SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
SNI
SNI 07-2052-2002
Standar Nasional Indonesia
Baja Tulang beton
ICS 27.180 Badan Standardisasi NasionalBSN
Daftar Isi
Halaman
Daftar Isi ..................................................................................................i
Prakata .....................................................................................................ii
1....Ruang Lingkup ..................................................................................1
2 Acuan Normatif ................................................................................1
3 Istilah dan Definisi ............................................................................1
4 Jenis....................................................................................................2
5 Syarat Mutu .......................................................................................3
6 Cara Pengambilan Contoh ................................................................9
7 Cara Uji..............................................................................................10
8 Syarat Penandaan ..............................................................................11
9 Syarat lulus uji ..................................................................................12
10 Cara Pengemasan ..............................................................................13
Prakata
Revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-1997, Baja tulangan beton
dilaksanakan karena dalam upaya mempersempit peluang adanya produk Baja
tulangan beton non standar yang kita kenal dengan istilah besi beton banci, adanya
usulan dari produsen produk baja tulangan beton mengingat sejak tahun 1984 standar
yang dimaksud belum pernah diadakan revisi.
Standar ini disusun berdasarkan hasil pembahasan rapat-rapat teknis dan rapat
prakonsensus dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 12 November
2001, yang dihadiri wakil-wakil oleh produsen, konsumen, lembaga uji dan instansi
terkait lainnya.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Industri Besi Baja dan Produk Baja – Pusat
Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan ditulis
sesuai dengan Pedoman BSN No. 8 tahun 2000, penulisan SNI.
Baja tulangan beton
1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi acuan normatif, istlilah dan definisi, jenis, syarat mutu, cara
pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan
baja tulangan beton
2 Acuan normatif
SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam,
SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam,
SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan,
JIS G 3112-91, Steel bar for concrete reinforcement,
ASTM A615-99, Standard specification for deformed and plain,
3 Istilah dan definsi
3.1
baja tulangan beton
baja berbentuk batang berpenampung bundar yang digunakan untuk penulangan
beton, yang diproduksi dan bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling)
3.2
bahan baku yang digunakan
billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia
3.3
ukuran nominal
ukuran sesuai yang ditetapkan
3.4
toleransi
besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
3.5
diameter dalam
ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan baton sirip
3.6
sirip melintang
setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang
terhadap susu batang baja tulangan beton
3.7
rusuk
setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja
tulangan beton
3.8
gap (rib)
lebar rusuk atau celah
3.9
ikat
dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapi dan harus memiliki
ukuran jenis serta kelas baja yang sama
3.10
bundel
dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja
yang sama
3.11
lot
dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas
baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok
3.12
karat ringan
karat yang apabila digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan
3.13
cerna
luka pada permukaan baja tulangan yang tejadi akibat dari proses canai
4 Jenis
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu
baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip.
4.1 Baja tulangan beton polos
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tapi tidak bersirip, disingkat BjTP.
4.2 Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan
untuk menigkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang
secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS.
5 Syarat mutu
5.1 Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang,
cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan
5.2 Bentuk
5.2.1 Baja tulangan beton polos
Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip
5.2.2 Baja tulangan beton sirip
5.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap
batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan
sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.
5.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada
jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan
tanda angka-angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip
melintang pada posisi di mana angka atau huruf harus ditiadakan.
5.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45° terhadap
sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45° sampai 70°, arah sirip melintang
pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70° arah yang
berlawanan tidak diperlukan.
5.3 Ukuran dan toleransi
5.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja beton polos seperti tercantum pada Tabel 1.
Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum
pada Tabel 2.
Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos
No. Penamaan Diameter
nominal ( mm )
Luas penampang
nominal ( cm2
)
Berat
nominal ( kg/m )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
P 6
P 8
P 10
P 12
P 14
P 16
P 19
P 22
P 25
P 28
P 32
6
8
10
12
14
16
19
22
25
28
32
0,2827
0,5027
0,7854
1,131
1,539
2,011
2,835
3,801
4,909
6,158
8,042
0,222
0,395
0,617
0,888
1,21
1,58
2,23
2,98
3,85
4,83
6,31
Tabel 2 Ukuran baja tulangan beton sirip
Tinggi sirip
melintang
Dia-meter
nominal
(d)
Luas penam
pang nominal
Diameter
dalam
nominal
(do)
min maks
Jarak sirip
melintang
(maks)
Lebar rusuk
Meman-jang
(maks)
Berat
nomimalNo Penamaan
mm cm2
mm mm Mm Mm mm Kg/m
1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 4,58
6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,2 19,7 3,85
9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 38,0 39,3 17,4
CATATAN Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip
adalah sebagai berikut:
a) Luas penampang nominal (L)
L =
100
dx0,7854 2
dibulatkan sampai 4 angka berarti)( 2
cm
b) Keliling nominal (K)
K= 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal
c) Berat = 0,785 x L (kg/m) dibulatkan sampai 3 angka berarti
d) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
e) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
f) Jumlah berat rusuk maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka decimal
5.3.2 Toleransi diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 3
Tabel 3 Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip
No Diameter (d)
(mm)
Toleransi
(mm)
Penyimpangan
kebundaran (%)
1 6 ± 0,3
2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4
3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5
4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6
5 d > 346 ± 0,8
Maksimum 70 dari
batas toleransi
CATATAN
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter
maksimum dan minimum dari hari pengukuran pada penampang yang sama dari
baja tulangan beton
2. Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam
Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut
a) Jenis bambu (Bamboo type)
b) Jenis tulangan ikan ( Fish bone type )
c) Jenis sirip curam (Tor type)
Gambar B berapa jenis baja tulangan beton sirip a), b), dan c)
5.3.3 Panjang
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 m, 9 rn, dan 12 m
5.3.4 Toleransi panjang
Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm
(+70 mm).
5.3.5 Toleransi berat
5.3.5.1 Toleransi berat per batang
Toleransi berat perbatang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti
tercantum dalam Tabel 4
Tabel 4 Toleransi berat per batang
Diameter nominal (mm) Toleransi (%)
6 ≤ d ≤ 8
10 ≤ d < 16
16 ≤ d < 28
d2 ≥ 8
± 7
± 6
± 5
± 4
5.3.5.2 Toleransi berat per lot
Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti
tercantum dalam Tabel 5
Tabel 5 Toleransi berat per lot
Diameter nominal (mm) Toleransi (%)
6 ≤ d ≤ 10
10 ≤ d < 14
16 ≤ d < 28
d2 ≥ 8
± 6
± 5
± 4
± 3,5
5.4 Sifat mekanis
Sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 6
Tabel 6 Sifat mekanis
Uji tarik Uji lengkungKelas
baja
tulangan
Nomor
batang
uji Batas ulur
kgf/mm2
(N/mm2
)
Kuat tarik
kgf/mm2
(N/mm2
)
Regang min.
%
Sudut
lengkung
Diameter
pelengkung
(mm)
BjTP 24 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(235)
minimum
39
(383)
20
24
180° 3 x d
BjTP 30 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(294)
minimum
45
(441)
18
20
180° d ≤ 16 = 3 x d
d > 16 = 4 x d
BjTS 30 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(294)
minimum
45
(441)
16
18
180° d ≤ 16 = 3 x d
d > 16 = 4 x d
BjTS 35 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(343)
minimum
50
(491)
18
20
180° d ≤ 16 = 3 x d
16 > d ≥ 40 = 4
x d
d ≥ 50 = 5 x d
BjTS 40 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(392)
minimum
57
(559)
16
18
180° 5 x d
Bj TS 50 No. 2
-------
No. 3
minimum 24
(491)
minimum
63
(618)
12
14
90° d ≤ 25 = 5xd
d > 25 = 6 x d
CATATAN 1 Hasil uji Lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan.
CATATAN 2 Untuk baja tulangan sirip ≥ S 30 nilai rengang dikurangi 2 %. Untuk baja tulangan
sirip S 40 dan S 50 dikurangi 4 % dari nilai pada tabel 6.
CATATAN 3 1 N / mm2
= 981 kgf/ mm2
6. Cara pengambilan contoh
6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang
6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau
penjual untuk melakukan tugasnya
6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random)
6.4 Jumlah contoh uji
6.4.1 Setiap kelompok yang terdiri lebih dan situ nomor leburan yang sama diambil
contoh
6.4.2 Setiap kelompok yang terdiri lebih dan situ nomor leburan (campuran) sari satu
ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh
lima) ton dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh
6.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-
masing, maksimum 1,50 mm yang dipotong dari salah satu ujung batang baja
tulangan beton dan tidak boleh dengan cara panas
7 Cara uji
7.1 Uji sifat tampak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya
cacat-cacat seperti pada butir 5.1
7.2 Uji ukuran, berat dan bentuk
7.2.1 Baja tulangan beton polos
7.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat diukur pada satu tempat
untuk menentukan diameter minimum dan maksimum.
7.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu)
contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya.
7.1.2.3 Penentuan berat ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktual) yang
diperhitungkan dengan panjang contoh uji.
7.2.2 Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, lebar rusuk, diameter dalam
dan tulangan sudut sirip.
7.2.2.1 Jarak sirip
Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang
berderek kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
7.2.2.2 Tinggi sirip
Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) kali buah sirip dan dihitung nilai
rata-ratanya.
7.2.2.3 Lebar rusuk
Pengukuran terhadap lebar rusuk dilakukan dengan mengukur lebar semua rusuk atau
celah kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing rusuk dijumlahkan.
7.2.2.4 Diameter dalam
Diameter dalam diukur sekurang-kurangnya 3 (tiga) pada tempat yang berbeda dalam
jumlah contoh uji.
7.2.2.5 Sudut sirip melintang
Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh
dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau
tanah liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan
tersebut
7.3 Uji sifat mekanis
7.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan kulit canai tidak boleh
dikerjakan (dihilangkan)
7.3.2 Jumlah batang uji
Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1(satu) kali percobaan dari masing-
masing potongan contoh uji
7.4 Pelaksanaan uji
7.4.1 Uji tarik
Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, dengan
batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam (batang uji
tarik no. 2 untuk diameter < 25 mm dan batang uji tarik no. 3 untuk diameter ≥25
mm). untuk menghitung batas ulur dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip
digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter nominal contoh uji.
7.4.2 Uji lengkung
Uji lengkung dilakukan dilakukan sesuai SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan.
8 Syarat Penandaan
8.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf
timbul yang menunjukan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal
8.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung
penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas
baja seperti pada Tabel 7.
Tabel 7 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton
Kelas Warna
BjTP 24 hitam
BjTP 30 BjTS 30 biru
BjTS 35 merah
BjTS 40 kuning
BjTS 50 hijau
8.3 Setiap kemasan, harus diberi label dengan mencantumkan:
8.3.1 Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
8.3.2 Ukuran (diameter dan panjang)
8.3.3 Kelas baja
8.3.4 Nomor lebaran (No. Heat )
8.3.5 Nomor seri produksi dan tanggal produksi
8.3.6 Nomor SNI
9 Syarat lulus uji
9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok
tersebut memenuhi butir 5 (Syarat mutu) dan butir 8.1.
9.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang
dengan contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal
dari kelompok yang sama.
9.3 Apabila hasil kedua uji ulang semua syarat-syarat tidak dipenuhi, kelompok
dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada
uji ulang tidak dipenuhi.
10 Cara pengemasan
10.1 Baja tulangan beton yang ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama, dibundel
dan diikat secara kuat, rapi, dan kokoh.
10.2 Baja tulangan beton yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat
secara kuat, rapi dan kokoh.

