SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Arti Kata Mahram
dan Muhrim
Suwargonov
MAHRAM
Adalah orang perempuan atau laki-laki yang masih termasuk sanak
saudara dekat karena keturunan, sesusuan, atau hubungan
perkawinan sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya.
• Mahram Sebab Keturunan
Mahram sebab keturunan ada tujuh. Tidak ada perbedaan pendapat
di antara para ‘Ulama. Allah berfirman; “Diharamkan atas kamu
untuk (mengawini) (1) ibu-ibumu; (2) anak-anakmu yang perempuan
(3) saudara-sauda-ramu yang perempuan; (4) saudara-saudara
ayahmu yang perempuan; (5) saudara-saudara ibumu yang
perempuan; (6) anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang laki-laki; (7) anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 23)
• Dari ayat ini Jumhùrul ‘Ulàmà’, Imam ‘Abù Hanifah, Imam Màlik dan
Imam Ahmad bin Hanbal memasukan anak dari perzinahan menjadi
mahram, dengan berdalil pada keumuman firman Allàh “anak-
anakmu yang perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 23). Diriwayatkan dari
Imam Asy Syàfi’iy, bahwa ia cenderung tidak menjadikan mahram
(berarti boleh dinikahi) anak hasil zina, sebab ia bukan anak yang sah
(dari bapak pelaku) secara syari’at.
• Ia juga tidak termasuk dalam ayat:
“Allàh mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan
untuk)anak-anakmu. Yaitu: bagian anak lelaki sama dengan dua
bagian orang anak perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 11).
Karena anak hasil zina tidak berhak menda-patkan warisan menurut
‘ijma’ maka ia juga tidak termasuk dalam ayat ini. (Al Hàfizh
‘Imàduddin Ismà’il bin Katsir, Tafsirul Qurànil Azhim 1/510)
Mahram Sebab Susuan
Mahram sebab susuan ada tujuh. Sama seperti mahram sebab
keturunan, tanpa pengecualian. Inilah pendapat yang dipilih
setelah ditahqiq (ditelliti) oleh Al Hàfizh ‘Imàduddin Ismà’il bin
Katsir. (Tafsirul Qurànil Azhim 1/511). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Darah susuan mengharamkan seperti apa
yang diharamkan oleh darah keturunan” (HR. Al Bukhàri dan
Muslim).
Al-Qur’àn menyebutkan secara khusus dua bagian mahram
sebab susuan: “(1) Dan ibu-ibumu yang menyusui kamu; (2)dan
saudara-saudara perem-puan sepersusuan” (QS. An Nisà’ [4] :
23).
Mahram Sebab perkawinan
Mahram sebab perkawinan ada tujuh. “Dan ibu-ibu istrimu
(mertua)” (QS. An Nisà’ [4] : 23) “Dan istri-istri anak kandungmu
(menantu)” (QS. An Nisà’ [4] : 23) “Dan anak-anak istrimu yang
dalam pemelihraanmu dari istri yang telah kamu campuri” (QS.
An Nisà’ [4] : 23).
Menurut Jumh urul `Ulàmà’ termasuk juga anak tiri yang tidak
dalam pemeliharaannya. Anak tiri menjadi mahram jika ibunya
telah dicampuri, tetapi jika belum dicampuri maka dibolehkan
untuk menikahi anaknya. Sedangkan ibu dari seorang
perempuan yang dinikahi menjadi mahram hanya sebab aqad
nikah, walaupun si puteri belum dicampuri, kalau sudah aqad
nikah maka si ibu haram dinikahi oleh yang menikahi puteri itu.
• “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah
dikawini oleh ayahmu (ibu tiri)”. (QS. An Nisà’ [4] : 22). Wanita
yang dinikahi oleh ayah menjadi mahram bagi anak ayah
