SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
Ibrahim Salim, Majelis SEHATI
13 Oktober 2019
‫اإلسالمية‬ ‫األخوة‬
‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َٔ ۚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ٌْ ََٕ‫خ‬َ‫أ‬ ٍٍََْ‫ت‬ ‫ٕا‬ُ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ٌ‫ج‬ َْٕ‫خ‬ِ‫إ‬ ٌَُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ا‬ًَََِّ‫إ‬
ًٌََُٕ‫ح‬ ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َّ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬ َ َّ‫َّللا‬
Orang-orang beriman itu sesungguhnya
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu (yang
sedang bertengkar itu) dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. 49 :
10)
ِ َّ‫َّللا‬ َ‫ت‬ًَْ‫ع‬َِ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ر‬‫ا‬ َٔ ۚ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ش‬َ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َٔ ‫ا‬ً‫ع‬ًٍَِ‫ج‬ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫م‬ْ‫ث‬َ‫ح‬ِ‫ت‬ ‫ٕا‬ًُ ِ‫ص‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ َٔ
ِِّ‫ت‬ًَْ‫ع‬ُِِ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ث‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ُٕ‫ه‬ُ‫ق‬ ٍٍََْ‫ت‬ َ‫ف‬َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫ذ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ٍَْ‫ه‬َ‫ع‬
َ‫ك‬ِ‫ن‬َٰ‫ز‬َ‫ك‬ ۗ ‫ا‬َُِْٓ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ق‬ََْ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫اس‬َُّ‫ان‬ ٍَِ‫ي‬ ٍ‫ج‬َ‫ش‬ْ‫ف‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ش‬ ٰ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ َٔ ‫ا‬ًَ‫ا‬ َْٕ‫خ‬ِ‫إ‬
ٌَُٔ‫ذ‬َ‫ت‬َْٓ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َّ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ِِّ‫ت‬‫ا‬ٌَ‫آ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ُ َّ‫َّللا‬ ٍٍَُِّ‫ث‬ٌُ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada
di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.(Qs. 3 : 103)
 QS. 49 : 10, setiap mukmin bersaudara
 QS. 3 : 103, Menjaga tali ukhuwah dan hanya Allah
SWT yang dapat mengikat tali ukhuwah tsb.
 Yang mengikat adalah aqidah Islam melalui 2 kalimah
syahadat
 Termasuk kewajiban seorang muslim untuk menjaga
ukhuwah antar muslim lainnya
 Ukhuwah merupakan buah dari akhlak yang baik
(mulia)
 Ukhuwah merupakan salah satu kekuatan utama
Masyarakat Islam di Zaman Rasulullah
1. Ta’aruf (Saling Kenal)  Fisik, pemikiran, Kejiwaan
2. Tafahum (Saling Paham)  Memahami secara hati  menyatukan
hati  menyatukan pemikiran (QS. 8:60)  menyatukan amal
3. Ta’awun (Saling tolong) (QS. 5: 2)  saling mendoakan, saling
menasehati, saling membantu.
4. Takaful (Saling Bela)  keterikatan hati  saling menyayangi
UKHUWAH
ISLAMIYAH
Ta’aruf
Tafahum
Ta’awun
Takaful
Ukhuwah Islamiyah dilakukan melalui hubungan pribadi
dan secara berjamaah
Kesatuan
barisan &
Umat
 Siroh menceritakan : Kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu
Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima
setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah). Karena
para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima
sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk menentukan
siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini
sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang
Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.
 Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang mendorong para Anshar
melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat
fakir dan juga sangat membutuhkan.
 Ukhuwah, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan
kemenangan, itulah strategi pertama yang ditempuh oleh Rasullah
Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat
Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina
persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.
#KeutamaanUkhuwah
 Allah SWT berfirman memuji Kaum Anshar:
 “Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota
Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum
kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar)
mencintai orang yang berhijrah kepada mereka
(Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka
mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)
 “Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang
sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR.
Bukhari)
#KeutamaanUkhuwah
1. Mereka merasakan buah dari lezatnya iman.
2. Mereka berada dalam naungan cinta Allah, Di
akhirat
3. Mereka adalah ahli Syurga di akhirat kelak
4. Bersaudara karena Allah adalah derajat iman yang
paling tinggi
5. Diampuni dosanya oleh Allah
“Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya
iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih
dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang
karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran
sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api
neraka.” (HR. Bukhari)
Mereka berada dalam naungan cinta Allah di akhirat
“Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku,
maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan
naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.”
(HR. Muslim).
#KeutamaanUkhuwah
“Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah
desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat-
Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau
kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau
mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya,
“Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan
darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya
hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat
pun berkata,“Sungguh utusan Allah yang diutus padamu
memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah
mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu
karena-Nya.” (HR. Muslim)
#KeutamaanUkhuwah
Mereka dicintai Allah
“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau
mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat
berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan
perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu
tempat di surga.” (HR. At-Tirmidzi)
Mereka adalah ahli Syurga di akhirat kelak
Bersaudara karena Allah adalah derajat iman yang paling
tinggi
Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau
bersabda, “…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…”
Kemudian Rasul ditanya lagi,“Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul
menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu
mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain
sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri)
#KeutamaanUkhuwah
Diampuni dosanya oleh Allah
Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waqi'] dan [Ishaq bin
Manshur] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin
Numair] dari [Al 'Ajlah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra` bin 'Azib] ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dua orang muslim
yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan
diampuni sebelum berpisah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib dari
hadits Abu Ishaq dari Al Barra`. Dan hadits ini diriwayatkan dari Al Barra`
dari jalur sanad lain. Al 'Ajlah adalah Ibnu Abdullah bin Hujayyah bin Adi Al
Kindi. HR. Tirmidzi No. 2651 & HR. Abu Daud No. 4536
#KeutamaanUkhuwah
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muslim bin Abu Maryam] dari
[Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah] berkata; "Amalan-amalan
manusia akan diperlihatkan dua kali dalam sepekan; hari senin dan
kamis. Kemudian setiap orang mukmin akan diampuni dosanya kecuali
seorang hamba yang bermusuhan dengan saudaranya, lalu dikatakan
'tinggalkan keduanya hingga mereka kembali' atau 'tinggalkan mereka
berdua sampai mereka kembali.” Hadits Malik Nomor 1415
 Faktor dari eksternal
1. Berita dari orang-orang fasiq  hoax  Tabayun
‫ا‬ً‫ي‬ َْٕ‫ق‬ ‫ٕا‬ُ‫ث‬ٍ ِ‫ص‬ُ‫ت‬ ٌَْ‫أ‬ ‫ٕا‬ٍََُُّ‫ث‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ٍ‫ئ‬َ‫ث‬َُِ‫ت‬ ٌ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ٌِْ‫إ‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ
ٍٍَِ‫ي‬ِ‫د‬‫َا‬َ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ْ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ٰ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ‫ٕا‬ُ‫ح‬ِ‫ث‬ْ‫ص‬ُ‫ت‬َ‫ف‬ ٍ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬ََٓ‫ج‬ِ‫ت‬
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. 49 : 6)
2. Deislamisasi (Qs. 2: 120) – konspirasi musuh-musuh Islam
 Faktor dari Internal > Pembahasan di slide selanjutnya berdasarkan rujukan :
1. Qs. 49 : 11  Mengolok-olok, mencela, memberikan gelar
buruk
2. Qs. 49 : 12  berburuk sangka, mencari-cari kesalahan,
bergunjing (ghibah)
‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَْ‫َش‬‫خ‬ْ‫س‬ٌَ َ‫َل‬‫ا‬ً‫ْش‬ٍَ‫خ‬ ‫ٕا‬َُُٕ‫ك‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ ٍ‫و‬ َْٕ‫ق‬ ٍِْ‫ي‬ ٌ‫و‬ َْٕ‫ق‬
ۖ ٍَُُِّْٓ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ْش‬ٍَ‫خ‬ ٍَُّ‫ك‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ ٍ‫اء‬َ‫س‬َِ ٍِْ‫ي‬ ٌ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬َِ َ‫َل‬ َٔ ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬‫ٔا‬ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َٔ
ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ََْ‫أ‬ۖ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َ ْ‫اْل‬ِ‫ت‬ ‫ٔا‬ُ‫ض‬َ‫ت‬‫َا‬َُ‫ت‬ َ‫َل‬ ٍََْٔ‫ي‬ َٔ ۚ ٌِ‫ا‬ًٌَِ ْْ‫ا‬ َ‫ذ‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ُُُٕ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ان‬ ُ‫ى‬ْ‫س‬ ِ‫اَل‬ ََِْْ‫ت‬
ًٌَُِٕ‫ن‬‫ا‬َّ‫انظ‬ ُ‫ى‬ُْ َ‫ك‬َِْٰ‫ن‬ُٔ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ة‬ُ‫ت‬ٌَ ْ‫ى‬َ‫ن‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
Mengolok-olok kumpulan yang lain, boleh jadi yang diperolok-olok itu
lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
mengolok-olok kumpulan lainnya, boleh jadi yang diolok-olok itu lebih
baik. Dan janganlah suka saling mencela dan jangan memanggil
dengan gelar yang buruk (ejekan). Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs. 49 : 11)
‫ا‬ً‫ٍش‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ٕا‬ُ‫ث‬َُِ‫ت‬ْ‫اج‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌٍََِّّ‫انظ‬ ٍَِ‫ي‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ٌَِّ‫إ‬ۖ ٌ‫ى‬ْ‫ث‬ِ‫إ‬ ٍَِّّ‫انظ‬َ‫َل‬ َٔ
‫ٕا‬ُ‫س‬َّ‫س‬َ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫غ‬ٌَ َ‫َل‬ ََٔ‫ى‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ َ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌَُ‫أ‬ ۚ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬
ٌ‫ى‬ٍ ِ‫ح‬َ‫س‬ ٌ‫اب‬ ََّٕ‫ت‬ َ َّ‫َّللا‬ ٌَِّ‫إ‬ ۚ َ َّ‫َّللا‬ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َٔ ۚ ًُُُِٕ‫ت‬ْْ ِ‫ش‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ت‬ٍَْ‫ي‬ ٍِّ ِ‫خ‬َ‫أ‬
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
(Qs. 49 : 12)
1. Mengolok-olokan, baik antar individu maupun antar
kelompok ‫َش‬‫خ‬ْ‫س‬ٌَ
2. Saling mencela atau saling menghina ‫ٔا‬ ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬
3. Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang
tidak disukai (buruk) ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َ ْ‫اْل‬ِ‫ت‬ ‫ٔا‬ ُ‫ض‬َ‫ت‬‫َا‬َُ‫ت‬
4. Berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari
iri hati (hasad). ٍَِّّ‫ظ‬‫ان‬ ٍَِ‫ي‬
5. Mencari-cari kesalahan/keburukan orang lain ‫ٕا‬ُ‫س‬َّ‫س‬َ‫ج‬َ‫ت‬
6. Bergunjing/mengumpat dengan membicarakan keadaan
orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya
ْ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫غ‬ٌَ
Sebagian besar merupakan keburukan dari lisan manusia
 olok1, olok-olok n perkataan yang mengandung sindiran (ejekan, lelucon) atau
perkataan untuk bermain-main saja; kelakar, senda gurau (ref.kbbi)
”merendahkan/meremehkan orang lain”
 Dapat dilakukan sendiri-sendiri atau berjamaah (berkelompok)  kaum laki-laki
atau kaum perempuan atau bersama-sama.
 Bisa jadi yang diolok-olok “lebih baik” dari yang mengolok-olok  “Lebih mulia
dan lebih dicintai Allah” (ref.tafsir ibnukatsir)
 Merupakan sifat “TAKABUR” (SOMBONG/JUMAWA)
 Sombong merupakan suatu penyakit hati yang mana pengidapnya merasa bangga
dan memandang tinggi atas diri sendiri. Dalam hadist Nabi Muhammad SAW
bersabda yang artinya; “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan
manusia.” (H. R. Muslim).
 Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Lukman : 18)
 Di dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda yang artinya;
”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun
hanya seberat biji sawi.” (H. R. Muslim).
 cela/ce·la/ n 1 sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna; cacat;
kekurangan; 2 aib; noda (tentang kelakuan dan sebagainya); 3 hinaan;
kecaman; kritik: (ref.kbbi)
 #Pengertian 1 : ketika dia mencela orang lain, pada hakikatnya dia
mencela dirinya sendiri, karena orang lain itu adalah saudaranya
sendiri.
 “Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain itu
bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lain” (HR.
Bukhari no. 481 dan Muslim no. 2585).
 “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling
mengasihi dan saling menyokong satu sama lain itu bagaikan satu tubuh. Jika
satu bagian tubuh sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya akan merasakan
sakit, dengan begadang (tidak bisa tidur) dan demam” (HR. Muslim no. 2586).
 #Pengertian 2 : karena jika kita mencela orang lain, maka orang tersebut
akan membalas mencela diri kita sendiri (secara berlebihan) , dan
begitulah seterusnya akan saling mencela.
ٍ‫ج‬َ‫ض‬ًَُ‫ن‬ ٍ‫ج‬َ‫ض‬ًَُْ ِّ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ٌ‫م‬ٌْ َٔ
.Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat (humazah : mencela dgn perbuatan) lagi
pencela. ( lumazah : mencela dengan lisan)
ٔ ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬ )
 Pada asalnya, “laqab” (gelar atau julukan) itu bisa mengandung pujian dan bisa juga
mengandung celaan. Jika julukan tersebut mengandung pujian, inilah yang dianjurkan.
Seperti, memanggil orang lain dengan “yang mulia”, “yang „alim (berilmu)”, “yang terhormat”
dan sebagainya.
 Namun jika julukan tersebut mengandung celaan, maka inilah maksud ayat Qs. 49:11, yaitu
hukumnya terlarang. Misalnya, memanggil orang lain dengan “orang pelit”, “orang hina”,
“orang bodoh”, dan sejenisnya. Meskipun itu adalah benar karena ada kekurangan (cacat)
dalam fisiknya, tetap dilarang. Misalnya dengan memanggil orang lain dengan “si pincang”,
“si mata juling”, “si buta”, dan sejenisnya. Kecuali jika julukan tersebut untuk mengidentifikasi
orang lain, bukan dalam rangka merendahkan, maka diperbolehkan. Misalnya, jika di suatu
kampung itu ada banyak orang yang bernama “Budi”. Jika yang kita maksud adalah “Budi
yang pincang” (untuk membedakan dengan “Budi” yang lain), maka boleh menyebut “Budi
yang pincang”. Karena ini dalam rangka membedakan, bukan dalam rangka merendahkan.
 Lebih-lebih bagi mereka yang pertama kali memiliki ide julukan ini dan yang pertama kali
mempopulerkannya, kemudian diikuti oleh banyak orang. Karena bisa jadi orang tersebut
menanggung dosa jariyah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
 ”Dan barangsiapa yang membuat (mempelopori) perbuatan yang buruk dalam Islam, maka
baginya dosa dan (ditambah dengan) dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya,
tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim no. 1017).
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Dan barangsiapa yang mengajak kepada
kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa orang yang mengikuti tersebut sedikit pun” (HR. Muslim no. 2674).
 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari buruk sangka itu dosa…” (QS. Al-Hujurat[49]: 12)
 Berarti ada sebagian lagi yang tidak dosa. Oleh karena itulah al-Imam Ibnu Hibban berkata
bahwa berburuk sangka itu ada dua macam, yaitu :
Pertama, dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Adapun su’udzan yang dilarang
adalah berburuk sangka kepada kaum muslimin secara umum apalagi orang-orang yang jelas
beriman.
Kedua, mustahab (dibolehkan). Yaitu su’udzan kepada orang yang ada permusuhan dengan
kita atau dia memusuhi kita baik dalam agama maupun dalam dunia. Karena khawatir kalau
orang ini akan berbuat sesuatu pada dirinya. Maka disaat itu dia harus berburuk sangka agar
dia selamat dari makar dia. Orang yang benci kepada kita, dia ingin mencelakakan diri kita.
Maka disaat itu, tidak masalah kita su’udzan dengan dia.
 IMAM Al-Qurthubi menerangkan bahwa: buruk sangka adalah melemparkan tuduhan
kepada orang lain tanpa dasar yang benar. Yaitu seperti seorang menuduh orang lain
melakukan perbuatan jahat, akan tetapi tanpa disertai bukti-bukti yang membenarkan
tuduhan tersebut.
 Jauhilah oleh kalian prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan paling
dusta. (Muttafaq alaih-Shahih)
 Menurut penjelasan Imam Nawawi, maka jika persangkaan muncul karena didorong oleh
petunjuk- petunjuk yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan, persangkaan ini tidaklah
haram dan tidaklah termasuk kepada buruk sangka. Karena demikianlah tabiat manusia, jika
ia mendapatkan petunjuk- petunjuk yang kuat, maka muncullah persangkaan di dalam
dirinya..
 Tajassus kalau dalam istilah kita dinamakan dengan memata-matai (spionase) atau mengorek-orek
berita. Sehingga sering kali digunakan dan menyebutnya sebagai ‘jaasuus’ atau mata-mata.
 Namun dalam kamus literatur bahasa Arab, misalnya kamus Lisan al-‘Arab karangan Imam Ibnu
Manzhur, tajassus berarti “bahatsa ‘anhu wa fahasha” yaitu mencari berita atau menyelidikinya.
 tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Dan
sikap tajassus ini termasuk sikap yang dilarang dalam Alquran maupun hadis.
 Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk (QS. 49 : 12)
 “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-
dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling
mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadis no. 6064 dan Muslim hadis no. 2563.
 Kata ‘tajassus’ lebih sering digunakan untuk suatu kejahatan. Sedangkan kata ‘tahassus’ seringkali
digunakan untuk hal yang baik. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, yang menceritakan
tentang nabi Ya’qub ‘alaihissalam, di mana Dia berfirman dalam surat Yusuf ayat 87.
(Ya’qub berkata) “Wahai anak-anakku, pergilah kalian, carilah berita ( ُٕ‫س‬َّ‫س‬َ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ) tentang Yusuf dan
saudaranya…” (QS. Yusuf: 87)
 Imam Abu Hatim al-Busti rahimahullah berkata, “tajassus adalah cabang dari kemunafikan,
sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal
akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka.
Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan-
segan berbuat jahat dan membuatnya menderita.”
 Arti Ghibah :
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para
sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah
kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang
tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah,
bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan
itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu
bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah
menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu
bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah
menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim no. 2589, Bab
Diharamkannya Ghibah)
 Allah memberikan perumpamaan untuk orang yang sering
bergunjing seperti orang yang suka makan daging
saudaranya yang sudah mati (bangkai) ,  Qs. 49 : 12.
 Asy Syaukani rahimahullah dalam kitab tafsirnya
mengatakan, “Allah Ta’ala memisalkan ghibah
(menggunjing orang lain) dengan memakan bangkai
seseorang. Karena bangkai sama sekali tidak tahu siapa
yang memakan dagingnya. Ini sama halnya dengan orang
yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang menggunjing
dirinya.
 Asy Syaukani rahimahullah kembali menjelaskan, “Dalam
ayat di Qs. 49 : 12 terkandung isyarat bahwa kehormatan
manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia
saja diharamkan untuk dimakan, begitu pula dengan
kehormatannya dilarang untuk dilanggar.
 Imam Ghazali menjadikan Ghibah sebagai salah satu
penyakit Lisan
 Ghibah dibolehkan jika ada tujuan yang syar’i yaitu dibolehkan dalam enam
keadaan sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah.
 Enam keadaan yang dibolehkan menyebutkan ‘aib orang lain adalah sebagai berikut:
1- Mengadu tindak kezaliman kepada penguasa atau pada pihak yang berwenang.
Semisal mengatakan, “Si Ahmad telah menzalimiku.”
2- Meminta tolong agar dihilangkan dari suatu perbuatan mungkar dan untuk
membuat orang yang berbuat kemungkaran tersebut kembali pada jalan yang
benar. Semisal meminta pada orang yang mampu menghilangkan suatu
kemungkaran, “Si Rahmat telah melakukan tindakan kemungkaran semacam ini,
tolonglah kami agar lepas dari tindakannya.”
3- Meminta fatwa pada seorang mufti seperti seorang bertanya mufti,“Saudara
kandungku telah menzalimiku demikian dan demikian. Bagaimana caranya aku
lepas dari kezaliman yang ia lakukan.”
4- Mengingatkan kaum muslimin terhadap suatu kejelekan seperti mengungkap
jeleknya hafalan seorang perowi hadits.
5- Membicarakan orang yang terang-terangan berbuat maksiat dan bid’ah , namun
yg diungkapkan hanya masalah maksiat atau bid’ah yang ia lakukan, bukan pada
masalah lainnya.
6- Menyebut orang lain dengan sebutan yang ia sudah ma’ruf dengannya seperti
menyebutnya si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarh
Shahih Muslim, 16: 124-125)
 Pertama, menutup aib saudara seiman
 Kedua, memaafkan saudara seiman.
 Ketiga, melepaskan kesulitan sesama Muslim
 Keempat, berbaik sangka kepada sesama Muslim
 Kelima, berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa
hidupnya maupun setelah wafat
• “Barangsiapa membela kehormatan saudaranya
(sesama Muslim), maka hal itu menjadi
penghalang untuknya dari api neraka.” (HR
Tirmidzi).
• Sabda Nabi ‫ملسو هيلع هللا ىلص‬ berikutnya: “Adalah kejahatan bagi
seorang Muslim mempermalukan saudara Muslim
lainnya.” (HR Muslim) #memperkuat Ukhuwah#
Kita harus mampu menahan diri untuk tidak membuka aib
saudara kita. Kita jaga kehormatan mereka. Kita tutupi
kekurangan dengan saling melengkapi dan
menyempurnakan. Tidak dengan mengumbar aib mereka
yang dapat menimbulkan ketersinggungan hingga berujung
pada permusuhan.
 Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu
Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu
Mu'awiyah] dari [Al 'A'masy] dari [Abu Shalih] dari
[Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barang Siapa menutupi aib
seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang
tersebut di dunia dan akhirat."Hadits Ibnu Majah
Nomor 2534
Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan
kepada kami [Abdullah Ibnul Mubarak] dari [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin
Alqamah] dari [Abul Haitsam] dari [Uqbah bin Amir] dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka
seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." Telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu
Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] ia berkata; telah
menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin Alqamah] bahwa ia
mendengar [Abul Haitsam] menceritakan bahwa dirinya mendengar [Dukhain] penulis
Uqbah bin Amir, ia berkata, "Kami mempunyai tetangga suka minum khamer, aku telah
melarang mereka namun mereka tidak mau berhenti. Aku lalu bertanya kepada Uqbah
bin Amir, "Tetangga kami minum khamer, aku telah melarang mereka, namun mereka
tidak mau berhenti, hingga aku memanggil polisi untuk mereka!" Uqbah bin Amir
menjawab, "Biarkanlah mereka." Setelah itu aku kembali lagi menemui Uqbah bin Amri,
lalu aku katakan kepadanya, "Sesungguhnya tetangga kami sudah tidak mau lagi untuk
berhenti dari minum khamer, lalu aku panggilkan polisi untuk mereka!" Uqbah bin
Amir berkata, "Celaka kamu, biarkanlah mereka. Sungguh, aku telah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia menyebutkan sebagaimana makna dalam
hadits Muslim." Abu Dawud berkata, " [Hasyim Ibnul Qasim] menyebutkan dari [Laits]
tentang hadits ini, ia berkata, "Jangan kamu lakukan, tetapi hendaklah engkau
menasihati sambil memberikan ancaman kepada mereka." Hadits Abu Daud Nomor
4247
Menutupi aib saudara muslim
ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ۚ ٍ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫َات‬‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
