Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia, mulai dari motivasi kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, jalur penjelajahan samudra bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris untuk mencari rempah-rempah, pembentukan VOC oleh Belanda, kegiatan VOC di Indonesia, hingga masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia.
3. Secara garis besar, ada dua jenis motivasi kedatangan bangsa
Eropa ke Indonesia, yaitu (1) motivasi umum dan (2) motivasi
khusus
4. Motivasi Umum
1) Adanya keinginan untuk
mendapatkan kekayaan
(Gold), kejayaan (Glory),
serta menyebarkan agama
Nasrani (Gospel)
2) Adanya keinginan untuk
membuktikan teori
Copernicus yang
menyatakan bahwa bumi itu
bulat
3) Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat
(terutama dalam bidang
perkapalan)
5. Motivasi Khusus
Kota Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani. Turki Usmani
kemudian melarang bangsa Eropa untuk membeli rempah-rempah di
kota Konstantinopel. Padahal, Konstantinopel menjadi satu-satunya
tempat bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah.
6. Bangsa Eropa yang kebingungan karena tidak bisa mendapatkan
rempah-rempah, memutuskan untuk melakukan pelayaran. Pelayaran
ini bertujuan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah. Usaha
pelayaran bangsa Eropa dalam mencari daerah penghasil rempah-
rempah itu biasa disebut dengan istilah Penjelajahan Samudra
8. Spanyol
Spanyol bisa dikatakan sebagai pelopor Penjelajahan Samudra.
Pelayar Spanyol pertama yang berhasil melakukan Penjelajahan
Samudra adalah Christoper Colombus. Selain Colombus, pelayar
Spanyol yang juga tak kalah terkenal adalah Ferdinand Magellan.
9. Christoper Colombus
Colombus berlayar dari pelabuhan Spanyol ke arah barat melintasi samudra
Atlantik. Rombongan Colombus tiba di Kepulauan Bahama. Tempat pendaratan
Colombus ini kemudian diberi nama San Salvador. Di sana, Colombus mengira
bahwa rombongannya telah sampai di tanah India, sehingga penduduk asli di
tempat tersebut diberinya nama Indian. Setelah berada di San Salvador
beberapa minggu, rombongan Colombus berlayar menuju ke Haiti. Setelah
sampai ke Haiti, rombongan Colombus tidak melanjutkan perjalanannya dan
memilih untuk kembali ke negerinya.
10. Ferdinand Magellan
Sama seperti Colombus, Magellan berlayar ke arah barat melintasi samudra
Atlantik. Rombongan Magellan sempat mendarat di ujung selatan benua
Amerika. Dari ujung selatan benua Amerika tersebut, Magellan melanjutkan
perjalanannya melintasi samudra Pasifik. Hingga pada akhirnya, rombongan
Magellan sampai di Kepulauan Masava (Filipina).
11. Kedatangan Magellan ternyata mendapat tantangan dari penduduk pribumi,
sehingga pecahlah pertempuran antara keduanya. Magellan mengalami nasib
tragis. Ia tewas terbunuh. Rombongan Magellan yang masih hidup di bawah
pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan pelayarannya menuju ke Maluku
untuk mendapatkan rempah-rempah. Setelah puas mendapatkan rempah-
rempah, atas petunjuk masyarakat Nusantara, rombongan Sebastian del Cano
berlayar ke arah barat melewati Samudra Hindia, Tanjung Harapan (ujung
selatan benua Afrika), hingga pada akhirnya, mereka bisa kembali ke Spanyol
13. Bartholomeus Diaz
Berbeda dengan Spanyol, rute Diaz
tidak menuju ke samudra Atlantik,
melainkan melintasi pantai barat
benua Afrika. Ketika sampai di ujung
selatan benua Afrika, rombongan
Diaz terserang badai, sehingga
mereka memutuskan untuk
mendarat di sana. Hingga pada
akhirnya, tempat rombongan Diaz
mendarat tersebut diberi nama
Tanjung Harapan (Cape of God).
Setelah sampai di Tanjung Harapan,
rombongan Diaz tidak melanjutkan
perjalanannya dan memilih untuk
kembali ke negerinya.
