Sering kali aktivitas dakwah mengalami benturan bahkan tidak sedikit pula yang beragapan bahwa dakwah telah gagal, visi dan misi dakwah jauh dari apa yang digariskan Allah dan Rasul-Nya sebagai rahmatan lil`alamin. Ini jawabanya.
2. • Maksud dari Filosofi dakwah adalah fikiran
atau pemikiran kristis terhadap aktivitas
dakwah dengan menggunakan daya analisis
dan kekuatan akal dalam melihat, mehamai
fenomena dakwah dalam kaitannya dengan
upaya memposisikan marhalah al –da`wah
secara alami dan qur`ani.
3. • Pemikiran terhadap aktivitas dakwah yang
dilakukan secara sistematis, mengakar, mendalam
akan menemukan kebenaran walaupun kebe-
naran itu bersifat nisbi atau relatif.
• Pemikiran yang objektif, sistematis, logis dan
mengakar akan menemukan kebenaran yang
tidak tidak berseberangan dengan kebenaran
hakiki yang dibawa oleh wahyu. Kebenaran yang
dibawa oleh wahyu itulah kebenaran yang
absolut, karena datangnya dari Allah yang Maha
Benar
4. • Dakwah secara harfiah dimaknai dengan proses
mengajak, menyeru, memanggil atau
mengundang.
• Lafazdz dakwah yang semkna dengan itu dalam
berbagai tesk dari ayat dan hadis menggunakan
lafazh amar ma`ruf, nahi munkar, wa`zhu, tabsyir,
inzar dan sebagainya
• Jika dianalisis komposisi, posisi urut akativitas
dakwah dalam al-Qur`an maka akan ditemukan
bahwa:
5. • Mengajak dan meyeru lebih dahulu daripada
melakukan amar ma`ruf nahi mungkar.
• Logikanya adalah ajaklah seseorang kepada
kebaikan, setelah meraka mengikuti jalan yang
dibentangkan, suruhlah melakukan kebaikan.
Apabila telah berbuat kebaikan maka baru
dipelihara kebaikan dengan mencegah agar
tidak terjerumus kepada keburukan, kejahatan
dan kehinaan.
6. • Cara mengajak kepada jalan Tuhan (agama Allah)
dilakukan dengan hikmah dan mauizah al-
hasanah (Qs.an-Nahl: 125 )
• Menyuruh berbuat kebaikan dengan cara-cara
yang ihsan dan berkeadilan setelah diberi
petunjuk operasionalnya.
• Mencegah kemungkaran, kekejian dan berbuat
kehinaan dilakukan dengan kekuasaan dan
kebijakan. Jika tidak mampu dilakukan dengan
nasihat dan doa ( hadis)
7. • Dari uraian singkat ini dapat dipahami bahawa
Mengajak kepada jalan Agma Allah lebih utama dan
yang paling utama dilakukan sebelum memerintah dan
melarang melakukan perbutan keji dan mungkar
• Ungkapan ini sekaligus menjadi bahan koreksi kenapa
dakwah belum dapat merubah keadaan? Biasa jadi akan
terjawab ketika komposisi dan marhalahnya (
pentahapan) yang salah tempat.
• Apakah mungkin menyuruh atau memerintah orang
yang tidak diajak ikut serta atau tidak megikuti
himbauan yang diserukan? Agaknya kurang efektif. Oleh
karena itu posisikanlah tahapan-tahapan dakwah itu
sesuai dengan marhalah yang digariskan atau prosedur
yang ditetapkan.
9. Perlakuan dan Pelayanan Umat
• Dakwah merupakan pelayanan dan perlakuan umat
sesuai dengan cara-cara yang ditujukkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
• Memperlakukan al-Mad`u dalam melayani kebutuhan
hidupnya juga memerlukan berbagai metode dan
strstegi:
• Orang mukmin, muslim atau pengikut setia di jalan
dakwah dihadapi dengan ruhama ubainahum(Qs.al-
Fath 29) dan qaulan layuyinan(Qs. Ali Imran: 159)
kariman, sadiidan, ma`rufan, maysuran. Orang yang
munafik, kafir dan ateis lainnya disikapi dengan
asyidda`( tegas) dengan qaulan balighan (lihat
penjelasan Tafsir Khazin tentang Qs. Anniasa ayat 63).
10. • Ungkapan di atas mengsisyaratkan bahwa
dakwah berdasarkan visi dan misi utama
Rasul adalah for All ( kafatan linnas) basyiran
wa Naziiran wa da`iyan Illallah dan bersifat
rahmatan lil`alamin. Wallahu a`lam