SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam.
Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap
bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-
pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku
dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi
raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan.
Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan.
Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum
dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut
kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit
mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi
pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang
melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat
lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan
suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal
sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat
terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.
Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.
Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti
racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka
penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada
klien dengan Dermatitis”.
2. Tujuan Makalah
a. Tujuan Umum
Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan
Keperawatan Penyakit Dermatitis
b. Tujan Khusus
1. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis
2. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis
3. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEF DASAR
A. Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh
faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal).
(Adhi Juanda,2005)
Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan sinar
matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia.
(812 Resep U/ Mengobati 236 Penyakit Oleh H. Arief Hariana:Hml 136)
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan.
B. ETIOLOGI
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat
berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan
spesifik untuk bereaksi.
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh :
detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri,
jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005)
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi
penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda
pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi
infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit
infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada
kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan
selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus.
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala
berbeda:
1. Contact Dermatitis
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel
pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
3
Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat
pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal.
Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak
langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam,
perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
2.Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit
tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau
gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005)
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat
berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang
kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk
bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan,
lengan dan bagian belakang dari leher.
3.Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis,
belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor
keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita
penyakit saraf seperti Parkinson.
4.Stasis Dermatitis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai
bawah. (Adhi Djuanda,2005)
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika
adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki
juga menjadi penyebab.
5. Atopic Dermatitis
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE
dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)
4
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali
muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan
seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya
dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama
masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth).
C. PATOFISIOLOGI
1. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe lambat.
Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.
Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan
memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang
dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan
dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses
lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang
belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe,
limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening
regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi
secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian
kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor
yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang
sehingga terjadi gejala klinis.
2. Dermatitis Atopik
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi
dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel T.
Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan
melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan
zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal
menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan diturunkan
secara genetik
5
3. Neurodermatitis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter
bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk
krusta. bagian tubuh
4. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar.
Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan
terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti
ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula
tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama.
Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit
lebih hitam
5. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau
kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis,
daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat
bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai
dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut
D. MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu
terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan
gangguan fungsi kulit (function laisa).
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara
serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada
kulit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna.
Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya
terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan
tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti
tdiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau
ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila
proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentasi atau
hipopigmentasi.
6
E. KOMPLIKASI
1. Kerusakan integritas kulit
2. Gangguan Konsep diri
3. Infeksi sekunder
4. Gangguan rasa nyaman
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin
2. Penunjang
pemeriksaan histopatologi
G. PENATALAKSANAAN
1. Mengatasi kerusakan integritas kulit
2. Mengatasi hipotermia
3. Meningkatkan konsep diri klien
4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku
2. ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien.
1. Nama Pasien : An. Nazarudin
2. Alamat : Desa Lasunapa
3. Umur : 7 Tahun
4. Agama/Suku : Islam / Muna
2. Keluhan Utama.
1. Nyeri
2. Gelisah
3. Gatal
4. Kerusakan intergitas kulit
3. Pemeriksaan Fisik.
1. Tekanan Darah
2. Nadi
3. Pernafasan
4. Suhu
5. Skala Nyeri
7
4. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
1. Klien merasa nyeri
2. Terdapat Vesikel/ bula pada Kulit Klien
3. Gatal dan Lesi
4.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Penyakit yang sama
1. Klien Pernah Mengalami Penyakit yang sama sebelumnya
2. Apakah klien pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
1. Apakah terdapat keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama
2. Apakah ada keluarga klien mengalami penyakit Kulit
d. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress
yang berkepanjangan.
1. Cara klien menyelesaikan stresor
2. Perasaan klien saat ini
3. Respon klien terhdap penyakitnya
4. Tingkat kecemasaan klien
e. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah
pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
1. Pemakaian obat sebelumnya
2. Klien pernah alergi terhadap obat
8
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan
1 Ganguan integritas kulit, b.d
Vesikel/bula yang pecah.) :
DS : -
DO : Pada seluruh tubuh
terdapat kondisi bula/vesikel
yang pecah akibat garukan
Tujuan :
Integritas kulit pasien kembali
utuh
Kriteria hasil :
Kulit utuh, eritema dan skuama
hilang
Krusta menghilang
Daerah axilla dari inguinal tidak
mengalami maserasi
1. Lakukan inspeksi lesi
setiap hari
2. Pantau adanya tanda-
tanda infeksi
3. Ubah posisi pasien tiap
2-4 jam
4. Bantu mobilitas pasien
sesuai kebutuhan
5. Pergunakan sarung
tangan jika merawat
lesi
6. Jaga agar alat tenun
selau dalam keadaan
bersih dan kering
2 Resiko infeksi,b.d
vesikel/bula yang pecah
(garukan terus menerus)
ditandai dengan :
DS : -
DO : Seluruh tubuh berwarna
kemerahan dengan skuama
berwarna putih diatasnya dan
mengelupas
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
Hasil pengukuran tanda vital
dalam batas normal.
- RR :16-20 x/menit
- N : 70-82 x/menit
- T : 37,5 C
- TD : 120/85 mmHg
Tidak ditemukan tanda-tanda
infeksi (kalor,dolor, rubor,
tumor, infusiolesa)
Hasil pemeriksaan laborat
dalam batas normal Leuksosit
darah : 5000-10.000/mm3
1. Lakukan teknik aseptic
dan antiseptic dalam
melakukan tindakan
pada pasien
2. Ukur tanda vital tiap 4-6
jam
3. Observasi adanya tanda-
tanda infeksi
4. Batasi jumlah
pengunjung
5. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian
diet TKTP
6. Libatkan peran serta
keluarga dalam
memberikan bantuan
pada klien
9
3 Gangguan konsep diri,b.d
perubahan body image
Ditandai dengan :
DS : Pasien menyatakan
“mengapa saya kelihatan
aneh seperti ini?”
DO : Pasien sering menutupi
tubuhnya dengan selimut dan
menyendiri
Tujuan :
Pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri body
image
Kriteria hasil :
Pasien tidak menarik diri dari
kontak social
Pasien mau berpartisipasi dalam
perawatan dirinya
Ekspresi wajah pasien tidak
menunjukkan tanda berduka
7. Berikan support pada
pasien untuk menerima
keadaannya
8. Kaji persepsi pasien
tentang gambaran
dirinya
9. Jaga komunikasi yang
baik dengan pasien dan
bantu pasien untuk
berkomunikasi dengan
orang lain
10. Catat adanya tingkah
laku non-verbal atau
tingkah laku negative
11. Libatkan keluarga
untuk meningkatkan
konsep diri pasien
10
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat kita ambil sebuah
kesimpulan bahwa penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan
klinis pada kulit.
Kemudian asuhan keperawatan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar
klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal mungkin dengan cara memberikan
beberapa tindakan dan perawatan secara profesional.
2. Saran
a. Diharapkan selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit dermatitis
b. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit dermatitis
secara profesional
c. Memberikan pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentangkebersihan diri dan pola
diet yang baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin.
Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1993
2. Leung DYM, Tharp M, Boguniewi CZ. Atopic Dermatitis. Dalam: Friedbergin, Eisen
AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrik TB, ads. Fitzpatrik’s
Dermatology In General Medicine. New York Mc Graw-Hill, 1999: 1464-80
3. http://www.semarang-eye
centre.com/v1.1/index.php?option=com_content&view=article&id=72:artikel-
terbaru-penyakit-kulit-dermatitis&catid=5:kesehatan&Itemid=22
4. Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit
buku kedokteran,EGC
5. kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius
6. Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis”
7. Patofisiologi II.2001.Edisi 3.Jakarta Penerbit buku kedokteran,EGC

