SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
Sekolah Alternatif
Qaryah Thayyibah di Salatiga
Tak terbayangkan dalam benak kita ada sekolah tanpa
pagar, tanpa tiang bendera, tanpa bel, tanpa gedung sekolah,
bahkan tanpa 'plang' yang menunjukkan bahwa ada sekolah.
Tetapi itulah yang terjadi di Desa Kalibening, Salatiga, Jawa
Tengah. Sebuah komunitas belajar yang mengusung ide
pendidikan alternatif muncul dan mengagetkan dunia
pendidikan kita yang carut marut ini. Gaungnya tidak hanya
bergema di negeri ini namun sudah terdengar hingga kancah
internasional.
Sudah mengendap dalam benak kita bahwa kalau ingin
menuntut ilmu berarti kita harus sekolah. Dan itu tidak
sepenuhnya salah. Masalahnya, sekolah saat ini tidak hanya
menuntut tekad bulat untuk menuntut ilmu, namun juga
harus diiringi kesediaan merogoh 'kocek' dalam-dalam. Untuk
menyekolahkan anak setingkat SD di sekolah negeri, meski
disebut gratis, tetap ada biaya yang harus dikeluarkan
orangtua saat awal masuk sekolah berkisar antara 100 hingga
500 ribu rupiah, misalnya untuk seragam, buku, dan lain-lain.
Sementara untuk masuk SD swasta, apalagi SD favorit di kota
besar, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan rupiah.
Demikian juga ketika kita ingin menyekolahkan anak
di tingkat SMP dan SMA. Biaya yang dikeluarkan tentu lebih
tinggi. Kira-kira 500 sampai 1 juta rupiah harus disediakan
orangtua pada saat penerimaan siswa baru. Uang sebesar itu
tentu tidak terasa besar bagi mereka yang berpenghasilan rutin
dengan jumlah jutaan rupiah. Namun bagi mereka yang tidak
punya penghasilan tetap tentunya uang sejumlah itu akan
sangat membebani hidup. Bayangkan saja, untuk biaya makan
sehari-hari saja sudah susah apalagi harus menanggung biaya
sekolah yang tidak sedikit.
2
Keresahan mengenai mahalnya biaya pendidikan pun
mendorong Bahruddin, inisiator sekaligus penggerak model
pendidikan alternatif di Salatiga mengajukan ide untuk
membangun Learning Based Community (pendidikan berbasis
komunitas) – tepatnya Community-Based Education -- di desa
Kalibening, kecamatan Tingkir, Salatiga. 'Sekolah' yang pada
awalnya menampung 12 siswa setingkat SMP ini diberi nama
Qaryah Thayyibah (QT) yang berarti Desa milik Allah yang
dilimpahi keberkahan. Kini QT sudah memiliki 150 siswa
setingkat SMP dan SMA.
Belajar Sesuai Kebutuhan
Pendidikan alternatif yang digagas oleh Bahruddin
merupakan konsep yang dia kembangkan sendiri berdasar
pengalaman dan buku-buku yang dibacanya. Prinsip dasarnya
adalah memberi kebebasan pada siswa untuk belajar apa pun
yang mereka sukai. Guru (di QT disebut 'pendamping', bukan
guru, apalagi ustadz atau ustadzah, yang di dalam bahasa
Arabnya dikenal dengan sebutan "mujannib") hanya
memberikan ide atau masukan, apakah nanti akan diterima
anak atau tidak, semua dikembalikan ke siswa.
Konsepnya mirip dengan homeschooling, namun ada
beberapa hal yang membedakannya. Pertama, homeschooling
masih memiliki kurikulum dan mata pelajaran yang harus
dipelajari siswa. Sedang di QT tidak ada acuan mata pelajaran.
Semua siswa bebas menentukan apa yang ingin mereka
pelajari. Kedua, pelaksanaan homeschooling sering dikritik
membatasi interaksi anak dengan orang lain. Sedangkan di
QT, lingkungan sekitar dan masyarakatnya adalah 'sekolah'
bagi siswa QT. Jadi konsep pendidikan alternatif dijamin tidak
akan mengisolasi siswa dari lingkungannya. Justeru
mendorong siswa untuk terlibat aktif di lingkungannya.
Karena berbasis pada lingkungan pulalah, siswa QT
diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan
3
yang dihadapi lingkungan tempat mereka berada. “Ada
seorang warga yang mengeluh pada anaknya kalau sekarang
ini mau makan makanan yang bergizi harganya serba mahal.
Lalu anaknya membawa permasalahan itu ke sekolah, anak-
anak berdiskusi dan muncullah ide untuk membuat
peternakan belut. Lalu anak-anak belajar tentang budidaya
belut lalu sama-sama mereka praktek membudidayakannya,”
cerita Bahruddin, penggagas dan pendidiri lembaga
pendidikan ini.
Sungguh berbeda jauh dengan kebanyakan kita yang
sudah melahap berbagai pelajaran di sekolah namun tidak
mampu memberikan solusi pada permasalahan sekitar.
“Selama ini kita kan diajarkan agar banyak menyerap
pengetahuan tapi akhirnya kita malah jadi konsumtif alias
tidak produktif. Pengetahuan itu seperti vitamin, dibutuhkan
untuk tubuh kita secukupnya saja jangan sampai berlebih,”
tambah ayah 3 anak ini.
Mandiri Dalam Belajar
Pendidikan alternatif yang diusung Bahruddin
sebenarnya mendidik anak agar mandiri dalam belajar. Ini hal
penting yang Justeru sering tidak kita dapatkan di dunia
pendidikan kita. Anak-anak yang pergi ke sekolah setiap pagi,
pulang sore hari, 6 hari selama seminggu, kebanyakan datang
ke sekolah lebih sebagai formalitas bukan dengan niat murni
untuk menuntut ilmu. Sampai di sekolah pun anak
memposisikan diri sebagai 'wadah' yang siap menerima apa
pun yang diberikan oleh guru. Padahal hakekatnya, anak
