SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
611
PERAN PEMERINTAH DALAM “MEWUJUDKAN” SOCIAL WELFARE AND
PROTECTION DALAM MENYIKAPI ASEAN SOCIAL-CULTURE COMMUNITY
Anhar Gonggong
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi Unika Atmajaya Jakarta
Abstract
The realization of ASEAN Social Community will soon be implemented. The role of
ASEAN leaders is important in which the principle idea of humanity must be
configured. Meanwhile, the differences of perspectives and opinions among
ASEAN leaders can not be neglected. As a consequence, the key role of
government and the statesmanship of the ASEAN leaders are crucial, so that the
social welfare among ASEAN community can be achieved.
Keywords : Asean, Social-Culture, Community
Pendahuluan
ASEAN sebagai sebuah organisasi
regional telah bertegak-berkembang
seperti adanya sekarang, setelah
melewati perjalanan 42 tahun, 8
Agustus 1967-8 Agustus 2009. Selama
kurun waktu tersebut, ASEAN
melangkahkan geraknya dengan
dukungan dan “kerja keras” dari
pemerintah negara-negara
pendukungnya. Organisasi yang
dibangun oleh negara dan bangsa yang
memiliki sejumlah perbedaan—dari
ideologi sampai tingkat kesejahteraan
ekonomi, dan lingkungan sosial
budaya—dalam usianya yang ke 42
tahun itu, terlepas dari masih adanya
“setuwmpuk” permasalahan yang
dihadapi, telah berhasil menciptakan
proses kehidupan bersama yang
semakin berkembang ke arah
komunitas yang “semakin kuat”. Para
pemimpin negara-negara anggotanya
dalam setiap periode waktu
pemerintahannya, telah memberikan
dukungan yang memperkuat pondasi
bertegaknya organisasi regional ini.
Kita semua tahu, ketika ia
dibentuk pada 8 Agustus 1967 di
Bangkok, Thailand, organisasi ini
beranggotakan 5 negara, yaitu
Philipina, Indonesia, Malaysia,
Singapura, dan Thailand. Secara
ideologis, kelima negara pendiri
ASEAN itu adalah negara “anti
komunisme”. Namun, semua kita juga
tahu bahwa walaupun negara-negara
pendiri organisasi itu anti komunis,
mereka sadar bahwa di antara mereka
pun sebenarnya mempunyai
perbedaan-perbedaan yang bernilai
sensitif yang harus diatasi dengan
sebaik-baiknya.
Seiring dengan perjalanan waktu,
organisasi ini berhasil menyelesaikan
pelbagai persoalan dan berhasil
menciptakan pelbagai kerja bersama
dan menciptakan proyek-proyek
dalam berbagai bidang termasuk
dalam bidang sosial dan budaya.
Hasil-hasil itu mampu membangun—
meminjam Prof. Dr. Dorojatun
Kuntjoro Jakti—“… berhasil
menumbuhkan self confidence (rasa
percaya diri) yang semakin besar di
kalangan anggotanya” (Bashri (ed.),
2003:341). Memang dalam
pertambahan usianya itu, lahir
kesadaran baru yang menghasilkan
kesepakatan bersama yang akan
diwujudkan dan dikembangkan
Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 612
ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429
bersama. Salah satu wujud dari
kesadaran baru di antara pemimpin-
pemimpin ASEAN itu ialah
kesepakatan untuk menciptakan apa
yang dikenal dengan ASEAN
Community (Komunitas ASEAN).
Kesepakatan ini dibuat pada 7
Oktober 2003 melalui Declaration of
ASEAN Concord II (Bali Concord II),
dengan memproklamirkan
pembentukan komunitas ASEAN yang
terdiri dari tiga pilar. Ketiga pilar itu
ialah Komunitas Keamanan ASEAN
(ASEAN Security Community—ASC),
Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN
Economic Community—AEC), dan
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN
(ASEAN Socio-Cultural Community—
ASCC). Ketiga pilar itu sebenarnya
saling terkait dan saling memperkuat
untuk memcapai tujuan bersama demi
menjamin perdamaian, stabilitas, dan
kemakmuran di kawasan Asia
Tenggara. Karena itu, ketiga pilar
pendukung komunitas ASEAN itu
menjadi paradigma baru yang akan
menggerakkan kerjasama ASEAN
menjadi sebuah komunitas dan
identitas baru “yang lebih mengikat”
(Luhulima dan Anwar, 2008:5-6).
Apa yang menarik dari
disepakatinya sebuah bangunan
masyarakat ASEAN di masa depan itu?
Jawabannya, kesadaran baru yang
dibangun di atas rasa percaya diri
yang semakin kuat, untuk
menciptakan “kerjasama yang saling
percaya”, tanpa mengabaikan
kenyataan atas perbedaan yang
sensitif di antara mereka yang
berbentuk etnik, agama, dan ideologi.
Sebagaimana diketahui, dengan
masuknya Vietnam, Laos, dan
Kamboja, maka berarti pula sikap anti
komunis yang ada pada negara-negara
pendiri ASEAN telah mencair. Jadi
dapat dikatakan bahwa persoalan
ideologis “bukanlah” sesuatu yang
tidak dapat “dicairkan” menuju suatu
masyarakat-komunitas ASEAN di masa
depan, pada 2015.
Dengan disepakatinya agenda
untuk menciptakan komunitas ASEAN
pada kurun waktu ¼ abad pertama
dalam abad ke-21 ini, sebenarnya ada
suatu hal yang harus dipikirkan secara
jernih oleh pemerintah negara
anggota ASEAN. Hal itu ialah
terbukanya ruang proses perubahan
orientasi, yaitu dari state-oriented ke
people-oriented. Tentu hal ini sangat
penting, karena walaupun ASEAN
telah berusia 42 tahun, organisasi
regional ini masih kurang dikenal oleh
masyarakatnya sendiri. Menurut
peneliti LIPI :
“Merupakan suatu kenyataan yang
serius bahwa kita perlu membahas
bagaimana cara menjadikan ASEAN
populer di kalangan masyarakat,
terutama di kalangan generasi
muda, karena merekalah yang
akan mewarisi ASEAN, khususnya
apabila menjadi bagian dari
komunitas ASEAN. Pendekatan
people-oriented harus menjadi
bagian dari usaha bersama
pemerintah, kelompok bisnis,
organisasi non-pemerintah dan
masyarakat umum yang dapat ikut
berpartisipasi secara serius”
(Luhulima dan Anwar, 2008:177-
178).”
Dilakukannya perubahan orientasi
itu tidaklah berarti bahwa peranan
negara akan diperlemah. Sama sekali
tidak. Yang hendak dituju dengan
perubahan orientasi itu justru untuk
lebih memperkokoh posiosi ASEAN
sebagai sebuah organisasi yang
diciptakan untuk mewujudkan sebuah
kerjasama agar cita-cita menciptakan
sebuah masyarakat sejahtera dan adil
di kawasan ASEAN, secara berangsur,
segera terwujud.
Sesuai dengan judul yang kita
bahas ini, yaitu peran pemerintah
dalam mewujudkan social welfare and
protection yang dimaksudkan untuk
menyikapi ASEAN Social-Culture
Community, tentu kita perlu melihat
landasan-landasan konstitusional
