SlideShare a Scribd company logo
BAB II

                                 PRARANCANGAN PABRIK

A. Teori
           Detergent merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
   pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
   detergent mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
   terpengaruh oleh kesadahan air. Detergent merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Rantai
   hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin rantai hidrokarbon yang lurus atau
   rantai hidrokarbon yang bercabang.

           Bahan utama detergent ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam
   sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergent merupakan molekul
   berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul. Detergent pertama
   disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol berantai
   panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak. Alkohol berantai panjang ini
   direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan
   dengan basa.

           Natrium lauril sulfat adalah detergent yang baik. Karena garamnya berasal dari asam
   kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam
   larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergent
   yang umum digunakan adalah alkil benzenesulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui tiga
   tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis
   Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan basa
   melengkapi proses ini.

           Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat
   tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergent ini mengakibatkan masalah
   polusi berat pada tahun 1950-an, yaitu berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan
   danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang.
   Detergent jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak
   berakumulasi di lingkungan kita.

           Deterjen tersusun oleh beberapa bagian yaitu :

   •   Bahan Aktif (Active Ingredient)
              Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam
       proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl sulfonate
(SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini diantaranya Luthensol, Emal, dan
     Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20,
     Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP-30. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil
     dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.

•    Bahan pengisi (filler)
            Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian
    bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini
    dalam campuran bahan baku deterjen semat-mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada
    umumnya, sebagai bahan pengisi deterjen digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering
    digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan
    pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.

•    Bahan penunjang (builder)
            Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering disebut soda abu yang
    berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan daya bersih.
    Keberadaan bahan ini dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan efek
    samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan
    penunjang lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang
    positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman. Dalam kenyataannya, ada beberapa konsumen
    yang menyiramkan air bekas cucian produk deterjen tertentu ke tanaman dan hasilnya lebih
    subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis
    pupuk tertentu.

•    Bahan tambahan (aditif)
            Bahan aditif sebenarnya tidak harus ada dalam proses pembuatan deterjen bubuk.
    Namun demikian, beberapa produsen justru selalu mencari hal-hal baru akan bahan ini karena
    justru bahan ini dapat memberi kekhususan dan nilai lebih pada produk deterjen tersebut.
    Dengan demikian, keberadaan bahan aditif dapat mengangkat nilai jual produk deterjen
    bubuk tersebut.

            Salah satu contoh dari bahan aditif adalah carboxyl methyl cellulose (CMC). Bahan
    ini berbentuk serbuk putih dan berfungsi untuk mencegah kembalinya kotoran ke pakaian
    sehingga disebut “antiredeposisi”. Selain CMC, masih banyak macam dari bahan aditif ini,
    tetapi pada umumnya merupakan rahasia dari tiap-tiap perusahaan. Ini sebenarnya merupakan
    tantangan bagi pelaku wirausaha untuk selalu mencari bahan aditif ini sehingga produk
    deterjen bubuk mempunyai nilai lebih dan berdaya saing tinggi.
• Bahan pewangi atau parfum
             Parfum termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan parfum memegang peranan
   besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk deterjen bubuk. Artinya, walaupun secara
   kualitas deterjen bubuk yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan
   berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna
   kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g)
   dapat dikonversikan ke mililiter (ml). Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml.

             Pada dasarnya, jenis parfum untuk deterjen dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu
   parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal
   umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen
   deterjen bubuk menggunakan jenis parfum yang eksklusif. Artinya, aroma dari parfum
   tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum
   eksklusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa
   nama parfum yang digunakan dalam pembuatan deterjen bubuk diantaranya bouquet, deep
   water, alpine, dan spring flower.

• Antifoam
             Cairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan deterjen bubuk untuk mesin
   cuci. Bahan tersebut berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase keberadaan
   senyawa ini dalam formula sangat sedikit, yaitu berkisar antara 0,04-0,06%.

