SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMANCANGAN
Pekerjaan Pancang :
1. Mobilisasi Alat
2. Pengadaan Spun Pile D 50 cm (K-600) & Square Pile 20x20 (K-500)
3. Handling Spun Pile dia 50 cm dan Square Pile 20x20
4. Penentuann titik pancang
5. Pemancangan Spun Pile dia 50 cm dan Square Pile 20x20
6. Penyambungan Las Tiang Pancang
7. Loading Test (PDA)
Peralatan
1. Theodolit
2. Stopwatch
3. Alat pancang diesel hammer 2 unit
4. Alat las 2 unit
5. Meteran 2 unit
6. Peralatan K3
Material
7. Tiang pancang Spun Pile D 50 cm (K-600) & Square Pile 20x20 (K-500)
8. Pelat sambung baja
9. Kawat las
Tenaga Kerja
10. 2 orang Pelaksana
11. 12 pekerja
12. 2 orang operator alat pancang
13. 2 orang surveyor
1. Mobilisasi Alat
Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan barak kerja / Direksi keet dan papan nama
kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi alat pancang. Untuk mobilisasi alat
pancang dilakukan melalui darat untuk mencapai proyek. untuk alat transportasi menggunakan
trailer maupun boogy.
2. Pengadaan Spun Pile D-50 & Square Pile 20x20
Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan. Untuk pekerjaan pondasi pancang menggunakan Spun Pile D-50 K600 dan Square Pile
20x20 K500 ( sesuai gambar detail). Kontraktor mendatangkan dari pabrikan, sesuai petunjuk
Pemilik Proyek. Material Pancang didatangkan dari luar pulau menggunakan kapal hingga ke
pelabuhan terdekat dengan proyek dengan estimasi pengadaan 30 hari.
Kemudian material pancang diangkut ke lokasi proyek melalui darat dengan menggunakan trailer
atau boogy.
3. Handling Tiang Pancang
Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan. Handling Spun Pile dilaksanakan untuk mengangkat dan mem-posisikan spun pile yang
akan dipancang. Handling Spun Pile menggunakan Crane.
Penurunan dan penumpukan
1. Penurunan tiang pancang dari trailer harus menggunakan service crane.
2. Posisi wire rope harus pada posisi marking lifting.
3. Pemasangan sackle harus kuat (semua drat masuk).
4. Urutan pembongkaran harus memperhitungkan keseimbangan distribusi beban pada
trailer.
5. Pada saat pile diangkat, posisi pekerja tidak boleh menghalangi pandangan operator
trailer dan pada posisi berlawanan dengan arah penurunan pile, serta tidak boleh pada
arah yang berpotensi penggulingan pile.
6. Tumpukan tiang pancang diletakkan sedekat mungkin dengan titik pancang untuk
menghindari resiko patah akibat terlalu banyak pemindahan.
7. Tiang ditumpuk di lapangan datar dan padat.
8. Penumpukan tiang maksimal 3 lapis dengan ganjal kayu (5/10) pada jarak 20% dari
panjang bentang yang diukur dari setiap ujung.
9. Tiang pancang disusun seperti piramida, dan penyimpanan dikelompokan sesuai dengan
type, diameter, dimensi yang sama.
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan yaitu di sebelah
Utara Proyek Overpass di bagi di kedua sisi jalan Tambang dengan luas area masing-masing
25x90m.
Penyimpanan Tiang Pancang
Lokasi penumpukan tiang juga harus mempertimbangkan faktor cuaca terhadap kondisi tiang
pancang, terutama hujan. Apabila tiang terpapar langsung dengan hujan akan berdampak langsung,
bukan pada material tiang betonnya, tetapi pada kondisi plat sambung (bevel) pada ujung badan
tiang pancang, misalnya akan menimbulkan korosi. Untuk mengatasinya bisa dengan menutup
tiang pancang dengan terpal. Sebelum digunakan, fisik material tiang pancang harus diperiksa
kembali :
1. Tidak ada yang retak, cacat dan pecah.
2. Plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh dan dalam kondisi bagus.
Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi,
dengan toleransi sebagai berikut :
4. Penampang tiang pancang tidak boleh kurang atau tidak lebih dari 6 mm dari penampang
tiang pancang desain.
5. Setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm tiap 3 m.
4. Penentuann titik pancang
1. Penentuan titik pancang dilakukan oleh tim surveyor sesuai dengan denah titik pancang
yang sudah ditentukan.
2. Titik pancang diberi tanda menggunakan patok kayu yang dibenamkan minimal 20 cm
kedalam tanah.
3. Akurasi titik pancang harus dijaga dari pergeseran akibat hantaman tiang atau trailer.
4. Tiang pancang diberi tanda setiap 50 cm dan diberi angka setiap 100 cm.
5. Pemancangan Tiang Pancang
Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
Proses Pemancangan
a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titikpancang
yang telah ditentukan.
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
c. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah
dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan.
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay‟ sambal diperiksa
dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal.
f. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan “center gate” pada dasar
“driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,terutama untuk tiang
batang pertama.
g. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyu ke atas
helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
h. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level
kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan
belum tercapai.
i. melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3
cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log.
j. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan
tanah keras/final set yang ditentukan.
k. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing
6. Penyambungan Las Tiang Pancang
Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
Proses penyambungan tiang :
Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang yang kedua
sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang 30 cm untuk
memudahkan pengelasan tiang.
Selanjutnya sama dengan langkah 1 dan 2 yaitu pengangkatan tiang pancang dan
penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi tiang
pancang kurang pas dengan tiang yang akan disambungkan, maka pekerja memukul
tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan padabatang
pertama.
Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehinggasisi-
sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua pelat
ujung.
Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. selesai penyambungan,
pemancangandapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama.
Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat untuk
memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas oleh tukang
las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar keseluruhan agar
sambungan kuat.
7. Loading Test (PDA)
a). Umum
Test dengan beban statis merupakan metode terbaik dan juga merupakan yang termahal untuk
menentukan daya dukung suatu tiang. Pembebanan secara static yang merupakan uji skala penuh
dilakukan dengan memberikan beban yang lebih besar dari beban rencana seperti yang telah
dijelaskan diatas. Metode Static Load Test (SLT) ini memerlukan banyak waktu (time consuming).
Test dengan beban dinamis atau Dynamic Load Test (DLT) adalah metode lain yang lebih
ekonomis dan efisien. Test pembebanan tiang secara dinamis ini menggunakan peralatan FPDS
(Foundation Pile Diagnostic System) berikut software PDA (Pile Driving Analyis) tertentu
misalnya PDI dari USA, TNO dari Belanda, CEBTP dari Perancis dan PID dari Swedia).
Dengan menggunakan system ini, beban diberikan secara dinamik pada kepala tiang dengan
menggunakan hammer pemancang. Dengan memberikan blow (pukulan) dari hammer pemancang,
signal acceleration (percepatan) dan strain (regangan) dari tiang dicatat dan direkam oleh
computer. Dari dua signal tersebut dapat diperoleh signal velocity-time dan force-time dan
kemudian tahanan pemancangan dinamis (dynamic driving resistance) dapat ditentukan.
b). Peralatan dan Persiapan
Bahan-bahan dan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
· Siapkan peralatan DLT dengan mengisi cek list dan lakukan test peralatan dengan
menggunakan test box
· Siapkan file input data dengan memperhatikan form yang sudah diisi dan data
kalibrasi sensor-sensor
· Record pemancangan untuk tiang yang akan ditest (kalendering)
· Blowrecord untuk tiang yang ditest (Blowcount)
· Data soil investigasi dapat berupa SONDIR, atau SPT dan data BORING
· Gambar desain jembatan
· Tiang yang akan ditest dipilih salah satu tiang dari kelompok tiang dan dapat tiang
dengan kondisi kalendering yang besar atau tiang yang jauh dari titik berat
kelompok tiang (pilar atau abutment)
· Tiang yang akan ditest harus dibiarkan beberapa hari (2-7 hari) agar tegangan air
tanah (pore pressure) kembali pada kondisi sebelum pemancangan (setting)
· Tiang yang akan ditest minimal 2 meter harus muncul dari permukaan tanah asli
atau air yang ada saat pengujian
· Tersedia Power Supply untuk computer dan bor listrik minimum 1000VA
· Tersedia hammer dengan kapasitas yang sama dengan yang digunakan pada saat
pemancangan
c). Pelaksanaan Test DLT I Lapangan
· Tiang yang akan ditest dilubangi (dibor) untuk meletakan sensor dan sensor harus
dipasang pada tiang yang akan ditest secara simetris
· Pasang sensor dan hubungan kabel-kabel pada signal conditioning dan perangkat
komputer yang dioperasikan dengan paket software DLT atau PDA tertentu
· Cek kelurusan hammer dengan tiang pancang
· Monitoring signal dari hammer blow
· Cek signal velocity dan force dengan memperhatikan hammer centricity (sekitar
100%) dan kedua signal force channel 3 dan channel 4 harus tekan (positif)
· Jika telah memenuhi persyaratan teknis lakukan monitoring untuk kurang lebih 15
pukulan
· Jika belum memenuhi persyaratan cek kembali kelurusan hammer dengan tiang dan
lanjutkan langkah selanjutnya Pilih signal yang mewakili untuk digunakan pada
signal matching.
d). Signal matching
Tiang yang ditest dipasang transducer strain dan acceleration, pengukuran strain
dilakukan pada saat adanya tumbukan hammer dan bersamaan itu juga pergerakan
tiang dicatat sebagai acceleration. Data test dari setiap hammer blow atau dari blow
hammer tertentu dicatat untuk dianalisa lebih lanjut. Suatu hal yang mendasar dari
tiang yang ditest secara dynamic bahwa tahanan (soil resistance) pada pergerakan
tiang dianggap sebagai baik statik (elasto-plastic) dan dynamic (damped).
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengevaluasi static resistance pada
waktu test, tetapi hal ini sangat tergantung pada asumsi soil damping resistance dan
biasanya hanya digunakan bilamana soil damping resistance sudah dievaluasi dan
divalidasi dengan menggunakan cara lain seperti static load testing suatu tiang.
Umumnya dianjurkan dari data yang didapatkan dari dynamic load test diikuti
dengan analisa yang teliti yang mana biasanya dilakukan jauh dari lokasi tiang yang
ditest (biasanya dilakukan di kantor). Analisa tersebut didasarkan pada ”wave
equation philosopy” dan menggunakan program komputer dalam uraian ini diambil
sebagai contoh adalah TNOWAVE dengan pilihan SIGNAL MATCHING. Analisa
teliti ini memberikan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan yang didapat
langsung dari lokasi. Cara ini dapat menentukan daya dukung tiang dan
karakteristik deformasi tiang seketika akibat beban statik.