613 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.7, Juli-Desember 2009
ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429
negara kita dalam kaitannya dengan
social welfare—kesejahteraan sosial
itu. Memang di dalam program
strategis untuk mewujudkan
komunitas ASEAN itu, khususnya
komunitas sosial-budaya ASEAN
(ASCC), terdapat di dalam blueprint-
nya sebagai berikut :
“The primary goal of the ASCC is
to contribute realizing an ASEAN
Community that is people-
oriented and socially responsible
with a view to achieving enduring
solidarity and unity among the
nations and people of ASEAN by
forging a common identity and
building a caring and sharing
society which is inclusive and
harmonious where the wellbeing,
livelihood, and welfare of the
people are enhanced” (ASEAN
Secretariate, 2009:67).
Untuk mewujudkan tujuan itu,
tentu peranan pemerintah masing-
masing negara anggota mempunyai
posisi penting-strategis. Artinya,
kehendak memperkuat kehidupan
rakyat dengan tingkat kesejahteraan
yang lebih baik merupakan salah satu
tugas utama negara melalui
pemerintahannya masing-masing.
Sebagai bekas wilayah bangsa-bangsa
jajahan, kemerdekaan yang telah
puluhan tahun direbut kembali, salah
satu tujuan utamanya adalah
melindungi rakyat, termasuk
melindungi rakyat dari
keterjerumusan kemiskinan. Dengan
demikian, untuk meningkatkan dan
memperkuat kesejahteraan rakyat,
tidak bisa tidak, peran pemerintah
masih sangat besar, termasuk
pemerintah Republik Indonesia.
Dalam konteks negara Republik
Indonesia, peran pemerintah untuk
melaksanakan perwujudan social
welfare and protection
(kesejahteraan sosial) dan programnya
itu harus berdasarkan ketentuan
konstitusi yang menjadi dasar
pegangan kita sebagai bangsa-negara
merdeka dan pendiri ASEAN.
Keterangan lebih lanjut akan
diberikan pada bagian kedua di bawah
ini.
Peran Pemerintah dalam
Mewujudkan Social Welfare and
Protection
Landasan peran pemerintah kita
untuk mewujudkan social welfare and
protection di negara kita ini terdapat
dalam Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, baik yang dirumuskan di dalam
Pembukaan maupun di dalam batang
tubuhnya. Di dalam Pembukaan UUD
‘45 alinea IV disebutkan : “… untuk
membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa…”.
Sedang yang berkaitan dengan batang
tubuh UUD ’45 terdapat di dalam Bab
XIV dengan judul Kesejahteraan Sosial
yang mengandung dua pasal, yaitu
pasal 33 dan pasal 34. Kedua pasal itu
memang bermakna tugas pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat dengan menetapkan
pengaturan dalam kehidupan
perekonomian bangsa. Dalam pasal 33
terkandung peran negara dalam
mengatur perekonomian bangsa.
Sedang pasal 34 terdapat tugas
proteksi, tugas perlindungan yang
harus dilakukan oleh negara : :Fakir
miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.” Di antara
kedua pasal yang terdapat dalam Bab
XIV Kesejahteraan Sosial itu, menurut
Menteri Sosial Dr. A.M. Tambunan SH
adalah : “… bila dihubungkan dengan
pasal 33 UUD tentang penyusunan dan
pembangunan perekonomian sebagai
usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan, yang dengan pasal 34
UUD merupakan kembar, kakak
beradik untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial. Tegas dan nyata
kesejahteraan sosial ini sebagai isi
Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 614
ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429
kemerdekaan tanah air dan bangsa
Indonesia yang diperjuangkan selama
ini dengan segala pengorbanan,
mendapat dasar dan kemutlakan
untuk perwujudan dalam UUD ’45
karena judul Bab XIV ialah
Kesejahteraan Sosial” (Tambunan,
1969:116). Selanjutnya, Menteri
Sosial menyatakan :
“Yang akan diwujudkan di bumi
dan tanah air Indonesia sebagai isi
kemerdekaan, adalah
kesejahteraan sosial dari seluruh
rakyat secara merata dan meluas,
hingga fakir miskin dan anak
terlantar akan turut serta
menikmatinya, sesudah golongan
masyarakat ini disejahterakan
dengan pemeliharaan oleh negara”
(Tambunan, 1969:116).”
Dari keterangan di atas, yang
bersumber dari orang yang
bertanggungjawab merealisasikan
program kesejahteraan sosial melalui
departemen yang dipimimpinnya,
tampak bahwa peran pemerintah
dalam mewujudkan social welfare and
protection adalah bersifat sentral.
Namun apa yang tercantum dalam
ASCC, persoalan yang menjadi bagian
garapannya, demikian banyak, juga
livelihood, identitas, pengurangan
kemiskinan, persoalan kesenjangan
yang terdapat di dalam masyarakat
bangsa-bangsa ASEAN. Peran
pemerintah dalam mewujudkan social
welfare and protection sangat
penting, karena peran itu adalah
peran konstitusional, dan untuk
pelaksanaan peran itu pemerintah
telah membentuk lembaga
pemerintah. Salah satu di antaranya
ialah Departemen Sosial. Tentang
tugas Departemen Sosial itu, Menteri
Sosial Dr. A.M. Tambunan, SH
menyatakan bahwa :
“Demikianlah, tugas suci dan
mulia dibebankan oleh Negara dan
rakyat pada Departemen Sosial
sebagai salah satu untuk turut
serta membangun kesejahteraan
sosial dengan usaha-usaha dalam
bidang pembangunan sosial
sebagai bunyi kata-kata sederhana
dalam pasal 34 UUD ’45, yang
berarti pula bahwa pembangunan
sosial itu dilaksanakan untuk
melenyapkan kemiskinan,
kemelaratan, dan lain-lain,
dengan mensejahterakan seluruh
rakyat, hingga terwujud
kesejahteraan sosial rakyat,
secara meluas dan merata. Hidup
sejahtera, yaitu hidup dalam
keselamatan, tentram dan
kemakmuran lahir batin adalah
wujud dan isi kesejahteraan sosial,
sedang kesejahteraan sosial itu
adalah isi esensiil dari
kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia dan yang sebenar-
benarnya akan terwujud nanti
dalam masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila
atau masyarakat – kesejahteraan
sosial” (Tambunan, 1969:117).
Tentu selama kemerdekaan dan
keberadaan Departemen Sosial, ia
telah merealisasikan sejumlah
program kerja, seperti rumah jompo
(panti wredha), bantuan untuk
menciptakan lapangan kerja dengan
memberikan mesin jahit kepada
sejumlah perempuan tuna wisma,
memberikan bantuan darurat pada
pelbagai bencana alam; juga
memberikan bimbingan kepada
