SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Belajar Ilmu
Pengetahuan
Di Era Digital
KELOMPOK 2 : 1. Fauziah Annisa Rahma
2. Rizki Dera Amanda
3. Muhammad Aiman Jamil
Table of contents
01
Prinsip Panduan
Pembelajaran
03 Konstruksionisme
02 Konstruktivisme
04
Konstruktivisme
dalam Tindakan
05
Budaya Belajar
dan Multiple
Intelligence
Prinsip Panduan
Pembelajaran
2.1
Tiga Prinsip Pembelajaran
Membangun
pengetahuan peserta
didik sebelumnya Menghubungkan
pengetahuan faktual dan
pemahaman konseptual
peserta didik
Melibatkan peserta didik
dalam kegiatan meta-
kognitif dan pemantauan
diri
Prinsip 1
Prinsip 2
Prinsip 3
Prinsip 1
Membangun pengetahuan peserta didik
sebelumnya
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
menyampaikan gagasan dan menjelaskannya menggunakan bahasanya
sendiri Karena dalam proses belajar peserta didik berpikir tentang
pengalamannya, hal ini dapat memgembangkan kemampuan mereka
untuk lebih kreatif dan imajinatif, serta memperluas gambaran mereka
tentang teori dan konsep pengetahuan. Selanjutnya, peserta didik akan
menarik hubungan antara pengetahuan yang sudah ada sebelumnya
dengan pengetahuan baru yang diperoleh.
Untuk menerapkan prinsip ini, seorang guru perlu
mengenali dan mengatasi strategi berikut:
● Mengembangkan jaringan pengetahuan peserta
didik
● Mengatasi jalur belajar peserta didik
● Menggunakan beberapa metode pembelajaran
Prinsip 2
Menghubungkan pengetahuan faktual dan
pemahaman konseptual peserta didik
Prinsip metakognisi menyarankan beberapa strategi untuk
mendukung kegiatan pemantauan diri peserta didik:
1. Melibatkan peserta didik dalam kesalahan debugging
2. Melibatkan peserta didik dalam dialog eksternal dan
internal
3. Mendorong peserta didik untuk mencari dan
menawarkan bantuan dalam situasi belajar yang
menantang.
Prinsip 3
Melibatkan peserta didik dalam kegiatan meta-
kognitif dan pemantauan diri
Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam
proses pembelajaran
Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam
proses pembelajaran
Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam
proses pembelajaran
2.2 Konstruktivisme
dan
2.3 Konstruksionisme
2.2 Konstruktivisme
Ide-ide pokok
konstruktivisme
Prinsip-prinsip dasar
konstruktivisme
Kelebihan
Kekurangan
Ide-ide pokok konstruktivisme
Gagasan kunci dari konstruktivisme adalah
bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja
ditransmisikan kepada siswa. Dari sudut
pandang filosofis, konstruktivisme
mencerminkan fakta yang cukup
sederhana: masing-masing dari kita
membangun pemahamannya sendiri
tentang dunia. Jadi, masing-masing dari
kita memiliki visi unik tentang dunia,
keyakinan, dan sudut pandang.
Konstruktivisme adalah teori pedagogis yang mengutamakan sudut
pandang peserta didik tidak peduli seberapa istimewanya itu.
Lev Vygotsky, menambahkan dimensi sosial yang penting
pada konstruktivisme dengan menekankan konstruksi
pengetahuan dan pemahaman bersama. Klaim Vygotsky
bahwa pembelajar mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman baru melalui interaksi dengan orang lain
memperluas teori ke arah konstruktivisme sosial.
Menurut Jean-Jacques Piaget, pendapat siswa adalah posisi
awal untuk konstruksi pengetahuan baru dengan mengatasi
konflik kognitif antara struktur internal (skema) yang ada
dan realitas eksternal yang tidak diketahui.
Konstruktivisme lebih menghargai proses daripada hasil. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan ilmiah bukanlah
fenomena statis; itu adalah proses, lebih khusus lagi, proses konstruksi dan reorganisasi yang berkelanjutan.
Implementasi konstruktivisme di kelas membutuhkan pemikiran ulang praktik pengajaran tradisional.
Prinsip-prinsip dasar
konstruktivisme
Kerangka model Se (Bybee et al., 2006) menggambarkan siklus pembelajaran konstruktivis sosial, yang membantu
siswa membangun pemahaman baru dan menarik ide dari pengalaman sebelumnya melalui lima tahap berikut:
terlibat, mengeksplorasi, menjelaskan, memperluas , dan mengevaluasi.
Tahap terlibat adalah
untuk merekayasa
pembelajaran siswa
melalui membangun
motivasi intrinsik
mereka dan melibatkan
siswa dalam aktivitas
bersama dengan
melakukan pra-
penilaian atas
pengetahuan dan
pemahaman mereka
sebelumnya.
Pada tahap eksplorasi
siswa terlibat langsung
dalam kegiatan
berbasis inkuiri.
Tahap menjelaskan
adalah untuk
merekayasa
komunikasi siswa
menggunakan
presentasi individu dan
kelompok dari apa
yang telah mereka
pelajari melalui proses
berpikir reflektif.
Tahap evaluasi adalah
untuk merekayasa proses
diagnostik yang sedang
berjalan yang
memungkinkan baik guru
maupun siswa untuk
menilai apakah tingkat
pemahaman yang
diinginkan telah dicapai
melalui implementasi
yang dirancang dengan
baik. rubrik, observasi,
wawancara, peer-
assessment, portofolio,
dan produk/artefak
pembelajaran berbasis
inkuiri.
Tahap perluasan
memungkinkan siswa
memperluas konsep,
membuat koneksi, dan
menggeneralisasi
konsep.
Seorang guru konstruktivis memastikan lingkungan kelas yang menguntungkan untuk konstruksi bersama
pengetahuan dan pemahaman baru siswa dan mendorong inisiatif dan kolaborasi siswa. Dalam
perencanaan pelajaran, seorang guru konstruktivis lebih memilih untuk mempertimbangkan masalah
kehidupan nyata termasuk konteks dan data dari situasi praktis dan sumber asli.
Konsep, teori, algoritme, dan
teorema adalah abstraksi yang
diciptakan manusia sebagai hasil
penemuan. Teori adalah
retrospeksi. Oleh karena itu,
konstruktivisme menyarankan
untuk berfokus pada eksplorasi
terlebih dahulu, memahami
konsep utama dan gagasan
utama, baru kemudian
menghafal algoritma, aturan,
dan teorema.
Seorang guru konstruktivis
memungkinkan siswa untuk
mengambil alih pengajaran
dari beberapa fragmen
pelajaran, mengubah arah
wacana kelas, menawarkan
ide-ide untuk meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran.
Seorang guru konstruktivis
mendorong pengembangan
pemikiran kritis siswa dengan
mempertimbangkan sudut
pandang yang berlawanan,
memberikan contoh tandingan,
menawarkan kontradiksi untuk
mempromosikan wacana kelas
yang produktif.
Seorang guru konstruktivis memprovokasi rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan menantang dan
menggunakan heuristik untuk mendukung pembelajaran siswa.
Kekurangan
Konstruktivisme memiliki beberapa kekurangan
yang jelas. Pada tahap perkembangannya saat
ini, konstruktivisme lebih merupakan filosofi
pendidikan daripada teknologi pembelajaran,
yang menyebabkan beberapa kesulitan dalam
implementasi praktis konstruktivisme di kelas.
Beberapa penentang menuduh konstruktivisme
merusak fondasi pengajaran dan pembelajaran
yang terorganisir. Argumen utama lawan adalah
ketidakjelasan dan kurangnya tekad dalam
mengajar dan belajar (Anderson, Reder, &
Simon, 1998).
Kekurangan
Terlepas dari argumen lawan, konstruktivisme
mendapat pendukung di kalangan komunitas
pengajar, yang mengambil langkah konkret
untuk memperkenalkan teori ke dalam praktik.
Ada pergeseran dari teori behaviorisme lama
menuju konstruktivisme yang terjadi di
berbagai tingkat pendidikan (misalnya, sekolah,
perguruan tinggi, dan universitas).
2.3 Konstruksionisme
Konstruksionisme adalah teori pengajaran, pembelajaran, dan
desain yang dikemukakan oleh Seymour Papert.
Konstruksionisme mendukung pembelajaran partisipatif yang
lebih aktif melalui interaksi sosial dan produksi hasil
pembelajaran yang nyata. Konstruksionisme berkaitan erat
dengan teori konstruktivisme Piaget. Tetapi mereka tidak
identik: konstruktivisme mengutamakan pengembangan
struktur pengetahuan individu dan terisolasi, sedangkan
konstruksionisme berfokus pada sifat pengetahuan yang
terhubung dengan dimensi pribadi dan sosialnya (Kafai, 2006:
36).
Untuk membahas ide-ide kunci konstruksionisme,
pertama-tama mari kita pertimbangkan perbedaan
utama antara dua pendekatan yang berlawanan:
konstruksionisme inovatif dan instruksionisme
tradisional.
Instruksionisme dikaitkan dengan pendekatan
tradisional untuk mengajar dengan mentransmisikan
pengetahuan.
Konstruksionisme memajukan gagasan belajar dengan
membangun (misalnya, pengetahuan, artefak
pembelajaran)
Teknologi memainkan peran kunci dalam kelas konstruksionis karena memungkinkan siswa menciptakan 'entitas
publik' dan mengembangkan keterampilan kognitif dan afektif sambil bertindak sebagai agen pembelajaran.
Menurut konstruksionisme, manipulasi objek memfasilitasi hubungan antara pengetahuan lama dan konsep baru.
Untuk mengklarifikasi perbedaan antara
konstruktivisme dan konstruksionisme,
Kafai menjelaskan bahwa, meskipun kedua
teori tersebut melibatkan mekanisme
asimilasi dan akomodasi,
konstruksionisme melampaui proses
kognitif yang pada dasarnya menempatkan
penekanan tinggi pada apropriasi, sebuah
proses interaktif sosial, yang menunjukkan
bahwa "peserta didik membuat
pengetahuan mereka sendiri. memiliki dan