14. Vasco da Gama
Berbekal rute dari Diaz, Vasco da Gama berlayar melintasi pantai barat
Afrika dan singgah di Tanjung Harapan. Rombongan Vasco da Gama
kemudian melanjutkan pelayarannya melintasi samudra Hindia menuju ke
India. Hingga pada akhirnya, rombongan Vaso da Gama tiba di Goa (pantai
barat India). Di tempat itulah, Vasco da Gama berhasil mendapatkan
rempah-rempah. Namun, tampaknya ia belum puas. Oleh karena itu,
dikirimlah ekspedisi baru di bawah pimpinan Alfonso de Albuqurque. Misi
utama Alfonso de Albuqurque adalah merebut pasar rempah-rempah di
Malaka. Rencana Alfonso de Albuqurque ini pun berhasil. Malaka berhasil
direbut di tahun 1511.
15. Belanda
Sama seperti Portugis, Pelayar Belanda yang bernama Cornelis
de Houtman juga melintasi pantai barat Afrika, Tanjung Harapan,
dan berbelok ke arah timur menuju ke samudra Hindia. Hingga
pada akhirnya, rombongan Cornelis de Houtman bisa mendarat di
Banten.
16. Inggris
Sama seperti Vasco da Gama dari Portugis, pelayaran bangsa
Inggris juga sampai di India. Di sana, mereka mendirikan EIC
(East Indian Company) di tahun 1600 dan memusatkan
kekuatannya di Kalkutta.
18. Latar Belakang Berdirinya VOC
1) Adanya persaingan yang tidak sehat
antara sesama pedagang Belanda dalam
kegiatan perdagangan rempah-rempah
2) Pemerintah Belanda merasa tersaingi
dengan kehadiran EIC (Serikat Dagang
Inggris)
19. Tujuan Berdirinya VOC
1) Menghindari persaingan yang tidak sehat
antar sesama kelompok pedagang
Belanda dalam kegiatan perdagangan
rempah-rempah
2) Memperkuat kedudukan Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan para
pedagang negara lain
20. Dalam menjalankan tugasnya, VOC mendapat
hak-hak istimewa dari Pemerintah Belanda. Hak-
hak istimewa tersebut dikenal dengan sebutan
Hak Octrooi
21. Hak VOC (Hak OCTROOI)
1) Melakukan monopoli
perdagangan
2) Membentuk angkatan
perang sendiri
3) Melakukan peperangan
4) Mengadakan perjanjian
dengan kerajaan-kerajaan
setempat
5) Mencetak dan
mengeluarkan mata uang
sendiri
6) Mengangkat pegawai
sendiri
7) Memerintah di negeri
jajahan
22. Contoh Kegiatan VOC di Nusantara
Contoh kegiatan VOC yang paling utama adalah
melakukan monopoli perdagangan rempah-
rempah. Dalam menjalan monopolinya, VOC
melakukan pelayaran Hongi dan Ekstirpasi.
Pelayaran Hongi adalah operasi keamanan dalam
rangka menjaga dan mengawasi perdagangan
rempah-rempah. Sementara itu, Ekstirpasi adalah
kegiatan menebang, membakar, maupun
memusnahkan tanaman rempah-rempah agar tidak
terjadi over produksi sehingga harga rempah-
rempah tetap stabil.
23. Penyebab Bubarnya VOC
(31 Desember 1799)
VOC dibubarkan karena korupsi yang merajalela di kalangan
pegawainya serta utang yang kian menumpuk. Setelah bubar,
semua aset milik VOC diambil alih oleh Pemerintah Belanda.
25. Latar Belakang
Di tahun 1795, Prancis menyerang dan menduduki Belanda. Raja Belanda saat
itu, Willem V melarikan diri ke Inggris. Prancis kemudian membentuk
pemerintahan baru di negeri Belanda dengan nama Republik Bataaf. Orang
yang ditunjuk sebagai pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon,
saudara Kaisar Prancis (Napoleon Bonaparte). Di tahun 1799, VOC dinyatakan
bubar, sehingga segala aset milik VOC diambil alih oleh Pemerintah Republik
Bataaf. Republik Bataaf kemudian memerintahkan Herman Willem Daendels
untuk datang ke Nusantara.
