Teori konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan dibangun oleh individu melalui pengalaman dan interaksi sosial. Pembelajaran yang efektif melibatkan siswa secara aktif dalam proses konstruksi pengetahuan mereka sendiri. Teori ini memberikan panduan untuk membangun lingkungan belajar yang mendorong siswa untuk menemukan makna melalui pengalaman dan diskusi.
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT KONSTRUKTIVISME (SITI MUNAWWARAH HUDA).pptx
1. Teori
Konstruktivisme
Teori & Permasalahan Belajar di Dikdas
(Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd)
Di Susun Oleh Kelompok 4 :
Siti Munawwarah Huda (8216181004)
Siti Mahara (8216181007)
Nona Omanda (8216181011)
2. Latar Belakang
Tugas bagi pendidikan tidak hanya terbatas pada mengalihkan hasil-hasil ilmu dan
teknologi. Selain itu, bidang pendidikan bertugas pula menanamkan nilai-nilai baru yang dituntut
oleh perkembangan ilmu dan teknologi pada diri anak didik dalam kerangka nilai-nilai dasar yang
telah disepakati oleh bangsa Indonesia (Semiawan: 1990).
Meningkatkan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan
secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan berbagai faktor
yang berkaitan dengan itu, dengan arah agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan
lebih efisien.
Teori merupakan hal yang sangat peting dalam kemajuan dunia, baik di dunia militer
maupun di dunia pendidikan. Dalam hal pendidikan teori menempati sangat strategis, sebab dengan
mengembangkan teori maka pengetahuan dan pengalaman semakin berkembang. Berbicara
tentang teori, dalam dunia pendidikan banyak sekali teori-teori yang cocok untuk mengembangkan
dunia pendidikan, salah satunya yaitu teori konstruktivisme.
3. Latar Belakang
Teori Konstruktivisme merupakan salah satu cabang ilmu yang banyak dicari, karena
berkaitan dengan dunia pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan menjadi hal
terpenting untuk melahirkan regenerasi dan mengubah nasib sebuah bangsa.
Pengertian teori konstruktivisme secara umum memandang ilmu pengetahuan tidak
sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang harus diingat secara baku.
Konstruktivisme justru lebih menekankan bahwa manusialah yang harus mengkonstruksikan
pengetahuan itu sendiri. Jadi manusialah yang memberikan nilai sentimentil dan menggali ilmu
pengetahuan, baik itu lewat kajian, penelitian ataupun lewat pengalaman.
5. Mengetahui pentingnya
teori konstruktivisme
terhadap pembelajaran.
01.
Mampu
mengimplementasikan
teori konstruktivisme
dalam proses belajar
02.
Mampu
menganalisis tujuan
dan manfaat teori
konstruktivisme.
03.
Mampu
mengidentifikasi
kelebihan dan
kekurangan teori
konstruktivisme
04.
Manfaat Penulisan
7. Teori Konstruktivisme
Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam
konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah
suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit,yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep,
atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
8. Teori pembelajaran Konstruktivisme
merupakan pandangan terbaru di mana pengetahuan
akan dibangun sendiri oleh pelajar berdasarkan
pengetahuan yang ada pada mereka. Makna
pengetahuan, sifat-sifat pengetahuan, dan bagaimana
seseorang menjadi tahu dan berpengetahuan, menjadi
perhatian penting bagi aliran konstruktivisme.
Jadi, konstruktivisme didefinisikan sebagai
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai
kegiatan manusia membangun atau menciptakan
pengetahuan dengan memberi makna pada
pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.
9. Menurut paham konstruktivisme, ilmu
pengetahuan sekolah tidak dipindahkan dari guru
kepada murid dalam bentuk yang serba sempurna.
Murid perlu membina sesuatu pengetahuan mengikuti
pengalaman masing-masing. Pembelajaran adalah hasil
daripada usaha murid itu sendiri dan guru tidak boleh
belajar untuk murid.