bukanlah tempat kosong yang tidak berisi apa-apa. Artinya,
anak-anak itu sudah memiliki bekal-bekal yang dapat
mendorong mereka untuk belajar. Misalnya pengalaman,
informasi dari televisi, buku maupun dari tempat lain.
Hal seperti itu tidak terjadi di QT. “Aku kan emang
dari awal suka musik. Aku belajar sendiri dengan baca internet
4
dan download video-video tentang musik. Terus aku mau
belajar gitar, belajarnya dengan cari di internet gimana caranya
main gitar lalu aku coba-coba sendiri sampai bisa. Terus kalau
bikin lagu, aku kan punya temen yang bisa buat lagu ya aku
belajar sama temenku itu dan ini bisa dilakukan sendiri saja
dan kadang kami juga mendatangkan guru juga. Pas mau
rekaman juga gitu. Aku ikut temen atau lihat 'Pak De' (paman-
red) yang memang pemusik, gimana caranya rekaman. Liat di
studio, aku pelajari dan aku bawa ke sini untuk dipelajari
sama-sama dengan teman-teman,” ungkap Ikhwan (19), salah
seorang lulusan QT.
Hal menarik yang bisa kita dapatkan dari QT ini, anak
jadi terbiasa belajar secara mandiri. Bayangkan, jika selama 6
tahun mereka dilatih untuk memilih sendiri apa yang akan
mereka pelajari. Juga merumuskan sendiri (bersama teman
satu forum) materi yang akan dipelajari dan menyiapkan
sendiri segala macam perangkat yang dibutuhkan untuk
belajar, maka bisa dipastikan setelah lulus 'sekolah' dia tidak
akan kesulitan untuk terus belajar meski sudah tidak berada di
lingkungan sekolah.
Sementara fenomena yang sering kita lihat, banyak
anak lulus SMA belum memiliki karya, bahkan banyak yang
menjadi 'masalah' bagi lingkungannya. Padahal dalam Islam
juga ada terminologi bahwa orang yang paling baik adalah
orang yang bermanfaat bagi lingkungannya. Dengan kata lain
orang yang paling baik bisa menyelesaikan permasalahan
lingkungannya.
Dibebaskan Justeru berprestasi
Banyak yang berpikir bahwa untuk berprestasi anak
harus diberikan pengarahan dengan ketat. Diikutkan berbagai
les dengan jadwal yang padat, tidak banyak bermain-main dan
penuh dengan hal serius lainnya. Ternyata hal ini terpatahkan
dengan sistem pendidikan alternatif di QT. Dengan ketiadan
5
jadwal pelajaran, tanpa guru, gedung sekolah, laboratorium
justeru mendorong para siswa untuk kreatif.
“Maia Rosyida, sudah menulis 20 buku. Saat ini
umurnya 18 tahun,” ungkap Bahruddin. Saat mulai bersekolah
di Qaryah Thayyibah, Maia menyampaikan kalau suka
menulis, maka yang dilakukan para pendamping adalah
mendukung dan mendorongnya untuk terus menulis.
Hasilnya, benar-benar tak terduga, karena si anak didukung
melakukan sesuatu yang sesuai minatnya, dalam waktu
singkat 20 buku berhasil ditulisnya. Sebagian dijilid, di-copy
dan disebarluaskan oleh pihak sekolah, sebagian lagi
diterbitkan oleh penerbit profesional.
Fina, Izza1 dan Siti, tiga orang siswa QT berhasil
menerima penghargaan Creative Kids Award dari Yayasan
1 Muhammad Izza Ahsin Sidqi adalah anak dari orang
tua yang menyandang predikat guru teladan. Tapi seolah
bertolak belakang dengan profesi orang tuanya.
Izza keluar sekolah di usia 15 tahun bukan karena anak
malas. Apalagi kekurangan biaya. Bagi mantan siswa sebuah
SMP terfavorit di kota Salatiga ini, formalitas sekolah
membuatnya terkekang.
Tentu saja, hal ini ditentang oleh orang tuanya. Suasana
menjadi tegang,. Namun, setelah delapan bulan negosiasi,
akhirnya hati orang tuanya pun luluh.
Tak lama, janji itu menjadi bukti. Izza meluncurkan
buku perdananya berjudul “Dunia Tanpa Sekolah”. Buku
yang diterbitkan Penerbit Read! Ini berisi biografi, ide dan
kritik Izza terhadap system sekolah formal. Hingga kini
bukunya telah terjual lebih dari 1.000 copy. Dan buku
keduanya juga sudah siap diterbitkan.
6
Creatif Indonesia pimpinan Seto Mulyadi. Ketiga anak itu
membuat karya tulis berjudul “Haruskah UN Dihapus?”
Karya tulis itu dibuat sebagai tugas akhir sebelum mereka
lulus dari QT.
Belum lagi sejumlah karya berupa hasil penelitian, film,
musik yang dibuat oleh siswa-siswa QT. Semua karya tersebut
ide orisinal dari si anak dengan masukan para pendamping.
Beberapa siswa sudah biasa diminta berbicara di depan para
pejabat publik, seperti Hilmy (15) yang diminta berpidato di
depan 90 kepala sekolah berprestasi di seluruh Indonesia.
Semua karya yang mengagumkan itu bersumber pada sebuah
prinsip pendidikan yang membebaskan anak untuk
mempelajari apa yang dia suka, sambil tetap mendampingi
dan mendukung sebisa mungkin.
Mengelola Internet Sendiri
“Belajar di sekolah yang mengajarkan banyak mata
pelajaran itu ibarat menimba air dari dalam sumur dengan
susah payah, lalu mengguyurnya kembali ke tempat semula,”
ungkap Izza yang sejak kecil hobinya membaca buku.
Izza mengaku landasan kontroversialnya ini adalah
dengan nama Allah, untuk Allah, dan karena Allah. “Mudah-
mudahan buku yang saya hasilkan nantinya menjaring
perhatian banyak orang. Bukan sekedar royalty, publikasi
atau menjadi selebriti, melainkan agar orang laindapat
memetik manfaat yang luar biasa setelah membacanya,”
