SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
RESEPSI SASTRA FILM “LASKAR PELANGI”
       SEBUAH KAJIAN RESEPSI SASTRA SINKRONIK PADA MASA
       BANGKITNYA PERFILMAN INDONESIA (TAHUN 2001 – 2009)
                             Oleh: Marlina




A. Pendahuluan
      Pemunculan film-film yang diangkat dari karya sastra belakangan ini
semakin marak. Para pembaca karya sastra kini tak harus bersusah payah
untuk menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-
minggu untuk dapat melahap sebuah karya sastra sepeeti novel. Para sineas
Indonesia    dengan   kemampuan       dan   kreativitasnya   telah    dapat
mengembangkan dan memperkaya khasanah sastra Indonesia dengan cara
menyajikan sebuah karya sastra dalam bentuk bacaan-dalam hal ini novel-
menjadi sebuah film yang dikemas apik dan menarik bagi semua kalangan.
      Dalam sejarah perfilman di Indonesia tahun 2001 hingga saat ini,
masyarakat Indonesia telah merasakan kebangkitan perfilman Indonesia
dengan hadirnya film-film layar lebar yang tak henti diproduksi dan diputar
di sinema-sinema. Namun demikian, tak banyak film yang secara langsung
diangkat dari sebuah novel, khususnya untuk novel-novel Indonesia di masa
sekarang ini. Sebut saja novel Ayat-Ayat Cinta karangan Habiburahman El-
Shirazy yang sempat booming dan dikenal seantero masyarakat Indonesia,
setelah sebelumnya beberapa novel remaja seperti Eifel I’m In Love dan
novel-novel dengan tema percintaan remaja diangkat menjadi sebuah film.
      Di antara novel-novel tersebut yang tak dapat dipungkiri       sebagai
novel fenomenal sehingga diangkat menjadi film layer lebar adalah novel
“Laskar Pelangi” karangan Andrea Hirata, seorang pengarang pendatang
baru yang menggebrak dunia sastra Indonesia. Andrea Hirata sebagai
penulis baru menyajikan sebuah cerita dengan latar belakang kisah nyata
menjadi sebuah bacaan yang apik dan menggugah para pembacanya.
Pendapat demi pendapat positif dari berbagai profesi dapat dilihat dalam
bagian depan novel Laskar Pelangi.
      Demikian pula halnya ketika novel tersebut diangkat menjadi sebuah
film, respons masyarakat saat itu bernada amat positif. Para penikmat film
Indonesia lebih banyak menyuarakan kepuasan dengan film yang diangkat
dari novel tersebut dan menjadikan Andrea Hirata sebagai novelis populer
Indonesia yang tidak bisa dipandang sebelah mata lagi keberadaannya.
      Larisnya film Laskar Pelangi di pasaran menjadi daya tarik tersendiri
bagi penulis untuk memberikan reaksi sebagai salah satu penikmat karya
sastra terhadap film tersebut. Mengingat selanjutnya setelah atau sebelum
Laskar Pelangi dipertontonkan kepada masyarakat, film-film dengan tema
yang sama sepanjang kebangkitan perfilman Indonesia, baik yang diangkat
dari novel maupun yang memang murni berasal dari naskah film belum
ditemukan lagi hingga saat ini.


B. Pembahasan
1) Resepsi Sastra
      Secara harfiah, resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin) dan
reception (Inggris) yang berarti penerimaan. (Kutha Ratna, 2008: 165)
      Resepsi atau penerimaan        terhadap sebuah teks sastra merupakan
reaksi dari pihak pembaca terhadap sebuah karya sastra, baik dalam bentuk
reaksi langsung maupun reaksi tidak langsung          dengan menyelaraskan
dengan pengertian, pengalaman, serta penghayatannya (Luxemburg, 1992:
62)
      Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa yang
dimaksud dengan resepsi sastra adalah reaksi yang diberikan oleh pembaca
terhadap sebuah karya berdasarkan adanya pengertian-pengetahuan atau
wawasan pembaca- dan menghubungkannya dengan pengalaman dan apa
yang dihayati oleh pembaca tersebut.
      Dinyatakan juga oleh Luxemburg bahwa kegiatan resepsi sastra
merupakan kegiatan pembaca dalam mengkonkretkan sebuah teks sastra-
dalam hal ini bacaan- menjadi sebuah teks yang dpat dimengerti dan
dihayatinya. Hal ini seperti membuat sebuah laporan setelah pembaca
menikmati karya sastra.(Luxemburg, 1992: 79)
      Resepsi sastra mengkaji hubungan antara sastra dengan pembaca,
khususnya dalam kehidupan praktis. Diibaratkan sebagai retorika dalam
khotbah atau pidato yang memberikan perhatian pada sarana-sarana bahasa,
resepsi sastra memberikan perhatian pada tanggapan-tanggapan pembaca.
(Kutha Ratna, 2008:164)
      Namun demikian, resepsi sastra sendiri dalam artian yang luas
tidaklah sekadar    pemberian respons pembaca terhadap karya sastra
melainkan pembaca dalam konteks ini dilihat sebagai sebuah proses sejarah,
yakni pembaca dalam periode tertentu. (Kutha Ratna, 2008:165)
      Berdasarkan pernyataan ersebut dapat dikatakan bahwa dalam proses
resepsi sastra, pembaca yang memberi respons atau reaksi terhadap suatu
karya sastra akan selalu menghubungkan responsnya dengan kondisi ketika
resepsi iu dilakukan. Sudah barang tentu itu akan berhubungan dengan
bidang kehidupan, baik dari sosiologis, budaya, maupun psikologis
masyarakat dalam suatu masa.
      Dalam penelitian sastra, resepsi sastra mengenal dua bentuk, yakni
resepsi sinkronik dan resepsi diakronik. Bila dalam resepsi sinkronik karya
sastra diteliti dalam hubungannya dengan pembaca pada suatu masa tertentu
(satu zaman-, maka dalam resepsi sastra diakronik yang melibatkan pembaca
sepanjang sejarah waktu. (Kutha Ratna, 2008: 167)
      Dalam hal ini dijelaskan juga bahwa dalam resepsi sinkronik,
sekelompok pembaca memberikan tanggapan-misalnya secara sosiologis
maupun psikologis- terhadap sebuah karya sastra.