dengan hanya aqad nikah, walaupun belum dicampuri oleh
ayah, maka anak ayah tak boleh menikahinya.
“Dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
yang bersaudara” (QS. An Nisà’ [4] : 23)
• Rasulullàh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
menghimpunkan dalam perkawinan antara perempuan
dengan bibinya dari pihak ibu;Dan menghimpunkan antara
perempuan dengan bibinya dari pihak ayah. Nabi
bersabda: “Tidak boleh perempuan dihimpun dalam
perkawinan antara saudara perempuan dari ayah atau
ibunya” (HR. Al Bukhàriy dan Muslim)
• Jadi, keponakan (perempuan) tidak boleh dihimpun dengan bibinya
dalam perkawinan, demikian pula bibi tidak boleh dihimpun dengan
keponakan perempuan dalam perkawinan. Secara mudah, bibi dan
keponakan perempuan tidak boleh saling jadi madu.
Larangan menghimpun antara perempuan dengan bibinya dari pihak
ayah atau ibu berdasarkan hadits-hadits mutawàtirah dan ‘ijmà`ul
`ulàmà’. (Muhammad bin Muhammad Asy Syaukàniy, Fathul Qadir
1/559).
• Mahram disebabkan keturunan dan susuan bersifat abadi, selamanya,
begitu pula sebab pernikahan. Kecuali, menghimpun dua perempuan
bersaudara, menghimpun perempuan dengan bibinya, yaitu saudara
perempuan dari pihak ayah atau ibu, itu bila yang satu meninggal lalu
ganti nikah dengan yang lain, maka boleh, karena bukan menghimpun
dalam keadaan sama-sama masih hidup. Dzun Nùrain, Utsmàn bin ‘Affàn
menikahi Ummu Kultsùm setelah Ruqayyah wafat, kedua-duanya adalah
anak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Zina dengan seorang perempuan semoga Allàh menjauhkan kita semua
dari itu tidak menjadikan mahram anaknya ataupun ibunya. Zina tidak
mengharamkan yang halal.
Wanita yang bersuami
Allàh mengharamkan mengawini wanita yang masih
bersuami. “Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita
yang bersuami” (QS. An Nisà’ [4] : 24). Perempuan-perempuan
yang selain di atas adalah bukan mahram, halal dinikahkan.
“Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari
istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untk
berzina” (An Nisà’/4:24). Wallàhu ‘a`làm (Asri Ibnu Tsani)
MUHRIM
Terkadang kita terbiasa mengucapkan kata non muhrim kepada perempuan atau
laki-laki yang tidak boleh dinikahi karena factor sebab sanak saudara dekat karena
keturunan, sesusuan, atau hubungan perkawinan, padahal pengguaan kata
tersebut tidaklah tepat. Tetapi bahasa Indonesia menggunakan kata muhrim
dengan arti semakna dengan mahram (haram dinikahi). (KBBI, hal. 669 dan juga
lihat hal.614).
Kata Muhrim di dalam bahasa arab berasal dari akar kata ‫–حرم‬ haruma : menjadi
terlarang
Bagaimana bentuk perubahan, atau tashrifnya?
Kata ‫–حرم‬ haruma, bentuk mudhory’ (present tense) adalah ‫–يحرم‬ yahrumu,
dengan mashdar ada beberapa bentuk: ‫–حرم‬ hurmun , ‫–حرم‬ hurumun, ‫–حرمة‬
hirmatun, dan ‫–حرام‬ haraamun. Semua ini artinya: menjadi terlarang. Nah, kata
mashdar ‫(حرام‬haraam) ini yang sering dipadankan dengan sebagai lawan kata dari
‫(حالل‬halaal)
Contoh penggunaan kata kerja-nya: ‫حرمت‬‫السحور‬‫على‬‫الصائم‬ : harumat assahuuru ‘alaa
asshooimi (Sahur itu menjadi terlarang bagi yang berpuasa)
