Dokumen tersebut membahas tentang kualitas pelayanan dalam pariwisata halal di Indonesia dan dunia. Dokumen menjelaskan pentingnya kualitas pelayanan bagi kepuasan wisatawan muslim dan pertumbuhan industri pariwisata halal. Indonesia menduduki peringkat pertama dalam indeks wisata halal dunia berkat kualitas pelayanannya yang mampu memenuhi standar global.
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
UTS Manajemen Pelayanan - Semester 5
1. KUALITAS
PELAYANAN
DALAM
WISATA HALAL
DI DUNIA
Dhania Safira S. 1853010021
Fauzia Salma E. 1853010022
Tasya Khairunisa 1853010026
Satriya Mumpuni 1853010028
Putri 1853010029
Dosen: Deivy Z. Nasution, M.Par
S1 Hospitality & Pariwisata A 2018
2. Suatu perjalanan yang dilakukan seseorang
untuk sementara waktu, diselenggarakan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan
suatu perencanaan atau bukan maksud untuk
mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya,
tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan
pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam.
Secara umum pariwisata
adalah
3. Table of contents
Pariwisata merupakan salah satu industri yang memiliki eksistensi tinggi
dibandingkan industri lainnya mengingat bahwa :
Seiring dengan perkembangan zaman pariwisata juga telah mengadaptasi
banyak konsep wisata yang bertujuan untuk memenuhi permintaan serta
harapan pelanggan, salah satu konsep tersebut adalah Wisata Halal.
Saat ini pariwisata tidak lagi menjadi trend
semata, tetapi beralih menjadi sebuah kebutuhan
wajib bagi masyarakat global masa kini dan masa
mendatang.
5. seperangkat layanan tambahan
fasilitas, atraksi, serta aksebilitas
yang ditujukan dan diberikan untuk
memenuhi pengalaman, kebutuhan,
dan keinginan dari wisatawan
muslim.
1. Makanan halal. Bebas alkohol, daging
babi, dan sejenisnya.
2. Tersedianya fasilitas ibadah.
3. Kamar mandi dengan air untuk wudhu.
4. Pelayanan saat bulan Ramadhan,
misalnya santapan berbuka dan sahur.
5. Pencantuman label non-halal apabila
ada makanan yang tidak halal.
6. Fasilitas rekreasi yang menjaga privasi,
tidak bercampur-baur secara bebas.
Dimana Kebutuhan Pokok
Wisatawan Muslim menurut
Crescent Rating, ialah :
Sehingga,
Pariwisata Halal dapat
diartikan juga sebagai
6. Secara garis besar pariwisata halal bukanlah bentuk islamisasi wisata, budaya arabisasi
ataupun komersilisasi label halal, melainkan salah satu bentuk upaya untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan disetiap kegiatan wisata terkhusus bagi wisatawan muslim yang
tertuang dalam konsep wisata Muslim and Family Friendly.
Dimana tersedianya fasilitas dan tertatanya pariwisata
yang ramah bagi umat muslim seperti tersedianya
tempat sholat, pemisahan dan penandaan antara
makanan halal dan non-halal, dan lainnya.
Jadi, konsep pariwisata halal lebih ke pengembangan
fasilitas dan peningkatan layanan diberbagai destinasi
wisata bagi wisatawan muslim agar lebih nyaman
saat berlibur.
7. Wisatawan muslim kini telah berkembang menjadi salah satu
segmen wisatawan dengan pertumbuhan paling cepat dalam
industry pariwisata global.
TAHUN 2015
117
JUTA
Melakukan perjalanan
international
Wisatawan Muslim
TAHUN 2020
168
JUTA
Wisatawan Muslim
Total pengeluaran sebesar
USD 200 Milliar
Diperkirakan
8. Faktor Utama yang Menjadikan Pangsa
Pasar Wisatawan Muslim Bertumbuh
Secara Cepat dan Memiliki Prospek Tinggi
Sebagai Target Wisatawan Global.5
9. Meningkatnya populasi muslim
dunia
Meningkatnya jumlah penyedia
jasa perjalanan dan destinasi
yang ramah muslim
Kalangan ekonomi menengah
yang semakin banyak
Usia rata-rata yang paling muda
Meningkatnya akses pada
informasi perjalanan wisata
1
5
4
3
2
10. Menilik dari pembangunan berkelanjutan wisata halal baik di Indonesia maupun dunia,
keberhasilannya tidak hanya terlepas dari pengembangan konsep,
tetapi juga didasari dengan kualitas pelayanan
karena wisata halal tidak hanya menawarkan barang atau objek wisata tetapi juga layanan/ jasa.
Terdapat pengertian kualitas pelayanan menurut beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut Supranto, kualitas pelayanan adalah sebuah hasil yang harus dicapai dan dilakukan dengan
sebuah tindakan. Namun tindakan tersebut tidak berwujud dan mudah hilang, namun dapat dirasakan
dan diingat. Dampaknya adalah konsumen dapat lebih aktif dalam proses mengkonsumsi produk dan
jasa suatu perusahaan.
