Makalah ini membahas tentang pentingnya memilih sekolah usia dini yang sesuai dengan kualitas pendidikan yang diharapkan, bukan hanya fokus pada faktor biaya. Penulis berbagi pengalamannya mendaftarkan anak di sekolah usia dini berlabel Islam ternyata kurikulum agamanya kurang. Penulis mengingatkan orang tua agar melihat kualitas pendidikan bukan hanya biaya sekolah. Tujuannya agar orang tua tidak salah
3. Bismillahirahmanirrahim,
Assalamualaykum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Syukur Alhamdulillah kami Ucapkan kepadaTuhan
Yang Maha Esa, Sholawat dan salam kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
kami untuk menuntuti lmu agar hidup menjadi jauh
lebih baik lagi.
Sesuai apa yang telah ditugaskan kepada kami dari
Dosen Pembimbing MataKuliah Pengetahuan
Teknologi Informasi, akan pentingnya tentang Dunia
Pendidikan, maka dengan ini kami persembahkan
Buah Kata Ilmu kami yang mungkin terdapat begitu
banyak kekurangan, namun kami Optimis kitadapat
belajar dan memahami secara bersama-sama.
Dan tak lupa kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Ilman Kadori selaku
Dosen Pembimbing STMIK MIC Cikarang yang sudah
menyempatkan untuk berbagi ilmu dengan kami.
Demikian kata pengantar yang kami sampaikan, besar
harapan kami dengan adanya Ilmu ini, kita semua
dapat keluar dari belenggu kebodohan dan
keterbelakangan dalam dunia Sistem Informasi.
Cikarang, 10 Oktober 2014
Wassalam,
TaufanRizky
4. Pendahuluan
Pembahasan
Visi dan Misi dan Tujuan Makalah
Penutup
5. Perkenalkan Saya sebagai penulis, Nama saya Taufan Rizky.
Dilahirkan di Jakarta, tepatnya pada 1 April 1979 dan dibesarkan
dalam lingkungan keluarga yang sederhana.
Mengapa saya membuat makalah ini, disebabkan oleh dua faktor
yang sangat berkaitan. Yang pertama yaitu tentang sekelumit
keadaan Dunia Pendidikan di sekitar lingkungan kita, dan yang
kedua sebagai Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknologi
Informasi.
Singkat kata setelah apa yang saya alami selama
hidup, tentang pendidikan dan apa yang saya
alami sekarang dalam memberikan pendidikan
bagi anak-anak saya, banyak hal yang sekiranya
membuat saya khawatir. Diantaranya berawal
ketika saya mendaftarkan sekolah Usia Dini untuk
anak lelaki pertama saya, Dengan senang hati saya
mendaftarkan anak pertama saya pada sekolah
usia dini islami yang lumayan terbilang mahal,
dengan harapan anak pertama saya akan
mendapatkan pendidikan yang sempurna.
Namun apa yang saya dapat ? tidak esuai dengan
harapan dan identitas lembaga pendidikan
tersebut.
Ditambah lagi dengan strata sosial yang sangat
mencolok karena keluarga kami yang bukan
berasal dari golongan menengah keatas, yang
membuat si anak jadi berkecil hati dan tidak
percaya diri.
Belajar dalam hidup, Alhamdulillah semua
terlewati, hingga kini anak pertama saya telah
duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama
Negeri.
6. 2. Pembahasan
“ Banyak Sekolah Usia Dini yang mengatas
namakan Islam, namun kurikulum mereka
tetap sebagaimana sekolah Usia Dini
Konvensional ”
7. Dalam hal ini, saat pertama saya melihat bagaimana sekolah
usia dini tersebut dari Tampilan keseluruhan yang
bernuansa islami, terkemas elit dan berkwalitas, yang ada
dalam benak pikiran saya selaku orang tua adalah, sebuah
sekolah yang benar-benar lengkap. Lengkap dari materi-materi
kurikulum dasar umum dan agama, lengkap dimana
saya akan mendapatkan dua keuntungan pendidikan untuk
anak saya. Satu dari sisi Umum, dan satu lagi dari sisi
Agama.
Hari demi hari, minggu demi minggu, saya perhatikan dan
telaah lebih dalam, begitu kecilnya materi pembelajaran
agama yang dituangkan dalam proses pembelajaran, hampir
tidak sesuai dengan nama dan atribut yang diusung oleh
sekolah tersebut.
