Perkembangan sistem moneter internasional dimulai dengan pendirian IMF dan Bank Dunia di Bretton Woods untuk meningkatkan kerja sama moneter antarnegara dan memperluas perdagangan dunia. Sistem Bretton Woods menerapkan sistem nilai tukar tetap hingga runtuh pada tahun 1973 dan digantikan oleh sistem nilai tukar mengambang. Sistem pembayaran internasional meliputi metode seperti cash in advance, letter of credit, dan berbagai metode pembiayaan seperti ak
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Perkembangan Sistem Moneter Internasional
1.
2.
3. Perkembangan sistim moneter international dimulai dengan
penyelenggaraan International Monetery and Financial Conference di
Bretton Woods, New Hampshire.
Didirikan IMF adalah bertujuan :
1.Meningkatkan kerja sama masalah-masalah moneter
2.Memperluas perdagangan dan investasi dunia
3.Mengurangi pembatasan pemerintah terhadap lalu lintas pembayaran
internasional
4.Menyediakan fasilitas kredit untuk mempertahankan stabilitas kurs
(exchange rate) bagi negara anggota yang mengalami kesulitan neraca
pembayaran (balance of payment)
5.Mengurangi pengaruh negatip dari defisit dan surplus balance of
payment.
Dari tujuan diatas jelas bahwa sasaran pokok dari IMF adalah ingin
meningkatkan bisnis internasional guna meningkatkan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat negara
anggotanya.
Sedangkan tujuan utama dari pendirian Bank Dunia (World Bank/ IBRD)
adalah memberikan pinjaman dengan bunga relatif rendah kepada
berbagai negara untuk mendorong pembangunan ekonomi, namun tetap
berlandaskan profit oriented.
4. Perkembangan sistim moneter internasional
berdasarkan Bretton Wood System tahun 1947,
terdapat 3 macam penetapan kurs valas (forex rate),
yaitu ;
Sistim kurs tetap atau stabil (fixed exchange rate
system)
Sistim kurs mengambang (floating exchange rate
system)
- Freely floating rate atau clean floating rate
- Managed float atau dirty float.
Sistim kurs terkait (pegged exchange rate system)
5. A.Fixed Exchange Rate System
1. Sistim moneter internasional didasarkan standard emas, artinya setiap
mata uang negra anggota IMF dikaitkan dengan emas. Sebagai standard $
35 AS equivalen dengan 1 ounce (28,3496 gram emas). Dan US$ digunakan
sebagai “numeraire” atau standard kesatuan hitung, dimana mata uang
negara anggota IMF dikaitkan (pegged) dengan USD. Jadi secara tidak
langsung mata uang setiap negara anggota IMF dikaitkan dengan emas.
2. Sistim nilai tukar (foreign exchange rate) antar negara anggota IMF harus
tetap atau stabil.
3. Kurs nilai tukar hanya boleh bervariasi antara 1-2,5% diatas atau dibawah
kurs resmi.
4. Setiap negara anggota negara IMF dilarang memakai kebijakan devaluasi,
yaitu penurunan nilai mata uangnya terhadap valas untuk memperbaiki
memperbaiki posisi atau mengatasi defisit balance of payment BOP-nya.
5. Negara anggota IMF yang mengalami kesulitan BOP dapat meminta
bantuan IMF dalam bentuk Special Drawing Right (SDR). SDR adalah uang
kertas emas yang dikeluarkan oleh IMF pada tahun 1969 sebagai reserve
currency, dan liquiditas internasional.
Sejak 19 Maret 1973, mulai berlaku Sistim kurs mengambang (generalied
floating).
6. Adalah sistim kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme
kekuatan permintaan dan penawaran pada bursa valas.
Dibagi menjadi :
(1) Clean float atau freely floating system (mengambang murni) : tanpa
campur tangan pemerintah.
(2) Dirty float atau managed float system : pemerintah campur tangan
untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran valas di bursa
valas, melalui kebijakan di bidang moneter, fiskal, dan perdagangan
luar negeri.
B. FLOATING EXCHANGE RATE
7. Sistim kurs mengambang terkendali (dirty float/
managed float system)
Keterangan:
Q Rp = Kuantitas Rp
Q $ = Kuantitas USD.