Menurut Kotler, kualitas pelayanan adalah sebuah kinerja yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada
orang lain. Kinerja ini dapat berupa tindakan yang tidak berwujud serta tidak berakibat pada kepemilikan
barang apapun dan terhadap siapapun.
Menurut Tjiptono, kualitas pelayanan adalah suatu keadaan dinamis yang berkaitan erat dengan produk,
jasa, sumber daya manusia, serta proses dan lingkungan yang setidaknya dapat memenuhi atau malah
dapat melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan.
11. 5 Prinsip Dimensi Kualitas Pelayanan
Reliability
Respon-
siveness
AssuranceEmpathy
Tangible
Dimensi kualitas pelayanan berpengaruh
pada harapan wisatawan dan
kenyataan yang mereka terima.
Dimensi kualitas pelayanan
dapat dijadikan dasar bagi pelaku
pariwisata halal untuk mengetahui adanya
kesenjangan (gap) atau perbedaan
antara harapan wisatawan dan
kenyataan yang diterima oleh wisatawan.
12. Merupakan kemampuan untuk memberikan secara
tepat dan benar jenis pelayanan yang telah
dijanjikan kepada tamu.
Contoh: suatu hotel memberikan pelayanan fasilitas
spa yang terpisah antara pria dan wanita.
Kenyataanya hotel tersebut memang memberikan
pelayanan fasilitas spa yang terpisah antara pria.
Reliabilitas
(Reliability)
13. Merupakan kesadaran atau keinginan untuk
cepat bertindak membantu tamu dan
memberikan pelayanan yang tepat waktu serta
diiringi dengan cara penyampaian yang jelas dan
mudah dimengerti.
Contoh: di suatu destinasi wisata memberikan
informasi saat waktu ibadah berkumandang
serta memberi informasi letak fasilitas ibadah
dengan jelas.
Responsif
(Responsiveness)
14. Merupakan pengetahuan dan kesopan-
santunan serta kepercayaan diri para
pegawai sehingga mampu menumbuhkan
rasa percaya pelanggan.
Contoh: pegawai dapat memberikan
informasi atau memberikan label pada
suatu makanan yang halal dan non-halal.
Kepastian
(Assurance)
15. Merupakan memberikan perhatian
bersifat individu/pribadi kepada
pelanggan secara khusus agar
dapat mengetahui keinginan
konsumen secara akurat dan
spesifik.
Contoh: wisatawan meminta
saran kepada sebuah travel agent
untuk mencarikan objek wisata
yang bersifat muslim friendly.
Maka travel agent tersebut harus
dapat memberikan saran objek
wisata yang bersifat muslim
friendly.
Empathy
(Empati)
16. Merupakan sesuatu yang nampak atau nyata,
seperti penampilan para pegawai, fasilitas, serta
perlengkapan penunjang pelaksanaan pelayanan.
Contoh: Sebuah restoran dari bentuk bangunan,
penampilan pegawai yang berpakaian sopan,
fasilitas seperti toilet yang bersih, tersedianya area
ibadah untuk pelanggan muslim.
Nyata
(Tangible)
17. Konsep wisata halal juga berpacu kepada kepuasan wisatawan terkhusus mereka yang membutuhkan
dan mengharapkan konsep wisata seperti ini.
Citra kualitas yang baik bukanlah beradasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia layanan,
melainkan berdasarkan sudut pandang dan persepsi konsumen. Kepuasan wisatawan dapat tercipta jika
adanya kesesuaian antara kualitas pelayanan dengan harapan wisatawan.
Kepuasan wisatawan sendiri merupakan salah satu unsur utama dalam
upaya untuk mempertahankan wisatawan yang telah ada ataupun untuk
menarik wisatawan yang baru.
Yuksel et al., (2010) mengukur tingkat kepuasan dengan tiga item,
antara lain:
1. Berkaitan dengan senang atau tidaknya wisatawan terhadap
keputusannya untuk berkunjung ke destinasi pariwisata.
2. Kepercayaan bahwa memilih destinasi terkait merupakan hal yang
benar.
3. Tingkat kepuasan secara keseluruhan selama berwisata ke
destinasi pariwisata.
18. Saat ini selain Negara yang mayoritas muslim, banyak Negara non-muslim yang
perhatian dengan perkembangan wisata halal. Negara-negara non-muslim ini bertujuan
untuk mengikuti tren wisata halal dengan menyediakan berbagai fasilitas dan
menyediakan tempat ibadah.
Berikut Merupakan
Beberapa Negara yang Ramah
Wisata Muslim
19. JEPANG
Saat ini di Jepang, setidaknya ada lebih dari 60 masjid antara
lain Masjid Camii Tokyo yang menjadi tempat pernikahan
Syahrini dan Rheino Barrack. Masjid ini dibangun tahun 1930
dan menjadi salah satu dari masjid tertua di Jepang bersama
Masjid Nagoya tahun 1931 dan Masjid Kobe tahun 1935.
Selain itu, di bandara-bandara utama juga sudah tersedia area
salat dengan tanda dan fasilitas yang memadai. Di kamar-
kamar hotel juga sudah tersedia penanda arah kiblat. Dengan
adanya fasilitas ibadah yang memadai membuat Jepang
semakin ramah untuk dikunjungi wisatawan muslim.