َ َّ‫َّللا‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫الز‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ٌ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ َ َّ‫َّللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ُ َّ‫َّللا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ََٰ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ۚ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫و‬
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS. 9 : 72
 “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis.
Ampunan Ilahi dilimpahkan kepada setiap hamba yang
tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali
yang menyimpan dendam kepada saudaranya. Tentang
mereka dikatakan: Tunggu, tunggu, tunggu, sampai
mereka berbaikan.” (HR Muslim)
Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Karena pada
dasarnya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun,
sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah yang segera
menyadari, meminta maaf, menerima maaf, dan bertaubat.
Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami
[Zakariya`] dari ['Amir] dia berkata; saya mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang
mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu
tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan
ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).“ Hadits Bukhari No. 5552
Telah menceritakan kepadaku Malik dari ['Atha bin Abu Muslim Abdullah Al
Khurasani] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah
kalian saling berjabat tangan, niscaya maka akan hilanglah kedengkian. Hendaklah
kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai dan menghilanglah
permusuhan."Hadits Malik No. 1413
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah
menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu
Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk
surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling
mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amalan jika kalian amalkan
maka kalian akan saling mencintai? sebarkanlah salam di antara kalian.“Hadits Ibnu
Majah Nomor 67
Anjuran Saling Mencintai diantara Mukmin
“Siapa yang melapangkan kesulitan saudaranya dari
kesulitan hidup di dunia ini, Allah akan melapangkan
pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Allah tetap
akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi
menolong saudaranya. Siapa yang menutup aib (malu)
orang Islam, Allah akan menutupi aib orang itu di dunia
dan akhirat.” (HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi).
Kewajiban mukmin untuk menolong saudaranya yang tertimpa
kesulitan ataupun musibah dapat menguatkan ikatan persaudaraan
sesama muslim, karena persaudaraan muslim itu seperti satu tubuh
jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota lainnya
akan merasakan sakit.
Contohnya : membantu saudara kita di Palestina, tetangga yang
kesusahan, saudara kita di Palu, Aceh, Ambon yang mengalami
bencana/musibah.
 Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]
berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari
[Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidak
boleh menzhalimi atau merendahkannya. Barang siapa
memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Dan Barang siapa
membebaskan kesulitan seorang muslim di dunia, maka
Allah akan membebaskan kesulitannya di akhirat. Dan
barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah
akan menutupi aibnya pada hari kiamat."Hadits Abu Daud
Nomor 4248
ٍٍَِ‫ع‬ًَْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُُٓ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ٍِ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ص‬َ‫ف‬ْ‫ان‬ َ‫و‬ ٌَْٕ ٌَِّ‫إ‬Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu
adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya,
(Sesungguhnya hari keputusan itu) yakni hari kiamat adalah hari di mana Allah memutuskan perkara di antara
hamba-hamba-Nya (adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya) untuk menerima azab yang abadi.
َ‫َل‬ َٔ ‫ا‬ًٍَْْ‫ش‬ ‫ى‬ً‫ن‬ َْٕ‫ي‬ ٍَْ‫ع‬ ‫ى‬ً‫ن‬ َْٕ‫ي‬ ًُِْ‫غ‬ٌُ َ‫َل‬ َ‫و‬ ٌَْٕ
ٌَُٔ‫ش‬َ‫ص‬ٌُُْ ْ‫ى‬ُْ
yaitu hari yang seorang karib tidak dapat
memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun,
dan mereka tidak akan mendapat pertolongan,
Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya) baik karib karena hubungan
kerabat atau karib karena hubungan persahabatan yang dekat. Ia tidak akan dapat membelanya (sedikit pun)
dari azab itu (dan mereka tidak akan mendapat pertolongan) maksudnya tidak dapat dicegah dari azab itu.
Lafal Yauma dalam ayat ini menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashli pada ayat sebelumnya.
ُ‫ى‬ٍ ِ‫ح‬َّ‫انش‬ ُ‫ٌض‬ ِ‫ض‬َ‫ع‬ْ‫ان‬ َُْٕ ََُِّّ‫إ‬ ۚ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ى‬ ِ‫ح‬َ‫س‬ ٍَْ‫ي‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬
kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Penyayang.
(Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah) mereka adalah orang-orang mukmin, sebagian dari mereka dapat
memberikan syafaat kepada sebagian lainnya dengan seizin Allah. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa)
Maha Menang di dalam pembalasan-Nya terhadap orang-orang kafir (lagi Maha Penyayang) terhadap orang-
orang mukmin.
Sya’faat Mukmin untuk mukmin yang lain
(atas izin Allah)
Qs. Ad-Dukhan 40 – 42, Tafsir Jalalayn
 Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari]
berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul
Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Al Harits] dari [Ali] ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Antara muslim dengan muslim yang lain
ada enam kewajiban untuk berbuat baik; memberi
salam jika bertemu, memenuhi undangannya jika
diundang, menjawabnya jika bersin, menjenguknya
jika sakit, mengantar jenazahnya jika meninggal dan
menyukainya sebagaimana ia menyukai dirinya. “
Hadits Ibnu Majah Nomor 1423
 Sikap baik sangka (huznuzhon) tidak berarti kita kehilangan
kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang.
 Baik sangka adalah akhlak yang diajarkan oleh Allah Subhanahu
Wata’ala kepada para hamba-Nya.
 Kita dianjurkan untuk berbaik sangka kepada saudara kita. Tidak
mudah terjebak dalam buruk sangka yang bisa mengakibatkan
gangguan dalam hubungan antara sesama kita.
Telah menceritakan kepada kami [Abu ath-Thahir Ahmad bin Amru
bin Abdullah bin Amru bin Sarh al-Mishri] telah mengabarkan kepada
kami [Ibnu Wahab] dari [Amru bin al-Harits] dari [Yazid bin Abu
Habib] dari [Abu al-Khair] bahwa dia mendengar [Abdullah bin Amru
bin al-Ash] keduanya berkata, "Sesungguhnya seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Muslim yang
bagaimana yang paling baik?" Beliau menjawab: "Yaitu seorang Muslim
yang orang lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya."
Hadits Muslim Nomor 57
 Daripada Abu Darda’ RA bahawa dia mendengar Nabi Muhammad
SAW bersabda yang maksudnya : “ Tidaklah berdoa seorang muslim
terhadap saudaranya secara ghaib (tanpa diketahui oleh saudaranya
itu) melainkan akan berkatalah para malaikat, engkau juga beroleh
yang seumpama dengannya.” (Riwayat Muslim).
• Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar),
mereka berdoa, "Ya Tuhan Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara
kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau
tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang.“ Qs. AL-Hasyr : 10
‫ًا‬‫ذ‬ٌِ‫ذ‬َ‫س‬ ً‫َل‬ َْٕ‫ق‬ ‫ٕا‬ُ‫ن‬ُٕ‫ق‬ َٔ َ َّ‫َّللا‬ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ
.Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
َ َّ‫َّللا‬ ِ‫ع‬ِ‫ط‬ٌُ ٍَْ‫ي‬ َٔ ۗ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ت‬َُُٕ‫ر‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬ٌَ َٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬ًَْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ص‬ٌُ
‫ا‬ًًٍِ‫ظ‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ص‬ َْٕ‫ف‬ َ‫اص‬َ‫ف‬ ْ‫ذ‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َُّ‫ن‬ُٕ‫س‬َ‫س‬ َٔ.
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu
dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.
QS. 30 : 70 -71
ٍ‫و‬ َْٕ‫ق‬ِ‫ت‬ ُ َّ‫َّللا‬ ًِ‫ت‬ْ‫أ‬ٌَ َ‫ف‬ َْٕ‫س‬َ‫ف‬ ٌُِِِّ‫د‬ ٍَْ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُِْ‫ي‬ َّ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫ش‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ
ٌٍَ ِ‫ش‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ان‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ٍ‫ج‬َّ‫ض‬ِ‫ع‬َ‫أ‬ ٍٍَُِِ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ٍ‫ح‬َّ‫ن‬ِ‫ر‬َ‫أ‬ ََُُّّٕ‫ث‬ ِ‫ح‬ٌُ َٔ ْ‫ى‬ُُّٓ‫ث‬ ِ‫ح‬ٌُ
ِ َّ‫َّللا‬ ُ‫م‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ن‬َٰ‫ر‬ ۚ ٍ‫ى‬ِ‫ئ‬ َ‫َل‬ َ‫ح‬َ‫ي‬ َْٕ‫ن‬ ٌَُٕ‫ف‬‫َا‬‫خ‬ٌَ َ‫َل‬ َٔ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫م‬ٍِ‫ث‬َ‫س‬ ًِ‫ف‬ ٌَُٔ‫ذ‬ِْ‫ا‬َ‫ج‬ٌُ
ٌ‫ى‬ٍِ‫ه‬َ‫ع‬ ٌ‫ع‬ِ‫س‬‫ا‬ َٔ ُ َّ‫َّللا‬ َٔ ۚ ُ‫ء‬‫َا‬‫ش‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ ٍِِّ‫ت‬ْ‫ؤ‬ٌُ
 Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka
dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah
lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-
Nya), lagi Maha Mengetahui. Qs. Al-Ma'idah : 54
HADITS KETIGA BELAS- Hadist Arbain (Imam Nawawi)
ٍَْ‫ع‬‫ى‬َّ‫ه‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ل‬ ُْٕ‫س‬ َ‫س‬ ُ‫و‬ِ‫د‬‫َا‬‫خ‬ ،َُُّْ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ًَ ِ‫ض‬َ‫س‬ ٍ‫ك‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ ٍِْ‫ت‬ ََََْ‫أ‬ َ‫ج‬ َ‫ض‬ًَْ‫ح‬ ًِ‫ت‬َ‫أ‬ُ‫هللا‬
َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫س‬ َٔ ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫ص‬ ًِِّ‫ث‬َُّ‫ان‬ ٍَِ‫ع‬ َ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫س‬ َٔ ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬:َّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌُ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ٍُِ‫ي‬ْ‫ؤ‬ٌُ َ‫َل‬
ُّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌُ ‫ا‬َ‫ي‬ ٍِّْ ِ‫خ‬َ‫ْل‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬َُِ‫ن‬[ِ‫سٔا‬‫ٔيسهى‬ ‫انثخاسي‬]
Terjemah hadits :
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau
bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai
saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / ‫الحديث‬ ‫من‬ ‫الفوائد‬:
1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia
mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan
dengan kesempurnaan iman.
3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan
berkurang dengan kemaksiatan.
4. Anjuran untuk menyatukan hati.
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan ['Ali bin
Hujr] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il]
yaitu Ibnu Ja'far dari [Al A'laa] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah]
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada
para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?"
Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara
kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya
umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang
dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki,
menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan
menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk
diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis,
sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi.
Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil
untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia
dilemparkan ke neraka.‘ Hadits Muslim Nomor 4678
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling
memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada
orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak
mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina
saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya,
dan kehormatannya. (Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : ‫الحديث‬ ‫من‬ ‫الفوائد‬
1. Larangan untuk saling dengki.
2. Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli.
3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga
persaudaraan dan hak-haknya karena Allah Ta’ala.
4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan
akhlak dan muamalah.
5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah Ta’ala.
6. Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang.
7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam
masyarakat Islam.
Hadits 35: Jangan Saling Mendengki | Hadits Arba'in An Nawawi

