Dokumen tersebut membahas tujuan sebenarnya dari ritual melempar jumrah saat melaksanakan ibadah haji. Banyak orang beranggapan bahwa tujuannya adalah untuk melempari setan, namun sebenarnya tujuannya adalah untuk mengingat Allah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Hikmah dari ritual ini adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk melawan setan secara harfiah.
2. TUJUAN
Apakah tujuan melempar jumrah adalah melempar
setan?Sebagian orang beranggapan bahwa melempar
jumrah sama dengan melempar setan yang sedang diikat
di tugu jamroh. Saking yakinnya dengan keyakinan ini,
sampai-sampai mencari batu yang besar untuk melontar
jumrah. Bahkan sampai ada yang melempar dengan
sendal, sepatu, botol dan yang lainnya.
3. • Cukup beralasan anggapan ini; bila kita telusuri ternyata mereka berdalih
dengan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma saat menceritakan
kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
عنابنعباسرضيهللاعنهمارفعهإلىالنبي ‘ ”:قال لماأتىإبراهيمخليلهللاالمناسكعرضله
الشيطانعندجمرةالعقبةفرماهبسبعحصياتحتىساخفياألرض،ثمعرضلهعندالجمرةالثانية
فرماهبسبعحصياتحتىساخفياألرض،ثمعرضلهعندالجمرةالثالثةفرماهبسبعحصياتحتىساخ
فياألرض ” قالابنعباس : الشيطانترجمون،وملةأبيكمإبراهيمتتبعون
• Dari Ibnu Abbas radhiyallallahu’anhuma, beliau menisbatkan pernyataan ini
kepada Nabi, “Ketika Ibrahim kekasih Allah melakukan ibadah haji, tiba-tiba
Iblis menampakkan diri di hadapan beliau di jumrah’Aqobah. Lalu Ibrahim
melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk ke tanah
. Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jumrah yang kedua. Lalu Ibrahim
melempari setan itu kembali dengan tujuh kerikil, hingga iblis itupun masuk
ke tanah. Kemudian Iblis menampakkan dirinya kembali di jumrah ketiga.
Lalu Ibrahim pun melempari setan itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu
masuk ke tanah“.
4. • Ibnu Abbas kemudian mengatakan,
الشيطانترجمون،وملةأبيكمإبراهيمتتبعون
“Kalian merajam setan, bersamaan dengan itu (dengan melempar
jumrah) kalian mengikuti agama ayah kalian Ibrahim“.
• Dari sisi sanad riwayat di atas tidak ada masalah; status sanadnya
shahih. Kisah di atas diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-
Hakim, beliau berdua menshahihkan riwayat ini. Dishahihkan oleh
Syaikh Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib (2/17), hadits
nomor 1156.
Hanya saja orang-orang keliru dalam memahami perkataan Ibnu
Abbas di atas. Menurut mereka makna “merajam” dalam perkataan
tersebut adalah melempari setan secara konkrit. Artinya saat
melempar jumrah, setan benar-benar sedang terikat di tugu jumrah
dan merasa tersiksa dengan batu-batu lemparan yang mengenai
tubuhnya.
5. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan oleh Ibnu
Abbas dalam perkataan beliau. Merajam setan di sini tidak
dimaknai makna konkrit, akantetapi yang benar adalah
makna abstrak. Artinya setan merasakan sakit dan terhina
bila melihat seorang mukmin mengingat Allah dan taat
menjalankan perintah Allah. Dalam pernyataan Ibnu
Abbas diungkapkan dengan istilah “merajam setan”.
Demikianlah yang dimaksudkan Ibnu Abbas dalam
perkataannya tersebut.
6. • Terdapat bukti yang kuat, yang membenarkan kesimpulan ini. Diantaranya
adalah firman Allah ta’ala,
واُرُكْذا َوََ َاّلليِفََاميَأاتَدُودْعَم
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
berbilang” (QS. Al-Baqarah: 203).
Masuk dalam cakupan perintah berdzikir pada hari-hari yang berbilang
dalam ayat di atas adalah melempar jumrah.
• Karena Allah ta’ala berfirman pada potongan ayat selanjutnya,
َْنَمَفََلَجَعَتيِفَِْنيَم ْوَيََلَفََمْثِإَِهْيَلَعَْنَم َوََرَخَأَتََلَفََمْثِإْهيَلَع
“Barangsiapa yang ingin segera menyelesaikan lempar jumrahnya dalam
dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin
menyempurnakannya dalam tiga hari, maka tidak ada dosa pula baginya.”
(QS. Al-Baqarah: 203)
• Ini bukti bahwa hikmah disyariatkannya melempar jumrah adalah untuk
mengingat Allah subhanahu wa ta’ala, bukan untuk melempari setan. (Lihat:
Adhwa-ul Bayan, 4/479).
7. • Juga sesuai dengan sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
اَمَنِإََلِعُجَُاف َوَالطَِتْيَبْالِبََْنيَب َواَفَصالَِة َو ْرَمْال َوَُيْمَر َوَِارَم ِجْالَِةَماَقِإل َِِِرْكِذََاّلل
“Sesungguhnya, diadakannya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa
dan melempar jumrah, adalah untuk mengingat Allah.” (HR. Abu Daud no. 1888.
Di hasankan oleh Al-Arnauth).