Dalam mencari makan pun wisatawan muslim kini bisa dengan
mudah menemukan makanan halal karena banyak restoran
yang bersertifikat halal. Kota yang menjadi destinasi utama
untuk wisata muslim antara lain Tokyo, Kobe, Kyoto, dan
Osaka.
20. THAILAND
Thailand semakin gencar mengembangkan wisata
yang ramah untuk muslim dan menjual lebih banyak
produknya ke pemeluk agama Islam. Negara
berpenduduk mayoritas Buddha tersebut memiliki
salah satu destinasi halal terkenal yakni hotel
bintang lima Al Meroz di Bangkok yang sangat
diminati wisatawan muslim dunia karena memiliki
dekorasi Islami.
Hotel ini juga tidak menjual alkohol dan juga ada
alokasi waktu tertentu untuk penggunaan kolam
renang dan gym bagi tamu pria dan wanita. Selain
hotel tersebut, Thailand juga memiliki 160 produk
berlabel halal selama 15 tahun terakhir.
21. Jerman merupakan salah satu negara Eropa yang
terbuka dengan keberagaman termasuk bagi umat
Islam. Di Jerman juga terdapat banyak masjid, kuliner
halal, dan keindahan kota sebagai magnet bagi
wisatawan muslim untuk berkunjung.
Saat ini, Jerman juga memiliki 206 masjid dan sekitar
2.600 rumah ibadah untuk muslim, salah satunya
Zentralmoschee Köln atau Masjid Raya Cologne di
negara bagian Nordrhein-Westfalen.
Jerman juga memiliki berbagai jenis restoran halal ala
Timur Tengah dan Asia Selatan serta restoran khusus
vegetarian. Tiga kota di Jerman yang paling ramah
bagi muslim adalah Düsseldorf, Bad Godesberg, dan
Munich.
JERMAN
22. Merupakan penyedia data berbasis wawasan yang membantu negara
destinasi wisata, jasa perjalanan, dan investor untuk mengetahui
perkembangan dan pertumbuhan segmen wisata muslim.
GMTI menjadi acuan dari standarisasi industri wisata halal.
Ketentuan penilaian dalam GMTI (Global Muslim Travel
Index) didasarkan melalui 4 kriteria penilaian strategis,
yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan.
Terkhusus peningkatan sektor
pariwisata Indonesia yang
dibuktikan pada GMTI 2019,
Indonesia berada diperingkat 1 dari
130 negara di dunia dengan jumlah
skor 78.
Pencapaian ini tentunya sangat
membanggakan untuk Indonesia
karena terus mengalami
peningkatan tiap tahunnya dan
hanya dalam kurun waktu 4 tahun
Indonesia mampu menduduki
peringkat 1.
Global Muslim Travel Index
(GMTI)
23. Peringkat Indonesia dalam GMTI.
2015 2019201820172016
SKOR: 67,8 SKOR: 70,6 SKOR: 72,6 SKOR: 72,8 SKOR: 78
24. Adapun standar wisata halal di dunia menurut Global
Muslim Travel Index (GMTI), sebagai berikut :
Destinasi ramah keluarga.1
Tujuan wisata harus ramah
keluarga dan anak-anak.2
Keamanan umum bagi
wisatawan muslim.3
Jumlah kedatangan wisatawan
muslim yang cukup ramai.4
Layanan dan fasilitas di destinasi yang
ramah muslim (Muslim Friendly).5
Pilihan makanan yang
terjamin kehalalannya.6
Akses ibadah yang mudah
dan baik kondisinya.7
Fasilitas di bandara
yang ramah muslim.8
Opsi akomodasi yang
memadai.9
Kesadaran halal dan
pemasaran destinasi.10
Kemudahan komunikasi.11
Jangkauan dan kesadaran
kebutuhan wisatawan muslim.12
Persyaratan visa.14
Konektivitas transportasi
udara.13
25. KESIMPULAN
Pelayanan tentunya menjadi salah satu faktor penting dalam menjalankan pariwisata halal. Kualitas
pelayanan sangat penting dan sangat berpengaruh bagi perusahaan. Kepuasan wisatawan
bergantung pada kesesuaian kualitas pelayanan dengan tingkat harapan wisatawan. Apabila
pelayanan yang diberikan dapat memenuhi kepuasan pelanggan, maka dapat dikatakan pelayanan
tersebut berkualitas. Begitupun sebaliknya.
Sejauh ini jika kita melihat dari keberhasilan Indonesia menduduki peringkat pertama wisata halal
dunia berdasarkan GMTI, hal ini menjadi bukti bahwa pengimplementasian kualitas pelayanan sudah
berjalan dengan sesuai dan mampu mendongkrak popularitas wisata halal sehingga mampu diterima
oleh masyarkat luas yang cakupannya bukan hanya sekedar umat muslim.
Dengan begitu diharapkan kualitas pelayanan dalam pariwisata halal dapat terus ditingkatkan sebaik
mungkin terutama di Indonesia, melihat peluang pariwisata halal yang sekarang sudah menjadi trend.
26. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thank
You!