10. 1. Jean Piaget
Tokoh – Tokoh Dalam Teori
Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivistik yang dikembangkan oleh Piaget dikenal
dengan nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi konsep-
konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan pertumbuhan
intelegensi, yang untuk Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih akurat
merepresentasikan dunia, dan mengerjakan operasi-operasi logis dari representasi-
representasi konsep realitas dunia.
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara
pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Dari pandangan Piaget tentang tahap
perkembangan kognitif anak dapat dipahami bahwa pada tahap tertentu cara maupun
kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-beda berdasarkan kematangan intelektual
anak. Pada teori ini konsekuensinya adalah siswa harus memiliki keterampilan untuk
menyesuaikan diri atau adaptasi secara tepat.
11. 2. Vygotsky
Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan
pembelajaran. Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan
sosial disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan
berkembang melalui proses interaksi. konsep penting dalam teori Vygotsky yaitu Zone Of
Proximal Development (ZPD) dan Scaffolding Zone Of Proximal Development adalah jarak
antara perkembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial dimana siswa
mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibawah bimbingan orang dewasa. Sedangkan
Scaffolding merupakan pemberian kepada peserta didik selama tahap-tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan mmemberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang makin besar setelah dapat melakukannya sendiri.
12. Ciri-Ciri Teori Belajar Konstruktivisme
a. Mencari tahu dan menghargai titik
pandang/pendapat siswa
b. Pembelajaran dilakukan atas dasar
pengetahuan awal siswa
c. Memunculkan masalah yang relevan dengan
siswa
d. Menyusun pembelajaran yang menantang
dugaan siswa
e. Menilai hasil pembelajaran dalam konteks
pembelajaran sehari-hari
f. Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena
fokus belajar mereka pada proses
pengintegrasian pengetahuan baru yang
diperoleh dengan pengalaman/pengetahuan
lama yang mereka miliki
g. Setiap pandangan sangat dihargai dan
diperlukan. Siswa didorong untuk menemukan
berbagai kemungkinan dan mensintesiskan
secara terintegrasi
h. Proses belajar harus mendorong adanya
kerjasama, tapi bukan untuk bersaing. Proses
belajar melalui kerjasama memungkinkan
siswa untuk mengingat pelajaran lebih lama
i. Kontrol kecepatan, dan fokus pembelajaran
ada pada siswa
j. Pendekatan konstruktivis memberikan
pengalaman belajar yang tidak terlepas
dengan apa yang dialami langsung oleh siswa
13. Prinsip Teori Belajar Konstruktivisme
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari
guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar
c. Murid aktif megkontruksi secara terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep ilmiah
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran
dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancer
e. Menghadapi masalah yang relevan dengan
siswa
f. Struktur pembalajaran seputar konsep utama
pentingnya sebuah pertanyaan
g. Mencari dan menilai pendapat siswa
h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi
anggapan siswa.
15. Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat
digunakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa tahap,
yaitu:
Tahap pengenalan merupakan pemberian hal-hal yang
konkrit dan mudah dengan contoh-contoh sederhana
yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Pengenalan
Bila peserta didik telah menguasai kompetensi secara
benar, guru dapat menilai sejauh mana minat, potensi, dan
kebutuhan dalam penguasaan kompetensi dasar
Pembelajaran Kompetensi
Penilaian yang dilakukan menunjukkan apakah
suatu kompetensi telah tuntas dikuasai atau
belum.
Pemulihan
16. Dalam menerapkan teori kontruktivisme dalam belajar dapat
digunakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa tahap,
yaitu:
Strategi pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk
menemukan pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan
penyelidikan dan menemukan sesuatu.
Pendalaman
Dalam hal pembelajaran seluruh peserta didik dalam hal ini
perlu rasanya untuk meningkatkan integrasi dan aktif
dalam pembelajaran.
Pengayaan
17. Di dalam implementasinya, Teori
konstruktivisme mempertimbangkan
keterlibatan siswa dalam memaknai
pengalaman sebagai inti dari pembelajaran.
