SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
B. PEKERJAAN DESIGN DAN PENGUJIAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Membuat rencana kerja yang berisi metode kerja, komposisi campuran, jadwal pelaksanaan,
lokasi sumber/ merk material, peralatan yang digunakan, laboratorium dan hal lain lain yang
diperlukan untuk kesempurnaa rencana kerja ini.
2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN
a. Setelah didapat semua material, peralatan, maka diadakan pengujian air masing masing jenis
material di laboratorium untuk mendapatkan hasil/data yang akan digunakan sebagai acuan
percobaan perbandingan/komposisi campuran/ volume . Dibuat komposisi campuran dengan
beton mixer/ molen dan pengambilan sample langsung dari beton mixer dengan ember atau
alat yang tidak menyerap air, kemudian dituangkan ke dalam cetakan kubus / silinder yang
sudah disediakan.
b. Dalam 3 lapis, dimana masing masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat baja diameter
16mm sampai permukaan beton nampak mengkilat.
c. Kubus kubus/ silinder benda uji tersebut yang baru dicetak/ dibuat minimum 20 buah dan
harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung/ kertas semen
basah selama minimum 2x 24 jam, kemudian diberi tanda dan disimpan dengan hati hati,
setelah itu benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam air agar dicapai hasilyang
maksimal.
d. Untuk masing masing kubus / silinder terdiri dari 3 kali test yaitu untuk umur beton 7,14, dan
28 hari dan dilakukan pengetesan di laboratorium.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Peralatan :
- Beton mixer dengan kondisi yang siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan volume.
- Slump test yang masih erbentuk kerucut baik dan lengkap dengan alat bantunya.
- Kubus/ silinder dengan keadaan masih baik ukurannya dan tidak rusak.
- Peralatan pendukung lainnya.
b. Material :
- Semen dengan sumber/ merk yang sama, menyediakan tempat/ gudang penyimpanan.
- Agregat kasar yang digunakan harus kasar tidak porous, permukaanya kasar, bersih dari
lumpur.
- Agregat halus/ pasir dapat diambil dari sungai diperoleh gradasi yang sesuai dengan
keperluan.
- Air yang digunakan harus air tawar dan tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam,
sulfat, bahan organis atau material lain yang dapat mempengaruhi kualitas beton.
- Bahan campuran tambahan (admixtures) penggunaanya harus mengikuti rekomendasi
dari pabrik dan hanya bias digunakan bila diperlukan dan mendapat persetujuan dari
PLN.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
a. Tenaga/ personil lab sangat menetukn kualitas beton, terutama membuat mix design.
b. Tenaga personil pengawas/QC untuk mengawasi mulai dari kualitas material dan setiap
produksi beton.
c. Tenaga/ personil pengawas keselamatan kerja (safety officer) mengawasi setiap kegiatan
yang nantinya akan membahayakan keselamatan pekerjaan.
5. PENGENDALIAN MUTU
Setelah dilaksanakan semua pekerjaan dan didapatkan hasil akhir dari percobaan campuran
komposisi sampai pengetesan kekuatan tekan benda uji terpenuhi sesuai dengan peraturan :
Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971 NI 2), Standart Industri Indonesia (SII), American
Concrete (ACI) , maka hasil yang terbaik dan dipakai selama pelaksanaa pekerjaan dan
dilakukan pengawasan yang ketat terhadap semua produksi beton.
C. PEKERJAAN : PELAKSANAAN PENGECORAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, transportasi, peralatan kerja dan tenaga kerja,
pembuatan cetakan , pembesian, pemeliharaan dan pekerjaan pendukung lainnya.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
a. Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi cetakan/bekesting,besi tulangan
material/peralatan yang arus ditanam dalam beton dan harus bersih dari kotoran sampah,
lumpur, genangan sehingga benar benar kering. Selain itu kesiapan pengecoran termasuk
juga kesiapan material , peralatan , tenaga kerja dan bila pelaksanaan pengecoran harus
dilaksanakan pada malam hari maka harus disediakan system penerangan yang memadai dan
pengecoran harus dihentikan pada saat hujan kecuali sebelumnya telah disiapkan cover /
terpal tenda. Penempatan material dan peralatan diusahan berdekatan dengan lokasi
pengecoran serta persiapan persiapan lain yang diperlukan untuk pelaksaan pengecoran.
b. Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0,35 m3 dan tenaga operator yang
handal untuk mengoperasikan peralatan beton mixer. Beton mixer harus disediakan dalam
jumlah yang cukup, peralatan bantu untuk mengangkut dan mengukur komponen material
campuran beton (air, pasir, kricak, dengan perbandingan volume / isi yang mengacu pada
ukuran berat / volume/ isi zak semen , lama pengadukan harus disesuaikan dengan kapasitas
beton mixer yang dipakai.
c. Transportasi pengadukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran dengan metode yang
dipilih tidak boleh menyebabkan terjadinya pemisahan bahan campuran beton ( segregasi)
dan dijaga jangan sampai terjadi perubahan / naiknya temperature ataupun berubahnya kadar
air dalam adukan. Adukan harus segera dituangkan ke tempat pengecoran/ ccetakan
secepatnya dan lebih daari 30 menit adukan tersebut harus dibuang/ disingkirkan tidak boleh
dipakai lagi.
d. Pengecoran dilaksanakan dengan hati hati agar tidak merusak cetakakan / bekesting dan
merubah posisi besi tulangan atau posisi peralatan yang ditanam dalam beton. Pengecoran
dilaksanakan lapis per lapis secara horizontal diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan
bidang pelemahan, setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin penggetar, sehingga
menjadi homogeny dan tidak berongga dan mengisi celah celah diantara besi tulangan ,
lamanya divibrator tergantung dari ukuran dan type mesin yang digunakan sampai
permukaan beton.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Beton mixer yang digunakan harus bisa memberikan hasil yang memadai apabila terjadi
kerusakan harus segera diperbaiki atau dikeluarkan dari pekerjaan untuk diganti dengan yang
lebih baik, proses perbaikan/pergantian mixer tersebut tidak boleh mempengaruhi
kelancaran.
b. Vibrator mesin digunakan pada saat pengecoran beton dan ini harus disediakan agar
didapatkan hasil beton yang memnuhi persyaratan.
c. Konstruksi talang dipergunakan apabila diperlukan di lokasi yang agak suliit posisi
pelaksanaan pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air, tinggi jatuh adukan beton
tidak boleh lebih dari 0,50m. Kubus/ silinder test dipersiapkan dalam jumlah yang sudah
disesuaikan dengan kapasitas / volume pengecoran beton pada hari itu . Slump test dan alat
bantu(plat, alat tusuk, meteran), dan alat compressor untuk membersihkan lokasi pengecoran.
d. Pengadaan dan stock material semen, pasir, kricak, air harus dalam jumlah yg memadai dan
kualitas yang sama seperti di desain ( mix desain).
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3.
a. Menempatkan tenaga supervisor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengecoran ,
surveyor pengawasn terhadap vertical dan horizontal cetakn, tiang batu untuk finishing,
tukang kayu apabila terjadi perubahan / kerusakan pada cetakan pengecoran cepat dapat
diatasi. Operator beton mixer yang mengoperasikan mesin selama pelaksanaan pengecoran
berlangsung, lab staf yang menyiapkan/ membuat kubus/ silider test, QC staf yang
mengawasi kualitas dari adukan/ campuran produksi pengecoran beton dan safety officer
yaitu yang mengawsi k2 dan mengecek semua fasilitas pendukung pengecoran apakah layak/
tidak layak dilihat dari keselamatan pekerjaan.
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Dalam pelaksanaan pengecoran beton harus dilihat, dijaga dan dipelihara dari kemungkinan
kerusakan yang diakibatkan oleh benturan cuaca, perubahan temperature yang tiba tiba
dengan melakukan pembashan pada permukaan beton dengan
b. Menggunakan karung atau kertas semen basah yang sejenis secara terus menerus selama
2x24 jam dan paling utama adalah diadakan pengawasn ketat terhadap perbandingan
komposisi campuran yang dipakai serta dalam pelaksanaan pengadukan campuran sampai
ketempat lokasi pengecoran.
D. PEKERJAAN : PEMANCANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan pengukuran (stacking out) untuk
menentukan posisi masing masing tiang pancang, pemancangan, data pemancangan dan
pekerjaan pekerjaan penunjang lainnya.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
a. Tempatkan peralatan material tiang pancang sedekat mungkin dengan titik yang akan
dipancang selanjutnya diberi nomor/ tanda pada setiap setengah meter dengan cat berwarna
yang mencolok, kepala tiang pancang harus mempunyai permukaan yang rata dan diberi
topi( pile cap) yang erbuat dari baja atau kayu yang keras untuk dipakai pada saat
pemancangan apabila tiang pancang retak pada waktu dipancang pemancangan harus
dipancang dengan lurus pada posisi yang telah ditentukan diikuto oleh surveyor agar tidak
terjadi penyimpangan pemancangan yang melebihi batas toleransi dan dimulai dari titik yang
paling ujung agar sekalgus hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untu menentukan
jarak antara tiang pancang selanjutnya dengan kedalaman yang ditetapkan dalam gambar
pelaksanaan dan kepala tiang pancang yang lebih harus dipotong sesuai posisi cut off pada
gambar pelakasanaan.
b. Selanjutnya harus membuat data monitoring pemancangan untuk setiap tiang pancang yang
meliputi material tiang, nomor tiang, dimensi tiang, tanggal pelaksanaa pemancangan , data
jumlah pukulan pada setiap kedalaman dan data data lainnya yang diperlukan untuk laporan
monitoring pemancangan.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Peralatan pancang kayu yang diunakan type drop hammer dimana berat palu minimum 200
kg dengan tinggi jatuh diperkirakan maksimum 4 meter.
b. Material pancang harus sesuai macam, bentuk dan dimensinya seperti pada gambar
pelaksanaan dan cukup tua, kering , lurus, mempunyai texture yang relative sama dengan
serat serat yang lurus serta bersih dari retakan retakan lubang lubang serangga, jamur
pembusukan, pelapukan melintir dan cacat cacat lain yang akan mengurangi kekuatan kayu.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Supervisor yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemancangan dan
surveyor melaksanakan pengukuran penentuan posisi/ letak titik tiang yang akan dipancang
diteruskan dengan memonitor kelurusan arah vertical pada saat pelaksanaan pemancangan.
Operator alat pancang harus orang yang mengerti cara pengoperasian alat pancang tersebut
dengan baik dan cara pelaksanaan pemancangan, sedangkan staf safety/k3 tugasnya mengontrol
kesiapan peralatan yang akan dipergunakan apakah kondisinya aman dari segi keselamatan
pekerjaan, serta menempatkan peralatan dalam posisi aman.
5. PENGENDALIAN MUTU
Pekerjaan ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal mulai dari pengadaan
material tiang pancang, penggunaan peralatan pancang , cara pelaksanaan pemancangan sampai
dengan personilnya yang biasa dan mengerti tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan
baik dan yang paling dominan dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan setiap pelaksanaan
pekerjaan pemancangan.
E. PEKERJAAN : PEMBUATAN WIRING DIAGRAM
1. LINGKUP PEKERJAAN
- Design/ pembuatan wiring diagram
- Perencanaan
- Persiapan personel dan peralatan
- Design verifikasi
- Design review
- Review, approval dan registrasi
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Prosedur dalam proses design dan development work adalah merencanakan secara matang yang
berisi seperti dokumen yang baik dan benar sesuai dengan permintaan dari customer dan standar
yang telah ditetapkan dan yang dipergunakkan.
Perencanaan
Sebelum aktifitas dimulai, perencanaan dari proses desain harus dibuat dan terdokumentasi, yang
berisi tentang semua aktifitas termasuk mayor verifikasi dan yang bertanggung jawab terhadap
aktifitas kerja tersebut dan perencanaan harus dimonitor dan di update sesuai dengan progress
yang telah dilaksanakan.
Persiapan personel dan Peralatan
Dalam proses dsain perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan personel yang sesuai handal dan
berkompeten dalam pelaksanaan pekerjaan ini dimana personel tersebut diberikan informasi dan
peralatan dan equipment yang memadai untuk kelangsungan proses desain ini serta diberikan
fasilitas terhadap personel computer software dan dibutuhkan serta memadai untuk kelengkapan
dan menyelesaikan proses pembuatan ddesain dalam hal ini pekerjaan pembuatan wiring
diagram.
Data Input
Dasar dari data input yang dibutuhkan untuk memulai proses desain harus terdokumentasi
dengan rapi dan baik dan dokumen tersebut dasar dari pembuatan wiring diagram ataupun desain
yang lain seperti data spesifikasi dari customer/ dokumen konttrak dan standar standar yang
berlaku serta yang dipergunakan yang mana dokumen tersebut adalah valid dokumen yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli.
Proses desain
Dalam proses desain dimana hasil desain / output desain adalah output dari dokumen kontrak
yang telah diberikan dan yang telah disepakati dimana hasil desain dapat meliputi front view/
layout, civil engineering, wiring diagram, terminal diagram maupun data komponen yang
dipergunakan serta kalkulasi dan safety analisa maupun teknikal informasi yang lain yang biasa
dipergunakan oleh sales, spesifikasi ataupun artikel artikel yang diperlukan guna produksi
ataupun purchasing dan aspek aspek ataupun kriteria-kriteria guna penggetesan dan inspeksi
Desain Verifikasi
Proses selanjutnya adalah proses desain verifikasi yang mana bisa melaui proses desain review,
yang mana proses desain review harus dilakukan oleh personel yang berkualitas ataupun review
gambar dan output desain yang lain juga harus direview oleh spesialis yang mempunyai
kompetensi yang baik.
Desain Review
Desain review harus diatur dan dibuat oleh engineer manager dimana dalam proses desain
review dapat meliputi beberapa personel yang terlibat dalam pekerjaan proses desain.
Approval dan Registrasi
Sebelum output desain dikirim, dokumen control akan direview dan output desain tersebut harus
dicek kebenarannya sesuai dengan permintaan kustomer dan harus teregister. Registrasi dari
dukumen tersebut dapat meliputi judul dokumen, tanggal, revisi terakhir dan penanggung jawab
departemen.
Distribusi
Ketika dokumen terdistribusi maka informasi yang didistribusi harus informasi terakhir dan yang
terkontrol guna kelangsungan pekerjaan / permintaan pelanggan.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Dalam menganalisa pengerahan peralatan dan material maka hal itu harus disesuaikan dengan
lingkup pekerjaan yang diterima seperti kennbutuhan akan gambar bias dipersiapkan computer
yang berisi software software yang diperlukan (autocad), printer, kertas, stempel stempel dan
lain lain. Sedangkan material yang dipergunakan harus material yang handal, terjamin mutunya,
sesuai dengan permintaan pelanggan dan murah dan berkualitas, sehingga pelanggan akan
merasa puas dengan hasilnya.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Dalam pengerahan personel maka dituntut personel personel yang handal berkualitas serta
bertanggung jawab dan dapat bekerjasama satu dengan yang lain dan selalu memperhatikan K3.
5. PENGENDALIAN MUTU
Mutu dari pekerjaan harus selalu dijaga kelangsungannya sehingga tujuan dari proses dapat
terjaga dan tercapai.
F. PEKERJAAN : STEEL SUPPORT DAN PERALATAN TEGANGAN
TINGGI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini adalah perakitan bagian bagian rangka besi untuk masing masing material,
pemasangan struktur baja pada pondasi pengaturan level pemasangan dan pengecekan
kekencangan torsi.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Ada beberapa cara untuk mendirikan atau merakit rangka besi tergantung pada bentuk dan
jenisnya. Tetapi dalam hal ini akan kita khususkan untuk rangka besi di suatu gardu induk atau
sejenis (tower). Kita lihat dulu cara pemasangan pada beton atau pondasi.
Ada yang memakai anchor, ada yang dimasukkan dalam lubang dan dicor beton jadi tanpa anker.
Yang kita pasang sekarang adalah yang langsung dipasang dengan baut anchor.
A. SUPPORT DUDUKAN PERALATAN
Kita lihat dudukan peralatan yang agak bersamaan bentuknya untuk dudukan :
- Current Transformer
- PT
- LA
- Insulator Post ( Post Isolator).
Karena beratnya hanya sekitar beberapa Kg, maka dapat kita rangkai di bawah/ di luar pondasi,
baru setelah itu kita pasangkan (pre-assembly).Bila jumlahnya cukup banyak, maka lebih baik
bila kita pasang pada mulanya di suatu dudukan yang telah lita level datar.Setelah besi kita
rangkai, maka sekalian kita set posisi vertikalnya hingga baik. Baut dapat dikeraskan sekaligus,
dan nantinya baru dipindahkan pada pondasi.Pengerasan baut sesuai dengan batas yang
diizinkan.Tentu cetakan tersebut harus sesuai dengan ukuran jarak anchor baut. Bilamana
dudukan dudukan tersebut relative kecil/sedikit, tidak perlu kita buatkan penyetelan sementara.
Cukup langsung dirangkai di bawah, dan kita dapat langsung memasang ke anchor, hanya baut
baut rangka jangan dikeraskan , cukup dengan tangan, dan masih bias bergooyang, baru setelah
pengelotan dikeraskan baut baut tersebut.
Beri tanda tanda sendiri untuk ketinggian agar mempermudah penyetelan/ vertical.
Setelah penyetelan vertical selesai, perlu dicek kembali ketinggiannya dengan teodolit.
B. ISOLATOR PEMISAH TENAGA (DISCONNECTING SWITCH)
Kita pasang satu per satu atau kita sesuaikan dengan bentuknya.Bermacam macam bentuk kita
temui disini. MIsalnya untuk system 70 kV/150kV ASEA, belum tentu sma dengan bentuk lain
(CGEE) juga gergantung dari komposisi atau susunan gardu induk tersebut, itu untuk pemisah
pada busbar. Ada juga yang hanya memakai besi kanal.
Posisi/ jenis rangka hamper sama dengan cara untuk dudukan PT/CT. Hanya perbedaan disini
kita kopel menjadi satu, jadi caranya tidak jauh beda dengan cara pemasangan item 1.
C. ISOLATOR PEMUTUS ARUS ( CIRCUIT BREAKER)
Untuk dudukan sudah dari pabrik berikut peralatan. Dalam penyetelan kita harus betul betul
mengikuti petunjuk, terutam jarak, jadi harus kita ambil langkah sbb:
a. Ukur jarak anchor, sesuai gambar. Bila terjadi selisih jarak, lebih dari 2 cm, maka kita harus
mengambil langkah langkah untuk penyesuaian.Tetapi hal ini jarang terjadi , karena sebelum