• Setelah menyampaikan hadits ini, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah
menjelaskan,
هذههيالحكمةمنرميالجمراتولهذايكبراالنسانعندكلحصاةاليقول : اعوذباهللمنالشيطانالرجيمبل
يكبرويقول : هللااكبر . تعظيماهللالذيشرعرميهذهالحصى
“Inilah hikmah dari ibadah melempar jumrah. Oleh karena itu, (saat melempar
jumrah) orang-orang bertakbir di setiap lemparan, mereka tidak mengucapkan,
“A‘uudzubillahi minasy syaithanir rajiim” (kuberlindung kepada Allah dari godaan
setan yang terkutuk).
• Mereka justru bertakbir, “Allahu akbar“, sebagai bentuk pengagungan kepada
Allah yang telah mensyariatkan ibadah melempar jumrah.” (Majmu’ Fatawa War
Rasaa-il Ibni ‘Utsaimin, 3/133)
8. • Jadi, hikmah disyariatkannya melempar jumrah adalah untuk
mengingat Allah ta’ala. Bukan sebagaimana keyakinan sebagian
orang, yang mengatakan bahwa melempar jumrah dalam rangka
melempari setan.
• Bila ada yang bertanya lebih spesifik lagi, “Mengapa Allah
menetapkan ritual melempar jumrah sebagai sarana untuk
mengingatNya? Seakan dua hal ini sulit untuk dipahami“.
Baiklah saudaraku, semoga Allah memberkahi Anda…
Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat Al-Hakim ( Yang Maha Bijak
Sana).
• Oleh karena itu Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan
memerintahkan suatu ibadah begitu saja, tanpa ada manfaat di balik
ibadah tersebut. Memang tak semua ibadah kita ketahui hikmahnya.
Hal ini karena keterbatasan ilmu dan nalar kita. Namun kita sebagai
seorang mukmin, meyakini bahwa pasti ada hikmah yang
terkandung pada setiap perintah Allah ta’ala.
9. • Minimal ketidak tahuan kita terhadap hikmah yang terkandung pada suatu
ibadah, akan memunculkan rasa penghambaan yang sejujurnya. Dimana
dia menjalankan ibadah semata-semata karena menjalankan perintah dari
Tuhan yang tekah menciptakannya. Ia patuhi perintah Allah itu karena ia
menyadari bahwa dirinya seorang hamba dan Allah memerintahkan susatu
karena Allah menyayanginya. Pasti ada rahasia indah di balik semua itu.
• Mari kita simak nasehat indah dari Imam Nawawi rahimahullah berikut,
ومنالعباداتالتياليفهممعناها : السعيوالرمي،فكلفالعبدبهماليتمانقياده،فإنهذاالنوعالحظ
للنفسفيه،والللعقل،واليحملعليهإالمجردامتثالاألمر،وكمالاالنقيادفهذهإشارةمختصرةتعرف
بهاالحكمةفيجميعالعباداتوهللاأعلمانتهىكلمالنووي
“Sebagian ibadah tidak diketahui maksud atau tujuannya, semacam sa’i
dan melempar jumrah. Allah membebani seorang hamba untuk melakukan
dua ibadah tersebut agar kepatuhannya kepada Allah semakin sempurna.
Karena jiwa tidak mengetahui hikmah yang terkandung di dalamnya, tidak
pula akal.
10. Tidak ada motivasi yang mendorongnya untuk melakukan perintah
tersebut, melainkan semata-mata mematuhi seruan Allah, serta
ketundukan yang sempurna (kepada Allah ‘azza wa jalla). Dengan kaidah
ringkas ini, kamu akan mengetahui hikmah semua ibadah.”
(Dikutip oleh Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi dalam kitab tafsir
beliau Adhwaa-u Al-Bayan 4/480, dari kitab Al-Majmu’ Syarh
Muhadzdzab).
Demikian yang bisa penulis sampaikan. Semoga Allah memberi taufik
dan hidayahNya kepada penulis dan pembaca sekalian. Wallahu’alam
bisshowab.
___
Sumber :
Diselesaikan di Wihdah 8, Komplek kampus Universitas Islam Madinah,
KSA
Penulis: Ahmad Anshori
Muraja’ah: Ustadz. M. Abduh Tuasikal, ST., MSc
Artikel Muslim.Or.Id
11. HANATOUR
Biro Umroh Jakarta Selatan |
Biro Umroh Bogor |
Biro Umroh Jakarta |
Biro Umroh Jakarta Barat |
Biro Umroh Jakarta Timur |
Biro Umroh Jakarta Pusat |
Biro Umroh Cibubur |
Biro Umroh Depok |
Biro Umroh Bekasi |
Biro Umroh Cianjur |
Biro Umroh Gorontalo |
Biro Umroh Bengkulu |
Biro Umroh Madura |
Biro Umroh Pontianak |
Tur Wisata Muslim |
13. HIRATOUR
Biro Umroh Jakarta Selatan |
Biro Umroh Makassar |
Biro Umroh Jakarta |
Biro Umroh Jakarta Barat |
Biro Umroh Jakarta Timur |
Biro Umroh Jakarta Pusat |
Biro Umroh Bone |
Biro Umroh Sinjai |
Biro Umroh Mataram |
Biro Umroh Denpasar |
Biro Umroh Bali |
Biro Umroh Sulawesi Selatan |
Biro Umroh Kalimantan Selatan |
Biro Umroh Nunukan |
Biro Umroh Lampung |
Biro Haji Plus |
Biro Umroh Bekasi