Sfc dan Dfc = Supply dan Demand Foreign Currency
Sdc dan Ddc = Supply dan Demand Domestic Currency
8. B. SISTIM KURS MENGAMBANG TERKENDALI
(dirty float/managed float system):
Nilai tukar Rp terhadap USD ditentukan oleh perpotongan antara Sfc
dan Dfc pada kuadran positip di sisi kanan yaitu titik A, atau
perpotongan antara Sdc dan Ddc pada quadran negatip, yaitu pada
titik A1. Pada grafik tersebut di atas dapat dilihat bahwa kurva supply
foreign currency (Sfc) pada kuadran positif di sisi kanan akan sama
dan sejajar dengan kurva demand domestic currency (Ddc) pada
kuadran negatif di sisi kiri. Sebaliknya, kurva demand foreign
currency (Dfc) pada kuadran positif di sisi kanan akan sama akan
sama dan sejajar pula dengan kurva supply domestic currency (Sdc)
pada kuadran negatif di sisi kiri.
Perpotongan kurva Sfc dengan kurva Dfc pada titk A dan perpotongan
kurva S’dc dengan D’dc pada titik A1 akan menentukan tingkat kurs
valas (forex rate) USD sebesar Rp 8.000,- per USD atau kurs rupiah
sebesar USD1/ 8.000 per rupiah.
Bila karena suatu hal, supply foreign currency meningkat sehingga
kurva Sfc bergeser menjadi S’’fc dan secara identik kurva demand
domestic foreign currency tetap pada Dfc dan secara identik pula
kurva supply domestic currency tetap pada Sdc, maka titik A akan
bergeser menjadi ttik C. Dengan demikan berarti kurs valas atau
forex rate USD menjadi Rp 7.000 per USD atau kurs rupiah berubah
atau meningkat menjadi sebesar US 1 / 7.000 per rupiah.
9. Jika pemerintah ingin mempertahankan kurs yang relatif stabil pada
tingkat Rp 8000 / USD, pemerintah dengan melalui berbagai kebijakan
moneter dan fiskal dapat campur tangan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam hal ini pemerintah dapat
mempengaruhi atau meningkatkan demand foreign currency
sehingga Dfc bergesser menjadi D’fc atau secara identik supply
domestic currency Sdc bergeser menjadi S’dc dan titik potong C akan
bergeser kembali menjadi A2 pada tingkat kurs valas yang kembali
relatif sama, yaitu Rp 8.000 per USD.
Sebaliknya, bila karena suatu hal, demand foreign currency
meningkat sehingga kurs valas meningkat menjadi Rp. 9000 per USD
atau kurs rupiah menurun menjadi USD 1/ 9000 per rupiah maka
pemerintah melalui berbagai kebijakan ekonomi moneter dan fiskal
dapat campur tangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam hal ini pemerintah dapat mempengaruhi atau meningkatkan
supply foreign currency sehingga Sfc bergeser menjadi S’fc atau
secara identik demand domestic currency Ddc bergeser menjadi D’dc
dan titik potong B akan bergeser kembali menjadi A2 pada tingkat
kurs valas yang relatif sama, yaitu Rp. 8000 per USD (J. Madura 1992:
Lanjutan penjelasan kurs sistim mengambang
terkendali………
10. C.Sistim kurs terkait (pegged exchange rate system)
Kurs ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu
negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata
uang tertentu.
• Negara-negara Afrika yang mengaitkan nilai nilai mata uangnya dengan
mata uang Perancis (FRF).
• Negara Eropa (EEC) –European Monetary System (EMS) European
Currency Unit (ECU), dan dapat berfluktuasi dalam batas 2,25% diatas
ayau dibawah kurs tengah.
Contoh:
Kurs tengah DEM = 6,90 ECU
Kurs tengah FRF = 2,06 ECU
Kurs tengah antara FRF dan DEM = 6.90/2.06 = 3,35
Karena menurut EMS fluktuasi hanya pada batas 2,25% diatas ataupn
dibawah kurs tengah maka upper limit dan lower limit FRF/DEM adalah
sebagai berikut:
Upper limit FRF/DEM =central rate x (1+ 0.0225)= 3.35 x 1,0225= 3,425
Lower limit FRF/DEM = central rate x (1- 0,0225 = 3.35 x 0,9775 = 3.275
11.