pengecoran beton anchor bolt , kita sudah mengukur jarak jarak pada plat cetakan (template).
b. Setel satu per satu langsung pada anchor, setelah diadakan cek ketinggian.
c. Level harus benar benar baik untuk vertical maupun horizontal.
d. Ukur kembalu jarak jarak lubang, antara as/ sumbu, sesuai dengan gambar petunjuk dari
pabrik. (pemutus tenaga)
Hal tersebut untuk menjaga agar penyetelan CB tidak sulit.Baik yang bersifat satu per satu,
maupun yang tergabung jadi satu. Untuk yang satu per satu / tergabung, jadi yang harus lebih
teliti adalah yang digabung menjadi satu (terkecuali untuk type SF6 dari CGEE/Alsthom,
Penyetelan / leveling dijalankan seperti yang kita jelaskan untuk yang lain.
D.POST (TIANG) TOWER
Kita persiapkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Peralatan kerja, tambang, patok-patok untuk skor, kunci yang diperlukan.
2. 3 batang bamboo yang diikat menjadi satu untuk menarik, atau bila ada crane 3 ton (hiap)
kita akan lebih cepat (bamboo adalah bamboo betung diameter +- 15cm.
3. Persiapkan material/besi besi yang akan dirangkai sesuai dengan tanda tanda material dan
jangan salah mengenai posisi dari tiang utama, untuk baut tangga, sambungan gelagar
dll.Misalnya:
- Posisi kanan/kiri
- Letak dari pada baut panjat (step bolt)
- Letak sambungan dan pemasangan beam
Bila siap, maka secara sederhana, kita dirikan dulu yang telah kita persiapkan.
Kita usahakan agar bambu agak condong pada posisi yang akan kita tarik 6-10 derajat. Setelah
semua siap, kita bisa memulainya.Tiang tiang tersebut kita rangkai satu per satu, mulai dari tiang
utama sampai dengan diagonal batang batang besi. Penjelasan ini bisa kit abaca dari gambar/cara
cara pemasangan, untuk pemasangan tower (disini untuk 150kV tower pada gardu induk).
Mengenai pemasangan, sama sekali kita tidak menemukan kesulitan. Yaitu dengan system satu
persatu tiang A atau B, atau diberikan rangkaian sebagian. Bila satu per satu, kita harus sedia
tambang untuk skur agak banyak.
E. PENYETELAN DAN PEMASANGAN GELAGAR
Pada dasarnya penyetelan kerangka untuk gelagar dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Rakitlah gelaga di bawah, sesuai dengan letak dan gambar. Berilah papan atau kayu sebagai
tumpuan.
2. Perhatikan letak sambungan dan lain-lain untuk main structure (besi utama gelagar).
Usahakan baut dikeraskan dengan tanpa kunci. Bila penyetelan ini telah selesai, maka ada
beberapa hal yang perlu kita lakukan:
- Ukur panjang gelagar sesuaikan dengan gambar.
- Perhatikan lengkungan saat penyetelan. Biasanya sekitar 0.3% sampai dengan 0.4% dari
panjang. Hal ini untuk menghindari saat pemasangan gelagar melengkung karena
pengaruh gaya berat.
3. Setelah poin a & b dilaksanakan seluruhnya, maka beam/Gelagar dapat dikencangkan sesuai
dengan label pengencangan baut. Tentunya dengan Tork meter. Setelah selesai pengencangan
lakukan pengecekan ulang pengerasan baut.
F. CARA PEMASANGAN GELAGAR
1. Berilah skor pada tiang/tower yang akan dipasang Gelagarnya, terutama bila tiang berdiri
sendiri.
2. Pasang peralatan untuk mengangkut gelagar pada dua sisi tower dengan pelaksanaan sebagai
berikut:
- Persiapkan tambang-tambang dan lain-lain untuk menjaga posisi gelagar.
- Beam atau gelagar mulai kita tarik ke atas dengan B.V hingga bisa terpasang.
- Untuk kemudahan, kebutuhan tenaga harus diutamakan disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalkan setiap B.V. dengan 3 orang: 2 orang diatas untuk masaing-masing tiang serta 1
orang memegang tali.
- Saat letak beam pada posisi tower paling atas sehingga tidak ada tempat untuk
pengangkatan. Maka hal harus kita lakukan:
- Menambah tiang untuk memasang tackle block dengan besi/pipa yang mampu untuk
menarik beban tersebut diatas. Untuk keamanan tambahan tiang diperkuat dengan skor.
3. ANALISA DAN PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Peralatan yang digunakan pada tahapan ini antara lain balok, katrol, tambang, tree port dan
peralatan toolkit.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3
Supervisor harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan perakitan steel structure yang
harus sesuai dengan approval drawing yang telah disetujui. Supervisor melaksanakan
pengukuran penentuan posisi/letak steel structure yang akan dipasang pada pondasi, diteruskan
dengan memonitor kelurusan arah vertical. Operator haruslah orang yang mengerti cara
pengoperasian peralatan yang digunakan dengan baik dan cara pemasangan. Sedangkan staff
safety/k3 bertugas mengontrol kesiapan peralatan yang akan digunakan apakah dalam kondisi
aman dari segi keselamatan pelaksanaan pekerjaan, serta penempatan posisi peralatan
ditempatkan dalam keadaan aman. Begitu juga dengan semua personil yang ikut terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan pemancangan harus memperhatikan kelengkapan keselamatan
kerja/safety disamping kondisi personil dalam keadaan sehat.
5. PENGENDALIAN MUTU
Hasil pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan hasil yang optimal, mulai dari perakitan steel
structure, penggunaan peralatan pemasangan steel structure, pemasangan pada pondasi,
pengukuran ketepatan posisi steel structure sampai dengan personilnya yang bisa dan mengerti
tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan baik.
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan steel dilakukan dengan pengawasan/ quality control (QC)
yang ketat pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan.
G. PEKERJAAN: PENGHANTAR/ CONDUCTOR AAAC
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan diantaranya pengecekan informasi terhadap jarak/span tarikan, besar gaya
tarik dan andongan yang terjadi pada saat penarikan (Sagging), selanjutnya dilakukan
pengukuran tarikan serta andongan, pemasangan AAAC sesuai dengan cara pengepressan,
pemasangan insulator pada gelagar dan penarikan AAAC.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Over Head Wire Tensioning
Kita tinjau saja pada umumnya, cara-cara penarikan kawat udara, bail untuk Bay system atau
busbar.
Biasanya sudah ada beberapa perhitungan dari fabric penghantar, dari kekuatan tarik suatu
penghantar. Juga dari jarak/span, sudah ada tabel tarikan, dimana sudah tertera ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
- Jarak/span tarikan
- Besar gaya tarik yang diijinkan untuk penghantar
- Andongan yang akan terjadi sewaktu penarikan (sagging)
- Dengan adanya ketentuan diatas, maka mutlak kita perlukan alat-alat untuk pengukuran
tarikan serta andongan, misalnya dynamo meter, water pas sagging, juga klem tarik
(comelong).
- Untuk persiapan-persiapan lain , perlu kita lihat cara pemasangan klem tarik (strain clamp,
atau dead and compression). Klem tersebut terpasang pada ujung-ujung
conductor/penghantar.
- Apabila conductor busbar atau cross bar menggunakan jenis ACSR, maka pelaksanaannya
berbeda dengan AAAC.
- Sebagai contoh sekarang adalah pelaksanaan pengkleman ACSR pada Dead and
Compression (Clem mati yang di press) kita press ujung kabel/ACSR, sesuai dengan cara-
cara pengepresan.
- Pertama adalah press kawat bajanya setelah itu baru alumuniumnya.
- Siapkan rangkaian insulator tarik (tension string insulator) complete (tension string insulator
and accessories).
- Pasangkan insulator beserta conductor digantung pada gelagar, dengan panjang AAAC yang
kita perkirakan, kurang lebih sebagai berikut:
A = (S-2L):1,2
Dimana : A = Panjang conductor (ACSR atau AAAC)
S = Jarak Span, diukur dari as tengah tower
L = Panjang String insulator beserta peralatannya.
- Bila kita merasa ragu, berilah kelebihan agar tidak susah dalam penarikan.
- Lakukan penarikan sesuai dengan cara-cara pemasangan block tackle dan lain-lain seperti
gambar.
- Saat menarik conductor tersebut, bila gaya tarik yang sudah diijinkan dalam tabel tercapai,
maka perlu kita lihat andongan. Kita perkirakan saja dahulu, apakah sudah cukup? Tetapi
dapat juga kita ukur dengan water pass sagging. Tetapi bilamana terjadi andongan sudah
cukup (perkirakan) atau sudah terlalu renggang, sedangkan gaya tarik belum tercapai, kita
hentikan penarikan tersbeut. Hal ini bisa terjadi beberapa penyebab rasionya perhitungan
yang salah, atau hanya karena salah cetak dalam tabel. Atau kadang kala material kurang
sesuai dengan tabel sagging.
- Bila hal-hal tersebut sudah kita musyawarahkan, ketentuan mana yang dipakai, maka kita
bisa meneruskan pekerjaan penarikan tersebut (biasanya andongan/sagging yang dipakai).
- Setelah sagging tercapai, maka berilah tanda pada conductor pada letak yang mau dipasang
klem. Pengurangan panjang string insulator bisa diukur dibawah.
- Turunkan lagi conductor tersebut. Perlu kita ingat, bahwa sewaktu pengepressan akan terjadi
penambahan panjang. Jadi bilamana tidak memakai turn buckle (alat atau peralatan untuk
mengatur tarikan) kita harus lebih berhati-hati.
- Setelah conductor di press, kita bisa segera menarik lagi. Ada dua cara penarikan, yaitu
dengan insulator string kita tarik lagi, atau conductor saja. Untuk 150 kV bisa langsung
dengan string insulator.
3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Dilakukan pengecekan terhadap jarak tarikan, besar gaya tarik dan andongan yang terjadi pada
saat dilakukan penarikan. Pengukuran tarikan dengan menggunakan dynamo meter, water pass
sagging dan juga klem tarik (comelog). Selain itu diperlukan blok tackle untuk pekerjaan tarikan
ACSR.
4. ANALISA PEKERJAAN PERSONIL DAN K3
Supervisor harus mengetahui prosedur-prosedur pemasangan dan ketentuan perhitungan
pemasangan dengan baik. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan peralatan K3 seperti
menggunakan safety belt, helm, safety shoes. Supervisor harus mengawasi langsung pada saat
pemasangan dilakukan.
5. PENGENDALIAN MUTU
Dalam pelaksanaan hasil pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan hasil yang baik dengan
kesesuaian jarak tarikan, besarnya gaya tarik, andongan yang terjadi pada saat tarikan dan
pemasangan insulator. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan dilakukan dengan pengawasan/quality
control (QC) yang ketat pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan.
H. PEKERJAAN : PEMASANGAN PERALATAN GARDU
INDUK 150 KV
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan diantaranya pemasangan seluruh material 150 kV equipment : Transformer,
CB, DS, DSE, CT, CVT, LA.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Pengerjaan pemasangan peralatan tegangan tinggi (high voltage equipment) pada suatu gardu
induk diawali dengan pemasangan conductor AAAC (untuk bus bas maupun cross bar)
kemudian dilanjutkan dengan pemasangan peralatan-peralatan tegangan tinggi.
Karena peralatan tegangan tinggi ini terbuat dari bahan keramik dan beratnya bisa mencapai
ratusan kilogram maka hal-hal yang menyangkut dengan keselamatan peralatan dan pekerja
harus diperhatikan:
- Seluruh pekerjaan yang sekiranya berbahaya harus diawasi seorang supervisor
- Apabila tempat kerja berdekatan dengan daerah lain yang bertegangan, berilah pembatas
daerah bertegangan dengan pita plastik merah. Kalau tidak ada, boleh juga dipasang tambang
plastic dengan digantungkan suatu spanduk peringatan “Awas Tegangan Tinggi”.
- Untuk memasang peralatan (equipment) CT, LA, CVT, dll, jangan memakai cara
konvensional. Sebaiknya dengan memakai mobil crane 3 ton.
- Apabila diperlukan pemasangan skor (guy wire/rope), usahakan jangan terlalu dekat dengan
daerah-daerah yang dipergunakan lalu lalang pekerja atau pengangkutan material.
- Sebelum melakukan perkerjaan, semua peralatan kerja, peralatan safety harus sudah tersedia
di lokasi pekerjaan.
- Pada saat pengangkatan HV material yang mempunyai bahan dari keramik, supaya
menggunakan soft sling (dari bahan Nylon) agar permukaan keramik tidak lecet,tergores atau
terkupas permukaannya.
- Dalam mengangkat dan menurunkan peralatan dengan menggunakan crane, supaya berhati-
hati, dan kerja sama antara operator crane dan pemandu pemasangan peralatan bisa bekerja
sama dengan baik dan saling mengerti dalam bahasa isyarat untuk mengendalikan crane.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing-masing material
peralatan yang digunakan seperti yang telah dirinci sebelumnya.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3
Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap
pekerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedu pemasangan.
Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini.
Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan
kerja.
5. PENGENDALIAN MUTU
Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang
telah di tentukan.
H-1 PEMASANGAN PERALATAN PEMISAH TENAGA
(DISCONNECTING SWITCH/DS)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan perakitan bagian-bagian DS, pemasangan dudukan insulator frame sesuai
urutannya, pengukuran jarak dan level-nya frame, pemasangan insulator, pemasangan pisau
pemisah, penyetelan posisi mekanik, percobaan dengan pemasukan tegangan.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Disconnecting Switch/DS
- Setelah penyetelan dudukan DS, maka DS ini sudah bisa mulai pekerjaan assembling.
Sebelumnya, perlu dilihat terlebih dahulu dalam pengepakan sewaktu transportasi, biasanya
pengiriman dibuat dengan peti-peti terpisah antara insulator dan fame/rangka serta dudukan.
Juga mekanik dibuat terpisah lain-lain peti. Hal ini untuk menjaga agar insulator tidak retak
atau pecah karena beradu dengan alat lain selama dalam pengiriman ada kalanya DS sudah
terangkai setiap phase lengkap pada dudukannya, namun pada umumnya bagian-bagian DS
ini masih terpisah.
- Selanjutnya persiapkan dudukan-dudukan insulator frame kemudian pasang sesuai urutan
yang telah ditentukan dari pabrik. Misalnya dengan tanda-tandan urutan ABC. Dan ada juga
dengan urutan biasanya dengan 1,2, 3. Biasanya dengan ABC, dimana A phasa R, B phasa S,
dan C phasa T.
- Setelah frame terpasang, lakukan pengukuran jarak, serta levelling. Usahakan setepat
mungkin, meskipun selisih jarak 1 cm antar phase tidak menjadi suatu masalah besar.
Kemudian pemasangan insulator, bilamana pipa-pipa penggerak telah terpasang, meskipun
belum tepat dan masih dirubah-rubah ini termasuk juga untuk pemasangan mekanik. Ada dua
jenis, yaitu dengan motor penggerak atau manual, untuk menggerakkan pisau-pisau pemisah.
Begitu pula untuk penggerak pisau-pisau pentanahan untuk DS line.
- Setelah kondisi siap, kemudian memasang insulator. Check pemasangan insulator ini, hingga
benar-benar tegak lurus. Karena bilamana tidak tegak lurus, akan mempengaruhi berputarnya
insulator serta posisi pisau-pisau pemisah.
- Setelah insulator terpasang, kita dapat memasang pisau-pisau pemisah. Lihat kondisi
kedudukannya dari letak/posisi insulator. Usahakan pemasangan sesuai dengan posisi
insulator.
- Ukur jarak-jarak pada contact setiap pemsiah sesuai ketentuan fabric. Cobalah
perputarannya, apakah sudah benar phase (R, S, T) dalam keadaan sama. Bila semua sudah
sama, maka kita bisa setting pipa-pipa penggerak, yang terhubung antara phase, juga pipa-
pipa penghubung untuk pemisah, baik manual atau electrical. Bila telah terpasang penghantar
kita harus setting ulang.
A – Penyetelan:
- lihat keadaan mekanik dalam posisinya misalnya dalam posisi DS masuk atau keluar.
Sesuaikan kedaan pisau-pisau DS, baru kita pasang stang untuk ke mekanik DS. Keraskan
sedikit baut-baut, pemegang batang pipa penggerak.
- Setelah itu, putar handle dengan manual, pelan-pelan dan jangan sampai posisi berat pada
putaran. Bila terjadi harus kita selidiki, penyebab daripada putaran tersebut menjadi berat.
- Lanjutkan percobaan-percobaan tersebut hingga kelihatan insulator berputar, untuk penutup
pisau-pisau pemisah ataupun membuka pisau-pisau pemisah.
- Membuka/menutup harus serempak, atau kondisi sama antara ketiga phase tersebut. Bila
belum sama kita bisa menggeser batang pemisah (pipa) dari klemnya. Berulang kali kita
coba, untuk dapat menemukan kondisi yang kita inginkan.
- Jika hal ini sudah tercapai, maka jangan dulu kita memasang pim untuk stang/kopel DS,
untuk DS dengan earthing, kita lakukan sebagai berikut:
- Pertama kita lakukan setting/penyetelan seperti yang kita lakukan pada DS busbar, setelah
hal tersebut selesai, kita pasang peralatan lain serta pisau-pisau pemisah hubung tanah, dalam
posisi masuk. Jadi DS posisi membuka. Perlu diingat ada perbedaan sedikit untuk DS + E,
karena titik penyambung kontak harus kita pasang dulu (ada pula yang sudah terpasang).
Setelah itu selesai, kita lihat suatu system interlock mekanikal:
Pisau-pisau pemisah dapat masuk bilamana pentanahan dalam kondisi terbuka, atau juga
sebaliknya setting bisa dikalukan setelah kedua penyetelan pisau-pisau selesai. Baru kita ulang
lagi setting untuk pisau-pisau pentanahan serta pemutus tenaga. Ada juga interlock yang bersifat
electrical.
B – Percobaan Elektrikal:
Supply motor penggerak dapat berupa supply AC (Arus Tukar) maupun DC (Arus Rata dari
Battery) yang pada prinsipnya adalah sama. Mulai percobaan dengan elektrika. Buka tutup
mekanik DS nya kita lakukan sebagai berikut:
- Test tegangan masuk bila suda ada, kita berlaku hati-hati untuk tidak sembarang tekan
tombol IN/OUT.
- Letakkan posisi pisau-pisau pemisah tenaga pada setengah masuk, atau tengah-tengah antara
masuk/keluar.
- Awasi/check barang-carang yang sekitarnya mengganggu misalnya kunci-kunci dan lain-
lain.
- Sebelumnya berilah tanda-tanda tangan spidol batas-batas klem pemegang untuk
penghubung pipa-pipa.
- Setelah persiapan diatas selesai, kita akan segera meneliti arah putaran, dengan sedikit
memutar tombol pada mekanik DS. Tekan misalnya tombol untuk IN. Maka pisau-pisau akan
berputar kearah menutup. Bila pertama penyetelan kita sudah benar, maka putaran pada DS
pun akan benar. Mungkin juga, atau terjadi kesalahan berputar, maka langkah-langkah harus
kita ambil sebagai berikut:
- Kendorkan sambungan kopel/stang penggerak yang dari DS ke mekanik.
- Usahakan motor penggerak bebas dari pada beban.
- Putarlah kembali dengan jalan memutar tombol, maka motor akan bebas berputar.
- Lihat, apakah arah putaran benar?
- Bila putaran benar, maka biasanya ada kesalahan wiring pada IN menjadi OUT maka
sesuaikan dengan gambar pengawatan (wiring diagram). Untuk membuka maka bisa kita
set lagi antara batang penggerak dari DS ke mekanik, dan DS diputar dengan tangan.