pemuda-pemuda, antara lain berupa
latihan wirausaha bagi pemuda Karang
Taruna, dan lain-lain.
Untuk memperkuat kesejahteraan
sosial di tengah masyarakat agar
makin meluas dan merata, maka
pemerintah tidak hanya
membebankannya kepada Departemen
Sosial, melainkan juga diserahkan
kepada beberapa lembaga pemerintah
lainnya, seperti Kementerian UKM,
Kementerian Perumahan Rakyat,
Kementerian Tenaga Kerja, dan lain
sebagainya. Lembaga-lembaga
615 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.7, Juli-Desember 2009
ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429
pemerintah ini lebih berkaitan dengan
usaha realisasi dari pasal 33 UUD ’45.
Artinya, penciptaan kesejahteraan
sosial dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan pemerintah untuk membantu
rakyat memperkuat dirinya agar
mereka akan makin sejahtera, dalam
arti kesejahteraan ekonomi, yang
memang menjadi bagian dari
peningkatan kesejahteraan sosial
sebagaimana yang tercantum dalam
UUD ’45, Bab XIV Kesejahteraan
Sosial.
Peran pemerintah dalam
mewujudkan social welfare and
protection dalam mensikapi ASCC,
haruslah dipandang sebagai usaha
untuk menciptakan negara yang kuat,
tetapi dalam kerangka bangunan
negara yang berpemerintahan
demokratis. Selama ini, sebenarnya—
paling tidak dalam penglihatan saya—
terjadi suatu pandangan yang keliru
tentang negara yang kuat. Kita selalu
memandang “negatif” terhadap jenis
negara ini yang selalu digambarkan
sebagai “membiarkan rakyat untuk
menjalani kehidupannya tanpa
mendapatkan ruang untuk lebih
sejahtera. Pemerintahan negara yang
kuat amat sering mengambil hak-hak
dasar dari rakyat.
Untuk menghindari terciptanya
negara kuat yang mengabaikan hak-
hak dasar rakyat itu, maka negara
kuat itu harus ditegakkan dan
diperintah di atas prinsip-prinsip
demokrasi. Dengan prinsip-prinsip
demokrasi yang melandasi
bertegaknya negara kuat, rakyat akan
mendapat hak-haknya dan dengan
demikian justru posisi rakyat akan
menjadi lebih kuat di negara kuat
yang demokratis. Sejalan dengan itu,
amat menarik untuk merenungkan
pernyataan Amartya Sen, yang yakin
terhadap demokrasi dalam
memberantas kemiskinan.
Menurutnya, “demokrasi bisa
memberantas kemiskinan” (Sen,
1997). Sedang menurut Francis
Fukuyama, dalam menghadapi
pelbagai kesulitan dewasa ini,
bangsa-bangsa harus berusaha untuk
memperkuat negara (Fukuyama,
2005).
Sejalan dengan keterangan di
atas, sebagai anggota ASEAN—yang
tidak sekedar anggota, melainkan
salah satu dari lima pendiri—usaha
untuk mewujudkan social welfare and
protection dalam kerangka ASCC,
pemerintah dan bangsa Indonesia
harus menunjukkan suatu penyikapan
dalam arti bahwa penguatan social
welfare itu merupakan tugas
konstitusional yang secara tegas ada
dalam Pembukaan dan batang tubuh
UUD ’45 yang berlaku di negara kita
ini. Dalam pandangan Menteri Sosial
Dr. A.M. Tambunan, SH,
kesejahteraan sosial itu merupakan
“isi kemerdekan”. Jika kita menerima
kebenaran dari keterangan di atas,
maka peran pemerintah—sebagai
bagian dari penyikapan terhadap
ASCC—sebagaimana yang telah
dikatakan di atas, adalah bersifat
sentral-konstitusional. Karena itu,
peran pemerintah dalam merealisasi
program-program pembangunan—
sebagaimana tercantum dalam
blueprint ASCC—sangat penting dan
strategis. Namun, di balik peran
sentral-konstitusionalnya itu,
pemerintah harus pula membuka
ruang partisipasi bagi rakyat sebagi
bagian dari tanggung jawabnya, dan
juga untuk memperkuat dirinya
sendiri, baik secara individual maupun
sebagai kelompok yang ada dalam
masyarakat.
Penutup
Keterangan singkat di atas
menunjukkan peran sentral-
konstitusional pemerintah dalam
mewujudkan social welfare and
protection. Namun dalam pengertian
kerangka memperkuat sebuah negara
yang kuat yang bertegak di atas
prinsip-prinsip demokratis,
kesejahteraan sosial dapat
Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 616
ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429
diwujudkan dalam arti kesejahteraan
rakyat yang dibangun tanpa
mengorbankan hak-hak rakyat itu
sendiri. Justru yang akan terjadi
kesejahteraan sosial itu diciptakan
oleh rasa tanggung jawab mereka
juga. Itulah sebenarnya makna dari
peran pemerintah dalam menciptakan
kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Komunitas ASEAN akan
“direalisasikan” dalam periode 2009-
2015, suatu periode waktu yang
sebenarnya “sangat singkat” untuk
merealisasikan sebuah tujuan cita-cita
besar-kemanusiaan. Namun, pada titik
itulah taruhan besar para pemimpin
ASEAN untuk menunjukkan bahwa
cita-cita besar-kemanusiaan yang
mereka miliki bersama akan dapat
diwujudkan dengan kesediaan untuk
bekerja keras, dengan rasa percaya
diri, dengan kejujuran nurani, sebagai
pemimpin, walau juga tetap sadar
bahwa kerjasama itu tetap berada
dalam situasi nyata akan keberadaan
perbedaan yang tidak dapat
dihilangkan. Justru kenegarawanan
pemimpin-pemimpin ASEAN di masa
depan itu terletak pada
kemampuannya untuk bekerja keras di
tengah-tengah perbedaan,
keberagaman yang melingkarinya.
Dengan itu, cita-cita untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial
dalam rangka komunitas ASEAN dapat
dilaksanakan dan yang benar-benar
mensejahterakan seluruh warga
bangsa-negara ASEAN.
Bahan Bacaan :
Tambunan, A. M., 1969. Tugas Sosial
dalam orde baru : Kumpulan
Pidato /Sambutan Menteri Sosial
Dr. A.M. Tambunan, SH, Badan
Penerbit Kristen, Jakarta, hal.
116.
Sen, Amartya, 1997. Demokrasi Bisa
Memberantas Kemiskinan, Mizan,
Bandung, passim.
Luhulima, CPF.& Dewi Fortuna Anwar,
et.al.,2008, Masyarakat Asia
Tenggara menuju Komunitas
ASEAN 2015, P2P-LIPI-Pustaka
Pelajar, Jakarta-Yogyakarta, hal.
5-6.
Fukuyama, Francis, 2005.
Memperkuat Negara Tata
Pemerintahan dan Tata Dunia
Abad 21, (penerj. A. Zaini Rofiqi),
Gramedia Pustaka Utama &
Fredom Institute, Jakarta.
Bashri, Yanto (ed.),2003 Mau Kemana
Pembangunan Ekonomi Indonesia :
Prisma Pemikiran Prof. Dr.
Dorojatun Kuntjoro Jakti, Prenada
Media, Jakarta, hal. 341.
………, 2009. ,Roadmap for an ASEAN
Community 2009-2015, ASEAN
Secretariate. Jakarta, hal. 67.
ASEAN Secretariate, 2009, Roadmap
for an ASEAN Community 2009-
2015, Jakarta,

