SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
FRAKTUR
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya (Smeltzer & Bare, 2001). Sedangkan Fraktur femur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang terbesar dan terkuat pada tubuh (Brooker, 2001)
2. Etiologi
Smeltzer & Bare (2001) menyebutkan penyebab fraktur adalah dapat dibagi menjadi
tiga yaitu :
a. Cidera Traumatik
Cidera traumatic pada tulang dapat di sebakan oleh :
1) Cedera langsung bearti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah
secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintangdan kerusakan
pada kulit diatasnya.
2) Cedera tidak langsung bearti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan.
3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor
dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :
1) Tumor tulang (jinak atau ganas): pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali
dan progesif.
2) Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat
timbul sebagai sebagai salah satu proses yang progesif, lambat dan nyeri.
3) Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang
mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet,
tetapi kadang-kadang dapat disebabkan oleh kegagalan absorbs Vitamin D atau oleh
karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.
c. Secara spontan : disebakan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.
3. Patofisiologi
Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum,
pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi
pendarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematoma di
canal medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya.,
menyerap hematoma tersebut, dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel
tulang (osteoblast) yang berasal dari periosteum. Sel ini menghasilkan endapan
garam kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara
bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh
osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang (Smelter & Bare, 2001).
Pada permulaan akan terjadi pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan
oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost, fase ini disebut fase
hematoma. Hematoma ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel
jaringan fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan
fragmen tulang-tulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan
jaringan yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa.
Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudianjuga tumbuh sel jaringan
mesenkin yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast
yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid
dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto
rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya ini
menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang.
4. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala dari fraktur menurut Smeltzer & Bare (2001) antara lain:
a. Deformitas
Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya
perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti :
1) Rotasi pemendekan tulang
2) Penekanan tulang
b. Bengkak
Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur
c.Ekimosis dari perdarahan subculaneous
d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur
e. Tenderness
f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
g. Kehilangan sensani (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/ perdarahan).
h. Pergerakan abnormal
i. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
j. Krepitasi
5. Penatalaksanaan Medis
Proses penyembuhan dapat dibantu oleh aliran darah yang baik dan stabilitas ujung
patahan tulang sedangkan tujuan penanganan pada fraktur femur adalah menjaga
paha tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi.
Adapun prinsip penanganan fraktur menurut Smeltzer & Bare (2001) meliputi :
a. Reduksi fraktur
Penyambungan kembali tulang penting dilakukan agar posisi dan rentang gerak
normal pulih. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi bedah
(reduksi tertutup). Pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan
mengembalikan fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan)
dengan manipulasi dan traksi manual. Dan apabila diperlukan tindakan bedah
(reduksi terbuka) dengan pendekatan bedah fragmen tulang di reduksi. Alat fiksasi
interna dalam bentuk pin, kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam dapat
digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai
penyembuhan tulang yang sulit terjadi. Alat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau
dipasang melalui fragmen tulang atau langsung kerongga sum sum tulang. Alat
tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang.
b. Imobilisasi Fraktur
Setelah fraktur di reduksi, fraktur tulang harus di imobilisasi, atau dipertahankan
dalam posisi dan kesejajarannya yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi
dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna
meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, atau fiksator eksterna. Implant
logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna
untuk mengimobilisasi fraktur.
c. Fisioterapi dan mobilisasi
Fisioterapi dilakukan untuk mempertahankan supaya otot tidak mengecil dan setelah
fraktur mulai sembuh mobilisasi sendi dapat dimulai sampai ekstremitas betul betul
telah kembali normal.
d. Analgetik
Diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul akibat trauma. Nyeri yang timbul
dapat menyebabkan pasien gelisah sampai dengan shock yang biasanya di kenal
dengan shock analgetik.
6. Komplikasi
Adapun komplikasi dari fraktur (Smeltzer & Bare, 2001) yaitu :
a. Komplikasi segera (immediate)
Komplikasi yang terjadi segera setelah fraktur antara lain syok neurogenik, kerusakan
organ, kerusakan syaraf, injuri atau perlukaan kulit.
1. Early Complication
Dapat terjadi seperti : osteomelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome compartemen
2. Late Complication
Sedangkan komplikasi lanjut yang dapat terjadi antara lain stiffnes (kaku sendi),
degenerasi sendi, penyembuhan tulang terganggu (malunion)
7. Pemeriksaan diagnostic
Menurut Doenges, Moorhouse & Geissler (1999) pemeriksaan diagnostic pada
pasien fraktur adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan sinar-X untuk membuktikan fraktur tulang
2. Scan tulang untuk membuktikan adanya fraktur stress.
PENYIMPANGAN KDM

More Related Content

What's hot (20)

Power poin fraktur
Power poin frakturPower poin fraktur
Power poin fraktur
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Laporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibiaLaporan pendahuluan tibia
Laporan pendahuluan tibia
 
Kamis
KamisKamis
Kamis
 
Laporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femurLaporan pendahuluan fraktur femur
Laporan pendahuluan fraktur femur
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Gambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis FrakturGambaran Klinis Fraktur
Gambaran Klinis Fraktur
 
