Dokumen ini membahas dua jenis klasifikasi jembatan, yaitu berdasarkan bahan bangunan dan berdasarkan fungsinya. Jenis jembatan berdasarkan bahan bangunan meliputi kayu, bambu, batu dan bata, beton bertulang, beton prategang, dan baja. Sedangkan jenis jembatan berdasarkan fungsinya meliputi jembatan jalan raya, penyeberangan, kereta api, dan darurat.
2. 3.1. Jenis Jembatan Berdasarkan Bahan Bangunan
1. Jembatan Kayu (Log Bridge) Ciri-ciri Jembatan kayu :
- Bahan utama Kayu
- Bentangan relative pendek
- Beban yang diterima relative ringan.
- Proses konstruksi relative sederhana,
- Sangat estetik bila didesains dengan
benar dan dipadukan dengan
lingkungan sekitar.
Proses pembuatan struktur jembatan
kayu harus memperhatikan dan memper
timbangkan ilmu gaya (mekanika) agar
jembatan yang dibuat menjadi lebih
kokoh.
3. 2. Jembatan Bambu (Bamboo Bridge)
Ciri-ciri Jembatan Bamboo :
- Bahan utama Bambu
- Bentangan relative pendek
- Beban yang diterima relative ringan.
- Proses konstruksi relative sederhana,
- Sangat estetik bila didesains dengan
benar dan dipadukan dengan
lingkungan sekitar.
Proses pembuatan struktur jembatan
Bambu harus memperhatikan dan
memper timbangkan ilmu gaya
(mekanika) agar jembatan yang dibuat
menjadi lebih kokoh.
4. 3. Jembatan Pasangan Batu dan Batu Bata (Stone and Brick Pairs Bridge)
Jembatan pasangan batu dan bata
merupakan jembatan yang konstruksi
utamanya terbuat dari batu dan bata.
Untuk membuat jembatan dengan
batu dan bata, konstruksi jembatan
umumnya dibuat melengkung.
5. 4. Jembatan beton bertulang (Concrete Bridge)
Jembatan yang terbuat dari material beton
banyak digunakan untuk jembatan lengkung
dan konstruksi bagian bawah.
Jembatan beton bertulang pertama kali
dibangun setelah ditemukannya teknik
pembuatan beton bertulang untuk struktur
bangunan.
Selama beberapa dekade jembatan beton
bertulang dibangun untuk jembatan dengan
bentang pendek. Slab dan gelagar jembatan
beton bertulang secara luas digunakan untuk
bentang-bentang pendek untuk beberapa
dekade.
6. 5. Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Pada tahun 1928 penggunaan beton prategang
modern dikemukaan pertama kali
di prancis, ia mengaplikasikan kawat – kawat
baja berkualitas tinggi pada balok prategang
dengan system penegangan pra – penegangan
Bentang jembatan Beton Prategang ini bisa
dibuat pracetak (precast) atau cetak di tempat
(cast in place) dengan menggunakan metode
konstruksi kantilever yang dikerjakan bentang
demi bentang, dipasang tahap demi tahap
Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai Panjang bentang 250 meter
atau bentang seri 300 meter. Bila digunakan dlam jembatan cable stayed jarak bentang dapat
mencapai 450 meter.
7. 6. Jembatan Baja (Steel Bridge)
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang
panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya beton prategang,
penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena
dengan jembatan baja bentang yang Panjang biayanya lebih ekonomis.
Jembatan yang menggunakan berbagai macam
komponen dan sistem struktur baja: deck,
girder, rangka batang, pelengkung, penahan
dan penggantung kabel, pada jembatan baja.
Jembatan rangka baja, ialah jembatan yang
terbentuk dari rangka rangka batang yang
membentuk unit segitiga dan memiliki
kemampuan untuk mendistribusikan beban ke
setiap rangka-rangkanya. Rangka batang
tersebut terdiri dari batang tarik dan batang
tekan.
8. 7. Jembatan Komposit (Compossite Bridge)
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama atau berbeda dengan
memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing – masing bahan tersebut, sehingga
kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur yang lebih efisien.
9. 3.2. Jenis Ditinjau dari Fungsinya
1. Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan
berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan
lainnya.
10. 2. Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan.
Fungsi dari jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati
jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi faktor
kecelakaan bagi penyeberang jalan.
11. 3. Jembatan kereta api (railway bridge)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan ini
dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan
disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan tersebut.
12. 4. Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk kepentingan
darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan darurat dibuat pada
saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus dilakukan pembongkaran,
dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah jembatan baru dapat berfungsi.