2. Profil Dosen
2
Ferry Indra Sakti H Sinaga, S.T., M.T.
NIP : 19870221 202012 1 006
Riwayat Pendidikan
S1 Teknik Industri – Institut Teknologi Telkom (2004-
2009)
S2 Teknik Industri – Universitas Indonesia (2016-
2018)
Riwayat Pekerjaan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2009 s.d
2010)
PT Astra Internasional Tbk (2011 s.d. 2016)
Ombudsman Republik Indonesia (2017 s.d. 2020)
Universitas Negeri Medan (2020 s.d. skrng)
3. Materi Kuliah
Pengertian Mutu
Sejarah Mutu
Evolusi Mutu
Dasar Pemikiran Mutu
Budaya Mutu
Gugus Kendali Mutu
Standard ISO 9000
UTS
Total Quality Management
Quality Tools
Sumber Daya Manusia
UAS
Tugas (Project, CJR dan CBR)
3
6. Pengertian Mutu
6
MUTU
Tingkat karakteristik yang melekat pada suatu produk yang
memenuhi preferensi konsumen
PENGENDALIAN MUTU
Usaha untuk menjaga dan mempertahankan kualitas produk agar
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan kebijakan
puncak manajemen
PENJAMINAN MUTU
Seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis bahwa barang atau
jasa memenuhi persyaratan mutu
7. Pengertian Mutu (2)
7
MANAJEMEN MUTU
Filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya
menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam
kegiatan organisasi
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Sistem yang digunakan untuk menetapkan kebijakan oleh manajemen
puncak berkaitan dengan arah organisasinya di bidang mutu dan
sasaran mutu
8. Pengertian Mutu Menurut Ahli
8
JURAN : Mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
CROSBY : Mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
DEMING : Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen
FEIGENBAUM : Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full
customer satisfaction).
ASQC (American Society of Quality Control) : Mutu adalah
karakteristik produk dan feature yang memenuhi kepuasan pelanggan
9. Pengertian Mutu Menurut ISO
9
Mutu adalah kondisi yg sehat utk tujuan atau pemakaian
Mutu adalah keselarasan dengan spesifikasi
Mutu adalah kebebasan dari segala kekurangan
Mutu adalah kepuasan pelanggan
Mutu adalah nilai Pelanggan
Mutu adalah kredibilitas
Mutu adalah kebanggan memiliki
10. Sejarah Mutu
10
Ellias Whitney memperkenalkan
pengendalian mutu pada awal abad
19, dalam bentuk pengecekan barang
yang akan dikirim ke pelanggan dengan
cara memisahkan barang cacat agar
konsumen merasa puas.
•Pendekatan ini disebut sebagai
pengendalian mutu tradisional.
11. Sejarah Mutu (2)
11
Tahun 1924, Dr. Walter Shewhart
memperkenalkan bagan kendali
control (control chart) yang
bermanfaat untuk mengetahui apakah
mutu produk yang dihasilkan berada
pada batas yang dikehendaki,
sehingga inspeksi dilakukan hanya
pada sampel barang dan dapat
mengurangi biaya.
Fungsi pengendalian mutu ini mulai
dikembangkan dalam berbagai
perusahaan.
Merupakan mantan
karyawan AT&T Bells.
Disebut juga dengan
Bapak SPC (Statistical
Process Control)
12. Sejarah Mutu (3)
12
Pada tahun 1950, Dr. W. Edward Deming
memperkenalkan konsep pengendalian
mutu menyeluruh dalam perusahaan.
Deming menekankan pentingnya statistic
control dalam proses produksi dan perbaikan
mutu produksi. Deming memberikan
kontribusi dengan teori “14 Butir Untuk
Manajemen”
Deming (1900-1993) merupakan
orang Amerika yang terkenal
sebagai pemikir dalam bidang
kualitas/mutu. Sangat berperan
dalam recovery Jepang setelah
Perang Dunia II
13. Sejarah Mutu (4)
13
Deming dan Schewart mengembangkan konsep siklus
PDCA (plan-do-check-action).
Plan meliputi iden tifikasi masalah, memperoleh data,
dan mengembangkan rekomendasi.
Do meliputi penerapan solusi berbagai percobaan.
Check berupa pengamatan setelah penerapan untuk
memastikan apakah hasil yang diperoleh sesuai
rencana.
Act melibatkan kegiatan perubahan permanen jika
hasilnya efektif bagi peningkatan atau Kembali pada
kondisi sebelumnya jika penerapannya bermasalah.
Walter Andrew Shewart
(1891-1967)
14. Sejarah Mutu (5)
14
Pada tahun 1961, Dr. A V Feigenbaum
memperkenalkan konsep make it right at the first
time.
Konsep ini akan berkembang dan menjadi salah satu
dasar Total Quality Management (TQM).
Armand Vallin
Feigenbaum
(1920-2014)
15. Sejarah Mutu (6)
15
Pada Tahun 1967, Dr. Kaoru
Ishikawa memperkenalkan
diagram sebab akibat yang
merupakan teknik skematis
yang digunakan untuk
menemukan lokasi yang
mungkin pada permasalahan
kualitas. Diagram Ishikawa
merupakan salah satu alat
dalam “7tools”.
