Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Ilmu munasabah fii ulumul Qur'an
1. Nim : 1902046055
Nama : Selma Salsabila Andini – Ilmu Falak B1
Mata kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Khoirul Anwar M.Ag.
MUNASABAH AYAT DAN SURAH AL-QUR’AN
Ilmu Munasabah secara harfiah atau bahasa adalah 1"المقاربه و "مشاكلة yang berarti
perhubungan,pertautan, dan kesesuaian, dan yang berrkaitan dengan ayat-ayat Al-
Qur’an dan semacamnya,seperti hubungan antara ayat Al-Qur’an yang ‘am dan khosh,
aqli, hisyi, atau hiyali, atau selainnya, baik dari macam macamnya ayat العالقات ayat
yang berhubungan,ayat yang berkaitan atau berkesinambungan, seperti ayat sabab dan
musababnya, illat dan ma’lul, dua ayat yang dibuat perbandingan, atau dua ayat yang
bertentangan, dan semacamnya2. Baik antar ayat dengan ayat yang lain, awal suatu surat
dengan surat yang lain,dan begitulah seterusnya hingga benar-benar tergambar bahwa
Al-Quran itu merupakan satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh (holistic)3.
Ulama’ahli bidang ulumul qur’an juga telah membuat suatu karangan sendiri
dalam pembahasan ilmu munasabah ini seperti Al ‘Allamah Abu Ja’far bin Azzubair
dan Assyeikh Abi Hayat didalam kitab yang beliau beri nama “Al Burhan fii
Munasabah Tartiib Suwarul Qur’an”. Dan Assyaikh Burhanuddin Al Baqi didalam
karangan kitab nya “ Nidzomu Ad-dirori fii Tanasubil Aaayi wa suwar”. Dan ada pula
karangan kecil dan tipis oleh Imam Assuyuthi “Tanasaqu Addirori fii Tanasubis
suwari”.4
Hampir atau bahkan semua pengarang ilmu ilmu Alqur’an atau Mushtolahul
Qur’an, termasuk mereka yang tidak memandang penting, keberadaan ilmu munasabah
selalu tetap disertakan dalam setiap pembahasan ilmu-ilmu alqur’an. Hemat menulis
ilmu munasabah bagaimanapun memiliki andil yang cukup besar dan menentukan
dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an, atau sekurang-kurangnya ilmu munasabah
tidak mengurangi kwalitas penafsiran.
Ilmu Munasabah merupakan ilmu yang mulia, ya, meskipun ulama’ ahli tafsir
masih jarang, dan sedikit yang membahas ilmu Munasabah ini, akan tetapi banyak
ulama’ ahli tafsir yang diantaranya adalah Assyeikh Al Imam Fakhruddin menegaskan
bahwa “Banyak sekali partikel-partikel dalam pembahasan ilmu-ilmu Qur’an yang
mengarah pada pembahasan "الروابط و “التربيه yaitu pendidikan dan hubungan
(kesinambungan antar ayat-ayat dan surat).5
1 Jalaluddin As-Suyuthi,Al-Itqon fii Ulumil Qur’an j.2,hlm 35
2 Al Qowaidul Asasiyah fii Ulumil Qur’an, Asysyeikh Muhammad bin Alawi Almakki Alhasani,hlm.128.
3 Ulumul Qur’an, Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,S.H., M.A.,M.M., hlm 236.
4 Al Qowaidul Asasiyah fii Ulumil Qur’an, Asysyeikh Muhammad bin Alawi Almakki Alhasani,hlm.128.
5 Al Qowaidul Asasiyah fii Ulumil Qur’an, Asysyeikh Muhammad bin Alawi Almakki Alhasani,hlm.128.
2. Menurut Assyeikh ‘Izzuddin bin Abdus Salam6 : Ilmu munasabah merupakan
ilmu yang ‘hasan’ (baik) akan tetapi disyaratkan harus adanya kesinambungan antar
kalam yang ditunjukkan pada suatu perintah yang tunggal yaitu pada awal dengan akhir
kalamnya, maka apabila terdapat kesinambungan atau keterhubungan kalam pada
pembahasan sabab- sebab yang berbeda artinya, tidak dalam satu perintah yang khusush
maka belum bisa dinamakan irtibath atau hubungan yang dimaksud dalam pembahasan
ilmu munasabah disini. ialah
Banyak dari Pengetahuan kita akan penurunan Al-Qur’an yang tidak dalam
setempo, bahkan berangsur, yang sesuai dengan kebutuhan umat pada zaman nya,
menumbuhkan asumsi kita bahwa tatanan dalam Al-Quran, yang dari satu ayat ke ayat
yang lainnya tidak langsung memberi kepahaman yang jelas, dengan berbagai alur
cerita yang belum sempurna,atau perintah dan larangan yang belum ditafshil (dirinci).
Nah dengan mempelajari ilmu Munasabah mata kita akan sedikit lebih terbuka dengan
permasalahan permasalahn yang mungkin masih nanti penjelasannya, bisa diakhir ayat,
atau bisa jadi di lain surat.
Dalam Al-Qur’an seperti ditegaskan sebelum ini, pertaliannya tidak semata-mata
terlatak pada hubungan antar ayat dan antar surat, akan tetapi juga terdapat pada bagian
demi bagian yang lainnya dari bagian terpanjang,dan bagian terpendek, sehingga oleh
pakar Ulumul Qur’an sering membagi-bagikan Munasabah ke dalam beberapa model.
