Dokumen tersebut membahas tentang kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara, khususnya Kerajaan Ternate dan Tidore, sejak abad ke-14 hingga abad ke-16. Islam masuk ke kawasan Maluku melalui pedagang-pedagang Muslim dari Timur Tengah dan Jawa. Kerajaan Ternate mengalami kemajuan ekonomi dan politik setelah Sultan Kairun naik tahta pada 1535, meskipun persatuan daerah-daerahnya mulai
3. •Kepulauan maluku menduduki posisi penting dalam
perdagangan dunia di kawasan Timur Nusantara. Sejak
abad ke 15 hingga abad ke 19 kawasan ini menjadi
wilayah perebutan antara bangsa Spanyol, Inggris, dan
Belanda.
•Terdapat 2 kerajaan besar bercorak islam yakni
ternate dan Tidore yang terletak di sebelah barat
Halmahera, Maluku Utara.
4. •Tanda tanda awal kehadiran Islam di daerah Maluku
diketahui dari sumber sumber berupa naskah kuno
sdalam bentuk hikayat seperti hikayat bacan, dan
hikayat hikayat setempat lainnya.
•Pada abad ke 14 dalam kitab Negarakartagama karya
Empu Prapanca tahun 1365 Masehi menyebut bahwa
Maluku dibedakan dengan Ambon yaitu Ternate. Hal
itu dapat dihubungkan dengan hikayat Ternate antara
lain menyebutkan Moeloka (Maluku) artinya Ternate,
Tidore, Jailolo, dan Bacan.
5. •Pada abad ke 14 masa kerajaan majapahit sudah
sering terjadi hubungan pelayaran dan perdagangan
antar pelabuhan pelabuhan terutama Tuban dan
Gresik dengan daerah itu Ternate, Tidore, bahkan
Ambon.
•Untuk memperoleh rempah rempah terutama
cengkeh dan pala para pedangang muslim dari arab
dan timur tengah lainnya sangat mungkin mendatangi
daerah Maluku.
7. •Hikayat Ternate menyebutkan bahwa, turunan raja
raja maluku : Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan,
berasal dari Javarsadik dari arab.
•Dalam tradisi setempat dikatakan bahwa raja Ternate
ke 12 bernama Molomaeta (1350-1357) bersahabat
dengan orang orang muslim arab yang datang ke
maluku memberikan petunjuk pembuatan kapal.
•Raja Marhum di Ternate datang seorang alim dari
Jawa bernama Maulana Husein yang mengajarkan
,membaca al quran dan menulis huruf arab yang indah
sehingga menarik raja dan keluarganya serta
masyarakatnya.
8. •Zainul abidin (1486-1500) yang mendapat ajaran islam
dari Giri dan mungkin dari Prabu Atmaka, di Jawa
dikenal sebagai raja Bulawa, artinya raja cengkeh.
•Hubungan perdangangan antara Maluku dan Jawa
oleh Tom epires (1512-1515) juga sudah diberitakan
bahkan memberikan gambaran ternate yang didatangi
kapal kapal dari Gresik milik Pate Cusuf, dan raja
ternate yang sudah memeluk islam ialah sultan
Bemachorala dan hanya raja ternate yang
menggunakna gelar sultan, sedangkan yang lainnya
masih memakai gelar raja raja di Tidore, Kolano.
9. •Ternate Tidore, bacan, makyan, hitu, dan Banda pada
masa kehadiran Tom pires sudah banyak beragama
islam, bila islam memasuki daerah maluku Tom pires
menagatakan “50 tahun” lalu yang berati antara tahun
1460-1465.
•Tahun tahun tersebut menunjukkan persamaan
dengan berita antonio yang mengatakan bahwa islam
di daerah maluku mulai 80/ 90 tahun lalu
10. •Kerajaan Ternate sejak saat itu makin mengalami
kemajuan baik di bidang ekonomi perdangangan
maupun di bidang politik lebih lebih setelah sultan
kairun putra sultan zainal abidin menaiki tahta sekitar
1535 kerajaan ternate berhasil mempersatukan
daerah daerah di Maluku Utara.
•Tetapi persatuan daerah daerah dalam kerajaan
ternate itu mulai pecah karena kedatangan orang
orang portugis dan orang orang spanyol, ke Tidore
dalam upaya monopoli perdangangan terutama
rempah rempah
11. •Pada 1565 sultan Khairun dengan rakyatnya
mengadakan penyerangan penyerangan terhadap
portugis karena hampir terdesak pihak portugis
melakukan penipuan dengan dalih untuk
mengadakan perundingan tetapi ternyata sultan
Khairun dibunuh pada 1570, sehingga membuat
rakyat ternate marah dan melakukan perlawanan.
12. •Perlawanan rakyat itu diteruskan dibawah pimpinan
putranya sultan baabullah yang pada 28 Desember
1577 berhasil mengusir orang orang portugis dari
ternate. Kekuasaannya sampai ke berbagai daerah
Mindanao, Manado, Sangihe, dan daerah Nusa
Tenggara
•Sultan Baabullah mendapat julukan sebagai
“penguasa 72 kepulauan” dan menganggap sebagai
kerajaan seluruh wilayah dan sangat berkuasa.
Baabullah wafat pada 1583.