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikTeye Onti
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakpjj_kemenkes
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisVerar Oka
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiBrenda Panjaitan
 
Askep dermatitis
Askep dermatitis Askep dermatitis
Askep dermatitis Re Mol
 
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaAsuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaYie Sufyan
 

What's hot (15)

Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopikAsuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
Asuhan keperawatan-anak-dengan-dermatitis-atopik
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
 
Manifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologiManifestasi dan patofisiologi
Manifestasi dan patofisiologi
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitis Askep dermatitis
Askep dermatitis
 
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzemaAsuhan keperawatan pada pasien ekzema
Asuhan keperawatan pada pasien ekzema
 
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Askep dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis kontak
Dermatitis kontakDermatitis kontak
Dermatitis kontak
 
Asuhan keperawatan dermatitis
Asuhan keperawatan dermatitisAsuhan keperawatan dermatitis
Asuhan keperawatan dermatitis
 

Viewers also liked (19)

Makalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab munaMakalah etika akper pemkab muna
Makalah etika akper pemkab muna
 
Soal smp
Soal smpSoal smp
Soal smp
 
Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)Makalah depresi (2)
Makalah depresi (2)
 
Makalah ekologi umum yani (2)
Makalah ekologi umum yani (2)Makalah ekologi umum yani (2)
Makalah ekologi umum yani (2)
 
Ifa3
Ifa3Ifa3
Ifa3
 
Makalah ikatan hidrogen 2
Makalah ikatan hidrogen 2Makalah ikatan hidrogen 2
Makalah ikatan hidrogen 2
 
Makalah sistem operasi elna ningsi
Makalah sistem operasi elna ningsiMakalah sistem operasi elna ningsi
Makalah sistem operasi elna ningsi
 
Makalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidananMakalah dokumentasi kebidanan
Makalah dokumentasi kebidanan
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah ekologi umum yani
Makalah ekologi umum yaniMakalah ekologi umum yani
Makalah ekologi umum yani
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah dna dan protein
Makalah dna dan proteinMakalah dna dan protein
Makalah dna dan protein
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah plasenta
Makalah plasentaMakalah plasenta
Makalah plasenta
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah huruf arab
Makalah huruf arabMakalah huruf arab
Makalah huruf arab
 
Makalah cara mencegah pemanasan globalmuliasti
Makalah cara mencegah pemanasan globalmuliastiMakalah cara mencegah pemanasan globalmuliasti
Makalah cara mencegah pemanasan globalmuliasti
 
Daftar obat generik
Daftar obat generikDaftar obat generik
Daftar obat generik
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 

Similar to DERMATITIS KEPERAWATAN (20)

Makalah dematitis
Makalah dematitisMakalah dematitis
Makalah dematitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
 
Leaflet dermatitis
Leaflet dermatitisLeaflet dermatitis
Leaflet dermatitis
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Dermatitis alergi
Dermatitis alergiDermatitis alergi
Dermatitis alergi
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
Leaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper munaLeaflet dermatitis akper muna
Leaflet dermatitis akper muna
 
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptxASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
ASKEP KELAINAN INTEGUMEN.pptx
 
Ilmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - DermatitisIlmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - Dermatitis
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