Dr. Kaoru Ishikawa
(1915-1989)
16. Sejarah Mutu (7)
16
Pada tahun 1979, Phillips B. Crosby
menekankan pentingnya pimpinan puncak
untuk menciptakan iklim kerja yang nyaman dan
meyakinkan bahwa mutu adalah misi pokok yang
harus dicapai oleh organisasi.
Dan bahwa karyawan di semua tingkatan dapat
dimotivasi untuk mengejar peningkatan tetapi
motivasi tersebut tidakakan berhasil kecuali
disediakan alat untuk meningkatkannya.
“Quality is the result of a
carefully constructed cultural
environment. It has to be the
fabric of the organization, not
part of the fabric.”
– Philip Bayard Crosby
(1926 – 2001)
17. Sejarah Mutu (8)
17
Pada tahun 1980, Dr. Genichi Taguchi
memperkenalkan model Taguchi.
Taguchi juga memperkenalkan konsep robust
design dan fungsi kehilangan dalam mutu. Konsep
robust design menyebutkan bahwa produk harus
dirancang untuk meningkatkan kinerja dengan
meminimalkan efek dari penyebab variasi tanpa
menghilangkan penyebabnya. Fungsi Kehilangan
mutu menyatakan bahwa setiap produk harus
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, setiap
penyimpangan dalam target merupakan kehilangan.
18. Sejarah Mutu (9)
18
Pada tahun 1987, lahirlah
suatu standar tentang
sistem manajemen mutu
yaitu ISO 9000, Quality
Management System
19. Karakteristik Mutu
19
QUALITY IS COSTUMER VALUE
QUALITY IS S SUBJECTIVE VALUE AND IS THEREFORE
A MOVING TARGET
QUALITY DOES NOT COST QUALITY IMPROVEMENT =
PRODUCTIVITY IMPROVEMENT = PROFIT
IMPROVEMENT
QUALITY CAN ONLY BE PRODUCED WHEN EVERYONE
IN THE ORGANISATION IS INVOLVED
QUALITY CANNOT BE CONTROLLED – PROCESSES
CAN BE CONTROLLED
20. Ciri Kecocokan Penggunaan
20
TEKNOLOGI, Yaitu kekuatan atau daya tahan
PSIKOLOGIS, Yaitu citra rasa atau status
KONTRAKTUAL, Yaitu adanya jaminan
WAKTU, Yaitu kehandalan
ETIKA, Yaitu sopan santun, ramah atau jujur
21. Pentingnya Mutu
21
MANAJEMEN OPERASIONAL
merupakan kebijakan/strategi untuk meningkatkan
daya saing
MANAJEMEN PEMASARAN
Merupakan unsur marketing mix (bauran pemasaran) yaitu
produk, harga, promosi dan saluran distribusi
22. Dimensi Mutu
22
1. Performance (proforma),
berkaitan dengan aspek fungsional
produk
2. Features, ciri-ciri keistimewaan
tambahan atau pelengkap
3. Keandalan (reliability),
karakteristik yang merefleksikan
tingkat keberhasilan penggunaan
produk
4. Konformitas (conformance),
berkaitan dengan tingkat
kesesuaian
5. Daya tahan (durability)
6. Kemampuan pelayanan (service
ability), termasuk disini adalah
kesopanan, kecepatan,
kompetensi,akurasi dsb
7. Estetika (aesthetics), termasuk
disini adalah keindahan,
keelokan,kemulusan dsb
8. Kualitas yang dipersepsikan
(perceived quality),
berkaitan dengan perasaan
pelanggan (menurut garvin)
24. Transcendental Approach
24
Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui,
tetapi sullit didefinisikan dan dioperasionalkan.
Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam seni musik,
drama, seni tari, dan seni rupa.
Selain itu perusahaan dapat mempromosikan produknya
dengan pernyataan-pernyataan seperti tempat berbelanja yang
menyenangkan (supermarket), elegan (mobil), kecantikan wajah
(kosmetik).
Dengan demikian fungsi perencanaan, produksi, dan pelayanan
suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi seperti ini
sebagai dasar manajemen kualitas.
25. Product-based Approach
25
Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik
atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur.
Pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat
menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan
preferensi individual.
26. User-based Approach
26
Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas
tergantung pada orang yang memandangnya dan produk
yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan
produk yang berkualitas tinggi.
Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga
menyatakan bahwa pelanggan yang berbeda memiliki
kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga
kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan
maksimum yang dirasakannya.
27. Manufacturing-based Approach
27
Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama
memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan
pemanukfaturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama
dengan persyaratannya.
Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya bersifat
operation-driven.
Jadi, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang
ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang
menggunakannya.
28. Value-based Approach
28
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Dengan mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga,
kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”.
Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk
yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang
bernilai. Tetapi yang paling bernilai adalah produk/jasa yang
paling tepat dibeli (best-buy).