      Tanggapan terhadap karya sastra melalui pendekatan sosiologis
adalah mengkaji hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan
kehidupan sosial masyarakat. (Kutha Ratna, 2008:60). Hal ini merupakan
sebuah pernyataan yang menggambarkan bahwa sebuah karya sastra dalam
penciptaannya memiliki hubungan social dengan masyarakat pembaca.


        Sementara itu, istilah psikologi sastra menurut Wellek dan Waren
memiliki empat kemungkinan pengertian antara lain: (1) studi psikologi
pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, (2) studi proses kreatif, (3) studi
hukum dan tipe-tipe psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan (4)
mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Keempat hal
tersebut merupakan kemungkinan yang dimungkinkan menjadi pembahasan
dalam psikologi sastra. (Wellek dan Waren, 1995:90)



2) Sinopsis Film ”Laskar Pelangi”
        Tokoh aku dalam film ini adalah Ikal. Ikal memulai ceritanya dengan
menampilkan latar tahun 1974 di daerah Bangka Belitong (Salah satu daerah
di Indonesia). Bangka Belitong pada latar tahun tersebut adalah sebuah
daerah    yang   kaya di Indonesia. Daerah           tersebut    terkenal     dengan
pertambangan timahnya. Namun demikian, di tengah pandangan masyarakat
yang menganggap daerah tersebut sebagai daerah yang kaya, kehidupan
masyarakatnya tidaklah baik seperti seharusnya penduduk yang hidup di
daerah yang kaya.
        Cerita berawal dari sebuah sekolah SDN Muhammadiyah Gintong
yang merupakan sekolah muhamaddiyah satu-satunya di daerah Belitong.
Sekolah itu terancam ditutup pemerintah bila pada tahun ajaran tersebut
tidak    mendapatkan    sepuluh     orang   siswa.     Para     orang   tua     yang
menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut adalah orang tua yang kondisi
perekonomiannya miskin. Rata-rata orang tua bekerja sebagai buruh PT PN
Timah atau nelayan.
        Diceritakanlah seorang guru wanita bernama Ibu Muslimah dan Bapak
Harpan yang bersikukuh untuk mempertahankan sekolah tersebut. Meski di
awalnya kedua guru tersebut sudah hampir putus asa menunggu kedatangan
murid ke sepuluh, akhirnya sekolah tersebut dapat memenuhi angka sepuluh
untuk jumlah murid dan itu berarti sekolah tersebut akan terus dibuka.
        Berlanjut pada waktu lima tahun kemudian (tahun 1979), sekolah
tersebut tetap berjalan dengan sepuluh orang siswa yang tak bertambah dari
tahun ke tahun. Kondisi sekolah sangat buruk, baik dari bangunan, fasilitas
sekolah, maupun dari keuangannya. Para guru yang mengajar, tidak
mendapatkan penghasilan yang layak, selayaknya guru-guru di sekolah lain.
        Sekolah lain yang menjadi pembanding adalah sekolah milik PN
Timah       yang   kondisinya   sangat   bertolak   belakang   dengan    SDN
Muhammadiyah Gintong. Sekolah PN Timah memiliki fasilitas yang bagus
dan ditonjolkan sebagai sekolah bagi kaum-kaum menengah ke atas di
Belitong.
        Namun demikian, siswa-siswa yang belajar di SDN Muhammadiyah
tak pernah kehilangan semangat untuk belajar, meskipun mereka dalam
keterbatasan. Sepuluh siswa dalam asuhan Ibu Muslimah tumbuh dengan
kemampuan yang bervariasi. Tokoh Lintang yang berasal dari keluarga
miskin di pesisir pantai adalah anak yang memiliki kecerdasan matematika
sangat bagus. Sementara itu, Mahar adalah anak yang mmeiliki kecerdasan
musikal yang sangat bagus. Demikian juga dengan siswa-siswa lainnya selain
mereka seperti Ikal, Kucai, Samson, Zahara, Akiong, dan Harun salah satu
siswa yang memiliki keterbelakangan mental.
        Siswa-siswa di SDN Muhammadiyah yang dididik dalam kemiskinan
dan kesulitan belajar menunjukkan kemampuan mereka di hadapan
masyarakat Belitong yang beranggapan bahwa anak miskin tak perlu
mengecap bangku sekolah. Mereka cukup menjadi buruh membantu orang
tua mereka bekerja. Dengan kreativitas mereka, para siswa akhirnya dapat
memenangkan karnaval yang diadakan untuk sekolah-sekolah di Belitong.
Mereka berhasil mengalahkan juara bertahan SD PN Timah.
        Pada bagian selanjutnya konflik pun terjadi dalam diri Ibu Muslimah.
Ibu Muslimah yang sempat kecewa setelah ditinggal oleh rekan kerjanya Pak
Bakrie yang memilih mengajar di sekolah lain karena penghasilan yang
didapatkannya tidak menentu. Sementara itu, goncangan lain pun datang,
rekan Ibu Muslimah yang lain bapak Harpan, yang selama ini menjadi teman
seperjuangan Ibu Muslimah untuk mempertahankan keberadaan SDN
Muhammadiyah Gintong dipanggil sang Khalik. Hal tersebut menyebabkan
Ibu Muslimah goncang dan sedih karena merasa ak berdaya jika harus
berjuang sendirian.
      Namun demikian, Ibu Muslimah tidak menyerah. Tawaran yang selalu
diajukan oleh Pak Mahmud (salah satu guru di SD PN Timah) untuk
mengajar di SD PN Timah tetap konsisiten ditolaknya karena rasa cintanya
yang mendalam terhadap SDN Muhammadiyah dan siswa-siswanya.
Eksistensi SDN Muhammadiyah Gintong ditunjukkan dengan kemenangan
mereka dalam lomba cerdas cermat.
      Kesuksesan siswa-siswa SDN Muhammadiyah dengan menunjukkan
eksistensi mereka di mata masyarakat Belitong menjadikan sekolah tersebut
diingat oleh masyarakat. Namun begitu, di akhir cerita, tokoh Lintang sebagai
anak yang cerdas tak dapat melanjutkan sekolah hingga tamat karena harus
menggantikan ayahnya sebagai kepala keluarga setelah kematian ayahnya.
Lintang tak dapat menyelesaikan studinya di SDN Muhammadiyah Gintong
bersama rekan-rekannya yang lain. Sementara tokoh aku (Ikal) diceritakan
kembali ke kampung halamannya untuk bertemu sahabat-sahabatnya. Ikal
berencana untuk merantau di Paris, kota yang menjadi mimpi di masa kanak-
kanaknya. Kota yang menjadi impian Ikal untuk dapat mengenang Ah Ling,
gadis pujaannya sejak kecil. Pertemuan Lintang dan Ikal saat telah menjadi
dewasa menjadi akhir dari cerita film tersebut. Lintang merasa bangga
kepada Ikal dan berpesan agar anak-anaknya mengikuti jejak Ikal sahabatnya.


