2. ✓ Granul effervescent → granul dan
serbuk kasar sampai kasar sekali dan
mengandung unsur obat dalam
campuran yang kering.
✓ Effervescent → terdiri dari basa
karbonat, dan asam,
→bila ditambahkan air, asam dan
basanya akan bereaksi menghasilkan
karbon dioksida (CO2) sehingga
menghasilkan buih ( Ansel, H.C., Popvich,
N.G.,Allen L V, 1995)
3. menutupi rasa yang tidak
diinginkan dari zat obat, sehingga
granul effervescent sangat cocok
untuk produk yang pahit dan asin.
4. ❑ Kelembaban relatif untuk pembuatan
granul effervescent maks 25% dan suhu
terkontrol 25 ͦ C
❑ Tujuan → mencegah terhisapnya uap
air dari udara oleh bahan kimia →
timbul reaksi effervescent prematur
( Mohrle, 1989)
5. ❑ Keuntungan granul effervescent sebagai
bentuk sediaan adalah penyiapan
larutan dalam waktu seketika yang
mengandung dosis obat yang tepat.
❑ Menghasilkan rasa yang enak karena
adanya karbonat yang membantu
memperbaiki rasa beberapa obat
tertentu.
❑ Mudah untuk digunakan dan nyaman.
6. ❑ Pada pemakaian sediaan effervescent
timbul kesukaran untuk menghasilkan
produk yang stabil secara kimia, dan
adanya kandungan lembab selama proses
produksi dapat menyebabkan reaksi
effervescent yang prematur.
❑ harganya yang relatif mahal → karena
jumlah yang besar dari eksipien yang
harganya mahal dan fasilitas produksi yang
khusus
❑ penyimpanan perlu pengemasan secara
khusus di dalam kantong lembaran
aluminium kedap udara
7. Reaksi antara asam sitrat dan natrium
bikarbonat (1) serta asam tartrat dan natrium
bikarbonat (2) dapat dilihat sebagai berikut :
dibutuhkan 3 molekuk natrium bikarbonat untuk
menetralisasi satu molekul asam sitrat (1) dan 2 molekul
natrium bikarbonat untuk menetralisasi satu molekul asam
tartrat (2). Dalam pengolahan suatu formula sediaan obat
dalam bentuk garam effervescent, 16 dari komponen-
komponen ini seseorang dapat menentukan jumlah pereaksi
yang akan digunakan
8. 1. SUMBER ASAM
2. SUMBER KARBONAT
3. BAHAN PENGIKAT
4. ASPARTAM
5. SUKROSA
9. ❑ Sumber asam → sebagai bahan
penghancur dengan membentuk asam
metal karbon dari sumber karbonat
sehingga dapat melepaskan gas CO2
❑ Sumber asam → asam anhidrat dan
garam garam asam
❑ Contoh asam organik : asam sitrat,
asam tatrat, asam fumarat ( Mohrle,
1989)
10. ❑ Sumber karbonat → sebagai bahan
penghancur dan timbulnya gas CO2
❑ Contoh : Natrium karbonat
11. ❑ Bahan pengikat digunakan untuk mengikat
serbuk menjadi granul
❑ Contoh : gom selulosa, gelatin, pasta (tidak
banyak digunakan karena : kelarutannya
lama dan meninggalkan residu)
❑ Pengikat kering : laktosa, dektrosa, manitol
(tidak efektif pada konsentrasi rendah)
❑ PVP (polyviny; pyrolydone) : bahan pengikat
efektif untuk granul effervescent.
12. ❑ Pemanis buatan yang sering digunakan
→ kadar kemanisannya tinggi
❑ Pemanis lain : sukrosa dan sakarin
❑ Rasa manisnya tidak menimbulkan
pahit sesudahnya
13. ❑ Formulasi effervescent →
direkomendasikan penggunaan asam
sitrat dan asam tartrat daripada hanya
satu macam asam saja, karena
penggunaan bahan asam tunggal saja
akan menimbulkan kesukaran.
❑ Apabila asam tartrat sebagai asam
tunggal, granul yang dihasilkan akan
mudah kehilangan kekuatannya dan
akan menggumpal.
❑ Jika asam sitrat saja akan
menghasilkan campuran lekat dan
sukar menjadi granul. (Ansel, Howard
C. 1989. 214).
14. Metode Pembuatan Granul effervescent
dengan 3 cara :
1. Dengan Pemanasan
2. Dengan cairan nonreaktif
3. Dengan cairan reaktif
15. ❑ Metode Granulasi Klasik → pelepasan
air dari bahan hidrat dalam formula
pada temperatur rendah.
❑ Bahan → asam sitrat hidrat
❑ Proses dilakukan dalam static bed
→reaksi tidak seragam, pelepasan air
tergantung temperatur
16. ❑ Cairan granul ditambahkan perlahan ke dalam
formulasi sambil diaduk → terdistribusi
merata
❑ Bahan pengikat larut alkohol (PVP) dilarutkan
dulu dalam cairan granul → lebih efektif
karena konsentrasi bahan pengikat lebih kecil,
sehingga menurunkan efek negatif
disintegrasi.
❑ Keuntungan : tidak semua bahan pada
formulasi membutuhkan kontak langsung
dengan cairan penggranul, pembuatan granul
asam dan granul basa terpisah sehingga
menghindari reaksi premature
❑ Kerugian : dibutuhkan proses setelah granul
kering, dibutuhkan ruang pengering yang baik
mencegah akumulasi uap cairan penggranul
17. ❑ Cairan granul yang digunakan : air (0,1-
0,5%) untuk mencampur bahan granul.
❑ Air ditambahkan dalam bentuk semprotan
ke dalam campuran masa.
❑ Kerugian : bahan harus tahan terhadap
lembab dan atau panas agar tidak terjadi
degradasi