Dokumen tersebut berisi laporan tugas review dan refleksi mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia oleh mahasiswa bernama Anggraeni. Laporan tersebut membahas definisi HRM, aspek positif dan negatif pekerjaan di industri pariwisata dan perhotelan, definisi HRM yang dianggap paling persuasif, hubungan antara aspek yang disebutkan dengan pendekatan keras dan lunak dalam HRM, serta praktik pengembangan SDM di sekolah tempat penulis
1.0 Pengenalan
Perkataan rekreasi berasal daripada bahasa Latin iaitu recretio yang bererti penyegaran kesihatan (Torkildsen, 1992). Dengan kata lain rekreasi bermaksud penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Torkildsen juga menyatakan rekreasi ialah pengalaman individu (apa yang individu itu lakukan sebagai seorang insan), sebagai aktiviti atau sebagai institusi (struktur yang dibuat untuk komuniti) ataupun cara lain sebagai satu proses (apa yang berlaku kepada individu) dan sebagai struktur (rangka kerja di mana rekreasi dilatih). Manakala menurut Edington & Kraus et al. (1990), rekreasi merupakan satu aktiviti yang dilakukan semasa waktu lapang, menyenangkan dan mempunyai kualiti sosial. Rekreasi secara keseluruhannya digambarkan sebagai perbuatan seseorang individu menyertai sesuatu aktiviti dengan kerelaan serta kesenangan pada masa lapang. Selain itu, rekreasi juga boleh dikenal pasti sebagai pengalaman emosi semasa penglibatan di dalam aktiviti. Dengan erti kata lain rekreasi mestilah melibatkan kerelaan diri seseorang. Aktiviti rekreasi boleh dikatakan sebagai satu institusi sosial di mana ia boleh dilihat sebagai penggerak utama ekonomi dalam masyarakat. Ia juga salah satu tanggungjawab penting dalam kerajaan dan sumber pekerjaan bagi masyarakat. Masa lapang pula boleh didefinisikan sebagai masa lapang daripada tanggungjawab kerja dan diri sendiri. Rekreasi boleh ditafsirkan sebagai melakukan aktiviti luar pada waktu lapang untuk menyihatkan tubuh badan serta mencerdaskan minda dan dalam masa yang sama dapat mengisi masa lapang dengan aktiviti yang berfaedah seperti beriadah bersama keluarga dan rakan.
1.0 Pengenalan
Perkataan rekreasi berasal daripada bahasa Latin iaitu recretio yang bererti penyegaran kesihatan (Torkildsen, 1992). Dengan kata lain rekreasi bermaksud penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Torkildsen juga menyatakan rekreasi ialah pengalaman individu (apa yang individu itu lakukan sebagai seorang insan), sebagai aktiviti atau sebagai institusi (struktur yang dibuat untuk komuniti) ataupun cara lain sebagai satu proses (apa yang berlaku kepada individu) dan sebagai struktur (rangka kerja di mana rekreasi dilatih). Manakala menurut Edington & Kraus et al. (1990), rekreasi merupakan satu aktiviti yang dilakukan semasa waktu lapang, menyenangkan dan mempunyai kualiti sosial. Rekreasi secara keseluruhannya digambarkan sebagai perbuatan seseorang individu menyertai sesuatu aktiviti dengan kerelaan serta kesenangan pada masa lapang. Selain itu, rekreasi juga boleh dikenal pasti sebagai pengalaman emosi semasa penglibatan di dalam aktiviti. Dengan erti kata lain rekreasi mestilah melibatkan kerelaan diri seseorang. Aktiviti rekreasi boleh dikatakan sebagai satu institusi sosial di mana ia boleh dilihat sebagai penggerak utama ekonomi dalam masyarakat. Ia juga salah satu tanggungjawab penting dalam kerajaan dan sumber pekerjaan bagi masyarakat. Masa lapang pula boleh didefinisikan sebagai masa lapang daripada tanggungjawab kerja dan diri sendiri. Rekreasi boleh ditafsirkan sebagai melakukan aktiviti luar pada waktu lapang untuk menyihatkan tubuh badan serta mencerdaskan minda dan dalam masa yang sama dapat mengisi masa lapang dengan aktiviti yang berfaedah seperti beriadah bersama keluarga dan rakan.