12. Setiap transaksi ekonomi dan keuangan internasional,
biasanya selalu menyangkut masalah:
1. sumber dan metoda pembiayaan
2. sistim pembayaran internasional
Sumber-sumber pembiayaan dalam transaksi
internasional terdiri atas:
a. Sumber dana sendiri dari pembeli/ importir
b. Sumber dana berupa kredit dari penjual/eksportir
c. Sumber dana dari pihak ketiga (lembaga keuangan
bank dan nonbank.
13. Sumber dana dapat disalurkan melalui metoda
pembiayaan sebagai berikut:
Account recievable financing
Banker’ acceptances
Short term bank loan
Counter trade
Factoring
Forfaiting
Leasing
14. ACCOUNT RECEIVABLE FINANCING
• Biaya diberikan oleh bank kepada eksportir berdasarkan
credit-worthiness yang diberikan oleh ekspotir kepada
pembeli/importirnya
• Pembayaran yang dilakukan oleh importir di luar negeri
langsung ditransfer ke dalam account recievable
financing. Dalam hal importir gagal membayar dengan
alasan apapun, maka eksportir tetap bertanggung jawab
untuk mengembalikan kreditnya kepada bank.
• Jangka waktu : 1- 6 bulan
15. BANKER’S ACCEPTANCE
• Pembiayaan yang dilakukan dengan bill of exchange atau time draft
yang wajib dibayar oleh bank setelah jatuh tempo (maturity).
• Prosedur :
(1) Importir melalui banknya membuka L/C yang ditujukan kepada
eksportir/penjual
(2) Berdasarkan L/C yang diterimanya, eksportir akan menerbitkan time
draft yang akan disampaikannya bersama-sama shipping document lainnya
(B/L dan lain-lain) kepada bank ditempatnya berada.
(3) Bank eksportir akan mengirimkan time draft dan shipping docment
tersebut kepada bank importir yang akan menerbitkan banker’s
acceptance.
(4) Bila eksportir ingin menguangkan banker’s acceptance tersebut
sebelum jatuh tempo, maka eksportir dapat meminta bank untuk menjual
banker’s acceptance tersebut dengan harga discount di pasar uang
(money market)
16. SHORT TERM BANK LOAN
Metoda pembiayaan ini diberikan oleh bank atas dasar
banker’s acceptance yang diterbitkannya untuk modal kerja
dan pembelian inventory dalam bentuk pinjaman jangka
pendek.
17. COUNTER TRADE (imbal dagang)
• Metoda pertukaran barang dengan barang, secara langsung maupun tidak
langsung
• Dinegara berkembang
• Negara sosialis yang kesulitan devisa dan pemasaran produknya
• Sejak tahun 1985, merupakan 30% pembiayaan perdagangan dunia
• Variasi dari counter trade sebagai berikut:
(1) Barter : pertukaran barang dengan barang secara langsung
Contoh: - Barter pesawat Mirage 2000 buatan
Perancis dengan minyak Iran sewaktu perang Irak-Iran.
- Barter senjata antara PRRI/PERMESTA dengan kopra
tahun 1957/1958
- Barter pabrik gula Subang dengan teh dan karet.
18. (2) Counter purchase (imbal beli)
adalah pertukaran barang dengan barang secara langsung dengan harga
yang normal karena bargaining position kedua belah pihak
seimbang
Contoh : - pesawat CN 235 dengan beras dari Thailand.
- pesawat CN 235 dengan mobil Proton Saga dari Malaysia.
(3) Buy back
adalah suatu metoda pembiayaan dengan cara membiayai pembelian
suatu barang dengan produk yang dihasilkan
Contoh : - pembangunan pabrik aluminium (PT Inalum) di Tanjung Balai
Asahan dengan biaya dari Jepang, dan dibayar dengan
produknya.
- pembiayaan mesin jahit oleh RRC dari Jepang, dibayar dengan
produk mesin jahit tsb
(4) Switch Trading
adalah pertukaran barang dengan barang antara pembeli dan penjual
melalui pihak ketiga.