ungkap Izza.
“Lagipula, Allah kan tidak pernah melarangku keluar
sekolah,” tambah Izza. (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan
Jidi al Kindi/Suara Hidayatullah, dalam Suara
Hidayatullah/Juni 2008/siapa dia).
7
Salah satu perangkat yang berperan penting dalam
pelaksanaan pendidikan alternatif QT adalah akses internet
penuh 24 jam. Semua siswa 'dibiarkan' mandiri belajar, salah
satunya dengan panduan “Om” Google. Akses internet
memang ibarat samudra luas tanpa batas yang berisi segala
hal, baik yang positif maupun negatif. Di QT, semua siswa
bebas mengakses internet, tentunya tetap dengan aturan
tertentu. Sebab kebebasan yang bertanggungjawab adalah
prinsipnya.
Bagaimana komunitas ini bisa memiliki akses internet
24 jam? Awalnya memang ada seorang pengusaha yang
menyediakan internet di komunitas ini. Namun kemudian,
komunitas ini memakai jasa internet yang diluncurkan Telkom
dan dikelola secara mandiri. Mereka membuat aturan seperti
biaya Rp 2000 per-jam untuk pemakaiani internet. Dari hasil
pengelolaan internet itu mereka mampu membayar tagihan
internet plus membayar uang listrik per bulannya.
Dari pengalaman komunitas ini kita bisa belajar bahwa
jika anak-anak usia 13-19 tahun yang tinggal di lereng gunung
saja bisa mengelola 'sekolah'nya dengan baik, maka
sebenarnya hal yang sama bisa juga dilakukan di tempat lain
dan oleh siapa pun. Hanya dibutuhkan 'komitmen' 2 yang kuat
2 Salah satu definisi tentang komitmen, dari kamus
adalah: “when you are willing to give your time and energy to
something that you believe in, or a promise or firm decision to do
something" (bila Anda bersedia memberikan waktu dan energi
untuk sesuatu yang Anda percaya, atau janji atau keputusan
perusahaan untuk melakukan sesuatu). Keinginan, tekad yang
bulat, atau janji untuk memberikan waktu dan enerji untuk
melakukan sesuatu hal yang kita yakini dan percaya, ini,
sudah semakin langka ditemui.
8
Memang mudah untuk mengucapkan sebuah janji,
namun seringkali terasa sulit untuk menepatinya. Komitmen
bukan sekedar janji yang tidak pasti akan ditepati, lebih dari
itu komitmen (seharusnya) memberikan makna yang lebih
pasti. Karenanya, tidak sembarangan "komitmen" itu
diucapkan atau diberikan.
Komitmen dalam sebuah pernikahan, misalnya, berupa
janji sehidup semati. Komitmen dalam pekerjaan, berupa janji
untuk berprestasi, mendahulukan kepentingan organisasi dari
kepentingan diri sendiri. Atau komitmen untuk tidak
melakukan hubungan seks sebelum menikah misalnya, di
kalangan anak muda. Apakah komitmen-komitmen seperti ini
-- yang sudah diwariskan turun-temurun sejak kakek-nenek,
dan ayah-ibu kita -- masih berlaku hingga saat ini?
Jawabannya, mungkin masih, mungkin juga tidak.
Yang jelas, manusia di peradaban sekarang, sepertinya makin
sulit untuk memberikan kepercayaan terhadap sesuatu yang
belum pasti. Nilai sebuah "pertukaran", barangkali lebih
diperhatikan/dipentingkan daripada harga sebuah komitmen,
tentu ini bukan sebuah generalisasi.
Mari lihat sekitar kita. Masih adakah suami-suami yang
mau menerima semua kelemahan dan kekurangan istrinya
tanpa menghakimi? atau, suami-suami yang rela bekerja dari
pagi sampai malam, berjuang keras demi memenuhi
kebutuhan keluarganya? masih adakah istri-istri yang mau
menunggui suaminya pulang larut malam --setelah seharian
dia juga bekerja di rumah/luar rumah dan mengurus anak?
membuatkan teh/kopi hangat, menemaninya bersantap
malam, sambil mendengarkan cerita yang terkadang
membosankan, tentang kantor? tetap setia mendampingi
suami, walau dia pulang dengan tangan kosong tanpa uang
sepeserpun?
9
dan kemauan untuk mewujudkannya. Terasa berat? Bisa jadi,
sebagai awalnya. Namun tidak ada kata tidak mungkin jika
kita mau mencobanya.
(Dikutip dan diselaraskan dari http://kabar-
pendidikan.blogspot.com/2011/07/sekolah-alternatif-qaryah-
thayyibah-di.html)
Masih adakah pekerja-pekerja, atau karyawan, yang
rela berangkat pagi-pagi ke tempat kerja, membaktikan diri
menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik, biarpun
tugas-tugasnya sangat berat? ditambah lagi, upahnya tidak
atau kurang sepadan?
Masih adakah ayah dan ibu yang rela meluangkan
waktunya, menemani dan memperhatikan anak-anak,
sekalipun terkadang mereka ini mengesalkan? cenderung
tidak sopan, kurang ajar dan mengecewakan? masih adakah
ayah dan ibu yang mau mengelus kepala anaknya, atau
memeluk dia/mereka, sekalipun si anak sudah mencaci maki
orang tuanya?
Masih adakah seorang mau mengulurkan tangan
kepada teman, atau sahabatnya, ketika dia jatuh terjerembab
atau terluka, tanpa mengatakan, "tuh, apa kubilang...!"
Komitmen adalah suatu keyakinan yang membuat
seseorang rela meninggalkan semua (yang menurutnya
berharga), walau harga yang harus dibayar tidak sedikit
danmedan yang dihadapi tidaklah ringan. Komitmen adalah
sesuatu yang membuat seseorang percaya dan berani memikul
risiko, sekalipun tidak ada yang pasti (dapat dijadikan
jaminan).