3) Kajian Resepsi Sastra Sinkronik Film “Laskar Pelangi”
      Tahun 2001 hingga saat ini, jika dilihat dari kondisi masyarakat dan
pendidikan di Indonesia, dapat dikatakan tak jauh beda dengan yang
digambarkan dalam film Laskar Pelangi. Meskipun gambaran tersebut tidak
terjadi di kota-kota besar, kondisi tersebut masih dapat ditemukan di
beberapa daerah terpencil di Indonesia. Secara umum, kondisi tersebut
memang bukan pemandangan nyata yang dapat dilihat oleh setiap orang.
Namun, cobalah melihat kondisi di beberapa daerah terbelakang di
Indonesia, kondisi seperti itu masih dapat ditemukan.
      Gambaran pendidikan Indonesia khususnya di daerah Belitong yang
disajikan dalam film Laskar Pelangi tentu akan sangat memperihatinkan bagi
para penontonnya. Kondisi anak-anak miskin yang ingin mengecap
pendidikan dalam keterbatasan ekonomi menjadi sebuah pemandangan yang
dapat disaksikan hingga abad ini. Kemiskinan dan keterpurukan memaksa
para orang tua untuk mempekerjakan anak di bawah umur demi membantu
pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Pemandangan itu pula yang
ditonjolkan secara gamblang dalam film Laskar Pelangi.
      Kondisi    kemiskinan     masyarakat     di   Belitong    yang    kaya
menggambarkan ketidakmampuan pemerintah untuk mengolah segala
sumber daya yang dimiliki oleh bangsa ini. Gambaran tersebut merupakan
cerminan dari kondisi yang terjadi saat ini, bahwa kemiskinan masih
dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, padahal Indonesia
adalah negara yang mempunyai kekayaan sumber daya yang dapat
dimanfaatkan.     Sayangnya,     ketidakmampuan          pemerintah    dalam
mengelolanya menjadikan bangsa ini senantiasa menjadi bangsa yang
terbelakang dan terpuruk dalam kemiskinan turun temurun.
      Pembandingan antara sekolah PN Timah dengan segala fasilitas yang
memadai di zamannya dengan sekolah SDN Muhammadiyah Gintong yang
terbatas merupakan gambaran nyata bahwa siswa-siswa yang dididik dengan
fasilitas yang lebih baik menjamin akan memiliki kemampuan yang lebih
pula. Bila dalam film tersebut tokoh Lintang menjadi siswa yang
dibandingkan, maka dalam dunia nyata, mari lihat siswa-siswa yang berasal
dari sekolah-sekolah di desa dengan fasilitas yang terbatas, banyak yang
mampu menghasilkan karya-karya inovatifnya dalam bidang sains dan
teknologi.
Demikian pula dengan pendidikan agama yang diterapkan begitu
ketat di sekolah Muhammadiyah Gintong. Penerapan kaidah agama seperti
itu pada saat ini sangat dibutuhkan oleh para siswa di masa perkembangan
mereka. Siswa-siswa yang kurang mendapat pendidikan agama baik di
sekolah maupun di rumah akan tumbuh sebagai manusia yang rapuh dan
mudah terpengaruh. Dalam berita-berita di televisi maupun di sura kabar,
saat ini banyak siswa atau pelajar-pelajar sudah berani melakukan tindak
kriminal. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya didikan agama yang
dibekalkan kepada mereka sehingga mereka tidak terkontrol. Sementara
fungsi agama adalah sebagai kontrol diri dan benteng pengendalian diri dari
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Tuhan.
      Tokoh Pak Harpan yang mengabdi di SDN Muhammadiyah hingga
akhir hayatnya dan tokoh Ibu Muslimah yang tak menyerah dengan segala
halangan    dan    rintangan   dalam     mempertahankan      sekolah    SDN
Muhammadiyah merupakan suatu gambaran idealisme manusia yang masih
kokoh dengan pengabdiannya sebagai guru. Sosok kedua tokoh dalam film
tersebut menunjukkan betapa tingginya cita-cita para pendidik demi anak-
anak didiknya. Penghasilan yang tidak memadai dan adanya tawaran-
tawaran yang menggiurkan yang diberikan tak menjadikan kedua tokoh
tersebut berpaling dari niat awal mereka. Kekokohan hati Ibu Muslimah dan
Pak Harpan pada saat ini merupakan sebuah pemandangan yang akan sulit
ditemukan. Namun demikian, bukan berarti tidak ada. Meskipun saat ini,
dunia pendidikan tak lagi murni menjadi dunia pengabdian bagi para guru,
meskipun idealisme-idealisme tersebut telah banyak terkikis, sosok-sosok
seperti Ibu Muslimah dan Pak Harpan masih bisa dijumpai.
      Sementara tokoh Pak Bakri sebagai rekan Ibu Muslimah dan Pak
Harpan yang memilih meninggalkan sekolah Muhammadiyah dan mengajar
di tempat lain yang lebih menjanjikan secara materi merupakan gambaran
sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Materi dan jaminan kehidupan
menjadi landasan utama bagi banyak orang untuk bekerja. Secara manusiawi,
kondisi tersebut tentu sangat wajar dengan tuntutan kehidupan di saat ini.
Siswa-siswa di SDN Muhammadiyah yang memiliki perbedaan
kecerdasan, merupakan gambaran yang sesuai dengan teori kecerdasan
jamak yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Ibu Muslimah sebagai guru,
menunjukkan perhatiannya terhadap kecerdasan masing-masing siswanya
sehingga tokoh Ibu Muslimah memberikan ruang bagi para siswa untuk
mengembangkan kecerdasan mereka. Untuk saat ini, metode pembelajaran
berbasis kecerdasan jamak pun sudah banyak dikembangkan di Indonesia,
sehingga siswa-siswa dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan
bakatnya masing-masing.
      Gambaran seorang Lintang yang tidak dapat melanjutkan sekolah
karena harus menjadi pengganti orang tua yang mencari nafkah bagi adik-
adiknya merupakan gambaran perjuangan seorang anak yang memang tegar
dan kuat. Pada saat ini, kondisi tersebut banyak juga terjadi pada anak-anak
miskin di Indonesia yang harus menggantikan orang tuanya yang telah tiada
atau orang tuanya yang tidak memiliki penghasilan yang mencukupi untuk
membiayai    kehidupan    keluarganya.     Namun       demikian,    Lintang   tak
kehilangan   mimpinya.     Meskipun      dia   tidak   sempat      menyelesaikan
pendidikannya, dia tetap bermimpi untuk memberikan kesempatan pada
anak-anaknya mencapai impiannya. Demikian pula dengan para orang tua
yang ada di masyarakat kita saat ini. Impian para orang tua yang tak tercapai,
kadang    banyak     dibebankan     kepada      anak-anak       mereka    untuk
mewujudkannya.
      Terakhir adalah tokoh Ikal sebagai tokoh aku yang kembali ke
kampung halaman untuk menmui sahabatnya dan mengatakan bahwa
dirinya akan pergi ke Paris untuk mengejar mimpi di masa kanak-kanaknya.
Melalui tokoh Ikal, dapat dilihat bahwa mimpi masa kanak-kanak ada
kalanya bahkan banyak menjadi impian indah yang terwujud di masa
dewasa.


C. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pengkajian di atas dapat disimpulkan bahwa penulis sebagai
penonton film Laskar Pelangi memberikan respons atau reaksi penerimaan
setelah menonton film Laskar Pelangi. Bagi penulis, film Laskar Pelangi
merupakan gambaran yang masih sama dengan kondisi kehidupan saat ini.
Baik dari situasi sosial masyarakat maupun dari segi budaya. Kisah yang
disajikan dalam film Laskar Pelangi adalah penggambaran yang masih dapat
ditemukan hingga saat ini. Dengan demikian, film Laskar Pelangi dapat
dijadikan sebagai cermin yang dapat menjadi alat untuk semua orang
bercermin tentang kehidupan dan pencarian solusi untuk mengatasi segala
keadaan yang dirasa perlu diperbaiki. Selain itu, film ini dapat juga dijadikan
kritik bagi idealisme-idealisme manusia yang mulai terkikis untuk mengabdi
sebagai para pendidik.




                                 Daftar Pustaka


Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang.
Luxemburg, Jan Van. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta:PT Gramedia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
   Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Wellek, Rene dan Austin Waren. 1995. Teori Kesusasteraan. Diterjemahkan oleh
   Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.

More Related Content

What's hot

Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Laporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialLaporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialJoni Candra
 
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelContoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelDhini Fazri
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Ke Ditha
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalAgung Agung
 
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Pengki Irawan
 
Peta konsep linguistik
Peta konsep linguistikPeta konsep linguistik
Peta konsep linguistikImam Suwandi
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIANTeddy Ayomi
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Maulana Husada
 
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasa
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasaSumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasa
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasasopyan1
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populerandre rahman
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratKodogg Kritingg
 

What's hot (20)

Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Laporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosialLaporan bantuan sosial
Laporan bantuan sosial
 
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah ArtikelContoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
Contoh Wawancara menjadi Sebuah Artikel
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
Contoh KARYA ILMIAH Bahasa Indonesia mengenai "Usaha Kuliner Bakso"
 
Contoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar ProposalContoh Ppt Seminar Proposal
Contoh Ppt Seminar Proposal
 
Ppt 1 dasar dasar antropologi
Ppt 1 dasar dasar antropologiPpt 1 dasar dasar antropologi
Ppt 1 dasar dasar antropologi
 
Businnes plan kripik singkong...
Businnes plan kripik singkong...Businnes plan kripik singkong...
Businnes plan kripik singkong...
 
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
Proposal kewiurausahaan-makanan (1)
 
Proposal usaha makanan
Proposal usaha makananProposal usaha makanan
Proposal usaha makanan
 
Bab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAANBab 5 KEBUDAYAAN
Bab 5 KEBUDAYAAN
 
Peta konsep linguistik
Peta konsep linguistikPeta konsep linguistik
Peta konsep linguistik
 
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Anantyo Bimosuseno...
 
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasa
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasaSumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasa
Sumbangan sosiolinguistik terhadap pengajaran bahasa
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
media dan budaya populer
media dan budaya populermedia dan budaya populer
media dan budaya populer
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan baratPerkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam dan barat
 

Similar to RESEPSI FILM LASKAR PELANGI

Makalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMakalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMustain Doang
 
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3Rashidi Shaari
 
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Antasha Kamaruzzaman
 
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarahWildan Insan Fauzi
 
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi Imron
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi ImronKritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi Imron
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi ImronDEPDIKNASBUD
 
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdf
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdfUAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdf
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdfsultansahrir1
 
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)LPMP Gorontalo
 
Makalah sejarah sastra 2
Makalah sejarah sastra 2Makalah sejarah sastra 2
Makalah sejarah sastra 2romi firdaus
 
Kemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaKemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaRAHMATADIANTO
 
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”Armadira Enno
 
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarahwifauzi
 
Kelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustakaKelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustakaMitha Ye Es
 
Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenDHEluvELI
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruNikmon Amal
 
Hunter bulletin july editon
Hunter bulletin july editonHunter bulletin july editon
Hunter bulletin july editon9900990099
 
Perkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra IndonesiaPerkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra IndonesiaWulan Sobichin
 

Similar to RESEPSI FILM LASKAR PELANGI (20)

Makalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMakalah tentangsastra
Makalah tentangsastra
 