‫حرمت‬‫المرأة‬‫على‬‫زوجها‬ : harrumat al-mar-a-tu ‘alaa zaujihaa (Wanita itu menjadi
terlarang bagi suaminya)
Sedangkan kata mashdar ‫–حرام‬ haraam, yang berarti “yang haram”
adalah bentuk singular, dan bentuk pluralnya adalah ‫–حروم‬ huruum.
Contohnya:
‫االرضى‬‫الحرام‬ – al-ardh al-haraam : tanah terlarang, tidak dikuasai,
neutral zone
‫البيت‬‫الحرام‬ – al-bayt al-haraam : rumah terlarang (Ka’bah), terlarang
bagi non-muslim
‫الشحر‬‫الحرام‬ – asy-syahr al-haraam : bulan haram, terlarang berperang
‫االشحر‬‫الحروم‬ – al-asyhur al-huruum : bulan-bulan haram
Kalau kita teruskan, maka kita dapatkan bentuk isim fa’ilnya (kata
benda pelaku) adalah ‫–حارم‬ haarimun, dan isim maf’ulnya (kata benda
objek) ‫–محروم‬ mahruum. Dan bentuk isim zaman (kata benda
keterangan terjadinya perbuatan) atau isim makan (kata benda tempat
terjadinya perbuatan) adalah ‫–محرم‬ mahram. Kata mahram ini artinya
“terlarang”, juga berarti “orang yang haram dinikahi”. Jamaknya ‫–محارم‬
mahaarim.
KKT 1
Bentuk KKT-1 (kata kerja turunan ke 1), adalah:
‫–أحرم‬ ahrama : mengharamkan, dengan bentuk mudhory’ ‫–يحرم‬
yuhrimu, dan mashdarnya adalah ‫:إحرام‬ ihraam.
Kata mashdar ihraam, ini arti asalnya adalah “hal pelarangan”, atau
“hal pengharaman”. Kata ini, dipakai pada umumnya untuk menyebut:
‫تكبيرة‬‫اإلحرام‬ : takbiiratul ihraam
Takbir “pengharaman”: artinya dari takbir ini sholat dimulai, dan
diharamkan melakukan yang membatalkan sholat.
Kata ‫اإلحرام‬ihraam juga berarti menyengaja untuk memulai ibadah haji
atau umrah. Di Al-Quran dikatakan, jika berhaji diharamkan (di-ihraam-
kan) perbuatan rafats (berkata kotor), fusuq (berbuat dosa), dan jidal
(berbantah-bantahan).
Kalau kita teruskan bentuk KKT-1 ini maka kita akan bertemu dengan
bentuk:
‫–محرم‬ muhrim (orang yang berihram), atau bisa juga menjadi isim fa’il
dari kata ahrama, yang bisa berarti “sesuatu yang mengharamkan”.
Artinya kata muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam
ibadah haji sebelum bertahallul.
Hanatour
Biro Umroh Jakarta Selatan |
Biro Umroh Bogor |
Biro Umroh Jakarta |
Biro Umroh Jakarta Barat |
Biro Umroh Jakarta Timur |
Biro Umroh Jakarta Pusat |
Biro Umroh Cibubur |
Biro Umroh Depok |
Biro Umroh Bekasi |
Biro Umroh Cianjur |
Biro Umroh Gorontalo |
Biro Umroh Bengkulu |
Biro Umroh Madura |
Biro Umroh Pontianak |
Tur Wisata Muslim |
Saibah
Biro Umroh Semarang|
Umroh Semarang |
Umroh Murah Semarang |
Biro Umroh Kendal |
Biro Umroh Kabupaten Semarang |
Biro Umroh Kudus |
Biro Umroh Demak |
Biro Umroh Jepara |
Biro Umroh Rembang |
Biro Umroh Pati |
Biro Umroh Lasem |
Biro Umroh Solo |
Biro Umroh Yogyakarta |
Biro Umroh Boyolali |
Biro Umroh Sragen |
Biro Umroh Pekalongan |
Biro Umroh Batang |
Biro Umroh Tegal |
Biro Umroh Wonosobo |
Hiratour
Biro Umroh Jakarta Selatan |
Biro Umroh Makassar |
Biro Umroh Jakarta |
Biro Umroh Jakarta Barat |
Biro Umroh Jakarta Timur |
Biro Umroh Jakarta Pusat |
Biro Umroh Bone |
Biro Umroh Sinjai |
Biro Umroh Mataram |
Biro Umroh Denpasar |
Biro Umroh Bali |
Biro Umroh Sulawesi Selatan |
Biro Umroh Kalimantan Selatan |
Biro Umroh Nunukan |
Biro Umroh Lampung |
Biro Haji Plus |
Biro Umroh Bekasi