More Related Content

Viewers also liked

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMuhsin Hariyanto
 
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranMuhsin Hariyanto
 
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kita
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kitaKaya atau miskin, bagaimana sikap kita
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kitaMuhsin Hariyanto
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMuhsin Hariyanto
 
Bervalentine untuk apa ...
Bervalentine   untuk apa ...Bervalentine   untuk apa ...
Bervalentine untuk apa ...Muhsin Hariyanto
 
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMuhsin Hariyanto
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaMuhsin Hariyanto
 
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthab
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthabMeneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthab
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthabMuhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banMuhsin Hariyanto
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Derniermot1
Derniermot1Derniermot1
Derniermot1CloF
 

Viewers also liked (20)

Mengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraqMengenal shalat sunnah isyraq
Mengenal shalat sunnah isyraq
 
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setanAgar rumah kita selalu dijauhi setan
Agar rumah kita selalu dijauhi setan
 
Jadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjahJadilah al utrujjah
Jadilah al utrujjah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quranJangan pernah enggan memahami al quran
Jangan pernah enggan memahami al quran
 
Memahami makna kesuksesan
Memahami makna kesuksesanMemahami makna kesuksesan
Memahami makna kesuksesan
 
Renungan tentang waktu
Renungan tentang waktuRenungan tentang waktu
Renungan tentang waktu
 
Al hikmah
Al hikmahAl hikmah
Al hikmah
 
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kita
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kitaKaya atau miskin, bagaimana sikap kita
Kaya atau miskin, bagaimana sikap kita
 
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullahMenyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah
 
Apa itu nlp
Apa itu nlpApa itu nlp
Apa itu nlp
 
Bervalentine untuk apa ...
Bervalentine   untuk apa ...Bervalentine   untuk apa ...
Bervalentine untuk apa ...
 
