1. i
MATA KULIAH : ILMU AL QUR’AN
NAMA DOSEN : Drs. H. SAHRUN, M.Ag
MAKALAH TENTANG FAWATIH AS SUWAR
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:
HAMZAH (90300114051)
JUMIATI (90300114052)
MUHYIDDIN ANSAR (90300114053)
MUH IKRAM (90300114054)
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2014
2. Kata pengantar
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu al qur’an ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga
kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin...
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai relevansi agama islam dengan perkembangan zaman
dan adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah
berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai literatur dan buku.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kebaikan kami untuk kedepannya.
Makassar, 21 Desember 2014
Penulis
3. iii
Daftar isi
Sampul
Kata pegantar……………………………………………………………………….i
Daftar isi……………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian fawatihus suwar…………………………………………………..
B. Macam – macam Fawatihus suwar……………………………………………
C. Pendapat Ulama’ tentang Fawatihus suwar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Penutup………………………………………………………………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
4. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Studi atas Al-qur’an telah banyak dilakukan oleh para ulama dan sarjana
tempo dulu, termasuk para sahabat pada zaman Rosulullah SAW. Hal itu tidak lepas
dari disiplin dan keahlian yang dimiliki oleh mereka masing-masing. Al-qur’an
adalah lautan ilmu yang tidak akan habis-habisnya untuk dikaji dari berbagai sisi.
Bahkan orientalis pun tidak ketinggalan untuk mengetahui rahasia dibalik teks-teks
Al-qur’an tersebut. Ada yang mencoba mengelaborasi dan melakukan eksplorasi
lewat perspektif keimanan, historis, bahasa dan sastra, pengkodifisian, kemukjizatan,
penafsiran dan telaah huruf-hurufnya,sosio kultural dan hermeneutika.
Salah satu pengkajian, sekaligus pembuktian kemukjizatan Al-qur’an adalah kajian
terhadap kata-kata pembuka dan kata-kata penutup Al-qur’an. Surah-surah Al-qur’an
yang terdiri atas 114 surah,ternyata diawali dengan beberapa macam pembuka
(fawatih Al-suwar) dan diakhiri dengan berbagai macam penutup (khawatim Al-
suwar). Pembuka dan penutup ini memiliki maksud dan tujuan tertentu yang
semuanya akan berimplikasi pada pengungkapan isi suatu surah. Al-qur’an terdiri
dari 114 surat dan 29 dari surat-surat tersebut diawali dengan satu huruf atau
sekelompok huruf yang dibaca sebagai kelompok huruf terpisah, oleh mayoritas ahli
tafsir disebut sebagai huruf muqatha’ah ada pula yang menyebutnya sebagai huruf
tahajji.
Huruf-huruf ini misterius tidak ada penjelasan yang memuaskan mengenai artinya
walaupun ada juga penjelasan artinya namun tidak didapatkan alasan tentang
kemunculannya diawal-awal surat dalam al-qur’an.
Dalam menyikapi huruf-huruf yang muqatha’ah (terputus) tersebut para ahli
tafsir menafsiri dengan “Allohu a’lamu bi murodihi” tentunya ini tidak memuaskan
banyak pihak. Bagaimanapun ini harus kita pelajari dan kita bahas secara khusus
dalam usaha untuk mencapai hikmahnya.
5. v
Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membicarakan tentang fenomena
huruf al-muqatha’ah dalam pembahasan fawatihus suwar yang sub pembahasannya
terdiri dari definisi, macam-macamnya, pendapat beberapa penafsir dan kaum
orientalis tentang huruf-huruf al-muqatha’ah yang terdapat pada fawatihus suwar
(pembuka surat) dalam al-qur’an serta urgensi dari ilmu fawatihus suwar tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian fawatih Al-suwar?
2. Sebutkan macam-macam fatih Al-suwar!
3. Bagaimana pendapat para ulama tentang fawatih al suwar?
6. BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fawatihus Suwar
Menurut bahasa fawatih adalah jamak dari kata fatihah, yang berarti pembukaan atau
permulaan atau awalan. Sedangkan kata as-suwar adalah jamak dari kata as-surah
yaitu sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan dan akhiran.
Fawatihus Suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah Al-qur’an atau
beberapa macam awalan dari surah-surah Al-qur’an. Sebab, seluruh surah al-qur’an
yang berjumlah 114 buah surah itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan, tidak
ada satu surahpun yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap
macam pembukaan itu mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri, hingga perlu
sekali untuk dipelajari.
Istilah fawatihus suwar ini sering dijumbuhkan orang dengan al-huruful
muqaththa’ah (huruf terputus-putus yang terdapat di permulaan surah-surah al-
qur’an) seperti Dr. Shubhi Ash-Shahih dalam kitabnya Mabahits fi’Ulumil Qur’an.