26. Secara garis besar, tugas utama Daendels di Nusantara ada dua,
yaitu (1) mempertahankan Nusantara pulau Jawa dari serangan
Inggris, serta (2) menciptakan berbagai program dan kebijakan
baru pasca transisi kekuasaan penjajah di Nusantara (dari VOC
ke tangan Pemerintah Republik Bataaf)
27. Program Kerja Daendels
Bidang Pertahanan
Dalam bidang pertahanan, Daendels
melakukan perekrutan tentara, pendirian
pabrik senjata, serta pembangunan jalan
raya mulai dari Anyer (Jawa Barat) hingga
Panarukan (Jawa Timur).
29. Program Kerja Daendels
Bidang Pemerintahan
Dalam bidang pemerintahan, Daendels
membagi pulau Jawa menjadi 9 daerah
Prefektur. Selain itu, Daendels juga
menjadikan Bupati sebagai pegawai
pemerintah yang digaji tetap.
30. Program Kerja Daendels
Bidang Peradilan
Dalam bidang peradilan, Daendels
melakukan pemberantasan korupsi tanpa
pandang bulu dengan membentuk
membentuk tiga jenis peradilan, yaitu (1)
peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan
untuk orang Timur Asing, dan (3) peradilan
untuk kaum pribumi
31. Program Kerja Daendels
Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Daendels
melakukan pemungutan pajak untuk
meningkatkan pemasukan negara,
meningkatkan penanaman hasil pertanian
yang laku di Eropa, serta menjual tanah
kepada pihak swasta
32. Akibat berbagai kebijakannya yang dianggap terlalu
otoriter, maka Daendels dipanggil pulang ke
negerinya. Posisi Gubernur Jenderal kemudian
diserahkan kepada Jan Willem Janssen. Tidak lama
memerintah, tentara Inggris berhasil mendarat di
pulau Jawa dan menyerang kedudukan pasukan Jan
Willem Janssen. Akibatnya, Jan Willem Janssen
terpaksa harus menyerahkan kekuasaannya melalui
sebuah perjanjian yang disebut Kapitulasi Tuntang
(1811).
34. Isi Kapitulasi Tuntang
1) Nusantara diserahkan kepada Inggris
2) Semua tentara Republik Bataaf di
Nusantara harus ditahan
3) Pemerintahan Inggris tidak akan mengakui
utang-utang yang dibuat oleh pemerintahan
Republik Bataaf di Nusantara
4) Pegawai-pegawai Republik Bataaf yang
masih ingin bekerjasama dengan
pemerintah Inggris diperbolehkan untuk
tetap memegang jabatannya
36. Pasca Kapitulasi Tuntang, Lord Minto, Gubernur
Jenderal EIC yang berkedudukan di India,
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai
penguasa di Nusantara dengan pangkat Letnan
Gubernur Jenderal. Sesampainya di Nusantara,
ia segera membuat berbagai program dan
kebijakan baru.
40. Ketentuan Sistem Sewa Tanah
(Landrent)
1) Semua tanah adalah milik pemerintah.
2) Petani yang menggarap tanah dianggap
menyewa tanah kepada pemerintah.
3) Besaran uang sewa didasarkan pada
tingkat kesuburan tanah.
4) Rakyat diberi kebebasan untuk
menentukan jenis tanaman yang ingin
ditanamnya.
41. Kegagalan Sistem Sewa Tanah
(Landrent)
1) Sulit menentukan jumlah sewa apabila
terjadi gagal panen.
2) Sulit menentukan tingkat kesuburan
tanah.
3) Masyarakat pedesaan belum terbiasa
dengan sistem uang.
4) Terbatasnya jumlah pegawai.
42. Program Kerja Raffles
Bidang Pemerintahan
1) Dalam bidang pemerintahan, Raffles
membagi pulau Jawa menjadi 16
Karesidenan.
2) Peranan Bupati sebagai pemungut pajak
dihapuskan karena Bupati harus fokus
dalam menjalankan roda pemerintahan.
43. Program Kerja Raffles
Bidang Peradilan
Dalam bidang peradilan, Raffles membagi
tiga jenis pengadilan berdasarkan besar
jenisnya kesalahan, bukan pada warna kulit
seperti yang dilakukan Daendels.
44. Program Kerja Raffles
Bidang Sosial Budaya dan IPTEK
1) Merintis pembangunan Kebun Raya
Bogor
2) Menemukan spesies bunga terbesar di
dunia yang diberinya nama Rafflesia
Arnoldi
3) Melakukan penelitian di Candi Borobudur
4) Menulis buku History of Java
49. Berakhirnya Pemerintahan Inggris
di Nusantara
Akibat berahirnya perang Napoleon, Inggris
harus mengembalikan Nusantara kepada
Inggris melalui Konvensi London (1814).