             Berdasarkan muatan surfaktannya, deterjen diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,
yaitu :

a. Deterjen anionik
             Deterjen anionik merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan
   dinetralkan dengan alkali. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan
   negatif apabila dilarutkan dalam air. Biasanya digunakan untuk pencuci kain.
   Kelompok utama dari detergen anionik adalah :
   •      Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat
   •      Alkil aril sulfonat
   •      Olefin sulfat dan sulfonat
b. Deterjen kationik
             Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik. Detergen ini akan berubah
   menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air, biasanya digunakan pada
   pelembut (softener). Selama proses pembuatannya tidak ada netralisasi tetapi bahan-bahan
yang mengganggu dihilangkan dengan asam kuat untuk netralisasi. Agen aktif permukaan
       kationik mengandung kation rantai panjang yang memiliki sifat aktif pada permukaannya.
       Kelompok utama dari detergen kationik adalah :

       •    Amina asetat (RNH3)OOCCH3 (R=8 sampai 12 atom C)

       •    Alkil trimetil amonium klorida (RN(CH3))3+ (R=8 sampai 18 atom karbon)

       •    Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18 atom karbon)

       •    Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Cl

   c. Deterjen Nonionik
               Deterjen nonionik adalah senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara,
       kedua asam dan basanya merupakan molekul yang sama. Deterjen ini tidak akan berubah
       menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air, tetapi dapat bekerja di dalam air
       sadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Kelompok utama deterjen
       anionik ini adalah :

       •    Etilen oksida atau propilen oksida.
       •    Polimer polioksistilen
       •    Alkil amida.


B. Proses Produksi dan Diagram Alir
   1. Proses Produksi
            Bahan dasarnya adalah dodekil benzena. Reaksi dilakukan dalam reaktor bersisi kaca
   yang dipasang dengan mixer efisien. Dodekil benzena dimasukkan ke dalam reaktor kaca
   dicampur dengan asam 22% oleum, pada suhu antara 32-46°C. Kemudian dicampurkan pada
   suhu 46°C selama kurang lebih 2 jam sampai reaksi selesai. Tahapan berikutnya netralisasi
   dengan NaOH yang memberikan 60% alkil aril sulfonat dan 40% diluet (natrium sulfat). Adapun
   pembuatan deterjen dengan berbagai jenis deterjen dilakukan sebagai berikut :

   a. Detergen Anionik
   •    Pembentukan Alkil aril sulfonat
               Alkil aril sulfonat terbentuk dari sulfonasi alkil benzena, alkil benzena mengandung
        inti dengan satu atau lebih rangkaian alifatik (alkil). Inti alkil benzena bisa benzena, toluene,
        xylena, atau fenol. Alkil benzena yang biasa digunakan adalah jenis DDB (deodecil
        benzena). Pembuatan deodecil benzena (C6H6C12H25) dilakukan dengan alkilasi benzena
        dengan alkena (C12H24) dibantu dengan katalis asam. Alkilasi benzena kemudian dilakukan
        reaksi Fiedel-Craft. Detergen alkil benzena yang dihasilkan melalui proses Fiedel-Craft
memliki sifat degradasi biologis yang buruk karena terdapat 300 isomer dari propilen
    tetramer.

•   Olefin sulfat dan sulfonat
    Diproses dengan tiga cara, yaitu :
           Proses Oxo Olefin direksikan dengan karbon monoksida dan hidrogen pada
    suhu 160°C sampai 175°C dengan tekanan 100-250 atm, menghasilkan aldehida.
    Aldehida kemudian dihidrogenasi dengan bantuan nikel sebagai katalis sehingga
    menghasilkan suatu senyawa alkohol. Aldehida berkurang pada saat terbentuknya
    alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses oxo sebagian besar memiliki berat
    molekul kecil dibandingkan berat molekul alkohol alami. Oxo-alkohol yang
    memiliki berat molekul tinggi mengalami sulfonasi. Alkohol ini banyak digunakan
    untuk kosmetik dan produk cairan rumah tangga (tidak digunakan untuk bahan dasar
    pembuatan detergen).
           Proses Alfol ( Proses Ziegar) Pada proses ini aluminium trietil dihilangkan
    dengan logam aluminium dan hidrogen untuk menghasilkan dietilaluminium hidrida.
    Hidrida dihilangkan dengan etena untuk menghasilkan 3 mol aluminium trietil. Dua
    pertiganya didaur ulang, sementara sisa trietil direaksikan dengan etena untuk
    menghasilkan campuran berat molekul tinggi pada aluminium alkil. Kemudian alkil
    aluminium dioksidasi dan dihidrolisis dengan air untuk menghasilkan alkohol dan
    aluminium hidroksida.
           Proses WI. Welsh Pada proses ini alfa olefin direaksikan dengan hidrogen
    bromida dengan bantuan peroksida atau cahaya ultraviolet. Alkil bromida diubah
    menjadi ester melalui logam halida yang katalisasi dengan asam organik. Ester
    kemudian dihidrolisis menghasilkan alkohol.




