SlideShare a Scribd company logo
1
MAKALAH
ETIKA LINGKUNGAN KEBIJAKAN
KEPARIWISATAAN
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. A.A.A Ngr Sri Rahayu Gorda.S.H.,M.M.,M.H
Disusun oleh :
KADEK WIWIN WULANDARI 3.15.1.1344
UNIVERTAS PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS HUKUM
JURUSAN ILMU HUKUM
TAHUN AJARAN 2016/2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing kami Dr. A.A.A Ngr
Sri Rahayu Gorda.S.H.,M.H.,M.M
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Denpasar , 24 April 2017
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………….………………………………………... i
DAFTAR ISI ………..………………………………………………………… ii
BAB I
Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 4
BAB II
Tinjaun Pustaka ………………………………………………………………… 5
BAB III
Pembahasan …………………………………………………………………….. 9
2.1 Kebijakan Pemerintahan Dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional
…………………………………………………………………………. 11
2.2 Kebijakan Strategi Pemerintahan Dalam Mengembangkan
Kepariwisataan …................................................................................... 12
2.3 Kegiatan – Kegiatan Yang Dapat Diambil Dalam Pengembangan
Kepawarisataan Nasional Di Wilayah – Wilayah
Indonesia……………………………...……………………………….. 13
2.4 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengembangan Pariwisata
..…….…………………………………………………………………. 14
2.5 Faktor – Faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Kepariwisataan
Nasional ………………………………………………………………..15
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………….………………………………………………. 17
3.2 Saran – Saran …………………………………………………………... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
4
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Ruang lingkup tindakan pemerintah dalam kepariwisataan dewasa
ini bervariasi menurut kepentingan dan ketertiban negara dalam pariwisata
dan kondisi yang terjadi dalam Negara itu ( politik, ekonomi, perundang-
undangan , pengembangan sosial ekonomi, tingkat perkembangan
pariwisata , tingkat kematangan bdan usaha swasta serta kemampuan
keuangan ).
Kompleksnya industri pariwisata menuntut suatu kebijakan hukum
yang mantap untuk melandasi pertumbuhan pariwisata yang teratur dan
terus meningkat, untuk menentukan bagian modal tertentu baik dari dalam
maupun dari luar negeri dan untuk mematangkan suasana yang baik bagi
pengarahan investasi dalam sektor pariwisata.Tambahan pula perundang–
undangan dan peraturan pariwisata harus mengatur kerja sama dan
managemen badan usaha pariwisata , termasuk pula insentif keuangan dan
perpajakan, organisasi pariwisata dalam negeri ,tata guna tanah dan sumber-
sumer alam lainnya bagi perkembangan pariwisata, penciptaan permitaan
wisata dan urusan bisnis yang kegiataanya merupakan penunjang
pariwisata.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±
18.110 pulau yang dimiliki dengan garis pantai 108.000 km negara
Indonesia memiliki potensi alam, keaneka ragaman flora dan fauna,
5
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang
semuanya itu merupakan sumber daya modal yang besar artinya bagi usaha
pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Modal tersebut harus
dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang
secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan manusia.
Meskipun demikian, sektor pariwisata sangat rentan terhadap faktor-faktor
lingkungan alam, keamanan, dan aspek global lainnya. Contoh kerusakan
alam adalah rusaknya terumbu karang hampir di sepanjang pantai Indonesia,
padahal terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya
merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki dan tidak ternilai
harganya. Manfaat terumbu karang yang adalah habitat bagi sumberdaya
ikan, batu karang,pariwisata dan juga melindungi pantai wisata. Sebagai
contoh lainnya perkembangan – perkenbangan ekonomi, sosial, budaya, dan
politik global mepengaruhi penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Contoh
konkrit yang terjadi adalah adanya issue terorisme telah mengakibatkan
menurunnya minat para wisatawan untuk berkunjung. Masih terbatasnya
dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata telah
mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata. Pola pengelolaan
kawasan wisata yang tidak menyaluruh (comprehensive) telah
menimbulkan dampak negatif yang mengakibatkan menurunnya daya tarik
obyek wisata, misalnya timbulnya kerusakan lingkungan, meningkaatnya
urbanisasi ke lokasi obyek wisata yang telah meningkan permasalah sosial
antara lain meningkatnya tindak kejahatan dan kegiatan sektor informal
6
yang tidak terkendali. Berdasarkan hal tersebut, perlu ditetapkan kebijakan-
kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan kegiatan
pariwisata. Kebijakan-kebijakan tersebut harus mengakomodir prinsip-
prinsip pariwisata berkelanjutan yang meliputi kesejahteraan lokal,
penciptaan lapangan kerja, konsevasi sumber daya alam, pemeliharaan dan
peningkatan kualitas hidup, dan antar generasi dalam distribusi
kesejahteraan.
Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip diatas telah di elaborasi menjadi
partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder) kepemilikan lokal,
penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan
masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi,
akuntabilitas, pelatihan serta promosi. Dalam pengembangan kegiatan
pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat
menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan
ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan
perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menaggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan mewujudkan keseimbangan kepentingan
kesejahteraan dan keamanan.
7
B. RUMUSANMASALAH
1. Apakahlangkah-langkahyangdiambil pemerintahsehubungandengan
kebijakan pariwisata dibidang politik ?
2. Apa saja kebijakan – kebijakan yang dapat di ambil dalam
mengembangkan kepariwisataan nasional dengan strategi penataan
ruang paruwisata.
3. Apa saja contoh permasalahan yang dihadapi oleh kepariwisataan
nasional kita dalam mengembangkan kepariwisataannya ?
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa (2002), pengertian pengembangan adalah :
1. Hal, cara atau hasil mengembangkan.
2. Proses atau cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran
yang dikehendaki.
Pengembangan diartikan sebagai usaha untuk menuju ke arah yang lebih baik, lebih
luas atau meningkat (kamus Webster). Pengembangan pariwisata menurut Pearce
(1981:12) dapat diartikan sebagai “usaha untuk melengkapi atau meningkatkan
fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat”. Dalam pengembangan
pariwisata, terdapat faktor yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan
pariwisata (Yoeti : 1996) yaitu :
 Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
 Adanya fasilitas
Accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan
wisatawan mengunjungi suatu daerah atau
kawasan wisata.
9
 Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat
memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Agar pengembangan pariwisata dapat berkelanjutan, maka perlu diperhatikan kode
etik pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan dalam
konferensi pariwisata tahun 1999 yang mengatur etika global pariwisata untuk
menjamin sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan kepariwisataan dan
melindungi lingkungan dari dampak buruk kegiatan bisnis pariwisata (kartawan :
2004; Waluyo : 2007). Adapun kode etik dalam pengembangan pariwisata global
ini, dapat dilihat seperti penjelasan dibawah ini :
1.KewajibanPemerintah
a. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan dan pemberian kemudahan
dalam penyediaan informasi.
b. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan dan
secara adil menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya.
c. Kebijakan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa agar dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
10
d. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus diarahkan dalam rangkaian : (a)
penghormatan, perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan kekayaan
seni, arkeologi, budaya, monumen, tempat suci, museum, tempat
bersejarah;
(b)kelangsungan hidup dan berkembangnya hasil - hasil budaya, seni
tradisional dan seni rakyat.
e. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam perspektif pertumbuhan
ekonomi yang sehat berkelanjutan dan berkesinambungan.
2.Kewajiban dan hak usaha pariwisata
a. Kewajiban:
 Memberikan informasi yang objektif tentang tempat - tempat tujuan dan
kondisi perjalanan pada para wisatawan.
 Memperhatikan keamanan, keselamatan dan mengusahakan adanya sistem
asuransi bagi parawisatawan.
b. Hak:
 Pajak-pajak dan beban - beban khusus yang memberatkan bagi industri
pariwisata serta merugikan dalam persaingan harus dihapuskan atau
diperbaiki secara bertahap.
 Pengusaha dan penanam modal terutama dari kalangan perusahaan kecil dan
menengah berhak mendapat kemudahan akses memasuki sektor wisata.
3. Kewajiban dan Hak Masyarakat
a.Kewajiban:Harus belajar untuk mengerti dan menghormati para wisatawan yang
mengunjungi mereka.
11
b.Hak:
1) Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan, dan
secara adil menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan budaya yang mereka
usahakan,dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
2) Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk kegiatan pariwisata dapat
memperkaya dan meningkatkan penghasilan, apabila dikelola dengan menghormati
lingkungan alam dan melibatkan penduduk setempat. Oleh karena itu, dalam
pengembangan industri pariwisata dengan memperhatikan etika global pariwisata
diatas harus memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan, yaitu
penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, penurunan konsumsi berlebihan
dari sampah, mempertahankan keberagaman, integrasi pariwisata dalam
perencanaan, ekonomi pendukung, melibatkan masyarakat lokal, konsultasi para
stakeholder dan masyarakat, pelatihan staf, tanggung jawab pemasaran pariwisata
melalui “Networking”, dan pelaksanaan penelitian tentang pariwisata dalam
melahirkan inovasi - inovasi baru kepariwisataan yang dapat dijadikan produk baru
pariwisata (prastacosm : 2001; Sinclair et.al : 2003; Morrison et.al : 2004)
Berdasarkan pengertian di atas mengenai pengembangan pariwisata, dapat
dijelaskan bahwa pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari
yang belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas
yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik
pariwisata global yang telah menjadi standard dalam pengembangan pariwisata.
Pengembangan sendiri tidak lepas dari usaha pembangunan. Jadi, dengan
memahami defenisi dari pembangunan, arti pengembangan lebih dapat dipahami.
12
BAB III
PEMBAHASAN
1. Adapun langkah-langkah yang diambil pemerintah sehubungan dengan kebijakan
pariwisata dalam bidang politik adalah sebagai berikut:
 Politik kebudayaan
Adapun langkah-langkah yan g perlu diambil oleh pemerintah dalam hal politik
kebudayaan yang dihubungkan dengan industri pariwisata pada prinsipnya tiada
lain adalah perlindungan , pemeliharaan , bimbingan , serta dorongan terhadap
kekayaan kebudayaan dan hasil cipta kesenian nasional yang ditonjolkan sebagai
puncak karya peradaban bangsa
 Politik sosial
Yang dimaksud dengan politik sosia lpemerintah dalam hubungannya dengan
pariwisata adalah langkah-langkah pemerintah untuk mewujudkan peraturan-
peraturan dan keadaan yang diarahkan kepada perbaikan sosial bagi rakyat pekerja
, seperti jam kerja , jaminan hari tua ,hak berlibur dan memperoleh rekreasi serta
hal lain ke semuanya itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal kepariwisataan
terlebih pariwisata domestik.
Dalam factor pariwisata dua hal penting yang harus mendapat perhatian pemerintah
dalam bidang sosial politik adalah :
a. Faktor menyangkut undang-undang an peraturan yang ada hubungannya dengan
jam kerja dan gaji kaum pekerja dalam negeri tersebut yang memberi efek
terhadap industry pariwisata.
13
b. Faktor yang menyangkut pemberian libur dengan biaya perjalanan yang berarti
pula dapat memajukan pariwisata
 Politik dalam negeri
Yang terutama dalam hubungan politik dalam negeri suatu pemerintah dilihat dari
kacamata pariwisata alah adnya undang –undang dan peraturan yang menjammin
tumbuhnya industry ini dan keamanan bergeraknya wisatawan .
 Politik luar negeri
Peranan pariwisata dalam hubungan politik luar negeri suatu pemerintah adalah
sangat penting , tidak sajadilihat dari segi ekonominya tetapi juga politis dan
kulturalnnya yang sumbangannya adalah positif bagi kerjasama dan
perdamaian.Dalam hubungan politik luar negeri suatu pemerintah , hanya ada dua
alternatif bagi pertumbuhan industry pariwisata di negeri itu yaitu , politik
bersahabat atau politik bermusuhan dengan Negara laiinnya , lebih-lebih Negara
tetangga dari mana sebenarnya dapat diharapkan kunjungan persahabatan antara
rakyat Negara yang bertetangga .
Demikianlah bahwa intervensi Negara dalam bilang pariwisata harus diperluas dan
terus ditambah dengan harapan utama untuk memutuskan dan merencanakan
pertumbuhan pariwisata dan membuka jalan untuk mecapai tujuan –tujuan utama
dari kebijakan pariwisata nasional .
14
2.1 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional
Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam
mengembangkan wilayah yang bertujuan untuk mendukung komisi, ekonomi,
sosial budaya dan lingkungan serta ditunjang dengan beberapa sarana prasarana
demi mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh masyarakat dan pemerintah
nasional dalam pengembangan daerah-daerah pariwisata yang berada di daerah
kepulauan Indonesia.
Penataan ruang untuk menunjang kepariwisataan nasional tidak hanya memberikan
arahan lokasi investasi, tetapi juga harus memberikan jaminan terpeliharanya
ruangan/daerah pengembangan pariwisata yang berkwalitas dan mempertahankan
keberadaan objek-objek pariwisata sebagai aset besar bangsa. Keterbatasan
dukungan sarana dan prasarana penunjang merupakan juga salah satu yang perlu
mendapat perhatian. Dimana dukungan sarana dan prasarana merupakan faktor
penting untuk keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan pariwisata, seperti
penyediaan akses, akomodasi, angkutan wisata dan sarana prasarana pendukung
lainnya. Masih banyak kawasan wisata yang sangat berpotensi, tetapi masih belum
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu sarana dan prasarana
yang dibangun hanya untuk kepentingan likal saja, belum dapat melayani
kebutuhan penyelenggaraan pariwisata diluar lokasi. Seperti misalnya penyediaan
angkutan wisata hanya tersedia di area kawasan saja, tetapi sarana angkutan untuk
mencapai kawasan tersebut dari akses luar belum tersedia.
Selain didukung oleh penataan ruang dan sarana-sarana yang menunjang dalam
kegiatan pengembangan pariwisata juga didukung ileh beberapa sumber-sumber,
15
yakni sumber daya manusia, sumber keuangan dan sumber materi atau fisik. Ketiga
sumber itu sangat berkaitan satu sama yang lainnya. Oleh karena itu ketiganya harus
benar-benar bisa terpenuhi, karena pengembangannya sangat berpengaruh besar
bagi kepariwisataan nasional kita.
