1. KLASIFIKASI FRAKTUR
a. Fraktur terbuka
Fraktur terbuka adalah fraktur yang terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit . fraktur terbuka dibagi menjadi tiga derajat
yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah tulang yaitu
grade I : Fraktur dengan luka bersih kurang dari 1cm panjangnya, grade II : Fraktur
dengan luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif dan grade III :
Fraktur yang sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak
ekstensif, merupakan yang paling berat.
Ada beberapa jenis fraktur terbuka(fraktur kompleks) diantaranya:
a. Fraktur greenstick
Fraktur greenstick adalah fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi
lainnya membengkok, fraktur ini biasanya terjadi pada anak karena tulang anak
bersifat fleksibel, sehingga fraktur dapat berupa bengkokan tulang di satu sisi dan
patahan korteksdi sisi lainnya. Tulang juga dapat melengkung tanpa disertai
patahan yang nyata(Pradip, 2005).
b. Fraktur kominutif
Fraktur kominutif adalah fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa
fragmen(multiple fraktur), garis patah pada fraktur ini lebih dari satu dan saling
berhubungan (Pradip, 2005).
c. Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah fraktur sepanjang garis tengah tulang, garis patahan
tulang tegak lurus. Terdapat sumbu panjang tulang, fraktur semacam ini segmen-
segmen tulang direposisi kembali ketempat semula (Mutaqqin, 2005).
d. Fraktur oblik
Fraktur oblik adalah fraktur yang membentuk sudut dengan garis tengah tulang
dan lebih tidak stabil dibandingkan dengan transversal. Fraktur semacam ini
cenderung sulit diperbaiki (Arif, 2005).
e. Fraktur patologi
Fraktur patologi adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang memeng telah
memiliki kelainan, seringkali terjadi setelah trauma trivial, misalnya penyakit
paget, osteoporosis, atau tumor (Brunner, 1997).
f. Fraktur stress dan lelah
Fraktur stres dan lelah adalah fraktur akibat trauma minor berulang dan kronis.
Daerah yang rentan antara lain metatarsal kedua atau ketiga, batang tibia
proksimal, fibula, dan batang femoral (pada pelari jarak jauh dan penari
balet(Pradip, 2005).
g. Fraktur spiral
Fraktur spiral adalah fraktur memuntirseputar batang tulang, arah garis pada
fraktur spiral memuntir diakibatkan oleh adanya trauma rotasi pada tulang
(Brunner, 1997). H
Fraktur impaksi
2. o Fraktur impaksi adalah fraktur dengan fragmen-fragmen saling tertekan satu
sama lain, tanpa adanya garis fraktur yang jelas (Pradip, 2005)
Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur yang apabila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar atau tidak terjadi perlukaan kulit. Pasien dengan fraktur tertutup
(sederhana) harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin.
Penyembuhan fraktur dan pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin
memerlukan waktu sampai berbulanbulan (Brunner, 2002). Pada fraktur tertutup, ada
klasifikasi tersendiri yang di dasarkan pada keadaan jaringan lunak sekitarnya yaitu: a.
Tingkat 0 : Fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya. b.
Tingkat 1 : Fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan. c.
Tingkat 2 : Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan
pembengkakan. d. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan resiko terjadinya sindroma kompartemen.
ETIOLOGI
1. Cidera atau benturan
2. Fraktur patologik Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi
lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.
3. Fraktur beban Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang- orang yang baru
saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan bersenjata
atau orang- orang yang baru mulai latihan lari.
1. Trauma langsung/ direct trauma
Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian tersebut mendapat ruda paksa
(misalnya benturan, pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
2. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalamkeadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada
pegelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya fraktur bila tulang itu sendiri rapuh/
ada resiko terjadinya penyakit yang mendasari dan hal ini disebut dengan fraktur patologis.
4. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran,
penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
ETIOLOGI
fraktur dapat terjadi akibat :
Fraktur akibat peristiwa trauma
Fraktur yang disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang
dapatberupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran atau penarikan.
- Bila terkena kekuatan langsungTulang dapat patah pada tempat yang terkena,
jaringan lunak rusak.
3. - Bila terkena kekuatan tak langsungTulang dapat mengalami fraktur pada tempat
yang jauh dari tempat yang terkenaitu, kerusakan jaringan lunak pada fraktur
mungkin tidak ada.
Fraktur kelelahan atau tekananAkibat dari tekanan yang berulang-ulang sehingga dapat
menyebabkan retak yangterjadi pada tulang.
Kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang
normal kalau tulang itu lemah (misalnya olehtumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh.
ETIOLOGI FRAKTUR COLLES, DLL
Menurut Mansjoer (2000), ada empat jenis fraktur antebrachii yang khas beserta
penyebabnya yaitu :
1. Fraktur Colles
Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien
terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke
dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar
(eksorotasi/supinasi).
2. Fraktur Smith
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut
reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan
tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan
tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular.
3. Fraktur Galeazzi
Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal.
Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan
bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.
4. Fraktur Montegia
Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius
ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.
ANATOMI
4. - Ulna
Tulang ulna Menurut Hartanto (2013) ulna adalah tulang stabilisator pada lengan bawah,
terletak medial dan merupakan tulang yang lebih panjang dari dua tulang lengan bawah.
Ulna adalah tulang medial antebrachium. Ujung proksimal ulna besar dan disebut
olecranon, struktur ini membentuk tonjolan siku. Corpus ulna mengecil dari atas ke bawah.
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yangsebaliknya terdapat
pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisuratrochlearis (= incisura semiulnaris),
menghadap ke arah ventral, membentuk persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di
bagian dorsal disebut olecranon.Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus
coronoideus, dan disebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan
m.brachialis. dibagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang
berhadapandengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista
musculisupinatoris. Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies posterior, faciesmedialis,
margo interosseus, margo anterior dan margo posterior.
Ujung distalulna disebut caput ulnae (= capitulum ulnae). Caput ulnae
berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian dorsal terdapt processus styloideus
sertasilcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan
cartilagotriangularis dan dengan radius.
Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yangdiperkuat oleh
ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan didistal oleh sendi radioulnar
yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yangmengandung fibrokartilago triangularis.
Membranes interosea memperkuathubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu
kesatuan yang kuat. Olehkarena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang
terjadi atau bilapatahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi
sendiradioulnar yang dekat dengan patah tersebut.Selain itu, radius dan ulna dihubungkan
oleh otot antartulang, yaitu ototsupinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang
membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi
pada radius danulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi
danrotasi, terutama pada radius
- Radius
Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari dari dua tulang
di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek, collum, dan tuberositas
yang menghadap ke medial. Corpus radii, berbeda dengan ulna, secara bertahap
membesar saat ke distal. Ujung distal radius berbentuk sisi empat ketika dipotong 9
melintang. Processus styloideus radii lebih besar daripada processus styloideus ulnae dan
memanjang jauh ke distal. Hubungan tersebut memiliki kepentingan klinis ketika ulna
dan/atau radius mengalami fraktur .
Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid facet dan
Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan
korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial. Permukaan artikular memiliki
permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan baris karpal proksimal (skafoid dan
5. fossa lunate), serta kedudukan untuk artikulasi dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial
didukung oleh radius distal dan 20% ulna dan kompleks fibrocartilage segitiga (TFCC).
Fraktur Monteggia adalah fraktur pada os ulna bagian proksimal disertai dislokasi dari caput
radii pada proximal radioulnar joint (PRUJ), Klasifikasi fraktur Monteggia menurut Bado
adalah ber- dasarkan arah dari apeks ulna yang mengalami fraktur serta arah dari dislokasi
caput radii. Adapun klasifikasi- nya adalah: Tipe 1: dislokasi anterior caput radii disertai
fraktur dari diafisis ulna pada tingkat manapun dengan angulasi anterior. Tipe 2: dislokasi
caput radii ke arah posterior atau posterolateral disertai fraktur diafisis ul- na dengan apeks
mengalami angulasi posterior. Tipe 3: dislokasi caput radii ke arah lateral atau anterolateral
disertai dengan fraktur metafisis os ulna. Tipe ini paling sering terjadi pada anak-anak. Tipe
4: dislokasi caput radii ke arah anterior disertai dengan fraktur dari seper- tiga proksimal ulna
dan fraktur dari os radius pada level yang sama.
Fraktur os ulna atau fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dengan dislokasi kaput radii
sering disebut juga Fraktur Monteggia
Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering
disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien
jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar
fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal,
kadang-kadang intraartikular.
Fraktur Colles : Deformitas pada fraktur ini berbentuk sepertisendok makan
(dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi,
tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang
terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).
Fraktur Galeazzi:Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi
sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan
badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat
badan yang memberi gaya supinasi.
Pada fraktur Colles dan Smith, yang terjadi hanyalah proses fraktur radius. Yang
membedakan adalah arah angulasi tulang tersebut. Jika terjadi angulasi ke
DORSAL, itulah fraktur Colles. Jika angulasi-nya ke arah ANTERIOR itulah fraktur
Smith.
Terapifraktur diperlukan konsep ”empat R” yaitu :
6. Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan berbagai diagnosa yang
benar sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur karena
perencanaan terapinya dapat dipersiapkan lebih sempurna.
Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan fragmen-fragmen
fraktur semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula atau
keadaanletak normal.
Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan atau
menahan fragmen fraktur tersebut selama penyembuhan.
Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian yang menderita
fraktur tersebut dapat kembali normal.