2. Detergen kationik
           Amina asetat (RNH3)OOCCH3 Dihasilkan dengan menetralisasi amina lemak
     dengan asam asetat dan dapat larut dalam air. Alkil trimetil ammonium klorida
(RN(CH3))3+Cl- Dihasilkan dari alkilasi lengkap amina lemak atau tetriari amina
   dengan alkil halida lemak. Reaksi :
   •    R-NH2 + CH3Cl  RN (CH2)2Cl + HCl
   •    R2NH + 2 CH2Cl  R2N(CH2)2Cl + HCl


3. Detergen nonionik
   Pembuatan detergen nonionik adalah :
   •   Etilen oksida
       Proses pembuatannya dengan mereaksikan senyawa yang mengandung
   kelompok hidrofobik dengan etilen oksida atau propilen oksida, dilakukan pada
   suhu 150-220°C. Hasil yang diperoleh dinetralkan dengan 30% asam sulfur dan
   asam asetat glasial.
   •   Amina oksida
       Proses pembuatannya dengan mengoksidasi amina tetriari.


4. Detergen amfoterik
   Proses pembuatannya yaitu amina lemak dasar (lauril amina) direksikan dengan
   metil akrilat untuk menghasilkan ester N-lemak--amino propionik. Kemudian
   disaponifikasi dengan NaOH membentuk garam natrium.
   Reaksi : lauril amina + metil akrilat → natrium lauril sarkosinat
2. Diagram alir




                  Gambar diagram alir pembuatan detergen.
BAB III

                                     PENGENDALIAN MUTU




        Serbuk deterjen pencuci sintetik merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang
berfungsi sebagai bahan pencuci/pembersih pakaian yang digunakan oleh semua lapisan masyarakat.
Air limbah pencucian pakaian mempengaruhi kualitas air limbah domestik/rumah tangga dan
menyebabkan penambahan beban cemaran ke lingkungan. Tingginya kadar limbah tersebut dalam
badan air dapat terakumulasi, bahkan menjadi toksik dan berbahaya bagi lingkungan.

        Konsumen, instansi pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya mendorong produk
serbuk deterjen pencuci sintetik bermutu dan ramah lingkungan. Maka dari itu, produsen harus
mempehatikan mutu dan kualitas serta kondisi produk deterjen tersebut sebelum didistribusikan
kepada masyarakat.

        Produsen dan produk serbuk deterjen sintetik harus memenuhi prasyarat sertifikasi ekolabel.
Kriteria ekolabel memuat persyaratan yang menyangkut parameter teknis produk dan parameter lain
yang terkait dengan aspek lingkungan, yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan pada kinerja
produk dan dampak lingkungan penting sepanjang daur hidupnya.