Diantaranya yang cukup masyhur adalah :
1. Munasabah antara jumlah satu ayat;
2. Munasabah antara permulaan dan akhir ayat (mabda’ dan fashilah);
3. Munasabah antar ayat dalam satu surat;
4. Munasabah antar ayat sejenis dalam berbagai surat;
5. Munasabah antar pembuka dan penutup surat;
6. Munasabah antar akhir surat yang satu dengan awal surat yang lain;
7. Munasabah antar surat;
8. Munasabah antar nama surat dengan tujuan/sasaran penurunannya;
9. Munasabah antar nama-nama surat.7
Sebagai contoh, bagaimana seseorang akan dapat memahami surat Al-Ma’un ayat ke 4 :
”َْنيِِّّلَصُمْلِِّّل ٌلْي َوَف ”tanpa melibatkan ayat berikutnya yakni ayat ke 5 ْمُه َْنيِّذَّلاْمِّهِّت ََلَص ْنَع ”
َن ْوُهاَس”. Dan seterusnya pada surat yang sama. Demikian pula mustahil tepat
mentafsirkan ayat 1 surat Al-Maidah “ َم َِّّْلا ِّامَعْنَ ْاْل ُةَمْيِّهَب ْمُكَل ْتَّل ِّحُا ِِّۗد ْوُقُعْلاِّب ا ْوُف ْوَا ا ْٰٓوُنَمٰا َْنيِّذَّلا اَهُّيَآٰٰيا
َلَع ىٰلْتُيُدْي ُِّري اَم ُمُكْحَي َ هاّٰلل َِّّنا ٌِۗمُرُح ْمُتْنَا َو ِّدْيَّصال ىِِّّل ِّحُم َْريَغ ْمُكْي ”tanpa melibatkan ayat ke 3 nya : ْتَم ِِّّرُح
ْوُق ْوَمْلا َو ُةَقِّنَخْنُمْلا َو ٖهِّب ِّ هاّٰلل ِّْريَغِّل َّلِّهُا ٰٓاَم َو ِّْري ِّزْن ِّخْلا ُمْحَل َو ُمَّدال َو ُةَتْيَمْلا ُمُكْيَلَعَكَا ٰٓاَم َو ُةَحْيِّطَّنال َو ُةَيِِّّدَرَتُمْلا َو ُةَذَِّّْلا ُُُبَّسال َل
َّلا َسِٕىَي َم ْوَيْلَا ٌِۗقْسِّف ْمُكِّلٰذ ِِّۗم َْلْزَ ْاْلِّب ا ْوُمِّسْقَتْسَت ْنَا َو ِّبُصُّنال ىَلَع َحِّبُذ اَم َو ِْۗمُتْيَّكَذ اَمْمُكِّنْيِّد ْنِّم ا ْوُرَفَك َْنيِّذْمُه َْوَْخَت ََلَف
َْوَْخا َوِّنَمَف ِۗاًنْيِّد َم ََلْس ِّْاْل ُمُكَل ُْتي ِّض َر َو ْيِّتَمْعِّن ْمُكْيَلَع ُتْمَمْتَا َو ْمُكَنْيِّد ْمُكَل ُتْلَمْكَا َم ْوَيْلَا ِِّۗنَصَمْخَم ْيِّف َّرُطْضاَْريَغ ٍ ة
ٌمْي ِّحَّر ٌر ْوُفَغ َ هاّٰلل َِّّناَف ٍ مْثِّ ِِّّْل ٍ فِّناَجَتُم”.
Selanjutnya seperti keterkaitan ayat pada surat Al-An’am : 76, ٰاَر ُلْيَّلا ِّهْيَلَع َّنَج اَّمَلَف
َْنيِّلِّفْٰاْل ُّب ِّحُا ٰٓ َْل َلاَق َلَفَا ٰٓاَّمَلَف ْْۚيِِّّبَر اَذٰه َلاَقِۗ ًابَك ْوَك (yang menceritakan tentang bintang pada waktu
6 Al Qowaidul Asasiyah fii Ulumil Qur’an, Asysyeikh Muhammad bin Alawi Almakki Alhasani,hlm.129.
7 Ulumul Qur’an, Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma,S.H., M.A.,M.M., hlm 239.
3. malam dan tenggelam) dengan ayat 97 pada surat yang sama, َوُه َوا ُْودَتْهَتِّل َم ْوُجُّنال ُمُكَل َلَعَج ْيِّذَّلا
َن ْوُمَلْعَّي ٍ م ْوَقِّل ِّتٰيْٰاْل َانْلَّصَف ْدَق ِِّۗرْحَبْلا َو ِِّّرَبْلا ِّت ٰمُلُظ ْيِّف اَهِّب (yang menceritakan tentang bintang sebagai
petunjuk pada kegelapan darat dan laut) dan juga ayat ke 16 surat An-Nahl, ِّمْجَّنالِّب َو ٍِۗ ت ٰمٰلَع َو
َن ُْودَتْهَي ْمُه (yang berisi bahwa bintang juga dapat dijadikan petunjuk inilah beberapa ayat
yang masih berkesinambungan baik secara lafadz saja atau cerita secara menyeluruh.
Dan begitulah seterusnya masih banyak lagi contoh-contoh lainnya yang
menggambarkan hubungan atau pertalian (munasabah) antara ayat satu dengan ayat
yang lainnya didalam Al Qur’an Al-karim
Kesimpulannya, bahwa mempelajari Ilmu munasabah fii Ulumil Qur’an
sangatlah penting, karena dengan mengetahui dasar dasar kriteria alqur’an dari sisi
yang jarang kita gunakan juga dapat membantu kita meneladani isi Al Quran secara
keseluruhan, meskipun penelitian terhadap munasabah Alqur’an masih jarang dipakai,
tentu kewajiban itulah yang sekarang terlimpahkan pada kita semua. Selain mempelajari
ilmu Munasabah, masih banyak lagi Ilmu ilmu yang harus dimengerti untuk memahami
kitab suci Al-Qur’an Al-Kariim.