SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan kepada kitaBahasa Indonesia. Dengan Bahasa Indonesia ini kita
mampu menyatukan berbagai suku dan ras yang ada di negeri tercinta ini. Sehingga di
bawah atap Pancasila dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika kita dapat bersatu padu
merapatkan barisan untuk satu tujuan menuju masyarakat yang madani.
Shalawat dan salam semoga tetap tecurahlimpahkan kepada nabi kita Nabi
Muhammad SAW. Dan juga tercurah pula kepada keluarganya, sahabatnya dan
kepada kita sebagai umatnya.
Alhamdulillah berkat kerja sama dan kerja keras kelompok makalah ini bisa selesai
sesuai dengan apa yang di harapkan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, guna pembenahan dalam penyusunan makalah yang lebih baik.Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 22 September 2012
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Belakangan ini banyak orang Indonesia yang kurang mengerti bahasanya sendiri. Bukan berarti
pada makna yang sebenarnya, akan tetapi mereka kurang paham tentang kaidah-kaidah dan
aturan tata bahasa yang ada di dalam Bahasa Indonesia.
Baik kita sadari atau tidak, kita itulah yang terjadi.Berangkat dari polemik di atas, makalah ini
disusun.Di dalam makalah ini pembahasannya lebih kepada EYD dan tanda baca yang keduanya
merupakan indikator dari keabsahan Bahasa Indonesia itu sendiri.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan beberapa rumusan
masalah, di antaranya:
1. Apakah EYD itu?
2. Apa saja macam ejaan yang ada dalam Bahasa Indonesia?
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam EYD?
4. Bagaimakah penggunan tanda baca yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam EYD?
III. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah:
1. Mengetahui pengertian EYD
2. Mengetahui jenis-jenis ejaan
3. Mengetahui kaidah-kaidah yang berlaku dalam EYD
4. Mengetahui dan memahami tanda baca yang ada di dalam Bahasa Indonesia dan cara
penggunaannya yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran,
bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata,
dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
B. Macam-macam Ejaan
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa
menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van
Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van
Ophuysen:
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang
dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip
dengan tuturan Belanda, antara lain:
1. Huruf (u) ditulis (oe).
2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di
atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
6. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
o Dirangkai menjadi satu, misalnya (hoeloebalang, apabila)
o Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit)
o Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa
huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan
Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab
yang dikenal sebagai tulisan Jawi.
2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai
Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k)
misalnya kata’ menjadi katak.
4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus,
misalnya ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
a. Berlari-larian
b. Berlari2-an
6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
a. Tata laksana
b. Tata-laksana
c. Tatalaksana
7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet)
dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra)
bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).
3. Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu
dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di
Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan
sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.
4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan
pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan
buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,
sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972
(Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975
memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut
direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
a. Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya
menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan
menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita
sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini
merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang dan maju dalam segala bidang
seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah praktis yang ditempuhnya dengan
menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung konsep yang tidak terdapat dalam
Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa Indonesia.karena tidak ada konsepnya
dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap unsur asing, misalnya, izin, folio, dan vak
dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya tidak ada
dalam Bahasa Indonesia menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab situasi dan
kondisi menuntut yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti aliran purisme
yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak proposional.Menyadari
keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang menerima pemakaian huruf z, f, v,
q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun pemakaiannya dalam batas-batas
tertentu.
• Huruf q dan x pemakaiannya dibatasi hanya dalam keperluan ilmu dan nama.
Jadi, dalam pemakain umum, yaitu dalam kata-kata umum dan istilah, kedua
huruf itu belum dapat dipakai. Dalam matematika, misalnya, dapat menandai
sesuatu dengan q da x. begitu juga nama Baihaqi, Iqbal (nama orang); dan
xerox, Xerxes, sinar-X (nama barang) dibenarkan. Tetapi kata-kata asing
aquarium, equator, quadrat, extra, dan taxi harus dituliskan akuarium, ekuator,
kuadrat, ekstra, dan taksi.Jadi q diganti k dan x digantti ks.
• Huruf f dan v, walaupun dalam Bahasa Indonesia keduanya dibunyikan sama
tetap dipakai secara berbeda. Kata-kata asing yang diucapkan (f) tak bersuara
oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan ditulis f dalam Bahasa
Indonesia, sedangkan yang diucapkan (v) besuara oleh pemakaian bahasa asing
yang bersangkutan dilambangkan dengan v. jadi, kata-kata asing factor,
physiology, photocopy, vitamin, television, dan vacuum diubah menjadi faktor,
fisiologi, fotokopi, vitamin, televisi, dan vakum.
• Sedangkan huruf c dan y pemakaian kedua huruf ini sebagai realisasi kerjasama
antara indonesia dan Malaysia, khususnya dalam hal pengembangan dan
pembinaan kedua bahasa, yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia . apabila
pada Ejaan suwandi penulisan bunyi (cacat) dan (sayat) ditulis tjatjat dan sajat,
