Pemancangan tiang pancang dilakukan dengan metode hammering dimulai dari pemasangan alat pancang, penetrasi tiang hingga mencapai kedalaman final set, dan diakhiri dengan pengukuran kualitas hasil pemancangan. Prosesnya meliputi persiapan, pemancangan tiang tunggal dan penyambungan, serta pengukuran akurasi kedalaman dan vertikalitas tiang.
2. METODE :
A. PERSIAPAN
1. Penentuan alat pancang yang digunakan :
Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi dan
energi yang memadai.
Catatan :
1. Tabel diatas memberikan rekomendasi secara umum untuk diesel hammer.
2. Pemilihan jenis hammer secara tepat harus memperhitungkan panjang tiang, daya
dukung tiang dan kondisi tanah.
3. 2. Rencanakan final set tiang :
Untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang
dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data jumlah
pukulan terakhir (final set).
Kedalaman pancang ditentukan darihasil soil test yang dilakukan
pada waktu perencanaan pondasi dilakukan. Pada umumnya
kedalaman pancang dihentikan jika telah mencapai lapisan
tanah keras dengan N-SPT lebih dari 35.
Sedangkan penghentian pemancangan jika didapat penurunan tiang
sebanyak 10-20 mm pada 10 pukulan terakhir
3. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan
kemudahan manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan
dekat dengan lokasi pemancangannya.
4. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
4. B. PROSES PEMANCANGAN
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer
jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
tiang.
3. Tiang didirikan disamping โdriving leadโ dan kepala tiang dipasang
pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan
pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang
yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang
โbackstayโ sambil diperiksa dengan waterpass sehingga
diperoleh posisi yang betul- betul vertikal.
5. B. PROSES PEMANCANGAN
6. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan
โcenter gateโ pada dasar โdriving leadโ agar posisi tiang tidak
bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang
pertama.
7. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan
hammer secara kontinyu ke atas helmet yang terpasang
diatas kepala tiang.
8. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan
batang berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level
muka tanah sedangkan level tanah keras yang diharapkan
belum tercapai.
6. .
Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang
dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama
sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah
berimpit dan menempel menjadi satu.
c. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling
pertemuan kedua pelat ujung
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat.
9. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti yang
dilakukan pada batang pertama . Penyambungan dapat diulangi sampai
mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
10. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang
telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
11. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai
shop drawing ( lihat metode pemotongan kepala tiang).
7. C. QUALITY CONTROL
1. Kondisi Fisik Tiang :
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat.
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan.
2. Toleransi :
Vertikalitas tiang diperiksa secara periodik selama proses
pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak
lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arah horisontal dibatasi tidak lebih
dari 75 mm
3. Penetrasi :
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah
meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah
meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set :
Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set
sesuai perhitungan.
8. LETAK TITIK ANGKAT TIANG :
Mmax = w L2/8
(a)
(b)
(c)
L/4 L/2 L/4
Mmax = w L2/32
Mmax = 0,021 w L2
0,207 L 0,586 L 0,207 L
10. I. Pemancangan tiang II. Penyambungan tiang
Sambungan
Las
Kertas milimeter
A
Detail A
Tiang pancang
Alat tulis
Dudukan
III. Kelendering/final set
URUTAN PEMANCANGAN