A. Sistem Manajemen Lingkungan
      Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang menjamin konsistensi
pemenuhan persyaratan kriteria dan ambang batas sertifikasi ekolabel, pengendalian dampak
lingkungan serta pemenuhan penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penjaminan sistem manajemen lingkungan :

 No Aspek Lingkungan           Persyaratan

 1.    Bahan yang dilarang             Bahan karsinogenik, genotoksik, mutagenik,
                                   teratogenik dan toksik terhadap manusia dan
                                   lingkungan serta yang termasuk dalam klasifikasi
                                   Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dilarang
                                   dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001
                                   tentang Bahan Berbahaya dan beracun
                                       Bahan yang terdaftar sebagai mutagen atau
                                   karsinogen pada manusia dan hewan menurut
“International Agency for Research on Cancer”
                                 (IARC) kelas 1
                                      Moskusxylene, moskusambrete, moskene,
                                 moskusketone dan pewangi yang dilarang oleh IFRA
                                 (International Fragrance Registration Agency).
                                      Asam Etilen Diamin Tetraasetat (EDTA), Alkil
                                 fenol etoksilat (APEO) dan Asam Nitriloasetat
                                (NTA)EDTA (Etilen Diamin Tetraasetat)
                             Nilai pH larutan deterjen < 10,5 diukur dalam larutan
2.   pH                      sesuai dosis pencucian yang direkomendasikan oleh
                             produsen

                             Total kandungan fosfat dalam deterjen (diukur sebagai
3.   Fosfat                  STTP) < 18 gr per 100 gr produk deterjen (18 % berat
                             produk)

                             Kandungan bahan surfaktan sesuai dengan yang
4.   Kandungan surfaktan
                             tercantum dalam SNI 06-4594-1998

                             Tiap surfaktan harus dapat segera terbiodegradasi secara
     Daya Biodegradasi       aerobik . Tingkat daya biodegradasi adalah > 90%
5.
     surfaktan               dicapai dalam 28 hari, dengan 70% dicapai pada 10 hari
                             pertama pengujian

                             Enzim yang digunakan tidak boleh mengandung
     Enzim
6.                           mikroorganisme



                             Terhadap masing-masing produk deterjen (formulasi)
                             harus dilakukan pengujian :
7.   Toksisitas Lingkungan
                             a) Toksisitas akut terhadap biota perairan

                             b) Koefisien partisi oktanol-air (log Pow / Kow) < 3
B. Mutu Produk
    Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang menjamin konsistensi pemenuhan
standar mutu produk. Produk harus memenuhi Standar Mutu Produk SNI No. 06-4594-1998 versi
terbaru, kecuali pada parameter yang ditetapkan lain pada standar kriteria ini, dan produsen harus
menerapkan Sistem Manajemen Mutu, guna memberikan jaminan bahwa pengawasan terhadap mutu
produk dilaksanakan secara konsisten oleh produsen.




C. Kemasan
    1.    Bahan Kemasan
          Syarat utama bahan kemasan yang digunakan untuk produk serbuk deterjen ialah kemasan
   harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Bila mungkin, kemasan produk juga dapat
   digunakan kembali. Beberapa contoh bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang :
   Polyethylene Terephthalate (PET) ; High Density Polyethylene (HDPE); Low Density
   Polyethylene, (LDPE) ; Polypropylene (PP); Polystyrene (PS) ; dll.

   Persyaratan bahan kemasan dalam kriteria ekolabel :

   a. Kemasan plastik
   ∗     Harus memiliki simbol plastik daur-ulang pada kemasan dan kode jenis resinnya.
   ∗     Kemasan atau label tidak boleh mengandung PVC atau bahan organik terklorinasi
   ∗     Harus terbuat dari plastik yang dapat didaur ulang
   b. Kemasan karton
         Kemasan karton harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang
   2. Kandungan logam berat
         Total kandungan logam berat (Pb, Cd, Hg dan Cr6+) dalam kemasan (termasuk printing) < 100
   ppm.
3. Informasi untuk konsumen
    Untuk perlindungan serta edukasi kepada konsumen, serta dalam rangka peningkatan
kesadaran akan peduli kesehatan dan lingkungan, persyaratan berikut mengenai informasi untuk
konsumen harus dipenuhi :

∗   Produk mencantumkan secara rinci komposisi bahan aktif deterjen.
∗   Produk harus disertai dengan instruksi pemakaian untuk lebih memaksimalkan
    fungsinya dan meminimalisasi limbah.
∗   Mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon produsen dan atau pemohon atau
    layanan konsumen untuk informasi yang lebih detail.
∗   Produk sebaiknya mencantumkan peringatan untuk perlindungan kesehatan dan
    lingkungan.