- Check sekali lagi, apakah tanda-tanda yang kita buat pada batang penggerak berubah?
Kadang kala berubah juga, karena kita belum pasang pin. Pin boleh dipasang bilamana
pekerjaan untuk DS ini telah selesai semua, juga termasuk setelah sambungan conductor
antar peralatan ke DS selesai. Maka dengan itu selesailah untuk pemasangan DS serta
penyetelannya.
3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur perakitan dan pemasangan DS serta
mengikuti ketentuan-ketentuan prosedur pemasangan. Peralatan yang digunakan berupa tool kit,
water pas dan beberapa alat bantu lainnya.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3
Dalam proses pemasangan, supervisor harus melaukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap
perkerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur
pemasangan. Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan
pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan
ketentuan keselamatan kerja.
5. PENGENDALIAN MUTU
Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang
telah di tentukan.
H-2 PEMUTUS RANGKAIAN/ARUS (CIRCUIT BREAKER)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan diantaranya hadling CB ke steel structure, pengukuran jarak ketinggian,
perakitan bagian-bagian CB, pemasangan dan penyetelan posisi.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
Telah diuraikan pemasangan untuk dudukan pemutus tenaga, termasuk ketelitian jarak serta
ketinggiannya. Bilamana perlu kita check ulang.
Kembali pada masalah pemasangan pemutus tenaga, seperti kita uraikan terdahulu, ada beberapa
type dalam cara pembuatannya, yang tidak akan menimbulkan terlalu banyak perbedaan dalam
pemasangan. Dalam hal ini kita bagi saja menjadi 2 (dua) type:
a. Pemutus tenaga 3 phase (CB 3 phase)
Adalah CB untuk 3 (tiga) phase, yang digerakkan secara serempak oleh satu rangkaian
mekanik saja, dan batang-batang penggerak. Bekerjanya CB ini selalu bersamaan antara
phasa R,S, dan T.
b. Pemutus tenaga 1 phase (CB 1 phase)
Adalah CB untuk 3 phase, yang setiap phase masing-masing digerakkan oleh satu
rangkaian mekanik. Bekerjanya CB ini bisa secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan
antara phase R, S, dan T.
Type “a”
Untuk pemasangannya, biasanya sudah ada dalam buku petunjuk dari fabrikan. Tetapi untuk
lebih memantapkan lagi, maka berikut cara-cara pemasangannya:
- Pertama-tama lihat dahulu cara-cara transport peralatan tersebut. Biasanya ditransport secara
terpisah, mekanik, base frame support, isolator. Apabila transport isolator (arching chamber
dan earth isolator) dalam posisi tegak maka pemasangan relative lebih mudah, bilamana
kondisi transport dalam posisi tidur makapemasangan isolator agar sedikit berbeda. Ada juga
transportnya dibuat semua jadi satu, hanya bisa dipisah-pisah antara isolator dan base frame.
- Hal ini perlu, karena kita harus memasang secara terpisah, juga transport dari gudang ke
lapangan harus diperhatikan.
- Apabila type material yang harus tegak jadi satu dengan base frame. Dapat diangkat
bersama-sama dan dipasang pada dudukan. Bilamana sling dipasang pada mata baut (lifting
eye) yang tersedia pada base frame maka pada atas isolator harus diikat tambang keliling
agar tidak jatuh. Ada juga yang diangkat dari ujung kepala isolator.
- Setelah terpasang, baru mekanik serta batang-batang penyambung untuk ke mekanik beserta
pipa-pipa pelindung kita pasang. Bilamana jarak-jarak support/dudukan sesuai dengan
ukuran di gambar, maka pemasangan selanjutnya tidak akan sulit.
- Sebaiknya pengangkatan dilakukan dengan truck crane, telescopic crane, dan harus dilihat
pula posisi/letak mekanik, sesuai gambar pemasangan.
Type “b”
Pemasangan sama saja dengan type “A”.
1. PENGECEKAN MATERIAL
- Check sewaktu penerimaan material di site secara visual mungkin isolator ada yang rusak
atau cacat, mekanik lengkap dan lain-lain, jumlah material dicocokkan dengan packing list.
- Selain itu agar diperjelas juga apakah dalam isolator CB telah diisi gas SF6 atau belum
karena dalam pengiriman dari pabriknya menuju lokasi/kelapangan ada yang sudah terisi dan
ada yang masih kosong belum ada SF6 nya. Apabila sudah terisi SF6, maka harus dicheck,
apakah tidak ada kebocoran atau tidak. Hal ini dapat kita lakukan dengan memijat kran yang
akan disambung untuk pengisian.
- Bila masih terisi gas maka akan terdengar suatu bunyi, lebih bagus bilamana baca buku
instruksi CB.
2. CARANYA MENGANGKAT CB.
- Bilamana kita dapati isolator di transport dalam kondisi tidur, maka untuk mengangkat harus
dari dua ujung, jangan sampai posisi bawah menjadi tumpuan berat seluruhnya, hingga ada
kemungkinan isolator patah.
- Bilamana kita hanya ada satu buah crane, maka pengait crane kita pasang pada ujung atas.
Ujung bawah kita berikan suatu takel rante (capasitas -/+ 500 kg) yang kita pasang pada tiang
atau bisa juga dengan takel black tambang ganda.
- Angkat ujung atasnya kurang lebih dengan tinggi 50 cm, baru bagian bawah kita angkat.
Selanjutnya sedikit demi sedikit diangkat bersamaan. Setelah kira-kira, tinggi 60 cm pada
bagian bawah, maka pada bagian atas kita angkat untuk ditegakkan kearah bagian atas.
Setelah agak tegak, bagian bawah kita kendorkan dan bagian atas diangkat naik hingga
isolator kontak tergantung pada crane.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing-masing HV equipment.
Peralatan yang digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crain kecil (bila
memungkinkan), tambang dan beberapa alat bantu lainnya.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3
Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap
pekerjaan. Pemasangan harsu sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan.
Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini.
Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan
kerja.
5. PENGENDALIAN MUTU
Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang
telah di tentukan.
PEMASANGAN CURRENT TRANSFORMER (CT), CURRENT
VOLTAGE TRANSFORMER (CVT) & LIGHTING ARRESTER (LA)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan diantaranya handling HV equipment ke steel structur, pemasangan HV
equipment terhadap steel structure, penyetelan posisi.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
A. Untuk pemasangan CT, CVT, dan LA kita dapat kerjakan dengan car – cara atau ketentuan –
ketentuan sesuai dengan cara yang tertera dalambuku petunjuk. Disamping itu masih ada hal-
hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Dapatkah crane dimasukkan kelokasi?
Bila mungkin, masalah pengangkatan tidak ada lagi. Tetapi bila tidak memungkinkan ada
beberapa cara pemasangan yang akan dibahas selanjutnya.
Untuk CT , kita sesuaikan dengan letak / penentuan polarity. Dalam sigle line diagram dapat
dilihat untuk P1 dan P2 pada arah tertentu jadi CT kita sesuaikan dengan single line diagram
untuk LA perlu kita lihat sambungan nantinya untuk discharge counter. Dan untuk CVT ,
hanya masalah pada cable saja letaknya / posisinya.
B. Cara untuk mengangkat atau memasang peralatan tersebut bisa dengan crane kecil ( Truck
Crane 3 ton , jarak jangkau 7.5 m) saja atau kita dapat angkat dengan beberapa cara
convensional bila crane tidak masuk. Kita dapat menggunakan beberapa cara sbb:
a. Dengan menggunakan satu tihang yang dipasang pada lier dengan penolong pipa
pembantu dengan skor.
b. Bisa diagkat dengan mengaitkan takel pada 2 tower. Karena beban tidak begitu besar ( ±
450 sampai dengan 750 kg) maka tower tersebut tidak akan mendapat beban terlalu berat.
Lebih baik kita tidak melakukan cara in bila tidak terpaksa sekali.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing – masing HV equipment
Peralatan yang digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crane kecil ( bila memungkinkan
), tambang dan beberapa alat bantu lainnya.
4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3
Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan pengarahan terhadap setiap
pekerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pelaksanaan.
Tenaga operator harus memilikikeahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini.
Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dnegan ketentuan keselamatan
kerja.
5. PENGENDALIAN MUTU
Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan peralatan dan pemasangan.
Pekerjaan dilakukan dengan mengacu erhadap kesesuaian spesifikasi, teknik dan prosedur yang
telah ditentukan .
I. PEKERJAAN : PEMASANGAN TRANSFORMER 150 KV
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan in adalah pemasanga, pengaturan / pengukuran, pengencangan dan koneksi
pada peralatan High Voltage.
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
- Menentukan posisi trafo sesuai dengan layut yang sudah disetujui PLN
- Menyiapkan alat angkut / crain untuk memasang:
- Radiator
- Consenvator
- HV Bushing
- Dalam pemasangan HV bushing, diperhatikan agar tidak ada barang – barang kecil (baut,
sampah dan jenis batu kecil) masukk kedlam tank trafo
- Dalam pemasangan HV Bushing, harus menggunakan soft sling dari nylon khusus untuk
mengangkat material berat yang berbahan dari keramik (Bushing)
- Pemasangan material ini berdasarkan instruction manual yang diberikan oleh pabrikan
dengan persetujuan PLN. Untuk memaanga radiator dan conservator tidak perlu soft sling,
bisa digunakan steel sling yang umum digunakan dengan diameter antara 8 mm sampai
dengan 10 mm.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Kelengkapan eralatan standart eperti alat ukur, tambang, kunci – kunci dan peralatan lain
yang diperlukan dalam pemasangan.
b. Peralatan khusus seperti Jacking, block, crane, crain Block, pengindraan jarak jauh dan
peralatan lain yang diperlukan dalam kondisi layak pakai tersedia dalam jumlah yang cukup.
c. Transformer diassembling pada posisi ‘’on pondation’’ dengan kelengkapan assesoris
ditempatkan berdekatan dengan transformer dan tidak mengganggu safety site plan.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah :
a. Project manager
b. Supervisor
c. Erctor / Mechanic
d. Operator
e. Safety officer
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui
PLN
b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN
c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan
II. PEKERJAAN PEMATANGAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan pematangan tanah ini adalah merupakan pekerjaan awal dari pada pekerjaan
Gardu Induk , dibagi dalam beberapa tahapan:
a. Pemebrsihan lokasi spt : pengangkata akar – akar bekas tanaman dan membuang ketempat
yang sudah ditentukan
b. Penggalian tanah ( Pekerjaan untuk memangkas tanah yang tinggi untuk disesuaikan dengan
level yang dikehendaki )
c. Urugan tanah dan pemadatan ( pekerjaan pengangkutan tnah dari luar lokasi yang akan
ditimbunkan pada daerah yang rendah elevasinya
2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSAAN
- Menentukanpatok batas area yang akan enjadi lokasi pembangunan yang sesuai dengan
layout yang telah ditentukan oleh PLN
- Menyiapkan alat ukur untuk mengukur batas – batas tanah yang diperuntukan membanguna
gardu induk
- Menentukan lokasi pndasi diswitchyard, gedung control , jalan komplex, dll
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Kelengkapan peralatan standart seperti alat ukur, patok, tali dan peralatan lain yang
diperlukan.
b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk
menunjang kegiatan tersebut
c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang
sekiranya kurang memadai kualitasnya.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah :
a. Project manager
b. Supervisor
c. surveyor
d. Erector / Mechanic
e. Operator
f. Safety officer
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui
PLN
b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN
c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan
III. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG CONTROL DAN POS
JAGA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan gedung control meliputi :
a. Pembersihan lokasi , menentukan patok batas , menentukan elevasi dan pembuatan bowplank
untuk persiapan pekerjaan pondasi gedung.
b. Penggalian tanah untuk memulai pekerjaan pondasi
c. Pembesian untuk tiang penyangga dgedung dan tiang pondasi
d. Pembuatan rangka atap, plafon, pintu dan jendela
e. Pemasanagn instalasi listrik dan air
2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN
a. Menentukanpatok batas area yang akan enjadi lokasi pembangunan yang sesuai dengan
layout yang telah ditentukan oleh PLN
b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk
menunjang kegiatan tersebut
c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang
sekiranya kurang memadai kualitasnya.
3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
a. Kelengkapan peralatan standart seperti alat ukur, patok, tali dan peralatan lain yang
diperlukan.
b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk
menunjang kegiatan tersebut
c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang
sekiranya kurang memadai kualitasnya.
4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3
Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah :
a. Project manager
b. Supervisor
c. surveyor
d. Erector / Mechanic
e. Operator
f. Safety officer
5. PENGENDALIAN MUTU
a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui
PLN
b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN
c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan
IV. PEKERJAAN FINISHING
a. Pekerjaan finishing bisa dilakukan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, sehngga
dapat diketahui apabila terdapat kekurangan atau kesalahan.
b. Melaksanakan pengecekan terhadap semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
c. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap pekerjaan yang salah yang tidak
sesuai dengan bestek atau yang kurang sempurna.
d. Pengencangan bolt and nut , sekrup – sekrup dan setting pada semua peralatan
e. Membersihakan lokasi pekerjaan dari sisa – sisa dan potongan – potongan material, kupasan
kabel dan kotoran (limbah) lainnya.
f. Melaksanakan retour material ke gudang PLN
V. PENGOPERASIAN GARDU INDUK
a. Melaksanakan oengecekan masing – masing komponen / material / barang apakah telah
sesuai dengan kontrak, telah terpasang dengan baik dan tidak terdapat kerusakan.
b. Melaksanakan pengetesan ( uji kebenaran ) dari komponen yang telah terpasang apakah
sudah bisa bekerja dengan bai atau tidak. Komponen koponen tersebut antara lain : on off CA
dan DS, motor – motor listrik, tap charger , fan traf , rangkaian AC/DC, meter – meter, alat
pengaman listrik , dll.
c. Melkasnakan pengetesan terhadap kemampuan masing – masing peralatan pada saat
beroperasi secara terpisah (indivual test) dan dalam satu sub sistemserta secara sistem
keseluruhan.
d. Melaksanakan pengetesan terhadap penampilan unjuk kerja (performance test) sesungguhnya
dari gardu induk yang telah dibangun, apakah telah sesuai dengan sertifikasi dalam kontrak
yang telah siap untuk dioperasikan.
VI. PENGOPERASIAN GARDU INDUK
a. Apabila tahapan commissioning test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik serta
memenuhi ketentuan yang berlaku, maka gardu induk telah siap untuk dioperasikan.
b. Dalam pengoperasian gardu induk ini melibatkan banyak pihak, karena siste terintegrasi
menjadi satu dengan sub sistem yang lain
c. Pihak – pihak yang terlibat dalam pengoperasian antara lain :
- Pihak pemberi kerja (Pengguna Jasa)
- PT. PLN Jasa sertifikasi, bertanggungjawab terhadap kelaikan pengoperasian gardu
induk.
- Pihak kontraktor yang mengerjakan gardu induk
- Jika diperlukan, juga dilibatkan pihak pabrikan , misalnya : Pabrikan Trafo, CB, DS,
Cubicle, Panel Control, Panel Relay, dll.
d. Dengan dilibatkannya berbagai pihak yang terkait, maka jika terjadi permasalahan segera
dapat diatasi.
VII. SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP PERTAMA (ST I)
a. Setelah gardu induk beroperasi dengan baik, maka pekerjan tersebut dapat dikatakan selesai,
sehinggap dapat serah terima pekerjaan pertama (ST I)
b. Dengan dilaksanakannya serah terima pekerjaan pertama ini berarti phisik pekerjaan sudah
mencapai 100%. Tetapi pada umumnya pembayaran terminhanya diberikan 95% dari total
nilai kontrak.
c. Pada saat serah terima pertama ini, pelaksana pekerjaan (Kontraktor) masih memuyai
tanggungan pekerjaan yang akan dilaksanakan (jika terdapat kekekurangan yang signifikan)
selama masa pelaksanaan.
d. Selanjutnya kontraktor berkewajiban memberi jaminan pemeliharaanyang berupa Bank
Garansi.
2. MASA PELAKSANAAN
a. Masa pemeliharaan adalah masa atau periode waktu tertentu dimana kontraktor harus
melakukan pemeliharan terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan.
b. Pada masa pemeliharaan ini, ada beberapa pekerjaan yang diperbolehkan masuk dalam
Pending item antara lain :
- Membersihkan lokasi gardu induk dari limbah, potongan kabel, merapikan tanah , dll.
- Pembuatan as built drawing
- Pembuatan / penyelesaian cable schedule
- Penyambungan outdoor termination ke JTM ( ini dilaksankan apabila pada serah terima
pertama JTM belum siap)
- Pekerjaan lain yang disebabkan ketidaksiapan pihak pemberi kerja dan bukan karena
ketidaksiapan kontraktor.
c. Lamanya waktu pelaksanaan 6 enam bulan atau 180 hari kalender atau tergantung
kesepakatan awal dalam kontrak.
3. SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP KEDUA ( ST II )
a. Apabila masa pemeliharan ( garansi ) telah dilampaui dan sisa pekerjaan selama masa
pemeliharaan telah diselesaikan dengan baik maka dapat dilaksanakan penyerahan pekerjaan
kedua ( Serah Terima Kedua )
b. Dengan dilaksanakannya serah terima kedua, maka hubungan kontraktor antara Pemberi
Kerja (PLN) dengan kontraktor telh berakhir
Catatan :
- Meskipun secara legal aspect seharusnya hubungan kontraktor berakhir, kenyataannya
kontraktor masih harus memberikan jaminan terhadap peralatan / material terpasang.
- Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahn sejak Serah Terima Kedua.
- Jaminan yang diberikan berupa jaminan Bank ( Bank Garansi ).
- Jadi kalau ada kerusakan peralatan / material yang disebabkan bukan karena kesalahan
operasi atau bencana alam , maka pihak kontraktor masih berkewajiban memperbaikinya.
- Dengan telah dilaksanakannya Serah Terima Kedua, maka pembayaran retensi sebesar 5 %
(lima persen) dilaksanakan (dibayarkan).