Askep power poin
Askep power poinAskep power poin
Askep power poin
 
Makalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktekMakalah muskulus praktek
Makalah muskulus praktek
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal27798620 askep-muskuloskletaal
27798620 askep-muskuloskletaal
 
Rbd fraktur edit
Rbd fraktur editRbd fraktur edit
Rbd fraktur edit
 
Makalah fraktur
Makalah frakturMakalah fraktur
Makalah fraktur
 
13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulang13. fraktur-patah-tulang
13. fraktur-patah-tulang
 
Dislokasi Sendi
Dislokasi SendiDislokasi Sendi
Dislokasi Sendi
 
dislokasi
dislokasidislokasi
dislokasi
 
DISLOKASI ARTICULATIO GLENOHUMERALE
DISLOKASI ARTICULATIO GLENOHUMERALEDISLOKASI ARTICULATIO GLENOHUMERALE
DISLOKASI ARTICULATIO GLENOHUMERALE
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 

Viewers also liked (12)

Tugas 2 tuti
Tugas 2 tutiTugas 2 tuti
Tugas 2 tuti
 
award
awardaward
award
 
Insetos inimigos da fruta
Insetos inimigos da frutaInsetos inimigos da fruta
Insetos inimigos da fruta
 
SCRUMMI
SCRUMMISCRUMMI
SCRUMMI
 
Calci kracker final
Calci kracker finalCalci kracker final
Calci kracker final
 
2007 rew sensors_allegro
2007 rew sensors_allegro2007 rew sensors_allegro
2007 rew sensors_allegro
 
Pembagian tugas sdn 22 katobu
Pembagian tugas sdn 22 katobuPembagian tugas sdn 22 katobu
Pembagian tugas sdn 22 katobu
 
title
titletitle
title
 
Vortrag von Dr. Malthe Wolf | Fachkongress “Digitale Gesellschaft" | 5. März...
 Vortrag von Dr. Malthe Wolf | Fachkongress “Digitale Gesellschaft" | 5. März... Vortrag von Dr. Malthe Wolf | Fachkongress “Digitale Gesellschaft" | 5. März...
Vortrag von Dr. Malthe Wolf | Fachkongress “Digitale Gesellschaft" | 5. März...
 
Billboard 1980 1985
Billboard 1980 1985Billboard 1980 1985
Billboard 1980 1985
 
Km system 2
Km system 2Km system 2
Km system 2
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 

Similar to Fraktur

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxYusindrawati
 
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurLaporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurEdju Joen
 
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiYuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiyunibitaahza1
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfLuisa Polanco
 
Tugas andi (patah tulang)
Tugas andi (patah tulang)Tugas andi (patah tulang)
Tugas andi (patah tulang)Canon Andi
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep frakturSyam
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doc
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.docLAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doc
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doctasyasantika
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xivdekcin
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxDwiNoviyani4
 
140899028 fraktur
140899028 fraktur140899028 fraktur
140899028 frakturjihan26
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptx
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptxType of Fracture MSK Radiology- Redo.pptx
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptxredo19
 

Similar to Fraktur (20)

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docxLAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR WINA.docx
 
Laporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femurLaporan pendahulan-fraktur-femur
Laporan pendahulan-fraktur-femur
 
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisiYuniarti da lp nyeri akut revisi
Yuniarti da lp nyeri akut revisi
 
fraktur_femur.pdf
fraktur_femur.pdffraktur_femur.pdf
fraktur_femur.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdfASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR.pdf
 
orthofraktur).ppt
orthofraktur).pptorthofraktur).ppt
orthofraktur).ppt
 
Tugas andi (patah tulang)
Tugas andi (patah tulang)Tugas andi (patah tulang)
Tugas andi (patah tulang)
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
Askep fraktur
Askep frakturAskep fraktur
Askep fraktur
 
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doc
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.docLAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doc
LAPORAN_PENDAHULUAN_FRAKTUR_HUMERUS.doc
 
Ajkll
AjkllAjkll
Ajkll
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Fraktur Tulang Belakang
Fraktur Tulang BelakangFraktur Tulang Belakang
Fraktur Tulang Belakang
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docxFRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
FRAKTUR POST ORIF - Salin.docx
 
ppt fraktur.pptx
ppt fraktur.pptxppt fraktur.pptx
ppt fraktur.pptx
 
7. fraktur
7. fraktur7. fraktur
7. fraktur
 
140899028 fraktur
140899028 fraktur140899028 fraktur
140899028 fraktur
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptx
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptxType of Fracture MSK Radiology- Redo.pptx
Type of Fracture MSK Radiology- Redo.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Fraktur