Sosiologi sastra
Sosiologi sastraSosiologi sastra
Sosiologi sastra
 
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3
Pembentangan laskar pelangi kumpulan 3
 
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
Karya sastera kanak kanak,remaja,dewasa & popular
 
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
 
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi Imron
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi ImronKritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi Imron
Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi Refrein di Sudut Dam Karya D. Zawawi Imron
 
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdf
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdfUAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdf
UAS_PBSI_D_19_NUR ARMAYA UMMAH. A.pdf
 
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)
Buletin Ponuwa (Edisi Juli Tahun 2017)
 
Teori sastra jawa
Teori sastra jawaTeori sastra jawa
Teori sastra jawa
 
Makalah sejarah sastra 2
Makalah sejarah sastra 2Makalah sejarah sastra 2
Makalah sejarah sastra 2
 
Periodisasi sejarah sastra indonesia
Periodisasi sejarah sastra indonesiaPeriodisasi sejarah sastra indonesia
Periodisasi sejarah sastra indonesia
 
Kemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi AnoaKemah Literasi Bumi Anoa
Kemah Literasi Bumi Anoa
 
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
KEARSIPAN & DOKUMENTASI : BUKU “RAKYAT DAN NEGARA”
 
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah1. sastra dalam pembelajaran sejarah
1. sastra dalam pembelajaran sejarah
 
Kelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustakaKelompok 2 Balai pustaka
Kelompok 2 Balai pustaka
 
Kabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpenKabaretisasi cerpen
Kabaretisasi cerpen
 
Sastera
SasteraSastera
Sastera
 
Bab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baruBab iv.rumus baru
Bab iv.rumus baru
 
Hunter bulletin july editon
Hunter bulletin july editonHunter bulletin july editon
Hunter bulletin july editon
 
Perkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra IndonesiaPerkembangan Sastra Indonesia
Perkembangan Sastra Indonesia
 

More from Marliena An

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahMarliena An
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnMarliena An
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaMarliena An
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanMarliena An
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Marliena An
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasMarliena An
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Marliena An
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisMarliena An
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Marliena An
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisMarliena An
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranMarliena An
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarMarliena An
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMarliena An
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescreteMarliena An
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaMarliena An
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaMarliena An
 

More from Marliena An (17)

Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Panduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilahPanduan pembakuan istilah
Panduan pembakuan istilah
 
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbnPedoman umum pembentukan istilah_pbn
Pedoman umum pembentukan istilah_pbn
 
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesiaKamus tesaurus bahasa-indonesia
Kamus tesaurus bahasa-indonesia
 
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakanPedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
Pedoman umum ejaan-yang_disempurnakan
 
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
Psikologi Sastra Novel "Cala Ibi"
 
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan KelasProposal Penelitian Tindakan Kelas
Proposal Penelitian Tindakan Kelas
 
Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar Gaya dan Strategi Belajar
Gaya dan Strategi Belajar
 
Seminar Proposal Tesis
Seminar Proposal TesisSeminar Proposal Tesis
Seminar Proposal Tesis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan MenulisKreativitas dan Keterampilan Menulis
Kreativitas dan Keterampilan Menulis
 
Penilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku PelajaranPenilaian Buku Pelajaran
Penilaian Buku Pelajaran
 
Pengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi AjarPengembangan Materi Ajar
Pengembangan Materi Ajar
 
Metodologi Pembelajaran
Metodologi PembelajaranMetodologi Pembelajaran
Metodologi Pembelajaran
 
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan DescretePengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
Pengembangan Tes Kosakata dengan Ancangan Descrete
 
Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan BerbahasaAnalisis Kesalahan Berbahasa
Analisis Kesalahan Berbahasa
 
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata KerjaAnalisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
Analisis Kontrastif Pembentukan Kata Kerja
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