More Related Content

What's hot

209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1
Dafa Adunt
 
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAANBERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
Rahmat Navis
 

What's hot (20)

Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung pptPerencanaan teknis bangunan gedung ppt
Perencanaan teknis bangunan gedung ppt
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAAN
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
PCM Contoh Paparan Presentasi.pptPCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
 
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptxBahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
Bahan Paparan K3 Konstruksi.pptx
 
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minum
 
Ppt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksiPpt k3 konstruksi
Ppt k3 konstruksi
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
 
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdfSoal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
Soal Uji Sertifikat LSP Maret 31 Maret 2023.pdf
 
209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1209921115 justifikasi-teknis-cco1
209921115 justifikasi-teknis-cco1
 
k3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.pptk3-konstruksi-baru1.ppt
k3-konstruksi-baru1.ppt
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 
Laporan Bulanan dan kecelakaan Maret.pdf
Laporan Bulanan dan kecelakaan Maret.pdfLaporan Bulanan dan kecelakaan Maret.pdf
Laporan Bulanan dan kecelakaan Maret.pdf
 
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan PengujianTahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
Tahap Pra Konstruksi - Pekerjaan Pengecekan dan Pengujian
 
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan ElektrikalTahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tahap Konstruksi SPAL - Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
 
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAANBERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRESTASI PEKERJAAN
 
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
Sni 6897-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk kons...
 