More Related Content

What's hot

Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuNandha Zulyana
 
Memahami makna dosa besar dan kecil
Memahami makna dosa besar dan kecilMemahami makna dosa besar dan kecil
Memahami makna dosa besar dan kecilMuhsin Hariyanto
 
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Lola Nurhidayaty
 
Pembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zinaPembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zinayanto abdulah
 
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'anNano Nani
 
Khutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, maKhutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, maMuchammad Dimyati
 
hadist yang terkait sekitar ramadhan
hadist yang terkait sekitar ramadhanhadist yang terkait sekitar ramadhan
hadist yang terkait sekitar ramadhanwherys
 
The power of silaturahmi
The power of silaturahmiThe power of silaturahmi
The power of silaturahmiSofyan Siroj
 
Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12dwiurhan
 
! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia siaNano Nani
 
! Jawaban untuk para pendeta
! Jawaban untuk para pendeta! Jawaban untuk para pendeta
! Jawaban untuk para pendetaNano Nani
 
Persiapan ramadhan
Persiapan ramadhanPersiapan ramadhan
Persiapan ramadhanamininspired
 

What's hot (20)

Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamu
 
Memahami makna dosa besar dan kecil
Memahami makna dosa besar dan kecilMemahami makna dosa besar dan kecil
Memahami makna dosa besar dan kecil
 
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
 
Rasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggulRasulullah peribadi unggul
Rasulullah peribadi unggul
 
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
Hadits - كبائر الذنوب (Dosa-Dosa Besar)
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Adab menerima tamu
Adab menerima tamuAdab menerima tamu
Adab menerima tamu
 
Pembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zinaPembahasan ringkas tentang zina
Pembahasan ringkas tentang zina
 
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an! Makna kata  'kami-' dalam qur-'an
! Makna kata 'kami-' dalam qur-'an
 
Dosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubatDosa-dosa besar dan taubat
Dosa-dosa besar dan taubat
 
Id cara pengobatan_dengan_quran
Id cara pengobatan_dengan_quranId cara pengobatan_dengan_quran
Id cara pengobatan_dengan_quran
 
Khutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, maKhutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, ma
 
hadist yang terkait sekitar ramadhan
hadist yang terkait sekitar ramadhanhadist yang terkait sekitar ramadhan
hadist yang terkait sekitar ramadhan
 
Keutamaan Sabar
Keutamaan SabarKeutamaan Sabar
Keutamaan Sabar
 
Pemahaman Kufur, Murtad, Nifaq dan Zalim
Pemahaman Kufur, Murtad, Nifaq dan ZalimPemahaman Kufur, Murtad, Nifaq dan Zalim
Pemahaman Kufur, Murtad, Nifaq dan Zalim
 
The power of silaturahmi
The power of silaturahmiThe power of silaturahmi
The power of silaturahmi
 
Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12Akhlak tercela bab 12
Akhlak tercela bab 12
 
! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia! Jangan biarkan puasa sia sia
! Jangan biarkan puasa sia sia
 
! Jawaban untuk para pendeta
! Jawaban untuk para pendeta! Jawaban untuk para pendeta
! Jawaban untuk para pendeta
 
Persiapan ramadhan
Persiapan ramadhanPersiapan ramadhan
Persiapan ramadhan
 

Similar to Mengoptimalkan Ukhuwah Islamiyah

Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradaban
Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradabanKekuatan ukhuwwah dalam membangun peradaban
Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradabanMuslim Sendai
 
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfAnjeliAfrilia
 
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.ppt
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.pptTraining Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.ppt
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.pptakangyayat
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010imuska
 
Hadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimHadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimAsep Bunyamin
 
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)Aida Anisa
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaRa Hardianto
 
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)AbuNailah
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktunadia
 
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptx
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptxUKHUWAH ISLAMIYYAH.pptx
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptxEmaHDN
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4xajuten
 
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)yadilia
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikYunus Thariq
 
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-AnsharSirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-AnsharAbuNailah
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarMuhsin Hariyanto
 

Similar to Mengoptimalkan Ukhuwah Islamiyah (20)

Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradaban
Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradabanKekuatan ukhuwwah dalam membangun peradaban
Kekuatan ukhuwwah dalam membangun peradaban
 
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdfppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
ppt-cinta-khauf-roja-tawakkal-ikm-kelas-10-bab-7.pdf
 
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.ppt
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.pptTraining Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.ppt
Training Pra Nikah bagi calon penganten- Handout.ppt
 
33 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei201033 buletin rabithah-28-mei2010
33 buletin rabithah-28-mei2010
 
Hadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslimHadits cinta sesama m uslim
Hadits cinta sesama m uslim
 
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
Kontrol diri (mujahadah), prasangka baik (husnudzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
 
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-cobaOrang mukmin-tercipta-penuh-coba
Orang mukmin-tercipta-penuh-coba
 
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)
Sirah Nabawiyah 45: Masa Tribulasi_Tekanan pada Nabi SAW (Bag.3-Hbs)
 
Himpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihanHimpunan 50 hadits_pilihan
Himpunan 50 hadits_pilihan
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktu
 
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptx
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptxUKHUWAH ISLAMIYYAH.pptx
UKHUWAH ISLAMIYYAH.pptx
 
Rencana islam 4
Rencana islam 4Rencana islam 4
Rencana islam 4
 
Persaudaraan dlm islam
Persaudaraan dlm islamPersaudaraan dlm islam
Persaudaraan dlm islam
 
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)
Pertemuan 3 persaudaraan (ukhuwah)
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
 
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-AnsharSirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
Sirah Nabawiyah 98: Mempersaudarakan Muhajirin-Anshar
 
Keutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfarKeutamaan sayyidul istighfar
Keutamaan sayyidul istighfar
 
Agama
AgamaAgama
Agama
 

More from ibrahim salim

160 halal haram rokok
160 halal haram rokok160 halal haram rokok
160 halal haram rokokibrahim salim
 
Materi ISO 19011:2018
Materi ISO 19011:2018Materi ISO 19011:2018
Materi ISO 19011:2018ibrahim salim
 
Visi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimVisi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimibrahim salim
 
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)Manajemen keuangan sederhana (seri 1)
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)ibrahim salim
 
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsPerencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsibrahim salim
 
Life without limit - nick vujicic
Life without limit -  nick vujicicLife without limit -  nick vujicic
Life without limit - nick vujicicibrahim salim
 
Spiritual marketing (indo)
Spiritual marketing (indo)Spiritual marketing (indo)
Spiritual marketing (indo)ibrahim salim
 

More from ibrahim salim (8)

makna hasanah
makna hasanahmakna hasanah
makna hasanah
 
160 halal haram rokok
160 halal haram rokok160 halal haram rokok
160 halal haram rokok
 
Materi ISO 19011:2018
Materi ISO 19011:2018Materi ISO 19011:2018
Materi ISO 19011:2018
 
Visi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslimVisi dan misi hidup muslim
Visi dan misi hidup muslim
 
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)Manajemen keuangan sederhana (seri 1)
Manajemen keuangan sederhana (seri 1)
 
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibsPerencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
Perencanaan keuangan keluarga (Financial Planner) (c) ibs
 
Life without limit - nick vujicic
Life without limit -  nick vujicicLife without limit -  nick vujicic
Life without limit - nick vujicic
 
Spiritual marketing (indo)
Spiritual marketing (indo)Spiritual marketing (indo)
Spiritual marketing (indo)
 

Recently uploaded

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 

Recently uploaded (7)

Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 

Mengoptimalkan Ukhuwah Islamiyah

  • 1. Ibrahim Salim, Majelis SEHATI 13 Oktober 2019 ‫اإلسالمية‬ ‫األخوة‬
  • 2.
  • 3. ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َٔ ۚ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ٌْ ََٕ‫خ‬َ‫أ‬ ٍٍََْ‫ت‬ ‫ٕا‬ُ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ٌ‫ج‬ َْٕ‫خ‬ِ‫إ‬ ٌَُُِٕ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ا‬ًَََِّ‫إ‬ ًٌََُٕ‫ح‬ ْ‫ش‬ُ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َّ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬ َ َّ‫َّللا‬ Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu (yang sedang bertengkar itu) dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. 49 : 10)
  • 4. ِ َّ‫َّللا‬ َ‫ت‬ًَْ‫ع‬َِ ‫ٔا‬ُ‫ش‬ُ‫ك‬ْ‫ر‬‫ا‬ َٔ ۚ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ش‬َ‫ف‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َٔ ‫ا‬ً‫ع‬ًٍَِ‫ج‬ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫م‬ْ‫ث‬َ‫ح‬ِ‫ت‬ ‫ٕا‬ًُ ِ‫ص‬َ‫ت‬ْ‫ع‬‫ا‬ َٔ ِِّ‫ت‬ًَْ‫ع‬ُِِ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ْ‫ح‬َ‫ث‬ْ‫ص‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ِ‫ت‬ُٕ‫ه‬ُ‫ق‬ ٍٍََْ‫ت‬ َ‫ف‬َّ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ً‫ء‬‫ا‬َ‫ذ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ ْ‫ر‬ِ‫إ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ٍَْ‫ه‬َ‫ع‬ َ‫ك‬ِ‫ن‬َٰ‫ز‬َ‫ك‬ ۗ ‫ا‬َُِْٓ‫ي‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ز‬َ‫ق‬ََْ‫أ‬َ‫ف‬ ِ‫اس‬َُّ‫ان‬ ٍَِ‫ي‬ ٍ‫ج‬َ‫ش‬ْ‫ف‬ُ‫ح‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ش‬ ٰ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ُُْ‫ك‬ َٔ ‫ا‬ًَ‫ا‬ َْٕ‫خ‬ِ‫إ‬ ٌَُٔ‫ذ‬َ‫ت‬َْٓ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َّ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ن‬ ِِّ‫ت‬‫ا‬ٌَ‫آ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ُ َّ‫َّللا‬ ٍٍَُِّ‫ث‬ٌُ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(Qs. 3 : 103)
  • 5.  QS. 49 : 10, setiap mukmin bersaudara  QS. 3 : 103, Menjaga tali ukhuwah dan hanya Allah SWT yang dapat mengikat tali ukhuwah tsb.  Yang mengikat adalah aqidah Islam melalui 2 kalimah syahadat  Termasuk kewajiban seorang muslim untuk menjaga ukhuwah antar muslim lainnya  Ukhuwah merupakan buah dari akhlak yang baik (mulia)  Ukhuwah merupakan salah satu kekuatan utama Masyarakat Islam di Zaman Rasulullah
  • 6. 1. Ta’aruf (Saling Kenal)  Fisik, pemikiran, Kejiwaan 2. Tafahum (Saling Paham)  Memahami secara hati  menyatukan hati  menyatukan pemikiran (QS. 8:60)  menyatukan amal 3. Ta’awun (Saling tolong) (QS. 5: 2)  saling mendoakan, saling menasehati, saling membantu. 4. Takaful (Saling Bela)  keterikatan hati  saling menyayangi UKHUWAH ISLAMIYAH Ta’aruf Tafahum Ta’awun Takaful Ukhuwah Islamiyah dilakukan melalui hubungan pribadi dan secara berjamaah Kesatuan barisan & Umat
  • 7.
  • 8.  Siroh menceritakan : Kaum Anshar sangat bahagia menerima tamu Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah). Karena para Anshar saling bersaing dan berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini sungguh terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali dengan undian.  Al-Quran telah menjelaskan rahasia yang mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka yang sangat fakir dan juga sangat membutuhkan.  Ukhuwah, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan, itulah strategi pertama yang ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin. #KeutamaanUkhuwah
  • 9.  Allah SWT berfirman memuji Kaum Anshar:  “Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan (beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)  “Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” (HR. Bukhari) #KeutamaanUkhuwah
  • 10. 1. Mereka merasakan buah dari lezatnya iman. 2. Mereka berada dalam naungan cinta Allah, Di akhirat 3. Mereka adalah ahli Syurga di akhirat kelak 4. Bersaudara karena Allah adalah derajat iman yang paling tinggi 5. Diampuni dosanya oleh Allah
  • 11. “Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika ia dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari) Mereka berada dalam naungan cinta Allah di akhirat “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Muslim). #KeutamaanUkhuwah
  • 12. “Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikat- Nya. Ketika berjumpa, malaikat bertanya, “Mau kemana?” Orang tersebut menjawab, “Saya mau mengunjungi saudara di desa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah kau ingin mendapatkan sesuatu keuntungan darinya?” Ia menjawab, “Tidak. Aku mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata,“Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah telah mencintaimu, sebagaimana kau mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim) #KeutamaanUkhuwah Mereka dicintai Allah
  • 13. “Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru, ‘Berbahagialah kamu, berbahagialah dengan perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR. At-Tirmidzi) Mereka adalah ahli Syurga di akhirat kelak Bersaudara karena Allah adalah derajat iman yang paling tinggi Rasul pernah ditanya tentang derajat iman yang paling tinggi, beliau bersabda, “…Hendaklah kamu mencinta dan membenci karena Allah…” Kemudian Rasul ditanya lagi,“Selain itu apa wahai Rasulullah?” Rasul menjawab, “Hendaklah kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, dan hendaklah kamu membenci bagi orang lain sebagaimana kamu membenci bagi dirimu sendiri.” (HR. Imam Al-Munziri) #KeutamaanUkhuwah
  • 14. Diampuni dosanya oleh Allah Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waqi'] dan [Ishaq bin Manshur] keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Numair] dari [Al 'Ajlah] dari [Abu Ishaq] dari [Al Barra` bin 'Azib] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah dua orang muslim yang bertemu kemudian saling berjabat tangan, kecuali dosa keduanya akan diampuni sebelum berpisah." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan gharib dari hadits Abu Ishaq dari Al Barra`. Dan hadits ini diriwayatkan dari Al Barra` dari jalur sanad lain. Al 'Ajlah adalah Ibnu Abdullah bin Hujayyah bin Adi Al Kindi. HR. Tirmidzi No. 2651 & HR. Abu Daud No. 4536 #KeutamaanUkhuwah Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Muslim bin Abu Maryam] dari [Abu Shalih As Saman] dari [Abu Hurairah] berkata; "Amalan-amalan manusia akan diperlihatkan dua kali dalam sepekan; hari senin dan kamis. Kemudian setiap orang mukmin akan diampuni dosanya kecuali seorang hamba yang bermusuhan dengan saudaranya, lalu dikatakan 'tinggalkan keduanya hingga mereka kembali' atau 'tinggalkan mereka berdua sampai mereka kembali.” Hadits Malik Nomor 1415
  • 15.
  • 16.  Faktor dari eksternal 1. Berita dari orang-orang fasiq  hoax  Tabayun ‫ا‬ً‫ي‬ َْٕ‫ق‬ ‫ٕا‬ُ‫ث‬ٍ ِ‫ص‬ُ‫ت‬ ٌَْ‫أ‬ ‫ٕا‬ٍََُُّ‫ث‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ٍ‫ئ‬َ‫ث‬َُِ‫ت‬ ٌ‫ق‬ِ‫س‬‫ا‬َ‫ف‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ٌِْ‫إ‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ ٍٍَِ‫ي‬ِ‫د‬‫َا‬َ ْ‫ى‬ُ‫ت‬ْ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ٰ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ‫ٕا‬ُ‫ح‬ِ‫ث‬ْ‫ص‬ُ‫ت‬َ‫ف‬ ٍ‫ح‬َ‫ن‬‫ا‬ََٓ‫ج‬ِ‫ت‬ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. 49 : 6) 2. Deislamisasi (Qs. 2: 120) – konspirasi musuh-musuh Islam  Faktor dari Internal > Pembahasan di slide selanjutnya berdasarkan rujukan : 1. Qs. 49 : 11  Mengolok-olok, mencela, memberikan gelar buruk 2. Qs. 49 : 12  berburuk sangka, mencari-cari kesalahan, bergunjing (ghibah)
  • 17. ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَْ‫َش‬‫خ‬ْ‫س‬ٌَ َ‫َل‬‫ا‬ً‫ْش‬ٍَ‫خ‬ ‫ٕا‬َُُٕ‫ك‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ ٍ‫و‬ َْٕ‫ق‬ ٍِْ‫ي‬ ٌ‫و‬ َْٕ‫ق‬ ۖ ٍَُُِّْٓ‫ي‬ ‫ا‬ً‫ْش‬ٍَ‫خ‬ ٍَُّ‫ك‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ٰ‫ى‬َ‫س‬َ‫ع‬ ٍ‫اء‬َ‫س‬َِ ٍِْ‫ي‬ ٌ‫ء‬‫ا‬َ‫س‬َِ َ‫َل‬ َٔ ْ‫ى‬ُُِْٓ‫ي‬‫ٔا‬ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬ َ‫َل‬ َٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫س‬ُ‫ف‬ََْ‫أ‬ۖ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َ ْ‫اْل‬ِ‫ت‬ ‫ٔا‬ُ‫ض‬َ‫ت‬‫َا‬َُ‫ت‬ َ‫َل‬ ٍََْٔ‫ي‬ َٔ ۚ ٌِ‫ا‬ًٌَِ ْْ‫ا‬ َ‫ذ‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ُُُٕ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ان‬ ُ‫ى‬ْ‫س‬ ِ‫اَل‬ ََِْْ‫ت‬ ًٌَُِٕ‫ن‬‫ا‬َّ‫انظ‬ ُ‫ى‬ُْ َ‫ك‬َِْٰ‫ن‬ُٔ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫ة‬ُ‫ت‬ٌَ ْ‫ى‬َ‫ن‬ Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki Mengolok-olok kumpulan yang lain, boleh jadi yang diperolok-olok itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mengolok-olok kumpulan lainnya, boleh jadi yang diolok-olok itu lebih baik. Dan janganlah suka saling mencela dan jangan memanggil dengan gelar yang buruk (ejekan). Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Qs. 49 : 11)
  • 18. ‫ا‬ً‫ٍش‬ِ‫ث‬َ‫ك‬ ‫ٕا‬ُ‫ث‬َُِ‫ت‬ْ‫اج‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌٍََِّّ‫انظ‬ ٍَِ‫ي‬َ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ٌَِّ‫إ‬ۖ ٌ‫ى‬ْ‫ث‬ِ‫إ‬ ٍَِّّ‫انظ‬َ‫َل‬ َٔ ‫ٕا‬ُ‫س‬َّ‫س‬َ‫ج‬َ‫ت‬ْ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫غ‬ٌَ َ‫َل‬ ََٔ‫ى‬ْ‫ح‬َ‫ن‬ َ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬ٌَ ٌَْ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ُّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌَُ‫أ‬ ۚ ‫ا‬ً‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ٌ‫ى‬ٍ ِ‫ح‬َ‫س‬ ٌ‫اب‬ ََّٕ‫ت‬ َ َّ‫َّللا‬ ٌَِّ‫إ‬ ۚ َ َّ‫َّللا‬ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ َٔ ۚ ًُُُِٕ‫ت‬ْْ ِ‫ش‬َ‫ك‬َ‫ف‬ ‫ا‬ً‫ت‬ٍَْ‫ي‬ ٍِّ ِ‫خ‬َ‫أ‬ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. 49 : 12)
  • 19. 1. Mengolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok ‫َش‬‫خ‬ْ‫س‬ٌَ 2. Saling mencela atau saling menghina ‫ٔا‬ ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬ 3. Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai (buruk) ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ن‬َ ْ‫اْل‬ِ‫ت‬ ‫ٔا‬ ُ‫ض‬َ‫ت‬‫َا‬َُ‫ت‬ 4. Berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad). ٍَِّّ‫ظ‬‫ان‬ ٍَِ‫ي‬ 5. Mencari-cari kesalahan/keburukan orang lain ‫ٕا‬ُ‫س‬َّ‫س‬َ‫ج‬َ‫ت‬ 6. Bergunjing/mengumpat dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya ْ‫ة‬َ‫ت‬ْ‫غ‬ٌَ Sebagian besar merupakan keburukan dari lisan manusia
  • 20.  olok1, olok-olok n perkataan yang mengandung sindiran (ejekan, lelucon) atau perkataan untuk bermain-main saja; kelakar, senda gurau (ref.kbbi) ”merendahkan/meremehkan orang lain”  Dapat dilakukan sendiri-sendiri atau berjamaah (berkelompok)  kaum laki-laki atau kaum perempuan atau bersama-sama.  Bisa jadi yang diolok-olok “lebih baik” dari yang mengolok-olok  “Lebih mulia dan lebih dicintai Allah” (ref.tafsir ibnukatsir)  Merupakan sifat “TAKABUR” (SOMBONG/JUMAWA)  Sombong merupakan suatu penyakit hati yang mana pengidapnya merasa bangga dan memandang tinggi atas diri sendiri. Dalam hadist Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya; “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H. R. Muslim).  Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs. Lukman : 18)  Di dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda yang artinya; ”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (H. R. Muslim).