Karena itu, perlu ditegaskan bahwa fawatihus suwar itu berbeda dengan huruful
muqaththa’ah yang hanya mempunyai salah satu macam dari fawatihus suwar yang
ada sepuluh macam yang hanya menjadi pembahasan dari 29 surah dari 114 surah-
surah Al-qur’an.
Dalam catatan As-Syuyuthi,ada kurang lebih 20 pendapat yang berkaitan dengan
persoalan ini, dilafalkan secara terpisah sebanyak huruf yang berdiri sendiri. Huruf
Al-muqatha’ah (huruf yang terpotong-potong) disebut fawatih Al-suwar. Itulah
sebabnya, banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia yang terkandung di
dalamnya.
7. vii
B. Macam- macam Fawatihus Suwar
Adapun bentuk fawatih Al-suwar dalam Al-qur’an adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bil al tsana). Pujian kepada Allah
ada dua macam, yaitu:
- Menetapkan sifat-sifat terpuji dengan:
Memakai lafal hamdalah, yang terdapat dalam 5 surat yaitu : Q.S. Al Fatihah, Al
An’am, Al Kahfi, Saba, dan Fathr.
Memakai lafal ,تبارك yang terdapat dalam 2 surat yaitu Q.S. Al Furqon dan Al Mulk
- Mensucikan Allah dari sifat-sifat negatif (tanzih ‘an ssifatin naqshin) dengan
menggunakan lafal tasbih terdapat dalam 7 surat yaitu : Q.S. Al Isra, al A’la, al
Hadid, al Hasyr, as shaff, al jum’ah, dan at Taghabun.
2. Dengan menggunakan huruf – huruf yang terputus – putus (huruful muqotho’ah)
- Terdiri atas satu huruf, terdapat pada tiga tempat; surah shad, surah qaf, surah Al-
qalam.
- Terdiri atas dua huruf, terdapat pada sembilan tempat; حم (Q.S. Al Mu’min, Q.S. As
Sajdah, Q.S. Az Zuhruf, Q.S. Ad Duhkan, Q.S. Al Jatsiyah, dan Q.S. Al Ahqaf); طه
(Q.S. Thaha); طس (Q.S. An Naml); dan يس (Q.S. Yaasin).
- Terdiri atas tiga huruf, terdapat pada tiga belas tempat; الم (Q.S. Al Baqoroh, Q.S. Ali
Imron, Q.S. Ar Rum, Q.S. Lukman, dan Q.S. Sajdah); الر (Q.S. Yunus, Q.S. Hud,
Q.S. Ibrahim, Q.S. Yusuf, dan Q.S. Al Hijr); dan طسم (Q.S. Al Qoshosh dan Q.S. As
Syu’ara).
- Terdiri atas empat huruf, terdapat pada dua tempat; yakni المر (Q.S. Ar Ra’du) dan
المص (Q.S. Al A’raf).
- Terdapat atas lima huruf, terdapat pada dua tempat; كهيعص (Q.S. Maryam) dan حم
عسق (Q.S. As Syu’ra).
3. Pembukaan dengan kalimat khabariyah (al istiftah bi al jumal al khabariyah).
Jumlah khabariyah dalam pembukaan surat ada dua macam, yaitu :
8. - Jumlah Ismiyyah, terdapat 11 surat, yaitu terdapat dalam Q.S. At Taubah, Q.S. An
Nur, Q.S. Az Zumar, Q.S. Muhammad, Q.S. Al Fath, Q.S. Ar Rahman, Q.S. Al
Haaqqah, Q.S. Nuh, Q.S. Al Qodr, Q.S. Al Qori’ah, dan Q.S. Al Kautsar.
- Jumlah Fi’liyyah, terdapat dalam 12 surat, yaitu : Q.S. Al Anfal, Q.S. An Nahl, Q.S.
Al Qomar, Q.S. Al Mu’minun, Q.S. Al Anbiya, Q.S. Al Mujadalah, Q.S. Al Ma’arij,
Q.S. Al Qiyamah, Q.S. Al Balad, Q.S. Abasa, Q.S. Al Bayyinah, Q.S. At Takatsur.
4. Pembukaan dengan sumpah (al istiftah bil qasam). terdapat dalam 15 surat.
- Sumpah dengan benda-benda angkasa, QS. Al-Shaffat, QS al-Najm, QS. Al-Nazi’at,
QS. Al-Buruj, QS al-Thariq, QS. Al-Fajr, QS. Al-Syams, QS. Al-Mursalat.
- Sumpah dengan benda-benda bawah, QS. Al-Dzariyyat, QS. Al-Thur, QS. Al-Thin,
QS. Al-‘Adiyat.
- Sumpah dengan waktu, QS. Al-Layl, QS. Al-Dhuha, QS. Al-Ashr.