maka pada ejaan sekarang ditulis cacat dan sayat. Dalam Bahasa Melayu pun
ditulis cacat dan sayat.
• Bunyi (z) pada unsur asing yang masuk kedalam Bahasa Indonesia ditulis
sebagai bunyi aslinya, yaitu z. oleh sebab itu, kata zakat, ziarah, zebra, zat,
zodiac yang dianggap tepat, tetapi bukan jakat, jiarah, jebra, jat, dan sodiak.
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah
tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan
tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci,
huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
Huruf Nama Bunyi yang dilambangkan
A A A
B Be B dan P
C Ce C
D De D dan T
E E E
F Ef F
G Ge G dan K
H Ha H
I I I
J Je Je
K Ka K dan G
L El L
M Em M
N En N
O O O
P Pe P
Q Ki K
R Er R
S Es S
T Te T
U U U
V Ve F
W We W
X Eks Ks
Y Ye Y
Z Zet Z
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong.
Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di
antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Huruf
Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal Tengah Akhir
Ai
Au
Oi
Ei
Ain
Aula
-
-
Syaitan
Saudara
Boikot
Pleistosen
Pandai
Harimau
Amboi
Survei
Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan
huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah:
Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal Tengah Akhir
Kh
Ng
Ny
Sy
Khusus
Ngilu
Nyata
Syarat
Akhir
Bangun
Hanyut
Isyarat
Tarikh
Senang
-
-
b. Penulisan Huruf
Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang penulisan
huruf besar atau kapital dan tentang penulisan huruf miring.
Di dalam pedoman ejaan telah dijelaskan bahwa penulisan huruf kapital selain dipakai
sebagai huruf pertama kata awal kalimat juga dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya:Mengapa kamu sedih?
Ayah bertanya, “Mengapa kamu sedih?”
“Mengapa kamu sedih?”Tanya ayah.
Dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam suratkabar dan majalah, sering kita
jumpa pemakaian nama gelar, jabatan dan pangkat diikuti selain nama orang, bahkan
tidak diikuti sama sekali. Misalnya pada kalimat berikut:
• Kemarin Gubernur Jawa Timur berkunjung ke Desa besuki.
• Pada kesempatan itu, Gubernur menghimbau agar penduduk ikut
mensukseskan sensus pertanian.
• Bersamaan dengan itu, Camat Karang Ploso, Hermadi, juga melaporkan
kemajuan daerah itu kepada Bupati Malang, Edi Slamet.
Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang
tidak ditulis dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi contoh-contoh diatas walaupun
tidak diikuti nama orang terap mengacu kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama
pengganti nama diri. Oleh sebab itu, huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga contoh
diatas ditulis dengan huruf kapital.
Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut:
• Seorang gubernur yang menjabat di daerah yang masyarakatnya multi
kompleks harus bijak.
• Siapa saja yang menjadi gubernur jawa timur harus dapat menjalankan
program Koran masuk desa
• Apakah kakakmu yang menjadi camat Sekar Putih sekarang?
Kata gubernur, gubernur jawa timur, dan camat Sekar Putih ditulis dengan huruf kecil
awalnya, sebab tidak menunjuk pada orang tertentu. Jadi, kata yang menunjukkan
jabatan atau pangkat tersebut sama dengan kata-kata benda umumnya, seperti radio,
rumah, orang, dan kucing.
Masalah selanjutnya tentang bagaimana penulisan kata yang mengikuti kata sandang?
Ditulis dengan kata sandang apa tidak? Yang jelas, ada dua kemungkinan. Apabila
mengikuti kata sandang merupakan kata nama, maka awal katanya ditulis dengan
huruf besar. Jadi, penulisan berikutlah yang benar.
si Gandu
sang Kerempeng
si Bisu
Tetapi, apabila yang mengikuti kata sandang berupa kata pengganti nama, huruf awal
tidak ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
sin terdakwa
si anak
sang pembatu
sang istri
Tentang penulisan kata yang menunjukkan kekerabatan apakah ditulis dengan huruf
kapital awalnya? Tidak selalu. Yang ditulis dengan huruf kapital awalnya hanyalah
yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan saja, sedangkan yang lainnya
tidak.Perhatikan conroh kata yang menunjuk kekerabatan berikut.
• Mengapa Saudara mengatakan hal itu?
• Saya benar-benar menganggap keluarga Pak Ali sebagai saudara sendiri.
• “Ayo, ke sini, Nak !” kata Ibu kepadaku.
• Seorang anak harus berbakti kepada ibunya.
Kata saudara pada kalimat pertama serta nak dan ibu pada kalimat ke-tiga ditulis
dengan huruf kapital awalnya karena kata tersebut sebagai kata sapaan (Saudara dan
Nak) dan kata ganti (Ibu).Pada kalimat ke-2 dan ke-4 ditulis dengan huruf biasa,
karena bukan sebagai kata ganti atau sapaan.
c. Penulisan Kata
Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah urgensi yang tak boleh
lepas dari sistem penulisan. Karena tiap karya sastra Bahasa Indonesia terbentuk dari
kata-kata.
Di antara poin penting penulisan kata dalam EYD ialah:
1. Kata Dasar
Kata yang sudah mewakili sebuah arti tanpa imbuhan apapun
2. Kata Turunan
Merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan berupa imbuhan
3. Bentuk Ulang
Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak maupun
berulang. Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan lambang (-)
4. Gabungan Kata
Merupakan kata majemuk yang mewakili sebuah arti. Adakalanya ditulis terpisah,
bersambung, maupun dihubungkan dengan tanda (-)
5. Kata Ganti –ku, kau, –mu, dan –nya
Kata yang menggunakan imbuhan kepunyaan ini ditulis bersambung
6. Kata Depan di, ke, dan dari
Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya
7. Kata si dan sang
Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan kata
dasarnya
8. Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan
partikel pun ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan
‘tiap’ ditulis terpisah dari kata dasarnya
9. Singkatan dan Akronim
10.Angka dan Lambang Bilangan
d. Penulisan Unsur Serapan
Masalah pemakaian atau penulisan unsur serapan dalam Bahasa Indonesia sangat
runyam.Dikatakan demikian sebab pemakaian Bahasa Indonesia sering begitu saja
menyerap unsur asing tanpa memperhatikan situasi dan kondisinya.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian Bahasa Indonesia dibenarkan apabila:
a. Konsep yang terdapat dalam unsur itu tidak ada dalam Bahasa Indonesia, atau
b. Unsur itu merupakan istilah teknis sehingga tidak atau kerang layak dipakai
unsur Indonesianya.
Apakah dengan penyerapan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia miskin akan
kata-kata? Tidak.Penyerapan unsur asing merupakan kejadian biasa pada setiap
bahasa. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya.
Sedangkan kebudayaan pemakai bahasa satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Pada suatu saat karena masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya
(yang masing-masing berlatar belakang kebudayaan berbeda) berkomunikasi, maka
timbullah akulturasi, yaitu saling berpengaruhnya satu kebudayaan dengan yang lain.
Salah satu wujud akulturasi itu adalah saling berpengaruhnya konsep-konsep tertentu.
Misalnya, karena masyarakat Indonesia tidak mempunyai konsep tenteng “radio”,
maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai bahasa Inggris.
Sebaliknya, karena masyarakat pemakai bahasa Inggris tidak mempunyai konsep
“bambu” maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai Bahasa
Indonesia.Jadi peristiwa penyerapan tidak ada kaitannya dengan kaya atau miskin
kata-kata.
Berikut ini disajikan beberapa kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adaptasi:
• ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
Haemoglobin hemoglobin
Haematitehematite
• ai tetap ai
Trailer trailer
Caisson kaison
• e, di muka a,u, o dan konsonan, menjadi k
Construction konstruksi
Crystal Kristal
Classification klasifikasi
Caupe kup
• c, di muka e,I,oe, dan y, menjadi s
Central sentral
Cylinder silinder
Ceolom selom
• cc, di muka o,u, dan konsonan, menjadi k
Accommodationakomodasi
Acculturation akulturasi
Accumulation akumulasi
• cch dan ch, di muka a,o,dan konsonan, menjadi k
Charisma karisma
Chromosome kromosom
• ch, yang lafalnya c menjadi c
Chek cek
China cina
• ee (belanda) menjadi e
Statosfeer statosfer
System system
• ph, menjadi f
Phase fase
Photocopyfotokopi
• q menjadi k
Aquarium akuarium
Equator ekuator
3. Penggunaan Tanda Baca
Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda
baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam
Bahasa Indonesiayaitu :
1. Tanda baca titik (.)
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan
berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh : – Saya beragama islam
-Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b.Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar atau daftar.
Contoh :- 4.1 Pembahasan
-Lampiran 2. Calon jamaah haji
c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu.
Contoh :- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : – Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit. Malang: Intan.
2. Tanda baca koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:
a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila
kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:- Semua pergi, tetapi dia tidak.
-Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
c. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk
kalimat.
Contoh: Jika hari ini tidak hujan, saya akan dating.
d. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak
kalimatnya itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Saya akan memaafkan, jika ia bertobat.
e. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas.
3. Tanda baca titik koma (;)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh: Matahari hamper terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di
atas permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu.
b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah
sedang membaca Koran; ibu menjahit baju; saya asyik membersihkan taman di depan
rumah.
4. Tanda baca titik dua (:)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut:
a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh:Ketua : Ahmad Wijaya,
Sekretaris : Imam Tantowi
Bendahara: Siti Khotijah
b. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di
dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit
buku acuan.
Contoh: Tempo, I (1971). 34:7
Surat Yasin:19
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda hubung (-)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai
dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
Menteri-Sekretaris-Negara
sinar-X
Men-PHK-kan
b. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh: di-smash, di-drill, mem-beckup, di-carge
6. Tanda Pisah (–)
Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai
ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah
tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh: 1920–1945
Tanggal 15—10 April 19970
(Samsudin), 1999:25—34
Samsudin (1999:25—34)
7. Tanda elipsis (…)
Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang hilang.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…atau diteliti lebih
lanjut.
8. Tanda kurung ((…))
Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.
b. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh: Aku (sebuah puisi karangan Chairul Anwar) adalah puisi angkatan 45.
9. Tanda tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang
membutuhkan jawaban.
Contoh: Siapa yang membawa tas saya ?
10. Tanda seru (!)
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Ambilkan buku itu!
Duduklah!
Dasar mata keranjang!
11. Tanda kurung siku ( [] )
Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat
halaman 67-89])
12. Tanda petik (“…..”)
Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .
Contoh: Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)
13. Tanda petik tunggal (‘…’)
Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’
Reformasi ‘perubahan’
Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut terkilir’
Islami ‘bernuansa islam’
14. Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: 14/YPU-i/12/99
Jalan Kramat III/10 Jakarta
Tahun Anggaran 1985/19986
15. Tanda apostrof (‘)
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan
penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)
Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam
EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain
tanda baca dapat diuraikan sebagai berikut
.
1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda
seru (!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang
mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-
masing diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit.
3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik
rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi
(:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf
yang mendahului dan mengikutinya.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah isi dari makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharap apresiasi berupa
saran maupun kritik dari pembaca, supaya makalah ini bisa menjadi lebih lengkap dan
lebih sempurna. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi setiap orang yang
membacanya, Amin.
Jazakumullah khairan katsir
DAFTAR PUSTAKA
Syafi’ie, Dr. Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN Maliki
Press
Tim Pustaka Widyatama. 2009. EYD Lengkap. Malang: Pustaka Widyatama
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca.html pada 22
September 2012 pukul 11.30
http://www.scribd.com/doc/43732004/Sejarah-EYDpada 24 September 2012 pukul
13.30