  • 21.  cela/ce·la/ n 1 sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna; cacat; kekurangan; 2 aib; noda (tentang kelakuan dan sebagainya); 3 hinaan; kecaman; kritik: (ref.kbbi)  #Pengertian 1 : ketika dia mencela orang lain, pada hakikatnya dia mencela dirinya sendiri, karena orang lain itu adalah saudaranya sendiri.  “Sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain itu bagaikan satu bangunan, yang saling menguatkan satu sama lain” (HR. Bukhari no. 481 dan Muslim no. 2585).  “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, saling mengasihi dan saling menyokong satu sama lain itu bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian tubuh sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya akan merasakan sakit, dengan begadang (tidak bisa tidur) dan demam” (HR. Muslim no. 2586).  #Pengertian 2 : karena jika kita mencela orang lain, maka orang tersebut akan membalas mencela diri kita sendiri (secara berlebihan) , dan begitulah seterusnya akan saling mencela. ٍ‫ج‬َ‫ض‬ًَُ‫ن‬ ٍ‫ج‬َ‫ض‬ًَُْ ِّ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ن‬ ٌ‫م‬ٌْ َٔ .Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat (humazah : mencela dgn perbuatan) lagi pencela. ( lumazah : mencela dengan lisan) ٔ ُ‫ض‬ًِْ‫ه‬َ‫ت‬ )
  • 22.  Pada asalnya, “laqab” (gelar atau julukan) itu bisa mengandung pujian dan bisa juga mengandung celaan. Jika julukan tersebut mengandung pujian, inilah yang dianjurkan. Seperti, memanggil orang lain dengan “yang mulia”, “yang „alim (berilmu)”, “yang terhormat” dan sebagainya.  Namun jika julukan tersebut mengandung celaan, maka inilah maksud ayat Qs. 49:11, yaitu hukumnya terlarang. Misalnya, memanggil orang lain dengan “orang pelit”, “orang hina”, “orang bodoh”, dan sejenisnya. Meskipun itu adalah benar karena ada kekurangan (cacat) dalam fisiknya, tetap dilarang. Misalnya dengan memanggil orang lain dengan “si pincang”, “si mata juling”, “si buta”, dan sejenisnya. Kecuali jika julukan tersebut untuk mengidentifikasi orang lain, bukan dalam rangka merendahkan, maka diperbolehkan. Misalnya, jika di suatu kampung itu ada banyak orang yang bernama “Budi”. Jika yang kita maksud adalah “Budi yang pincang” (untuk membedakan dengan “Budi” yang lain), maka boleh menyebut “Budi yang pincang”. Karena ini dalam rangka membedakan, bukan dalam rangka merendahkan.  Lebih-lebih bagi mereka yang pertama kali memiliki ide julukan ini dan yang pertama kali mempopulerkannya, kemudian diikuti oleh banyak orang. Karena bisa jadi orang tersebut menanggung dosa jariyah sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,  ”Dan barangsiapa yang membuat (mempelopori) perbuatan yang buruk dalam Islam, maka baginya dosa dan (ditambah dengan) dosa orang-orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim no. 1017).  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa orang yang mengikuti tersebut sedikit pun” (HR. Muslim no. 2674).
  • 23.  “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa…” (QS. Al-Hujurat[49]: 12)  Berarti ada sebagian lagi yang tidak dosa. Oleh karena itulah al-Imam Ibnu Hibban berkata bahwa berburuk sangka itu ada dua macam, yaitu : Pertama, dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Adapun su’udzan yang dilarang adalah berburuk sangka kepada kaum muslimin secara umum apalagi orang-orang yang jelas beriman. Kedua, mustahab (dibolehkan). Yaitu su’udzan kepada orang yang ada permusuhan dengan kita atau dia memusuhi kita baik dalam agama maupun dalam dunia. Karena khawatir kalau orang ini akan berbuat sesuatu pada dirinya. Maka disaat itu dia harus berburuk sangka agar dia selamat dari makar dia. Orang yang benci kepada kita, dia ingin mencelakakan diri kita. Maka disaat itu, tidak masalah kita su’udzan dengan dia.  IMAM Al-Qurthubi menerangkan bahwa: buruk sangka adalah melemparkan tuduhan kepada orang lain tanpa dasar yang benar. Yaitu seperti seorang menuduh orang lain melakukan perbuatan jahat, akan tetapi tanpa disertai bukti-bukti yang membenarkan tuduhan tersebut.  Jauhilah oleh kalian prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan paling dusta. (Muttafaq alaih-Shahih)  Menurut penjelasan Imam Nawawi, maka jika persangkaan muncul karena didorong oleh petunjuk- petunjuk yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan, persangkaan ini tidaklah haram dan tidaklah termasuk kepada buruk sangka. Karena demikianlah tabiat manusia, jika ia mendapatkan petunjuk- petunjuk yang kuat, maka muncullah persangkaan di dalam dirinya..
  • 24.  Tajassus kalau dalam istilah kita dinamakan dengan memata-matai (spionase) atau mengorek-orek berita. Sehingga sering kali digunakan dan menyebutnya sebagai ‘jaasuus’ atau mata-mata.  Namun dalam kamus literatur bahasa Arab, misalnya kamus Lisan al-‘Arab karangan Imam Ibnu Manzhur, tajassus berarti “bahatsa ‘anhu wa fahasha” yaitu mencari berita atau menyelidikinya.  tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Dan sikap tajassus ini termasuk sikap yang dilarang dalam Alquran maupun hadis.  Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk (QS. 49 : 12)  “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta- dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadis no. 6064 dan Muslim hadis no. 2563.  Kata ‘tajassus’ lebih sering digunakan untuk suatu kejahatan. Sedangkan kata ‘tahassus’ seringkali digunakan untuk hal yang baik. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala, yang menceritakan tentang nabi Ya’qub ‘alaihissalam, di mana Dia berfirman dalam surat Yusuf ayat 87. (Ya’qub berkata) “Wahai anak-anakku, pergilah kalian, carilah berita ( ُٕ‫س‬َّ‫س‬َ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ) tentang Yusuf dan saudaranya…” (QS. Yusuf: 87)  Imam Abu Hatim al-Busti rahimahullah berkata, “tajassus adalah cabang dari kemunafikan, sebagaimana sebaliknya prasangka yang baik merupakan cabang dari keimanan. Orang yang berakal akan berprasangka baik kepada saudaranya, dan tidak mau membuatnya sedih dan berduka. Sedangkan orang yang bodoh akan selalu berprasangka buruk kepada saudaranya dan tidak segan- segan berbuat jahat dan membuatnya menderita.”
  • 25.  Arti Ghibah : Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim no. 2589, Bab Diharamkannya Ghibah)
  • 26.  Allah memberikan perumpamaan untuk orang yang sering bergunjing seperti orang yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati (bangkai) ,  Qs. 49 : 12.  Asy Syaukani rahimahullah dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Allah Ta’ala memisalkan ghibah (menggunjing orang lain) dengan memakan bangkai seseorang. Karena bangkai sama sekali tidak tahu siapa yang memakan dagingnya. Ini sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang menggunjing dirinya.  Asy Syaukani rahimahullah kembali menjelaskan, “Dalam ayat di Qs. 49 : 12 terkandung isyarat bahwa kehormatan manusia itu sebagaimana dagingnya. Jika daging manusia saja diharamkan untuk dimakan, begitu pula dengan kehormatannya dilarang untuk dilanggar.  Imam Ghazali menjadikan Ghibah sebagai salah satu penyakit Lisan
  • 27.  Ghibah dibolehkan jika ada tujuan yang syar’i yaitu dibolehkan dalam enam keadaan sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah.  Enam keadaan yang dibolehkan menyebutkan ‘aib orang lain adalah sebagai berikut: 1- Mengadu tindak kezaliman kepada penguasa atau pada pihak yang berwenang. Semisal mengatakan, “Si Ahmad telah menzalimiku.” 2- Meminta tolong agar dihilangkan dari suatu perbuatan mungkar dan untuk membuat orang yang berbuat kemungkaran tersebut kembali pada jalan yang benar. Semisal meminta pada orang yang mampu menghilangkan suatu kemungkaran, “Si Rahmat telah melakukan tindakan kemungkaran semacam ini, tolonglah kami agar lepas dari tindakannya.” 3- Meminta fatwa pada seorang mufti seperti seorang bertanya mufti,“Saudara kandungku telah menzalimiku demikian dan demikian. Bagaimana caranya aku lepas dari kezaliman yang ia lakukan.” 4- Mengingatkan kaum muslimin terhadap suatu kejelekan seperti mengungkap jeleknya hafalan seorang perowi hadits. 5- Membicarakan orang yang terang-terangan berbuat maksiat dan bid’ah , namun yg diungkapkan hanya masalah maksiat atau bid’ah yang ia lakukan, bukan pada masalah lainnya. 6- Menyebut orang lain dengan sebutan yang ia sudah ma’ruf dengannya seperti menyebutnya si buta. Namun jika ada ucapan yang bagus, itu lebih baik. (Syarh Shahih Muslim, 16: 124-125)
  • 28.
  • 29.  Pertama, menutup aib saudara seiman  Kedua, memaafkan saudara seiman.  Ketiga, melepaskan kesulitan sesama Muslim  Keempat, berbaik sangka kepada sesama Muslim  Kelima, berdoa untuk sesama Muslim, baik semasa hidupnya maupun setelah wafat
  • 30. • “Barangsiapa membela kehormatan saudaranya (sesama Muslim), maka hal itu menjadi penghalang untuknya dari api neraka.” (HR Tirmidzi). • Sabda Nabi ‫ملسو هيلع هللا ىلص‬ berikutnya: “Adalah kejahatan bagi seorang Muslim mempermalukan saudara Muslim lainnya.” (HR Muslim) #memperkuat Ukhuwah# Kita harus mampu menahan diri untuk tidak membuka aib saudara kita. Kita jaga kehormatan mereka. Kita tutupi kekurangan dengan saling melengkapi dan menyempurnakan. Tidak dengan mengumbar aib mereka yang dapat menimbulkan ketersinggungan hingga berujung pada permusuhan.
  • 31.  Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu'awiyah] dari [Al 'A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat."Hadits Ibnu Majah Nomor 2534
  • 32. Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Ibrahim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah Ibnul Mubarak] dari [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin Alqamah] dari [Abul Haitsam] dari [Uqbah bin Amir] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Yahya] berkata, telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Maryam] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] ia berkata; telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Nasyith] dari [Ka'b bin Alqamah] bahwa ia mendengar [Abul Haitsam] menceritakan bahwa dirinya mendengar [Dukhain] penulis Uqbah bin Amir, ia berkata, "Kami mempunyai tetangga suka minum khamer, aku telah melarang mereka namun mereka tidak mau berhenti. Aku lalu bertanya kepada Uqbah bin Amir, "Tetangga kami minum khamer, aku telah melarang mereka, namun mereka tidak mau berhenti, hingga aku memanggil polisi untuk mereka!" Uqbah bin Amir menjawab, "Biarkanlah mereka." Setelah itu aku kembali lagi menemui Uqbah bin Amri, lalu aku katakan kepadanya, "Sesungguhnya tetangga kami sudah tidak mau lagi untuk berhenti dari minum khamer, lalu aku panggilkan polisi untuk mereka!" Uqbah bin Amir berkata, "Celaka kamu, biarkanlah mereka. Sungguh, aku telah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ia menyebutkan sebagaimana makna dalam hadits Muslim." Abu Dawud berkata, " [Hasyim Ibnul Qasim] menyebutkan dari [Laits] tentang hadits ini, ia berkata, "Jangan kamu lakukan, tetapi hendaklah engkau menasihati sambil memberikan ancaman kepada mereka." Hadits Abu Daud Nomor 4247 Menutupi aib saudara muslim