Rkk
RkkRkk
Rkk
 
AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008
AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008
AHS pekerjaan beton SNI 7394-2008
 
Manajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksiManajemen proyek konstruksi
Manajemen proyek konstruksi
 

Viewers also liked

107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
Bintek
 
Ustek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolongUstek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolong
Wong_Cosmic
 
Pengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meterPengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meter
Ade Rohima
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Arya Ningrat
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
Syihab Ikbal
 

Viewers also liked (11)

Value engineerinG
Value engineerinGValue engineerinG
Value engineerinG
 
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
107028040 rapat-persiapan-pelaksanaan-kontrak-pcm
 
195191004 contoh-laporan-pendahuluan
195191004 contoh-laporan-pendahuluan195191004 contoh-laporan-pendahuluan
195191004 contoh-laporan-pendahuluan
 
Ustek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolongUstek pengawasan batu bolong
Ustek pengawasan batu bolong
 
Pengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meterPengukuran dengan curent meter
Pengukuran dengan curent meter
 
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docxcontoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
contoh-laporan-pendahuluan punya orang.docx
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)Metode pelaksanaan (16 lmbar)
Metode pelaksanaan (16 lmbar)
 
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 Kegiatan Pelaksanaan Proyek Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 
Contoh construction safety plan
Contoh construction safety planContoh construction safety plan
Contoh construction safety plan
 
Contoh format laporan
Contoh format laporanContoh format laporan
Contoh format laporan
 

Similar to SOP Pekerjaan Konstruksi

Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran BeraspalSpesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
Aly Tenga
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base c
Kashmir Brown
 
35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase
Rahmat Hidayat
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
SonyDede
 
Hasil jadi
Hasil jadiHasil jadi
Hasil jadi
phooth_3
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
pt baranugraha
 
perkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptxperkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptx
FadliST
 
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
Baehaqi10
 

Similar to SOP Pekerjaan Konstruksi (20)

Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran BeraspalSpesifikasi teknis Campuran Beraspal
Spesifikasi teknis Campuran Beraspal
 
Metode pelaksanaan jalan
Metode pelaksanaan jalanMetode pelaksanaan jalan
Metode pelaksanaan jalan
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 
208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor208119724 rks-sumur-bor
208119724 rks-sumur-bor
 
Sartek agregat base c
Sartek agregat base cSartek agregat base c
Sartek agregat base c
 
RKS
RKSRKS
RKS
 
35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase35519172 spesifikasi-teknis-drainase
35519172 spesifikasi-teknis-drainase
 
3. (OJT).pptx
3. (OJT).pptx3. (OJT).pptx
3. (OJT).pptx
 
Bab vii spektek kejari
Bab vii spektek kejariBab vii spektek kejari
Bab vii spektek kejari
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanInstalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit Pengolahan
 
Metode Pelaksanaan l.docx
Metode Pelaksanaan l.docxMetode Pelaksanaan l.docx
Metode Pelaksanaan l.docx
 
Spek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasaSpek teknis tpa mamasa
Spek teknis tpa mamasa
 
Rks spek tek makam
Rks spek tek makamRks spek tek makam
Rks spek tek makam
 
Hasil jadi
Hasil jadiHasil jadi
Hasil jadi
 
Pekerjaan_Konstruksi_Sipil_Transmisi_SUT.pdf
Pekerjaan_Konstruksi_Sipil_Transmisi_SUT.pdfPekerjaan_Konstruksi_Sipil_Transmisi_SUT.pdf
Pekerjaan_Konstruksi_Sipil_Transmisi_SUT.pdf
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
 
perkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptxperkerasan berbutir.pptx
perkerasan berbutir.pptx
 
Contoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainaseContoh metoda pelaksanaan drainase
Contoh metoda pelaksanaan drainase
 
Speck jar lapen
Speck jar lapenSpeck jar lapen
Speck jar lapen
 
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
0. Metode Kerja Perkerasan Jalan Beton Rev 3.doc
 

Recently uploaded

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Recently uploaded (16)