1. Mendorong
kemandirian dan
inisiatif siswa dalam
belajar
2. Guru mengajukan
pertanyaan terbuka dan
memberikan
kesempatan beberapa
waktu kepada siswa
untuk merespon
3. Mendorong siswa
berfikir tingkat tinggi
4. Siswa terlibat secara
aktif dalam dialog atau
diskusi dengan guru
dan siswa lainnya
5. Siswa terlibat dalam
pengalaman yang
menantang dan
mendorong terjadinya
diskusi
6. Guru menggunakan
data mentah, sumber-
sumber utama, dan
materi-materi interaktif
18. Teori Konstruktivisme : Proses Terhadap Belajar
Proses belajar konstruktivistik adalah pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran
struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi
perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terpisah-pisah. Oleh sebab itu pengelolaan
pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa dalam memproses gagasannya,
bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk
kerja atau prestasi belajarnya dikaitkan dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai,
ijazah, dan sebagainya.
19. Proses Terhadap Belajar dalam
Teori Konstruktivisme
Siswa harus aktif dalam melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru harusnya dapat memberikan peluang optimal
bagi terjadinya proses belajar.
Peran Siswa (si- belajar)
Guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut
memahami jalan pikiran siswa dalam belajar.
Peran Guru
Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya
disediakan untuk membantu pembentukan siswa dalam mengkonstruksikan
pengetahuan sendiri.
Sarana Belajar
20. Lingkungan belajar sangat mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi
terhadap realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan
pada pengelaman. Pandangan konsrktivistik mengemukakan bahwa relitas ada pada
pikiran seseoramg. Manusia mengkonstruksi dan menginterprestasikannya berdasarkan
pengalamannya.
Evaluasi Belajar
22. ● Memberikan kepada pembelajar bisa mengungkapkan
gagasan secara eksplisit.
● Memberikan pengalaman baru terhadap gagasan yang
dimilikinya
● Mengajak seseorang berfikir tentang pengalamannya
● Memberi kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan
gagasan
Manfaat Teori Konstruktivisme
23. Keunggulan Teori Konstruktivisme
Dalam Aspek Berfikir yakni
pada proses membina
pengetahuan baru, murid
berfikir untuk menyelesaikan
masalah, menggali ide dan
membuat keputusan;
Dalam aspek mengingat yakni
murid terlibat secara langsung
dengan aktif, mereka akan
mengingat lebih lama konsep.
melalui pendekatan ini murid
dapat meningkatkan
kefahaman mereka;
Dalam aspek kefahaman
seorang murid terlibat secara
langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan
lebih faham dan mampu
mengapliksikannya dalam
semua situasi;
01 03
02
Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh
apabila seorang murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja
maupun dengan guru dalam proses mendapatkan ilmu pengetahuan
maupun wawasan baru.
04
24. Kelemahan Teori Konstruktivisme
1. Siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, tidak
jarang bahwa hasil konstruksi
siswa tidak cocok dengan hasil
konstruksi sesuai dengan kaidah
ilmu pengetahuan sehingga
menyebabkan miskonsepsi;
2. Konstruktivisme menanamkan agar
siswa membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini
pasti membutuhkan waktu yang
lama dan setiap siswa memerlukan
penanganan yang berbeda-beda;
25. 3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama,
karena tidak semua sekolah memiliki sarana
prasarana yang dapat membantu keaktifan
dan kreatifitas siswa;
4. Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi
dan memediasi jalannya proses belajar,
tetapi guru disamping memiliki kompetensi
dibidang itu harus memiliki perilaku yang
elegan dan arif sebagai spirit bagi anak
sehingga dibutuhkan pengajaran yang
sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai
kemanusiaan;
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru
sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu
mendukung; siswa berbeda persepsi satu
dengan yang lainnya.
26. Kesimpulan
Model pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu
pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam
proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan akan
dibangun sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar
konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam
refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru.
Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi