Kerajaan Larantuka didirikan oleh pasangan suami istri Pati Golo Arakian dan Watowele di pulau Nusa Tenggara Timur. Kerajaan ini awalnya bernama Ata Jawa sebelum akhirnya dinamai Kerajaan Larantuka. Bangsa Portugis yang singgah di kerajaan ini memperkenalkan agama Katolik sehingga sistem pemerintahan kerajaan berubah mengadopsi budaya Portugis dan menganut agama Katolik.

1. KERAJAAN KRISTEN (KERAJAAN LARANTUKA)
CERITA MINI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Masyarakat dan Budaya
Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen Pengampu: Adevia Indah Kusuma, S.E., MM
Oleh:
Puput Mahdalena 160141115
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2019

2. Pada suatu kisah terdapat sebuah daerah yang disebut Nusa Dipa yang
bearti pulau Ular atau pulau Naga. Nusa Nipa menggambarkan bentuk pulau yang
menyerupai ular tepatnya didaerah Nusa Tenggara Timur. Di daerah ini hiduplah
suami istri yang bernama Pati Golo Arakian dan Watowele, mereka dilahirkan
dari Gunung Ilemandiri dan juga dihormati sebagai keturunan langsung dari
Gunung/ Keturunan Ile yang merupakan suku asli wilayah Nusa Tenggara yang
dikeramatkan. Sedangkan Pati Golo Arakian merupakan anak dari seorang
bangsawan Kerajaan Wehali (Wehale) dengan wanita berdarah Jawa. Wehali
merupakan salah satu kerajaan di pantai selatan Timor bagian tengah, kerajaan
pesisir yang kerap berhubungan dagang dengan bangsa lain, termasuk orang-
orang dari Jawa. Setelah menjadi suami istri, mereka mendirikan sebuah kerajaan
yang awalnya diberi nama Ata Jawa, namun suami istri memilih jalur yang
berbeda, Wehali memilih memeluk agama islam sedangkan Larantuka menganut
Katolik.
Kemudian nama kerajaan diganti dengan kerajaan Larantuka setelah masa
pemerintahan kerajaan ke-3. Pada masa ini sistem pemerintahan kerajaan sudah
lebih teratur, dan diyakini sebagai fondasi awal pemerintahan kerajaan yang
sesungguhnya. Kemudian pada suatu hari bangsa portugis singgah ke Larantuka
untuk transit dalam pelayaran dari Malaka hendak ke Maluku, ternyata setelah
melihat situasi Larantuka menyimpan banyak suatu hal yang laku dijual di Eropa,
yakni yang terkenal adalah kayu cendana. Kemudian mereka pun membangun
koloninya di kawasan Nusa Tenggara. Kerajaan Larantuka mendapatkan pengaruh
budaya Portugis yang cukup kental, termasuk mengubah sistem kerajaannya
menjadi bercorak Katolik.
Dengan adanya penyebaran agama Katolik, raja-raja selanjutnya banyak
diberikan nama gelar Portugis. Sehingga dengan adanya bangsa portugis Wehali
dan Larantuka memilih jalur yang berbeda. Wehali memilih memeluk Islam
sedangkan Larantuka memilih menganut Katolik.