Di materi ini insyaAllah akan membahas terkait Semiotika Ihram Talbiyah Wukuf di Arafah Dalam Prespektif Dakwah. Semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Link versi makalah: https://www.academia.edu/68188105/_Makalah_Semiotika_Ihram_Talbiyah_Wukuf_di_Ar
(Presentasi) Semiotika Ihram Talbiyah Wukuf di Arafah Dalam Prespektif Dakwah
1. Semiotika Ihram,
Talbiyah, & Wukuf di
Arafah Dalam
Perspektif Dakwah
Disusun oleh:
1. Muh Shoffal Chabib (1940310008)
2. M. Noor ‘Adn Assa’id (1940310019)
3. Novi Kurnia Wati (1940310032)
Mata Kuliah: Fikih Haji dan Umroh
Dosen Pengampu: H. Ahmad Shofi Muhyiddin, M.S.I.
3. Definisi Semiotika
• Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah
perangkat yang dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini. Di tengah-tengah manusia
dan bersama-sama manusia. Alex Sobur mengartikan bahwa symbol atau lambang berasal dari
bahasa Yunani sym-ballien yang berarti suatu ide, tanda atau ciri yang memberitahukan suatu hal
kepada seseorang.
• Simbol juga biasanya bersifat metafora yaitu menggunakan kata atau ungkapan lain untuk objek atau
konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Misalnya julukan kutu buku untuk seseorang yang
tidak pernah terpisah dari buku (Sobur, 2006: 155). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), makna adalah pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.
6. Semiotika Ihram
1. Sebagai pembeda saat mengunjungi Sang Khaliq
2. Meninggalkan hal-hal keduniawian
3. Menyerupai keadaan saat akan di hisab
Hikmah dari saat pelaksanaan ihram dan menggunakan kain ihram
menurut Ibnu Abbas adalah sebagai berikut:
Pengertian ihram menurut fikih adalah niat melakukan salah satu ibadah haji atau
umrah, atau niat untuk melakukan haji dan umrah secara bersamaan.
7. “LABBAIKALLAHUMMA LABBAIK, LAA
SYARIIKALAKA LABBAIK, INNAL HAMDA
WANNI’MATA LAKA WALMULK, LAA
SYARIIKALAK”.
Artinya: “Aku memenuhi panggilanMu, ya Allah
aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi
panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, Aku
memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujaan
dan nikmat adalah milikMu, begitu juga
kerajaan, tiada sekutu bagiMu.”
Semiotika Talbiyah
Talbiyah merupakan pernyataan sakral dan penting bahwa
seseorang telah bertauhid kepada Allah, mengagungkan keesaan
Allah, dan “berjanji” untuk menjauhi syirik dan hanya berserah diri
serta meminta pertolongan hanya kepada Allah Ta’aala.
Dengan memahami dan mengagungkan bahwa Allah lah yang maha
tunggal, maka kita harus memantapkan diri untuk senantiasa selalu
berserah diri kepada Allah, meminta pertolongan hanya kepadaNya
dan percaya akan keputusanNya. Kita juga harus senantiasa
bermunajat, memohon, dan memasrahkan segala persoalan
kehidupan hanya kepadaNya, bukan kepada yang lain.
8. Perjalanan haji menuju Arafah menandai
perjalanan untuk mencairkan kebekuan
hati, karena di Arafah semua jamaah haji
menjadi orang terbuka atas dosa-dosa
yang selama ini disembunyikan.
Di hadapan Allah Ta’aala, setiap jamaah
haji harus jujur bermohon agar semua
peristiwa masa lalu terkubur dan kini ingin
membuka lembaran kehidupan baru,
lembaran ketakwaan.
Selain itu, wukuf di Arafah mengingatkan betapa sulitnya kehidupan
akhirat tanpa iman dan amal saleh. Wukuf selayaknya menyadarkan
bahwa hidup di dunia adalah sementara. Perjalan panjang hidup
manusia berakhir di surga atau neraka. Kedua tempat tersebut menjadi
hunian terakhir di alam akherat.
Karenanya, kehidupan akherat harus dipersiapkan. Itulah makna
perenungan wukuf haji di padang Arafah. Latihan mengenal jati diri
lewat media wukuf di Arafah harus bisa mengantarkan jamaah haji
pada perubahan sikap dan perilaku, setiap saat mengenai makna hidup.
Semiotika Wukuf di Arafah
10. Semiotika menurut Zoest adalah cabang ilmu yang
berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda
dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda.
Selanjutnya, Zoest menyatakan bahwa semiotika adalah
studi tentang tanda dan segala yang berhubungan
dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan
tandatanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh
mereka yang mem-pergunakannya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa semiotika menjelaskan sistem-
sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang
memungkinkan tanda-tanda mempunyai arti.
Kesimpulan
Adapun diantara hikmah ihram adalah (1) Sebagai
pembeda, (2) Meninggalkan hal-hal keduniawian, dan (3)
Menyerupai keadaan saat akan di hisab. Sementara itu,
talbiyah merupakan pernyataan sakral dan penting bahwa
seseorang telah bertauhid kepada Allah, mengagungkan
keesaan Allah, dan “berjanji” untuk menjauhi syirik dan
hanya berserah diri serta meminta pertolongan hanya
kepada Allah Ta’aala. Sedangkan wukuf di Arafah
mengingatkan betapa sulitnya kehidupan akhirat tanpa
iman dan amal saleh. Wukuf selayaknya menyadarkan
bahwa hidup di dunia adalah sementara. Perjalan panjang
hidup manusia berakhir di surga atau neraka.