K etika fraktur terbuka siap untuk ditangani, luka pertama kali diinsp
eksi secaramenyeluruh, apabila terdapat perdarahan eksternal segera di stop
dan jika terkontaminasimaka segera dibersihkan. Kemudian, luka difoto untuk
dokumentasi cidera yang baru terjadi,la lu luka ditutup dengan
dressing yang dibasahi dengan normal saline. asien diberikanantibiotik yang
biasanya co-amo icla& atau cefuro ime, tapi clindamycin dipakai jika pasienalergi
terhadap penicillin. 7uga diberikan profilaksis tetanus to oid jika
sebelumnya telahdiimunisasi atau antiserum jika belum diimunisasi. Bagian
yang cidera lalu dibidai
sampai pembedahan siap dilakukan. Sirkulasi dan status neurologis bagian distal dari fra
ktur harusdicek secara berkala, terutama setelah maneu&er reduksi fraktur telah
dilakukan.
Semua fraktur terbuka, sesimpel apapun kelihatannya harus dianggap telah
terkontaminasi. enting bagi kita untuk mencegah fraktur tersebut mengalamiinfeksi,
berikut merupakan tahapan tindakan operatif untuk fraktur terbuka
Debridement
Tujuan debridement adalah menjadikan luka bersih dari benda asing dan
jaringanmati, menyisakan daerah untuk operasi yang bersih serta jaringan yang memiliki
perdarahany a n g b a i k .
7.
8.
9.
10.
11. Mal union
Mal union adalah dimana tulang yang patah menyatu dalam waktu yang tepat (3-6 bulan)
tetapi tulangnya menjadi bengkok. Penyebabnya bisa karena terlalu banyak bergerak,
pernah terpeleset sehingga fragmen tulangnya bergeser, sering duduk atau tidur dengan
posisi yang tidak tepat, pengobatan dengan dipijit (karena tidak dilihat langsung, posisinya
kurang pas).
Delayed union
Delayed union artinya penyatuan yang tertunda, yaitu patah tulang yang tidak menyatu
dalam waktu 3-6 bulan, tidak terlihat ada pertumbuhan tulang yang baru, kalaupun ada
sangat sedikit, kalus (tulang muda) di sekitar daerah patahan pun sangat kurang.
Ciri-ciri yang terlihat pada kasus delayed union yaitu :
nyeri pada saat berjalan
terdapat pembengkakan
nyeri pada saat ditekan di daerah patahan
tulang bertambah bengkok ( bisa bengkok, bisa tidak)
terdapat gerakan yang abnormal pada daerah patahan
Biasanya dokter akan menunggu selama 1 atau 2 bulan, untuk melihat apakah ada
perkembangan atau tidak. Selama 1 atau 2 bulan tersebut pemberian nutrisi harus lebih
diperhatikan lagi, asupan protein, kalsium dan zat-zat mineral lainnya ditambah lagi, juga
berjemurnya harus disiplin. Jika tidak ada perubahan maka pasien tersebut mengalami non
union, biasanya dokter akan melakukan tindakan operasi.
12. Non union
Non union artinya tidak menyatu atau tidak ada penyatuan, non union merupakan kasus
lanjutan dari delayed union. Jadi, bila patah tulang tidak menyatu dalam waktu 6-8 bulan
dinamakan non union.
Penyebab delayed union dan non union :
terlalu banyak bergerak
kurangnya asupan nutrisi untuk tulang (protein, kalsium, magnesium dan zat mineral
lainnya)
terlalu stres
jarang berjemur
pernah jatuh atau terpeleset
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pada kasus non union, dokter akan melakukan operasi
ulang, pennya dilepas lalu tulang-tulang baru pada ujung-ujung fragmen akan dibersihkan
terlebih dahulu kemudian pen nya dipasangkan lagi. Tergantung tingkat keparahannya, pada
saat operasi bisa dilakukan bone graf bisa juga tidak. Bone graft artinya cangkok tulang yaitu
prosedur pembedahan yang menempatkan tulang baru (tulang dari pendonor/mayat) atau
bahan pengganti (biasanya berupa sumsum dari tulang yang lain dari tubuh kita sendiri) ke
dalam ruang antara patahan tulang atau di sekitar patahan tulang atau di dalam lubang-
lubang pada tulang yang mengalami infeksi (osteomyelitis) atau kanker tulang untuk
merangsang pertumbuhan tulang yang baru.
Komplikasi Awal
■ Syok hipovolemik
Perdarahan darah yang balik ke jantung berkurang curah jantung ↓
hantaran oksigen tidak optimal syok
■ Sindrom emboli lemak
Saat fraktur tekanan di sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler lemak
masuk ke dalam darah lemak bergabung dengan trombosit membentuk emboli
menyumbat pembuluh darah kecil yang memasok darah ke otak, paru- paru, ginjal dan
organ lainnya.
■ Sindrom kompartement
Sindrom kompartemen merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam
otot kurang dari yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan ukuran fasia
yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gibs atau balutan yang terlalu ketat
ataupun peningkatan isi kompatement otot karena edema atau perdarahan
■ Avaskuler Nekrosis
13. Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu
dan bisa menyebabkan nekrosis tulang