  • 33. ِ‫وف‬ُ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ۚ ٍ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫َات‬‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ َّ‫َّللا‬ َ‫ون‬ُ‫ع‬‫ي‬ِ‫ط‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫ا‬َ‫ك‬َّ‫الز‬ َ‫ون‬ُ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ة‬ َ‫َل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ون‬ُ‫م‬‫ي‬ِ‫ق‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬َ‫ك‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ َ‫ن‬ ْ‫و‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ َ‫و‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ٌ‫يز‬ ِ‫ز‬َ‫ع‬ َ َّ‫َّللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ۗ ُ َّ‫َّللا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫ئ‬ََٰ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ۚ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫و‬ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS. 9 : 72
  • 34.  “Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Ampunan Ilahi dilimpahkan kepada setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali yang menyimpan dendam kepada saudaranya. Tentang mereka dikatakan: Tunggu, tunggu, tunggu, sampai mereka berbaikan.” (HR Muslim) Tak ada manusia yang lepas dari kesalahan. Karena pada dasarnya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun, sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah yang segera menyadari, meminta maaf, menerima maaf, dan bertaubat.
  • 35. Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Zakariya`] dari ['Amir] dia berkata; saya mendengar [An Nu'man bin Basyir] berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).“ Hadits Bukhari No. 5552 Telah menceritakan kepadaku Malik dari ['Atha bin Abu Muslim Abdullah Al Khurasani] berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian saling berjabat tangan, niscaya maka akan hilanglah kedengkian. Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya akan saling mencintai dan menghilanglah permusuhan."Hadits Malik No. 1413 Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Waki'] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amalan jika kalian amalkan maka kalian akan saling mencintai? sebarkanlah salam di antara kalian.“Hadits Ibnu Majah Nomor 67 Anjuran Saling Mencintai diantara Mukmin
  • 36. “Siapa yang melapangkan kesulitan saudaranya dari kesulitan hidup di dunia ini, Allah akan melapangkan pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Allah tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya. Siapa yang menutup aib (malu) orang Islam, Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat.” (HR Muslim, Abu Daud, Turmidzi). Kewajiban mukmin untuk menolong saudaranya yang tertimpa kesulitan ataupun musibah dapat menguatkan ikatan persaudaraan sesama muslim, karena persaudaraan muslim itu seperti satu tubuh jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota lainnya akan merasakan sakit. Contohnya : membantu saudara kita di Palestina, tetangga yang kesusahan, saudara kita di Palu, Aceh, Ambon yang mengalami bencana/musibah.
  • 37.  Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Az Zuhri] dari [Salim] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh menzhalimi atau merendahkannya. Barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan Barang siapa membebaskan kesulitan seorang muslim di dunia, maka Allah akan membebaskan kesulitannya di akhirat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat."Hadits Abu Daud Nomor 4248
  • 38. ٍٍَِ‫ع‬ًَْ‫ج‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُُٓ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ٍِ‫ي‬ ِ‫م‬ْ‫ص‬َ‫ف‬ْ‫ان‬ َ‫و‬ ٌَْٕ ٌَِّ‫إ‬Sesungguhnya hari keputusan (hari kiamat) itu adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya, (Sesungguhnya hari keputusan itu) yakni hari kiamat adalah hari di mana Allah memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya (adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya) untuk menerima azab yang abadi. َ‫َل‬ َٔ ‫ا‬ًٍَْْ‫ش‬ ‫ى‬ً‫ن‬ َْٕ‫ي‬ ٍَْ‫ع‬ ‫ى‬ً‫ن‬ َْٕ‫ي‬ ًُِْ‫غ‬ٌُ َ‫َل‬ َ‫و‬ ٌَْٕ ٌَُٔ‫ش‬َ‫ص‬ٌُُْ ْ‫ى‬ُْ yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, Yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya) baik karib karena hubungan kerabat atau karib karena hubungan persahabatan yang dekat. Ia tidak akan dapat membelanya (sedikit pun) dari azab itu (dan mereka tidak akan mendapat pertolongan) maksudnya tidak dapat dicegah dari azab itu. Lafal Yauma dalam ayat ini menjadi Badal dari lafal Yaumal Fashli pada ayat sebelumnya. ُ‫ى‬ٍ ِ‫ح‬َّ‫انش‬ ُ‫ٌض‬ ِ‫ض‬َ‫ع‬ْ‫ان‬ َُْٕ ََُِّّ‫إ‬ ۚ ُ َّ‫َّللا‬ َ‫ى‬ ِ‫ح‬َ‫س‬ ٍَْ‫ي‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah) mereka adalah orang-orang mukmin, sebagian dari mereka dapat memberikan syafaat kepada sebagian lainnya dengan seizin Allah. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa) Maha Menang di dalam pembalasan-Nya terhadap orang-orang kafir (lagi Maha Penyayang) terhadap orang- orang mukmin. Sya’faat Mukmin untuk mukmin yang lain (atas izin Allah) Qs. Ad-Dukhan 40 – 42, Tafsir Jalalayn
  • 39.  Telah menceritakan kepada kami [Hannad bin As Sari] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abul Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari [Al Harits] dari [Ali] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Antara muslim dengan muslim yang lain ada enam kewajiban untuk berbuat baik; memberi salam jika bertemu, memenuhi undangannya jika diundang, menjawabnya jika bersin, menjenguknya jika sakit, mengantar jenazahnya jika meninggal dan menyukainya sebagaimana ia menyukai dirinya. “ Hadits Ibnu Majah Nomor 1423
  • 40.  Sikap baik sangka (huznuzhon) tidak berarti kita kehilangan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan seseorang.  Baik sangka adalah akhlak yang diajarkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada para hamba-Nya.  Kita dianjurkan untuk berbaik sangka kepada saudara kita. Tidak mudah terjebak dalam buruk sangka yang bisa mengakibatkan gangguan dalam hubungan antara sesama kita. Telah menceritakan kepada kami [Abu ath-Thahir Ahmad bin Amru bin Abdullah bin Amru bin Sarh al-Mishri] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Wahab] dari [Amru bin al-Harits] dari [Yazid bin Abu Habib] dari [Abu al-Khair] bahwa dia mendengar [Abdullah bin Amru bin al-Ash] keduanya berkata, "Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Muslim yang bagaimana yang paling baik?" Beliau menjawab: "Yaitu seorang Muslim yang orang lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya." Hadits Muslim Nomor 57
  • 41.  Daripada Abu Darda’ RA bahawa dia mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda yang maksudnya : “ Tidaklah berdoa seorang muslim terhadap saudaranya secara ghaib (tanpa diketahui oleh saudaranya itu) melainkan akan berkatalah para malaikat, engkau juga beroleh yang seumpama dengannya.” (Riwayat Muslim). • Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, "Ya Tuhan Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ Qs. AL-Hasyr : 10
  • 42. ‫ًا‬‫ذ‬ٌِ‫ذ‬َ‫س‬ ً‫َل‬ َْٕ‫ق‬ ‫ٕا‬ُ‫ن‬ُٕ‫ق‬ َٔ َ َّ‫َّللا‬ ‫ٕا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ .Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, َ َّ‫َّللا‬ ِ‫ع‬ِ‫ط‬ٌُ ٍَْ‫ي‬ َٔ ۗ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ت‬َُُٕ‫ر‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ش‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬ٌَ َٔ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫ا‬ًَْ‫ع‬َ‫أ‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ ْ‫ح‬ِ‫ه‬ْ‫ص‬ٌُ ‫ا‬ًًٍِ‫ظ‬َ‫ع‬ ‫ا‬ً‫ص‬ َْٕ‫ف‬ َ‫اص‬َ‫ف‬ ْ‫ذ‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َُّ‫ن‬ُٕ‫س‬َ‫س‬ َٔ. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. QS. 30 : 70 -71
  • 43. ٍ‫و‬ َْٕ‫ق‬ِ‫ت‬ ُ َّ‫َّللا‬ ًِ‫ت‬ْ‫أ‬ٌَ َ‫ف‬ َْٕ‫س‬َ‫ف‬ ٌُِِِّ‫د‬ ٍَْ‫ع‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُِْ‫ي‬ َّ‫ذ‬َ‫ت‬ ْ‫ش‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ ‫ٕا‬َُُ‫ي‬‫آ‬ ٌٍَِ‫ز‬َّ‫ان‬ ‫ا‬ٌََُّٓ‫أ‬ ‫ا‬ٌَ ٌٍَ ِ‫ش‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫ان‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ٍ‫ج‬َّ‫ض‬ِ‫ع‬َ‫أ‬ ٍٍَُِِ‫ي‬ْ‫ؤ‬ًُْ‫ان‬ ‫ى‬َ‫ه‬َ‫ع‬ ٍ‫ح‬َّ‫ن‬ِ‫ر‬َ‫أ‬ ََُُّّٕ‫ث‬ ِ‫ح‬ٌُ َٔ ْ‫ى‬ُُّٓ‫ث‬ ِ‫ح‬ٌُ ِ َّ‫َّللا‬ ُ‫م‬ْ‫ض‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ن‬َٰ‫ر‬ ۚ ٍ‫ى‬ِ‫ئ‬ َ‫َل‬ َ‫ح‬َ‫ي‬ َْٕ‫ن‬ ٌَُٕ‫ف‬‫َا‬‫خ‬ٌَ َ‫َل‬ َٔ ِ َّ‫َّللا‬ ِ‫م‬ٍِ‫ث‬َ‫س‬ ًِ‫ف‬ ٌَُٔ‫ذ‬ِْ‫ا‬َ‫ج‬ٌُ ٌ‫ى‬ٍِ‫ه‬َ‫ع‬ ٌ‫ع‬ِ‫س‬‫ا‬ َٔ ُ َّ‫َّللا‬ َٔ ۚ ُ‫ء‬‫َا‬‫ش‬ٌَ ٍَْ‫ي‬ ٍِِّ‫ت‬ْ‫ؤ‬ٌُ  Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian- Nya), lagi Maha Mengetahui. Qs. Al-Ma'idah : 54
  • 44. HADITS KETIGA BELAS- Hadist Arbain (Imam Nawawi) ٍَْ‫ع‬‫ى‬َّ‫ه‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ل‬ ُْٕ‫س‬ َ‫س‬ ُ‫و‬ِ‫د‬‫َا‬‫خ‬ ،َُُّْ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ًَ ِ‫ض‬َ‫س‬ ٍ‫ك‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ي‬ ٍِْ‫ت‬ ََََْ‫أ‬ َ‫ج‬ َ‫ض‬ًَْ‫ح‬ ًِ‫ت‬َ‫أ‬ُ‫هللا‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫س‬ َٔ ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫ص‬ ًِِّ‫ث‬َُّ‫ان‬ ٍَِ‫ع‬ َ‫ى‬َّ‫ه‬َ‫س‬ َٔ ٍَِّْ‫ه‬َ‫ع‬:َّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌُ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫ى‬ُ‫ك‬ُ‫ذ‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ٍُِ‫ي‬ْ‫ؤ‬ٌُ َ‫َل‬ ُّ‫ة‬ ِ‫ح‬ٌُ ‫ا‬َ‫ي‬ ٍِّْ ِ‫خ‬َ‫ْل‬ِّ‫س‬ْ‫ف‬َُِ‫ن‬[ِ‫سٔا‬‫ٔيسهى‬ ‫انثخاسي‬] Terjemah hadits : Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (Riwayat Bukhori dan Muslim) Pelajaran yang terdapat dalam hadits / ‫الحديث‬ ‫من‬ ‫الفوائد‬: 1. Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri. 2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman. 3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. 4. Anjuran untuk menyatukan hati.
  • 45. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] dan ['Ali bin Hujr] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma'il] yaitu Ibnu Ja'far dari [Al A'laa] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab; 'Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.‘ Hadits Muslim Nomor 4678
  • 46. Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (Riwayat Muslim) Pelajaran yang terdapat dalam hadits / : ‫الحديث‬ ‫من‬ ‫الفوائد‬ 1. Larangan untuk saling dengki. 2. Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan jual beli. 3. Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-haknya karena Allah Ta’ala. 4. Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga didalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah. 5. Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah Ta’ala. 6. Taqwa merupakan barometer keutamaan dan timbangan seseorang. 7. Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam. Hadits 35: Jangan Saling Mendengki | Hadits Arba'in An Nawawi