More Related Content

What's hot

Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)UIN Alauddin Makassar
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometrilee_walker94
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Munaw2802
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2 mila_indriani
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatRidwan Ajipradana
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59MaulidaP59
 

What's hot (20)

Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)Kromatografi kolom (resin penukar ion)
Kromatografi kolom (resin penukar ion)
 
Spekroskopi nmr new
Spekroskopi nmr newSpekroskopi nmr new
Spekroskopi nmr new
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Reaksi reaksi radikal bebas
Reaksi reaksi radikal bebasReaksi reaksi radikal bebas
Reaksi reaksi radikal bebas
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
 
Amoniak nitrat nitrit
Amoniak nitrat nitritAmoniak nitrat nitrit
Amoniak nitrat nitrit
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Buku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
Buku Kimia SMK Teknik Bidang AnalitikBuku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
Buku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium KarbonatPenetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalsium Karbonat
 
Spektro uv-vis
Spektro uv-visSpektro uv-vis
Spektro uv-vis
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59
 

Similar to Prarancangan pabrik

Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzeneanadiroh
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Adifa Putri Ramandani
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Ba bahan pembersih 1718 vix
Ba  bahan pembersih 1718 vixBa  bahan pembersih 1718 vix
Ba bahan pembersih 1718 vixpurwotrenggono2
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...aditya rakhmawan
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Sabila Izzati
 
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxssuser6905d2
 
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxKegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxHidayaniPSurbakti
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxMaryMaryam7
 
Presentasi pik
Presentasi pikPresentasi pik
Presentasi pikdwi_92
 
Surfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxSurfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxMUHAMMADRAFDI6
 

Similar to Prarancangan pabrik (20)

Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Alkil benzene
Alkil benzeneAlkil benzene
Alkil benzene
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Ba bahan pembersih 1718 vix
Ba  bahan pembersih 1718 vixBa  bahan pembersih 1718 vix
Ba bahan pembersih 1718 vix
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
Materi perkuliahan kimia sekitar kita - Kebersihan sebagian dari kimia - upda...
 
Pembuatan sabun
Pembuatan sabunPembuatan sabun
Pembuatan sabun
 
Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1Pengujian amina dan turunanny1
Pengujian amina dan turunanny1
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
Modul i
Modul iModul i
Modul i
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
koloid
koloidkoloid
koloid
 
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
 
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptxKegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
Kegunaan bahan kimia dalam kehidupan.pptx
 
SABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptxSABUN PADAT ppt.pptx
SABUN PADAT ppt.pptx
 
Presentasi pik
Presentasi pikPresentasi pik
Presentasi pik
 
laporan sabun Colek
laporan sabun Coleklaporan sabun Colek
laporan sabun Colek
 
Surfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptxSurfactan Presentation.pptx
Surfactan Presentation.pptx
 

More from Terminal Purba

Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Terminal Purba
 
Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Terminal Purba
 
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaPerbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaTerminal Purba
 
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Terminal Purba
 
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Terminal Purba
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Terminal Purba
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamTerminal Purba
 
Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Terminal Purba
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warmingTerminal Purba
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanTerminal Purba
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeTerminal Purba
 
Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Terminal Purba
 
Formulir lamaran kerja iso
Formulir lamaran kerja  isoFormulir lamaran kerja  iso
Formulir lamaran kerja isoTerminal Purba
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist Terminal Purba
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Terminal Purba
 
Contoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahContoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahTerminal Purba
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaTerminal Purba
 
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraContoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraTerminal Purba
 
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanContoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanTerminal Purba
 

More from Terminal Purba (20)

Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
Rancang bangun penjadwalan tugas (task) pada komputasi paralel dengan menggun...
 
Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02Proposal 110605203718-phpapp02
Proposal 110605203718-phpapp02
 
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa javaPerbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
Perbandingan beberapa algoritma hash kriptografik dalam bahasa java
 
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
Pancasila sebagai identitas nasional serta aktualisasi pengamalan pancasila d...
 