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiahMengkritik quraish shihab secara ilmiah
Mengkritik quraish shihab secara ilmiah
 
4 penyakit zhalim
4 penyakit zhalim4 penyakit zhalim
4 penyakit zhalim
 
Bagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoaBagaimana seharusnya kita berdoa
Bagaimana seharusnya kita berdoa
 
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthab
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthabMeneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthab
Meneladani kecerdasan tauhid umar bin al khatthab
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Derniermot1
Derniermot1Derniermot1
Derniermot1
 

Similar to Sekolah alternatif qaryah thayyibah di salatiga

Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanarif08
 
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAM
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAMKehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAM
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAMMuchFahmi
 
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarangBeda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarangyakinlah
 
Biografi Pendek Pak Widyatmoko
Biografi Pendek Pak WidyatmokoBiografi Pendek Pak Widyatmoko
Biografi Pendek Pak WidyatmokoRochimudin
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnRendra S.Sos
 
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1Kampus Cikal
 
Menurunya Kualitas Pendidikan Indonesia
Menurunya Kualitas Pendidikan IndonesiaMenurunya Kualitas Pendidikan Indonesia
Menurunya Kualitas Pendidikan Indonesiaarvinefriani
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapGiyanti Gie
 
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswa
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswaKelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswa
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswaOctavianus Charles
 
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikan
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikanTaufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikan
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikantaufanrizky
 
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan fa
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan faK2 bs tema 6 indahnya persahabatan fa
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan faFahmi Awaludin
 
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Sisilia Herjanti
 
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatan
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatanKelas iii tema 6 indahnya persahabatan
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatanNurHidayah332
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschoolingbangied
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschoolingbangied
 
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayat
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayatEsei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayat
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayatIkhram Johari
 

Similar to Sekolah alternatif qaryah thayyibah di salatiga (20)

Guru
GuruGuru
Guru
 
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkanSistem pendidikan indonesia memprihatinkan
Sistem pendidikan indonesia memprihatinkan
 
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAM
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAMKehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAM
Kehidupan anak kos tugas AGAMA ISLAM
 
Sekolah ala makak
Sekolah ala makakSekolah ala makak
Sekolah ala makak
 
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarangBeda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang
Beda pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang
 
Essai Diri Ovi.docx
Essai Diri Ovi.docxEssai Diri Ovi.docx
Essai Diri Ovi.docx
 
Mapel terlalu padat
Mapel terlalu padatMapel terlalu padat
Mapel terlalu padat
 
Biografi Pendek Pak Widyatmoko
Biografi Pendek Pak WidyatmokoBiografi Pendek Pak Widyatmoko
Biografi Pendek Pak Widyatmoko
 
Menggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to LearnMenggagas Learn How to Learn
Menggagas Learn How to Learn
 
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
Surat Kabar Guru Belajar Edisi 1 Tahun 1
 
Menurunya Kualitas Pendidikan Indonesia
Menurunya Kualitas Pendidikan IndonesiaMenurunya Kualitas Pendidikan Indonesia
Menurunya Kualitas Pendidikan Indonesia
 
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkapContoh karya tulis ilmiah lengkap
Contoh karya tulis ilmiah lengkap
 
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswa
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswaKelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswa
Kelas 03 sd_tematik_6_indahnya_persahabatan_siswa
 
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikan
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikanTaufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikan
Taufan rizky, sistem informasi semester 1, makalah pendidikan
 
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan fa
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan faK2 bs tema 6 indahnya persahabatan fa
K2 bs tema 6 indahnya persahabatan fa
 
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
 
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatan
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatanKelas iii tema 6 indahnya persahabatan
Kelas iii tema 6 indahnya persahabatan
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschooling
 
Homeschooling
HomeschoolingHomeschooling
Homeschooling
 
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayat
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayatEsei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayat
Esei guru dahulu dan sekarang serta pembelajaran sepanjang hayat
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 