5. Pembukaan dengan syarat (al istiftah bis syarat) digunakan dalam 7 surat, yakni:
Q.S. At Takwir, Q.S. Al Infithar, Q.S. Al Insiqaq, Q.S. Al Waqi’ah, Q.S. Al
Munafiqun, Q.S. Al Zalzajah, dan Q.S. An Nashr.
6. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al istiftah bil amr) terdapat dalam Q.S. Al
Alaq, Q.S. Jin, Q.S. Al Kafirun, Q.S Al Ikhlash, Q.S. Al Falaq, dan Q.S. An Nas.
7. Pembukaan dengan pertanyaan (al istiftah bil istifham).
Bentuk pertanyaan ini ada dua macam, yaitu :
- Pertanyaan positif yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat positif. Pertanyaan
dalam bentuk ini digunakan dalam 4 surat, yaitu : Q.S. Ad Dahr, Q.S. An Naba, Q.S.
Al Ghasyiyah, dan Q.S. Al Maun.
- Pertanyaan negatif, yaitu pertanyaan dengan menggunakan kalimat negatif, yang
hanya terdapat dalam dua surat, yakni : Q.S. Al Insyirah dan Q.S. Al Fil.
8. Pembukaan dengan do’a (Al Istiftah bid du’a) terdapat dalam 3 surat, yaitu : Q.S. Al
Muthaffifin, Q.S. Al Humazah, dan Q.S. Al Lahab.
9. Pembukaan dengan panggilan (al istiftah bin nida) terdapat dalam 9 surat.
9. ix
- Nida untuk Nabi النبي أيها ,يا yang terdapat dalam Q.S. Al Ahzab, At Tahrim dan At
Thalaq. المزمل ياأيها dalam Q.S. al Muzammil dan المدثر ياأيها dalam Q.S. Al Mudatsir.
- Nida untuk kaum mukminin dengan lafadz امنوا الذين ياأيها terdapat dalam Q.S. Al
Maidah, Q.S. Al Mumtahanah dan Al Hujurat.
- Nida untuk umat manusia الناس ياأيها terdapat dalam Q.S. An Nisa dan Q.S. Al Hajj.
10. Pembukaan dengan alasan (al istiftah bit ta’lil) hanya terdapat dalam Q.S. Al
Quraisy.
C. Pendapat Para Ulama’ tentang fawatihus suwar
a) Az Zamakhsyari, Al Baidhawy, Ibnu Taimiyah dan Al Hafidz Al Mizzi berpendapat
bahwa Al Quran tersusun dari huruf – huruf hijaiyah yang terkenal yang sebagian
terdiri dari satu-dua huruf. Hal ini untuk menunjukkan kepada bangsa Arab bahwa Al
Quran diturunkan dengan menggunakan huruf – huruf yang mereka kenal, sedangkan
bangsa Arab tidak dapat menandingi Al Quran yang diturunkan dengan menggunakan
bahasa mereka. Andaikata Al Quran turun dengan bahasa lain, sudah barang tentu
mereka tidak dapat menandinginya. Hal ini menunjukkan akan kelemahan mereka
yang mengingkari Al Quran.
b) As Suhaily, Al Khuwaiby dan Al Izzu Ibnu Abdi Salam berpendapat bahwa huruf –
huruf itu merupakan lambang angka – angka, sebagaimana yang diriwayatkan oleh
sebagian ulama tentang ayat " الروم غلبت الم “ bahwasanya Baitul Muqoddas dapat
diduduki oleh orang Muslim pada tahun 583 H dan hal tersebut menjadi kenyataan.
Serta pengertian tentang pertempuran antara Ali dan Mu’awiyyah dari awalan قسع
.حم
c) Sebagian ulama Syi’ah mengatakan bahwa apabila huruf – huruf tersebut
dikumpulkan dengan tanpa pengulangan, akan tersusun هُكِسْمُن ٌّحق ٍّعلى صراط yang
berarti jalan yang ditempuh Ali itu benar dan kita harus berpegangteguh padanya.
Pendapat ini dibantahkan oleh Ahli Sunnah dengan jawaban yang sama yaitu صح
السنة مع طريقك yang berarti telah benar jalanmu bersama As Sunnah.
10. d) Ibnu Hajar Al ‘Asqolany menyatakan bahwa penakwilan dengan menggunakan
angka – angka itu adalah pendapat yang salah dan termasuk golongan sihir yang tidak
ada dalam syariat.
e) Ulama Tasawuf menyatakan bahwa permulaan – permulaan surat itu hanya diketahui
hakikatnya oleh orang – orang yang dapat memahami kebathinan (ahli mistik) yang
rasional.
f) Ibnu Farij, Ibnu Abbas dan Adh Dhahhak berpendapat bahwa fawatihus suwar itu
diambil dari nama – nama dan sifat – sifat Alloh. Seperti;
- Kaf Ha Ya ‘Ain Shad = Karim, Hadin, Hakim, ‘Alim, Shadiq/ Kafin, Hadin, Amin,
‘Alim, Shadiq/ Mulk, Alloh, Al ‘Aziz, Al Mushawir/ Kabir, Hadin, Amin, ‘Aziz,
Shadiq.