More Related Content

What's hot

Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANlia anggraini
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2Fuad CR
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatanfianardi
 
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Nurul Angreliany
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajatanchul
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptdarmadi ir,mm
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momendika andika
 

What's hot (20)

Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALANLAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
367417207 metode-pelaksanaan-pekerjaan-abutmen-dan-pilar-jembatan
 
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
 
Laporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur bajaLaporan tugas struktur baja
Laporan tugas struktur baja
 
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda105567761 tabel-baja-gunung-garuda
105567761 tabel-baja-gunung-garuda
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
Metode kerja pierhead
Metode kerja pierheadMetode kerja pierhead
Metode kerja pierhead
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momen
 

Similar to SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton

Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonYusrizal Mahendra
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonRyan Pradana
 
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdfWahyu360392
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deliBarryPrima2
 
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonSni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonHartanty Utami
 
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfSNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfYusrizal Mahendra
 
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...NoelepediHarianja
 
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganSni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganNurAlisyamsi
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaFajar Istu
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja iinizar amody
 
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfKupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfNoni Sidabutar
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Fajar Istu
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptTasyaGalih
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-bautandangsadewa
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasArief Rachman
 

Similar to SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton (20)

Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
 
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
09-presentasi-produks-pt-putra-baja-deli.pdf
 
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
09 presentasi-produks-pt-putra-baja-deli
 
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_betonSni 2052 2014-baja_tulangan_beton
Sni 2052 2014-baja_tulangan_beton
 
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfSNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
 
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
Ppt mk desain media pembelajaran.Menghitung volume besi pada bangunan pada mk...
 