2.2 Kebijakan Dan Strategi Pemerintah Dalam Mengembangkan
Kepariwisataan
1. Pengembangan wilayah dengan pendekatan pengembangan ekosistem, yaitu
penataan penataan ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu dan
terkoordinasi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Peningkatan keterkaitan fungsi pengembangan kegiatan pariwisata yang baik
dengan sektor lainnya untuk memberikan nilai efisiensi yang tinggi dan
percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah.
3. Pengembangan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi
nasional, wilayah dan lokal. Pada tingkat nasional sektor pariwisata harus
berperan sebagai prime mover dan secara interaktif terkait dengan
pengembangan sektor-sektor lain.
4. Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan seluruh
stakeholder. Dalam konteks ini peran masyarakat terlibat dimulai sektor hulu
(memberikan kegiatan produksi yang ekstraktif) sampai dengan hilir (kegiatan
produksi jasa).
16
5. Pemanfaatan rencana pengembangan wilayah secara nasional yang dalam hal ini
harus terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Didalam RTRWN ini diberikan arahan-arahan fungsi lindung dan budidaya.
Kawasan lindung dapat dioptimalkan juga sebagai kawasan yang memberikan
dukungan bagi kegiatan pengembangan pariwisata (forets tourism) dan
kawasan budidaya memberikan alokasi-alokasi ruang untuk pengembangan
pariwisata, terutama dengan kawasan-kawasan andalan dengan sektor
unggulannya adalah pariwisata.
6. Pengembangan dukungan sarana-prasarana transportasi secara terpadu intermoda
dan terkai dengan struktur pengembangan wilayah.
2.3 Kegiatan-Kegiatan Yang Dapat Diambil Dalam Pengembangan
Kepariwisataan Nasional Di Wilayah-Wilayah Indonesia
1. Pemanfaatan RTRWN, RTRW Provinsi /Kab/Kota untuk mendukung
pengembangan pariwisata terutama dalam penyesuaian dengan arahan alokasi
pemanfaatan ruang.
2. Peningkatan koordinasi lintas sektoral dalam pembangunan pariwisata untuk
mewujudkan keserasian dan keterpaduan program-program sektor yang dapat
meminimalkan konflik-konflik antar sektor yang terjadi.
3. Pengembangan jaringan transportasi nasional, wilayah, dan lokal untuk
mendukung pengembangan pariwisata terutama terkait dengan arahan
pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara termasuk juga arahan
pengembangan alokasi bandara dan pelabuhan.
17
4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dari proses
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
5. Peningkatan keterpaduan program dengan keterlibatan berbagai sektor dalam
pengembangan pariwisata.
6. Penyusunan rencana tata ruang yang lebih detail untuk pengembangan pariwisata
dengan mengacu kepada arahan RTRWN dan RTRW Provinsi untuk tingkat
yang lebih makro, dan mengacu kepada arahan RTRW dan RDTR Kawasan di
Kabupaten/Kota untuk tingkat yang lebih detail.
7. Pemanfaatan standar teknis sektoral dalam menyusun rencana detail/rinci
pengembangan kawasan pariwisata.
2.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengembangan Pariwisata
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata agar daerah-
daerah atau lokasi pariwisata nasional pengembangannya dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan arahan dalam rencana
tata ruang.
2. Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan daya dukung
lingkungan.
18
3. Dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata harus melibatkan masyarakat
setempat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
4. Untuk mencapai keberhasilan pengembangan kegiatan pariwisata, harus
dilakukan secara koordinatif dan terpadu antar semua pihak yang terkait,
sehingga wujud keterpaduan lintas sektoral dan menghindari terjadinya konflik
antar sektor.
5. Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor tersier dimana preferensi
wisatawan sangat ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana
dan prasarana untuk meningkatkan aksebilitas kelokasi objek wisata mutlak
dibutuhkan.
2.5 Faktor-Faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Kepariwisataan
Nasional
Beberapa faktor-faktor yang dapat menghambat dalam usaha pengembangan
pariwisata nasional, antara lain :
1. Penataan kawasan wisata masih sering terlihat kurang mengikuti kaedah teknis
penataan ruang, misalnya memanfaatkan kawasan yang mempunyai kemiringan
lereng tidak layak untuk di kembangkan, namun tetap dibangun menjadi objek
pariwisata, seperti pembangunan sarana akomodasi, yang dapat menimbulkan
dampak negatif terhadap upaya pariwisata itu sendiri.. Contoh yaitu
pengendalian yang masih belum efektif terhadap pembangunan fasilitas
pariwisata yang merambah ke kawasan lindung yang diduga menjadi salah satu
19
penyebab terjadinya erosi dan banjir, seperti yang terjadi di kawasan pariwisata
puncak.
2. Pengembangan kegiatan pariwisata masih fokus hanya pada pengembangan
aspek fisik saja, seperti hanya mengembangkan karena potensi alamnya. Saat
ini dalam pengembangan kegiatan pariwisata belum terlihat upaya menciptakan
obyek pariwisata baru yang bersifat non-fisik, seperti dengan mengembangkan
potensi kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut, apakah upacara adat
yang dimilki atau kegiatan unik yang ada contohnya desa Trunyan di daerah
Kintamani berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata nasional.
Sebenarnya masih banyak potensi-potensi pariwisata lainnya yang dapat
dikembangkan yang terkait dengan aspek budaya.
3. Konflik antar sektor juga masih sering terjadi dalam mengembangkan kegiatan
pariwisata, seperti misalnya konflik antar sektor pertanian dengan sektor
pariwisata yang terjadi di Bali, dimana pengembangan kawasan wisata di Bali
mempengaruhi penyediaan air baku untuk kawasan pertanian.
4. Permasalahan-permasalahan dalam konteks lokal yang sering ditemui antara lain
dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata, masih banyak terjadi masyarakat yang
berada di dalam kawasan wisata tersebut masih belum ikut “memiliki”, manfaat
yang dihasilkan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya
hanya di rasakan oleh investornya saja.
20
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan
alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable developmant guna mencapai
kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam
pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan
tepat guna untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, mewujudkan
perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan strategi- strategi
khusus dari pemerintah kita untuk mengembangkan kepariwisataan nasional.
Karena dengan itu cara pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh
pemerintah atau masyarakat luas.
Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diambil dalam pengembangan
pariwisata nasional kita, selain itu juga ada banyak hal yang lainnya yang dapat
menunjang perkembangan kepariwisataan nasional kita di zaman era globalisasi ini.
3.2 Saran-Saran
1. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka pengembangan kepariwisataan
nasional harus benar-benar dilaksanakan, jangan hanya dibuat konsepnya
saja, tetapi juga harus diterapkan.
21
2. Kita sebagai penerus mestinya melestarikan budaya dan keterampilan agar bisa
menunjang pariwisata di Indonesia.
3. Pada masyarakat harus menjaga dan mengembangkan pariwisata kita agar tidak
punah dan menjaganya agar tidak
22
DAFTAR PUSTAKA
Drs.A.J.Mulyadi,MM.2014.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta:Rajawali Pers.
Oka.A.Yoeti.2003.Tours and Travel Marketing.Jakarta:Pradnya Paramita.
Ismayanti.2011.Pengantar Pariwisata.Jakarta: Grasindo