2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 

SOP Pekerjaan Konstruksi

  • 1. B. PEKERJAAN DESIGN DAN PENGUJIAN BETON 1. LINGKUP PEKERJAAN Membuat rencana kerja yang berisi metode kerja, komposisi campuran, jadwal pelaksanaan, lokasi sumber/ merk material, peralatan yang digunakan, laboratorium dan hal lain lain yang diperlukan untuk kesempurnaa rencana kerja ini. 2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN a. Setelah didapat semua material, peralatan, maka diadakan pengujian air masing masing jenis material di laboratorium untuk mendapatkan hasil/data yang akan digunakan sebagai acuan percobaan perbandingan/komposisi campuran/ volume . Dibuat komposisi campuran dengan beton mixer/ molen dan pengambilan sample langsung dari beton mixer dengan ember atau alat yang tidak menyerap air, kemudian dituangkan ke dalam cetakan kubus / silinder yang sudah disediakan. b. Dalam 3 lapis, dimana masing masing lapis ditusuk 10 kali dengan tongkat baja diameter 16mm sampai permukaan beton nampak mengkilat. c. Kubus kubus/ silinder benda uji tersebut yang baru dicetak/ dibuat minimum 20 buah dan harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung/ kertas semen basah selama minimum 2x 24 jam, kemudian diberi tanda dan disimpan dengan hati hati, setelah itu benda uji dibuka dari cetakan dan direndam dalam air agar dicapai hasilyang maksimal. d. Untuk masing masing kubus / silinder terdiri dari 3 kali test yaitu untuk umur beton 7,14, dan 28 hari dan dilakukan pengetesan di laboratorium. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Peralatan : - Beton mixer dengan kondisi yang siap pakai dan kapasitas disesuaikan dengan volume. - Slump test yang masih erbentuk kerucut baik dan lengkap dengan alat bantunya. - Kubus/ silinder dengan keadaan masih baik ukurannya dan tidak rusak. - Peralatan pendukung lainnya. b. Material : - Semen dengan sumber/ merk yang sama, menyediakan tempat/ gudang penyimpanan. - Agregat kasar yang digunakan harus kasar tidak porous, permukaanya kasar, bersih dari lumpur. - Agregat halus/ pasir dapat diambil dari sungai diperoleh gradasi yang sesuai dengan keperluan.
  • 2. - Air yang digunakan harus air tawar dan tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam, sulfat, bahan organis atau material lain yang dapat mempengaruhi kualitas beton. - Bahan campuran tambahan (admixtures) penggunaanya harus mengikuti rekomendasi dari pabrik dan hanya bias digunakan bila diperlukan dan mendapat persetujuan dari PLN. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 a. Tenaga/ personil lab sangat menetukn kualitas beton, terutama membuat mix design. b. Tenaga personil pengawas/QC untuk mengawasi mulai dari kualitas material dan setiap produksi beton. c. Tenaga/ personil pengawas keselamatan kerja (safety officer) mengawasi setiap kegiatan yang nantinya akan membahayakan keselamatan pekerjaan. 5. PENGENDALIAN MUTU Setelah dilaksanakan semua pekerjaan dan didapatkan hasil akhir dari percobaan campuran komposisi sampai pengetesan kekuatan tekan benda uji terpenuhi sesuai dengan peraturan : Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971 NI 2), Standart Industri Indonesia (SII), American Concrete (ACI) , maka hasil yang terbaik dan dipakai selama pelaksanaa pekerjaan dan dilakukan pengawasan yang ketat terhadap semua produksi beton. C. PEKERJAAN : PELAKSANAAN PENGECORAN 1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, transportasi, peralatan kerja dan tenaga kerja, pembuatan cetakan , pembesian, pemeliharaan dan pekerjaan pendukung lainnya. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN a. Persiapan pengecoran membuat metode, posisi, dimensi cetakan/bekesting,besi tulangan material/peralatan yang arus ditanam dalam beton dan harus bersih dari kotoran sampah, lumpur, genangan sehingga benar benar kering. Selain itu kesiapan pengecoran termasuk juga kesiapan material , peralatan , tenaga kerja dan bila pelaksanaan pengecoran harus dilaksanakan pada malam hari maka harus disediakan system penerangan yang memadai dan pengecoran harus dihentikan pada saat hujan kecuali sebelumnya telah disiapkan cover / terpal tenda. Penempatan material dan peralatan diusahan berdekatan dengan lokasi pengecoran serta persiapan persiapan lain yang diperlukan untuk pelaksaan pengecoran.
  • 3. b. Pengadukan dengan beton mixer kapasitas minimum 0,35 m3 dan tenaga operator yang handal untuk mengoperasikan peralatan beton mixer. Beton mixer harus disediakan dalam jumlah yang cukup, peralatan bantu untuk mengangkut dan mengukur komponen material campuran beton (air, pasir, kricak, dengan perbandingan volume / isi yang mengacu pada ukuran berat / volume/ isi zak semen , lama pengadukan harus disesuaikan dengan kapasitas beton mixer yang dipakai. c. Transportasi pengadukan harus segera diangkut ke tempat pengecoran dengan metode yang dipilih tidak boleh menyebabkan terjadinya pemisahan bahan campuran beton ( segregasi) dan dijaga jangan sampai terjadi perubahan / naiknya temperature ataupun berubahnya kadar air dalam adukan. Adukan harus segera dituangkan ke tempat pengecoran/ ccetakan secepatnya dan lebih daari 30 menit adukan tersebut harus dibuang/ disingkirkan tidak boleh dipakai lagi. d. Pengecoran dilaksanakan dengan hati hati agar tidak merusak cetakakan / bekesting dan merubah posisi besi tulangan atau posisi peralatan yang ditanam dalam beton. Pengecoran dilaksanakan lapis per lapis secara horizontal diatur sedemikian rupa tidak menimbulkan bidang pelemahan, setiap lapisan harus dipadatkan dengan mesin penggetar, sehingga menjadi homogeny dan tidak berongga dan mengisi celah celah diantara besi tulangan , lamanya divibrator tergantung dari ukuran dan type mesin yang digunakan sampai permukaan beton. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Beton mixer yang digunakan harus bisa memberikan hasil yang memadai apabila terjadi kerusakan harus segera diperbaiki atau dikeluarkan dari pekerjaan untuk diganti dengan yang lebih baik, proses perbaikan/pergantian mixer tersebut tidak boleh mempengaruhi kelancaran. b. Vibrator mesin digunakan pada saat pengecoran beton dan ini harus disediakan agar didapatkan hasil beton yang memnuhi persyaratan. c. Konstruksi talang dipergunakan apabila diperlukan di lokasi yang agak suliit posisi pelaksanaan pengecoran dan talang dibuat dari bahan kedap air, tinggi jatuh adukan beton tidak boleh lebih dari 0,50m. Kubus/ silinder test dipersiapkan dalam jumlah yang sudah disesuaikan dengan kapasitas / volume pengecoran beton pada hari itu . Slump test dan alat bantu(plat, alat tusuk, meteran), dan alat compressor untuk membersihkan lokasi pengecoran. d. Pengadaan dan stock material semen, pasir, kricak, air harus dalam jumlah yg memadai dan kualitas yang sama seperti di desain ( mix desain). 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3. a. Menempatkan tenaga supervisor yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengecoran , surveyor pengawasn terhadap vertical dan horizontal cetakn, tiang batu untuk finishing, tukang kayu apabila terjadi perubahan / kerusakan pada cetakan pengecoran cepat dapat diatasi. Operator beton mixer yang mengoperasikan mesin selama pelaksanaan pengecoran
  • 4. berlangsung, lab staf yang menyiapkan/ membuat kubus/ silider test, QC staf yang mengawasi kualitas dari adukan/ campuran produksi pengecoran beton dan safety officer yaitu yang mengawsi k2 dan mengecek semua fasilitas pendukung pengecoran apakah layak/ tidak layak dilihat dari keselamatan pekerjaan. 5. PENGENDALIAN MUTU a. Dalam pelaksanaan pengecoran beton harus dilihat, dijaga dan dipelihara dari kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh benturan cuaca, perubahan temperature yang tiba tiba dengan melakukan pembashan pada permukaan beton dengan b. Menggunakan karung atau kertas semen basah yang sejenis secara terus menerus selama 2x24 jam dan paling utama adalah diadakan pengawasn ketat terhadap perbandingan komposisi campuran yang dipakai serta dalam pelaksanaan pengadukan campuran sampai ketempat lokasi pengecoran. D. PEKERJAAN : PEMANCANGAN 1. LINGKUP PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan pemancangan mencakup pekerjaan pengukuran (stacking out) untuk menentukan posisi masing masing tiang pancang, pemancangan, data pemancangan dan pekerjaan pekerjaan penunjang lainnya. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN a. Tempatkan peralatan material tiang pancang sedekat mungkin dengan titik yang akan dipancang selanjutnya diberi nomor/ tanda pada setiap setengah meter dengan cat berwarna yang mencolok, kepala tiang pancang harus mempunyai permukaan yang rata dan diberi topi( pile cap) yang erbuat dari baja atau kayu yang keras untuk dipakai pada saat pemancangan apabila tiang pancang retak pada waktu dipancang pemancangan harus dipancang dengan lurus pada posisi yang telah ditentukan diikuto oleh surveyor agar tidak terjadi penyimpangan pemancangan yang melebihi batas toleransi dan dimulai dari titik yang paling ujung agar sekalgus hasilnya dapat digunakan sebagai referensi untu menentukan jarak antara tiang pancang selanjutnya dengan kedalaman yang ditetapkan dalam gambar pelaksanaan dan kepala tiang pancang yang lebih harus dipotong sesuai posisi cut off pada gambar pelakasanaan. b. Selanjutnya harus membuat data monitoring pemancangan untuk setiap tiang pancang yang meliputi material tiang, nomor tiang, dimensi tiang, tanggal pelaksanaa pemancangan , data jumlah pukulan pada setiap kedalaman dan data data lainnya yang diperlukan untuk laporan monitoring pemancangan.
  • 5. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Peralatan pancang kayu yang diunakan type drop hammer dimana berat palu minimum 200 kg dengan tinggi jatuh diperkirakan maksimum 4 meter. b. Material pancang harus sesuai macam, bentuk dan dimensinya seperti pada gambar pelaksanaan dan cukup tua, kering , lurus, mempunyai texture yang relative sama dengan serat serat yang lurus serta bersih dari retakan retakan lubang lubang serangga, jamur pembusukan, pelapukan melintir dan cacat cacat lain yang akan mengurangi kekuatan kayu. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 Supervisor yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan pemancangan dan surveyor melaksanakan pengukuran penentuan posisi/ letak titik tiang yang akan dipancang diteruskan dengan memonitor kelurusan arah vertical pada saat pelaksanaan pemancangan. Operator alat pancang harus orang yang mengerti cara pengoperasian alat pancang tersebut dengan baik dan cara pelaksanaan pemancangan, sedangkan staf safety/k3 tugasnya mengontrol kesiapan peralatan yang akan dipergunakan apakah kondisinya aman dari segi keselamatan pekerjaan, serta menempatkan peralatan dalam posisi aman. 5. PENGENDALIAN MUTU Pekerjaan ini harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal mulai dari pengadaan material tiang pancang, penggunaan peralatan pancang , cara pelaksanaan pemancangan sampai dengan personilnya yang biasa dan mengerti tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan yang paling dominan dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan setiap pelaksanaan pekerjaan pemancangan. E. PEKERJAAN : PEMBUATAN WIRING DIAGRAM 1. LINGKUP PEKERJAAN - Design/ pembuatan wiring diagram - Perencanaan - Persiapan personel dan peralatan - Design verifikasi - Design review - Review, approval dan registrasi 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN
  • 6. Prosedur dalam proses design dan development work adalah merencanakan secara matang yang berisi seperti dokumen yang baik dan benar sesuai dengan permintaan dari customer dan standar yang telah ditetapkan dan yang dipergunakkan. Perencanaan Sebelum aktifitas dimulai, perencanaan dari proses desain harus dibuat dan terdokumentasi, yang berisi tentang semua aktifitas termasuk mayor verifikasi dan yang bertanggung jawab terhadap aktifitas kerja tersebut dan perencanaan harus dimonitor dan di update sesuai dengan progress yang telah dilaksanakan. Persiapan personel dan Peralatan Dalam proses dsain perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan personel yang sesuai handal dan berkompeten dalam pelaksanaan pekerjaan ini dimana personel tersebut diberikan informasi dan peralatan dan equipment yang memadai untuk kelangsungan proses desain ini serta diberikan fasilitas terhadap personel computer software dan dibutuhkan serta memadai untuk kelengkapan dan menyelesaikan proses pembuatan ddesain dalam hal ini pekerjaan pembuatan wiring diagram. Data Input Dasar dari data input yang dibutuhkan untuk memulai proses desain harus terdokumentasi dengan rapi dan baik dan dokumen tersebut dasar dari pembuatan wiring diagram ataupun desain yang lain seperti data spesifikasi dari customer/ dokumen konttrak dan standar standar yang berlaku serta yang dipergunakan yang mana dokumen tersebut adalah valid dokumen yang telah disepakati antara penjual dan pembeli. Proses desain Dalam proses desain dimana hasil desain / output desain adalah output dari dokumen kontrak yang telah diberikan dan yang telah disepakati dimana hasil desain dapat meliputi front view/ layout, civil engineering, wiring diagram, terminal diagram maupun data komponen yang dipergunakan serta kalkulasi dan safety analisa maupun teknikal informasi yang lain yang biasa dipergunakan oleh sales, spesifikasi ataupun artikel artikel yang diperlukan guna produksi ataupun purchasing dan aspek aspek ataupun kriteria-kriteria guna penggetesan dan inspeksi Desain Verifikasi Proses selanjutnya adalah proses desain verifikasi yang mana bisa melaui proses desain review, yang mana proses desain review harus dilakukan oleh personel yang berkualitas ataupun review gambar dan output desain yang lain juga harus direview oleh spesialis yang mempunyai kompetensi yang baik. Desain Review
  • 7. Desain review harus diatur dan dibuat oleh engineer manager dimana dalam proses desain review dapat meliputi beberapa personel yang terlibat dalam pekerjaan proses desain. Approval dan Registrasi Sebelum output desain dikirim, dokumen control akan direview dan output desain tersebut harus dicek kebenarannya sesuai dengan permintaan kustomer dan harus teregister. Registrasi dari dukumen tersebut dapat meliputi judul dokumen, tanggal, revisi terakhir dan penanggung jawab departemen. Distribusi Ketika dokumen terdistribusi maka informasi yang didistribusi harus informasi terakhir dan yang terkontrol guna kelangsungan pekerjaan / permintaan pelanggan. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Dalam menganalisa pengerahan peralatan dan material maka hal itu harus disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang diterima seperti kennbutuhan akan gambar bias dipersiapkan computer yang berisi software software yang diperlukan (autocad), printer, kertas, stempel stempel dan lain lain. Sedangkan material yang dipergunakan harus material yang handal, terjamin mutunya, sesuai dengan permintaan pelanggan dan murah dan berkualitas, sehingga pelanggan akan merasa puas dengan hasilnya. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 Dalam pengerahan personel maka dituntut personel personel yang handal berkualitas serta bertanggung jawab dan dapat bekerjasama satu dengan yang lain dan selalu memperhatikan K3. 5. PENGENDALIAN MUTU Mutu dari pekerjaan harus selalu dijaga kelangsungannya sehingga tujuan dari proses dapat terjaga dan tercapai. F. PEKERJAAN : STEEL SUPPORT DAN PERALATAN TEGANGAN TINGGI 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan ini adalah perakitan bagian bagian rangka besi untuk masing masing material, pemasangan struktur baja pada pondasi pengaturan level pemasangan dan pengecekan kekencangan torsi.
  • 8. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN Ada beberapa cara untuk mendirikan atau merakit rangka besi tergantung pada bentuk dan jenisnya. Tetapi dalam hal ini akan kita khususkan untuk rangka besi di suatu gardu induk atau sejenis (tower). Kita lihat dulu cara pemasangan pada beton atau pondasi. Ada yang memakai anchor, ada yang dimasukkan dalam lubang dan dicor beton jadi tanpa anker. Yang kita pasang sekarang adalah yang langsung dipasang dengan baut anchor. A. SUPPORT DUDUKAN PERALATAN Kita lihat dudukan peralatan yang agak bersamaan bentuknya untuk dudukan : - Current Transformer - PT - LA - Insulator Post ( Post Isolator). Karena beratnya hanya sekitar beberapa Kg, maka dapat kita rangkai di bawah/ di luar pondasi, baru setelah itu kita pasangkan (pre-assembly).Bila jumlahnya cukup banyak, maka lebih baik bila kita pasang pada mulanya di suatu dudukan yang telah lita level datar.Setelah besi kita rangkai, maka sekalian kita set posisi vertikalnya hingga baik. Baut dapat dikeraskan sekaligus, dan nantinya baru dipindahkan pada pondasi.Pengerasan baut sesuai dengan batas yang diizinkan.Tentu cetakan tersebut harus sesuai dengan ukuran jarak anchor baut. Bilamana dudukan dudukan tersebut relative kecil/sedikit, tidak perlu kita buatkan penyetelan sementara. Cukup langsung dirangkai di bawah, dan kita dapat langsung memasang ke anchor, hanya baut baut rangka jangan dikeraskan , cukup dengan tangan, dan masih bias bergooyang, baru setelah pengelotan dikeraskan baut baut tersebut. Beri tanda tanda sendiri untuk ketinggian agar mempermudah penyetelan/ vertical. Setelah penyetelan vertical selesai, perlu dicek kembali ketinggiannya dengan teodolit. B. ISOLATOR PEMISAH TENAGA (DISCONNECTING SWITCH) Kita pasang satu per satu atau kita sesuaikan dengan bentuknya.Bermacam macam bentuk kita temui disini. MIsalnya untuk system 70 kV/150kV ASEA, belum tentu sma dengan bentuk lain (CGEE) juga gergantung dari komposisi atau susunan gardu induk tersebut, itu untuk pemisah pada busbar. Ada juga yang hanya memakai besi kanal. Posisi/ jenis rangka hamper sama dengan cara untuk dudukan PT/CT. Hanya perbedaan disini kita kopel menjadi satu, jadi caranya tidak jauh beda dengan cara pemasangan item 1. C. ISOLATOR PEMUTUS ARUS ( CIRCUIT BREAKER)
