor 10 Kw, dengan putaran 1500 rpm. Hitung berapa diameter poros tersebut. Jawab: 1) 𝑝 = 10 π‘˜π‘€, 𝑛 = 1500 π‘Ÿπ‘π‘š 2) 𝑓𝑐 = 1,2 3) 𝑝𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑝 = 1,2 . 10 π‘˜π‘€ = 12 π‘˜π‘€ 4) Momen rencana T 𝑇 = 9,75 Γ— 105 𝑝𝑑 𝑛 = 9,75 Γ— 105 12 1500 = 7800 π‘˜π‘”π‘šπ‘š 5) 𝑀𝐡 = 0 𝑅 𝐴𝑉 = 𝑉1 π‘₯ 55 ) + 𝑉2 π‘₯ 25) 60 𝑅 𝐴𝑉 V1 = 10 kg V1 = 20 kg 𝑅 𝐡𝑉 5 mm 5 mm 5 mm 5 mm 25 mm 25 mm A BCD
  • 12. 12 = 20 π‘₯ 55 ) + 10 π‘₯ 25 ) 60 = 1350 60 = 22.5 π‘˜π‘” 𝑅 𝐡𝑉 = 𝑉1 + 𝑉2 βˆ’ 𝑅𝐴𝑉 = 30 βˆ’ 22.5 = 7.5 π‘˜π‘” 6) Menghitung beban puntir akibat V pada puli A dan Pisau B 𝑀𝐴𝑉 = 𝑅 𝐴𝑉 . 𝐴𝐷 = 22.5 π‘₯ 20 π‘šπ‘š = 450 π‘˜π‘”π‘šπ‘š 𝑀 𝐡𝑉 = 𝑅 𝐡𝑉 . 𝐡𝐷 = 7.5 π‘₯ 25 π‘šπ‘š = 187.5 π‘˜π‘”π‘šπ‘š 7) 𝑀𝐴 ∢ 𝑀𝐡 β†’ 𝑝𝑖𝑙𝑖𝑕 π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑀𝐴 > 𝑀𝐡 β†’ 450 π‘˜π‘”π‘šπ‘š 8) Pilih bahan S45C πœŽπ‘ = 58 π‘˜π‘”π‘šπ‘š 𝑆𝑓1 = 6 , 𝑆𝑓2 = 2 πœπ‘Ž = 𝜎𝐡 𝑆𝑓1. 𝑆𝑓2 = 58 6.2 = 4,83 π‘˜π‘” π‘šπ‘š2 9) πΎπ‘š = 2 𝐾𝑑 = 2 10) 𝑑𝑠 β‰₯ 5.1 πœπ‘Ž 3 πΎπ‘š. 𝑀)2 + 𝐾𝑑. 𝑇)2 β‰₯ 5.1 4.83 3 2 π‘₯ 450)2 + 2 π‘₯ 7800)2 β‰₯ 1,056 . 15625.9399717265 3 β‰₯ 16499.4397216988 3 β‰₯ 25.46 π‘šπ‘š = 28 π‘šπ‘š
  • 13. 13 𝑑𝑠 = 28 π‘šπ‘š 11) Diameter poros bertangga 30 mm ds = 28, Ukuran pasak 𝑏π‘₯𝑕 = 8π‘₯7 π‘Ÿ 𝑑𝑠 = 0,25 28 = 0.0089, 𝛼 = 3.2 12) 𝜏 = 16 πœ‹π‘‘ 𝑠3 πΎπ‘š. 𝑀)2 𝐾𝑑. 𝑇)2 = 16 3,14 . (28)3 . 15625.9399717265 = 250015.039547624 68929.28 = 3.6 π‘˜π‘”π‘šπ‘šβˆ’2 13) πœπ‘Ž . 𝑆𝑓2 ∢ 𝜏 . 𝛼 β†’ π‘ π‘¦π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–, πœπ‘Ž 𝑆𝑓2 > 𝜏 . 𝛼 4,83 π‘₯ 2 ∢ 3.6 π‘₯ 3.2 9,63 > 11.52 β†’ π‘‡π‘–π‘‘π‘Žπ‘˜ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘– 14) ds diperbesar menjadi 30 mm, D = 35 15) 𝜏 = 16 πœ‹π‘‘ 𝑠3 πΎπ‘š. 𝑀)2 𝐾𝑑. 𝑇)2 = 16 3,14 . (30)3 . 15625.9399717265 = 250015.039547624 84780 = 2.9 π‘˜π‘”π‘šπ‘šβˆ’2 16) πœπ‘Ž . 𝑆𝑓2 ∢ 𝜏 . 𝛼 β†’ π‘ π‘¦π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–, πœπ‘Ž 𝑆𝑓2 > 𝜏 . 𝛼 4,83 π‘₯ 2 ∢ 2.9 π‘₯ 3.2 πŸ—, πŸ”πŸ” > 9.28 β†’ π‘ π‘’π‘ π‘’π‘Žπ‘–