More Related Content

What's hot

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025Anindya Kenyo Larasti
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Noersal Samad
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...guztymawan
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Yani Adriani
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Bar Naz
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Rai Utama I Gusti Bagus
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisata
edi sofyan
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
Vedo Yudistira
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
adhinpol
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
Fitri Indra Wardhono
 
reinventing goverment
reinventing govermentreinventing goverment
reinventing govermentEnchink Qw
 

What's hot (13)

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
 
pertemuan 1
pertemuan 1pertemuan 1
pertemuan 1
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
 
pertemuan 2
pertemuan 2pertemuan 2
pertemuan 2
 
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danauPerencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
Perencanaan pengembangan fasilitas wisata danau
 
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber dayaPengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
Pengembangan eco tourism untuk konservasi sumber daya
 
Artikel desa wisata
Artikel desa wisataArtikel desa wisata
Artikel desa wisata
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
Pemberdayaan masyarakat berbasis_kearifa (1)
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
reinventing goverment
reinventing govermentreinventing goverment
reinventing goverment
 

Similar to Makalah

1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
YudhaDaizHimawan
 
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
SigitHaryadi3
 
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docxAhmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
zakyMuttaqien
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
ErinNurPutriani1
 
RENCANA ACUAN KERJA.docx
RENCANA ACUAN KERJA.docxRENCANA ACUAN KERJA.docx
RENCANA ACUAN KERJA.docx
KangMargino
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
Eko Efendi
 
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
Bernadette Agriestien
 
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptxEkowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
oceupiupiedu
 
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdfa5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
AndreWibisono4
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
Eko Efendi
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
EdwinKusuma9
 
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
riniandari81
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
FLORIPAOT
 
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan Agenda 21
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan   Agenda 21Prinsip - Prinsip Kepariwisataan   Agenda 21
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan Agenda 21Hanas Yordi Pratama
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawansamerdanta sinulingga
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdfPENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
AndriWibisonoSHMSi
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
pra_yoga2305
 