More Related Content

What's hot

Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarcanisius75
 
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...FitriHastuti2
 
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akad
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akadhutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akad
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akadSekar Lukinanti
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Marhamah Saleh
 
Presentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAPresentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAAini29
 
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )Khansha Hanak
 
Perkembangan Islam di Mesir
Perkembangan Islam di MesirPerkembangan Islam di Mesir
Perkembangan Islam di MesirMira Nurhasanah
 
Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Sejarah kerajaan pajang
Sejarah kerajaan pajangSejarah kerajaan pajang
Sejarah kerajaan pajangYoshua Putra
 
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di IndonesiaKerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di IndonesiaSuci Mairoza Sya
 
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniSejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniMuhammadYuliadi1
 
Kerajaan kota kapur
Kerajaan kota kapurKerajaan kota kapur
Kerajaan kota kapurAkbarul Umam
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranVimz SpecialOps
 
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesia
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesiaPeninggalan sejarah bercorak islam di indonesia
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesiaNasrullah Sulaiman
 

What's hot (20)

Perlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasarPerlawanan kerajaan makasar
Perlawanan kerajaan makasar
 
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
Kerajaan mataram islam sumber sejarah kerajaan mataram islam,letak geografis ...
 
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akad
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akadhutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akad
hutang piutang, sewa, pinjam meminjam, dan akad
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
Presentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAPresentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBA
 
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )
Walisongo : Sunan Ampel ( Sejarah Kelas X )
 
Perkembangan Islam di Mesir
Perkembangan Islam di MesirPerkembangan Islam di Mesir
Perkembangan Islam di Mesir
 
Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)Fiqh muamalah (pengantar)
Fiqh muamalah (pengantar)
 
Bioma Tundra
Bioma TundraBioma Tundra
Bioma Tundra
 
Sejarah kerajaan pajang
Sejarah kerajaan pajangSejarah kerajaan pajang
Sejarah kerajaan pajang
 
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di IndonesiaKerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Kerajaan-Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
 
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'aniSejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
Sejarah Timbulnya Aliran Teologi Islam dan Dasar-Dasar Qur'ani
 
Ppt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan baliPpt 3 kerajaan bali
Ppt 3 kerajaan bali
 
Kerajaan kota kapur
Kerajaan kota kapurKerajaan kota kapur
Kerajaan kota kapur
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quran
 
Bioma gurun
Bioma gurunBioma gurun
Bioma gurun
 
Makalah kerajaan kutai
Makalah kerajaan kutaiMakalah kerajaan kutai
Makalah kerajaan kutai
 
Kodifikasi Hadits : Periode 5
Kodifikasi Hadits  : Periode 5Kodifikasi Hadits  : Periode 5
Kodifikasi Hadits : Periode 5
 
Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan TarumanegaraKerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara
 
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesia
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesiaPeninggalan sejarah bercorak islam di indonesia
Peninggalan sejarah bercorak islam di indonesia
 

Similar to Arti kata mahram dan muhrim

Wanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahiWanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahiAbyanuddin Salam
 
Bolehkah menikah dengan mantan adik ipar
Bolehkah menikah dengan mantan adik iparBolehkah menikah dengan mantan adik ipar
Bolehkah menikah dengan mantan adik iparOnepeace Emil
 
Pernikahan dan Harta Warisan.pptx
Pernikahan dan Harta Warisan.pptxPernikahan dan Harta Warisan.pptx
Pernikahan dan Harta Warisan.pptxFathanMubina18
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggayaka29
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamikafia maulidia
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamikafia maulidia
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamVonita Amelia
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
Para wanita yang diharamkan berkahwin
Para wanita yang diharamkan berkahwinPara wanita yang diharamkan berkahwin
Para wanita yang diharamkan berkahwinAmirul Afif
 