mulai mengidentifikasi dengannya” (Kafai,
2006: 39).
Karena penekanan pada apropriasi adalah salah satu perbedaan utama
antara konstruktivisme dan konstruksionisme, hal ini akan dibahas lebih
lanjut setelah penjelasan singkat tentang mekanisme asimilasi dan
akomodasi.
Akomodasi mengacu pada prinsip kedua pembelajaran yang
dikemukakan oleh Donovan dan Bransford (2005) hubungan
antara pengetahuan faktual dan kerangka konseptual untuk
mendukung pemahaman.
Asimilasi sesuai dengan prinsip pertama pembelajaran yang
melibatkan penggambaran pengetahuan sebelumnya
(misalnya, skema kognitif yang sudah ada) untuk
memahami informasi baru.
Apropriasi adalah aspek inheren pembelajaran yang sangat ditekankan di kelas konstruksionis. Karena apropriasi
mengimplikasikan kepemilikan pengetahuan, hal itu mengharuskan pembelajar mengembangkan strategi
pemantauan diri dan metakognitif yang kuat, yang diidentifikasi oleh Donovan dan Bransford (2005) sebagai
prinsip pembelajaran ketiga.
Konstruktivisme “menempatkan keunggulan pada pengembangan struktur pengetahuan individu dan terisolasi”
(Kafai, 2006: 36), sedangkan konstruksionisme menekankan peran interaksi sosial dalam mempengaruhi
pembelajaran.
Perbedaan utama yang tampak antara konstruksionisme dan konstruktivisme, adalah penekanan yang ditempatkan oleh
konstruksionisme pada produksi artefak yang dapat dibagikan dan direfleksikan kepada orang lain selain bermakna
secara pribadi.
Konektivisme
Downes (2007) mengidentifikasi proposisi inti yang dibagi
antara konstruktivisme sosial dan konektivisme sebagai
pengetahuan 'tidak diperoleh, seolah-olah itu adalah benda.
Connectivism adalah kerangka teoritis untuk memahami
pembelajaran melalui proses menghubungkan dan
memasukkan informasi ke dalam komunitas belajar (Kop &
Hill, 2008).
Seperti kerangka kerja apa pun yang muncul,
konektivisme memiliki titik lemah yang dikritik oleh
lawan.
Kerr (2007) menyatakan bahwa ide dasar konektivisme telah diajukan oleh Clark (1997) dalam teorinya tentang kognisi
aktif yang diwujudkan yang dibangun di atas konstruksionisme Papert. Verhagen (2006) tidak dapat menyaring prinsip-
prinsip baru dari konektivitas yang belum ada dalam teori pembelajaran lain yang ada. Kritikus juga berpendapat bahwa
perhatian luas baru-baru ini terhadap karya konektivitas terutama disebabkan oleh visibilitas jaringan yang tinggi di era
digital.
2.4 Konstruktivisme
Sosial dalam Tindakan
Implementasi pendekatan konstruktivis sosial di kelas
membutuhkan pengetahuan tentang metode dan teknik
pengajaran khusus. Salah satu metode yang diterima secara luas
adalah pembelajaran kooperatif.
Kooperatif berarti bekerja sama dan
pembelajaran berarti belajar. pembelajaran
kooperatif adalah belajar melalui kegiatan
bersama. Kooperatif sangatlah sesuai
dengan haikikat manusia sebagai makhluk
sosial yang berinteraksi serta saling
membantu antar manusia lain kearah yang
baik dan bersama. Kooperatif dapat
meningkatkan belajar peserta didik untuk
lebih baik dan meningkatkan sikap
kerjasama, tolong menolong dalam
perilaku sosial.
Untuk memastikan bahwa pembelajaran dalam kelompok kecil kooperatif, harus
memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut:
• Mayoritas kegiatan kelas dan ekstrakurikuler harus dilakukan dalam kelompok kecil
(3-5 orang di setiap kelas).
• Setiap kelompok kecil harus memiliki semangat kolektif — semangat tim;
• Setiap anggota tim harus bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, untuk orang lain
dan untuk anggota tim secara keseluruhan;
• Sebaiknya keanggotaan siswa dalam tim stabil dan permanen di dalam kelas dan lintas
kelas yang berbeda; dan, yang tak kalah pentingnya, kerja kolektif siswa harus
dianggap sebagai prestasi siswa dalam penilaian kemajuan (Davidson, 1990; Johnson
& Johnson, 1999).
Apa Ukuran Kelompok Kecil Yang Optimal Dalam Pembelajaran Kooperatif
BAGAIMANA MENERAPKAN TEKNIK
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TERTENTU DI DALAM KELAS
Pembentukan Kelompok Kecil
01
Teknik Pembelajaran Kooperatif
02
Metode Pembelajaran Kooperatif;
03
Penilaian Pencapaian Kelompok.
04
Pembentukan Kelompok Kecil;
Posisi awal dasar dalam perencanaan pembelajaran
kooperatif terkait dengan komposisi, ukuran, struktur dan
“masa hidup” kelompok kecil. Pertama, prinsip
heterogenitas (keanekaragaman) dalam pembentukan
kelompok kecil harus diperhatikan. Studi menunjukkan
bahwa homogen (seragam dalam hal pembelajaran)
kelompok tidak efektif: kelompok yang kuat menjadi lebih
kuat dan yang lemah - bahkan lebih lemah. Di sisi lain,
penelitian menunjukkan bahwa komposisi kelompok kecil
yang heterogen secara signifikan meningkatkan
pembelajaran dan prestasi siswa yang lemah dan sedang
dan, pada saat yang sama, merangsang kemajuan
akademik siswa tingkat lanjut. Selain itu, kelompok kecil
harus dibentuk dengan menggunakan kriteria berikut:
keragaman minat pendidikan, karakteristik sosial dan
psikologis, dan kesesuaian psikologis anggota kelompok;
keragaman gaya belajar dan preferensi, dll.
• Masalah kedua terkait dengan menentukan ukuran optimal dari kelompok
kecil. Beberapa pendidik merasa bahwa ukuran kelompok kecil yang paling
tepat adalah tiga siswa per kelompok. Yang lain menyarankan lima siswa
dalam satu kelompok. Pilihannya — dua siswa per kelompok tidak dianggap
sebagai tim belajar. Pengamatan menunjukkan bahwa ukuran optimal dari
kelompok kecil — empat siswa per kelompok. Ukuran kelompok kecil ini juga
dilaporkan memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas tertinggi, dan paling
sesuai untuk komunikasi intra-kelompok (Reynolds, 1995). Ada juga beberapa
keuntungan lain untuk komposisi khusus ini: dapat dengan mudah diatur ulang
menjadi dua subkelompok dari dua siswa (akan lebih mudah untuk bekerja
berpasangan). Ini juga merupakan kombinasi paling ideal untuk heterogenitas
dalam hal prestasi akademik (satu siswa kuat, dua sedang dan satu siswa lemah
per kelompok) dan dalam hal jenis kelamin (dua laki-laki dan dua perempuan).
• Perlu diperhatikan bahwa pembentukan kelompok kecil adalah proses yang
agak rumit jika tidak mempertimbangkan dengan cermat faktor dinamika
kelompok. Jika dinamika kelompok tidak diperhatikan, suatu kelompok dapat
bekerja secara produktif untuk sementara dan kemudian dengan cepat bubar.
Di sisi lain, kelompok yang dibentuk dengan hati-hati akan beroperasi secara
konsisten dan efektif dalam jangka waktu yang lama.
Selama presentasi kelompok, guru memilih salah satu kelompok untuk membagikan hasilnya. Seorang
pembicara mempresentasikan temuan atas nama kelompok. Untuk setiap sesi kelompok menunjuk
pembicaranya. Setiap anggota kelompok harus mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara. Pada saat
yang sama, kelompok mungkin memutuskan untuk mempresentasikan sebagai kelompok utuh di mana salah satu
anggota kelompok mendemonstrasikan grafik, anggota lain mengomentari temuan untuk tugas pertama, anggota
berikutnya melaporkan hasil tugas kedua, dll.
kelompok pertama mempresentasikan, anggota tim lain mendengarkan presentasi, mengajukan pertanyaan,
menawarkan temuan dan kesimpulan mereka jika mereka tidak setuju dengan hasil yang disajikan, dan
menyatakan dukungan jika mereka memiliki hasil yang sama. Selain itu, anggota tim lain dan guru memiliki hak
untuk menjawab pertanyaan atau komentar kepada anggota tim presentasi. Oleh karena itu, sangat penting bahwa
setiap anggota tim dapat menjelaskan tugas apa pun dan menjawab pertanyaan yang diajukan atas nama seluruh
tim. Selama pembelajaran kooperatif, guru dan anggota tim perlu memelihara suasana akrab dalam proses
diskusi yang mengandung unsur kritik membangun. Guru bertindak sebagai pembahas mengikuti aturan dan
memoderasi sesi tanya jawab tanpa memaksakan sudut pandangnya. Di akhir diskusi, guru merangkum secara
singkat hasil yang diperoleh kelompok, mencatat temuan utama pada setiap tugas, menganalisis kesalahan yang
khas, dan menutup diskusi.
Teknik Pembelajaran Kooperatif
Pada tahap pembelajaran materi baru tujuan utama kerja kelompok adalah memberikan bukti formal atas temuan
empiris kelompok yang diperoleh pada tahap eksplorasi. Urutan kerja kelompok pada tahap ini mirip dengan tahap
eksplorasi pembelajaran kooperatif. Tahap ketiga pembelajaran adalah penerapan materi yang baru dipelajari: pada
tahap ini kelompok dapat bekerja secara kolaboratif pada masalah yang ditugaskan. Juga, guru dapat memberikan
tes untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan siswa secara individu. Selain itu, proyek tambahan dapat
ditugaskan sebagai pekerjaan rumah kolektif atau individu. Dengan demikian, guru menggabungkan tugas
kelompok dan individu selama pembelajaran kooperatif. Jika proyek pekerjaan rumah ditugaskan sebagai kerja
kelompok, tim menentukan ruang lingkup dan urutan pekerjaan serta pembagian tugas antara anggota tim. Setelah