More Related Content

What's hot

2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2Fuad CR
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingrhtrusli
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianJoy Irman
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanahahmad fuadi
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangShopyan Sauri
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton Arnas Aidil
 
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDariYanto2
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautJunaida Wally
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT filetrisna gallaran
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 

What's hot (20)

Metode kerja pierhead
Metode kerja pierheadMetode kerja pierhead
Metode kerja pierhead
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
BETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.pptBETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.ppt
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Metode pengujian kuat lentur beton
Metode pengujian kuat  lentur beton Metode pengujian kuat  lentur beton
Metode pengujian kuat lentur beton
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
 
Abutment jembatan
Abutment jembatanAbutment jembatan
Abutment jembatan
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
PPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdfPPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdf
 

Similar to metode pancangan pipa

Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran BeraspalSpesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran BeraspalAly Tenga
 
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan GedungLingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedungwindahrd15
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1moses hadun
 
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02Pilingbargenew 130607235913-phpapp02
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02niko fernando
 
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanMetode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanHandry J
 
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptxCONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptxsulfahanjarwati1
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20Aan Kurniawan
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanpt baranugraha
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxdevmahammit
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaanBetoro Guru
 
metode pembangunan gedung.pptx
metode pembangunan gedung.pptxmetode pembangunan gedung.pptx
metode pembangunan gedung.pptxtrimartawijaya2
 
Metode bore pile
Metode bore pileMetode bore pile
Metode bore pilesupri yadi
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiJocky Nahor
 
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptx
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptxMATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptx
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptxyokvikpanjaitan
 
Pengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 KonstruksiPengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 KonstruksiFarizK
 
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-lautgaffarudin
 
Metoda pelaksanaan pekerjaan
Metoda pelaksanaan pekerjaanMetoda pelaksanaan pekerjaan
Metoda pelaksanaan pekerjaanNakKampus
 

Similar to metode pancangan pipa (20)

Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran BeraspalSpesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
 
ARTIKEL TIANG PANCANG.pdf
ARTIKEL TIANG PANCANG.pdfARTIKEL TIANG PANCANG.pdf
ARTIKEL TIANG PANCANG.pdf
 
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan GedungLingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Lingkup pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
 
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
melaksanakan pekerjaan-pemasangan-rangka-atap-baja-ringan1
 
