Pada presentasi ini insyaAllah akan membahas terkait visi, misi, serta aksi dalam sebuah etos kerja. Semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan.
Link Makalah: https://www.academia.edu/85254621/_Makalah_Visi_Misi_Aksi
1. Etos Kerja Muslim - Achmad Zuhri, S.Pd.I., M.Pd.
D A L A M E T O S K E R J A
1940310011 Hestiana, 1940310013 Erma Puji Lestari,
1940310019 M. Noor 'Adn Assa'id, 1940310034 M. Nasih Hilmi
Visi - Misi - Aksi
2. Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa yunani (ethos) yang
memberikan arti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap
suatu bangsa atau suatu umat terhadap kerja.
Kerja menurut KBBI adalah kegiatan
melakukan sesuatu.
3. Visi
Visi merupakan suatu rangkaian kata yang di
dalamnya terdapat impian, cita-cita atau nilai inti
dari suatu lembaga atau organisasi.
Bisa dikatakan visi menjadi tujuan masa depan
suatu organisasi atau lembaga.
Ia berisi pikiran-pikiran yang terdapat di dalam
benak para pendiri. Pikiran-pikiran itu adalah
gambaran dari masa depan dari organisasi yang
ingin dicapai.
Ada juga yang berpandangan bahwa
visi adalah suatu pandangan tertentu
mengenai arah manajemen lembaga.
Ini sangat menentukan akan dibawa
kemana lembaga yang bersangkutan
di masa depan
4. Visi merupakan suatu tulisan yang di dalamnya terdapat
pernyataan cita-cita dari sebuah instansi atau lembaga
di masa mendatang.
Visi merupakan suatu tulisan dalam bentuk singkat yang
di dalamnya ada pernyataan jelas, dan menjadi arah dari
sebuah perusahaan atau organisasi.
Visi memiliki pengertian suatu gagasan yang tertuang
dalam bentuk tulisan tentang tujuan khusus atau utama
dari suatu organisasi atau instansi.
Visi
5. Misi
Misi artinya amanah yang harus
dibayarkan. Misi adalah pengungkapan
nyata dari prinsip-prinsip nilai yang
diyakininya.
Tidak mungkin ada iman tanpa misi.
Tidak mungkin kita hadir ke bumi tanpa
misi yang harus dimainkan.
Ada semacam moto di dalam visi
seorang muslim, yaitu "bekerja itu
ibadah dan berprestasi itu indah".
Setiap rencana harus dia laksanakan dengan penuh
antusiasme karena hidup mengukir rencana tanpa
kerja, hanyalah membuang waktu, jalan di tempat
tanpa merasakan nikmatnya sebuah perjuangan.
Maka moto "plan your work and work your plan",
bukanlah hanya slogan kosong, tetapi melekat di
hatinya, bahkan bagian dari ciri seorang muslim.
Mereka sangat menghayati makna dari firman
Allah, "demi waktu" serta perintah Allah terkait
perencanaan masa depan.
6. Dengan kerangka pemikiran seperti ini, setiap pribadi
muslim akan mempersiapkan seluruh mentalitas dan
amalnya. Pekerjaan atau gagasan apa pun yang ada
pada dirinya, akan dia kerjakan dengan persisten dan
konsisten (istiqamah) tidak gampang berubah
pendirian atau luntur karena tantangan.
Dirinya sadar bahwa setiap gagasan atau pekerjaan
tidak akan luput dari tantangan, sehingga dia akan
terus berjihad untuk menghadapi apa pun tantangan
yang menerpa dirinya dengan konsekuen karena dia
sadar bahwa mencapai sebuah tujuan atau cita-cita
serta meraih prestasi itu indah.
Misi
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa
gagasan apa pun tidak akan
memberikan kesan apa-apa apabila
tidak dikomunikasikan, tidak
dinyatakan dalam verbal, maupun
tindakan actual.
7. Aksi
Aksi secara bahasa menurut KBBI adalah
gerakan, tindakan, atau sikap.