More Related Content

What's hot

Essay HTN Organisasi Masyarakat
Essay HTN Organisasi MasyarakatEssay HTN Organisasi Masyarakat
Essay HTN Organisasi MasyarakatViera Amelia
 
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan malang rev
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan   malang revMakalah untuk sosialisasi uu kepemudaan   malang rev
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan malang revhusnibas
 
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan KebersamaanJokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaanmusniumar
 
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan Etnik
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan EtnikHubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan Etnik
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan EtnikMahyuddin Khalid
 
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf""2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"mohamad mustofa
 
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...M. Adli
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraDino Zeta
 
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMardinalMatoda
 
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]IAIN syekh Nurjati Cirebon
 
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...Ahmad Ahadi Yusuf
 
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pkn
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pknIndah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pkn
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pknindahranifatmawati
 
GPP1063 : Kepentingan Integrasi Nasional
GPP1063 : Kepentingan Integrasi NasionalGPP1063 : Kepentingan Integrasi Nasional
GPP1063 : Kepentingan Integrasi NasionalAtifah Ruzana Abd Wahab
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanGunadarma University
 
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4Khamdan Muhammad
 
Soalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikSoalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikJie Ying
 
Modul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongModul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongsman 2 mataram
 

What's hot (19)

Essay HTN Organisasi Masyarakat
Essay HTN Organisasi MasyarakatEssay HTN Organisasi Masyarakat
Essay HTN Organisasi Masyarakat
 
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan malang rev
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan   malang revMakalah untuk sosialisasi uu kepemudaan   malang rev
Makalah untuk sosialisasi uu kepemudaan malang rev
 
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan KebersamaanJokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan
Jokowi-Ahok: Sebaiknya Bangun Rekonsiliasi dan Kebersamaan
 
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan Etnik
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan EtnikHubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan Etnik
Hubungan Etnik 2011 - Integrasi Hubungan Etnik
 
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf""2017C_mohamad_mustofa.pdf"
"2017C_mohamad_mustofa.pdf"
 
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...
Laporan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa & Bernegara, Pessel 28 Maret ...
 
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegaraPilar kehidupan berbangsa dan bernegara
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara
 
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAANMakalah 4 PILAR KEBANGSAAN
Makalah 4 PILAR KEBANGSAAN
 
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Mempertegas kepeloporan pemuda [seminar kepemudaan hmi]
 
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...
PENDIDIKAN PANCASILA - SILA PERSATUAN INDONESIA sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN ...
 
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pkn
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pknIndah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pkn
Indah rani fatmawati 21312065 if 21 b.pkn
 
GPP1063 : Kepentingan Integrasi Nasional
GPP1063 : Kepentingan Integrasi NasionalGPP1063 : Kepentingan Integrasi Nasional
GPP1063 : Kepentingan Integrasi Nasional
 
Pilar kebangsaan
Pilar kebangsaan Pilar kebangsaan
Pilar kebangsaan
 
Materi pkn pertemuan ke
Materi pkn pertemuan keMateri pkn pertemuan ke
Materi pkn pertemuan ke
 
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan KewarganegaraanPengantar Pendidikan Kewarganegaraan
Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan
 
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
Bahan ajar pilar kebangsaan pim 4
 
Sila ke 5
Sila ke 5Sila ke 5
Sila ke 5
 
Soalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnikSoalan latihan hubungan etnik
Soalan latihan hubungan etnik
 