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptxEKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
BagasMaulana28
 
Dokumen 19-39
Dokumen 19-39Dokumen 19-39
Dokumen 19-39
winda fe
 
MAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptxMAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptx
jenalabidin17
 

Similar to Makalah (20)

1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf1689-25377-1-PB.pdf
1689-25377-1-PB.pdf
 
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
3.4. Menganalisis Modal Dasar Pengembangan Pariwisata
 
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docxAhmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
Ahmad Zaky Muttaqien_126209201043_UTS kepariwisataan.docx
 
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.pptKonsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
Konsep Pariwisata Berkelanjutan_Minggu ke 11.ppt
 
RENCANA ACUAN KERJA.docx
RENCANA ACUAN KERJA.docxRENCANA ACUAN KERJA.docx
RENCANA ACUAN KERJA.docx
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
 
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
MAKALAH WADUK JATILUHUR KELOMPOK 4
 
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptxEkowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
Ekowisata dalam pariwisata berkelanjutan .pptx
 
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdfa5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
 
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
 
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
Laporan perencanaan hutan.kelompok 4
 
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan Agenda 21
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan   Agenda 21Prinsip - Prinsip Kepariwisataan   Agenda 21
Prinsip - Prinsip Kepariwisataan Agenda 21
 
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawanPengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
Pengelolaan pariwisata budaya dan harapan wisatawan
 
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdfPENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.pdf
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptxEKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
EKOWISATA kelompok 8 lokpol.pptx
 
Dokumen 19-39
Dokumen 19-39Dokumen 19-39
Dokumen 19-39
 
MAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptxMAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptx
 

Recently uploaded

PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 

Recently uploaded (20)

PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 

Makalah

  • 1. 1 MAKALAH ETIKA LINGKUNGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN DOSEN PEMBIMBING : Dr. A.A.A Ngr Sri Rahayu Gorda.S.H.,M.M.,M.H Disusun oleh : KADEK WIWIN WULANDARI 3.15.1.1344 UNIVERTAS PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS HUKUM JURUSAN ILMU HUKUM TAHUN AJARAN 2016/2017
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing kami Dr. A.A.A Ngr Sri Rahayu Gorda.S.H.,M.H.,M.M Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Denpasar , 24 April 2017 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………….………………………………………... i DAFTAR ISI ………..………………………………………………………… ii BAB I Latar Belakang …………………………………………………………………. 1 Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 4 BAB II Tinjaun Pustaka ………………………………………………………………… 5 BAB III Pembahasan …………………………………………………………………….. 9 2.1 Kebijakan Pemerintahan Dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional …………………………………………………………………………. 11 2.2 Kebijakan Strategi Pemerintahan Dalam Mengembangkan Kepariwisataan …................................................................................... 12 2.3 Kegiatan – Kegiatan Yang Dapat Diambil Dalam Pengembangan Kepawarisataan Nasional Di Wilayah – Wilayah Indonesia……………………………...……………………………….. 13 2.4 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengembangan Pariwisata ..…….…………………………………………………………………. 14 2.5 Faktor – Faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Kepariwisataan Nasional ………………………………………………………………..15 BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………….………………………………………………. 17 3.2 Saran – Saran …………………………………………………………... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
  • 4. 4 BAB I A. LATAR BELAKANG Ruang lingkup tindakan pemerintah dalam kepariwisataan dewasa ini bervariasi menurut kepentingan dan ketertiban negara dalam pariwisata dan kondisi yang terjadi dalam Negara itu ( politik, ekonomi, perundang- undangan , pengembangan sosial ekonomi, tingkat perkembangan pariwisata , tingkat kematangan bdan usaha swasta serta kemampuan keuangan ). Kompleksnya industri pariwisata menuntut suatu kebijakan hukum yang mantap untuk melandasi pertumbuhan pariwisata yang teratur dan terus meningkat, untuk menentukan bagian modal tertentu baik dari dalam maupun dari luar negeri dan untuk mematangkan suasana yang baik bagi pengarahan investasi dalam sektor pariwisata.Tambahan pula perundang– undangan dan peraturan pariwisata harus mengatur kerja sama dan managemen badan usaha pariwisata , termasuk pula insentif keuangan dan perpajakan, organisasi pariwisata dalam negeri ,tata guna tanah dan sumber- sumer alam lainnya bagi perkembangan pariwisata, penciptaan permitaan wisata dan urusan bisnis yang kegiataanya merupakan penunjang pariwisata. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimiliki dengan garis pantai 108.000 km negara Indonesia memiliki potensi alam, keaneka ragaman flora dan fauna,
  • 5. 5 peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu merupakan sumber daya modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan manusia. Meskipun demikian, sektor pariwisata sangat rentan terhadap faktor-faktor lingkungan alam, keamanan, dan aspek global lainnya. Contoh kerusakan alam adalah rusaknya terumbu karang hampir di sepanjang pantai Indonesia, padahal terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki dan tidak ternilai harganya. Manfaat terumbu karang yang adalah habitat bagi sumberdaya ikan, batu karang,pariwisata dan juga melindungi pantai wisata. Sebagai contoh lainnya perkembangan – perkenbangan ekonomi, sosial, budaya, dan politik global mepengaruhi penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Contoh konkrit yang terjadi adalah adanya issue terorisme telah mengakibatkan menurunnya minat para wisatawan untuk berkunjung. Masih terbatasnya dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata telah mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata. Pola pengelolaan kawasan wisata yang tidak menyaluruh (comprehensive) telah menimbulkan dampak negatif yang mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata, misalnya timbulnya kerusakan lingkungan, meningkaatnya urbanisasi ke lokasi obyek wisata yang telah meningkan permasalah sosial antara lain meningkatnya tindak kejahatan dan kegiatan sektor informal
  • 6. 6 yang tidak terkendali. Berdasarkan hal tersebut, perlu ditetapkan kebijakan- kebijakan yang bertujuan untuk mendorong pengembangan kegiatan pariwisata. Kebijakan-kebijakan tersebut harus mengakomodir prinsip- prinsip pariwisata berkelanjutan yang meliputi kesejahteraan lokal, penciptaan lapangan kerja, konsevasi sumber daya alam, pemeliharaan dan peningkatan kualitas hidup, dan antar generasi dalam distribusi kesejahteraan. Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip diatas telah di elaborasi menjadi partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholder) kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menaggulangi dampak negatif terhadap lingkungan dan mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
  • 7. 7 B. RUMUSANMASALAH 1. Apakahlangkah-langkahyangdiambil pemerintahsehubungandengan kebijakan pariwisata dibidang politik ? 2. Apa saja kebijakan – kebijakan yang dapat di ambil dalam mengembangkan kepariwisataan nasional dengan strategi penataan ruang paruwisata. 3. Apa saja contoh permasalahan yang dihadapi oleh kepariwisataan nasional kita dalam mengembangkan kepariwisataannya ?
  • 8. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2002), pengertian pengembangan adalah : 1. Hal, cara atau hasil mengembangkan. 2. Proses atau cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki. Pengembangan diartikan sebagai usaha untuk menuju ke arah yang lebih baik, lebih luas atau meningkat (kamus Webster). Pengembangan pariwisata menurut Pearce (1981:12) dapat diartikan sebagai “usaha untuk melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat”. Dalam pengembangan pariwisata, terdapat faktor yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan pariwisata (Yoeti : 1996) yaitu :  Tersedianya objek dan daya tarik wisata.  Adanya fasilitas Accessibility yaitu sarana dan prasarana sehingga memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata.
  • 9. 9  Tersedianya fasilitas amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Agar pengembangan pariwisata dapat berkelanjutan, maka perlu diperhatikan kode etik pengembangan pariwisata seperti yang ditetapkan dalam konferensi pariwisata tahun 1999 yang mengatur etika global pariwisata untuk menjamin sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan kepariwisataan dan melindungi lingkungan dari dampak buruk kegiatan bisnis pariwisata (kartawan : 2004; Waluyo : 2007). Adapun kode etik dalam pengembangan pariwisata global ini, dapat dilihat seperti penjelasan dibawah ini : 1.KewajibanPemerintah a. Melakukan perlindungan terhadap wisatawan dan pemberian kemudahan dalam penyediaan informasi. b. Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan dan secara adil menikmati keuntungan ekonomi, sosial, dan budaya. c. Kebijakan pariwisata harus diarahkan sedemikian rupa agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