DERMATITIS KEPERAWATAN

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh- pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada klien dengan Dermatitis”. 2. Tujuan Makalah a. Tujuan Umum Mampu untuk Memahami Konsep Penyakit Dermatitis Dan Mampu Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis b. Tujan Khusus 1. Mampu Untuk Mengetahui Penyebab Penyakit Dermatitis 2. Mampu Untuk Membedakan Jenis-Jenis Penyakit Dermatitis 3. Mampu Untuk Memahami Asuhan Keperawatan Penyakit Dermatitis
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. KONSEF DASAR A. Defenisi Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). (Adhi Juanda,2005) Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan sinar matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia. (812 Resep U/ Mengobati 236 Penyakit Oleh H. Arief Hariana:Hml 136) Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami peradangan. B. ETIOLOGI Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak di ketahui. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misaknya zat kimia, protein, bakteri dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi adalah perubahan kemampuan tubuh yang di dapat dan spesifik untuk bereaksi. Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. (Adhi Djuanda,2005) Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak bagus. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala berbeda: 1. Contact Dermatitis Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. (Adhi Djuanda,2005)
  • 3. 3 Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput. 2.Neurodermatitis Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi Djuanda,2005) Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher. 3.Seborrheic Dermatitis Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti Parkinson. 4.Stasis Dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005) Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab. 5. Atopic Dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural).(Adhi Djuanda,2005)
  • 4. 4 Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa. (ros/Detikhealth). C. PATOFISIOLOGI 1. Dermatitis Kontak Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah hipersenitivitas tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi. Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbul gejala klinis Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis. 2. Dermatitis Atopik Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaktis dan emnekan produksi sel T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel ini mempunyai kemampuan melepaskan histamin. Histamin sendiri tidak menyababkan lesi ekzematosa. Kemungkinan zat tersebut menyebabkan prutisus dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa. Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan diturunkan secara genetik
  • 5. 5 3. Neurodermatitis Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk krusta. bagian tubuh 4. Dermatitis Statis Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing (varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama. Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna kulit lebih hitam 5. Dermatitis Seiboroika Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum. Pada kulit kepala terdapat skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut D. MANIFESTASI KLINIK Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetelia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul. Dermatitis basah berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi. Dermatitis sika (kering) berarti tdiak madidans bila gelembung-gelumbung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Pada stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.
  • 6. 6 E. KOMPLIKASI 1. Kerusakan integritas kulit 2. Gangguan Konsep diri 3. Infeksi sekunder 4. Gangguan rasa nyaman F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin 2. Penunjang pemeriksaan histopatologi G. PENATALAKSANAAN 1. Mengatasi kerusakan integritas kulit 2. Mengatasi hipotermia 3. Meningkatkan konsep diri klien 4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku 2. ASUHAN KEPERAWATAN a. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien. 1. Nama Pasien : An. Nazarudin 2. Alamat : Desa Lasunapa 3. Umur : 7 Tahun 4. Agama/Suku : Islam / Muna 2. Keluhan Utama. 1. Nyeri 2. Gelisah 3. Gatal 4. Kerusakan intergitas kulit 3. Pemeriksaan Fisik. 1. Tekanan Darah 2. Nadi 3. Pernafasan 4. Suhu 5. Skala Nyeri
  • 7. 7 4. Riwayat Kesehatan. a. Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya. 1. Klien merasa nyeri 2. Terdapat Vesikel/ bula pada Kulit Klien 3. Gatal dan Lesi 4. b. Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. Penyakit yang sama 1. Klien Pernah Mengalami Penyakit yang sama sebelumnya 2. Apakah klien pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya c. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. 1. Apakah terdapat keluarga klien yang mengalami penyakit yang sama 2. Apakah ada keluarga klien mengalami penyakit Kulit d. Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan. 1. Cara klien menyelesaikan stresor 2. Perasaan klien saat ini 3. Respon klien terhdap penyakitnya 4. Tingkat kecemasaan klien e. Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat. 1. Pemakaian obat sebelumnya 2. Klien pernah alergi terhadap obat
  • 8. 8 No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Tindakan 1 Ganguan integritas kulit, b.d Vesikel/bula yang pecah.) : DS : - DO : Pada seluruh tubuh terdapat kondisi bula/vesikel yang pecah akibat garukan Tujuan : Integritas kulit pasien kembali utuh Kriteria hasil : Kulit utuh, eritema dan skuama hilang Krusta menghilang Daerah axilla dari inguinal tidak mengalami maserasi 1. Lakukan inspeksi lesi setiap hari 2. Pantau adanya tanda- tanda infeksi 3. Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam 4. Bantu mobilitas pasien sesuai kebutuhan 5. Pergunakan sarung tangan jika merawat lesi 6. Jaga agar alat tenun selau dalam keadaan bersih dan kering 2 Resiko infeksi,b.d vesikel/bula yang pecah (garukan terus menerus) ditandai dengan : DS : - DO : Seluruh tubuh berwarna kemerahan dengan skuama berwarna putih diatasnya dan mengelupas Tujuan : Tidak terjadi infeksi Kriteria hasil : Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal. - RR :16-20 x/menit - N : 70-82 x/menit - T : 37,5 C - TD : 120/85 mmHg Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa) Hasil pemeriksaan laborat dalam batas normal Leuksosit darah : 5000-10.000/mm3 1. Lakukan teknik aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien 2. Ukur tanda vital tiap 4-6 jam 3. Observasi adanya tanda- tanda infeksi 4. Batasi jumlah pengunjung 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP 6. Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien
  • 9. 9 3 Gangguan konsep diri,b.d perubahan body image Ditandai dengan : DS : Pasien menyatakan “mengapa saya kelihatan aneh seperti ini?” DO : Pasien sering menutupi tubuhnya dengan selimut dan menyendiri Tujuan : Pasien tidak mengalami gangguan konsep diri body image Kriteria hasil : Pasien tidak menarik diri dari kontak social Pasien mau berpartisipasi dalam perawatan dirinya Ekspresi wajah pasien tidak menunjukkan tanda berduka 7. Berikan support pada pasien untuk menerima keadaannya 8. Kaji persepsi pasien tentang gambaran dirinya 9. Jaga komunikasi yang baik dengan pasien dan bantu pasien untuk berkomunikasi dengan orang lain 10. Catat adanya tingkah laku non-verbal atau tingkah laku negative 11. Libatkan keluarga untuk meningkatkan konsep diri pasien
  • 10. 10 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa penyakit dermatitis merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis pada kulit. Kemudian asuhan keperawatan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar klien dan mengembalikan kondisi klien seoptimal mungkin dengan cara memberikan beberapa tindakan dan perawatan secara profesional. 2. Saran a. Diharapkan selalu menjaga kebersihan tubuh untuk menghindari penyakit dermatitis b. Memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami penyakit dermatitis secara profesional c. Memberikan pendidkan kesehatan kepada masyarakat tentangkebersihan diri dan pola diet yang baik.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA 1. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S editor. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,1993 2. Leung DYM, Tharp M, Boguniewi CZ. Atopic Dermatitis. Dalam: Friedbergin, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, Fitzpatrik TB, ads. Fitzpatrik’s Dermatology In General Medicine. New York Mc Graw-Hill, 1999: 1464-80 3. http://www.semarang-eye centre.com/v1.1/index.php?option=com_content&view=article&id=72:artikel- terbaru-penyakit-kulit-dermatitis&catid=5:kesehatan&Itemid=22 4. Doenges,Marlyn.E dkk.2001.Rencana asuhan keperawatan.Edisi:3.Jakarta:penerbit buku kedokteran,EGC 5. kapita selekta kedokteran II.2001.Edisi 3.Jakarta:Media Aesculapius 6. Google.co.id.Kata kunci “Askep Dermatitis” 7. Patofisiologi II.2001.Edisi 3.Jakarta Penerbit buku kedokteran,EGC