Modul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royongModul p kn sma x gotong royong
Modul p kn sma x gotong royong
 

Similar to Peran Pemerintah dalam Mewujudkan Social Welfare and Protection dalam Menyikapi ASCC - Anhar Gonggong

Pancasila sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baik
Pancasila  sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baikPancasila  sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baik
Pancasila sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baikGusmanArsyad1
 
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik SosialImplementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosialmusniumar
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaSubhan Muslih
 
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaDinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaMuchlis Soleiman
 
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ika
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ikaMakalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ika
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ikachilovely
 
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesia
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesiaLandasan filosofi sistem ekonomi indonesia
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesiaMuhammad Khoirul Fuddin
 
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani friscayunita
 
Unsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraUnsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraChoi Fatma
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupan
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupanKajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupan
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupanImamNugroho35
 
PowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptxPowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptxIB4LGAME
 
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASI
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASITUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASI
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASIDUTAWAHYULESTARI
 
Ekonomi koperasi (revisi)
Ekonomi koperasi (revisi)Ekonomi koperasi (revisi)
Ekonomi koperasi (revisi)devifebria
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILARaha Sia
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskillevilawati
 
Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1Erwina Masir
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxVellaSufa
 

Similar to Peran Pemerintah dalam Mewujudkan Social Welfare and Protection dalam Menyikapi ASCC - Anhar Gonggong (20)

Pancasila sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baik
Pancasila  sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baikPancasila  sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baik
Pancasila sebagai Dasar Negara harus dipelajari dengan baik
 
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik SosialImplementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
Implementasi Nilai-nilai Pancasila dan Pemecahan Konflik Sosial
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesiaDinamika sistem sosial budaya indonesia
Dinamika sistem sosial budaya indonesia
 
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ika
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ikaMakalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ika
Makalah integrasi nasional dalam bingkai bineka tunggal ika
 
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesia
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesiaLandasan filosofi sistem ekonomi indonesia
Landasan filosofi sistem ekonomi indonesia
 
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani
IE(b) Materi 11 Mayarakat Madani
 
Unsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantaraUnsur dasar wasantara
Unsur dasar wasantara
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupan
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupanKajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupan
Kajian mengenai sila ke- 3 Pancasila dalam kehidupan
 
PowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptxPowerPoint LK-3.pptx
PowerPoint LK-3.pptx
 
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASI
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASITUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASI
TUJUAN DAN FUNGSI DARI KOPERASI
 
Ekonomi koperasi (revisi)
Ekonomi koperasi (revisi)Ekonomi koperasi (revisi)
Ekonomi koperasi (revisi)
 
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILAArtikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1Hubungan etnik presentation bab1
Hubungan etnik presentation bab1
 
Agenda dalam sistem ekonomi indonesia
Agenda dalam sistem ekonomi indonesiaAgenda dalam sistem ekonomi indonesia
Agenda dalam sistem ekonomi indonesia
 
MAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docxMAKALAH pancasila.docx
MAKALAH pancasila.docx
 
KONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASIKONSEP KOPERASI
KONSEP KOPERASI
 
Materi 5 dosen 1.pdf1
Materi 5 dosen 1.pdf1Materi 5 dosen 1.pdf1
Materi 5 dosen 1.pdf1
 

More from Perpus Maya

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah   Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah Perpus Maya
 
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution  Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution Perpus Maya
 
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...Perpus Maya
 
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin   Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin Perpus Maya
 
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata   Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata Perpus Maya
 
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka   Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka Perpus Maya
 
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirKegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirPerpus Maya
 
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu Perpus Maya
 
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani   Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani Perpus Maya
 
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...Perpus Maya
 
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Perpus Maya
 
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.Perpus Maya
 
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Perpus Maya
 
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur RozakiGlobalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur RozakiPerpus Maya
 

More from Perpus Maya (14)

Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah   Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan di Indonesia - Asiah Hamzah
 
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution  Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
Optimalisasi Kebijakan Perdagangan Indonesia di ASEAN - Anwar Nasution
 
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
Pasar Tunggal ASEAN 2015, Diplomasi Indonesia dan Penguatan Kapasitas Tenaga ...
 
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin   Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
Perangkap Pembangunan Ekonomi Berbasis Neoliberalisme - Angga Nurdin
 
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata   Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
Program Penanggulangan Kemiskinan - Andika Azzi Djannata
 
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka   Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka
Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan Hidup Masyarakat - Andi Mappisangka
 
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin MudzakkirKegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
Kegalauan Feminisme di Hadapan Neoliberalisme - Amin Mudzakkir
 
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu
Relasi Pertambangan dan Kekejaman Neoliberalisme - Alex Jebadu
 
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani   Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani
Reformasi Ekonomi, Konsensus Washington, dan Rintangan Politik - Ahmad Erani
 
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...
Kepentingan Indonesia Tidak Meratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haz...
 
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
 
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.
Inflasi di indonesia, Sumber Penyebab dan Pengendaliannya - Adwin S.
 
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
 
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur RozakiGlobalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
Globalisasi dan Kemiskinan Desa - Abdur Rozaki
 

Recently uploaded

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 

Peran Pemerintah dalam Mewujudkan Social Welfare and Protection dalam Menyikapi ASCC - Anhar Gonggong