mengerjakan setiap bagian dari pekerjaan rumah yang dibagikan secara individual, kelompok bertemu untuk
mendiskusikan solusi, dimana setiap anggota tim memiliki kesempatan untuk memahami solusi yang diberikan
oleh anggota lainnya melalui mengajukan pertanyaan, mendiskusikan hasil, dan mengoreksi solusi jika diperlukan.
Persyaratan penting untuk pekerjaan rumah kelompok adalah bahwa setiap anggota kelompok harus tahu
bagaimana menyelesaikan setiap masalah dalam proyek pekerjaan rumah yang ditugaskan dan dapat
mempresentasikan dan membenarkan solusi atas nama kelompok. Kinerja setiap anggota kelompok akan
mempengaruhi nilai akhir kelompok untuk proyek pekerjaan rumah. Dalam proses penilaian pekerjaan rumah
kelompok, guru memiliki hak untuk secara selektif mengundang anggota tim individu untuk pertanyaan dan
komentar tentang solusi untuk tugas tertentu mendorong setiap anggota untuk bertanggung jawab atas hasil seluruh
kelompok, yang memotivasi siswa untuk bekerja keras pada proyek pekerjaan rumah kelompok.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Ada beragam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif
(Webb,1992). Mari kita perhatikan beberapa metode pembelajaran
kooperatif.
Metode Jigsaw
dilaksanakan melalui urutan langkah-langkah berikut: siswa dibagi menjadi
empat tim dan materi pelajaran dibagi menjadi empat bagian. Setiap siswa
ditugaskan untuk mempelajari salah satu bagian. Kemudian, anggota tim
yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama dipertemukan
selama 10-15 menit untuk membahas materi baru tersebut. Setelah diskusi,
siswa kembali ke tim mereka dan setiap siswa tim secara bergiliran
menjelaskan isi bagian yang ditugaskan kepada anggota tim lainnya.
Pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi baru dinilai dengan tes
individual atau kuis. Pemenangnya adalah tim yang memperoleh skor tim
kumulatif tertinggi pada tes. Fitur utama dari metode ini adalah saling
ketergantungan anggota tim dalam pembelajaran: keberhasilan tim
bergantung pada kerja individu setiap anggota tim dan pada kontribusi
individu setiap anggota terhadap pembelajaran dan kinerja kolektif.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Tim berprestasi
Metode ini diimplementasikan sebagai berikut: kuliah — kerja kelompok
dengan teks — belajar mandiri individu. Di awal setiap pembelajaran, guru
memberikan ceramah singkat untuk memberikan gambaran materi baru
dengan penekanan pada poin-poin utama, yang nantinya akan digunakan
untuk memecahkan masalah yang ditugaskan pada masing-masing
kelompok. Kuliah harus cukup luas dalam konten dan aplikasi praktis.
Selanjutnya, siswa bekerja dalam tim pada catatan kuliah dan saling
membantu untuk memahami isinya. Selama bekerja dalam kelompok,
mahasiswa terlibat dalam diskusi untuk mengklarifikasi poin-poin utama
dari perkuliahan. Siswa diperbolehkan bertanya kepada guru hanya jika
tidak ada anggota tim yang dapat menjawab pertanyaan. Setelah kerja
kelompok selesai, siswa mengerjakan tugas individu. Pada tahap ini, setiap
anggota tim bekerja sendiri tanpa interaksi dengan anggota tim lainnya.
Fokus utama dari metode ini adalah pada pencapaian individu siswa yang
akan dijumlahkan dengan skor tim. Pentingnya setiap upaya siswa
ditingkatkan melalui pengaturan berikut: nilai siswa individu
diperhitungkan jika berada di atas nilai rata-rata siswa untuk pekerjaannya
sebelumnya. Tim yang mendapat skor tertinggi adalah pemenangnya
Metode Pembelajaran Kooperatif
Lomba tim
Ciri utama dari metode ini adalah siswa dengan tingkat prestasi akademik
yang sama bersaing dalam kompetisi tim. Biasanya, kontes tim semacam ini
dilakukan seminggu sekali setelah topik utama dipelajari. Siswa dari semua
tim dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pencapaian
pendidikan: siswa yang kuat membentuk kelompok pertama, siswa tingkat
menengah — kelompok kedua, dan siswa berprestasi rendah — kelompok
ketiga. Kemudian setiap kelompok menerima sekitar tiga puluh kartu yang
diletakkan di atas meja dalam urutan acak (pertanyaan ke bawah). Setiap
siswa dari kelompok pertama memilih sebuah kartu dan menjawab
pertanyaan yang tertulis di atasnya. Lomba dapat dilakukan dalam bentuk
lisan maupun tulisan. Siswa lain dalam kelompok yang sama mengevaluasi
jawabannya, misalnya menggunakan skala alternatif: benar (1 poin) dan
salah (0 poin). Jika terjadi perselisihan, siswa dapat meminta guru untuk
menjadi wasit. Rata-rata, setiap siswa menjawab tiga pertanyaan. Jadi,
untuk lomba ini guru perlu menyiapkan sekitar 90 kartu dengan tugas untuk
tiga tingkat kesulitan. Setelah kontes dalam kelompok, siswa kembali ke tim
mereka dan menjumlahkan skor tim yang diperoleh. Tim dengan skor
tertinggi adalah pemenangnya.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran individu berbasis tim
Inti dari metode ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada
kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari kurikulum dengan langkah
mereka sendiri. Siswa bekerja dalam kelompok kecil pada tugas yang
diberikan secara individual berdasarkan materi yang dipelajari sebelumnya
dan dapat mengakses satu sama lain untuk saran, bantuan, dan bantuan. Para
siswa juga diperbolehkan untuk bekerja dengan satu sama lain dalam sebuah
tim untuk mengatasi kesalahpahaman dan memperbaiki kesalahan. Guru
mengawasi kerja kelompok dan menjelaskan materi baru kepada kelompok
yang pertama kali menyelesaikan pekerjaan pada tugas individu. Tugas
individu dievaluasi oleh siswa dari kelompok yang berbeda yang ditunjuk
sebagai asisten pengajar. Asisten pengajar diberikan lembar jawaban yang
membantu mereka menilai kinerja siswa secara tepat waktu. Pada saat yang
sama, guru memiliki kesempatan untuk menjelaskan materi baru kepada
setiap kelompok kecil. Skor individu ditambahkan untuk menyusun skor tim
di akhir setiap unit (minggu). Jelas bahwa penerapan metode ini
membutuhkan desain tugas dan tes individu yang cermat untuk setiap unit di
sisi guru. Selain itu, guru harus terampil mengalokasikan waktu belajar
untuk mengerjakan materi baru dengan masing-masing kelompok secara
terpisah.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif tim
Membutuhkan saling pengertian dan dukungan terus menerus dari anggota
tim melalui peer-tutoring dan peer-assessment. Metode ini dapat digunakan
dalam berbagai bentuk kelompok belajar: formal (dibentuk menurut kriteria
tertentu untuk tugas belajar tertentu), informal (dibentuk atas dasar simpati
atau persahabatan), dan dasar (dibentuk untuk tujuan pendidikan jangka
panjang).
Metode Pembelajaran Kooperatif
Proyek tim
Fitur utama dari metode ini adalah materi kursus dibagi di antara tim,
sehingga pada akhir semester siswa mempelajari seluruh kursus. Setiap tim
diberi topik khusus. Tim bekerja untuk menyiapkan laporan kelompok
tentang suatu topik dan mempresentasikannya di depan kelas. Dalam setiap
tim, topik dibagi menjadi beberapa unit. Setiap siswa diberi satu unit untuk
dikerjakan secara mandiri. Siswa menyiapkan laporan bagiannya,
menyerahkannya ke kelompok, dan kemudian, tim menyusun laporan
kelompok berdasarkan unit individu yang diserahkan oleh anggota tim.
Setiap tim menerima nilai kelompok untuk proyek tersebut.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode kandang-kendang
Metode ini sangat mirip dengan metode proyek tim dengan satu-satunya
perbedaan, selain menyampaikan sebagian laporan kepada tim, setiap
anggota membuat presentasi mini. Setelah laporan akhir tim disusun,
pembicara kelompok membuat presentasi untuk anggota tim dan kemudian
— untuk seluruh kelas. Selain upaya kelompok, setiap siswa mengikuti tes.
Nilai akhir siswa terdiri dari nilai kelompok pada proyek dan nilai individu
pada tes.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Bereksperimen dalam pembelajaran kooperatif
Tujuan utama metode ini adalah mengubah kelompok kecil yang disusun
secara acak menjadi tim belajar kooperatif. Artinya, jika suatu kelas
misalnya terdiri dari 32 siswa, setiap siswa mendapat nomor acak dari 1
sampai 8. Jadi, kelompok pertama dibentuk oleh empat siswa, yang secara
acak ditugaskan sebagai “pertama”, kelompok kedua. — oleh siswa secara
acak ditugaskan sebagai "kedua", dan seterusnya. Jumlah seluruh kelompok
adalah delapan. Tujuan utama dari metode ini adalah, terlepas dari
pembentukan kelompok secara acak, untuk mempromosikan lingkungan
belajar yang ramah dan produktif di setiap kelompok. Dengan kata lain,
sebuah kelompok kecil akan menjadi tim pembelajaran kooperatif pada
akhir semester. Untuk mencapai tujuan ini, kelompok kecil didorong untuk
memulai dengan mengidentifikasi kepentingan bersama di antara anggota
kelompok, membangun semangat tim, dll. Metode ini sangat dianjurkan