More Related Content

What's hot

Bahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananBahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananAndre Vano
 
Acetobacter xylinum - Ainur Pujianti
Acetobacter xylinum - Ainur PujiantiAcetobacter xylinum - Ainur Pujianti
Acetobacter xylinum - Ainur PujiantiAinur
 
Rab laboratorium biologi sma dak 2020
Rab laboratorium biologi sma dak 2020Rab laboratorium biologi sma dak 2020
Rab laboratorium biologi sma dak 2020Redis Manik
 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataYunita Sari
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikLini Amalia
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktamfikri asyura
 
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMURLAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMURNur Fadillah
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptxadaptifakhlak
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitFaradina Kusumasdiyanti
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1Ahmad Fitra Ritonga
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasidakanikani13
 
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...UNESA
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 

What's hot (20)

Nada &amp; garis paranada
Nada &amp; garis paranadaNada &amp; garis paranada
Nada &amp; garis paranada
 
Bahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananBahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makanan
 
Acetobacter xylinum - Ainur Pujianti
Acetobacter xylinum - Ainur PujiantiAcetobacter xylinum - Ainur Pujianti
Acetobacter xylinum - Ainur Pujianti
 
Prinsip umum toksikologi
Prinsip umum toksikologiPrinsip umum toksikologi
Prinsip umum toksikologi
 
Produksi asam sitrat
Produksi asam sitratProduksi asam sitrat
Produksi asam sitrat
 
Rab laboratorium biologi sma dak 2020
Rab laboratorium biologi sma dak 2020Rab laboratorium biologi sma dak 2020
Rab laboratorium biologi sma dak 2020
 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrata
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Analgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretikAnalgetik & antipiretik
Analgetik & antipiretik
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
 
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMURLAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
LAPORAN PKPA DI RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR
 
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
 
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencitmakalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
makalah hewan laboratorium cara pengambilan darah pada mencit
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
 
Buang antasida
Buang antasidaBuang antasida
Buang antasida
 
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Fe...
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Ekofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplanktonEkofisiologi zooplankton
Ekofisiologi zooplankton
 