Oktober
OktoberOktober
Oktober
 
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
Multimedia pembelajaran-1262909494-phpapp01
 
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01Makalahpti 120222201512-phpapp01
Makalahpti 120222201512-phpapp01
 
Makalah global-warming
Makalah global-warmingMakalah global-warming
Makalah global-warming
 
Makalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraanMakalah pendidikan kewarganegaraan
Makalah pendidikan kewarganegaraan
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2Formulir pengajuan pasien increso jj2
Formulir pengajuan pasien increso jj2
 
Formulir lamaran kerja iso
Formulir lamaran kerja  isoFormulir lamaran kerja  iso
Formulir lamaran kerja iso
 
Forensic odontologist
Forensic odontologist Forensic odontologist
Forensic odontologist
 
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
Definisikaryailmiah 121001045132-phpapp01
 
Contoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalahContoh pembukaan-makalah
Contoh pembukaan-makalah
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negaraContoh makalah-tentang-keuangan-negara
Contoh makalah-tentang-keuangan-negara
 
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikanContoh makalah-supervisi-pendidikan
Contoh makalah-supervisi-pendidikan
 

Prarancangan pabrik

  • 1. BAB II PRARANCANGAN PABRIK A. Teori Detergent merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergent mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergent merupakan garam natrium dari asam sulfonat. Rantai hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin rantai hidrokarbon yang lurus atau rantai hidrokarbon yang bercabang. Bahan utama detergent ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik. Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergent merupakan molekul berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul. Detergent pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak. Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa. Natrium lauril sulfat adalah detergent yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat, larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergent yang umum digunakan adalah alkil benzenesulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan basa melengkapi proses ini. Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat tidak dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergent ini mengakibatkan masalah polusi berat pada tahun 1950-an, yaitu berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang. Detergent jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak berakumulasi di lingkungan kita. Deterjen tersusun oleh beberapa bagian yaitu : • Bahan Aktif (Active Ingredient) Bahan aktif merupakan bahan inti dari deterjen sehingga bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen. Secara kimia bahan ini dapat berupa sodium lauryl sulfonate
  • 2. (SLS). Beberapa nama dagang dari bahan aktif ini diantaranya Luthensol, Emal, dan Neopelex (NP). Di pasar beredar beberapa jenis Emal dan NP, yaitu Emal-10, Emal-20, Emal-30, NP-10, NP-20, dan NP-30. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak. • Bahan pengisi (filler) Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku deterjen semat-mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi deterjen digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air. • Bahan penunjang (builder) Salah satu contoh bahan penunjang adalah soda ash atau sering disebut soda abu yang berbentuk bubuk putih. Bahan penunjang ini berfungsi meningkatkan daya bersih. Keberadaan bahan ini dalam campuran tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan efek samping, yaitu dapat mengakibatkan rasa panas di tangan pada saat mencuci pakaian. Bahan penunjang lain adalah STTP (sodium tripoly phosphate) yang mempunyai efek samping yang positif, yaitu dapat menyuburkan tanaman. Dalam kenyataannya, ada beberapa konsumen yang menyiramkan air bekas cucian produk deterjen tertentu ke tanaman dan hasilnya lebih subur. Hal ini disebabkan oleh kandungan fosfat yang merupakan salah satu