Ternyata tidak melulu yang mahal itu baik atau bagus,
mungkin memang bagus, dan baik untuk orang lain, namun
belum tentu bagi saya ( kita ). Dan hal itu benar-benar
menjadi pengalaman hidup saya yang berharga.
Pernah saya berbagi cerita dengan sahabat, apa yang saya
alami, ternyata hal tersebut tidak hanya terjadi pada diri
saya. Sama sekali tanpa perbedaan, dan kembali saya
berpikir bahwa hal tersebut adalah pemikiran dasar para
orang tua.
8. Belum lagi kesenjangan social yang terjadi ketika jam
sekolah usai, saat mobil-mobil mewah berlomba
menjemput anak-anak mereka. Disitulah saya sadar, bahwa
saya telah salah memilih sekolah, saya telah salah menilai
sekolah untuk anak saya. Saya hanya melihat dari sisi
Biaya, bahwa sekolah mahal identik dengan kualitas
pendidikan.
Secara umum, dalam dunia masyarakat banyak yang
mengeluhkan bahwa pendidikan untuk usia dini identik
dengan “ mahal “ dan tidak jarang bahwa sekolah-sekolah
untuk usia dini memasang tarif melebihi biaya pendidikan
usia dewasa ( SMU, atau bahkan Perguruan Tinggi ).
Ditambah lagi tuntutan Penyelenggara Pendidikan Dasar
lanjutan ( SD ) yang mengharuskan siswa nya harus
melalui Pendidikan Dasar Usia Dini. Ironis memang ketika
seorang anak tidak bisa mengenyam Pendidikan usia dini,
dan yang bersangkutan harus mananggung beban moral
bahkan ke terbelakangan dalam menerima materi
pelajaran, pemisahan kelas berdasarkan kemampuan,dll.
9.
10. Sekali lagi dibutuhkan peran pemerintahan yang jeli, yang
teliti yang memungkinkan hal-hal tersebut diatas dapat disama
ratakan, dapat diseragamkan, mulai dari pendidikan usia dini
hingga usia pendidikan perguruan tinggi, Inshaa Allah…
11. 3.Visi, Misi, dan Tujuan
Makalah
Visi saya membuat Makalah ini, tak lain agar pembaca khususnya
para Orang Tua memahami bahwa Tidak semua pendidikan harus
mahal, tidak semua sekolah bagus itu mahal , belum tentu anak
yang cerdas, berasal dari sekolah yang mahal, dan masih banyak
lagi kebaikan yang bukan berasal dari sesuatu yang “ Mahal “.
Misi saya mengajak para orang tua, keluarga, sahabat, dan semua
para pembaca, berbagi dalam cerita ini agar tidak terjadi lagi
pemahaman yang salah akan pentingnya kualitas sebuah
pendidikan, khususnya pendidikan pada usia dini.
Dan kembali mengingatkan bagi para Penyelenggara Pendidikan
Usia Dini untuk menekankan kepada Harga dan Kualitas
Penyelenggaraan pendidikan tersebut, mengingat betapa
pentingnya Pendidikan pada usia dasar.
Tujuan akhir dari makalah ini, semoga tidak terulang kejadian
serupa kepada semua orang tua, kepada seluruh calon siswa
pendidikan usia dini, semoga para pihak penyelenggara
pendidikan dapat berpikir jauh kedepan, mengutamakan social
mengedepankan norma-norma kehidupan.
Dan kepada pihak pemerintah semoga dapat telaksana dan
tercapainya system pendidikaan yang lebih sistematis, dapat
dirasakan rata dan sama oleh tiap lapisan masyarakat di Negara
tercinta ini.
Amiin..aamin yaa rabbal alaamiin…….
12. Diakhir rangkaian tulisan ini tak lupa saya sampaikan, bahwa
tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin dalam dunia ini. Atas
doa-doa yang terpanjatkan, Semua bisa saja terjadi atas
kehendak Allah SWT.
Semoga saya, semoga anda, semoga para penyelenggara
pendidikan, pemerintahan, instansi terkait, para pembaca, dan
semua masyarakat negeri ini, selalu dalam ridho Allah SWT,
aamiin…
Wabillahitaufik wal hidayah, wassalamu alaykum
warohmatullahi wabarokatuh…
Salam Penulis,
Taufan Rizky