Similar to Arti kata mahram dan muhrim (20)

Wanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahiWanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahi
 
Bekal pernikahan
Bekal pernikahanBekal pernikahan
Bekal pernikahan
 
Bekal pernikahan
Bekal pernikahanBekal pernikahan
Bekal pernikahan
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bolehkah menikah dengan mantan adik ipar
Bolehkah menikah dengan mantan adik iparBolehkah menikah dengan mantan adik ipar
Bolehkah menikah dengan mantan adik ipar
 
Wanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikahWanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikah
 
Wanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikahWanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikah
 
Wanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikahWanita yang selamanya haram dinikah
Wanita yang selamanya haram dinikah
 
Pernikahan dan Harta Warisan.pptx
Pernikahan dan Harta Warisan.pptxPernikahan dan Harta Warisan.pptx
Pernikahan dan Harta Warisan.pptx
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islam
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islam
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Fiqih Nikah
Fiqih NikahFiqih Nikah
Fiqih Nikah
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
Para wanita yang diharamkan berkahwin
Para wanita yang diharamkan berkahwinPara wanita yang diharamkan berkahwin
Para wanita yang diharamkan berkahwin
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
01 nikah
01 nikah01 nikah
01 nikah
 

More from MarbotMesjid

Traveling aqsa feb 2019
Traveling aqsa  feb  2019Traveling aqsa  feb  2019
Traveling aqsa feb 2019MarbotMesjid
 
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019MarbotMesjid
 
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan haji
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan hajiTatacara dan makna tahallul dalam umroh dan haji
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan hajiMarbotMesjid
 
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahu
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahuTata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahu
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahuMarbotMesjid
 
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah haji
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah hajiSunah sunah dalam melaksanakan ibadah haji
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah hajiMarbotMesjid
 
Makna wuquf di arafah
Makna wuquf di arafahMakna wuquf di arafah
Makna wuquf di arafahMarbotMesjid
 
Hikmah melempar jumrah
Hikmah melempar jumrahHikmah melempar jumrah
Hikmah melempar jumrahMarbotMesjid
 
7 keistimewaan di bulan suci ramadhan
7 keistimewaan di bulan suci ramadhan7 keistimewaan di bulan suci ramadhan
7 keistimewaan di bulan suci ramadhanMarbotMesjid
 

More from MarbotMesjid (9)

Traveling aqsa feb 2019
Traveling aqsa  feb  2019Traveling aqsa  feb  2019
Traveling aqsa feb 2019
 
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019
Jadwal promo umroh hira tour tahun 2018 2019
 
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan haji
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan hajiTatacara dan makna tahallul dalam umroh dan haji
Tatacara dan makna tahallul dalam umroh dan haji
 
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahu
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahuTata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahu
Tata cara pelaksanaan haji sesuai tuntunan rasulullah shalallaahu
 
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah haji
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah hajiSunah sunah dalam melaksanakan ibadah haji
Sunah sunah dalam melaksanakan ibadah haji
 
Makna wuquf di arafah
Makna wuquf di arafahMakna wuquf di arafah
Makna wuquf di arafah
 
Makna thawaf
Makna thawafMakna thawaf
Makna thawaf
 
Hikmah melempar jumrah
Hikmah melempar jumrahHikmah melempar jumrah
Hikmah melempar jumrah
 
7 keistimewaan di bulan suci ramadhan
7 keistimewaan di bulan suci ramadhan7 keistimewaan di bulan suci ramadhan
7 keistimewaan di bulan suci ramadhan
 