Similar to EYD dan Tanda Baca

Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardifirdayanti8
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurArdiMawardi1
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayantifirdayanti8
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaUNIB
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxArisSusanto47
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaanariffikri12
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaWahid Anggara
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptAbdul Hamid
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fixzhu ma
 
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaSejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaindraotsu
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaRahmatia Azzindani
 
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''hsbpamungkas
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarchandut30
 

Similar to EYD dan Tanda Baca (20)

Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi MawardiBahasa Indonesia Ardi Mawardi
Bahasa Indonesia Ardi Mawardi
 
Bahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. HasnurBahasa Indonesia. Hasnur
Bahasa Indonesia. Hasnur
 
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia FirdayantiMakalah Bahasa Indonesia Firdayanti
Makalah Bahasa Indonesia Firdayanti
 
Ppt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesiaPpt. bhs.indonesia
Ppt. bhs.indonesia
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docxBAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
BAB V EJAAN BAHASA INDONESIA.docx
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Pengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi EjaanPengertian dan Fungsi Ejaan
Pengertian dan Fungsi Ejaan
 
Makalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadiaMakalah bahasa indonesia nadia
Makalah bahasa indonesia nadia
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.pptEjaan Bahasa Indonesia.ppt
Ejaan Bahasa Indonesia.ppt
 
S yuliani
S yulianiS yuliani
S yuliani
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Ejaan
EjaanEjaan
Ejaan
 
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaSejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
 
Sejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesiaSejarah ejaan bahasa indonesia
Sejarah ejaan bahasa indonesia
 
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
Data herlanti suvitasari ''mata kuliah b.indonesia''
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 

More from Kewin Harahap

More from Kewin Harahap (11)

Materi ibadah 2
Materi ibadah 2Materi ibadah 2
Materi ibadah 2
 
Pengesahan dekan
Pengesahan dekanPengesahan dekan
Pengesahan dekan
 
Addharuroh yujalu
Addharuroh yujaluAddharuroh yujalu
Addharuroh yujalu
 
Cover makalah ed
Cover makalah edCover makalah ed
Cover makalah ed
 
Cover makalah ed
Cover makalah edCover makalah ed
Cover makalah ed
 
Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)Demokrasi (paisal)
Demokrasi (paisal)
 
Adjectivr
AdjectivrAdjectivr
Adjectivr
 
Cover doktrin kepercayaan
Cover doktrin kepercayaanCover doktrin kepercayaan
Cover doktrin kepercayaan
 
Masalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguranMasalah putus sekolah dan pengangguran
Masalah putus sekolah dan pengangguran
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 

EYD dan Tanda Baca

  • 1. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kepada kitaBahasa Indonesia. Dengan Bahasa Indonesia ini kita mampu menyatukan berbagai suku dan ras yang ada di negeri tercinta ini. Sehingga di bawah atap Pancasila dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika kita dapat bersatu padu merapatkan barisan untuk satu tujuan menuju masyarakat yang madani. Shalawat dan salam semoga tetap tecurahlimpahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW. Dan juga tercurah pula kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita sebagai umatnya. Alhamdulillah berkat kerja sama dan kerja keras kelompok makalah ini bisa selesai sesuai dengan apa yang di harapkan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna pembenahan dalam penyusunan makalah yang lebih baik.Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Malang, 22 September 2012 Tim Penyusun BAB I
  • 2. PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Belakangan ini banyak orang Indonesia yang kurang mengerti bahasanya sendiri. Bukan berarti pada makna yang sebenarnya, akan tetapi mereka kurang paham tentang kaidah-kaidah dan aturan tata bahasa yang ada di dalam Bahasa Indonesia. Baik kita sadari atau tidak, kita itulah yang terjadi.Berangkat dari polemik di atas, makalah ini disusun.Di dalam makalah ini pembahasannya lebih kepada EYD dan tanda baca yang keduanya merupakan indikator dari keabsahan Bahasa Indonesia itu sendiri. II. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tim penyusun mengajukan beberapa rumusan masalah, di antaranya: 1. Apakah EYD itu? 2. Apa saja macam ejaan yang ada dalam Bahasa Indonesia? 3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam EYD? 4. Bagaimakah penggunan tanda baca yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam EYD? III. TUJUAN Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh tim penyusun adalah: 1. Mengetahui pengertian EYD 2. Mengetahui jenis-jenis ejaan 3. Mengetahui kaidah-kaidah yang berlaku dalam EYD 4. Mengetahui dan memahami tanda baca yang ada di dalam Bahasa Indonesia dan cara penggunaannya yang baik
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ejaan Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata. B. Macam-macam Ejaan 1. Ejaan Van Ophuysen Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van Ophuysen: Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain: 1. Huruf (u) ditulis (oe). 2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’ 3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”) 4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya 5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda) 6. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara : o Dirangkai menjadi satu, misalnya (hoeloebalang, apabila) o Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit) o Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)
  • 4. Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini. Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi. 2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia. Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi : 1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u). 2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan. 3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak. 4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb. 5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara. Contohnya : a. Berlari-larian b. Berlari2-an 6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara Contohnya : a. Tata laksana b. Tata-laksana c. Tatalaksana
  • 5. 7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek). 3. Ejaan Malindo Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. 4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. a. Pemakaian Huruf Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia. Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang dan maju dalam segala bidang seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah praktis yang ditempuhnya dengan menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung konsep yang tidak terdapat dalam
  • 6. Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa Indonesia.karena tidak ada konsepnya dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap unsur asing, misalnya, izin, folio, dan vak dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya tidak ada dalam Bahasa Indonesia menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab situasi dan kondisi menuntut yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti aliran purisme yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak proposional.Menyadari keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang menerima pemakaian huruf z, f, v, q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun pemakaiannya dalam batas-batas tertentu. • Huruf q dan x pemakaiannya dibatasi hanya dalam keperluan ilmu dan nama. Jadi, dalam pemakain umum, yaitu dalam kata-kata umum dan istilah, kedua huruf itu belum dapat dipakai. Dalam matematika, misalnya, dapat menandai sesuatu dengan q da x. begitu juga nama Baihaqi, Iqbal (nama orang); dan xerox, Xerxes, sinar-X (nama barang) dibenarkan. Tetapi kata-kata asing aquarium, equator, quadrat, extra, dan taxi harus dituliskan akuarium, ekuator, kuadrat, ekstra, dan taksi.Jadi q diganti k dan x digantti ks. • Huruf f dan v, walaupun dalam Bahasa Indonesia keduanya dibunyikan sama tetap dipakai secara berbeda. Kata-kata asing yang diucapkan (f) tak bersuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan ditulis f dalam Bahasa Indonesia, sedangkan yang diucapkan (v) besuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan dilambangkan dengan v. jadi, kata-kata asing factor, physiology, photocopy, vitamin, television, dan vacuum diubah menjadi faktor, fisiologi, fotokopi, vitamin, televisi, dan vakum. • Sedangkan huruf c dan y pemakaian kedua huruf ini sebagai realisasi kerjasama antara indonesia dan Malaysia, khususnya dalam hal pengembangan dan pembinaan kedua bahasa, yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia . apabila pada Ejaan suwandi penulisan bunyi (cacat) dan (sayat) ditulis tjatjat dan sajat, maka pada ejaan sekarang ditulis cacat dan sayat. Dalam Bahasa Melayu pun ditulis cacat dan sayat. • Bunyi (z) pada unsur asing yang masuk kedalam Bahasa Indonesia ditulis sebagai bunyi aslinya, yaitu z. oleh sebab itu, kata zakat, ziarah, zebra, zat, zodiac yang dianggap tepat, tetapi bukan jakat, jiarah, jebra, jat, dan sodiak. Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