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganSni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
 
Sni tiang pancang
Sni tiang pancangSni tiang pancang
Sni tiang pancang
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Document
DocumentDocument
Document
 
Struktur baja ii
Struktur baja iiStruktur baja ii
Struktur baja ii
 
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfKupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
Macam macam profil_baja
Macam macam profil_bajaMacam macam profil_baja
Macam macam profil_baja
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai PanasSni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
Sni 07 2054 2006 Baja Profil Siku Sama Kaki Proses Canai Panas
 

More from Mira Pemayun

JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...
JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...
JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...Mira Pemayun
 
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...Mira Pemayun
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Mira Pemayun
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...Mira Pemayun
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCING
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCINGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCING
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCINGMira Pemayun
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMira Pemayun
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...Mira Pemayun
 

More from Mira Pemayun (11)

JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...
JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...
JURNAL ILMIAH (ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJAL...
 
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DIPONEGORO AKIBAT BANGKITAN PERJALANAN SDN 5 PEDU...
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
Sni 3407 2008 Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggun...
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCING
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCINGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCING
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG DENGAN METODE BALANCING
 
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANGMERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
MERENCANAKAN BALOK BETON PRATEGANG
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton

  • 1. SNI SNI 07-2052-2002 Standar Nasional Indonesia Baja Tulang beton ICS 27.180 Badan Standardisasi NasionalBSN
  • 2. Daftar Isi Halaman Daftar Isi ..................................................................................................i Prakata .....................................................................................................ii 1....Ruang Lingkup ..................................................................................1 2 Acuan Normatif ................................................................................1 3 Istilah dan Definisi ............................................................................1 4 Jenis....................................................................................................2 5 Syarat Mutu .......................................................................................3 6 Cara Pengambilan Contoh ................................................................9 7 Cara Uji..............................................................................................10 8 Syarat Penandaan ..............................................................................11 9 Syarat lulus uji ..................................................................................12 10 Cara Pengemasan ..............................................................................13
  • 3. Prakata Revisi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-1997, Baja tulangan beton dilaksanakan karena dalam upaya mempersempit peluang adanya produk Baja tulangan beton non standar yang kita kenal dengan istilah besi beton banci, adanya usulan dari produsen produk baja tulangan beton mengingat sejak tahun 1984 standar yang dimaksud belum pernah diadakan revisi. Standar ini disusun berdasarkan hasil pembahasan rapat-rapat teknis dan rapat prakonsensus dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 12 November 2001, yang dihadiri wakil-wakil oleh produsen, konsumen, lembaga uji dan instansi terkait lainnya. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Industri Besi Baja dan Produk Baja – Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, dan ditulis sesuai dengan Pedoman BSN No. 8 tahun 2000, penulisan SNI.
