Dokumen ini membahas sindrom delirium akut, termasuk definisi, patofisiologi, faktor risiko, gejala klinis, diagnosis, pencegahan, penatalaksanaan, dan prognosis. Sindrom delirium akut adalah gangguan kognitif akut yang sering terjadi pada pasien rumah sakit dengan berbagai penyebab seperti infeksi dan gangguan elektrolit. Diagnosis didasarkan pada algoritme Confusion Assessment Method, dan penatalaksananya meliputi identifikasi dan penanganan fak
7. Faktor Pencetus
Pneumonia
Infeksi saluran kemih
Hiponatremia
Dehidrasi
Hipoglikemia
CVD
Perubahan lingkungan (perpindahan ruangan)
8. Gejala klinis
Gangguan kognitif global :
Recent memory,gangguan persepsi,gangguan proses pikir
Komunikasi tidak relevan/autoanamnesis sulit dipahami
Perubahan aktivitas psikomotor: hipoaktif (25%), hiperaktif
(25%), keduanya (35%),normal (15%)
Gangguan siklus tidur
9. Gejala Klinik
Terjadi secara akut, fluktuatif
Perhatian sangat terganggu
Tidak mampu mempertahankan konsentrasi/perhatian pada
1 topik pembicaraan
Gangguan pada uji atensi (mengurutkan nama hari dalam 1
minggu)
11. Diagnosis
Algoritme Confusion Assessment Methode (CAM),
berdasarkan DSM-!V
Baku emas diagnosis: CAM + uji status mental lain (misal
MMSE, Folstein)
12. Proses akut dan berfluktuasi
Gangguan perhatian/
konsentrasi (inattention)
Gangguan proses pikir Perubahan kesadaran
SINDROM DELIRIUM
CAM
14. Pencegahan
Panduan intervensi Tindakan
Reorientasi Pasang jam dinding/kalender
Memulihkan siklus tidur Padam lampu,minum susu hangat,pijatan
pada punggung,musik yang tenang
Mobilisasi Latihan LGS,mobilisasi bertahap,batasi
Penglihatan Pakai kaca mata,bacaan dengan huruf
besar
Pendengaran Bersihkan cerumen prop,alat bantu
dengar
Rehidrasi Diagnosis dini dehidrasi, tingkatkan
asupan cairan oral, kalau perlu per infus
16. Penatalaksanaan
Identifikasi faktor pencetus dan predisposisi (pengkajian
geriatri paripurna)
Mengatasi faktor pencetus
Perbaiki faktor predisposisi
Hentikan obat yang tidak esensial
Pilihan obat : haloperidol
17. Tatalaksana
Nonfarmakologi
Reorientasi
Dukungan keluarga dan caregiver
Koreksi gangguan sensori (kacamata, alat bantu dengar)
Meningkatkan mobilitas dan kemandirian
Menghindari restraints
Pembenahan status gizi dan nutrisi
Kenyamanan beristirahat dan tidur
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
18. Tatalaksana
Hanya pada kondisi agitasi yang mengandung risiko
berbahaya bagi pasien.
Haloperidol 0,25-1 mg IM, IV, ulang setiap 20-30 menit, pantau
tanda vital. Maksimal 3-5 mg dalam 24 jam.
Benzodiazepin tidak direkomendasikan (oversedasi,
memperberat perubahan status mental), kecuali pada alcohol
withdrawal
Inouye SK, Fearing MA, Marcantonio ER. Delirium. In: Halter JB, Ouslander Jg, Tinetti ME, Studenski S, High KP,
Asthana S. Hazzard’s geriatric medicine and gerontology. 6th edition. New York: McGraw Hill; 2009
19. Prognosis
Gejala dan tanda dapat menetap sampai bulan-12
Berhubungan dengan status fungsional rendah
Meningkatkan risiko demensia
Risiko kematian lebih tinggi,jika komorbid tinggi dan jenis
kelamin laki2