1. Tugas HRM – KELOMPOK 6
NILAI 87
1. SABDA E. PRIYANTO 1163620047 Approved by
2. SWASTONO PUTRO 1163620042 Prof. Syamsir Abduh
3. NURKHOLIS 1163620044
4. MAHYUDDIN 1163620065 19-06-2012
5. ANGGRAENI 1163620049
Chapter 1
Human Resource Management and the
Tourism and Hospitality Industry: An introduction
TUGAS REVIU DAN REFLEKSI BAB I
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
OLEH ANGGRAENI
Reviu dan Refleksi
1. Jika Anda saat ini bekerja di industri pariwisata dan perhotelan, sementara Anda
menyelesaikan studi, buatlah daftar aspek-aspek yang Anda anggap baik dan buruk
dari pekerjaan Anda dan berikan alasannya.
JAWABAN:
Aspek-aspek yang saya anggap baik dari pekerjaan di industri pariwisata dan
perhotelan:
a) Aspek Ekonomi
1. Menambah devisa
2. Membuka kesempatan berusaha
3. Menambah lapangan kerja
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
5. Mendorong pembangunan daerah
Alasan:
Ketika wisatawan mancanegara datang, mereka membawa masuk uang
mereka dan akan menggunakan uang itu untuk belanja kebutuhan hidup di
negara yang didatangi yang meliputi akomodasi, konsumsi, hiburan,
2. perjalanan, pakaian, dll. Kondisi ini memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk membuka usaha yang berkaitan dengan semua kebutuhan mereka.
Selanjutnya, dengan dibukanya berbagai usaha, akan dibutuhkan tenaga
kerja yang relevan; semakin banyak wisatawan datang, semakin banyak jenis
usaha yang bisa dibuka. Ini berarti semakin banyak pula lapangan kerja yang
tersedia. Selanjutnya, semua transaksi yang dilakukan ada pajaknya. Ini
berarti pendapatan pemerintah semakin bertambah. Demikian pula dengan
pendapatan masyarakat, semakin banyak wisatawan belanja, semakin
banyak pendapatan masyarakat. Selanjutnya, untuk meningkatkan
kemudahan wisatawan menikmati semua tujuan wisata, pemerintah akan
melakukan pembangunan, mulai dari infrastruktur seperti jalan, jaringan
listrik, air, telepon, transportasi, sampai ke fasilitas umum seperti pasar-
pasar, museum, galeri, dll.
b) Aspek Sosial-Budaya
1. Meningkatkan kecerdasan masyarakat
2. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
3. Mengurangi konflik sosial
4. Pelestarian budaya dan adat
Alasan:
Kedatangan wisatawan dari mancanegara akan mendorong masyarakat untuk
menyesuaikan diri melalui belajar bahasa, budaya, pola pikir, dll. dengan
wisatawan yang mereka temui. Aktivitas masyarakat dengan wisatawan akan
meningkatkan kesejahteraan mereka, dan ini pada gilirannya akan
berpengaruh positif pada kesehatan jasmani dan rohaninya. Selanjutnya,
ketika masyarakat sibuk dengan kegiatan yang positif dan produktif, mereka
akan sibuk memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan produktivitas
layanan mereka kepada wisatawan. Kondisi ini akan mendorong masyarakat
untuk saling-mengisi kekurangan, saling-bantu, sehingga potensi terjadinya
konflik sosial akan berkurang. Selanjutnya, minat wisatawan datang ke suatu
negara itu bermacam-macam. Ketika mereka ingin menikmati budaya dan
adat suatu daerah, maka pemerintah daerah dan masyarakat akan berpikir
bahwa budaya dan adat mereka itu punya nilai yang layak untuk dilihat oleh
orang lain. Ini adalah sesuatu yang penting sehingga perlu dijaga dan
dilestarikan.