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02Pilingbargenew 130607235913-phpapp02
Pilingbargenew 130607235913-phpapp02
 
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringanMetode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
Metode pelaksanaan pasang rangka atap baja ringan
 
Piling barge new
Piling barge newPiling barge new
Piling barge new
 
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptxCONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
CONTOH PPT JEMBATAN UTAMA.pptx
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
 
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptxTiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
Tiang_pancang_bore_pile_terowongan.pptx
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
metode pembangunan gedung.pptx
metode pembangunan gedung.pptxmetode pembangunan gedung.pptx
metode pembangunan gedung.pptx
 
Metode bore pile
Metode bore pileMetode bore pile
Metode bore pile
 
SOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan KonstruksiSOP Pekerjaan Konstruksi
SOP Pekerjaan Konstruksi
 
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptx
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptxMATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptx
MATERI_PEKERJAAN_DERMAGA_NEW[1].pptx
 
Pengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 KonstruksiPengawasan K3 Konstruksi
Pengawasan K3 Konstruksi
 
Shaft plumbing
Shaft plumbingShaft plumbing
Shaft plumbing
 
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut
140900071 metode-pelaksanaan-pekerjaan-dermaga-kapal-laut
 
Metoda pelaksanaan pekerjaan
Metoda pelaksanaan pekerjaanMetoda pelaksanaan pekerjaan
Metoda pelaksanaan pekerjaan
 

Recently uploaded

Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdveinlatex
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpAdePutraTunggali
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docLaelaSafitri7
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoAdePutraTunggali
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfAndiAliyah2
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxmuhnurmufid123
 

Recently uploaded (6)

Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjdCo-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
Co-funding Pitchdeck 2024.pptxhdhddjdjdjddjjd
 
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask UpIMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
IMC design - Safety Riding Campaign - Mask Up
 
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.docundangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
undangan tahlil dan kirim doa pendak 1.doc
 
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication BingoIMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
IMC Campaign - Integrated Marketing Communication Bingo
 
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdfModul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
Modul 1.2 Jurnal Refleksi Dwi Mingguan.pdf
 
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptxPPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
PPT Mengenai Pengelolaan Penataan Kearsipan.pptx
 