Arti kata mahram dan muhrim

  • 1. Arti Kata Mahram dan Muhrim Suwargonov
  • 2. MAHRAM Adalah orang perempuan atau laki-laki yang masih termasuk sanak saudara dekat karena keturunan, sesusuan, atau hubungan perkawinan sehingga tidak boleh menikah di antara keduanya. • Mahram Sebab Keturunan Mahram sebab keturunan ada tujuh. Tidak ada perbedaan pendapat di antara para ‘Ulama. Allah berfirman; “Diharamkan atas kamu untuk (mengawini) (1) ibu-ibumu; (2) anak-anakmu yang perempuan (3) saudara-sauda-ramu yang perempuan; (4) saudara-saudara ayahmu yang perempuan; (5) saudara-saudara ibumu yang perempuan; (6) anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; (7) anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 23)
  • 3. • Dari ayat ini Jumhùrul ‘Ulàmà’, Imam ‘Abù Hanifah, Imam Màlik dan Imam Ahmad bin Hanbal memasukan anak dari perzinahan menjadi mahram, dengan berdalil pada keumuman firman Allàh “anak- anakmu yang perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 23). Diriwayatkan dari Imam Asy Syàfi’iy, bahwa ia cenderung tidak menjadikan mahram (berarti boleh dinikahi) anak hasil zina, sebab ia bukan anak yang sah (dari bapak pelaku) secara syari’at. • Ia juga tidak termasuk dalam ayat: “Allàh mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk)anak-anakmu. Yaitu: bagian anak lelaki sama dengan dua bagian orang anak perempuan” (QS. An Nisà’ [4] : 11). Karena anak hasil zina tidak berhak menda-patkan warisan menurut ‘ijma’ maka ia juga tidak termasuk dalam ayat ini. (Al Hàfizh ‘Imàduddin Ismà’il bin Katsir, Tafsirul Qurànil Azhim 1/510)
  • 4. Mahram Sebab Susuan Mahram sebab susuan ada tujuh. Sama seperti mahram sebab keturunan, tanpa pengecualian. Inilah pendapat yang dipilih setelah ditahqiq (ditelliti) oleh Al Hàfizh ‘Imàduddin Ismà’il bin Katsir. (Tafsirul Qurànil Azhim 1/511). Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Darah susuan mengharamkan seperti apa yang diharamkan oleh darah keturunan” (HR. Al Bukhàri dan Muslim). Al-Qur’àn menyebutkan secara khusus dua bagian mahram sebab susuan: “(1) Dan ibu-ibumu yang menyusui kamu; (2)dan saudara-saudara perem-puan sepersusuan” (QS. An Nisà’ [4] : 23).
  • 5. Mahram Sebab perkawinan Mahram sebab perkawinan ada tujuh. “Dan ibu-ibu istrimu (mertua)” (QS. An Nisà’ [4] : 23) “Dan istri-istri anak kandungmu (menantu)” (QS. An Nisà’ [4] : 23) “Dan anak-anak istrimu yang dalam pemelihraanmu dari istri yang telah kamu campuri” (QS. An Nisà’ [4] : 23). Menurut Jumh urul `Ulàmà’ termasuk juga anak tiri yang tidak dalam pemeliharaannya. Anak tiri menjadi mahram jika ibunya telah dicampuri, tetapi jika belum dicampuri maka dibolehkan untuk menikahi anaknya. Sedangkan ibu dari seorang perempuan yang dinikahi menjadi mahram hanya sebab aqad nikah, walaupun si puteri belum dicampuri, kalau sudah aqad nikah maka si ibu haram dinikahi oleh yang menikahi puteri itu.