Sekolah alternatif qaryah thayyibah di salatiga

  • 1. 1 Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah di Salatiga Tak terbayangkan dalam benak kita ada sekolah tanpa pagar, tanpa tiang bendera, tanpa bel, tanpa gedung sekolah, bahkan tanpa 'plang' yang menunjukkan bahwa ada sekolah. Tetapi itulah yang terjadi di Desa Kalibening, Salatiga, Jawa Tengah. Sebuah komunitas belajar yang mengusung ide pendidikan alternatif muncul dan mengagetkan dunia pendidikan kita yang carut marut ini. Gaungnya tidak hanya bergema di negeri ini namun sudah terdengar hingga kancah internasional. Sudah mengendap dalam benak kita bahwa kalau ingin menuntut ilmu berarti kita harus sekolah. Dan itu tidak sepenuhnya salah. Masalahnya, sekolah saat ini tidak hanya menuntut tekad bulat untuk menuntut ilmu, namun juga harus diiringi kesediaan merogoh 'kocek' dalam-dalam. Untuk menyekolahkan anak setingkat SD di sekolah negeri, meski disebut gratis, tetap ada biaya yang harus dikeluarkan orangtua saat awal masuk sekolah berkisar antara 100 hingga 500 ribu rupiah, misalnya untuk seragam, buku, dan lain-lain. Sementara untuk masuk SD swasta, apalagi SD favorit di kota besar, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai jutaan rupiah. Demikian juga ketika kita ingin menyekolahkan anak di tingkat SMP dan SMA. Biaya yang dikeluarkan tentu lebih tinggi. Kira-kira 500 sampai 1 juta rupiah harus disediakan orangtua pada saat penerimaan siswa baru. Uang sebesar itu tentu tidak terasa besar bagi mereka yang berpenghasilan rutin dengan jumlah jutaan rupiah. Namun bagi mereka yang tidak punya penghasilan tetap tentunya uang sejumlah itu akan sangat membebani hidup. Bayangkan saja, untuk biaya makan sehari-hari saja sudah susah apalagi harus menanggung biaya sekolah yang tidak sedikit.
  • 2. 2 Keresahan mengenai mahalnya biaya pendidikan pun mendorong Bahruddin, inisiator sekaligus penggerak model pendidikan alternatif di Salatiga mengajukan ide untuk membangun Learning Based Community (pendidikan berbasis komunitas) – tepatnya Community-Based Education -- di desa Kalibening, kecamatan Tingkir, Salatiga. 'Sekolah' yang pada awalnya menampung 12 siswa setingkat SMP ini diberi nama Qaryah Thayyibah (QT) yang berarti Desa milik Allah yang dilimpahi keberkahan. Kini QT sudah memiliki 150 siswa setingkat SMP dan SMA. Belajar Sesuai Kebutuhan Pendidikan alternatif yang digagas oleh Bahruddin merupakan konsep yang dia kembangkan sendiri berdasar pengalaman dan buku-buku yang dibacanya. Prinsip dasarnya adalah memberi kebebasan pada siswa untuk belajar apa pun yang mereka sukai. Guru (di QT disebut 'pendamping', bukan guru, apalagi ustadz atau ustadzah, yang di dalam bahasa Arabnya dikenal dengan sebutan "mujannib") hanya memberikan ide atau masukan, apakah nanti akan diterima anak atau tidak, semua dikembalikan ke siswa. Konsepnya mirip dengan homeschooling, namun ada beberapa hal yang membedakannya. Pertama, homeschooling masih memiliki kurikulum dan mata pelajaran yang harus dipelajari siswa. Sedang di QT tidak ada acuan mata pelajaran. Semua siswa bebas menentukan apa yang ingin mereka pelajari. Kedua, pelaksanaan homeschooling sering dikritik membatasi interaksi anak dengan orang lain. Sedangkan di QT, lingkungan sekitar dan masyarakatnya adalah 'sekolah' bagi siswa QT. Jadi konsep pendidikan alternatif dijamin tidak akan mengisolasi siswa dari lingkungannya. Justeru mendorong siswa untuk terlibat aktif di lingkungannya. Karena berbasis pada lingkungan pulalah, siswa QT diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan
  • 3. 3 yang dihadapi lingkungan tempat mereka berada. “Ada seorang warga yang mengeluh pada anaknya kalau sekarang ini mau makan makanan yang bergizi harganya serba mahal. Lalu anaknya membawa permasalahan itu ke sekolah, anak- anak berdiskusi dan muncullah ide untuk membuat peternakan belut. Lalu anak-anak belajar tentang budidaya belut lalu sama-sama mereka praktek membudidayakannya,” cerita Bahruddin, penggagas dan pendidiri lembaga pendidikan ini. Sungguh berbeda jauh dengan kebanyakan kita yang sudah melahap berbagai pelajaran di sekolah namun tidak mampu memberikan solusi pada permasalahan sekitar. “Selama ini kita kan diajarkan agar banyak menyerap pengetahuan tapi akhirnya kita malah jadi konsumtif alias tidak produktif. Pengetahuan itu seperti vitamin, dibutuhkan untuk tubuh kita secukupnya saja jangan sampai berlebih,” tambah ayah 3 anak ini. Mandiri Dalam Belajar Pendidikan alternatif yang diusung Bahruddin sebenarnya mendidik anak agar mandiri dalam belajar. Ini hal penting yang Justeru sering tidak kita dapatkan di dunia pendidikan kita. Anak-anak yang pergi ke sekolah setiap pagi, pulang sore hari, 6 hari selama seminggu, kebanyakan datang ke sekolah lebih sebagai formalitas bukan dengan niat murni untuk menuntut ilmu. Sampai di sekolah pun anak memposisikan diri sebagai 'wadah' yang siap menerima apa pun yang diberikan oleh guru. Padahal hakekatnya, anak bukanlah tempat kosong yang tidak berisi apa-apa. Artinya, anak-anak itu sudah memiliki bekal-bekal yang dapat mendorong mereka untuk belajar. Misalnya pengalaman, informasi dari televisi, buku maupun dari tempat lain. Hal seperti itu tidak terjadi di QT. “Aku kan emang dari awal suka musik. Aku belajar sendiri dengan baca internet