unsur dalam jenis pupuk tertentu. • Bahan tambahan (aditif) Bahan aditif sebenarnya tidak harus ada dalam proses pembuatan deterjen bubuk. Namun demikian, beberapa produsen justru selalu mencari hal-hal baru akan bahan ini karena justru bahan ini dapat memberi kekhususan dan nilai lebih pada produk deterjen tersebut. Dengan demikian, keberadaan bahan aditif dapat mengangkat nilai jual produk deterjen bubuk tersebut. Salah satu contoh dari bahan aditif adalah carboxyl methyl cellulose (CMC). Bahan ini berbentuk serbuk putih dan berfungsi untuk mencegah kembalinya kotoran ke pakaian sehingga disebut “antiredeposisi”. Selain CMC, masih banyak macam dari bahan aditif ini, tetapi pada umumnya merupakan rahasia dari tiap-tiap perusahaan. Ini sebenarnya merupakan tantangan bagi pelaku wirausaha untuk selalu mencari bahan aditif ini sehingga produk deterjen bubuk mempunyai nilai lebih dan berdaya saing tinggi.
  • 3. • Bahan pewangi atau parfum Parfum termasuk dalam bahan tambahan. Keberadaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk deterjen bubuk. Artinya, walaupun secara kualitas deterjen bubuk yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk deterjen berbentuk cairan berwarna kekuning-kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter (ml). Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1 ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk deterjen dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum eksklusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat, seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen deterjen bubuk menggunakan jenis parfum yang eksklusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum eksklusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan deterjen bubuk diantaranya bouquet, deep water, alpine, dan spring flower. • Antifoam Cairan antifoam digunakan khusus untuk pembuatan deterjen bubuk untuk mesin cuci. Bahan tersebut berfungsi untuk meredam timbulnya busa. Persentase keberadaan senyawa ini dalam formula sangat sedikit, yaitu berkisar antara 0,04-0,06%. Berdasarkan muatan surfaktannya, deterjen diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Deterjen anionik Deterjen anionik merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan dinetralkan dengan alkali. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan negatif apabila dilarutkan dalam air. Biasanya digunakan untuk pencuci kain. Kelompok utama dari detergen anionik adalah : • Rantai panjang (berlemak) alkohol sulfat • Alkil aril sulfonat • Olefin sulfat dan sulfonat b. Deterjen kationik Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik. Detergen ini akan berubah menjadi partikel bermuatan positif ketika terlarut dalam air, biasanya digunakan pada pelembut (softener). Selama proses pembuatannya tidak ada netralisasi tetapi bahan-bahan
  • 4. yang mengganggu dihilangkan dengan asam kuat untuk netralisasi. Agen aktif permukaan kationik mengandung kation rantai panjang yang memiliki sifat aktif pada permukaannya. Kelompok utama dari detergen kationik adalah : • Amina asetat (RNH3)OOCCH3 (R=8 sampai 12 atom C) • Alkil trimetil amonium klorida (RN(CH3))3+ (R=8 sampai 18 atom karbon) • Dialkil dimetil amonium klorida (R2N(CH3)2)+Cl- (R=8 sampai 18 atom karbon) • Lauril dimetil benzil amonium klorida (R2N(CH3)2CH2C2H6)Cl c. Deterjen Nonionik Deterjen nonionik adalah senyawa yang tidak mengandung molekul ion sementara, kedua asam dan basanya merupakan molekul yang sama. Deterjen ini tidak akan berubah menjadi partikel bermuatan apabila dilarutkan dalam air, tetapi dapat bekerja di dalam air sadah dan dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Kelompok utama deterjen anionik ini adalah : • Etilen oksida atau propilen oksida. • Polimer polioksistilen • Alkil amida. B. Proses Produksi dan Diagram Alir 1. Proses Produksi Bahan dasarnya adalah dodekil benzena. Reaksi dilakukan dalam reaktor bersisi kaca yang dipasang dengan mixer efisien. Dodekil benzena dimasukkan ke dalam reaktor kaca dicampur dengan asam 22% oleum, pada suhu antara 32-46°C. Kemudian dicampurkan