RESEPSI FILM LASKAR PELANGI

  • 1. RESEPSI SASTRA FILM “LASKAR PELANGI” SEBUAH KAJIAN RESEPSI SASTRA SINKRONIK PADA MASA BANGKITNYA PERFILMAN INDONESIA (TAHUN 2001 – 2009) Oleh: Marlina A. Pendahuluan Pemunculan film-film yang diangkat dari karya sastra belakangan ini semakin marak. Para pembaca karya sastra kini tak harus bersusah payah untuk menghabiskan waktu berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu- minggu untuk dapat melahap sebuah karya sastra sepeeti novel. Para sineas Indonesia dengan kemampuan dan kreativitasnya telah dapat mengembangkan dan memperkaya khasanah sastra Indonesia dengan cara menyajikan sebuah karya sastra dalam bentuk bacaan-dalam hal ini novel- menjadi sebuah film yang dikemas apik dan menarik bagi semua kalangan. Dalam sejarah perfilman di Indonesia tahun 2001 hingga saat ini, masyarakat Indonesia telah merasakan kebangkitan perfilman Indonesia dengan hadirnya film-film layar lebar yang tak henti diproduksi dan diputar di sinema-sinema. Namun demikian, tak banyak film yang secara langsung diangkat dari sebuah novel, khususnya untuk novel-novel Indonesia di masa sekarang ini. Sebut saja novel Ayat-Ayat Cinta karangan Habiburahman El- Shirazy yang sempat booming dan dikenal seantero masyarakat Indonesia, setelah sebelumnya beberapa novel remaja seperti Eifel I’m In Love dan novel-novel dengan tema percintaan remaja diangkat menjadi sebuah film. Di antara novel-novel tersebut yang tak dapat dipungkiri sebagai novel fenomenal sehingga diangkat menjadi film layer lebar adalah novel “Laskar Pelangi” karangan Andrea Hirata, seorang pengarang pendatang baru yang menggebrak dunia sastra Indonesia. Andrea Hirata sebagai penulis baru menyajikan sebuah cerita dengan latar belakang kisah nyata menjadi sebuah bacaan yang apik dan menggugah para pembacanya.
  • 2. Pendapat demi pendapat positif dari berbagai profesi dapat dilihat dalam bagian depan novel Laskar Pelangi. Demikian pula halnya ketika novel tersebut diangkat menjadi sebuah film, respons masyarakat saat itu bernada amat positif. Para penikmat film Indonesia lebih banyak menyuarakan kepuasan dengan film yang diangkat dari novel tersebut dan menjadikan Andrea Hirata sebagai novelis populer Indonesia yang tidak bisa dipandang sebelah mata lagi keberadaannya. Larisnya film Laskar Pelangi di pasaran menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk memberikan reaksi sebagai salah satu penikmat karya sastra terhadap film tersebut. Mengingat selanjutnya setelah atau sebelum Laskar Pelangi dipertontonkan kepada masyarakat, film-film dengan tema yang sama sepanjang kebangkitan perfilman Indonesia, baik yang diangkat dari novel maupun yang memang murni berasal dari naskah film belum ditemukan lagi hingga saat ini. B. Pembahasan 1) Resepsi Sastra Secara harfiah, resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin) dan reception (Inggris) yang berarti penerimaan. (Kutha Ratna, 2008: 165) Resepsi atau penerimaan terhadap sebuah teks sastra merupakan reaksi dari pihak pembaca terhadap sebuah karya sastra, baik dalam bentuk reaksi langsung maupun reaksi tidak langsung dengan menyelaraskan dengan pengertian, pengalaman, serta penghayatannya (Luxemburg, 1992: 62) Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan resepsi sastra adalah reaksi yang diberikan oleh pembaca terhadap sebuah karya berdasarkan adanya pengertian-pengetahuan atau wawasan pembaca- dan menghubungkannya dengan pengalaman dan apa yang dihayati oleh pembaca tersebut. Dinyatakan juga oleh Luxemburg bahwa kegiatan resepsi sastra merupakan kegiatan pembaca dalam mengkonkretkan sebuah teks sastra-
  • 3. dalam hal ini bacaan- menjadi sebuah teks yang dpat dimengerti dan dihayatinya. Hal ini seperti membuat sebuah laporan setelah pembaca menikmati karya sastra.(Luxemburg, 1992: 79) Resepsi sastra mengkaji hubungan antara sastra dengan pembaca, khususnya dalam kehidupan praktis. Diibaratkan sebagai retorika dalam khotbah atau pidato yang memberikan perhatian pada sarana-sarana bahasa, resepsi sastra memberikan perhatian pada tanggapan-tanggapan pembaca. (Kutha Ratna, 2008:164) Namun demikian, resepsi sastra sendiri dalam artian yang luas tidaklah sekadar pemberian respons pembaca terhadap karya sastra melainkan pembaca dalam konteks ini dilihat sebagai sebuah proses sejarah, yakni pembaca dalam periode tertentu. (Kutha Ratna, 2008:165) Berdasarkan pernyataan ersebut dapat dikatakan bahwa dalam proses resepsi sastra, pembaca yang memberi respons atau reaksi terhadap suatu karya sastra akan selalu menghubungkan responsnya dengan kondisi ketika resepsi iu dilakukan. Sudah barang tentu itu akan berhubungan dengan bidang kehidupan, baik dari sosiologis, budaya, maupun psikologis masyarakat dalam suatu masa. Dalam penelitian sastra, resepsi sastra mengenal dua bentuk, yakni resepsi sinkronik dan resepsi diakronik. Bila dalam resepsi sinkronik karya sastra diteliti dalam hubungannya dengan pembaca pada suatu masa tertentu (satu zaman-, maka dalam resepsi sastra diakronik yang melibatkan pembaca sepanjang sejarah waktu. (Kutha Ratna, 2008: 167) Dalam hal ini dijelaskan juga bahwa dalam resepsi sinkronik, sekelompok pembaca memberikan tanggapan-misalnya secara sosiologis maupun psikologis- terhadap sebuah karya sastra. Tanggapan terhadap karya sastra melalui pendekatan sosiologis adalah mengkaji hubungan yang hakiki antara karya sastra dengan kehidupan sosial masyarakat. (Kutha Ratna, 2008:60). Hal ini merupakan