Dengan demikian, secara resmi, Nusantara
kembali menjadi milik Pemerintah Belanda
51. Setelah mengambil alih Nusantara, Pemerintah Belanda dihadapkan pada
permasalahan sebagai berikut, yaitu: kekosongan kas negara akibat
membengkaknya biaya perang di negeri jajahan. Oleh karena itu, Johanes van
den Bosch mempunyai sebuah ide untuk mengisi kekosongan kas negara. Ide
tersebut dipresentasikan ke Pemerintah Belanda dan disetujui. Bahkan,
Johanes van den Bosch diangkat menjadi Gubernur Jenderal di Nusantara.
53. Tahukah Kamu?
Menurut Johanes van den Bosch, cara paling
efektif untuk mengisi kas negara adalah
mendatangkan pemasukan yang sebesar-
besarnya dari penjualan tanaman berkualitas
ekspor (seperti kopi dan teh). Penanaman
tanaman berkualitas ekspor tersebut dilakukan
di tanah jajahan.
54. Pemerintah Belanda mengadopsi ide Johanes
van den Bosch ini dengan mencanangkan suatu
program yang disebut Cultuurstelsel.
55. Ketentuan Cultuurstelsel
(Berdasarkan Staatsblad 1834 No. 22)
1) Penduduk harus menyediakan seperlima lahan pertaniannya
untuk ditanami tanaman ekspor (kopi, teh, tembakau, dan
nila)
2) Lahan yang disediakan untuk tanam paksa bebas dari pajak
3) Hasil tanaman harus diserahkan kepada pemerintah
4) Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah (asalkan
bukan karena kesalahan petani)
5) Tanam paksa di bawah pengawasan Kepala Desa dan
Bupati, sedangkan pegawai pemerintah hanya melakukan
pengawasan secara umum
6) Penduduk yang bukan petani diwajibkan untuk bekerja di
perkebunan atau pabrik-pabrik milik pemerintah selama 65
hari dalam jangka waktu satu tahun
57. Bagi Pemerintah Kolonial Belanda
Bagi Pemerintah Kolonial Belanda,
Cultuurstelsel mendatangkan keuntungan
dari hasil penjualan tanaman di pasar
Eropa. Namun, bagi rakyat Indonesia,
Cultuurstelsel mendatangkan penderitaan.
59. Penderitaan rakyat Indonesia ini disebabkan
karena adanya penyimpangan dalam
pelaksanaan Cultuurstelsel, yaitu:
1) Banyak penduduk yang harus menanami
lahannya melebihi ketentuan yang
berlaku (lebih dari seperlima luas lahan)
2) Banyak kegagalan panen yang tidak
ditanggung oleh pemerintah
3) Banyak penduduk bukan petani yang
dikenai kerja wajib melebihi ketentuan
yang berlaku (lebih dari 65 hari dalam
jangka waktu satu tahun)
60. Berakhirnya Sistem Tanam Paksa
Akibat mendapat kecaman dari kaum Liberal
yang menguasai parlemen di negeri
Belanda, sistem tanam paksa pada akhirnya
dihapus. Sebagai gantinya, Pemerintahan
Kolonial Belanda menerapkan sistem
ekonomi Liberal. Dalam praktiknya,
Pemerintah Kolonial Belanda menerbitkan
berbagai undang-undang yang mengatur
sistem ekonomi Liberal, salah satunya
adalah undang-undang Agraria 1870
61. Isi UU Agraria 1870
1) Sawah, kebun, dan ladang adalah milik
penduduk pribumi
2) Hutan dan pegunungan adalah milik
pemerintah
3) Pemerintah harus mengeluarkan surat
bukti kepemilikan tanah
4) Pihak swasta dapat menyewa tanah
(syarat dan ketentuan berlaku)
62. Tahukah Kamu?
Bagi rakyat Indonesia, pelaksanaan UU Agraria
1870 tetap saja membawa penderitaan.
Pembangunan jalan raya, rel kereta api,
jembatan, serta saluran irigasi masih tetap
dilakukan dengan metode kerja paksa. Selain itu,
rakyat Indonesia juga dibebani dengan pajak
yang tinggi.