  • 7. Huruf Nama Bunyi yang dilambangkan
  • 8. A A A B Be B dan P C Ce C D De D dan T E E E F Ef F G Ge G dan K H Ha H I I I J Je Je K Ka K dan G L El L M Em M N En N O O O P Pe P Q Ki K R Er R S Es S T Te T U U U V Ve F W We W
  • 9. X Eks Ks Y Ye Y Z Zet Z Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah: Huruf Diftong Contoh Pemakaian dalam Kata Awal Tengah Akhir Ai Au Oi Ei Ain Aula - - Syaitan Saudara Boikot Pleistosen Pandai Harimau Amboi Survei Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah: Gabungan Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata Awal Tengah Akhir Kh Ng Ny Sy Khusus Ngilu Nyata Syarat Akhir Bangun Hanyut Isyarat Tarikh Senang - -
  • 10. b. Penulisan Huruf Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang penulisan huruf besar atau kapital dan tentang penulisan huruf miring. Di dalam pedoman ejaan telah dijelaskan bahwa penulisan huruf kapital selain dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat juga dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:Mengapa kamu sedih? Ayah bertanya, “Mengapa kamu sedih?” “Mengapa kamu sedih?”Tanya ayah. Dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam suratkabar dan majalah, sering kita jumpa pemakaian nama gelar, jabatan dan pangkat diikuti selain nama orang, bahkan tidak diikuti sama sekali. Misalnya pada kalimat berikut: • Kemarin Gubernur Jawa Timur berkunjung ke Desa besuki. • Pada kesempatan itu, Gubernur menghimbau agar penduduk ikut mensukseskan sensus pertanian. • Bersamaan dengan itu, Camat Karang Ploso, Hermadi, juga melaporkan kemajuan daerah itu kepada Bupati Malang, Edi Slamet. Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang tidak ditulis dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi contoh-contoh diatas walaupun tidak diikuti nama orang terap mengacu kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama pengganti nama diri. Oleh sebab itu, huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga contoh diatas ditulis dengan huruf kapital. Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut: • Seorang gubernur yang menjabat di daerah yang masyarakatnya multi kompleks harus bijak. • Siapa saja yang menjadi gubernur jawa timur harus dapat menjalankan program Koran masuk desa • Apakah kakakmu yang menjadi camat Sekar Putih sekarang?
  • 11. Kata gubernur, gubernur jawa timur, dan camat Sekar Putih ditulis dengan huruf kecil awalnya, sebab tidak menunjuk pada orang tertentu. Jadi, kata yang menunjukkan jabatan atau pangkat tersebut sama dengan kata-kata benda umumnya, seperti radio, rumah, orang, dan kucing. Masalah selanjutnya tentang bagaimana penulisan kata yang mengikuti kata sandang? Ditulis dengan kata sandang apa tidak? Yang jelas, ada dua kemungkinan. Apabila mengikuti kata sandang merupakan kata nama, maka awal katanya ditulis dengan huruf besar. Jadi, penulisan berikutlah yang benar. si Gandu sang Kerempeng si Bisu Tetapi, apabila yang mengikuti kata sandang berupa kata pengganti nama, huruf awal tidak ditulis dengan huruf kapital, misalnya: sin terdakwa si anak sang pembatu sang istri Tentang penulisan kata yang menunjukkan kekerabatan apakah ditulis dengan huruf kapital awalnya? Tidak selalu. Yang ditulis dengan huruf kapital awalnya hanyalah yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan saja, sedangkan yang lainnya tidak.Perhatikan conroh kata yang menunjuk kekerabatan berikut. • Mengapa Saudara mengatakan hal itu? • Saya benar-benar menganggap keluarga Pak Ali sebagai saudara sendiri. • “Ayo, ke sini, Nak !” kata Ibu kepadaku. • Seorang anak harus berbakti kepada ibunya. Kata saudara pada kalimat pertama serta nak dan ibu pada kalimat ke-tiga ditulis dengan huruf kapital awalnya karena kata tersebut sebagai kata sapaan (Saudara dan Nak) dan kata ganti (Ibu).Pada kalimat ke-2 dan ke-4 ditulis dengan huruf biasa, karena bukan sebagai kata ganti atau sapaan.
  • 12. c. Penulisan Kata Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah urgensi yang tak boleh lepas dari sistem penulisan. Karena tiap karya sastra Bahasa Indonesia terbentuk dari kata-kata. Di antara poin penting penulisan kata dalam EYD ialah: 1. Kata Dasar Kata yang sudah mewakili sebuah arti tanpa imbuhan apapun 2. Kata Turunan Merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan berupa imbuhan 3. Bentuk Ulang Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak maupun berulang. Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan lambang (-) 4. Gabungan Kata Merupakan kata majemuk yang mewakili sebuah arti. Adakalanya ditulis terpisah, bersambung, maupun dihubungkan dengan tanda (-) 5. Kata Ganti –ku, kau, –mu, dan –nya Kata yang menggunakan imbuhan kepunyaan ini ditulis bersambung 6. Kata Depan di, ke, dan dari Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya 7. Kata si dan sang Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan kata dasarnya 8. Partikel
  • 13. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan partikel pun ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata dasarnya 9. Singkatan dan Akronim 10.Angka dan Lambang Bilangan d. Penulisan Unsur Serapan Masalah pemakaian atau penulisan unsur serapan dalam Bahasa Indonesia sangat runyam.Dikatakan demikian sebab pemakaian Bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan situasi dan kondisinya. Penyerapan unsur asing dalam pemakaian Bahasa Indonesia dibenarkan apabila: a. Konsep yang terdapat dalam unsur itu tidak ada dalam Bahasa Indonesia, atau b. Unsur itu merupakan istilah teknis sehingga tidak atau kerang layak dipakai unsur Indonesianya. Apakah dengan penyerapan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia miskin akan kata-kata? Tidak.Penyerapan unsur asing merupakan kejadian biasa pada setiap bahasa. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan pemakai bahasa satu dengan yang lain tidak ada yang sama. Pada suatu saat karena masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya (yang masing-masing berlatar belakang kebudayaan berbeda) berkomunikasi, maka timbullah akulturasi, yaitu saling berpengaruhnya satu kebudayaan dengan yang lain. Salah satu wujud akulturasi itu adalah saling berpengaruhnya konsep-konsep tertentu. Misalnya, karena masyarakat Indonesia tidak mempunyai konsep tenteng “radio”, maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai bahasa Inggris. Sebaliknya, karena masyarakat pemakai bahasa Inggris tidak mempunyai konsep “bambu” maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai Bahasa Indonesia.Jadi peristiwa penyerapan tidak ada kaitannya dengan kaya atau miskin kata-kata. Berikut ini disajikan beberapa kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adaptasi: • ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e Haemoglobin hemoglobin