- ر ال = ا لهان ال ارى
- الرحمن = ن + حم +الر
- مجيد لطيف هللا = الم
g) Sebagian ulama menyebutkan bahwa fawatihus suwar adalah kata yang digunakan
Alloh untuk sumpah-Nya.
h) Sebagian ulama juga menyebutkan bahwa fawatihus suwar adalah nama dari surat –
surat yang dimulai dengan huruf – huruf tersebut.
i) Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Az Zarkasyi, As Suyuti, Al Khuwaiby dan Sayid Rasyid
Ridho menyatakan bahwa fawatihus suwar digunakan untuk menarik perhatian. Akan
tetapi siapa objeknya terdapat perbedaan.
- Al Khuwaiby menyatakan bahwa itu adalah tanbih bagi Nabi, karena mungkin pada
saat turunnya wahyu Nabi dalam keadaan sibuk sehingga Alloh menyuruh Jibril
untuk mengatakan alif lam mim, agar Nabi mendengarnya lalu memperhatikan apa
yang akan disampaikan.
- Pendapat tersebut dibantah oleh Sayid Rasyid Ridho. Menurutnya tanbih itu
ditujukan kepada musyrik Makkah dan Ahli Kitab Madinah karena Nabi selalu dalam
keadaan sadar dan siap untuk menerima wahyu
11. xi
j) Orang – orang orientalis (Noldeke, Schwally, Buhl dan Hirsfeld) berpendapat bahwa
huruf – huruf itu adalah inisial dari nama – nama sahabat Nabi, seperti sin dari Sa’id
bin Abi Waqash, ‘ain dari Usman bin Affan dan mim dari al Mughiroh. Pendapat ini
kemudian ditinggalkan oleh Noldeke.
k) Orientalis yang lain (Bauer) berpendapat bahwa huruf – huruf seperti tha sin mim
adalah berarti Thurisina dan Musa karena dalam surat yang dibuka dengan huruf
tersebut menceritakan tentang Nabi Musa yang menerima wahyu di bukit Thurisina.
12. BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Al Quran adalah kitab yang diturunkan oleh Alloh kepada Nabi Muhammad
yang didalamnya terkandung keistimewaan, baik dari segi lafadz maupun
kemukjizatan. Termasuk keistimewaan tersebut adalah fawatihus suwar yang berarti
permulaan – permulaan surat (fawatih adalah jamak dari fatihah yang berarti
pembuka dan suwar adalah jamak dari surah yang berarti surat).
Al Quran dibuka dengan berbagai macam bentuk yang jumlahnya ada 10 dan
Al Quran tidak dibuka dengan selain yang 10 macam tersebut. Kesepuluh jenis
pembuka itu adalah :
- Ats Tsana’ - Asy Syarth
- AlHurufulMuqotho’ah - Al Amr
- An Nida’ - Al Istifham
- AlJumalul Khobariyyah - Ad Du’au
- Al Qosam - At Ta’lil
Ulama berbeda pendapat tentang makna fawatihus suwar, namun secara garis
besar dapat dirumuskan kedalam 2 hal,yaitu:
1. Maknanya tersembunyi karena merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh Alloh.
2. Makna fawatihus suwar dapat diketahui oleh Alloh dan dapat dipahami oleh manusia
terutama orang – orang yang mendalami ilmu pengetahuan-Nya.
B. Penutup
Demikianlah makalah singkat yang kami buat, kami yakin masih banyak
kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Oleh karen keterbatasan kami
dan tidak ada manusia yang sempurna, hanya Dialah Yang Maha Sempurna. Untuk
itu, saran dan kritik yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfa’at, bagi penulis khususnya serta bagi para
pembaca pada umumnya. Amin ya Robb al ‘alamin.
13. xiii
Daftar pustaka
Djalal, Abdul. 2009. Ulumul Qur’an. Dunia Ilmu: Surabaya
Anwar, Rosihan. 2008. Ulum Al-Qur’an. Pustaka Setia: Bandung
Alhuda, Aliyah. 2008. “Metode Penelitian Bahasa: Metode Agih, Teknik Dasar dan
Lanjutan” (online tanggal 21 desember 2014,
http://aliyahalhuda.blogspot.com/2008/05/fawatih-al-suwar-dan-khawatim-al-
suwar.html.)
Usman, Ulizar. 2012. “Fawatih al-Suwar” (online tanggal 21 desember 2014,
http://kitab-kuneng.blogspot.com/2012/12/fawatih-al-suwar-materi-mata-kuliah.html.
)