c) Aspek Berbangsa dan Bernegara
3. 1. Mempererat persatuan dan kesatuan
2. Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air
3. Memelihara hubungan baik secara internasional
Alasan:
Kehadiran bangsa lain ke negara kita, misalnya, akan membangkitkan
kebanggaan pada diri kita. Ternyata negara kita, daerah kita, budaya kita,
flora dan fauna kita, dll. dibutuhkan oleh bangsa lain sehingga kita harus
menjaga miliki kita bersama ini dengan baik. Kondisi ini akan menimbulkan
dan meningkatkan rasa cinta kita terhadap tanah air kita. Semakin banyak
wisatawan datang ke negara kita, semakin kita merasa perlu untuk menjaga
negara kita supaya aman sehingga wisatawan betah berada di negara kita.
Selanjutnya, supaya wisatawan semakin banyak datang ke negara kita, kita
akan bangun hubungan yang lebih erat dengan negara asal wisatawan
tersebut.
d) Aspek Lingkungan
1. Melestarikan lingkungan
2. Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih
3. Meningkatkan kesegaran fisik dan mental
4. Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan mental
dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara
dalam upaya untuk melestarikan lingkungan
5. Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada
Alasan:
Pada umumnya wisatawan datang ke suatu negara karena sesuatu yang di
negaranya sendiri tidak bisa ditemukan. Salah satu di antaranya wisata alam,
termasuk flora dan faunanya. Terumbu karang, stalagtit dan stalagmit, hutan
dengan flora dan faunanya yang spesifik pada suatu daerah sering dirusak
oleh kebodohan masyarakatnya. Terumbu karang dan stalagtit/stalagmit
dibongkar dan dijual kepada orang-orang kaya untuk menghiasi bangunan,
binatang langka ditangkap dan dijual untuk dipelihara di kandang-kandang
atau diawetkan dan dijadikan hiasan di rumah orang kaya atau bahkan untuk
dikonsumsi berdasarkan mitos-mitos tertentu. Kehadiran wisatawan akan
mendorong masyarakat untuk memelihara lingkungan dengan segala isinya
4. karena masyarakat merasakan nilai tambah dari terpeliharanya lingkungan
yang ada. Akibat lain dari terpeliharanya lingkungan adalah berkurangnya
polusi sehingga lingkungan menjadi semakin sehat untuk tinggal. Dampaknya,
masyarakat terdorong untuk membangun kebiasaan bersih dan sehat.
Aspek-aspek yang saya anggap buruk dari pekerjaan di industri pariwisata dan
perhotelan:
1) Jam kerjanya tidak ajeg, yakni kadang bekerja siang hari dan istirahat malam
hari, sehingga tidak bisa selalu berkumpul dengan keluarga.
2) Pandangan masyarakat masih terbelah terhadap wanita yang bekerja di bidang
ini, terutama untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan hiburan di malam hari,
sehingga ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan kesempatan itu untuk
hal-hal di luar tugas pekerjaan.
3) Keingingan para pekerja di bidang ini untuk meniru apa yang dilakukan para
wisatawan tanpa filter yang baik sehingga berpotensi merusak. Misalnya, ketika
wisatawan mengkonsumsi narkoba, melakukan free sex, atau kegiatan lain
yang tidak cocok bagi masyarakat suatu negara atau daerah.
Reviu dan Refleksi
2. Jelas dari pembahasan tentang berbagai definisi HRM bahwa HRM memiliki banyak
arti bagi banyak orang, tergantung apakah Anda seorang manajer, pegawai atau
seorang akademisi dan tidak ada definisi yang bisa mencakup semua kompleksitas
dari Human Resources Management.
Definisi HRM mana yang Anda anggap paling persuasif dan jelaskan alasan Anda?
JAWABAN:
Definisi ke tiga: Human Resources Management (HRM) yaitu sebuah peta untuk
memandu mahasiswa dan praktisi untuk memahami konsep dan ide-ide yang
terkait dengan pengelolaan orang.