metode pancangan pipa

  • 1. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMANCANGAN Pekerjaan Pancang : 1. Mobilisasi Alat 2. Pengadaan Spun Pile D 50 cm (K-600) & Square Pile 20x20 (K-500) 3. Handling Spun Pile dia 50 cm dan Square Pile 20x20 4. Penentuann titik pancang 5. Pemancangan Spun Pile dia 50 cm dan Square Pile 20x20 6. Penyambungan Las Tiang Pancang 7. Loading Test (PDA) Peralatan 1. Theodolit 2. Stopwatch 3. Alat pancang diesel hammer 2 unit 4. Alat las 2 unit 5. Meteran 2 unit 6. Peralatan K3 Material 7. Tiang pancang Spun Pile D 50 cm (K-600) & Square Pile 20x20 (K-500) 8. Pelat sambung baja 9. Kawat las Tenaga Kerja 10. 2 orang Pelaksana 11. 12 pekerja 12. 2 orang operator alat pancang 13. 2 orang surveyor 1. Mobilisasi Alat Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran, penyiapan barak kerja / Direksi keet dan papan nama kegiatan, selanjutnya Kontraktor melakukan mobilisasi alat pancang. Untuk mobilisasi alat pancang dilakukan melalui darat untuk mencapai proyek. untuk alat transportasi menggunakan trailer maupun boogy.
  • 2. 2. Pengadaan Spun Pile D-50 & Square Pile 20x20 Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan. Untuk pekerjaan pondasi pancang menggunakan Spun Pile D-50 K600 dan Square Pile 20x20 K500 ( sesuai gambar detail). Kontraktor mendatangkan dari pabrikan, sesuai petunjuk Pemilik Proyek. Material Pancang didatangkan dari luar pulau menggunakan kapal hingga ke pelabuhan terdekat dengan proyek dengan estimasi pengadaan 30 hari. Kemudian material pancang diangkut ke lokasi proyek melalui darat dengan menggunakan trailer atau boogy.
  • 3. 3. Handling Tiang Pancang Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan. Handling Spun Pile dilaksanakan untuk mengangkat dan mem-posisikan spun pile yang akan dipancang. Handling Spun Pile menggunakan Crane. Penurunan dan penumpukan 1. Penurunan tiang pancang dari trailer harus menggunakan service crane. 2. Posisi wire rope harus pada posisi marking lifting. 3. Pemasangan sackle harus kuat (semua drat masuk). 4. Urutan pembongkaran harus memperhitungkan keseimbangan distribusi beban pada trailer. 5. Pada saat pile diangkat, posisi pekerja tidak boleh menghalangi pandangan operator trailer dan pada posisi berlawanan dengan arah penurunan pile, serta tidak boleh pada arah yang berpotensi penggulingan pile. 6. Tumpukan tiang pancang diletakkan sedekat mungkin dengan titik pancang untuk menghindari resiko patah akibat terlalu banyak pemindahan.
  • 4. 7. Tiang ditumpuk di lapangan datar dan padat. 8. Penumpukan tiang maksimal 3 lapis dengan ganjal kayu (5/10) pada jarak 20% dari panjang bentang yang diukur dari setiap ujung. 9. Tiang pancang disusun seperti piramida, dan penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama. Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan yaitu di sebelah Utara Proyek Overpass di bagi di kedua sisi jalan Tambang dengan luas area masing-masing 25x90m.
  • 5. Penyimpanan Tiang Pancang Lokasi penumpukan tiang juga harus mempertimbangkan faktor cuaca terhadap kondisi tiang pancang, terutama hujan. Apabila tiang terpapar langsung dengan hujan akan berdampak langsung, bukan pada material tiang betonnya, tetapi pada kondisi plat sambung (bevel) pada ujung badan tiang pancang, misalnya akan menimbulkan korosi. Untuk mengatasinya bisa dengan menutup tiang pancang dengan terpal. Sebelum digunakan, fisik material tiang pancang harus diperiksa kembali : 1. Tidak ada yang retak, cacat dan pecah. 2. Plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh dan dalam kondisi bagus. Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi, dengan toleransi sebagai berikut : 4. Penampang tiang pancang tidak boleh kurang atau tidak lebih dari 6 mm dari penampang tiang pancang desain. 5. Setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm tiap 3 m.
  • 6. 4. Penentuann titik pancang 1. Penentuan titik pancang dilakukan oleh tim surveyor sesuai dengan denah titik pancang yang sudah ditentukan. 2. Titik pancang diberi tanda menggunakan patok kayu yang dibenamkan minimal 20 cm kedalam tanah. 3. Akurasi titik pancang harus dijaga dari pergeseran akibat hantaman tiang atau trailer. 4. Tiang pancang diberi tanda setiap 50 cm dan diberi angka setiap 100 cm. 5. Pemancangan Tiang Pancang Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan. Proses Pemancangan
  • 7. a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titikpancang yang telah ditentukan. b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang. c. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
  • 8. d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah ditentukan. e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay‟ sambal diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal. f. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan “center gate” pada dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,terutama untuk tiang batang pertama. g. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang. h. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai. i. melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. j. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan. k. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing
  • 9. 6. Penyambungan Las Tiang Pancang Meminta izin kepada Pemilik Proyek dan atau konsultan pengawas sebelum melaksanakan pekerjaan. Proses penyambungan tiang : Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang yang kedua sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang 30 cm untuk memudahkan pengelasan tiang. Selanjutnya sama dengan langkah 1 dan 2 yaitu pengangkatan tiang pancang dan penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi tiang pancang kurang pas dengan tiang yang akan disambungkan, maka pekerja memukul tumpuan tiang dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
  • 10. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan padabatang pertama. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehinggasisi- sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua pelat ujung. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. selesai penyambungan, pemancangandapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan. Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat untuk memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas oleh tukang las, dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar keseluruhan agar sambungan kuat.
  • 11. 7. Loading Test (PDA) a). Umum Test dengan beban statis merupakan metode terbaik dan juga merupakan yang termahal untuk menentukan daya dukung suatu tiang. Pembebanan secara static yang merupakan uji skala penuh dilakukan dengan memberikan beban yang lebih besar dari beban rencana seperti yang telah dijelaskan diatas. Metode Static Load Test (SLT) ini memerlukan banyak waktu (time consuming). Test dengan beban dinamis atau Dynamic Load Test (DLT) adalah metode lain yang lebih ekonomis dan efisien. Test pembebanan tiang secara dinamis ini menggunakan peralatan FPDS (Foundation Pile Diagnostic System) berikut software PDA (Pile Driving Analyis) tertentu misalnya PDI dari USA, TNO dari Belanda, CEBTP dari Perancis dan PID dari Swedia). Dengan menggunakan system ini, beban diberikan secara dinamik pada kepala tiang dengan menggunakan hammer pemancang. Dengan memberikan blow (pukulan) dari hammer pemancang, signal acceleration (percepatan) dan strain (regangan) dari tiang dicatat dan direkam oleh computer. Dari dua signal tersebut dapat diperoleh signal velocity-time dan force-time dan kemudian tahanan pemancangan dinamis (dynamic driving resistance) dapat ditentukan. b). Peralatan dan Persiapan Bahan-bahan dan hal-hal yang harus dipersiapkan adalah :
  • 12. · Siapkan peralatan DLT dengan mengisi cek list dan lakukan test peralatan dengan menggunakan test box · Siapkan file input data dengan memperhatikan form yang sudah diisi dan data kalibrasi sensor-sensor · Record pemancangan untuk tiang yang akan ditest (kalendering) · Blowrecord untuk tiang yang ditest (Blowcount) · Data soil investigasi dapat berupa SONDIR, atau SPT dan data BORING · Gambar desain jembatan · Tiang yang akan ditest dipilih salah satu tiang dari kelompok tiang dan dapat tiang dengan kondisi kalendering yang besar atau tiang yang jauh dari titik berat kelompok tiang (pilar atau abutment) · Tiang yang akan ditest harus dibiarkan beberapa hari (2-7 hari) agar tegangan air tanah (pore pressure) kembali pada kondisi sebelum pemancangan (setting) · Tiang yang akan ditest minimal 2 meter harus muncul dari permukaan tanah asli atau air yang ada saat pengujian · Tersedia Power Supply untuk computer dan bor listrik minimum 1000VA · Tersedia hammer dengan kapasitas yang sama dengan yang digunakan pada saat pemancangan c). Pelaksanaan Test DLT I Lapangan · Tiang yang akan ditest dilubangi (dibor) untuk meletakan sensor dan sensor harus dipasang pada tiang yang akan ditest secara simetris · Pasang sensor dan hubungan kabel-kabel pada signal conditioning dan perangkat komputer yang dioperasikan dengan paket software DLT atau PDA tertentu · Cek kelurusan hammer dengan tiang pancang · Monitoring signal dari hammer blow · Cek signal velocity dan force dengan memperhatikan hammer centricity (sekitar 100%) dan kedua signal force channel 3 dan channel 4 harus tekan (positif) · Jika telah memenuhi persyaratan teknis lakukan monitoring untuk kurang lebih 15 pukulan · Jika belum memenuhi persyaratan cek kembali kelurusan hammer dengan tiang dan lanjutkan langkah selanjutnya Pilih signal yang mewakili untuk digunakan pada signal matching.
  • 13. d). Signal matching Tiang yang ditest dipasang transducer strain dan acceleration, pengukuran strain dilakukan pada saat adanya tumbukan hammer dan bersamaan itu juga pergerakan tiang dicatat sebagai acceleration. Data test dari setiap hammer blow atau dari blow hammer tertentu dicatat untuk dianalisa lebih lanjut. Suatu hal yang mendasar dari tiang yang ditest secara dynamic bahwa tahanan (soil resistance) pada pergerakan tiang dianggap sebagai baik statik (elasto-plastic) dan dynamic (damped). Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengevaluasi static resistance pada waktu test, tetapi hal ini sangat tergantung pada asumsi soil damping resistance dan biasanya hanya digunakan bilamana soil damping resistance sudah dievaluasi dan divalidasi dengan menggunakan cara lain seperti static load testing suatu tiang. Umumnya dianjurkan dari data yang didapatkan dari dynamic load test diikuti dengan analisa yang teliti yang mana biasanya dilakukan jauh dari lokasi tiang yang ditest (biasanya dilakukan di kantor). Analisa tersebut didasarkan pada ”wave equation philosopy” dan menggunakan program komputer dalam uraian ini diambil sebagai contoh adalah TNOWAVE dengan pilihan SIGNAL MATCHING. Analisa teliti ini memberikan hasil yang lebih detail dibandingkan dengan yang didapat langsung dari lokasi. Cara ini dapat menentukan daya dukung tiang dan karakteristik deformasi tiang seketika akibat beban statik.