  • 10. 10 d. Kebijakan dan kegiatan pariwisata harus diarahkan dalam rangkaian : (a) penghormatan, perlindungan, pemeliharaan terhadap warisan kekayaan seni, arkeologi, budaya, monumen, tempat suci, museum, tempat bersejarah; (b)kelangsungan hidup dan berkembangnya hasil - hasil budaya, seni tradisional dan seni rakyat. e. Menjaga kelestarian lingkungan alam, dalam perspektif pertumbuhan ekonomi yang sehat berkelanjutan dan berkesinambungan. 2.Kewajiban dan hak usaha pariwisata a. Kewajiban:  Memberikan informasi yang objektif tentang tempat - tempat tujuan dan kondisi perjalanan pada para wisatawan.  Memperhatikan keamanan, keselamatan dan mengusahakan adanya sistem asuransi bagi parawisatawan. b. Hak:  Pajak-pajak dan beban - beban khusus yang memberatkan bagi industri pariwisata serta merugikan dalam persaingan harus dihapuskan atau diperbaiki secara bertahap.  Pengusaha dan penanam modal terutama dari kalangan perusahaan kecil dan menengah berhak mendapat kemudahan akses memasuki sektor wisata. 3. Kewajiban dan Hak Masyarakat a.Kewajiban:Harus belajar untuk mengerti dan menghormati para wisatawan yang mengunjungi mereka.
  • 11. 11 b.Hak: 1) Penduduk setempat harus diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan, dan secara adil menikmati keuntungan ekonomis, sosial dan budaya yang mereka usahakan,dalam menciptakan lapangan pekerjaan. 2) Wisata alam dan wisata eko sebagai bentuk kegiatan pariwisata dapat memperkaya dan meningkatkan penghasilan, apabila dikelola dengan menghormati lingkungan alam dan melibatkan penduduk setempat. Oleh karena itu, dalam pengembangan industri pariwisata dengan memperhatikan etika global pariwisata diatas harus memperhatikan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan, yaitu penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, penurunan konsumsi berlebihan dari sampah, mempertahankan keberagaman, integrasi pariwisata dalam perencanaan, ekonomi pendukung, melibatkan masyarakat lokal, konsultasi para stakeholder dan masyarakat, pelatihan staf, tanggung jawab pemasaran pariwisata melalui “Networking”, dan pelaksanaan penelitian tentang pariwisata dalam melahirkan inovasi - inovasi baru kepariwisataan yang dapat dijadikan produk baru pariwisata (prastacosm : 2001; Sinclair et.al : 2003; Morrison et.al : 2004) Berdasarkan pengertian di atas mengenai pengembangan pariwisata, dapat dijelaskan bahwa pengembangan pariwisata adalah suatu bentuk pembangunan dari yang belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan dengan memperhatikan kode etik pariwisata global yang telah menjadi standard dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan sendiri tidak lepas dari usaha pembangunan. Jadi, dengan memahami defenisi dari pembangunan, arti pengembangan lebih dapat dipahami.
  • 12. 12 BAB III PEMBAHASAN 1. Adapun langkah-langkah yang diambil pemerintah sehubungan dengan kebijakan pariwisata dalam bidang politik adalah sebagai berikut:  Politik kebudayaan Adapun langkah-langkah yan g perlu diambil oleh pemerintah dalam hal politik kebudayaan yang dihubungkan dengan industri pariwisata pada prinsipnya tiada lain adalah perlindungan , pemeliharaan , bimbingan , serta dorongan terhadap kekayaan kebudayaan dan hasil cipta kesenian nasional yang ditonjolkan sebagai puncak karya peradaban bangsa  Politik sosial Yang dimaksud dengan politik sosia lpemerintah dalam hubungannya dengan pariwisata adalah langkah-langkah pemerintah untuk mewujudkan peraturan- peraturan dan keadaan yang diarahkan kepada perbaikan sosial bagi rakyat pekerja , seperti jam kerja , jaminan hari tua ,hak berlibur dan memperoleh rekreasi serta hal lain ke semuanya itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal kepariwisataan terlebih pariwisata domestik. Dalam factor pariwisata dua hal penting yang harus mendapat perhatian pemerintah dalam bidang sosial politik adalah : a. Faktor menyangkut undang-undang an peraturan yang ada hubungannya dengan jam kerja dan gaji kaum pekerja dalam negeri tersebut yang memberi efek terhadap industry pariwisata.
  • 13. 13 b. Faktor yang menyangkut pemberian libur dengan biaya perjalanan yang berarti pula dapat memajukan pariwisata  Politik dalam negeri Yang terutama dalam hubungan politik dalam negeri suatu pemerintah dilihat dari kacamata pariwisata alah adnya undang –undang dan peraturan yang menjammin tumbuhnya industry ini dan keamanan bergeraknya wisatawan .  Politik luar negeri Peranan pariwisata dalam hubungan politik luar negeri suatu pemerintah adalah sangat penting , tidak sajadilihat dari segi ekonominya tetapi juga politis dan kulturalnnya yang sumbangannya adalah positif bagi kerjasama dan perdamaian.Dalam hubungan politik luar negeri suatu pemerintah , hanya ada dua alternatif bagi pertumbuhan industry pariwisata di negeri itu yaitu , politik bersahabat atau politik bermusuhan dengan Negara laiinnya , lebih-lebih Negara tetangga dari mana sebenarnya dapat diharapkan kunjungan persahabatan antara rakyat Negara yang bertetangga . Demikianlah bahwa intervensi Negara dalam bilang pariwisata harus diperluas dan terus ditambah dengan harapan utama untuk memutuskan dan merencanakan pertumbuhan pariwisata dan membuka jalan untuk mecapai tujuan –tujuan utama dari kebijakan pariwisata nasional .
  • 14. 14 2.1 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam mengembangkan wilayah yang bertujuan untuk mendukung komisi, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan serta ditunjang dengan beberapa sarana prasarana demi mendapatkan tujuan yang diinginkan oleh masyarakat dan pemerintah nasional dalam pengembangan daerah-daerah pariwisata yang berada di daerah kepulauan Indonesia. Penataan ruang untuk menunjang kepariwisataan nasional tidak hanya memberikan arahan lokasi investasi, tetapi juga harus memberikan jaminan terpeliharanya ruangan/daerah pengembangan pariwisata yang berkwalitas dan mempertahankan keberadaan objek-objek pariwisata sebagai aset besar bangsa. Keterbatasan dukungan sarana dan prasarana penunjang merupakan juga salah satu yang perlu mendapat perhatian. Dimana dukungan sarana dan prasarana merupakan faktor penting untuk keberlanjutan penyelenggaraan kegiatan pariwisata, seperti penyediaan akses, akomodasi, angkutan wisata dan sarana prasarana pendukung lainnya. Masih banyak kawasan wisata yang sangat berpotensi, tetapi masih belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu sarana dan prasarana yang dibangun hanya untuk kepentingan likal saja, belum dapat melayani kebutuhan penyelenggaraan pariwisata diluar lokasi. Seperti misalnya penyediaan angkutan wisata hanya tersedia di area kawasan saja, tetapi sarana angkutan untuk mencapai kawasan tersebut dari akses luar belum tersedia. Selain didukung oleh penataan ruang dan sarana-sarana yang menunjang dalam kegiatan pengembangan pariwisata juga didukung ileh beberapa sumber-sumber,