  • 1. 611 PERAN PEMERINTAH DALAM “MEWUJUDKAN” SOCIAL WELFARE AND PROTECTION DALAM MENYIKAPI ASEAN SOCIAL-CULTURE COMMUNITY Anhar Gonggong Staf Pengajar Fakultas Ilmu Administrasi Unika Atmajaya Jakarta Abstract The realization of ASEAN Social Community will soon be implemented. The role of ASEAN leaders is important in which the principle idea of humanity must be configured. Meanwhile, the differences of perspectives and opinions among ASEAN leaders can not be neglected. As a consequence, the key role of government and the statesmanship of the ASEAN leaders are crucial, so that the social welfare among ASEAN community can be achieved. Keywords : Asean, Social-Culture, Community Pendahuluan ASEAN sebagai sebuah organisasi regional telah bertegak-berkembang seperti adanya sekarang, setelah melewati perjalanan 42 tahun, 8 Agustus 1967-8 Agustus 2009. Selama kurun waktu tersebut, ASEAN melangkahkan geraknya dengan dukungan dan “kerja keras” dari pemerintah negara-negara pendukungnya. Organisasi yang dibangun oleh negara dan bangsa yang memiliki sejumlah perbedaan—dari ideologi sampai tingkat kesejahteraan ekonomi, dan lingkungan sosial budaya—dalam usianya yang ke 42 tahun itu, terlepas dari masih adanya “setuwmpuk” permasalahan yang dihadapi, telah berhasil menciptakan proses kehidupan bersama yang semakin berkembang ke arah komunitas yang “semakin kuat”. Para pemimpin negara-negara anggotanya dalam setiap periode waktu pemerintahannya, telah memberikan dukungan yang memperkuat pondasi bertegaknya organisasi regional ini. Kita semua tahu, ketika ia dibentuk pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, organisasi ini beranggotakan 5 negara, yaitu Philipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Secara ideologis, kelima negara pendiri ASEAN itu adalah negara “anti komunisme”. Namun, semua kita juga tahu bahwa walaupun negara-negara pendiri organisasi itu anti komunis, mereka sadar bahwa di antara mereka pun sebenarnya mempunyai perbedaan-perbedaan yang bernilai sensitif yang harus diatasi dengan sebaik-baiknya. Seiring dengan perjalanan waktu, organisasi ini berhasil menyelesaikan pelbagai persoalan dan berhasil menciptakan pelbagai kerja bersama dan menciptakan proyek-proyek dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang sosial dan budaya. Hasil-hasil itu mampu membangun— meminjam Prof. Dr. Dorojatun Kuntjoro Jakti—“… berhasil menumbuhkan self confidence (rasa percaya diri) yang semakin besar di kalangan anggotanya” (Bashri (ed.), 2003:341). Memang dalam pertambahan usianya itu, lahir kesadaran baru yang menghasilkan kesepakatan bersama yang akan diwujudkan dan dikembangkan
  • 2. Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 612 ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429 bersama. Salah satu wujud dari kesadaran baru di antara pemimpin- pemimpin ASEAN itu ialah kesepakatan untuk menciptakan apa yang dikenal dengan ASEAN Community (Komunitas ASEAN). Kesepakatan ini dibuat pada 7 Oktober 2003 melalui Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), dengan memproklamirkan pembentukan komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar. Ketiga pilar itu ialah Komunitas Keamanan ASEAN (ASEAN Security Community—ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community—AEC), dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community— ASCC). Ketiga pilar itu sebenarnya saling terkait dan saling memperkuat untuk memcapai tujuan bersama demi menjamin perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, ketiga pilar pendukung komunitas ASEAN itu menjadi paradigma baru yang akan menggerakkan kerjasama ASEAN menjadi sebuah komunitas dan identitas baru “yang lebih mengikat” (Luhulima dan Anwar, 2008:5-6). Apa yang menarik dari disepakatinya sebuah bangunan masyarakat ASEAN di masa depan itu? Jawabannya, kesadaran baru yang dibangun di atas rasa percaya diri yang semakin kuat, untuk menciptakan “kerjasama yang saling percaya”, tanpa mengabaikan kenyataan atas perbedaan yang sensitif di antara mereka yang berbentuk etnik, agama, dan ideologi. Sebagaimana diketahui, dengan masuknya Vietnam, Laos, dan Kamboja, maka berarti pula sikap anti komunis yang ada pada negara-negara pendiri ASEAN telah mencair. Jadi dapat dikatakan bahwa persoalan ideologis “bukanlah” sesuatu yang tidak dapat “dicairkan” menuju suatu masyarakat-komunitas ASEAN di masa depan, pada 2015. Dengan disepakatinya agenda untuk menciptakan komunitas ASEAN pada kurun waktu ¼ abad pertama dalam abad ke-21 ini, sebenarnya ada suatu hal yang harus dipikirkan secara jernih oleh pemerintah negara anggota ASEAN. Hal itu ialah terbukanya ruang proses perubahan orientasi, yaitu dari state-oriented ke people-oriented. Tentu hal ini sangat penting, karena walaupun ASEAN telah berusia 42 tahun, organisasi regional ini masih kurang dikenal oleh masyarakatnya sendiri. Menurut peneliti LIPI : “Merupakan suatu kenyataan yang serius bahwa kita perlu membahas bagaimana cara menjadikan ASEAN populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, karena merekalah yang akan mewarisi ASEAN, khususnya apabila menjadi bagian dari komunitas ASEAN. Pendekatan people-oriented harus menjadi bagian dari usaha bersama pemerintah, kelompok bisnis, organisasi non-pemerintah dan masyarakat umum yang dapat ikut berpartisipasi secara serius” (Luhulima dan Anwar, 2008:177- 178).” Dilakukannya perubahan orientasi itu tidaklah berarti bahwa peranan negara akan diperlemah. Sama sekali tidak. Yang hendak dituju dengan perubahan orientasi itu justru untuk lebih memperkokoh posiosi ASEAN sebagai sebuah organisasi yang diciptakan untuk mewujudkan sebuah kerjasama agar cita-cita menciptakan sebuah masyarakat sejahtera dan adil di kawasan ASEAN, secara berangsur, segera terwujud. Sesuai dengan judul yang kita bahas ini, yaitu peran pemerintah dalam mewujudkan social welfare and protection yang dimaksudkan untuk menyikapi ASEAN Social-Culture Community, tentu kita perlu melihat landasan-landasan konstitusional