Contoh : -perusahaan Indonesia membeli bis IKARUS dari Hongaria, yang
dibiayai dengan cara mengirim tekstil ke Hongaria. Akan tetapi,
karena Hongaria tidak memerlukan tekstil dari Indonesia,tetapi
perusahaan Yunani berminat.
19. (5) Off-set
Adalah pertukaran barang antara dua pihak dengan transfer teknologi
Contoh : -pembelian pesawat F-16 asal Amerika oleh Indonesia
yang pembiayaannya dikaitkan dengan transfer teknologi
dari bagian ekor pesawat tersebut yang dibuat oleh
IPTN Bandung.
FACTORING (Anjak Piutang)
adalah pembiayaan yang diperoleh eksportir dengan menjual account
recievable-nya dengan discount tertentu kepada suatu lembaga
keuangan (commercial finance company) yang disebut factor broker
di tempat eksportir berada. Kemudian, factor broker dari eksportir ini
dapat menjual account recievable kepada factor broker lain di tempat
importir dengan discount tertentu pula.
Keuntungan sistem factoring bagi eksportir:
1. eksportir tidak lagi terlibat/memonitor administrasi account
recievable.
2. eksportir segera mendapat pembayaran. cash flow sehat
20. FORFAITING
adalah cara pembiayaan untuk membelian barang modal yang mahal
(diatas $ 500.000) yang dilakukan importir dengan jalan mengeluarkan
promissory notes kepada eksportir. Kemudian promisssory notes ini di
jual lagi kepada forfaiting bank atau financial institution lainnya. Metoda
forfaiting transaction inii biasanya dilakukan dengan suatu jaminan
(bank garantie) atau L/C yang diterbitkan oleh bank importir.
LEASING
adalah pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
(capital goods), baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan lesee selama jangka waktu tertenu dengan pembayaran
secara berkala (SK Menkeu No 1169/LMK.01/1999 tentang
kegiatan Sewa Guna Usaha).
Keuntungan : Lesee dapat memiliki modal kerja (working capital)
yang memadai karena tidak harus menggunakan dana yang besar
untuk penyediaan barang modal
21.
22. Sistim pembayaran internasional
Cash in advance/ prepayment
Open account
Private compensation
Letter of credit (L/C)
Draft/ commercial bill of exchange
Consignment
23. Cash in advance/ Prepayment
Adalah suatu cara pembayaran yang dilakukan pembeli/ importir kepada
penjual/ eksportir sebelum barang dikapalkan.
• Bisa full payment atau partial payment
• Dasar prepayment, tergantung:
(1) permintaan produk melebihi penawaran produk
(2) penjual dn pembeli belum saling mengenal dan kurang saling
percaya.
(3) Dalam situasi darurat/ peperangan
(4) mata uang negara importir termasuk mata uang lemah (soft
currency) yang berisiko tinggi.
Open account
Pembayaran dilakukan kemudian setelah produk dikirim dan laku terjual
atau setelah jangka waktu tertentu
. Saling kenal
. Afiliasi/ intra multi nasional company
. Kemungkinan default
24. PRIVATE COMPENSATION
Adalah metodapembayaran internasional yang dilakukan antara
pembeli dan penjual dengan jalan melakukan kompensasi penuh atau
sebagian utang-piutang, baik secara langsung maupun tidak
langsung(melalui pihak ketiga), sehingga mengurangi atau meniadakan
transfer valas ke luar negeri.
Dengan cara pembayaran ini:
(1)Importir B di Singapore tidak perlu melakukan transfer international
untuk melakukan pembayaran kepada eksportir A di Jakarta dan
cukup melakukan transfer domestik kepada eksprtir D di Singapore
(2) Sebaliknya impotir C di Jakarta tidak perlu melakukan transfer
internasional untuk melakukan pembayaran kepada eksportir D di
Singapore, dan cukup dengan melakukan transfer domestik kepada
eksportir A di Jakarta.
Barang Y
Eksportir A
Eksportir C
Importir B
Importir D
Barang X
$
$
$
$
Singapore
Jakarta
25. LETTER OF CREDIT (L/C)
L/C adalah surat pernyataan yang dikeluarkan oleh issuing bank atas
permintaan pembeli/importir yang ditujukan kepada
penjual/eksportir/beneficiary melalui advising/confirming bank
dengan menyatakan bahwa issuing bank akan membayar sejumlah
uang tertentu apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C
dipenuhi.