  • 15. 15 yakni sumber daya manusia, sumber keuangan dan sumber materi atau fisik. Ketiga sumber itu sangat berkaitan satu sama yang lainnya. Oleh karena itu ketiganya harus benar-benar bisa terpenuhi, karena pengembangannya sangat berpengaruh besar bagi kepariwisataan nasional kita. 2.2 Kebijakan Dan Strategi Pemerintah Dalam Mengembangkan Kepariwisataan 1. Pengembangan wilayah dengan pendekatan pengembangan ekosistem, yaitu penataan penataan ruang dilakukan dengan pendekatan secara terpadu dan terkoordinasi, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 2. Peningkatan keterkaitan fungsi pengembangan kegiatan pariwisata yang baik dengan sektor lainnya untuk memberikan nilai efisiensi yang tinggi dan percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah. 3. Pengembangan pariwisata harus dikaitkan dengan pengembangan ekonomi nasional, wilayah dan lokal. Pada tingkat nasional sektor pariwisata harus berperan sebagai prime mover dan secara interaktif terkait dengan pengembangan sektor-sektor lain. 4. Pengembangan pariwisata harus diupayakan dapat melibatkan seluruh stakeholder. Dalam konteks ini peran masyarakat terlibat dimulai sektor hulu (memberikan kegiatan produksi yang ekstraktif) sampai dengan hilir (kegiatan produksi jasa).
  • 16. 16 5. Pemanfaatan rencana pengembangan wilayah secara nasional yang dalam hal ini harus terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Didalam RTRWN ini diberikan arahan-arahan fungsi lindung dan budidaya. Kawasan lindung dapat dioptimalkan juga sebagai kawasan yang memberikan dukungan bagi kegiatan pengembangan pariwisata (forets tourism) dan kawasan budidaya memberikan alokasi-alokasi ruang untuk pengembangan pariwisata, terutama dengan kawasan-kawasan andalan dengan sektor unggulannya adalah pariwisata. 6. Pengembangan dukungan sarana-prasarana transportasi secara terpadu intermoda dan terkai dengan struktur pengembangan wilayah. 2.3 Kegiatan-Kegiatan Yang Dapat Diambil Dalam Pengembangan Kepariwisataan Nasional Di Wilayah-Wilayah Indonesia 1. Pemanfaatan RTRWN, RTRW Provinsi /Kab/Kota untuk mendukung pengembangan pariwisata terutama dalam penyesuaian dengan arahan alokasi pemanfaatan ruang. 2. Peningkatan koordinasi lintas sektoral dalam pembangunan pariwisata untuk mewujudkan keserasian dan keterpaduan program-program sektor yang dapat meminimalkan konflik-konflik antar sektor yang terjadi. 3. Pengembangan jaringan transportasi nasional, wilayah, dan lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata terutama terkait dengan arahan pengembangan jaringan transportasi darat, laut, dan udara termasuk juga arahan pengembangan alokasi bandara dan pelabuhan.
  • 17. 17 4. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata dari proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. 5. Peningkatan keterpaduan program dengan keterlibatan berbagai sektor dalam pengembangan pariwisata. 6. Penyusunan rencana tata ruang yang lebih detail untuk pengembangan pariwisata dengan mengacu kepada arahan RTRWN dan RTRW Provinsi untuk tingkat yang lebih makro, dan mengacu kepada arahan RTRW dan RDTR Kawasan di Kabupaten/Kota untuk tingkat yang lebih detail. 7. Pemanfaatan standar teknis sektoral dalam menyusun rencana detail/rinci pengembangan kawasan pariwisata. 2.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengembangan Pariwisata Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata agar daerah- daerah atau lokasi pariwisata nasional pengembangannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan arahan dalam rencana tata ruang. 2. Pengembangan kegiatan pariwisata harus memperhatikan daya dukung lingkungan.
  • 18. 18 3. Dalam menyelenggarakan kegiatan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. 4. Untuk mencapai keberhasilan pengembangan kegiatan pariwisata, harus dilakukan secara koordinatif dan terpadu antar semua pihak yang terkait, sehingga wujud keterpaduan lintas sektoral dan menghindari terjadinya konflik antar sektor. 5. Mengingat sektor pariwisata merupakan sektor tersier dimana preferensi wisatawan sangat ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan aksebilitas kelokasi objek wisata mutlak dibutuhkan. 2.5 Faktor-Faktor Penghambat Dalam Mengembangkan Kepariwisataan Nasional Beberapa faktor-faktor yang dapat menghambat dalam usaha pengembangan pariwisata nasional, antara lain : 1. Penataan kawasan wisata masih sering terlihat kurang mengikuti kaedah teknis penataan ruang, misalnya memanfaatkan kawasan yang mempunyai kemiringan lereng tidak layak untuk di kembangkan, namun tetap dibangun menjadi objek pariwisata, seperti pembangunan sarana akomodasi, yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap upaya pariwisata itu sendiri.. Contoh yaitu pengendalian yang masih belum efektif terhadap pembangunan fasilitas pariwisata yang merambah ke kawasan lindung yang diduga menjadi salah satu
  • 19. 19 penyebab terjadinya erosi dan banjir, seperti yang terjadi di kawasan pariwisata puncak. 2. Pengembangan kegiatan pariwisata masih fokus hanya pada pengembangan aspek fisik saja, seperti hanya mengembangkan karena potensi alamnya. Saat ini dalam pengembangan kegiatan pariwisata belum terlihat upaya menciptakan obyek pariwisata baru yang bersifat non-fisik, seperti dengan mengembangkan potensi kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut, apakah upacara adat yang dimilki atau kegiatan unik yang ada contohnya desa Trunyan di daerah Kintamani berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata nasional. Sebenarnya masih banyak potensi-potensi pariwisata lainnya yang dapat dikembangkan yang terkait dengan aspek budaya. 3. Konflik antar sektor juga masih sering terjadi dalam mengembangkan kegiatan pariwisata, seperti misalnya konflik antar sektor pertanian dengan sektor pariwisata yang terjadi di Bali, dimana pengembangan kawasan wisata di Bali mempengaruhi penyediaan air baku untuk kawasan pertanian. 4. Permasalahan-permasalahan dalam konteks lokal yang sering ditemui antara lain dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata, masih banyak terjadi masyarakat yang berada di dalam kawasan wisata tersebut masih belum ikut “memiliki”, manfaat yang dihasilkan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat di sekitarnya hanya di rasakan oleh investornya saja.
  • 20. 20 BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin sustainable developmant guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kepariwisataan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan dan keamanan, oleh karena itu dibutuhkan strategi- strategi khusus dari pemerintah kita untuk mengembangkan kepariwisataan nasional. Karena dengan itu cara pengembangan dapat lebih mudah dilaksanakan oleh pemerintah atau masyarakat luas. Banyaknya kegiatan-kegiatan yang dapat diambil dalam pengembangan pariwisata nasional kita, selain itu juga ada banyak hal yang lainnya yang dapat menunjang perkembangan kepariwisataan nasional kita di zaman era globalisasi ini. 3.2 Saran-Saran 1. Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka pengembangan kepariwisataan nasional harus benar-benar dilaksanakan, jangan hanya dibuat konsepnya saja, tetapi juga harus diterapkan.
  • 21. 21 2. Kita sebagai penerus mestinya melestarikan budaya dan keterampilan agar bisa menunjang pariwisata di Indonesia. 3. Pada masyarakat harus menjaga dan mengembangkan pariwisata kita agar tidak punah dan menjaganya agar tidak
  • 22. 22 DAFTAR PUSTAKA Drs.A.J.Mulyadi,MM.2014.Kepariwisataan dan Perjalanan.Jakarta:Rajawali Pers. Oka.A.Yoeti.2003.Tours and Travel Marketing.Jakarta:Pradnya Paramita. Ismayanti.2011.Pengantar Pariwisata.Jakarta: Grasindo