  • 6. • “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu (ibu tiri)”. (QS. An Nisà’ [4] : 22). Wanita yang dinikahi oleh ayah menjadi mahram bagi anak ayah dengan hanya aqad nikah, walaupun belum dicampuri oleh ayah, maka anak ayah tak boleh menikahinya. “Dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara” (QS. An Nisà’ [4] : 23) • Rasulullàh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang menghimpunkan dalam perkawinan antara perempuan dengan bibinya dari pihak ibu;Dan menghimpunkan antara perempuan dengan bibinya dari pihak ayah. Nabi bersabda: “Tidak boleh perempuan dihimpun dalam perkawinan antara saudara perempuan dari ayah atau ibunya” (HR. Al Bukhàriy dan Muslim)
  • 7. • Jadi, keponakan (perempuan) tidak boleh dihimpun dengan bibinya dalam perkawinan, demikian pula bibi tidak boleh dihimpun dengan keponakan perempuan dalam perkawinan. Secara mudah, bibi dan keponakan perempuan tidak boleh saling jadi madu. Larangan menghimpun antara perempuan dengan bibinya dari pihak ayah atau ibu berdasarkan hadits-hadits mutawàtirah dan ‘ijmà`ul `ulàmà’. (Muhammad bin Muhammad Asy Syaukàniy, Fathul Qadir 1/559). • Mahram disebabkan keturunan dan susuan bersifat abadi, selamanya, begitu pula sebab pernikahan. Kecuali, menghimpun dua perempuan bersaudara, menghimpun perempuan dengan bibinya, yaitu saudara perempuan dari pihak ayah atau ibu, itu bila yang satu meninggal lalu ganti nikah dengan yang lain, maka boleh, karena bukan menghimpun dalam keadaan sama-sama masih hidup. Dzun Nùrain, Utsmàn bin ‘Affàn menikahi Ummu Kultsùm setelah Ruqayyah wafat, kedua-duanya adalah anak Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Zina dengan seorang perempuan semoga Allàh menjauhkan kita semua dari itu tidak menjadikan mahram anaknya ataupun ibunya. Zina tidak mengharamkan yang halal.
  • 8. Wanita yang bersuami Allàh mengharamkan mengawini wanita yang masih bersuami. “Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami” (QS. An Nisà’ [4] : 24). Perempuan-perempuan yang selain di atas adalah bukan mahram, halal dinikahkan. “Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untk berzina” (An Nisà’/4:24). Wallàhu ‘a`làm (Asri Ibnu Tsani)
  • 9. MUHRIM Terkadang kita terbiasa mengucapkan kata non muhrim kepada perempuan atau laki-laki yang tidak boleh dinikahi karena factor sebab sanak saudara dekat karena keturunan, sesusuan, atau hubungan perkawinan, padahal pengguaan kata tersebut tidaklah tepat. Tetapi bahasa Indonesia menggunakan kata muhrim dengan arti semakna dengan mahram (haram dinikahi). (KBBI, hal. 669 dan juga lihat hal.614). Kata Muhrim di dalam bahasa arab berasal dari akar kata ‫–حرم‬ haruma : menjadi terlarang Bagaimana bentuk perubahan, atau tashrifnya? Kata ‫–حرم‬ haruma, bentuk mudhory’ (present tense) adalah ‫–يحرم‬ yahrumu, dengan mashdar ada beberapa bentuk: ‫–حرم‬ hurmun , ‫–حرم‬ hurumun, ‫–حرمة‬ hirmatun, dan ‫–حرام‬ haraamun. Semua ini artinya: menjadi terlarang. Nah, kata mashdar ‫(حرام‬haraam) ini yang sering dipadankan dengan sebagai lawan kata dari ‫(حالل‬halaal) Contoh penggunaan kata kerja-nya: ‫حرمت‬‫السحور‬‫على‬‫الصائم‬ : harumat assahuuru ‘alaa asshooimi (Sahur itu menjadi terlarang bagi yang berpuasa) ‫حرمت‬‫المرأة‬‫على‬‫زوجها‬ : harrumat al-mar-a-tu ‘alaa zaujihaa (Wanita itu menjadi terlarang bagi suaminya)