- Saat ini > 50% pembayaran internasional menggunakan L/C
- Manfaat menggunakan L/C:
(1) Adanya jaminan pembayaran bagi ekspotir/penjual
(2) Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui
perbankan yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan
syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C
(3) Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui
perbankan.
(4) Adanya fasilitas hedging
- Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C :
1) Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable
2)Tanggal expired L/C
3) Tanggal pengapalan
4) Syarat-syarat dalam L/C.
26. JENIS-JENIS L/C
Dapat dikelompokkan menjadi :
A. Basic L/C, terdiri dari :
(1) Revocable L/C : L/C yang dapat diubah atau dibatalkan
secara sepihak oleh pembeli/importir atau issuing bank tanpa
persetujuan atau pemberitahuan kepada penjual/eksportir. L/C
ini umumnya digunakan antar perusahaan dalam satu induk/
antar cabang.
(2) Irrevocable L/C : L/C yang tidak dapat diubah atau
dibatalkan tanpa persetujuan keua belah pihak
(3) Confirming irrevocable L/C : L/C yang tidak dapat
dibatalkan sepihak dan di jamin sepenuhnya oleh confirming
bank.
27. B. Special L/C , terdiri dari :
(1) Red-clause L/C : L/C ini terdapat catatan dengan tinta merah yang
menyatakan bahwa advising/confirming bank dapat melakukan
pembayaran dimuka kepada eksportir/ penjual/ beneficiary sbelum
penyerahan dokumen pengiriman barang dilakukan. L/C semacam ini
sering digunakan untuk menyediakan dana/kredit bagi eksportir
sebelum barang dikapalkan.
(2) Green-ink L/C : L/C ini hampir sama dengan red-clause L/C, yang
memberikan pembayaran dimuka dengan syarat aaaaaa; eksportir
hsrus menyerahkan kepada advising bank/negotiating bank yang
ditunjuk, suatu bukti atau tanda terima penyimpanan barang dari
warehouse sampai beneficiary untuk mengapalkan barang tersebut.
(3) Revolving L/C : L/C dmana nilainya dapat diperbaharui sesuai
dengan nilai yang tercantum di dalamnya berdasarkan syarat-syarat
yang ditetapkan, misalnya tentang nilai maksimum, kumulatifatau
nonkumulatif, dan sebagainya.
(4) Transferable L/C : L/C dmana beneficiary dapat dipindah
tangankan berdasarkan instruksi khusus dari applicant atau
importir/pembeli dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C
tersebut.
28. (5) Back to Back L/C : L/C ini merupakan L/C yang diterbitkan oleh issuing
bank ditempat eksportir atas permintaan eksportir yang ditujukan kepada
supplier.
• Back to back L/C ini dikeluarkan ini diterbitkan berdasarkan L/C induk yang
dikeluarkan oleh issuing bank di negara importir/pembeli.
• identik dengan L/C induk, kecuali mengenai harga, tanggal pengapalan,
dan tanggal berlakunya.
• Back to back L/C biasa digunakan :
1. Eksportir bukan supplier barang yang diekspor
2. Eksportir tdak mempunyai dana untuk membayar supplier.
3. Eksportir ingin menjaga agar importir dan supplier tidak saling kenal.
4. Eksportir ingin merahasiakan harga barang.
(6) Stand by L/C : L/C yang diberikan issuing bank atas permintaan
applicant/peminjam/kontraktor sebagai jaminan khusus kepada pihak
beneficiary apabila gagal untuk mematuhi atau melaksanakan kontraknya.
(7) Restricted L/C : L/C ini merupakan L/C yang pembayarnnya dibatasi
(restricted) hanya melalui bank di negara beneficiary yang namanya
tercantum pada L/C tersebut.
(8) Negotiable atau open L/C : Beneficiary dapat mengajukan wesel dan
dokumen-dokumen lampirannya ke bank yang ditunjukkannya.
.