Alasan:
Istilah peta memberikan gambaran bahwa HRM harus bisa dipahami dengan baik
supaya orang tidak tersesat karena jelas arah yang dituju. Peta juga menunjukkan
berbagai ‘jalur’ yang tidak dipilih untuk dilewati tapi sampai juga ke tujuan. Dengan
peta ini seorang manajer merasa yakin bahwa ‘jalur’ pilihannya akan sampai ke
tujuan dengan sangat efektif dan efisien, lebih efektif dan efisien dibanding semua
‘jalur’ lain yang tidak dipilih. Ketika manajer bisa meyakinkan semua personil
bahwa ‘jalur’ itu yang paling efektif dan efisien, maka komitmen dari seluruh
5. personil akan bisa dibangun dengan mudah, sehingga pada akhirnya tujuan
organisasi akan dicapai dengan maksimal.
Dengan demikian, HRM merupakan pendekatan khusus terhadap pengelolaan
pekerjaan yang berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui strategi
penyebaran tenaga kerja yang berkomitmen dan mampu, menggunakan teknik
kultural, struktural dan personil secara terintegrasi. Oleh sebab itu, tantangan HRM
adalah bagaimana cara merekrut, menyebarkan, mengembangkan, memberi
penghargaan dan memotivasi staf, menjadikan mereka sebagai sumber keunggulan
kompetitif. Namun, seperti dikandung pada makna peta, ada lebih dari satu rute
untuk mencari keunggulan kompetitif.
Reviu dan Refleksi
3. Dengan merefleksikan jawaban Anda terhadap reviu dan refleksi pertama, sejauh
mana aspek baik dan buruk dari daftar Anda menyerupai aspek keras atau lunak
dari HRM?
JAWABAN:
Aspek baik dan buruk pada reviu dan refleksi saya pada nomor (1) lebih cenderung
cocok untuk pendekatan keras, di mana kalkulasi secara kuantitatif dan kualitatif
dilakukan untuk melakukan HRM. Tapi yang diterapkan adalah sebaliknya, yakni versi
lunak, karena di sekolah HRM dilihat lebih sebagai pendekatan yang humanistik.
Sehingga, pendekatan manajemen orang di sekolah cenderung lebih suka-sama-suka
dan berdasarkan komitmen manajerial tingkat tinggi kepada karyawan, yang
diarahkan pada komitmen bersama yang tinggi, kepercayaan tinggi, produktivitas
tinggi dan sebagainya. Karyawan dianggap bersikap proaktif, mampu dikembangkan
dan layak mendapat kepercayaan dan kolaborasi.
Reviu dan Refleksi
4. Pikirkan sebuah organisasi yang Anda kenal, misalnya di mana Anda saat ini bekerja
atau di mana Anda sebelum ini menghabiskan waktu. Sampai sejauh mana praktik-
praktik pengembangan SDM dilakukan: apakah itu merupakan praktik yang paling
cocok vs praktik terbaik? Mengapa Anda menganggapnya demikian?
JAWABAN:
Saya bekerja di sekolah sebagai guru. Sekolah tempat saya bekerja adalah sekolah
negeri, sehingga sekolah tidak bisa melakukan semua tahapan dan langkah HRM
seperti yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya. Sekolah hanya berperan
6. sebagai UPT (unit pelaksana teknis). Berkaitan dengan siklus HRM, bisa saya jelaskan
sebagai berikut:
a) Tahap Menarik Tenaga Kerja yang Efektif
Perencanaan SDM tidak dilakukan sendiri oleh sekolah, melainkan oleh lembaga
yang berwenang dari pemerintah daerah, yakni Badan Kepegawaian Daerah.
Demikian juga rekrutmen dan seleksinya tidak dilakukan sendiri oleh sekolah,
sekolah tinggal menerima sesuai kebutuhan, atau bahkan kadang-kadang di luar
kebutuhan.