bagi guru pemula untuk mempelajari keterampilan membangun tim dalam
pembelajaran kooperatif.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran tim berbasis inkuiri
Metode ini bertujuan untuk membangun tim mahasiswa untuk penelitian,
memecahkan masalah praktis dan/atau untuk mengimplementasikan proyek
terapan pada tingkat kompleksitas dan tantangan yang tinggi. Metode ini
membutuhkan tingkat kemandirian tertentu untuk setiap kelompok. Oleh
karena itu, kelompok dapat dibentuk dengan menggunakan kriteria yang
sewenang-wenang (sering informal). Tujuan utama yang ditetapkan untuk
setiap kelompok adalah melakukan penelitian mini yang membutuhkan
pendekatan kreatif untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data empiris, melakukan analisis statistik, menulis laporan
penelitian, dan terakhir, mempertahankan penelitian. hasil sebelum dewan
penasehat khusus yang terdiri dari guru dari berbagai disiplin ilmu, orang
tua, dan siswa.
Metode Pembelajaran Kooperatif
Seluruh Metode yang disebutkan sebelumnya tidak menghabiskan seluruh
teknik pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan metode ini menggambarkan
berbagai aplikasi praktis dari pendekatan konstruktivis sosial di dalam kelas.
Metode dapat dikombinasikan dan digunakan bersamaan dengan metode
pengajaran konvensional. Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif
merupakan sistem terbuka dan dinamis yang terus ditingkatkan oleh inisiatif
dan kreativitas guru. Metode dan teknik pembelajaran kooperatif yang
dibahas di atas dapat dengan mudah dimodifikasi untuk digunakan dalam
pengajaran online.
PENILAIAN PENCAPAIAN KELOMPOK.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif memerlukan pelatihan khusus guru, khususnya
untuk mempersiapkan guru mengatasi tantangan yang dapat muncul di kelas nyata.
Dalam menyusun pembelajaran kooperatif guru juga harus siap mengatasi beberapa
kejanggalan dan kendala yang berkaitan dengan pemberian tugas dan
penyelesaiannya. Mungkin terjadi bahwa anggota individu, yang tidak mendukung
kerja kelompok, tertinggal dalam menyelesaikan proyek pekerjaan rumah, dll. Orang
dapat mengharapkan kesulitan terkait dinamika kelompok ketika siswa berprestasi
mendominasi diskusi kelompok, menolak untuk memberikan bantuan kepada
anggota kelompok lainnya . Yang disebut masalah atau kesulitan pertumbuhan
terkait dengan dinamika kelompok, pembentukan dan pengembangan kelompok
sebagai sebuah tim. Dalam setiap kasus, seorang guru perlu dengan sabar
menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif, mengadakan pertemuan
informal dengan kelompok yang menghadapi masalah, menekankan kualitas positif
kelompok dan anggota individu, dan mendukung kecocokan psikologis di antara
anggota kelompok. Penting juga untuk menekankan kemampuan bekerja dalam tim.
2.5 BUDAYA PEMBELAJARAN DAN
KECERDASAN GANDA
2.5 BUDAYA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN GANDA
S
W
O
T
STRENGTHS
THREATS
WEAKNESS
OPPORTUNITIES
SW
OT
Psikolog Harvard Howard Gardner menantang teori IQ. Dia
mengusulkan Teori Kecerdasan Ganda (TMI), yang secara diametris
berlawanan dengan teori IQ. Gagasan konseptual kunci dari teori
Gardner adalah:
• Kecerdasan tidak dapat diukur di laboratorium dengan tes apa pun
(termasuk tes IQ);
• Seseorang tidak dapat membenarkan perbedaan ras, etnis, dan
agama berdasarkan hasil tes kecerdasan apa pun;
• Kecerdasan manusia berlipat ganda.
Saat ini, Teori Kecerdasan Berganda sangat dihormati di kalangan ilmuwan dan
praktisi sebagai pendekatan untuk mengenali dan mendukung keragaman dalam
pembelajaran dan pengembangan manusia.
Teori Gardner didasarkan pada studi psikologis dan neurofisiologis mendasar
yang dilakukan oleh para pendahulunya. Pada tahun 1981, Roger Sperry
memenangkan Hadiah Nobel untuk karyanya tentang mekanisme
neurofisiologis spesialisasi belahan kiri dan kanan otak manusia dalam
memproses informasi. Sperry menemukan bahwa belahan kiri memproses
informasi secara linier, konsisten, dan sebagian, sedangkan belahan kanan
memproses informasi secara bersamaan, paralel, dan holistik. Paul MacLean,
Kepala Laboratorium Evolusi Otak di National Institute of Brain (Washington,
DC), menemukan bahwa otak manusia terdiri dari tiga lapisan yang dilaminasi
satu sama lain saat seseorang tumbuh dan beralih ke tingkat pemikiran yang
lebih tinggi. perkembangan mental. Karl Pribram dari Universitas Stanford
mengusulkan teori baru tentang otak manusia yang berfungsi sebagai hologram:
informasi telah dimasukkan ke dalam otak manusia, sehingga setiap bagian
informasi juga termasuk dalam struktur integralnya. Itulah sebabnya dengan
mengingat satu episode, seseorang dapat mereproduksi seluruh gambaran
peristiwa masa lalu.
Sebaliknya, para pendukung teori IQ percaya bahwa kecerdasan seseorang telah
ditentukan sebelumnya, tetap, dan statis. Artinya, kecerdasan adalah sesuatu yang
diberikan kepada manusia sejak lahir dan tidak berubah sepanjang hidup manusia.
Namun, studi neuropsikologi menunjukkan sebaliknya: bahwa kecerdasan dapat
diubah dan dikembangkan sepanjang hidup. Selain itu, Gardner berpendapat bahwa
kecerdasan manusia dapat ditingkatkan dan dikembangkan ke berbagai arah (Gardner,
1993).
Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah yang tidak standar,
menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan produk dan layanan yang memiliki nilai sosial dan budaya yang
tinggi. Awalnya, jenis-jenis kecerdasan sebagai berikut :
kecerdasan
kinestetik-jasmani
kecerdasan musikal
kecerdasan intrapersonal
kecerdasan linguistik
kecerdasan logis-
matematis
kecerdasan spasial
kecerdasan interpersonal
Ada empat konsep kunci TMI.
Pertama, setiap orang memiliki bakat alami untuk
jenis aktivitas intelektual tertentu. Wajar jika orang
yang berbeda memiliki kemampuan berbeda yang
dikembangkan ke tingkat penguasaan yang
berbeda-beda: beberapa memiliki kemampuan
intelektual universal dan yang lain menunjukkan
kecerdasan mereka di bidang tertentu. Misalnya,
penulis terkenal Jerman J. W. von Goethe adalah
seorang negarawan, ilmuwan, dan filsuf. Di sisi
lain, banyak contoh orang brilian yang memiliki
kemampuan intelektual luar biasa dalam satu
bidang, misalnya Carl Gauss — dalam matematika,
Bobby Fischer — dalam catur, dll. tengah-tengah
di antara kasus ekstrim kecerdasan manusia di atas.
01
Kedua, mayoritas orang mampu
mengembangkan jenis kecerdasan apa pun
ke tingkat kompetensi yang memadai.
Dengan kata lain, kami tidak dapat
menyatakan bahwa orang ini atau itu tidak
memiliki bakat dalam matematika, musik,
sastra, atau seni; mereka hanya belum
mengembangkannya dengan benar. Dengan
cara yang sama, setiap siswa memiliki
potensi untuk mempelajari mata pelajaran
sekolah apa pun, seperti matematika, jika
kondisi yang diperlukan telah dibuat.
02
Ada empat konsep kunci TMI.
Ketiga, jenis-jenis kecerdasan yang
berbeda dapat berinteraksi secara erat
dan mempengaruhi perkembangan satu
sama lain. Ada kasus ketika keterlibatan
siswa dalam musik berkontribusi pada
pengembangan kemampuan
matematikanya. Itulah mengapa penting
untuk melibatkan siswa dalam berbagai
kegiatan belajar melalui permainan,
drama, musik, dan olahraga.
03
Keempat, ada berbagai cara untuk
mengembangkan kecerdasan yang
berbeda. Jadi, untuk menjadi
pendongeng yang baik, tidak perlu
tahu cara membaca dan menulis.
Namun, ini tidak berarti bahwa kita
tidak boleh belajar membaca dan
menulis untuk menjadi fasih.
Contoh ini hanya menggarisbawahi
fakta bahwa kemampuan intelektual
dapat dikembangkan dengan
berbagai cara.
04
Di antara kelebihan lainnya, poin kuat utama TMI adalah sebagai berikut:
• pemahaman dan definisi baru tentang kecerdasan;
• kesempatan yang luas untuk mengembangkan keterampilan siswa dengan berbagai jenis kecerdasan;
• mengenali berbagai bentuk kecerdasan manusia dalam berbagai bidang:
• sastra, sains, seni, musik, olahraga, politik, agama, dll.;
• sifat teori yang demokratis: setiap jenis kecerdasan memiliki hak untuk didukung dan dikembangkan;
• peluang unik untuk memperkaya proses pembelajaran melalui berbagai jenis kegiatan intelektual.
Kerugian dari teori ini terutama terkait dengan kaburnya batas-batas interpretasi dan penerapannya. Misalnya,
perbedaan antara pengertian "bakat" dan "kecerdasan" tidak didefinisikan dengan jelas. Apa batasan TMI dalam hal
menggabungkan jenis kecerdasan baru? Misalnya, dapatkah keterampilan kuliner yang luar biasa dianggap sebagai
perwujudan kecerdasan? Keterbatasan TMI belum dijelaskan secara eksplisit. Secara umum, Teori Kecerdasan Ganda
yang dikembangkan oleh Howard Gardner tidak diragukan lagi merupakan kontribusi inovatif terhadap ilmu
pembelajaran yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pembelajaran siswa di era digital.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Kelompok 2 (Learning Science in Digital Age).pptx

Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAnisaNabilaNurSetya
 
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiGhifari Chaula
 
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...atikaluthfiyaaf
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikPujiati Puu
 
Prinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranPrinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranmuhammad
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismeamoyrenyrosida
 
Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel Nur Ismirawati
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismesahronzulkepli
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualPratiwiKartikaSari
 

Similar to Kelompok 2 (Learning Science in Digital Age).pptx (20)

Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdfAniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
Aniza Nabila_Teori Konstruktivisme dalam Kurikulum Merdeka Belajar.pdf
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astuti
 
Sbd3
Sbd3Sbd3
Sbd3
 
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...
Teori Belajar Konstruktivisme Tugas Kelompok PPT | Tadris Matematika IAIN Pon...
 
Makalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistikMakalah teori konstruktivistik
Makalah teori konstruktivistik
 
Sbd1
Sbd1Sbd1
Sbd1
 
Prinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaranPrinsip teknoogi pengajaran
Prinsip teknoogi pengajaran
 
Teori konstruktive
Teori konstruktiveTeori konstruktive
Teori konstruktive
 
Ctl
Ctl Ctl
Ctl
 
Pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivismePendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme
 
Jigsaw 2 2
Jigsaw 2 2Jigsaw 2 2
Jigsaw 2 2
 
Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel Analisis kritis artikel
Analisis kritis artikel
 
Konstruktivisme
KonstruktivismeKonstruktivisme
Konstruktivisme
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Teori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivismeTeori pembelajaran konstruktivisme
Teori pembelajaran konstruktivisme
 
Strategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran KontextualStrategi Pembelajaran Kontextual
Strategi Pembelajaran Kontextual
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 