  • 4. 4 dan download video-video tentang musik. Terus aku mau belajar gitar, belajarnya dengan cari di internet gimana caranya main gitar lalu aku coba-coba sendiri sampai bisa. Terus kalau bikin lagu, aku kan punya temen yang bisa buat lagu ya aku belajar sama temenku itu dan ini bisa dilakukan sendiri saja dan kadang kami juga mendatangkan guru juga. Pas mau rekaman juga gitu. Aku ikut temen atau lihat 'Pak De' (paman- red) yang memang pemusik, gimana caranya rekaman. Liat di studio, aku pelajari dan aku bawa ke sini untuk dipelajari sama-sama dengan teman-teman,” ungkap Ikhwan (19), salah seorang lulusan QT. Hal menarik yang bisa kita dapatkan dari QT ini, anak jadi terbiasa belajar secara mandiri. Bayangkan, jika selama 6 tahun mereka dilatih untuk memilih sendiri apa yang akan mereka pelajari. Juga merumuskan sendiri (bersama teman satu forum) materi yang akan dipelajari dan menyiapkan sendiri segala macam perangkat yang dibutuhkan untuk belajar, maka bisa dipastikan setelah lulus 'sekolah' dia tidak akan kesulitan untuk terus belajar meski sudah tidak berada di lingkungan sekolah. Sementara fenomena yang sering kita lihat, banyak anak lulus SMA belum memiliki karya, bahkan banyak yang menjadi 'masalah' bagi lingkungannya. Padahal dalam Islam juga ada terminologi bahwa orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi lingkungannya. Dengan kata lain orang yang paling baik bisa menyelesaikan permasalahan lingkungannya. Dibebaskan Justeru berprestasi Banyak yang berpikir bahwa untuk berprestasi anak harus diberikan pengarahan dengan ketat. Diikutkan berbagai les dengan jadwal yang padat, tidak banyak bermain-main dan penuh dengan hal serius lainnya. Ternyata hal ini terpatahkan dengan sistem pendidikan alternatif di QT. Dengan ketiadan
  • 5. 5 jadwal pelajaran, tanpa guru, gedung sekolah, laboratorium justeru mendorong para siswa untuk kreatif. “Maia Rosyida, sudah menulis 20 buku. Saat ini umurnya 18 tahun,” ungkap Bahruddin. Saat mulai bersekolah di Qaryah Thayyibah, Maia menyampaikan kalau suka menulis, maka yang dilakukan para pendamping adalah mendukung dan mendorongnya untuk terus menulis. Hasilnya, benar-benar tak terduga, karena si anak didukung melakukan sesuatu yang sesuai minatnya, dalam waktu singkat 20 buku berhasil ditulisnya. Sebagian dijilid, di-copy dan disebarluaskan oleh pihak sekolah, sebagian lagi diterbitkan oleh penerbit profesional. Fina, Izza1 dan Siti, tiga orang siswa QT berhasil menerima penghargaan Creative Kids Award dari Yayasan 1 Muhammad Izza Ahsin Sidqi adalah anak dari orang tua yang menyandang predikat guru teladan. Tapi seolah bertolak belakang dengan profesi orang tuanya. Izza keluar sekolah di usia 15 tahun bukan karena anak malas. Apalagi kekurangan biaya. Bagi mantan siswa sebuah SMP terfavorit di kota Salatiga ini, formalitas sekolah membuatnya terkekang. Tentu saja, hal ini ditentang oleh orang tuanya. Suasana menjadi tegang,. Namun, setelah delapan bulan negosiasi, akhirnya hati orang tuanya pun luluh. Tak lama, janji itu menjadi bukti. Izza meluncurkan buku perdananya berjudul “Dunia Tanpa Sekolah”. Buku yang diterbitkan Penerbit Read! Ini berisi biografi, ide dan kritik Izza terhadap system sekolah formal. Hingga kini bukunya telah terjual lebih dari 1.000 copy. Dan buku keduanya juga sudah siap diterbitkan.
  • 6. 6 Creatif Indonesia pimpinan Seto Mulyadi. Ketiga anak itu membuat karya tulis berjudul “Haruskah UN Dihapus?” Karya tulis itu dibuat sebagai tugas akhir sebelum mereka lulus dari QT. Belum lagi sejumlah karya berupa hasil penelitian, film, musik yang dibuat oleh siswa-siswa QT. Semua karya tersebut ide orisinal dari si anak dengan masukan para pendamping. Beberapa siswa sudah biasa diminta berbicara di depan para pejabat publik, seperti Hilmy (15) yang diminta berpidato di depan 90 kepala sekolah berprestasi di seluruh Indonesia. Semua karya yang mengagumkan itu bersumber pada sebuah prinsip pendidikan yang membebaskan anak untuk mempelajari apa yang dia suka, sambil tetap mendampingi dan mendukung sebisa mungkin. Mengelola Internet Sendiri “Belajar di sekolah yang mengajarkan banyak mata pelajaran itu ibarat menimba air dari dalam sumur dengan susah payah, lalu mengguyurnya kembali ke tempat semula,” ungkap Izza yang sejak kecil hobinya membaca buku. Izza mengaku landasan kontroversialnya ini adalah dengan nama Allah, untuk Allah, dan karena Allah. “Mudah- mudahan buku yang saya hasilkan nantinya menjaring perhatian banyak orang. Bukan sekedar royalty, publikasi atau menjadi selebriti, melainkan agar orang laindapat memetik manfaat yang luar biasa setelah membacanya,” ungkap Izza. “Lagipula, Allah kan tidak pernah melarangku keluar sekolah,” tambah Izza. (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Jidi al Kindi/Suara Hidayatullah, dalam Suara Hidayatullah/Juni 2008/siapa dia).