Sebenarnya di sini masih ada peluang bagi pemimpin sekolah untuk berperan
sesuai dengan kewenangannya. Sekolah bisa melakukan analisis kebutuhan SDM
dengan melakukan analisis SWOT. Hasil analisis kebutuhan dilaporkan ke
pemerintah daerah melalui BKD. Selanjutnya, BKD akan merencanakan kebutuhan
SDM agregat daerahnya dan melakukan rekrutmen dan seleksi. Dan akhirnya, hasil
seleksi ditempatkan di sekolah sesuai dengan usulan masing-masing. Dengan
demikian sekolah sebagai sebuah organisasi akan bisa mendapatkan tenaga kerja
yang efektif.
b) Tahap Mempertahankan Tenaga Kerja yang Efektif
Pemberian reward dan social welfare sering dimaknai secara sempit dan
kebendaan, baik oleh manajer maupun pekerja. Demikian juga di sekolah.
Akibatnya, kepala sekolah sering kesulitan untuk mewujudkan konsep ini. Padahal,
kalau dimaknai secara lebih luas, misalnya secara psikologis, terapannya akan
lebih variatif. Dengan pemaknaan yang lebih luas dan tidak kebendaan, reward
dan social welfare lebih mudah diwujudkan, karena intinya adalah kenyamanan
bekerja di sekolah.
Reward dan social welfare bisa juga dikaitkan dengan konsep hubungan
perburuhan di sekolah. Meskipun di sekolah tidak dikenal konsep dan bentuk yang
jelas seperti di perusahaan pada umumnya, hubungan antar-guru dan karyawan
bisa dibangun menjadi kekuatan yang sejajar dengan kepala sekolah sebagai
manajer. Apalagi, dalam konsep departemen pendidikan dan kebudayaan, kepala
sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Jadi,
kepala sekolah tetap guru yang jabatannya sewaktu-waktu bisa habis dan
digantikan oleh guru yang lain. Artinya tugas tambahannya harus dilepas lagi.
Prosedur penanganan disiplin dan keluhan juga tidak sesederhana di perusahaan,
di mana karyawan yang tidak disiplin bisa di-PHK sewaktu-waktu. Di sekolah ada
tahapan, ketika seorang guru tidak disiplin, maka kepala sekolah sebagai manajer
harus melakukan teguran beberapa kali sebelum mengusulkan kepada BKD untuk
memindahkan guru itu sebagai pembinaan. Demikian juga penanganan terhadap
7. keluhan guru atau pegawai yang lain. Pada saatnya, BKD-lah yang akan mengambil
tindakan.
c) Tahap Mengembangkan Tenaga Kerja yang Efektif
Pelatihan dan pengembangan SDM di sekolah negeri tidak bisa dilakukan
semuanya secara langsung oleh kepala sekolah. Ada porsi yang bisa dilakukan oleh
kepala sekolah yakni yang berkaitan dengan kompetensi pedagogis guru atau yang
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru. Ini bisa dilakukan melalui supervisi
akademik. Tetapi, pengembangan yang lebih mendasar harus dilakukan secara
tidak langsung, kepala sekolah mengusulkan guru-guru dan karyawan yang masih
kurang kompeten untuk diikutkan pada diklat di lembaga-lembaga seperti LPMP,
PPPPTK, atau lembaga diklat milik pemerintah yang lain.
Penilaian terhadap kinerja guru bisa dilakukan oleh kepala sekolah sendiri atau
oleh tim yang ditugasi pemerintah untuk itu. Sekarang hal ini sudah mulai
diterapkan di sekolah. Ketika guru sudah dinilai kinerjanya, akan diketahui pada
aspek apa yang bersangkutan masih memerlukan pengembangan. Berdasarkan
hasil penilaian kinerja, kemudian, guru mengikuti pengembangan dalam bentuk
diklat dan sejenisnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, saya menyimpulkan bahwa yang diterapkan di
sekolah adalah bentuk praktik yang paling cocok karena disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada di pemerintahan daerah.