  • 10. Sedangkan kata mashdar ‫–حرام‬ haraam, yang berarti “yang haram” adalah bentuk singular, dan bentuk pluralnya adalah ‫–حروم‬ huruum. Contohnya: ‫االرضى‬‫الحرام‬ – al-ardh al-haraam : tanah terlarang, tidak dikuasai, neutral zone ‫البيت‬‫الحرام‬ – al-bayt al-haraam : rumah terlarang (Ka’bah), terlarang bagi non-muslim ‫الشحر‬‫الحرام‬ – asy-syahr al-haraam : bulan haram, terlarang berperang ‫االشحر‬‫الحروم‬ – al-asyhur al-huruum : bulan-bulan haram Kalau kita teruskan, maka kita dapatkan bentuk isim fa’ilnya (kata benda pelaku) adalah ‫–حارم‬ haarimun, dan isim maf’ulnya (kata benda objek) ‫–محروم‬ mahruum. Dan bentuk isim zaman (kata benda keterangan terjadinya perbuatan) atau isim makan (kata benda tempat terjadinya perbuatan) adalah ‫–محرم‬ mahram. Kata mahram ini artinya “terlarang”, juga berarti “orang yang haram dinikahi”. Jamaknya ‫–محارم‬ mahaarim.
  • 11. KKT 1 Bentuk KKT-1 (kata kerja turunan ke 1), adalah: ‫–أحرم‬ ahrama : mengharamkan, dengan bentuk mudhory’ ‫–يحرم‬ yuhrimu, dan mashdarnya adalah ‫:إحرام‬ ihraam. Kata mashdar ihraam, ini arti asalnya adalah “hal pelarangan”, atau “hal pengharaman”. Kata ini, dipakai pada umumnya untuk menyebut: ‫تكبيرة‬‫اإلحرام‬ : takbiiratul ihraam Takbir “pengharaman”: artinya dari takbir ini sholat dimulai, dan diharamkan melakukan yang membatalkan sholat. Kata ‫اإلحرام‬ihraam juga berarti menyengaja untuk memulai ibadah haji atau umrah. Di Al-Quran dikatakan, jika berhaji diharamkan (di-ihraam- kan) perbuatan rafats (berkata kotor), fusuq (berbuat dosa), dan jidal (berbantah-bantahan). Kalau kita teruskan bentuk KKT-1 ini maka kita akan bertemu dengan bentuk: ‫–محرم‬ muhrim (orang yang berihram), atau bisa juga menjadi isim fa’il dari kata ahrama, yang bisa berarti “sesuatu yang mengharamkan”. Artinya kata muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul.
  • 12. Hanatour Biro Umroh Jakarta Selatan | Biro Umroh Bogor | Biro Umroh Jakarta | Biro Umroh Jakarta Barat | Biro Umroh Jakarta Timur | Biro Umroh Jakarta Pusat | Biro Umroh Cibubur | Biro Umroh Depok | Biro Umroh Bekasi | Biro Umroh Cianjur | Biro Umroh Gorontalo | Biro Umroh Bengkulu | Biro Umroh Madura | Biro Umroh Pontianak | Tur Wisata Muslim |
  • 13. Saibah Biro Umroh Semarang| Umroh Semarang | Umroh Murah Semarang | Biro Umroh Kendal | Biro Umroh Kabupaten Semarang | Biro Umroh Kudus | Biro Umroh Demak | Biro Umroh Jepara | Biro Umroh Rembang | Biro Umroh Pati | Biro Umroh Lasem | Biro Umroh Solo | Biro Umroh Yogyakarta | Biro Umroh Boyolali | Biro Umroh Sragen | Biro Umroh Pekalongan | Biro Umroh Batang | Biro Umroh Tegal | Biro Umroh Wonosobo |
  • 14. Hiratour Biro Umroh Jakarta Selatan | Biro Umroh Makassar | Biro Umroh Jakarta | Biro Umroh Jakarta Barat | Biro Umroh Jakarta Timur | Biro Umroh Jakarta Pusat | Biro Umroh Bone | Biro Umroh Sinjai | Biro Umroh Mataram | Biro Umroh Denpasar | Biro Umroh Bali | Biro Umroh Sulawesi Selatan | Biro Umroh Kalimantan Selatan | Biro Umroh Nunukan | Biro Umroh Lampung | Biro Haji Plus | Biro Umroh Bekasi