  • 4. Baja tulangan beton 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi acuan normatif, istlilah dan definisi, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan beton 2 Acuan normatif SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam, SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan, JIS G 3112-91, Steel bar for concrete reinforcement, ASTM A615-99, Standard specification for deformed and plain, 3 Istilah dan definsi 3.1 baja tulangan beton baja berbentuk batang berpenampung bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dan bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) 3.2 bahan baku yang digunakan billet baja sesuai Standar Nasional Indonesia 3.3 ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan 3.4 toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal 3.5 diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan baton sirip 3.6 sirip melintang setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap susu batang baja tulangan beton 3.7 rusuk
  • 5. setiap sirip atau celah memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu baja tulangan beton 3.8 gap (rib) lebar rusuk atau celah 3.9 ikat dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapi dan harus memiliki ukuran jenis serta kelas baja yang sama 3.10 bundel dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama 3.11 lot dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok 3.12 karat ringan karat yang apabila digosok secara manual tidak meninggalkan cacat pada permukaan 3.13 cerna luka pada permukaan baja tulangan yang tejadi akibat dari proses canai 4 Jenis Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip. 4.1 Baja tulangan beton polos Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tapi tidak bersirip, disingkat BjTP. 4.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk menigkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS. 5 Syarat mutu 5.1 Sifat tampak
  • 6. Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan 5.2 Bentuk 5.2.1 Baja tulangan beton polos Permukaan batang baja tulangan beton harus rata tidak bersirip 5.2.2 Baja tulangan beton sirip 5.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. 5.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf harus ditiadakan. 5.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45° sampai 70°, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya diatas 70° arah yang berlawanan tidak diperlukan. 5.3 Ukuran dan toleransi 5.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja beton polos seperti tercantum pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 1 Ukuran baja tulangan beton polos No. Penamaan Diameter nominal ( mm ) Luas penampang nominal ( cm2 ) Berat nominal ( kg/m ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P 6 P 8 P 10 P 12 P 14 P 16 P 19 P 22 P 25 P 28 P 32 6 8 10 12 14 16 19 22 25 28 32 0,2827 0,5027 0,7854 1,131 1,539 2,011 2,835 3,801 4,909 6,158 8,042 0,222 0,395 0,617 0,888 1,21 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
  • 7. Tabel 2 Ukuran baja tulangan beton sirip Tinggi sirip melintang Dia-meter nominal (d) Luas penam pang nominal Diameter dalam nominal (do) min maks Jarak sirip melintang (maks) Lebar rusuk Meman-jang (maks) Berat nomimalNo Penamaan mm cm2 mm mm Mm Mm mm Kg/m 1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 4,58 6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,2 19,7 3,85 9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 38,0 39,3 17,4 CATATAN Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip adalah sebagai berikut: a) Luas penampang nominal (L) L = 100 dx0,7854 2 dibulatkan sampai 4 angka berarti)( 2 cm b) Keliling nominal (K) K= 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal c) Berat = 0,785 x L (kg/m) dibulatkan sampai 3 angka berarti d) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal e) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai 1 angka desimal Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1 angka desimal f) Jumlah berat rusuk maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka decimal 5.3.2 Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada Tabel 3 Tabel 3 Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip
  • 8. No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm) Penyimpangan kebundaran (%) 1 6 ± 0,3 2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5 4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6 5 d > 346 ± 0,8 Maksimum 70 dari batas toleransi CATATAN 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan minimum dari hari pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton 2. Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam Beberapa bentuk baja tulangan sirip beton seperti pada gambar berikut a) Jenis bambu (Bamboo type) b) Jenis tulangan ikan ( Fish bone type ) c) Jenis sirip curam (Tor type) Gambar B berapa jenis baja tulangan beton sirip a), b), dan c)
  • 9. 5.3.3 Panjang Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 m, 9 rn, dan 12 m 5.3.4 Toleransi panjang Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 mm (-0 mm) plus 70 mm (+70 mm). 5.3.5 Toleransi berat 5.3.5.1 Toleransi berat per batang Toleransi berat perbatang baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 4 Tabel 4 Toleransi berat per batang Diameter nominal (mm) Toleransi (%) 6 ≤ d ≤ 8 10 ≤ d < 16 16 ≤ d < 28 d2 ≥ 8 ± 7 ± 6 ± 5 ± 4 5.3.5.2 Toleransi berat per lot Toleransi berat per lot baja tulangan beton polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 5 Tabel 5 Toleransi berat per lot Diameter nominal (mm) Toleransi (%) 6 ≤ d ≤ 10 10 ≤ d < 14 16 ≤ d < 28 d2 ≥ 8 ± 6 ± 5 ± 4 ± 3,5