  • 7. 7 Salah satu perangkat yang berperan penting dalam pelaksanaan pendidikan alternatif QT adalah akses internet penuh 24 jam. Semua siswa 'dibiarkan' mandiri belajar, salah satunya dengan panduan “Om” Google. Akses internet memang ibarat samudra luas tanpa batas yang berisi segala hal, baik yang positif maupun negatif. Di QT, semua siswa bebas mengakses internet, tentunya tetap dengan aturan tertentu. Sebab kebebasan yang bertanggungjawab adalah prinsipnya. Bagaimana komunitas ini bisa memiliki akses internet 24 jam? Awalnya memang ada seorang pengusaha yang menyediakan internet di komunitas ini. Namun kemudian, komunitas ini memakai jasa internet yang diluncurkan Telkom dan dikelola secara mandiri. Mereka membuat aturan seperti biaya Rp 2000 per-jam untuk pemakaiani internet. Dari hasil pengelolaan internet itu mereka mampu membayar tagihan internet plus membayar uang listrik per bulannya. Dari pengalaman komunitas ini kita bisa belajar bahwa jika anak-anak usia 13-19 tahun yang tinggal di lereng gunung saja bisa mengelola 'sekolah'nya dengan baik, maka sebenarnya hal yang sama bisa juga dilakukan di tempat lain dan oleh siapa pun. Hanya dibutuhkan 'komitmen' 2 yang kuat 2 Salah satu definisi tentang komitmen, dari kamus adalah: “when you are willing to give your time and energy to something that you believe in, or a promise or firm decision to do something" (bila Anda bersedia memberikan waktu dan energi untuk sesuatu yang Anda percaya, atau janji atau keputusan perusahaan untuk melakukan sesuatu). Keinginan, tekad yang bulat, atau janji untuk memberikan waktu dan enerji untuk melakukan sesuatu hal yang kita yakini dan percaya, ini, sudah semakin langka ditemui.
  • 8. 8 Memang mudah untuk mengucapkan sebuah janji, namun seringkali terasa sulit untuk menepatinya. Komitmen bukan sekedar janji yang tidak pasti akan ditepati, lebih dari itu komitmen (seharusnya) memberikan makna yang lebih pasti. Karenanya, tidak sembarangan "komitmen" itu diucapkan atau diberikan. Komitmen dalam sebuah pernikahan, misalnya, berupa janji sehidup semati. Komitmen dalam pekerjaan, berupa janji untuk berprestasi, mendahulukan kepentingan organisasi dari kepentingan diri sendiri. Atau komitmen untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah misalnya, di kalangan anak muda. Apakah komitmen-komitmen seperti ini -- yang sudah diwariskan turun-temurun sejak kakek-nenek, dan ayah-ibu kita -- masih berlaku hingga saat ini? Jawabannya, mungkin masih, mungkin juga tidak. Yang jelas, manusia di peradaban sekarang, sepertinya makin sulit untuk memberikan kepercayaan terhadap sesuatu yang belum pasti. Nilai sebuah "pertukaran", barangkali lebih diperhatikan/dipentingkan daripada harga sebuah komitmen, tentu ini bukan sebuah generalisasi. Mari lihat sekitar kita. Masih adakah suami-suami yang mau menerima semua kelemahan dan kekurangan istrinya tanpa menghakimi? atau, suami-suami yang rela bekerja dari pagi sampai malam, berjuang keras demi memenuhi kebutuhan keluarganya? masih adakah istri-istri yang mau menunggui suaminya pulang larut malam --setelah seharian dia juga bekerja di rumah/luar rumah dan mengurus anak? membuatkan teh/kopi hangat, menemaninya bersantap malam, sambil mendengarkan cerita yang terkadang membosankan, tentang kantor? tetap setia mendampingi suami, walau dia pulang dengan tangan kosong tanpa uang sepeserpun?
  • 9. 9 dan kemauan untuk mewujudkannya. Terasa berat? Bisa jadi, sebagai awalnya. Namun tidak ada kata tidak mungkin jika kita mau mencobanya. (Dikutip dan diselaraskan dari http://kabar- pendidikan.blogspot.com/2011/07/sekolah-alternatif-qaryah- thayyibah-di.html) Masih adakah pekerja-pekerja, atau karyawan, yang rela berangkat pagi-pagi ke tempat kerja, membaktikan diri menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik, biarpun tugas-tugasnya sangat berat? ditambah lagi, upahnya tidak atau kurang sepadan? Masih adakah ayah dan ibu yang rela meluangkan waktunya, menemani dan memperhatikan anak-anak, sekalipun terkadang mereka ini mengesalkan? cenderung tidak sopan, kurang ajar dan mengecewakan? masih adakah ayah dan ibu yang mau mengelus kepala anaknya, atau memeluk dia/mereka, sekalipun si anak sudah mencaci maki orang tuanya? Masih adakah seorang mau mengulurkan tangan kepada teman, atau sahabatnya, ketika dia jatuh terjerembab atau terluka, tanpa mengatakan, "tuh, apa kubilang...!" Komitmen adalah suatu keyakinan yang membuat seseorang rela meninggalkan semua (yang menurutnya berharga), walau harga yang harus dibayar tidak sedikit danmedan yang dihadapi tidaklah ringan. Komitmen adalah sesuatu yang membuat seseorang percaya dan berani memikul risiko, sekalipun tidak ada yang pasti (dapat dijadikan jaminan).