Recently uploaded (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 

Kelompok 2 (Learning Science in Digital Age).pptx

  • 1. Belajar Ilmu Pengetahuan Di Era Digital KELOMPOK 2 : 1. Fauziah Annisa Rahma 2. Rizki Dera Amanda 3. Muhammad Aiman Jamil
  • 2. Table of contents 01 Prinsip Panduan Pembelajaran 03 Konstruksionisme 02 Konstruktivisme 04 Konstruktivisme dalam Tindakan 05 Budaya Belajar dan Multiple Intelligence
  • 4. Tiga Prinsip Pembelajaran Membangun pengetahuan peserta didik sebelumnya Menghubungkan pengetahuan faktual dan pemahaman konseptual peserta didik Melibatkan peserta didik dalam kegiatan meta- kognitif dan pemantauan diri Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3
  • 5. Prinsip 1 Membangun pengetahuan peserta didik sebelumnya Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menyampaikan gagasan dan menjelaskannya menggunakan bahasanya sendiri Karena dalam proses belajar peserta didik berpikir tentang pengalamannya, hal ini dapat memgembangkan kemampuan mereka untuk lebih kreatif dan imajinatif, serta memperluas gambaran mereka tentang teori dan konsep pengetahuan. Selanjutnya, peserta didik akan menarik hubungan antara pengetahuan yang sudah ada sebelumnya dengan pengetahuan baru yang diperoleh.
  • 6. Untuk menerapkan prinsip ini, seorang guru perlu mengenali dan mengatasi strategi berikut: ● Mengembangkan jaringan pengetahuan peserta didik ● Mengatasi jalur belajar peserta didik ● Menggunakan beberapa metode pembelajaran Prinsip 2 Menghubungkan pengetahuan faktual dan pemahaman konseptual peserta didik
  • 7. Prinsip metakognisi menyarankan beberapa strategi untuk mendukung kegiatan pemantauan diri peserta didik: 1. Melibatkan peserta didik dalam kesalahan debugging 2. Melibatkan peserta didik dalam dialog eksternal dan internal 3. Mendorong peserta didik untuk mencari dan menawarkan bantuan dalam situasi belajar yang menantang. Prinsip 3 Melibatkan peserta didik dalam kegiatan meta- kognitif dan pemantauan diri
  • 8. Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam proses pembelajaran
  • 9. Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam proses pembelajaran
  • 10. Penerapan prinsip-prinsip yang kompatibel dengan otak dalam proses pembelajaran
  • 12. 2.2 Konstruktivisme Ide-ide pokok konstruktivisme Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme Kelebihan Kekurangan
  • 13. Ide-ide pokok konstruktivisme Gagasan kunci dari konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan tidak dapat begitu saja ditransmisikan kepada siswa. Dari sudut pandang filosofis, konstruktivisme mencerminkan fakta yang cukup sederhana: masing-masing dari kita membangun pemahamannya sendiri tentang dunia. Jadi, masing-masing dari kita memiliki visi unik tentang dunia, keyakinan, dan sudut pandang. Konstruktivisme adalah teori pedagogis yang mengutamakan sudut pandang peserta didik tidak peduli seberapa istimewanya itu.
  • 14. Lev Vygotsky, menambahkan dimensi sosial yang penting pada konstruktivisme dengan menekankan konstruksi pengetahuan dan pemahaman bersama. Klaim Vygotsky bahwa pembelajar mengembangkan pengetahuan dan pemahaman baru melalui interaksi dengan orang lain memperluas teori ke arah konstruktivisme sosial. Menurut Jean-Jacques Piaget, pendapat siswa adalah posisi awal untuk konstruksi pengetahuan baru dengan mengatasi konflik kognitif antara struktur internal (skema) yang ada dan realitas eksternal yang tidak diketahui.
  • 15. Konstruktivisme lebih menghargai proses daripada hasil. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan ilmiah bukanlah fenomena statis; itu adalah proses, lebih khusus lagi, proses konstruksi dan reorganisasi yang berkelanjutan. Implementasi konstruktivisme di kelas membutuhkan pemikiran ulang praktik pengajaran tradisional. Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme
  • 16. Kerangka model Se (Bybee et al., 2006) menggambarkan siklus pembelajaran konstruktivis sosial, yang membantu siswa membangun pemahaman baru dan menarik ide dari pengalaman sebelumnya melalui lima tahap berikut: terlibat, mengeksplorasi, menjelaskan, memperluas , dan mengevaluasi.
  • 17. Tahap terlibat adalah untuk merekayasa pembelajaran siswa melalui membangun motivasi intrinsik mereka dan melibatkan siswa dalam aktivitas bersama dengan melakukan pra- penilaian atas pengetahuan dan pemahaman mereka sebelumnya. Pada tahap eksplorasi siswa terlibat langsung dalam kegiatan berbasis inkuiri. Tahap menjelaskan adalah untuk merekayasa komunikasi siswa menggunakan presentasi individu dan kelompok dari apa yang telah mereka pelajari melalui proses berpikir reflektif. Tahap evaluasi adalah untuk merekayasa proses diagnostik yang sedang berjalan yang memungkinkan baik guru maupun siswa untuk menilai apakah tingkat pemahaman yang diinginkan telah dicapai melalui implementasi yang dirancang dengan baik. rubrik, observasi, wawancara, peer- assessment, portofolio, dan produk/artefak pembelajaran berbasis inkuiri. Tahap perluasan memungkinkan siswa memperluas konsep, membuat koneksi, dan menggeneralisasi konsep.
  • 18. Seorang guru konstruktivis memastikan lingkungan kelas yang menguntungkan untuk konstruksi bersama pengetahuan dan pemahaman baru siswa dan mendorong inisiatif dan kolaborasi siswa. Dalam perencanaan pelajaran, seorang guru konstruktivis lebih memilih untuk mempertimbangkan masalah kehidupan nyata termasuk konteks dan data dari situasi praktis dan sumber asli.
  • 19. Konsep, teori, algoritme, dan teorema adalah abstraksi yang diciptakan manusia sebagai hasil penemuan. Teori adalah retrospeksi. Oleh karena itu, konstruktivisme menyarankan untuk berfokus pada eksplorasi terlebih dahulu, memahami konsep utama dan gagasan utama, baru kemudian menghafal algoritma, aturan, dan teorema. Seorang guru konstruktivis memungkinkan siswa untuk mengambil alih pengajaran dari beberapa fragmen pelajaran, mengubah arah wacana kelas, menawarkan ide-ide untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Seorang guru konstruktivis mendorong pengembangan pemikiran kritis siswa dengan mempertimbangkan sudut pandang yang berlawanan, memberikan contoh tandingan, menawarkan kontradiksi untuk mempromosikan wacana kelas yang produktif.
  • 20. Seorang guru konstruktivis memprovokasi rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan menantang dan menggunakan heuristik untuk mendukung pembelajaran siswa.
  • 21. Kekurangan Konstruktivisme memiliki beberapa kekurangan yang jelas. Pada tahap perkembangannya saat ini, konstruktivisme lebih merupakan filosofi pendidikan daripada teknologi pembelajaran, yang menyebabkan beberapa kesulitan dalam implementasi praktis konstruktivisme di kelas. Beberapa penentang menuduh konstruktivisme merusak fondasi pengajaran dan pembelajaran yang terorganisir. Argumen utama lawan adalah ketidakjelasan dan kurangnya tekad dalam mengajar dan belajar (Anderson, Reder, & Simon, 1998). Kekurangan Terlepas dari argumen lawan, konstruktivisme mendapat pendukung di kalangan komunitas pengajar, yang mengambil langkah konkret untuk memperkenalkan teori ke dalam praktik. Ada pergeseran dari teori behaviorisme lama menuju konstruktivisme yang terjadi di berbagai tingkat pendidikan (misalnya, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas).
  • 22. 2.3 Konstruksionisme Konstruksionisme adalah teori pengajaran, pembelajaran, dan desain yang dikemukakan oleh Seymour Papert. Konstruksionisme mendukung pembelajaran partisipatif yang lebih aktif melalui interaksi sosial dan produksi hasil pembelajaran yang nyata. Konstruksionisme berkaitan erat dengan teori konstruktivisme Piaget. Tetapi mereka tidak identik: konstruktivisme mengutamakan pengembangan struktur pengetahuan individu dan terisolasi, sedangkan konstruksionisme berfokus pada sifat pengetahuan yang terhubung dengan dimensi pribadi dan sosialnya (Kafai, 2006: 36). Untuk membahas ide-ide kunci konstruksionisme, pertama-tama mari kita pertimbangkan perbedaan utama antara dua pendekatan yang berlawanan: konstruksionisme inovatif dan instruksionisme tradisional.
  • 23. Instruksionisme dikaitkan dengan pendekatan tradisional untuk mengajar dengan mentransmisikan pengetahuan. Konstruksionisme memajukan gagasan belajar dengan membangun (misalnya, pengetahuan, artefak pembelajaran)
  • 24. Teknologi memainkan peran kunci dalam kelas konstruksionis karena memungkinkan siswa menciptakan 'entitas publik' dan mengembangkan keterampilan kognitif dan afektif sambil bertindak sebagai agen pembelajaran. Menurut konstruksionisme, manipulasi objek memfasilitasi hubungan antara pengetahuan lama dan konsep baru.
  • 25. Untuk mengklarifikasi perbedaan antara konstruktivisme dan konstruksionisme, Kafai menjelaskan bahwa, meskipun kedua teori tersebut melibatkan mekanisme asimilasi dan akomodasi, konstruksionisme melampaui proses kognitif yang pada dasarnya menempatkan penekanan tinggi pada apropriasi, sebuah proses interaktif sosial, yang menunjukkan bahwa "peserta didik membuat pengetahuan mereka sendiri. memiliki dan mulai mengidentifikasi dengannya” (Kafai, 2006: 39). Karena penekanan pada apropriasi adalah salah satu perbedaan utama antara konstruktivisme dan konstruksionisme, hal ini akan dibahas lebih lanjut setelah penjelasan singkat tentang mekanisme asimilasi dan akomodasi.
  • 26. Akomodasi mengacu pada prinsip kedua pembelajaran yang dikemukakan oleh Donovan dan Bransford (2005) hubungan antara pengetahuan faktual dan kerangka konseptual untuk mendukung pemahaman. Asimilasi sesuai dengan prinsip pertama pembelajaran yang melibatkan penggambaran pengetahuan sebelumnya (misalnya, skema kognitif yang sudah ada) untuk memahami informasi baru.
  • 27. Apropriasi adalah aspek inheren pembelajaran yang sangat ditekankan di kelas konstruksionis. Karena apropriasi mengimplikasikan kepemilikan pengetahuan, hal itu mengharuskan pembelajar mengembangkan strategi pemantauan diri dan metakognitif yang kuat, yang diidentifikasi oleh Donovan dan Bransford (2005) sebagai prinsip pembelajaran ketiga.
  • 28. Konstruktivisme “menempatkan keunggulan pada pengembangan struktur pengetahuan individu dan terisolasi” (Kafai, 2006: 36), sedangkan konstruksionisme menekankan peran interaksi sosial dalam mempengaruhi pembelajaran.
  • 29. Perbedaan utama yang tampak antara konstruksionisme dan konstruktivisme, adalah penekanan yang ditempatkan oleh konstruksionisme pada produksi artefak yang dapat dibagikan dan direfleksikan kepada orang lain selain bermakna secara pribadi.
  • 30. Konektivisme Downes (2007) mengidentifikasi proposisi inti yang dibagi antara konstruktivisme sosial dan konektivisme sebagai pengetahuan 'tidak diperoleh, seolah-olah itu adalah benda. Connectivism adalah kerangka teoritis untuk memahami pembelajaran melalui proses menghubungkan dan memasukkan informasi ke dalam komunitas belajar (Kop & Hill, 2008). Seperti kerangka kerja apa pun yang muncul, konektivisme memiliki titik lemah yang dikritik oleh lawan.
  • 31. Kerr (2007) menyatakan bahwa ide dasar konektivisme telah diajukan oleh Clark (1997) dalam teorinya tentang kognisi aktif yang diwujudkan yang dibangun di atas konstruksionisme Papert. Verhagen (2006) tidak dapat menyaring prinsip- prinsip baru dari konektivitas yang belum ada dalam teori pembelajaran lain yang ada. Kritikus juga berpendapat bahwa perhatian luas baru-baru ini terhadap karya konektivitas terutama disebabkan oleh visibilitas jaringan yang tinggi di era digital.
  • 33. Implementasi pendekatan konstruktivis sosial di kelas membutuhkan pengetahuan tentang metode dan teknik pengajaran khusus. Salah satu metode yang diterima secara luas adalah pembelajaran kooperatif. Kooperatif berarti bekerja sama dan pembelajaran berarti belajar. pembelajaran kooperatif adalah belajar melalui kegiatan bersama. Kooperatif sangatlah sesuai dengan haikikat manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi serta saling membantu antar manusia lain kearah yang baik dan bersama. Kooperatif dapat meningkatkan belajar peserta didik untuk lebih baik dan meningkatkan sikap kerjasama, tolong menolong dalam perilaku sosial.