  • 4. sebuah pernyataan yang menggambarkan bahwa sebuah karya sastra dalam penciptaannya memiliki hubungan social dengan masyarakat pembaca. Sementara itu, istilah psikologi sastra menurut Wellek dan Waren memiliki empat kemungkinan pengertian antara lain: (1) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, (2) studi proses kreatif, (3) studi hukum dan tipe-tipe psikologi yang diterapkan pada karya sastra, dan (4) mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Keempat hal tersebut merupakan kemungkinan yang dimungkinkan menjadi pembahasan dalam psikologi sastra. (Wellek dan Waren, 1995:90) 2) Sinopsis Film ”Laskar Pelangi” Tokoh aku dalam film ini adalah Ikal. Ikal memulai ceritanya dengan menampilkan latar tahun 1974 di daerah Bangka Belitong (Salah satu daerah di Indonesia). Bangka Belitong pada latar tahun tersebut adalah sebuah daerah yang kaya di Indonesia. Daerah tersebut terkenal dengan pertambangan timahnya. Namun demikian, di tengah pandangan masyarakat yang menganggap daerah tersebut sebagai daerah yang kaya, kehidupan masyarakatnya tidaklah baik seperti seharusnya penduduk yang hidup di daerah yang kaya. Cerita berawal dari sebuah sekolah SDN Muhammadiyah Gintong yang merupakan sekolah muhamaddiyah satu-satunya di daerah Belitong. Sekolah itu terancam ditutup pemerintah bila pada tahun ajaran tersebut tidak mendapatkan sepuluh orang siswa. Para orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut adalah orang tua yang kondisi perekonomiannya miskin. Rata-rata orang tua bekerja sebagai buruh PT PN Timah atau nelayan. Diceritakanlah seorang guru wanita bernama Ibu Muslimah dan Bapak Harpan yang bersikukuh untuk mempertahankan sekolah tersebut. Meski di awalnya kedua guru tersebut sudah hampir putus asa menunggu kedatangan
  • 5. murid ke sepuluh, akhirnya sekolah tersebut dapat memenuhi angka sepuluh untuk jumlah murid dan itu berarti sekolah tersebut akan terus dibuka. Berlanjut pada waktu lima tahun kemudian (tahun 1979), sekolah tersebut tetap berjalan dengan sepuluh orang siswa yang tak bertambah dari tahun ke tahun. Kondisi sekolah sangat buruk, baik dari bangunan, fasilitas sekolah, maupun dari keuangannya. Para guru yang mengajar, tidak mendapatkan penghasilan yang layak, selayaknya guru-guru di sekolah lain. Sekolah lain yang menjadi pembanding adalah sekolah milik PN Timah yang kondisinya sangat bertolak belakang dengan SDN Muhammadiyah Gintong. Sekolah PN Timah memiliki fasilitas yang bagus dan ditonjolkan sebagai sekolah bagi kaum-kaum menengah ke atas di Belitong. Namun demikian, siswa-siswa yang belajar di SDN Muhammadiyah tak pernah kehilangan semangat untuk belajar, meskipun mereka dalam keterbatasan. Sepuluh siswa dalam asuhan Ibu Muslimah tumbuh dengan kemampuan yang bervariasi. Tokoh Lintang yang berasal dari keluarga miskin di pesisir pantai adalah anak yang memiliki kecerdasan matematika sangat bagus. Sementara itu, Mahar adalah anak yang mmeiliki kecerdasan musikal yang sangat bagus. Demikian juga dengan siswa-siswa lainnya selain mereka seperti Ikal, Kucai, Samson, Zahara, Akiong, dan Harun salah satu siswa yang memiliki keterbelakangan mental. Siswa-siswa di SDN Muhammadiyah yang dididik dalam kemiskinan dan kesulitan belajar menunjukkan kemampuan mereka di hadapan masyarakat Belitong yang beranggapan bahwa anak miskin tak perlu mengecap bangku sekolah. Mereka cukup menjadi buruh membantu orang tua mereka bekerja. Dengan kreativitas mereka, para siswa akhirnya dapat memenangkan karnaval yang diadakan untuk sekolah-sekolah di Belitong. Mereka berhasil mengalahkan juara bertahan SD PN Timah. Pada bagian selanjutnya konflik pun terjadi dalam diri Ibu Muslimah. Ibu Muslimah yang sempat kecewa setelah ditinggal oleh rekan kerjanya Pak Bakrie yang memilih mengajar di sekolah lain karena penghasilan yang
  • 6. didapatkannya tidak menentu. Sementara itu, goncangan lain pun datang, rekan Ibu Muslimah yang lain bapak Harpan, yang selama ini menjadi teman seperjuangan Ibu Muslimah untuk mempertahankan keberadaan SDN Muhammadiyah Gintong dipanggil sang Khalik. Hal tersebut menyebabkan Ibu Muslimah goncang dan sedih karena merasa ak berdaya jika harus berjuang sendirian. Namun demikian, Ibu Muslimah tidak menyerah. Tawaran yang selalu diajukan oleh Pak Mahmud (salah satu guru di SD PN Timah) untuk mengajar di SD PN Timah tetap konsisiten ditolaknya karena rasa cintanya yang mendalam terhadap SDN Muhammadiyah dan siswa-siswanya. Eksistensi SDN Muhammadiyah Gintong ditunjukkan dengan kemenangan mereka dalam lomba cerdas cermat. Kesuksesan siswa-siswa SDN Muhammadiyah dengan menunjukkan eksistensi mereka di mata masyarakat Belitong menjadikan sekolah tersebut diingat oleh masyarakat. Namun begitu, di akhir cerita, tokoh Lintang sebagai anak yang cerdas tak dapat melanjutkan sekolah hingga tamat karena harus menggantikan ayahnya sebagai kepala keluarga setelah kematian ayahnya. Lintang tak dapat menyelesaikan studinya di SDN Muhammadiyah Gintong bersama rekan-rekannya yang lain. Sementara tokoh aku (Ikal) diceritakan kembali ke kampung halamannya untuk bertemu sahabat-sahabatnya. Ikal berencana untuk merantau di Paris, kota yang menjadi mimpi di masa kanak- kanaknya. Kota yang menjadi impian Ikal untuk dapat mengenang Ah Ling, gadis pujaannya sejak kecil. Pertemuan Lintang dan Ikal saat telah menjadi dewasa menjadi akhir dari cerita film tersebut. Lintang merasa bangga kepada Ikal dan berpesan agar anak-anaknya mengikuti jejak Ikal sahabatnya. 3) Kajian Resepsi Sastra Sinkronik Film “Laskar Pelangi” Tahun 2001 hingga saat ini, jika dilihat dari kondisi masyarakat dan pendidikan di Indonesia, dapat dikatakan tak jauh beda dengan yang digambarkan dalam film Laskar Pelangi. Meskipun gambaran tersebut tidak terjadi di kota-kota besar, kondisi tersebut masih dapat ditemukan di
  • 7. beberapa daerah terpencil di Indonesia. Secara umum, kondisi tersebut memang bukan pemandangan nyata yang dapat dilihat oleh setiap orang. Namun, cobalah melihat kondisi di beberapa daerah terbelakang di Indonesia, kondisi seperti itu masih dapat ditemukan. Gambaran pendidikan Indonesia khususnya di daerah Belitong yang disajikan dalam film Laskar Pelangi tentu akan sangat memperihatinkan bagi para penontonnya. Kondisi anak-anak miskin yang ingin mengecap pendidikan dalam keterbatasan ekonomi menjadi sebuah pemandangan yang dapat disaksikan hingga abad ini. Kemiskinan dan keterpurukan memaksa para orang tua untuk mempekerjakan anak di bawah umur demi membantu pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Pemandangan itu pula yang ditonjolkan secara gamblang dalam film Laskar Pelangi. Kondisi kemiskinan masyarakat di Belitong yang kaya menggambarkan ketidakmampuan pemerintah untuk mengolah segala sumber daya yang dimiliki oleh bangsa ini. Gambaran tersebut merupakan cerminan dari kondisi yang terjadi saat ini, bahwa kemiskinan masih dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, padahal Indonesia adalah negara yang mempunyai kekayaan sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sayangnya, ketidakmampuan pemerintah dalam mengelolanya menjadikan bangsa ini senantiasa menjadi bangsa yang terbelakang dan terpuruk dalam kemiskinan turun temurun. Pembandingan antara sekolah PN Timah dengan segala fasilitas yang memadai di zamannya dengan sekolah SDN Muhammadiyah Gintong yang terbatas merupakan gambaran nyata bahwa siswa-siswa yang dididik dengan fasilitas yang lebih baik menjamin akan memiliki kemampuan yang lebih pula. Bila dalam film tersebut tokoh Lintang menjadi siswa yang dibandingkan, maka dalam dunia nyata, mari lihat siswa-siswa yang berasal dari sekolah-sekolah di desa dengan fasilitas yang terbatas, banyak yang mampu menghasilkan karya-karya inovatifnya dalam bidang sains dan teknologi.
  • 8. Demikian pula dengan pendidikan agama yang diterapkan begitu ketat di sekolah Muhammadiyah Gintong. Penerapan kaidah agama seperti itu pada saat ini sangat dibutuhkan oleh para siswa di masa perkembangan mereka. Siswa-siswa yang kurang mendapat pendidikan agama baik di sekolah maupun di rumah akan tumbuh sebagai manusia yang rapuh dan mudah terpengaruh. Dalam berita-berita di televisi maupun di sura kabar, saat ini banyak siswa atau pelajar-pelajar sudah berani melakukan tindak kriminal. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya didikan agama yang dibekalkan kepada mereka sehingga mereka tidak terkontrol. Sementara fungsi agama adalah sebagai kontrol diri dan benteng pengendalian diri dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Tuhan. Tokoh Pak Harpan yang mengabdi di SDN Muhammadiyah hingga akhir hayatnya dan tokoh Ibu Muslimah yang tak menyerah dengan segala halangan dan rintangan dalam mempertahankan sekolah SDN Muhammadiyah merupakan suatu gambaran idealisme manusia yang masih kokoh dengan pengabdiannya sebagai guru. Sosok kedua tokoh dalam film tersebut menunjukkan betapa tingginya cita-cita para pendidik demi anak- anak didiknya. Penghasilan yang tidak memadai dan adanya tawaran- tawaran yang menggiurkan yang diberikan tak menjadikan kedua tokoh tersebut berpaling dari niat awal mereka. Kekokohan hati Ibu Muslimah dan Pak Harpan pada saat ini merupakan sebuah pemandangan yang akan sulit ditemukan. Namun demikian, bukan berarti tidak ada. Meskipun saat ini, dunia pendidikan tak lagi murni menjadi dunia pengabdian bagi para guru, meskipun idealisme-idealisme tersebut telah banyak terkikis, sosok-sosok seperti Ibu Muslimah dan Pak Harpan masih bisa dijumpai. Sementara tokoh Pak Bakri sebagai rekan Ibu Muslimah dan Pak Harpan yang memilih meninggalkan sekolah Muhammadiyah dan mengajar di tempat lain yang lebih menjanjikan secara materi merupakan gambaran sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini. Materi dan jaminan kehidupan menjadi landasan utama bagi banyak orang untuk bekerja. Secara manusiawi, kondisi tersebut tentu sangat wajar dengan tuntutan kehidupan di saat ini.
  • 9. Siswa-siswa di SDN Muhammadiyah yang memiliki perbedaan kecerdasan, merupakan gambaran yang sesuai dengan teori kecerdasan jamak yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Ibu Muslimah sebagai guru, menunjukkan perhatiannya terhadap kecerdasan masing-masing siswanya sehingga tokoh Ibu Muslimah memberikan ruang bagi para siswa untuk mengembangkan kecerdasan mereka. Untuk saat ini, metode pembelajaran berbasis kecerdasan jamak pun sudah banyak dikembangkan di Indonesia, sehingga siswa-siswa dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakatnya masing-masing. Gambaran seorang Lintang yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena harus menjadi pengganti orang tua yang mencari nafkah bagi adik- adiknya merupakan gambaran perjuangan seorang anak yang memang tegar dan kuat. Pada saat ini, kondisi tersebut banyak juga terjadi pada anak-anak miskin di Indonesia yang harus menggantikan orang tuanya yang telah tiada atau orang tuanya yang tidak memiliki penghasilan yang mencukupi untuk membiayai kehidupan keluarganya. Namun demikian, Lintang tak kehilangan mimpinya. Meskipun dia tidak sempat menyelesaikan pendidikannya, dia tetap bermimpi untuk memberikan kesempatan pada anak-anaknya mencapai impiannya. Demikian pula dengan para orang tua yang ada di masyarakat kita saat ini. Impian para orang tua yang tak tercapai, kadang banyak dibebankan kepada anak-anak mereka untuk mewujudkannya. Terakhir adalah tokoh Ikal sebagai tokoh aku yang kembali ke kampung halaman untuk menmui sahabatnya dan mengatakan bahwa dirinya akan pergi ke Paris untuk mengejar mimpi di masa kanak-kanaknya. Melalui tokoh Ikal, dapat dilihat bahwa mimpi masa kanak-kanak ada kalanya bahkan banyak menjadi impian indah yang terwujud di masa dewasa. C. Kesimpulan dan Saran
  • 10. Berdasarkan pengkajian di atas dapat disimpulkan bahwa penulis sebagai penonton film Laskar Pelangi memberikan respons atau reaksi penerimaan setelah menonton film Laskar Pelangi. Bagi penulis, film Laskar Pelangi merupakan gambaran yang masih sama dengan kondisi kehidupan saat ini. Baik dari situasi sosial masyarakat maupun dari segi budaya. Kisah yang disajikan dalam film Laskar Pelangi adalah penggambaran yang masih dapat ditemukan hingga saat ini. Dengan demikian, film Laskar Pelangi dapat dijadikan sebagai cermin yang dapat menjadi alat untuk semua orang bercermin tentang kehidupan dan pencarian solusi untuk mengatasi segala keadaan yang dirasa perlu diperbaiki. Selain itu, film ini dapat juga dijadikan kritik bagi idealisme-idealisme manusia yang mulai terkikis untuk mengabdi sebagai para pendidik. Daftar Pustaka Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang. Luxemburg, Jan Van. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta:PT Gramedia. Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Wellek, Rene dan Austin Waren. 1995. Teori Kesusasteraan. Diterjemahkan oleh Melani Budianta. Jakarta: Gramedia.