  • 3. 613 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.7, Juli-Desember 2009 ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429 negara kita dalam kaitannya dengan social welfare—kesejahteraan sosial itu. Memang di dalam program strategis untuk mewujudkan komunitas ASEAN itu, khususnya komunitas sosial-budaya ASEAN (ASCC), terdapat di dalam blueprint- nya sebagai berikut : “The primary goal of the ASCC is to contribute realizing an ASEAN Community that is people- oriented and socially responsible with a view to achieving enduring solidarity and unity among the nations and people of ASEAN by forging a common identity and building a caring and sharing society which is inclusive and harmonious where the wellbeing, livelihood, and welfare of the people are enhanced” (ASEAN Secretariate, 2009:67). Untuk mewujudkan tujuan itu, tentu peranan pemerintah masing- masing negara anggota mempunyai posisi penting-strategis. Artinya, kehendak memperkuat kehidupan rakyat dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik merupakan salah satu tugas utama negara melalui pemerintahannya masing-masing. Sebagai bekas wilayah bangsa-bangsa jajahan, kemerdekaan yang telah puluhan tahun direbut kembali, salah satu tujuan utamanya adalah melindungi rakyat, termasuk melindungi rakyat dari keterjerumusan kemiskinan. Dengan demikian, untuk meningkatkan dan memperkuat kesejahteraan rakyat, tidak bisa tidak, peran pemerintah masih sangat besar, termasuk pemerintah Republik Indonesia. Dalam konteks negara Republik Indonesia, peran pemerintah untuk melaksanakan perwujudan social welfare and protection (kesejahteraan sosial) dan programnya itu harus berdasarkan ketentuan konstitusi yang menjadi dasar pegangan kita sebagai bangsa-negara merdeka dan pendiri ASEAN. Keterangan lebih lanjut akan diberikan pada bagian kedua di bawah ini. Peran Pemerintah dalam Mewujudkan Social Welfare and Protection Landasan peran pemerintah kita untuk mewujudkan social welfare and protection di negara kita ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, baik yang dirumuskan di dalam Pembukaan maupun di dalam batang tubuhnya. Di dalam Pembukaan UUD ‘45 alinea IV disebutkan : “… untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Sedang yang berkaitan dengan batang tubuh UUD ’45 terdapat di dalam Bab XIV dengan judul Kesejahteraan Sosial yang mengandung dua pasal, yaitu pasal 33 dan pasal 34. Kedua pasal itu memang bermakna tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan menetapkan pengaturan dalam kehidupan perekonomian bangsa. Dalam pasal 33 terkandung peran negara dalam mengatur perekonomian bangsa. Sedang pasal 34 terdapat tugas proteksi, tugas perlindungan yang harus dilakukan oleh negara : :Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.” Di antara kedua pasal yang terdapat dalam Bab XIV Kesejahteraan Sosial itu, menurut Menteri Sosial Dr. A.M. Tambunan SH adalah : “… bila dihubungkan dengan pasal 33 UUD tentang penyusunan dan pembangunan perekonomian sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan, yang dengan pasal 34 UUD merupakan kembar, kakak beradik untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Tegas dan nyata kesejahteraan sosial ini sebagai isi
  • 4. Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 614 ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429 kemerdekaan tanah air dan bangsa Indonesia yang diperjuangkan selama ini dengan segala pengorbanan, mendapat dasar dan kemutlakan untuk perwujudan dalam UUD ’45 karena judul Bab XIV ialah Kesejahteraan Sosial” (Tambunan, 1969:116). Selanjutnya, Menteri Sosial menyatakan : “Yang akan diwujudkan di bumi dan tanah air Indonesia sebagai isi kemerdekaan, adalah kesejahteraan sosial dari seluruh rakyat secara merata dan meluas, hingga fakir miskin dan anak terlantar akan turut serta menikmatinya, sesudah golongan masyarakat ini disejahterakan dengan pemeliharaan oleh negara” (Tambunan, 1969:116).” Dari keterangan di atas, yang bersumber dari orang yang bertanggungjawab merealisasikan program kesejahteraan sosial melalui departemen yang dipimimpinnya, tampak bahwa peran pemerintah dalam mewujudkan social welfare and protection adalah bersifat sentral. Namun apa yang tercantum dalam ASCC, persoalan yang menjadi bagian garapannya, demikian banyak, juga livelihood, identitas, pengurangan kemiskinan, persoalan kesenjangan yang terdapat di dalam masyarakat bangsa-bangsa ASEAN. Peran pemerintah dalam mewujudkan social welfare and protection sangat penting, karena peran itu adalah peran konstitusional, dan untuk pelaksanaan peran itu pemerintah telah membentuk lembaga pemerintah. Salah satu di antaranya ialah Departemen Sosial. Tentang tugas Departemen Sosial itu, Menteri Sosial Dr. A.M. Tambunan, SH menyatakan bahwa : “Demikianlah, tugas suci dan mulia dibebankan oleh Negara dan rakyat pada Departemen Sosial sebagai salah satu untuk turut serta membangun kesejahteraan sosial dengan usaha-usaha dalam bidang pembangunan sosial sebagai bunyi kata-kata sederhana dalam pasal 34 UUD ’45, yang berarti pula bahwa pembangunan sosial itu dilaksanakan untuk melenyapkan kemiskinan, kemelaratan, dan lain-lain, dengan mensejahterakan seluruh rakyat, hingga terwujud kesejahteraan sosial rakyat, secara meluas dan merata. Hidup sejahtera, yaitu hidup dalam keselamatan, tentram dan kemakmuran lahir batin adalah wujud dan isi kesejahteraan sosial, sedang kesejahteraan sosial itu adalah isi esensiil dari kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dan yang sebenar- benarnya akan terwujud nanti dalam masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila atau masyarakat – kesejahteraan sosial” (Tambunan, 1969:117). Tentu selama kemerdekaan dan keberadaan Departemen Sosial, ia telah merealisasikan sejumlah program kerja, seperti rumah jompo (panti wredha), bantuan untuk menciptakan lapangan kerja dengan memberikan mesin jahit kepada sejumlah perempuan tuna wisma, memberikan bantuan darurat pada pelbagai bencana alam; juga memberikan bimbingan kepada pemuda-pemuda, antara lain berupa latihan wirausaha bagi pemuda Karang Taruna, dan lain-lain. Untuk memperkuat kesejahteraan sosial di tengah masyarakat agar makin meluas dan merata, maka pemerintah tidak hanya membebankannya kepada Departemen Sosial, melainkan juga diserahkan kepada beberapa lembaga pemerintah lainnya, seperti Kementerian UKM, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Tenaga Kerja, dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga
  • 5. 615 Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3, No.7, Juli-Desember 2009 ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429 pemerintah ini lebih berkaitan dengan usaha realisasi dari pasal 33 UUD ’45. Artinya, penciptaan kesejahteraan sosial dilakukan melalui kegiatan- kegiatan pemerintah untuk membantu rakyat memperkuat dirinya agar mereka akan makin sejahtera, dalam arti kesejahteraan ekonomi, yang memang menjadi bagian dari peningkatan kesejahteraan sosial sebagaimana yang tercantum dalam UUD ’45, Bab XIV Kesejahteraan Sosial. Peran pemerintah dalam mewujudkan social welfare and protection dalam mensikapi ASCC, haruslah dipandang sebagai usaha untuk menciptakan negara yang kuat, tetapi dalam kerangka bangunan negara yang berpemerintahan demokratis. Selama ini, sebenarnya— paling tidak dalam penglihatan saya— terjadi suatu pandangan yang keliru tentang negara yang kuat. Kita selalu memandang “negatif” terhadap jenis negara ini yang selalu digambarkan sebagai “membiarkan rakyat untuk menjalani kehidupannya tanpa mendapatkan ruang untuk lebih sejahtera. Pemerintahan negara yang kuat amat sering mengambil hak-hak dasar dari rakyat. Untuk menghindari terciptanya negara kuat yang mengabaikan hak- hak dasar rakyat itu, maka negara kuat itu harus ditegakkan dan diperintah di atas prinsip-prinsip demokrasi. Dengan prinsip-prinsip demokrasi yang melandasi bertegaknya negara kuat, rakyat akan mendapat hak-haknya dan dengan demikian justru posisi rakyat akan menjadi lebih kuat di negara kuat yang demokratis. Sejalan dengan itu, amat menarik untuk merenungkan pernyataan Amartya Sen, yang yakin terhadap demokrasi dalam memberantas kemiskinan. Menurutnya, “demokrasi bisa memberantas kemiskinan” (Sen, 1997). Sedang menurut Francis Fukuyama, dalam menghadapi pelbagai kesulitan dewasa ini, bangsa-bangsa harus berusaha untuk memperkuat negara (Fukuyama, 2005). Sejalan dengan keterangan di atas, sebagai anggota ASEAN—yang tidak sekedar anggota, melainkan salah satu dari lima pendiri—usaha untuk mewujudkan social welfare and protection dalam kerangka ASCC, pemerintah dan bangsa Indonesia harus menunjukkan suatu penyikapan dalam arti bahwa penguatan social welfare itu merupakan tugas konstitusional yang secara tegas ada dalam Pembukaan dan batang tubuh UUD ’45 yang berlaku di negara kita ini. Dalam pandangan Menteri Sosial Dr. A.M. Tambunan, SH, kesejahteraan sosial itu merupakan “isi kemerdekan”. Jika kita menerima kebenaran dari keterangan di atas, maka peran pemerintah—sebagai bagian dari penyikapan terhadap ASCC—sebagaimana yang telah dikatakan di atas, adalah bersifat sentral-konstitusional. Karena itu, peran pemerintah dalam merealisasi program-program pembangunan— sebagaimana tercantum dalam blueprint ASCC—sangat penting dan strategis. Namun, di balik peran sentral-konstitusionalnya itu, pemerintah harus pula membuka ruang partisipasi bagi rakyat sebagi bagian dari tanggung jawabnya, dan juga untuk memperkuat dirinya sendiri, baik secara individual maupun sebagai kelompok yang ada dalam masyarakat. Penutup Keterangan singkat di atas menunjukkan peran sentral- konstitusional pemerintah dalam mewujudkan social welfare and protection. Namun dalam pengertian kerangka memperkuat sebuah negara yang kuat yang bertegak di atas prinsip-prinsip demokratis, kesejahteraan sosial dapat
  • 6. Anhar G, Peran Pemerintah Dalam “Mewujudkan” Social Welfare And Protection 616 ADMINISTRATIO ISSN : 1410-8429 diwujudkan dalam arti kesejahteraan rakyat yang dibangun tanpa mengorbankan hak-hak rakyat itu sendiri. Justru yang akan terjadi kesejahteraan sosial itu diciptakan oleh rasa tanggung jawab mereka juga. Itulah sebenarnya makna dari peran pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Komunitas ASEAN akan “direalisasikan” dalam periode 2009- 2015, suatu periode waktu yang sebenarnya “sangat singkat” untuk merealisasikan sebuah tujuan cita-cita besar-kemanusiaan. Namun, pada titik itulah taruhan besar para pemimpin ASEAN untuk menunjukkan bahwa cita-cita besar-kemanusiaan yang mereka miliki bersama akan dapat diwujudkan dengan kesediaan untuk bekerja keras, dengan rasa percaya diri, dengan kejujuran nurani, sebagai pemimpin, walau juga tetap sadar bahwa kerjasama itu tetap berada dalam situasi nyata akan keberadaan perbedaan yang tidak dapat dihilangkan. Justru kenegarawanan pemimpin-pemimpin ASEAN di masa depan itu terletak pada kemampuannya untuk bekerja keras di tengah-tengah perbedaan, keberagaman yang melingkarinya. Dengan itu, cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dalam rangka komunitas ASEAN dapat dilaksanakan dan yang benar-benar mensejahterakan seluruh warga bangsa-negara ASEAN. Bahan Bacaan : Tambunan, A. M., 1969. Tugas Sosial dalam orde baru : Kumpulan Pidato /Sambutan Menteri Sosial Dr. A.M. Tambunan, SH, Badan Penerbit Kristen, Jakarta, hal. 116. Sen, Amartya, 1997. Demokrasi Bisa Memberantas Kemiskinan, Mizan, Bandung, passim. Luhulima, CPF.& Dewi Fortuna Anwar, et.al.,2008, Masyarakat Asia Tenggara menuju Komunitas ASEAN 2015, P2P-LIPI-Pustaka Pelajar, Jakarta-Yogyakarta, hal. 5-6. Fukuyama, Francis, 2005. Memperkuat Negara Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, (penerj. A. Zaini Rofiqi), Gramedia Pustaka Utama & Fredom Institute, Jakarta. Bashri, Yanto (ed.),2003 Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia : Prisma Pemikiran Prof. Dr. Dorojatun Kuntjoro Jakti, Prenada Media, Jakarta, hal. 341. ………, 2009. ,Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015, ASEAN Secretariate. Jakarta, hal. 67. ASEAN Secretariate, 2009, Roadmap for an ASEAN Community 2009- 2015, Jakarta,