  • 14. Haematitehematite • ai tetap ai Trailer trailer Caisson kaison • e, di muka a,u, o dan konsonan, menjadi k Construction konstruksi Crystal Kristal Classification klasifikasi Caupe kup • c, di muka e,I,oe, dan y, menjadi s Central sentral Cylinder silinder Ceolom selom • cc, di muka o,u, dan konsonan, menjadi k Accommodationakomodasi Acculturation akulturasi Accumulation akumulasi • cch dan ch, di muka a,o,dan konsonan, menjadi k Charisma karisma Chromosome kromosom • ch, yang lafalnya c menjadi c Chek cek
  • 15. China cina • ee (belanda) menjadi e Statosfeer statosfer System system • ph, menjadi f Phase fase Photocopyfotokopi • q menjadi k Aquarium akuarium Equator ekuator 3. Penggunaan Tanda Baca Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa Indonesiayaitu : 1. Tanda baca titik (.) Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu : a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan. Contoh : – Saya beragama islam -Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia. b.Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar. Contoh :- 4.1 Pembahasan -Lampiran 2. Calon jamaah haji
  • 16. c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu. Contoh :- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Contoh : – Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit. Malang: Intan. 2. Tanda baca koma (,) Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut: a. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian. Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta. b. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan. Contoh:- Semua pergi, tetapi dia tidak. -Dia bukan kakakku, melainkan adikku. c. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat. Contoh: Jika hari ini tidak hujan, saya akan dating. d. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk kalimatnya. Contoh: Saya akan memaafkan, jika ia bertobat. e. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas. 3. Tanda baca titik koma (;) Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
  • 17. a. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara. Contoh: Matahari hamper terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di atas permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu. b. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah sedang membaca Koran; ibu menjahit baju; saya asyik membersihkan taman di depan rumah. 4. Tanda baca titik dua (:) Kaidah penggunaannya sebagai berikut: a. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian. Contoh:Ketua : Ahmad Wijaya, Sekretaris : Imam Tantowi Bendahara: Siti Khotijah b. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan. Contoh: Tempo, I (1971). 34:7 Surat Yasin:19 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. 5. Tanda hubung (-) Kaidah penggunaannya sebagai berikut : a. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap. Contoh: Se-Indonesia
  • 18. hadiah ke-2 tahun 50-an Menteri-Sekretaris-Negara sinar-X Men-PHK-kan b. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contoh: di-smash, di-drill, mem-beckup, di-carge 6. Tanda Pisah (–) Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya. Contoh: 1920–1945 Tanggal 15—10 April 19970 (Samsudin), 1999:25—34 Samsudin (1999:25—34) 7. Tanda elipsis (…) Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang hilang. Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…atau diteliti lebih lanjut. 8. Tanda kurung ((…)) Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.
  • 19. b. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Aku (sebuah puisi karangan Chairul Anwar) adalah puisi angkatan 45. 9. Tanda tanya (?) Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan jawaban. Contoh: Siapa yang membawa tas saya ? 10. Tanda seru (!) Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat. Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu! Ambilkan buku itu! Duduklah! Dasar mata keranjang! 11. Tanda kurung siku ( [] ) Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 67-89]) 12. Tanda petik (“…..”) Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung . Contoh: Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
  • 20. “Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998) 13. Tanda petik tunggal (‘…’) Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau ungkapan asing. Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’ Reformasi ‘perubahan’ Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut terkilir’ Islami ‘bernuansa islam’ 14. Tanda garis miring (/) Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim. Contoh: 14/YPU-i/12/99 Jalan Kramat III/10 Jakarta Tahun Anggaran 1985/19986 15. Tanda apostrof (‘) Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun. Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah) 1 Januari ’88 (’88 = 1988) Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca dapat diuraikan sebagai berikut
  • 21. . 1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya. 2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing- masing diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit. 3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya. 4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya. BAB III PENUTUP Demikianlah isi dari makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharap apresiasi berupa saran maupun kritik dari pembaca, supaya makalah ini bisa menjadi lebih lengkap dan lebih sempurna. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya, Amin. Jazakumullah khairan katsir
  • 22. DAFTAR PUSTAKA Syafi’ie, Dr. Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN Maliki Press Tim Pustaka Widyatama. 2009. EYD Lengkap. Malang: Pustaka Widyatama http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca.html pada 22 September 2012 pukul 11.30 http://www.scribd.com/doc/43732004/Sejarah-EYDpada 24 September 2012 pukul 13.30