29. (9) Straight L/C : L/C dimana jatuh temponya di negara issuing bank, tetapi
advising/confirming bank di negara beneficiary dapat melakukan
pembayaran lebih dahulu atau menunggu sampai mendapat
reimbursment. Asal dokumen-dokumen yang diperlukan diajukan secara
langsung (straight)
(10) Usance L/C : L/C yang merupakan cara pembayaran yang dilakukan
dengan pemberian kredit oleh eksportir kepada importir untuk jangka
waktu 90-180 hari dengan menerbitkan time/date draft/wesel. Pemberian
fasilitas kredit ekspor dimaksudkan untuk mendorong pemasaran produk
ke pasar ekspor. Bila eksportir memerlukan dana dapat mencairkan
draft/weselnya dengan diskonto pada bank.
(11) Merchant L/C :
Jenis L/C ini berbeda dengan banker L/C, karena L/C dibuka oleh
importir melalui banknya yang ditujukan kepada eksportir untuk menjamin
pembayaran draft pada saat jatuh tempo, tetapi tidak bertanggung jawab
ataumengikat diri untuk pelunasan L/C tersebut. Jenis L/C ini umumnya
digunakan oleh importir dan eksportir yang sudah saling kenal dan
percaya atau perusahaan yang berafiliasi atau merupakan subsidiary
dengan persahaan induknya.
(12) Clean LC : Jenis L/C yang tanpa dilengkapi dengan lampiran dokumen
shipping, seperti B/L dan lain-lain, sudah dapat dicairkan
30. Prosedur Pembayaran dengan basic L/C
Importir
Indonesia
BNI
Issuing Bank
Eksportir
Jepang
BOT
Conferming
Bank
Pelayaran
(1)
(5)
(6)
(2) (10) (11)
(3)
(9)
(12)
(4) (7) (8)
31. (1) Pembuatan sales contract antara importir dan eksportir.
(2) Importir mengajukan aplikasi pembukaan L/C kepada BNI selaku issuing
bank.
(3) Issuing bank mengirimkan L/C kepada eksportir melalui Bank of Tokyo
(BOT) sebagai confirming Bank.
(4) Advising/confirming bank memberikan advise atau pemberitahuan kepada
eksportir tentang kedatangan L/C dan meminta eksportir untuk
menunjukkan bukti pengiriman barang/surat muat barang atau Bill of
Lading (B/L) untuk dapat menerima pembayaran.
(5) Eksportir mengirim barang kepada importir melalui perusahaan pelayaran
dengan mendapat surat tanda muat atau bill of lading (B/L) dansertifikat
pemeriksaan barang (certificate of inspection) dari perusahaan surveyor
atau Bea dan Cukai.
(6) Perusahaan pelayaran menyerahkan B/L kepada eksportir.
(7) Eksportir menyerahkan B/L dan dokumen lainnya kepada Bank of Tokyo
untuk mendapatkan pembayaran.
(8) Bank of Tokyo menyelesaikan pembayaran kepada eksportir atas dasar
penyerahan B/L.
(9) Bank of Tokyo meneruskan B/L dan dokumen lampiran lainnya kepada BNI
untuk diteruskan kepada importir Indonesia.
(10) BNI menyampaikan B/L kepada importir untuk penyelesaian pengeluaran
barangnya di pelabuhan setelah membayar bea masuk dan pungutan
impor lainnya yang diwajibkan di kantor Bea dan Cukai.
(11) Importir menyelesaikan pelunasan pembayaran dengan BNI
(12) Clearing atau penyelesaian pembayaran antara BNI dan Bank of Tokyo.
32. Draft/ Wesel/Commercial Bill of Exchange
Adalah suatu surat perintah tertulis dari seorang eksportir
(drawer) yang ditujukan kepada importir (drawee) atau
agennya untuk melakukan pembayaran sejumlah uang
tertentu dan pada jangka waktu atau tanggal tertentu kepada
pihak yang ditunjuk atau pemegang/pembawa draft tersebut.
Macam-macam draft/wesel:
(1) Clean draft : draft yang dibayar tanpa dilengkapi dengan
dokumen lampirannya.
(2) Documentary draft : harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen lampirannya
(3) Menurut saat pembayarannya :
(a) Sight draft : draft yang dibayar saat diperlihatkan.
(b) Date/Time draft : dibayar pada sutu waktu tertentu
Consigment (konsinyasi)
Adalah cara pembayaran dari impotir kepada eksportir setalah
barangnya laku dijual. Biasanya kepada induk perusahaan