Aksi adalah melakukan eksekusi dari visi
dan misi tersebut. Melakukan sebuah
aksi merupakan sebuah realisasi dari
bentuk keseriusan seseorang.
Tanpa sebuah aksi, maka visi misi akan
menjadi kurang berarti, bahkan lebih
parahnya hanya akan menjadi slogan-
slogan yang tiada arti.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh
Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya
tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal
yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah,
jangan engkau lemah (malas)." (HR. Muslim).
Hal yang terpenting sebelum memulai aksi adalah
kita meluruskan niat, melakukan aksi tersebut
hendaknya dalam rangka ibadah kepada Allah,
mencari ridho dan karunia Allah.
Meluruskan Niat
Bersemangat & Tdk Malas
Apa itu Aksi?
8. Aksi
“Sesungguhnya manusia itu diciptakan dalam
keadaan lemah”. (An-Nisa Ayat 28)
Setelah menyadari, sudah sepantasnya kita sebagai
manusia mencari pertolongan & perlindungan yang
berkuasa atas diri kita, dialah Allah ta’aala.
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku per-
kenankan (kabulkan) bagimu” (QS: Ghafir ayat 60).
Dalam hadits riwayat Tirmidzi, doa seorang muslim
dikabulkan dalam tiga cara: (1) Dikabulkan, (2) Ditunda
dan diselamatkan dari bala sesuai dengan kadarnya,
(3) Disimpan untuk hari kiamat, jadi pahala untuknya.
Meminta Tolong Kpd Allah Memahami Takdir & Tawakkal
Kita juga harus memahami tentang takdir,
bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan
di bumi ini telah ditetapkan oleh Allah ta’aala.
Tentang rezeki, itu juga telah Allah tetapkan.
Kaya miskin, sempit, lapang, dsb itu juga telah
Allah tetapkan. Kita tidak perlu meruisaukan
suatu hal yang telah ditetapkan.
Kita diperintahkan untuk tawakkal, yaitu
berserah diri kepada Allah. Namun demikian,
tawakkal memiliki syarat, yaitu seorang
muslim diharuskan bekerja dan berusaha
sesuai kemampuannya.
9. Ada sebuah kisah tentang Maryam binti Imran, yaitu ketika Maryam
dalam keadaan melahirkan, dimana keadaan tersebut ia merasakan
kesusahan dan sangatlah lemah, ia menuju ke pohon kurma. Lalu
Allah perintahkan untuk menggoyangkan pohon kurma.
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya
pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu” (QS. Maryam ayat 26).
Maryam mengetahui, bahwa pohon kurma itu kokoh, dan jika
digoyangkan maka tidak masuk akal secara logika dan akal pikiran
untuk pohon itu bisa bergerak, terlebih lagi dalam keadaan yang
sangat lemah sambil menahan rasa sakit.
Namun, Maryam pun “sami’naa wa ato’ naa”, mendengar dan taat.
Maryam bertawakkal kepada Allah. Maryam menggoyangkan pohon
kurma tersebut dengan harapan agar buah kurma bisa jatuh.
Biidznillah, sesuai firman Allah pada QS Maryam ayat 26 tersebut,
kurma-kurma yang ada di atas pohon kurma pun berguguran.
Pada kisah ini dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah bisa
saja menurunkan kurma secara langsung, namun Allah ingin
hambanya berusaha mencari sebab untuk mendapatkan
rezeki atau karunia-Nya.
Jadi, sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah,
dalam konteks melakukan sebuah aksi untuk mengeksekusi
visi misi maupun dalam hal lainnya, sudah sepatutnya kita
meluruskan niat untuk beribadah, meminta pertolongan
kepada Allah, bersemangat, tidak malas, dan juga
mengambil sebab untuk mengupayakan hal-hal yang ingin
dicapai. Karena Allah mencintai hamba-Nya yang kuat.
Allah juga tidak akan mengubah suatu kaum sampai kaum
tersebut mau merubah dirinya sendiri terlebih dahulu.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu
kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri”. (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Kisah Maryam binti Imran
10. S E M O G A B E R M A N F A A T
Baarakallahu Fiikum
Terimakasih