  • 9. Untuk dudukan sudah dari pabrik berikut peralatan. Dalam penyetelan kita harus betul betul mengikuti petunjuk, terutam jarak, jadi harus kita ambil langkah sbb: a. Ukur jarak anchor, sesuai gambar. Bila terjadi selisih jarak, lebih dari 2 cm, maka kita harus mengambil langkah langkah untuk penyesuaian.Tetapi hal ini jarang terjadi , karena sebelum pengecoran beton anchor bolt , kita sudah mengukur jarak jarak pada plat cetakan (template). b. Setel satu per satu langsung pada anchor, setelah diadakan cek ketinggian. c. Level harus benar benar baik untuk vertical maupun horizontal. d. Ukur kembalu jarak jarak lubang, antara as/ sumbu, sesuai dengan gambar petunjuk dari pabrik. (pemutus tenaga) Hal tersebut untuk menjaga agar penyetelan CB tidak sulit.Baik yang bersifat satu per satu, maupun yang tergabung jadi satu. Untuk yang satu per satu / tergabung, jadi yang harus lebih teliti adalah yang digabung menjadi satu (terkecuali untuk type SF6 dari CGEE/Alsthom, Penyetelan / leveling dijalankan seperti yang kita jelaskan untuk yang lain. D.POST (TIANG) TOWER Kita persiapkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Peralatan kerja, tambang, patok-patok untuk skor, kunci yang diperlukan. 2. 3 batang bamboo yang diikat menjadi satu untuk menarik, atau bila ada crane 3 ton (hiap) kita akan lebih cepat (bamboo adalah bamboo betung diameter +- 15cm. 3. Persiapkan material/besi besi yang akan dirangkai sesuai dengan tanda tanda material dan jangan salah mengenai posisi dari tiang utama, untuk baut tangga, sambungan gelagar dll.Misalnya: - Posisi kanan/kiri - Letak dari pada baut panjat (step bolt) - Letak sambungan dan pemasangan beam Bila siap, maka secara sederhana, kita dirikan dulu yang telah kita persiapkan. Kita usahakan agar bambu agak condong pada posisi yang akan kita tarik 6-10 derajat. Setelah semua siap, kita bisa memulainya.Tiang tiang tersebut kita rangkai satu per satu, mulai dari tiang utama sampai dengan diagonal batang batang besi. Penjelasan ini bisa kit abaca dari gambar/cara cara pemasangan, untuk pemasangan tower (disini untuk 150kV tower pada gardu induk). Mengenai pemasangan, sama sekali kita tidak menemukan kesulitan. Yaitu dengan system satu persatu tiang A atau B, atau diberikan rangkaian sebagian. Bila satu per satu, kita harus sedia tambang untuk skur agak banyak. E. PENYETELAN DAN PEMASANGAN GELAGAR
  • 10. Pada dasarnya penyetelan kerangka untuk gelagar dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Rakitlah gelaga di bawah, sesuai dengan letak dan gambar. Berilah papan atau kayu sebagai tumpuan. 2. Perhatikan letak sambungan dan lain-lain untuk main structure (besi utama gelagar). Usahakan baut dikeraskan dengan tanpa kunci. Bila penyetelan ini telah selesai, maka ada beberapa hal yang perlu kita lakukan: - Ukur panjang gelagar sesuaikan dengan gambar. - Perhatikan lengkungan saat penyetelan. Biasanya sekitar 0.3% sampai dengan 0.4% dari panjang. Hal ini untuk menghindari saat pemasangan gelagar melengkung karena pengaruh gaya berat. 3. Setelah poin a & b dilaksanakan seluruhnya, maka beam/Gelagar dapat dikencangkan sesuai dengan label pengencangan baut. Tentunya dengan Tork meter. Setelah selesai pengencangan lakukan pengecekan ulang pengerasan baut. F. CARA PEMASANGAN GELAGAR 1. Berilah skor pada tiang/tower yang akan dipasang Gelagarnya, terutama bila tiang berdiri sendiri. 2. Pasang peralatan untuk mengangkut gelagar pada dua sisi tower dengan pelaksanaan sebagai berikut: - Persiapkan tambang-tambang dan lain-lain untuk menjaga posisi gelagar. - Beam atau gelagar mulai kita tarik ke atas dengan B.V hingga bisa terpasang. - Untuk kemudahan, kebutuhan tenaga harus diutamakan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalkan setiap B.V. dengan 3 orang: 2 orang diatas untuk masaing-masing tiang serta 1 orang memegang tali. - Saat letak beam pada posisi tower paling atas sehingga tidak ada tempat untuk pengangkatan. Maka hal harus kita lakukan: - Menambah tiang untuk memasang tackle block dengan besi/pipa yang mampu untuk menarik beban tersebut diatas. Untuk keamanan tambahan tiang diperkuat dengan skor. 3. ANALISA DAN PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Peralatan yang digunakan pada tahapan ini antara lain balok, katrol, tambang, tree port dan peralatan toolkit. 4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3 Supervisor harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan perakitan steel structure yang harus sesuai dengan approval drawing yang telah disetujui. Supervisor melaksanakan
  • 11. pengukuran penentuan posisi/letak steel structure yang akan dipasang pada pondasi, diteruskan dengan memonitor kelurusan arah vertical. Operator haruslah orang yang mengerti cara pengoperasian peralatan yang digunakan dengan baik dan cara pemasangan. Sedangkan staff safety/k3 bertugas mengontrol kesiapan peralatan yang akan digunakan apakah dalam kondisi aman dari segi keselamatan pelaksanaan pekerjaan, serta penempatan posisi peralatan ditempatkan dalam keadaan aman. Begitu juga dengan semua personil yang ikut terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan pemancangan harus memperhatikan kelengkapan keselamatan kerja/safety disamping kondisi personil dalam keadaan sehat. 5. PENGENDALIAN MUTU Hasil pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan hasil yang optimal, mulai dari perakitan steel structure, penggunaan peralatan pemasangan steel structure, pemasangan pada pondasi, pengukuran ketepatan posisi steel structure sampai dengan personilnya yang bisa dan mengerti tentang cara melaksanakan pekerjaan ini dengan baik. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan steel dilakukan dengan pengawasan/ quality control (QC) yang ketat pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. G. PEKERJAAN: PENGHANTAR/ CONDUCTOR AAAC 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan diantaranya pengecekan informasi terhadap jarak/span tarikan, besar gaya tarik dan andongan yang terjadi pada saat penarikan (Sagging), selanjutnya dilakukan pengukuran tarikan serta andongan, pemasangan AAAC sesuai dengan cara pengepressan, pemasangan insulator pada gelagar dan penarikan AAAC. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN Over Head Wire Tensioning Kita tinjau saja pada umumnya, cara-cara penarikan kawat udara, bail untuk Bay system atau busbar. Biasanya sudah ada beberapa perhitungan dari fabric penghantar, dari kekuatan tarik suatu penghantar. Juga dari jarak/span, sudah ada tabel tarikan, dimana sudah tertera ketentuan- ketentuan sebagai berikut: - Jarak/span tarikan - Besar gaya tarik yang diijinkan untuk penghantar
  • 12. - Andongan yang akan terjadi sewaktu penarikan (sagging) - Dengan adanya ketentuan diatas, maka mutlak kita perlukan alat-alat untuk pengukuran tarikan serta andongan, misalnya dynamo meter, water pas sagging, juga klem tarik (comelong). - Untuk persiapan-persiapan lain , perlu kita lihat cara pemasangan klem tarik (strain clamp, atau dead and compression). Klem tersebut terpasang pada ujung-ujung conductor/penghantar. - Apabila conductor busbar atau cross bar menggunakan jenis ACSR, maka pelaksanaannya berbeda dengan AAAC. - Sebagai contoh sekarang adalah pelaksanaan pengkleman ACSR pada Dead and Compression (Clem mati yang di press) kita press ujung kabel/ACSR, sesuai dengan cara- cara pengepresan. - Pertama adalah press kawat bajanya setelah itu baru alumuniumnya. - Siapkan rangkaian insulator tarik (tension string insulator) complete (tension string insulator and accessories). - Pasangkan insulator beserta conductor digantung pada gelagar, dengan panjang AAAC yang kita perkirakan, kurang lebih sebagai berikut: A = (S-2L):1,2 Dimana : A = Panjang conductor (ACSR atau AAAC) S = Jarak Span, diukur dari as tengah tower L = Panjang String insulator beserta peralatannya. - Bila kita merasa ragu, berilah kelebihan agar tidak susah dalam penarikan. - Lakukan penarikan sesuai dengan cara-cara pemasangan block tackle dan lain-lain seperti gambar. - Saat menarik conductor tersebut, bila gaya tarik yang sudah diijinkan dalam tabel tercapai, maka perlu kita lihat andongan. Kita perkirakan saja dahulu, apakah sudah cukup? Tetapi dapat juga kita ukur dengan water pass sagging. Tetapi bilamana terjadi andongan sudah cukup (perkirakan) atau sudah terlalu renggang, sedangkan gaya tarik belum tercapai, kita hentikan penarikan tersbeut. Hal ini bisa terjadi beberapa penyebab rasionya perhitungan yang salah, atau hanya karena salah cetak dalam tabel. Atau kadang kala material kurang sesuai dengan tabel sagging. - Bila hal-hal tersebut sudah kita musyawarahkan, ketentuan mana yang dipakai, maka kita bisa meneruskan pekerjaan penarikan tersebut (biasanya andongan/sagging yang dipakai). - Setelah sagging tercapai, maka berilah tanda pada conductor pada letak yang mau dipasang klem. Pengurangan panjang string insulator bisa diukur dibawah. - Turunkan lagi conductor tersebut. Perlu kita ingat, bahwa sewaktu pengepressan akan terjadi penambahan panjang. Jadi bilamana tidak memakai turn buckle (alat atau peralatan untuk mengatur tarikan) kita harus lebih berhati-hati.
  • 13. - Setelah conductor di press, kita bisa segera menarik lagi. Ada dua cara penarikan, yaitu dengan insulator string kita tarik lagi, atau conductor saja. Untuk 150 kV bisa langsung dengan string insulator. 3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Dilakukan pengecekan terhadap jarak tarikan, besar gaya tarik dan andongan yang terjadi pada saat dilakukan penarikan. Pengukuran tarikan dengan menggunakan dynamo meter, water pass sagging dan juga klem tarik (comelog). Selain itu diperlukan blok tackle untuk pekerjaan tarikan ACSR. 4. ANALISA PEKERJAAN PERSONIL DAN K3 Supervisor harus mengetahui prosedur-prosedur pemasangan dan ketentuan perhitungan pemasangan dengan baik. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan peralatan K3 seperti menggunakan safety belt, helm, safety shoes. Supervisor harus mengawasi langsung pada saat pemasangan dilakukan. 5. PENGENDALIAN MUTU Dalam pelaksanaan hasil pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan hasil yang baik dengan kesesuaian jarak tarikan, besarnya gaya tarik, andongan yang terjadi pada saat tarikan dan pemasangan insulator. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan dilakukan dengan pengawasan/quality control (QC) yang ketat pada setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan. H. PEKERJAAN : PEMASANGAN PERALATAN GARDU INDUK 150 KV 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan diantaranya pemasangan seluruh material 150 kV equipment : Transformer, CB, DS, DSE, CT, CVT, LA. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN Pengerjaan pemasangan peralatan tegangan tinggi (high voltage equipment) pada suatu gardu induk diawali dengan pemasangan conductor AAAC (untuk bus bas maupun cross bar) kemudian dilanjutkan dengan pemasangan peralatan-peralatan tegangan tinggi.
  • 14. Karena peralatan tegangan tinggi ini terbuat dari bahan keramik dan beratnya bisa mencapai ratusan kilogram maka hal-hal yang menyangkut dengan keselamatan peralatan dan pekerja harus diperhatikan: - Seluruh pekerjaan yang sekiranya berbahaya harus diawasi seorang supervisor - Apabila tempat kerja berdekatan dengan daerah lain yang bertegangan, berilah pembatas daerah bertegangan dengan pita plastik merah. Kalau tidak ada, boleh juga dipasang tambang plastic dengan digantungkan suatu spanduk peringatan “Awas Tegangan Tinggi”. - Untuk memasang peralatan (equipment) CT, LA, CVT, dll, jangan memakai cara konvensional. Sebaiknya dengan memakai mobil crane 3 ton. - Apabila diperlukan pemasangan skor (guy wire/rope), usahakan jangan terlalu dekat dengan daerah-daerah yang dipergunakan lalu lalang pekerja atau pengangkutan material. - Sebelum melakukan perkerjaan, semua peralatan kerja, peralatan safety harus sudah tersedia di lokasi pekerjaan. - Pada saat pengangkatan HV material yang mempunyai bahan dari keramik, supaya menggunakan soft sling (dari bahan Nylon) agar permukaan keramik tidak lecet,tergores atau terkupas permukaannya. - Dalam mengangkat dan menurunkan peralatan dengan menggunakan crane, supaya berhati- hati, dan kerja sama antara operator crane dan pemandu pemasangan peralatan bisa bekerja sama dengan baik dan saling mengerti dalam bahasa isyarat untuk mengendalikan crane. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing-masing material peralatan yang digunakan seperti yang telah dirinci sebelumnya. 4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3 Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedu pemasangan. Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja. 5. PENGENDALIAN MUTU Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan. Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di tentukan.
  • 15. H-1 PEMASANGAN PERALATAN PEMISAH TENAGA (DISCONNECTING SWITCH/DS) 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan perakitan bagian-bagian DS, pemasangan dudukan insulator frame sesuai urutannya, pengukuran jarak dan level-nya frame, pemasangan insulator, pemasangan pisau pemisah, penyetelan posisi mekanik, percobaan dengan pemasukan tegangan. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN Disconnecting Switch/DS - Setelah penyetelan dudukan DS, maka DS ini sudah bisa mulai pekerjaan assembling. Sebelumnya, perlu dilihat terlebih dahulu dalam pengepakan sewaktu transportasi, biasanya pengiriman dibuat dengan peti-peti terpisah antara insulator dan fame/rangka serta dudukan. Juga mekanik dibuat terpisah lain-lain peti. Hal ini untuk menjaga agar insulator tidak retak atau pecah karena beradu dengan alat lain selama dalam pengiriman ada kalanya DS sudah terangkai setiap phase lengkap pada dudukannya, namun pada umumnya bagian-bagian DS ini masih terpisah. - Selanjutnya persiapkan dudukan-dudukan insulator frame kemudian pasang sesuai urutan yang telah ditentukan dari pabrik. Misalnya dengan tanda-tandan urutan ABC. Dan ada juga dengan urutan biasanya dengan 1,2, 3. Biasanya dengan ABC, dimana A phasa R, B phasa S, dan C phasa T. - Setelah frame terpasang, lakukan pengukuran jarak, serta levelling. Usahakan setepat mungkin, meskipun selisih jarak 1 cm antar phase tidak menjadi suatu masalah besar. Kemudian pemasangan insulator, bilamana pipa-pipa penggerak telah terpasang, meskipun belum tepat dan masih dirubah-rubah ini termasuk juga untuk pemasangan mekanik. Ada dua jenis, yaitu dengan motor penggerak atau manual, untuk menggerakkan pisau-pisau pemisah. Begitu pula untuk penggerak pisau-pisau pentanahan untuk DS line. - Setelah kondisi siap, kemudian memasang insulator. Check pemasangan insulator ini, hingga benar-benar tegak lurus. Karena bilamana tidak tegak lurus, akan mempengaruhi berputarnya insulator serta posisi pisau-pisau pemisah. - Setelah insulator terpasang, kita dapat memasang pisau-pisau pemisah. Lihat kondisi kedudukannya dari letak/posisi insulator. Usahakan pemasangan sesuai dengan posisi insulator.
  • 16. - Ukur jarak-jarak pada contact setiap pemsiah sesuai ketentuan fabric. Cobalah perputarannya, apakah sudah benar phase (R, S, T) dalam keadaan sama. Bila semua sudah sama, maka kita bisa setting pipa-pipa penggerak, yang terhubung antara phase, juga pipa- pipa penghubung untuk pemisah, baik manual atau electrical. Bila telah terpasang penghantar kita harus setting ulang. A – Penyetelan: - lihat keadaan mekanik dalam posisinya misalnya dalam posisi DS masuk atau keluar. Sesuaikan kedaan pisau-pisau DS, baru kita pasang stang untuk ke mekanik DS. Keraskan sedikit baut-baut, pemegang batang pipa penggerak. - Setelah itu, putar handle dengan manual, pelan-pelan dan jangan sampai posisi berat pada putaran. Bila terjadi harus kita selidiki, penyebab daripada putaran tersebut menjadi berat. - Lanjutkan percobaan-percobaan tersebut hingga kelihatan insulator berputar, untuk penutup pisau-pisau pemisah ataupun membuka pisau-pisau pemisah. - Membuka/menutup harus serempak, atau kondisi sama antara ketiga phase tersebut. Bila belum sama kita bisa menggeser batang pemisah (pipa) dari klemnya. Berulang kali kita coba, untuk dapat menemukan kondisi yang kita inginkan. - Jika hal ini sudah tercapai, maka jangan dulu kita memasang pim untuk stang/kopel DS, untuk DS dengan earthing, kita lakukan sebagai berikut: - Pertama kita lakukan setting/penyetelan seperti yang kita lakukan pada DS busbar, setelah hal tersebut selesai, kita pasang peralatan lain serta pisau-pisau pemisah hubung tanah, dalam posisi masuk. Jadi DS posisi membuka. Perlu diingat ada perbedaan sedikit untuk DS + E, karena titik penyambung kontak harus kita pasang dulu (ada pula yang sudah terpasang). Setelah itu selesai, kita lihat suatu system interlock mekanikal: Pisau-pisau pemisah dapat masuk bilamana pentanahan dalam kondisi terbuka, atau juga sebaliknya setting bisa dikalukan setelah kedua penyetelan pisau-pisau selesai. Baru kita ulang lagi setting untuk pisau-pisau pentanahan serta pemutus tenaga. Ada juga interlock yang bersifat electrical. B – Percobaan Elektrikal: Supply motor penggerak dapat berupa supply AC (Arus Tukar) maupun DC (Arus Rata dari Battery) yang pada prinsipnya adalah sama. Mulai percobaan dengan elektrika. Buka tutup mekanik DS nya kita lakukan sebagai berikut: - Test tegangan masuk bila suda ada, kita berlaku hati-hati untuk tidak sembarang tekan tombol IN/OUT. - Letakkan posisi pisau-pisau pemisah tenaga pada setengah masuk, atau tengah-tengah antara masuk/keluar.
  • 17. - Awasi/check barang-carang yang sekitarnya mengganggu misalnya kunci-kunci dan lain- lain. - Sebelumnya berilah tanda-tanda tangan spidol batas-batas klem pemegang untuk penghubung pipa-pipa. - Setelah persiapan diatas selesai, kita akan segera meneliti arah putaran, dengan sedikit memutar tombol pada mekanik DS. Tekan misalnya tombol untuk IN. Maka pisau-pisau akan berputar kearah menutup. Bila pertama penyetelan kita sudah benar, maka putaran pada DS pun akan benar. Mungkin juga, atau terjadi kesalahan berputar, maka langkah-langkah harus kita ambil sebagai berikut: - Kendorkan sambungan kopel/stang penggerak yang dari DS ke mekanik. - Usahakan motor penggerak bebas dari pada beban. - Putarlah kembali dengan jalan memutar tombol, maka motor akan bebas berputar. - Lihat, apakah arah putaran benar? - Bila putaran benar, maka biasanya ada kesalahan wiring pada IN menjadi OUT maka sesuaikan dengan gambar pengawatan (wiring diagram). Untuk membuka maka bisa kita set lagi antara batang penggerak dari DS ke mekanik, dan DS diputar dengan tangan. - Check sekali lagi, apakah tanda-tanda yang kita buat pada batang penggerak berubah? Kadang kala berubah juga, karena kita belum pasang pin. Pin boleh dipasang bilamana pekerjaan untuk DS ini telah selesai semua, juga termasuk setelah sambungan conductor antar peralatan ke DS selesai. Maka dengan itu selesailah untuk pemasangan DS serta penyetelannya. 3. ANALISA PENGARAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur perakitan dan pemasangan DS serta mengikuti ketentuan-ketentuan prosedur pemasangan. Peralatan yang digunakan berupa tool kit, water pas dan beberapa alat bantu lainnya. 4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3 Dalam proses pemasangan, supervisor harus melaukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap perkerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan. Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja. 5. PENGENDALIAN MUTU