  • 1. FRAKTUR A. Konsep Dasar 1. Pengertian Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2001). Sedangkan Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang terbesar dan terkuat pada tubuh (Brooker, 2001) 2. Etiologi Smeltzer & Bare (2001) menyebutkan penyebab fraktur adalah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Cidera Traumatik Cidera traumatic pada tulang dapat di sebakan oleh : 1) Cedera langsung bearti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintangdan kerusakan pada kulit diatasnya. 2) Cedera tidak langsung bearti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan. 3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat. b. Fraktur Patologik Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut : 1) Tumor tulang (jinak atau ganas): pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan progesif. 2) Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul sebagai sebagai salah satu proses yang progesif, lambat dan nyeri. 3) Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan oleh kegagalan absorbs Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah. c. Secara spontan : disebakan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran. 3. Patofisiologi Patofisiologi fraktur adalah jika tulang mengalami fraktur, maka periosteum, pembuluh darah di korteks, marrow dan jaringan disekitarnya rusak. Terjadi pendarahan dan kerusakan jaringan di ujung tulang. Terbentuklah hematoma di
  • 2. canal medulla. Pembuluh-pembuluh kapiler dan jaringan ikat tumbuh ke dalamnya., menyerap hematoma tersebut, dan menggantikannya. Jaringan ikat berisi sel-sel tulang (osteoblast) yang berasal dari periosteum. Sel ini menghasilkan endapan garam kalsium dalam jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara bertahap dibentuk menjadi profil tulang melalui pengeluaran kelebihannya oleh osteoclast yaitu sel yang melarutkan tulang (Smelter & Bare, 2001). Pada permulaan akan terjadi pendarahan disekitar patah tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost, fase ini disebut fase hematoma. Hematoma ini kemudian akan menjadi medium pertumbuhan sel jaringan fibrosis dengan kapiler didalamnya. Jaringan ini yang menyebabkan fragmen tulang-tulang saling menempel, fase ini disebut fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patah tulang tersebut dinamakan kalus fibrosa. Kedalam hematoma dan jaringan fibrosis ini kemudianjuga tumbuh sel jaringan mesenkin yang bersifat osteogenik. Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid dan osteoid ini mula-mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto rontgen. Pada tahap selanjutnya terjadi penulangan atau osifikasi. Kesemuanya ini menyebabkan kalus fibrosa berubah menjadi kalus tulang. 4. Tanda dan Gejala Adapun tanda dan gejala dari fraktur menurut Smeltzer & Bare (2001) antara lain: a. Deformitas Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya perubahan keseimbangan dan kontur terjadi seperti : 1) Rotasi pemendekan tulang 2) Penekanan tulang b. Bengkak Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang berdekatan dengan fraktur c.Ekimosis dari perdarahan subculaneous d. Spasme otot, spasme involunters dekat fraktur e. Tenderness f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spame otot berpindah tulang dari tempatnya dan kerusakan struktur di daerah yang berdekatan. g. Kehilangan sensani (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/ perdarahan). h. Pergerakan abnormal i. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah j. Krepitasi
  • 3. 5. Penatalaksanaan Medis Proses penyembuhan dapat dibantu oleh aliran darah yang baik dan stabilitas ujung patahan tulang sedangkan tujuan penanganan pada fraktur femur adalah menjaga paha tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Adapun prinsip penanganan fraktur menurut Smeltzer & Bare (2001) meliputi : a. Reduksi fraktur Penyambungan kembali tulang penting dilakukan agar posisi dan rentang gerak normal pulih. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi bedah (reduksi tertutup). Pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Dan apabila diperlukan tindakan bedah (reduksi terbuka) dengan pendekatan bedah fragmen tulang di reduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang sulit terjadi. Alat ini dapat diletakkan di sisi tulang atau dipasang melalui fragmen tulang atau langsung kerongga sum sum tulang. Alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuat bagi fragmen tulang. b. Imobilisasi Fraktur Setelah fraktur di reduksi, fraktur tulang harus di imobilisasi, atau dipertahankan dalam posisi dan kesejajarannya yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, atau fiksator eksterna. Implant logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. c. Fisioterapi dan mobilisasi Fisioterapi dilakukan untuk mempertahankan supaya otot tidak mengecil dan setelah fraktur mulai sembuh mobilisasi sendi dapat dimulai sampai ekstremitas betul betul telah kembali normal. d. Analgetik Diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul akibat trauma. Nyeri yang timbul dapat menyebabkan pasien gelisah sampai dengan shock yang biasanya di kenal dengan shock analgetik. 6. Komplikasi Adapun komplikasi dari fraktur (Smeltzer & Bare, 2001) yaitu : a. Komplikasi segera (immediate) Komplikasi yang terjadi segera setelah fraktur antara lain syok neurogenik, kerusakan organ, kerusakan syaraf, injuri atau perlukaan kulit. 1. Early Complication Dapat terjadi seperti : osteomelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome compartemen
  • 4. 2. Late Complication Sedangkan komplikasi lanjut yang dapat terjadi antara lain stiffnes (kaku sendi), degenerasi sendi, penyembuhan tulang terganggu (malunion) 7. Pemeriksaan diagnostic Menurut Doenges, Moorhouse & Geissler (1999) pemeriksaan diagnostic pada pasien fraktur adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan sinar-X untuk membuktikan fraktur tulang 2. Scan tulang untuk membuktikan adanya fraktur stress. PENYIMPANGAN KDM