  • 10. 5.4 Sifat mekanis Sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 6 Tabel 6 Sifat mekanis Uji tarik Uji lengkungKelas baja tulangan Nomor batang uji Batas ulur kgf/mm2 (N/mm2 ) Kuat tarik kgf/mm2 (N/mm2 ) Regang min. % Sudut lengkung Diameter pelengkung (mm) BjTP 24 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (235) minimum 39 (383) 20 24 180° 3 x d BjTP 30 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (294) minimum 45 (441) 18 20 180° d ≤ 16 = 3 x d d > 16 = 4 x d BjTS 30 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (294) minimum 45 (441) 16 18 180° d ≤ 16 = 3 x d d > 16 = 4 x d BjTS 35 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (343) minimum 50 (491) 18 20 180° d ≤ 16 = 3 x d 16 > d ≥ 40 = 4 x d d ≥ 50 = 5 x d BjTS 40 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (392) minimum 57 (559) 16 18 180° 5 x d Bj TS 50 No. 2 ------- No. 3 minimum 24 (491) minimum 63 (618) 12 14 90° d ≤ 25 = 5xd d > 25 = 6 x d CATATAN 1 Hasil uji Lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan. CATATAN 2 Untuk baja tulangan sirip ≥ S 30 nilai rengang dikurangi 2 %. Untuk baja tulangan sirip S 40 dan S 50 dikurangi 4 % dari nilai pada tabel 6. CATATAN 3 1 N / mm2 = 981 kgf/ mm2 6. Cara pengambilan contoh 6.1 Pengambilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang 6.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya 6.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random)
  • 11. 6.4 Jumlah contoh uji 6.4.1 Setiap kelompok yang terdiri lebih dan situ nomor leburan yang sama diambil contoh 6.4.2 Setiap kelompok yang terdiri lebih dan situ nomor leburan (campuran) sari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, diambil 1 (satu) contoh uji setiap 25 (dua puluh lima) ton dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) contoh 6.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing- masing, maksimum 1,50 mm yang dipotong dari salah satu ujung batang baja tulangan beton dan tidak boleh dengan cara panas 7 Cara uji 7.1 Uji sifat tampak Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya cacat-cacat seperti pada butir 5.1 7.2 Uji ukuran, berat dan bentuk 7.2.1 Baja tulangan beton polos 7.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter minimum dan maksimum. 7.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya. 7.1.2.3 Penentuan berat ditetapkan berdasarkan berat nyata (aktual) yang diperhitungkan dengan panjang contoh uji. 7.2.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, lebar rusuk, diameter dalam dan tulangan sudut sirip. 7.2.2.1 Jarak sirip Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang berderek kemudian dihitung nilai rata-ratanya. 7.2.2.2 Tinggi sirip Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) kali buah sirip dan dihitung nilai rata-ratanya. 7.2.2.3 Lebar rusuk Pengukuran terhadap lebar rusuk dilakukan dengan mengukur lebar semua rusuk atau celah kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing rusuk dijumlahkan. 7.2.2.4 Diameter dalam
  • 12. Diameter dalam diukur sekurang-kurangnya 3 (tiga) pada tempat yang berbeda dalam jumlah contoh uji. 7.2.2.5 Sudut sirip melintang Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau tanah liat, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut 7.3 Uji sifat mekanis 7.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan kulit canai tidak boleh dikerjakan (dihilangkan) 7.3.2 Jumlah batang uji Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1(satu) kali percobaan dari masing- masing potongan contoh uji 7.4 Pelaksanaan uji 7.4.1 Uji tarik Uji tarik dilakukan sesuai SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam, dengan batang uji sesuai SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam (batang uji tarik no. 2 untuk diameter < 25 mm dan batang uji tarik no. 3 untuk diameter ≥25 mm). untuk menghitung batas ulur dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter nominal contoh uji. 7.4.2 Uji lengkung Uji lengkung dilakukan dilakukan sesuai SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan. 8 Syarat Penandaan 8.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal 8.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 7. Tabel 7 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton Kelas Warna BjTP 24 hitam BjTP 30 BjTS 30 biru BjTS 35 merah BjTS 40 kuning BjTS 50 hijau
  • 13. 8.3 Setiap kemasan, harus diberi label dengan mencantumkan: 8.3.1 Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat 8.3.2 Ukuran (diameter dan panjang) 8.3.3 Kelas baja 8.3.4 Nomor lebaran (No. Heat ) 8.3.5 Nomor seri produksi dan tanggal produksi 8.3.6 Nomor SNI 9 Syarat lulus uji 9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut memenuhi butir 5 (Syarat mutu) dan butir 8.1. 9.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok yang sama. 9.3 Apabila hasil kedua uji ulang semua syarat-syarat tidak dipenuhi, kelompok dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak dipenuhi. 10 Cara pengemasan 10.1 Baja tulangan beton yang ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapi, dan kokoh. 10.2 Baja tulangan beton yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapi dan kokoh.