  • 18. Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan. Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di tentukan. H-2 PEMUTUS RANGKAIAN/ARUS (CIRCUIT BREAKER) 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan diantaranya hadling CB ke steel structure, pengukuran jarak ketinggian, perakitan bagian-bagian CB, pemasangan dan penyetelan posisi. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN Telah diuraikan pemasangan untuk dudukan pemutus tenaga, termasuk ketelitian jarak serta ketinggiannya. Bilamana perlu kita check ulang. Kembali pada masalah pemasangan pemutus tenaga, seperti kita uraikan terdahulu, ada beberapa type dalam cara pembuatannya, yang tidak akan menimbulkan terlalu banyak perbedaan dalam pemasangan. Dalam hal ini kita bagi saja menjadi 2 (dua) type: a. Pemutus tenaga 3 phase (CB 3 phase) Adalah CB untuk 3 (tiga) phase, yang digerakkan secara serempak oleh satu rangkaian mekanik saja, dan batang-batang penggerak. Bekerjanya CB ini selalu bersamaan antara phasa R,S, dan T. b. Pemutus tenaga 1 phase (CB 1 phase) Adalah CB untuk 3 phase, yang setiap phase masing-masing digerakkan oleh satu rangkaian mekanik. Bekerjanya CB ini bisa secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan antara phase R, S, dan T. Type “a” Untuk pemasangannya, biasanya sudah ada dalam buku petunjuk dari fabrikan. Tetapi untuk lebih memantapkan lagi, maka berikut cara-cara pemasangannya: - Pertama-tama lihat dahulu cara-cara transport peralatan tersebut. Biasanya ditransport secara terpisah, mekanik, base frame support, isolator. Apabila transport isolator (arching chamber dan earth isolator) dalam posisi tegak maka pemasangan relative lebih mudah, bilamana kondisi transport dalam posisi tidur makapemasangan isolator agar sedikit berbeda. Ada juga transportnya dibuat semua jadi satu, hanya bisa dipisah-pisah antara isolator dan base frame. - Hal ini perlu, karena kita harus memasang secara terpisah, juga transport dari gudang ke lapangan harus diperhatikan.
  • 19. - Apabila type material yang harus tegak jadi satu dengan base frame. Dapat diangkat bersama-sama dan dipasang pada dudukan. Bilamana sling dipasang pada mata baut (lifting eye) yang tersedia pada base frame maka pada atas isolator harus diikat tambang keliling agar tidak jatuh. Ada juga yang diangkat dari ujung kepala isolator. - Setelah terpasang, baru mekanik serta batang-batang penyambung untuk ke mekanik beserta pipa-pipa pelindung kita pasang. Bilamana jarak-jarak support/dudukan sesuai dengan ukuran di gambar, maka pemasangan selanjutnya tidak akan sulit. - Sebaiknya pengangkatan dilakukan dengan truck crane, telescopic crane, dan harus dilihat pula posisi/letak mekanik, sesuai gambar pemasangan. Type “b” Pemasangan sama saja dengan type “A”. 1. PENGECEKAN MATERIAL - Check sewaktu penerimaan material di site secara visual mungkin isolator ada yang rusak atau cacat, mekanik lengkap dan lain-lain, jumlah material dicocokkan dengan packing list. - Selain itu agar diperjelas juga apakah dalam isolator CB telah diisi gas SF6 atau belum karena dalam pengiriman dari pabriknya menuju lokasi/kelapangan ada yang sudah terisi dan ada yang masih kosong belum ada SF6 nya. Apabila sudah terisi SF6, maka harus dicheck, apakah tidak ada kebocoran atau tidak. Hal ini dapat kita lakukan dengan memijat kran yang akan disambung untuk pengisian. - Bila masih terisi gas maka akan terdengar suatu bunyi, lebih bagus bilamana baca buku instruksi CB. 2. CARANYA MENGANGKAT CB. - Bilamana kita dapati isolator di transport dalam kondisi tidur, maka untuk mengangkat harus dari dua ujung, jangan sampai posisi bawah menjadi tumpuan berat seluruhnya, hingga ada kemungkinan isolator patah. - Bilamana kita hanya ada satu buah crane, maka pengait crane kita pasang pada ujung atas. Ujung bawah kita berikan suatu takel rante (capasitas -/+ 500 kg) yang kita pasang pada tiang atau bisa juga dengan takel black tambang ganda. - Angkat ujung atasnya kurang lebih dengan tinggi 50 cm, baru bagian bawah kita angkat. Selanjutnya sedikit demi sedikit diangkat bersamaan. Setelah kira-kira, tinggi 60 cm pada bagian bawah, maka pada bagian atas kita angkat untuk ditegakkan kearah bagian atas. Setelah agak tegak, bagian bawah kita kendorkan dan bagian atas diangkat naik hingga isolator kontak tergantung pada crane.
  • 20. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing-masing HV equipment. Peralatan yang digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crain kecil (bila memungkinkan), tambang dan beberapa alat bantu lainnya. 4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3 Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan arahan terhadap setiap pekerjaan. Pemasangan harsu sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pemasangan. Tenaga operator harus memiliki keahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja. 5. PENGENDALIAN MUTU Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan perakitan dan pemasangan. Pekerjaan dilakukan dengan mengacu terhadap kesesuaian spesifikasi teknik dan prosedur yang telah di tentukan. PEMASANGAN CURRENT TRANSFORMER (CT), CURRENT VOLTAGE TRANSFORMER (CVT) & LIGHTING ARRESTER (LA) 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan diantaranya handling HV equipment ke steel structur, pemasangan HV equipment terhadap steel structure, penyetelan posisi. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN A. Untuk pemasangan CT, CVT, dan LA kita dapat kerjakan dengan car – cara atau ketentuan – ketentuan sesuai dengan cara yang tertera dalambuku petunjuk. Disamping itu masih ada hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: - Dapatkah crane dimasukkan kelokasi? Bila mungkin, masalah pengangkatan tidak ada lagi. Tetapi bila tidak memungkinkan ada beberapa cara pemasangan yang akan dibahas selanjutnya.
  • 21. Untuk CT , kita sesuaikan dengan letak / penentuan polarity. Dalam sigle line diagram dapat dilihat untuk P1 dan P2 pada arah tertentu jadi CT kita sesuaikan dengan single line diagram untuk LA perlu kita lihat sambungan nantinya untuk discharge counter. Dan untuk CVT , hanya masalah pada cable saja letaknya / posisinya. B. Cara untuk mengangkat atau memasang peralatan tersebut bisa dengan crane kecil ( Truck Crane 3 ton , jarak jangkau 7.5 m) saja atau kita dapat angkat dengan beberapa cara convensional bila crane tidak masuk. Kita dapat menggunakan beberapa cara sbb: a. Dengan menggunakan satu tihang yang dipasang pada lier dengan penolong pipa pembantu dengan skor. b. Bisa diagkat dengan mengaitkan takel pada 2 tower. Karena beban tidak begitu besar ( ± 450 sampai dengan 750 kg) maka tower tersebut tidak akan mendapat beban terlalu berat. Lebih baik kita tidak melakukan cara in bila tidak terpaksa sekali. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL Pemasangan dilakukan dengan mengikuti prosedur pemasangan masing – masing HV equipment Peralatan yang digunakan berupa tool kit, water pas, katrol atau crane kecil ( bila memungkinkan ), tambang dan beberapa alat bantu lainnya. 4. ANALISA PENGARAHAN PERSONIL DAN K3 Dalam pemasangan supervisor harus melakukan pengontrolan dan pengarahan terhadap setiap pekerjaan. Pemasangan harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada prosedur pelaksanaan. Tenaga operator harus memilikikeahlian dan pengalaman dalam pekerjaan pemasangan ini. Supervisor juga berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan sesuai dnegan ketentuan keselamatan kerja. 5. PENGENDALIAN MUTU Dilakukan pengawasan secara ketat pada setiap proses dan tahapan peralatan dan pemasangan. Pekerjaan dilakukan dengan mengacu erhadap kesesuaian spesifikasi, teknik dan prosedur yang telah ditentukan . I. PEKERJAAN : PEMASANGAN TRANSFORMER 150 KV 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan in adalah pemasanga, pengaturan / pengukuran, pengencangan dan koneksi pada peralatan High Voltage.
  • 22. 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSANAAN - Menentukan posisi trafo sesuai dengan layut yang sudah disetujui PLN - Menyiapkan alat angkut / crain untuk memasang: - Radiator - Consenvator - HV Bushing - Dalam pemasangan HV bushing, diperhatikan agar tidak ada barang – barang kecil (baut, sampah dan jenis batu kecil) masukk kedlam tank trafo - Dalam pemasangan HV Bushing, harus menggunakan soft sling dari nylon khusus untuk mengangkat material berat yang berbahan dari keramik (Bushing) - Pemasangan material ini berdasarkan instruction manual yang diberikan oleh pabrikan dengan persetujuan PLN. Untuk memaanga radiator dan conservator tidak perlu soft sling, bisa digunakan steel sling yang umum digunakan dengan diameter antara 8 mm sampai dengan 10 mm. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Kelengkapan eralatan standart eperti alat ukur, tambang, kunci – kunci dan peralatan lain yang diperlukan dalam pemasangan. b. Peralatan khusus seperti Jacking, block, crane, crain Block, pengindraan jarak jauh dan peralatan lain yang diperlukan dalam kondisi layak pakai tersedia dalam jumlah yang cukup. c. Transformer diassembling pada posisi ‘’on pondation’’ dengan kelengkapan assesoris ditempatkan berdekatan dengan transformer dan tidak mengganggu safety site plan. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah : a. Project manager b. Supervisor c. Erctor / Mechanic d. Operator e. Safety officer 5. PENGENDALIAN MUTU a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui PLN b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN
  • 23. c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan II. PEKERJAAN PEMATANGAN TANAH 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan pematangan tanah ini adalah merupakan pekerjaan awal dari pada pekerjaan Gardu Induk , dibagi dalam beberapa tahapan: a. Pemebrsihan lokasi spt : pengangkata akar – akar bekas tanaman dan membuang ketempat yang sudah ditentukan b. Penggalian tanah ( Pekerjaan untuk memangkas tanah yang tinggi untuk disesuaikan dengan level yang dikehendaki ) c. Urugan tanah dan pemadatan ( pekerjaan pengangkutan tnah dari luar lokasi yang akan ditimbunkan pada daerah yang rendah elevasinya 2. TAHAPAN DAN CARA PELAKSAAN - Menentukanpatok batas area yang akan enjadi lokasi pembangunan yang sesuai dengan layout yang telah ditentukan oleh PLN - Menyiapkan alat ukur untuk mengukur batas – batas tanah yang diperuntukan membanguna gardu induk - Menentukan lokasi pndasi diswitchyard, gedung control , jalan komplex, dll 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL a. Kelengkapan peralatan standart seperti alat ukur, patok, tali dan peralatan lain yang diperlukan. b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk menunjang kegiatan tersebut c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang sekiranya kurang memadai kualitasnya. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah :
  • 24. a. Project manager b. Supervisor c. surveyor d. Erector / Mechanic e. Operator f. Safety officer 5. PENGENDALIAN MUTU a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui PLN b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan III. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG CONTROL DAN POS JAGA 1. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan gedung control meliputi : a. Pembersihan lokasi , menentukan patok batas , menentukan elevasi dan pembuatan bowplank untuk persiapan pekerjaan pondasi gedung. b. Penggalian tanah untuk memulai pekerjaan pondasi c. Pembesian untuk tiang penyangga dgedung dan tiang pondasi d. Pembuatan rangka atap, plafon, pintu dan jendela e. Pemasanagn instalasi listrik dan air 2. TAHAPAN CARA PELAKSANAAN a. Menentukanpatok batas area yang akan enjadi lokasi pembangunan yang sesuai dengan layout yang telah ditentukan oleh PLN b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk menunjang kegiatan tersebut c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang sekiranya kurang memadai kualitasnya. 3. ANALISA PENGERAHAN PERALATAN DAN MATERIAL
  • 25. a. Kelengkapan peralatan standart seperti alat ukur, patok, tali dan peralatan lain yang diperlukan. b. Peralatan khusus seperti excavator, truck, dan alat – alat lain yang diperluan untuk menunjang kegiatan tersebut c. Mengusahakan tanah yang baik dari luar lokasi untuk menimbun sebagian lokais yang sekiranya kurang memadai kualitasnya. 4. ANALISA PENGERAHAN PERSONIL DAN K3 Personil yang teribat didalam proses pekerjaan ini adalah : a. Project manager b. Supervisor c. surveyor d. Erector / Mechanic e. Operator f. Safety officer 5. PENGENDALIAN MUTU a. Pekerjaan pemasangan mengacu kepada gambar, manual instruction yang sudah disetujui PLN b. Penggunaan alat kerja mendapatkan persetujuan dari PLN c. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi yang aman dan sesuai dengan site safety plan IV. PEKERJAAN FINISHING a. Pekerjaan finishing bisa dilakukan setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, sehngga dapat diketahui apabila terdapat kekurangan atau kesalahan. b. Melaksanakan pengecekan terhadap semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. c. Melaksanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap pekerjaan yang salah yang tidak sesuai dengan bestek atau yang kurang sempurna. d. Pengencangan bolt and nut , sekrup – sekrup dan setting pada semua peralatan e. Membersihakan lokasi pekerjaan dari sisa – sisa dan potongan – potongan material, kupasan kabel dan kotoran (limbah) lainnya. f. Melaksanakan retour material ke gudang PLN
  • 26. V. PENGOPERASIAN GARDU INDUK a. Melaksanakan oengecekan masing – masing komponen / material / barang apakah telah sesuai dengan kontrak, telah terpasang dengan baik dan tidak terdapat kerusakan. b. Melaksanakan pengetesan ( uji kebenaran ) dari komponen yang telah terpasang apakah sudah bisa bekerja dengan bai atau tidak. Komponen koponen tersebut antara lain : on off CA dan DS, motor – motor listrik, tap charger , fan traf , rangkaian AC/DC, meter – meter, alat pengaman listrik , dll. c. Melkasnakan pengetesan terhadap kemampuan masing – masing peralatan pada saat beroperasi secara terpisah (indivual test) dan dalam satu sub sistemserta secara sistem keseluruhan. d. Melaksanakan pengetesan terhadap penampilan unjuk kerja (performance test) sesungguhnya dari gardu induk yang telah dibangun, apakah telah sesuai dengan sertifikasi dalam kontrak yang telah siap untuk dioperasikan. VI. PENGOPERASIAN GARDU INDUK a. Apabila tahapan commissioning test telah dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik serta memenuhi ketentuan yang berlaku, maka gardu induk telah siap untuk dioperasikan. b. Dalam pengoperasian gardu induk ini melibatkan banyak pihak, karena siste terintegrasi menjadi satu dengan sub sistem yang lain c. Pihak – pihak yang terlibat dalam pengoperasian antara lain : - Pihak pemberi kerja (Pengguna Jasa) - PT. PLN Jasa sertifikasi, bertanggungjawab terhadap kelaikan pengoperasian gardu induk. - Pihak kontraktor yang mengerjakan gardu induk - Jika diperlukan, juga dilibatkan pihak pabrikan , misalnya : Pabrikan Trafo, CB, DS, Cubicle, Panel Control, Panel Relay, dll. d. Dengan dilibatkannya berbagai pihak yang terkait, maka jika terjadi permasalahan segera dapat diatasi. VII. SERAH TERIMA PEKERJAAN 1. SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP PERTAMA (ST I) a. Setelah gardu induk beroperasi dengan baik, maka pekerjan tersebut dapat dikatakan selesai, sehinggap dapat serah terima pekerjaan pertama (ST I)
  • 27. b. Dengan dilaksanakannya serah terima pekerjaan pertama ini berarti phisik pekerjaan sudah mencapai 100%. Tetapi pada umumnya pembayaran terminhanya diberikan 95% dari total nilai kontrak. c. Pada saat serah terima pertama ini, pelaksana pekerjaan (Kontraktor) masih memuyai tanggungan pekerjaan yang akan dilaksanakan (jika terdapat kekekurangan yang signifikan) selama masa pelaksanaan. d. Selanjutnya kontraktor berkewajiban memberi jaminan pemeliharaanyang berupa Bank Garansi. 2. MASA PELAKSANAAN a. Masa pemeliharaan adalah masa atau periode waktu tertentu dimana kontraktor harus melakukan pemeliharan terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan. b. Pada masa pemeliharaan ini, ada beberapa pekerjaan yang diperbolehkan masuk dalam Pending item antara lain : - Membersihkan lokasi gardu induk dari limbah, potongan kabel, merapikan tanah , dll. - Pembuatan as built drawing - Pembuatan / penyelesaian cable schedule - Penyambungan outdoor termination ke JTM ( ini dilaksankan apabila pada serah terima pertama JTM belum siap) - Pekerjaan lain yang disebabkan ketidaksiapan pihak pemberi kerja dan bukan karena ketidaksiapan kontraktor. c. Lamanya waktu pelaksanaan 6 enam bulan atau 180 hari kalender atau tergantung kesepakatan awal dalam kontrak. 3. SERAH TERIMA PEKERJAAN TAHAP KEDUA ( ST II ) a. Apabila masa pemeliharan ( garansi ) telah dilampaui dan sisa pekerjaan selama masa pemeliharaan telah diselesaikan dengan baik maka dapat dilaksanakan penyerahan pekerjaan kedua ( Serah Terima Kedua ) b. Dengan dilaksanakannya serah terima kedua, maka hubungan kontraktor antara Pemberi Kerja (PLN) dengan kontraktor telh berakhir Catatan : - Meskipun secara legal aspect seharusnya hubungan kontraktor berakhir, kenyataannya kontraktor masih harus memberikan jaminan terhadap peralatan / material terpasang. - Pada umumnya jaminan diberikan selama 1 (satu) tahn sejak Serah Terima Kedua. - Jaminan yang diberikan berupa jaminan Bank ( Bank Garansi ).
  • 28. - Jadi kalau ada kerusakan peralatan / material yang disebabkan bukan karena kesalahan operasi atau bencana alam , maka pihak kontraktor masih berkewajiban memperbaikinya. - Dengan telah dilaksanakannya Serah Terima Kedua, maka pembayaran retensi sebesar 5 % (lima persen) dilaksanakan (dibayarkan).