  • 34. Untuk memastikan bahwa pembelajaran dalam kelompok kecil kooperatif, harus memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut: • Mayoritas kegiatan kelas dan ekstrakurikuler harus dilakukan dalam kelompok kecil (3-5 orang di setiap kelas). • Setiap kelompok kecil harus memiliki semangat kolektif — semangat tim; • Setiap anggota tim harus bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, untuk orang lain dan untuk anggota tim secara keseluruhan; • Sebaiknya keanggotaan siswa dalam tim stabil dan permanen di dalam kelas dan lintas kelas yang berbeda; dan, yang tak kalah pentingnya, kerja kolektif siswa harus dianggap sebagai prestasi siswa dalam penilaian kemajuan (Davidson, 1990; Johnson & Johnson, 1999). Apa Ukuran Kelompok Kecil Yang Optimal Dalam Pembelajaran Kooperatif
  • 35. BAGAIMANA MENERAPKAN TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERTENTU DI DALAM KELAS Pembentukan Kelompok Kecil 01 Teknik Pembelajaran Kooperatif 02 Metode Pembelajaran Kooperatif; 03 Penilaian Pencapaian Kelompok. 04
  • 36. Pembentukan Kelompok Kecil; Posisi awal dasar dalam perencanaan pembelajaran kooperatif terkait dengan komposisi, ukuran, struktur dan “masa hidup” kelompok kecil. Pertama, prinsip heterogenitas (keanekaragaman) dalam pembentukan kelompok kecil harus diperhatikan. Studi menunjukkan bahwa homogen (seragam dalam hal pembelajaran) kelompok tidak efektif: kelompok yang kuat menjadi lebih kuat dan yang lemah - bahkan lebih lemah. Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa komposisi kelompok kecil yang heterogen secara signifikan meningkatkan pembelajaran dan prestasi siswa yang lemah dan sedang dan, pada saat yang sama, merangsang kemajuan akademik siswa tingkat lanjut. Selain itu, kelompok kecil harus dibentuk dengan menggunakan kriteria berikut: keragaman minat pendidikan, karakteristik sosial dan psikologis, dan kesesuaian psikologis anggota kelompok; keragaman gaya belajar dan preferensi, dll.
  • 37. • Masalah kedua terkait dengan menentukan ukuran optimal dari kelompok kecil. Beberapa pendidik merasa bahwa ukuran kelompok kecil yang paling tepat adalah tiga siswa per kelompok. Yang lain menyarankan lima siswa dalam satu kelompok. Pilihannya — dua siswa per kelompok tidak dianggap sebagai tim belajar. Pengamatan menunjukkan bahwa ukuran optimal dari kelompok kecil — empat siswa per kelompok. Ukuran kelompok kecil ini juga dilaporkan memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas tertinggi, dan paling sesuai untuk komunikasi intra-kelompok (Reynolds, 1995). Ada juga beberapa keuntungan lain untuk komposisi khusus ini: dapat dengan mudah diatur ulang menjadi dua subkelompok dari dua siswa (akan lebih mudah untuk bekerja berpasangan). Ini juga merupakan kombinasi paling ideal untuk heterogenitas dalam hal prestasi akademik (satu siswa kuat, dua sedang dan satu siswa lemah per kelompok) dan dalam hal jenis kelamin (dua laki-laki dan dua perempuan). • Perlu diperhatikan bahwa pembentukan kelompok kecil adalah proses yang agak rumit jika tidak mempertimbangkan dengan cermat faktor dinamika kelompok. Jika dinamika kelompok tidak diperhatikan, suatu kelompok dapat bekerja secara produktif untuk sementara dan kemudian dengan cepat bubar. Di sisi lain, kelompok yang dibentuk dengan hati-hati akan beroperasi secara konsisten dan efektif dalam jangka waktu yang lama.
  • 38. Selama presentasi kelompok, guru memilih salah satu kelompok untuk membagikan hasilnya. Seorang pembicara mempresentasikan temuan atas nama kelompok. Untuk setiap sesi kelompok menunjuk pembicaranya. Setiap anggota kelompok harus mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara. Pada saat yang sama, kelompok mungkin memutuskan untuk mempresentasikan sebagai kelompok utuh di mana salah satu anggota kelompok mendemonstrasikan grafik, anggota lain mengomentari temuan untuk tugas pertama, anggota berikutnya melaporkan hasil tugas kedua, dll. kelompok pertama mempresentasikan, anggota tim lain mendengarkan presentasi, mengajukan pertanyaan, menawarkan temuan dan kesimpulan mereka jika mereka tidak setuju dengan hasil yang disajikan, dan menyatakan dukungan jika mereka memiliki hasil yang sama. Selain itu, anggota tim lain dan guru memiliki hak untuk menjawab pertanyaan atau komentar kepada anggota tim presentasi. Oleh karena itu, sangat penting bahwa setiap anggota tim dapat menjelaskan tugas apa pun dan menjawab pertanyaan yang diajukan atas nama seluruh tim. Selama pembelajaran kooperatif, guru dan anggota tim perlu memelihara suasana akrab dalam proses diskusi yang mengandung unsur kritik membangun. Guru bertindak sebagai pembahas mengikuti aturan dan memoderasi sesi tanya jawab tanpa memaksakan sudut pandangnya. Di akhir diskusi, guru merangkum secara singkat hasil yang diperoleh kelompok, mencatat temuan utama pada setiap tugas, menganalisis kesalahan yang khas, dan menutup diskusi. Teknik Pembelajaran Kooperatif
  • 39. Pada tahap pembelajaran materi baru tujuan utama kerja kelompok adalah memberikan bukti formal atas temuan empiris kelompok yang diperoleh pada tahap eksplorasi. Urutan kerja kelompok pada tahap ini mirip dengan tahap eksplorasi pembelajaran kooperatif. Tahap ketiga pembelajaran adalah penerapan materi yang baru dipelajari: pada tahap ini kelompok dapat bekerja secara kolaboratif pada masalah yang ditugaskan. Juga, guru dapat memberikan tes untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan siswa secara individu. Selain itu, proyek tambahan dapat ditugaskan sebagai pekerjaan rumah kolektif atau individu. Dengan demikian, guru menggabungkan tugas kelompok dan individu selama pembelajaran kooperatif. Jika proyek pekerjaan rumah ditugaskan sebagai kerja kelompok, tim menentukan ruang lingkup dan urutan pekerjaan serta pembagian tugas antara anggota tim. Setelah mengerjakan setiap bagian dari pekerjaan rumah yang dibagikan secara individual, kelompok bertemu untuk mendiskusikan solusi, dimana setiap anggota tim memiliki kesempatan untuk memahami solusi yang diberikan oleh anggota lainnya melalui mengajukan pertanyaan, mendiskusikan hasil, dan mengoreksi solusi jika diperlukan. Persyaratan penting untuk pekerjaan rumah kelompok adalah bahwa setiap anggota kelompok harus tahu bagaimana menyelesaikan setiap masalah dalam proyek pekerjaan rumah yang ditugaskan dan dapat mempresentasikan dan membenarkan solusi atas nama kelompok. Kinerja setiap anggota kelompok akan mempengaruhi nilai akhir kelompok untuk proyek pekerjaan rumah. Dalam proses penilaian pekerjaan rumah kelompok, guru memiliki hak untuk secara selektif mengundang anggota tim individu untuk pertanyaan dan komentar tentang solusi untuk tugas tertentu mendorong setiap anggota untuk bertanggung jawab atas hasil seluruh kelompok, yang memotivasi siswa untuk bekerja keras pada proyek pekerjaan rumah kelompok.
  • 40. Metode Pembelajaran Kooperatif Ada beragam metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif (Webb,1992). Mari kita perhatikan beberapa metode pembelajaran kooperatif. Metode Jigsaw dilaksanakan melalui urutan langkah-langkah berikut: siswa dibagi menjadi empat tim dan materi pelajaran dibagi menjadi empat bagian. Setiap siswa ditugaskan untuk mempelajari salah satu bagian. Kemudian, anggota tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian yang sama dipertemukan selama 10-15 menit untuk membahas materi baru tersebut. Setelah diskusi, siswa kembali ke tim mereka dan setiap siswa tim secara bergiliran menjelaskan isi bagian yang ditugaskan kepada anggota tim lainnya. Pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi baru dinilai dengan tes individual atau kuis. Pemenangnya adalah tim yang memperoleh skor tim kumulatif tertinggi pada tes. Fitur utama dari metode ini adalah saling ketergantungan anggota tim dalam pembelajaran: keberhasilan tim bergantung pada kerja individu setiap anggota tim dan pada kontribusi individu setiap anggota terhadap pembelajaran dan kinerja kolektif.
  • 41. Metode Pembelajaran Kooperatif Tim berprestasi Metode ini diimplementasikan sebagai berikut: kuliah — kerja kelompok dengan teks — belajar mandiri individu. Di awal setiap pembelajaran, guru memberikan ceramah singkat untuk memberikan gambaran materi baru dengan penekanan pada poin-poin utama, yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ditugaskan pada masing-masing kelompok. Kuliah harus cukup luas dalam konten dan aplikasi praktis. Selanjutnya, siswa bekerja dalam tim pada catatan kuliah dan saling membantu untuk memahami isinya. Selama bekerja dalam kelompok, mahasiswa terlibat dalam diskusi untuk mengklarifikasi poin-poin utama dari perkuliahan. Siswa diperbolehkan bertanya kepada guru hanya jika tidak ada anggota tim yang dapat menjawab pertanyaan. Setelah kerja kelompok selesai, siswa mengerjakan tugas individu. Pada tahap ini, setiap anggota tim bekerja sendiri tanpa interaksi dengan anggota tim lainnya. Fokus utama dari metode ini adalah pada pencapaian individu siswa yang akan dijumlahkan dengan skor tim. Pentingnya setiap upaya siswa ditingkatkan melalui pengaturan berikut: nilai siswa individu diperhitungkan jika berada di atas nilai rata-rata siswa untuk pekerjaannya sebelumnya. Tim yang mendapat skor tertinggi adalah pemenangnya
  • 42. Metode Pembelajaran Kooperatif Lomba tim Ciri utama dari metode ini adalah siswa dengan tingkat prestasi akademik yang sama bersaing dalam kompetisi tim. Biasanya, kontes tim semacam ini dilakukan seminggu sekali setelah topik utama dipelajari. Siswa dari semua tim dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pencapaian pendidikan: siswa yang kuat membentuk kelompok pertama, siswa tingkat menengah — kelompok kedua, dan siswa berprestasi rendah — kelompok ketiga. Kemudian setiap kelompok menerima sekitar tiga puluh kartu yang diletakkan di atas meja dalam urutan acak (pertanyaan ke bawah). Setiap siswa dari kelompok pertama memilih sebuah kartu dan menjawab pertanyaan yang tertulis di atasnya. Lomba dapat dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Siswa lain dalam kelompok yang sama mengevaluasi jawabannya, misalnya menggunakan skala alternatif: benar (1 poin) dan salah (0 poin). Jika terjadi perselisihan, siswa dapat meminta guru untuk menjadi wasit. Rata-rata, setiap siswa menjawab tiga pertanyaan. Jadi, untuk lomba ini guru perlu menyiapkan sekitar 90 kartu dengan tugas untuk tiga tingkat kesulitan. Setelah kontes dalam kelompok, siswa kembali ke tim mereka dan menjumlahkan skor tim yang diperoleh. Tim dengan skor tertinggi adalah pemenangnya.
  • 43. Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran individu berbasis tim Inti dari metode ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari kurikulum dengan langkah mereka sendiri. Siswa bekerja dalam kelompok kecil pada tugas yang diberikan secara individual berdasarkan materi yang dipelajari sebelumnya dan dapat mengakses satu sama lain untuk saran, bantuan, dan bantuan. Para siswa juga diperbolehkan untuk bekerja dengan satu sama lain dalam sebuah tim untuk mengatasi kesalahpahaman dan memperbaiki kesalahan. Guru mengawasi kerja kelompok dan menjelaskan materi baru kepada kelompok yang pertama kali menyelesaikan pekerjaan pada tugas individu. Tugas individu dievaluasi oleh siswa dari kelompok yang berbeda yang ditunjuk sebagai asisten pengajar. Asisten pengajar diberikan lembar jawaban yang membantu mereka menilai kinerja siswa secara tepat waktu. Pada saat yang sama, guru memiliki kesempatan untuk menjelaskan materi baru kepada setiap kelompok kecil. Skor individu ditambahkan untuk menyusun skor tim di akhir setiap unit (minggu). Jelas bahwa penerapan metode ini membutuhkan desain tugas dan tes individu yang cermat untuk setiap unit di sisi guru. Selain itu, guru harus terampil mengalokasikan waktu belajar untuk mengerjakan materi baru dengan masing-masing kelompok secara terpisah.
  • 44. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif tim Membutuhkan saling pengertian dan dukungan terus menerus dari anggota tim melalui peer-tutoring dan peer-assessment. Metode ini dapat digunakan dalam berbagai bentuk kelompok belajar: formal (dibentuk menurut kriteria tertentu untuk tugas belajar tertentu), informal (dibentuk atas dasar simpati atau persahabatan), dan dasar (dibentuk untuk tujuan pendidikan jangka panjang).
  • 45. Metode Pembelajaran Kooperatif Proyek tim Fitur utama dari metode ini adalah materi kursus dibagi di antara tim, sehingga pada akhir semester siswa mempelajari seluruh kursus. Setiap tim diberi topik khusus. Tim bekerja untuk menyiapkan laporan kelompok tentang suatu topik dan mempresentasikannya di depan kelas. Dalam setiap tim, topik dibagi menjadi beberapa unit. Setiap siswa diberi satu unit untuk dikerjakan secara mandiri. Siswa menyiapkan laporan bagiannya, menyerahkannya ke kelompok, dan kemudian, tim menyusun laporan kelompok berdasarkan unit individu yang diserahkan oleh anggota tim. Setiap tim menerima nilai kelompok untuk proyek tersebut.
  • 46. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode kandang-kendang Metode ini sangat mirip dengan metode proyek tim dengan satu-satunya perbedaan, selain menyampaikan sebagian laporan kepada tim, setiap anggota membuat presentasi mini. Setelah laporan akhir tim disusun, pembicara kelompok membuat presentasi untuk anggota tim dan kemudian — untuk seluruh kelas. Selain upaya kelompok, setiap siswa mengikuti tes. Nilai akhir siswa terdiri dari nilai kelompok pada proyek dan nilai individu pada tes.
  • 47. Metode Pembelajaran Kooperatif Bereksperimen dalam pembelajaran kooperatif Tujuan utama metode ini adalah mengubah kelompok kecil yang disusun secara acak menjadi tim belajar kooperatif. Artinya, jika suatu kelas misalnya terdiri dari 32 siswa, setiap siswa mendapat nomor acak dari 1 sampai 8. Jadi, kelompok pertama dibentuk oleh empat siswa, yang secara acak ditugaskan sebagai “pertama”, kelompok kedua. — oleh siswa secara acak ditugaskan sebagai "kedua", dan seterusnya. Jumlah seluruh kelompok adalah delapan. Tujuan utama dari metode ini adalah, terlepas dari pembentukan kelompok secara acak, untuk mempromosikan lingkungan belajar yang ramah dan produktif di setiap kelompok. Dengan kata lain, sebuah kelompok kecil akan menjadi tim pembelajaran kooperatif pada akhir semester. Untuk mencapai tujuan ini, kelompok kecil didorong untuk memulai dengan mengidentifikasi kepentingan bersama di antara anggota kelompok, membangun semangat tim, dll. Metode ini sangat dianjurkan bagi guru pemula untuk mempelajari keterampilan membangun tim dalam pembelajaran kooperatif.
  • 48. Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran tim berbasis inkuiri Metode ini bertujuan untuk membangun tim mahasiswa untuk penelitian, memecahkan masalah praktis dan/atau untuk mengimplementasikan proyek terapan pada tingkat kompleksitas dan tantangan yang tinggi. Metode ini membutuhkan tingkat kemandirian tertentu untuk setiap kelompok. Oleh karena itu, kelompok dapat dibentuk dengan menggunakan kriteria yang sewenang-wenang (sering informal). Tujuan utama yang ditetapkan untuk setiap kelompok adalah melakukan penelitian mini yang membutuhkan pendekatan kreatif untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data empiris, melakukan analisis statistik, menulis laporan penelitian, dan terakhir, mempertahankan penelitian. hasil sebelum dewan penasehat khusus yang terdiri dari guru dari berbagai disiplin ilmu, orang tua, dan siswa.
  • 49. Metode Pembelajaran Kooperatif Seluruh Metode yang disebutkan sebelumnya tidak menghabiskan seluruh teknik pembelajaran kooperatif. Pelaksanaan metode ini menggambarkan berbagai aplikasi praktis dari pendekatan konstruktivis sosial di dalam kelas. Metode dapat dikombinasikan dan digunakan bersamaan dengan metode pengajaran konvensional. Lebih jauh lagi, pembelajaran kooperatif merupakan sistem terbuka dan dinamis yang terus ditingkatkan oleh inisiatif dan kreativitas guru. Metode dan teknik pembelajaran kooperatif yang dibahas di atas dapat dengan mudah dimodifikasi untuk digunakan dalam pengajaran online.
  • 50. PENILAIAN PENCAPAIAN KELOMPOK. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif memerlukan pelatihan khusus guru, khususnya untuk mempersiapkan guru mengatasi tantangan yang dapat muncul di kelas nyata. Dalam menyusun pembelajaran kooperatif guru juga harus siap mengatasi beberapa kejanggalan dan kendala yang berkaitan dengan pemberian tugas dan penyelesaiannya. Mungkin terjadi bahwa anggota individu, yang tidak mendukung kerja kelompok, tertinggal dalam menyelesaikan proyek pekerjaan rumah, dll. Orang dapat mengharapkan kesulitan terkait dinamika kelompok ketika siswa berprestasi mendominasi diskusi kelompok, menolak untuk memberikan bantuan kepada anggota kelompok lainnya . Yang disebut masalah atau kesulitan pertumbuhan terkait dengan dinamika kelompok, pembentukan dan pengembangan kelompok sebagai sebuah tim. Dalam setiap kasus, seorang guru perlu dengan sabar menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif, mengadakan pertemuan informal dengan kelompok yang menghadapi masalah, menekankan kualitas positif kelompok dan anggota individu, dan mendukung kecocokan psikologis di antara anggota kelompok. Penting juga untuk menekankan kemampuan bekerja dalam tim.
  • 51. 2.5 BUDAYA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN GANDA
  • 52. 2.5 BUDAYA PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN GANDA S W O T STRENGTHS THREATS WEAKNESS OPPORTUNITIES SW OT Psikolog Harvard Howard Gardner menantang teori IQ. Dia mengusulkan Teori Kecerdasan Ganda (TMI), yang secara diametris berlawanan dengan teori IQ. Gagasan konseptual kunci dari teori Gardner adalah: • Kecerdasan tidak dapat diukur di laboratorium dengan tes apa pun (termasuk tes IQ); • Seseorang tidak dapat membenarkan perbedaan ras, etnis, dan agama berdasarkan hasil tes kecerdasan apa pun; • Kecerdasan manusia berlipat ganda.
  • 53. Saat ini, Teori Kecerdasan Berganda sangat dihormati di kalangan ilmuwan dan praktisi sebagai pendekatan untuk mengenali dan mendukung keragaman dalam pembelajaran dan pengembangan manusia. Teori Gardner didasarkan pada studi psikologis dan neurofisiologis mendasar yang dilakukan oleh para pendahulunya. Pada tahun 1981, Roger Sperry memenangkan Hadiah Nobel untuk karyanya tentang mekanisme neurofisiologis spesialisasi belahan kiri dan kanan otak manusia dalam memproses informasi. Sperry menemukan bahwa belahan kiri memproses informasi secara linier, konsisten, dan sebagian, sedangkan belahan kanan memproses informasi secara bersamaan, paralel, dan holistik. Paul MacLean, Kepala Laboratorium Evolusi Otak di National Institute of Brain (Washington, DC), menemukan bahwa otak manusia terdiri dari tiga lapisan yang dilaminasi satu sama lain saat seseorang tumbuh dan beralih ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi. perkembangan mental. Karl Pribram dari Universitas Stanford mengusulkan teori baru tentang otak manusia yang berfungsi sebagai hologram: informasi telah dimasukkan ke dalam otak manusia, sehingga setiap bagian informasi juga termasuk dalam struktur integralnya. Itulah sebabnya dengan mengingat satu episode, seseorang dapat mereproduksi seluruh gambaran peristiwa masa lalu.
  • 54. Sebaliknya, para pendukung teori IQ percaya bahwa kecerdasan seseorang telah ditentukan sebelumnya, tetap, dan statis. Artinya, kecerdasan adalah sesuatu yang diberikan kepada manusia sejak lahir dan tidak berubah sepanjang hidup manusia. Namun, studi neuropsikologi menunjukkan sebaliknya: bahwa kecerdasan dapat diubah dan dikembangkan sepanjang hidup. Selain itu, Gardner berpendapat bahwa kecerdasan manusia dapat ditingkatkan dan dikembangkan ke berbagai arah (Gardner, 1993).
  • 55. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah yang tidak standar, menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan produk dan layanan yang memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi. Awalnya, jenis-jenis kecerdasan sebagai berikut : kecerdasan kinestetik-jasmani kecerdasan musikal kecerdasan intrapersonal kecerdasan linguistik kecerdasan logis- matematis kecerdasan spasial kecerdasan interpersonal
  • 56. Ada empat konsep kunci TMI. Pertama, setiap orang memiliki bakat alami untuk jenis aktivitas intelektual tertentu. Wajar jika orang yang berbeda memiliki kemampuan berbeda yang dikembangkan ke tingkat penguasaan yang berbeda-beda: beberapa memiliki kemampuan intelektual universal dan yang lain menunjukkan kecerdasan mereka di bidang tertentu. Misalnya, penulis terkenal Jerman J. W. von Goethe adalah seorang negarawan, ilmuwan, dan filsuf. Di sisi lain, banyak contoh orang brilian yang memiliki kemampuan intelektual luar biasa dalam satu bidang, misalnya Carl Gauss — dalam matematika, Bobby Fischer — dalam catur, dll. tengah-tengah di antara kasus ekstrim kecerdasan manusia di atas. 01 Kedua, mayoritas orang mampu mengembangkan jenis kecerdasan apa pun ke tingkat kompetensi yang memadai. Dengan kata lain, kami tidak dapat menyatakan bahwa orang ini atau itu tidak memiliki bakat dalam matematika, musik, sastra, atau seni; mereka hanya belum mengembangkannya dengan benar. Dengan cara yang sama, setiap siswa memiliki potensi untuk mempelajari mata pelajaran sekolah apa pun, seperti matematika, jika kondisi yang diperlukan telah dibuat. 02
  • 57. Ada empat konsep kunci TMI. Ketiga, jenis-jenis kecerdasan yang berbeda dapat berinteraksi secara erat dan mempengaruhi perkembangan satu sama lain. Ada kasus ketika keterlibatan siswa dalam musik berkontribusi pada pengembangan kemampuan matematikanya. Itulah mengapa penting untuk melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan belajar melalui permainan, drama, musik, dan olahraga. 03 Keempat, ada berbagai cara untuk mengembangkan kecerdasan yang berbeda. Jadi, untuk menjadi pendongeng yang baik, tidak perlu tahu cara membaca dan menulis. Namun, ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh belajar membaca dan menulis untuk menjadi fasih. Contoh ini hanya menggarisbawahi fakta bahwa kemampuan intelektual dapat dikembangkan dengan berbagai cara. 04
  • 58.
  • 59.
  • 60. Di antara kelebihan lainnya, poin kuat utama TMI adalah sebagai berikut: • pemahaman dan definisi baru tentang kecerdasan; • kesempatan yang luas untuk mengembangkan keterampilan siswa dengan berbagai jenis kecerdasan; • mengenali berbagai bentuk kecerdasan manusia dalam berbagai bidang: • sastra, sains, seni, musik, olahraga, politik, agama, dll.; • sifat teori yang demokratis: setiap jenis kecerdasan memiliki hak untuk didukung dan dikembangkan; • peluang unik untuk memperkaya proses pembelajaran melalui berbagai jenis kegiatan intelektual. Kerugian dari teori ini terutama terkait dengan kaburnya batas-batas interpretasi dan penerapannya. Misalnya, perbedaan antara pengertian "bakat" dan "kecerdasan" tidak didefinisikan dengan jelas. Apa batasan TMI dalam hal menggabungkan jenis kecerdasan baru? Misalnya, dapatkah keterampilan kuliner yang luar biasa dianggap sebagai perwujudan kecerdasan? Keterbatasan TMI belum dijelaskan secara eksplisit. Secara umum, Teori Kecerdasan Ganda yang dikembangkan oleh Howard Gardner tidak diragukan lagi merupakan kontribusi inovatif terhadap ilmu pembelajaran yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan pembelajaran siswa di era digital.