pada suhu 46°C selama kurang lebih 2 jam sampai reaksi selesai. Tahapan berikutnya netralisasi dengan NaOH yang memberikan 60% alkil aril sulfonat dan 40% diluet (natrium sulfat). Adapun pembuatan deterjen dengan berbagai jenis deterjen dilakukan sebagai berikut : a. Detergen Anionik • Pembentukan Alkil aril sulfonat Alkil aril sulfonat terbentuk dari sulfonasi alkil benzena, alkil benzena mengandung inti dengan satu atau lebih rangkaian alifatik (alkil). Inti alkil benzena bisa benzena, toluene, xylena, atau fenol. Alkil benzena yang biasa digunakan adalah jenis DDB (deodecil benzena). Pembuatan deodecil benzena (C6H6C12H25) dilakukan dengan alkilasi benzena dengan alkena (C12H24) dibantu dengan katalis asam. Alkilasi benzena kemudian dilakukan reaksi Fiedel-Craft. Detergen alkil benzena yang dihasilkan melalui proses Fiedel-Craft
  • 5. memliki sifat degradasi biologis yang buruk karena terdapat 300 isomer dari propilen tetramer. • Olefin sulfat dan sulfonat Diproses dengan tiga cara, yaitu : Proses Oxo Olefin direksikan dengan karbon monoksida dan hidrogen pada suhu 160°C sampai 175°C dengan tekanan 100-250 atm, menghasilkan aldehida. Aldehida kemudian dihidrogenasi dengan bantuan nikel sebagai katalis sehingga menghasilkan suatu senyawa alkohol. Aldehida berkurang pada saat terbentuknya alkohol. Alkohol yang dihasilkan dari proses oxo sebagian besar memiliki berat molekul kecil dibandingkan berat molekul alkohol alami. Oxo-alkohol yang memiliki berat molekul tinggi mengalami sulfonasi. Alkohol ini banyak digunakan untuk kosmetik dan produk cairan rumah tangga (tidak digunakan untuk bahan dasar pembuatan detergen). Proses Alfol ( Proses Ziegar) Pada proses ini aluminium trietil dihilangkan dengan logam aluminium dan hidrogen untuk menghasilkan dietilaluminium hidrida. Hidrida dihilangkan dengan etena untuk menghasilkan 3 mol aluminium trietil. Dua pertiganya didaur ulang, sementara sisa trietil direaksikan dengan etena untuk menghasilkan campuran berat molekul tinggi pada aluminium alkil. Kemudian alkil aluminium dioksidasi dan dihidrolisis dengan air untuk menghasilkan alkohol dan aluminium hidroksida. Proses WI. Welsh Pada proses ini alfa olefin direaksikan dengan hidrogen bromida dengan bantuan peroksida atau cahaya ultraviolet. Alkil bromida diubah menjadi ester melalui logam halida yang katalisasi dengan asam organik. Ester kemudian dihidrolisis menghasilkan alkohol. 2. Detergen kationik Amina asetat (RNH3)OOCCH3 Dihasilkan dengan menetralisasi amina lemak dengan asam asetat dan dapat larut dalam air. Alkil trimetil ammonium klorida
  • 6. (RN(CH3))3+Cl- Dihasilkan dari alkilasi lengkap amina lemak atau tetriari amina dengan alkil halida lemak. Reaksi : • R-NH2 + CH3Cl  RN (CH2)2Cl + HCl • R2NH + 2 CH2Cl  R2N(CH2)2Cl + HCl 3. Detergen nonionik Pembuatan detergen nonionik adalah : • Etilen oksida Proses pembuatannya dengan mereaksikan senyawa yang mengandung kelompok hidrofobik dengan etilen oksida atau propilen oksida, dilakukan pada suhu 150-220°C. Hasil yang diperoleh dinetralkan dengan 30% asam sulfur dan asam asetat glasial. • Amina oksida Proses pembuatannya dengan mengoksidasi amina tetriari. 4. Detergen amfoterik Proses pembuatannya yaitu amina lemak dasar (lauril amina) direksikan dengan metil akrilat untuk menghasilkan ester N-lemak--amino propionik. Kemudian disaponifikasi dengan NaOH membentuk garam natrium. Reaksi : lauril amina + metil akrilat → natrium lauril sarkosinat
  • 7. 2. Diagram alir Gambar diagram alir pembuatan detergen.
  • 8. BAB III PENGENDALIAN MUTU Serbuk deterjen pencuci sintetik merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang berfungsi sebagai bahan pencuci/pembersih pakaian yang digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Air limbah pencucian pakaian mempengaruhi kualitas air limbah domestik/rumah tangga dan menyebabkan penambahan beban cemaran ke lingkungan. Tingginya kadar limbah tersebut dalam badan air dapat terakumulasi, bahkan menjadi toksik dan berbahaya bagi lingkungan. Konsumen, instansi pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya mendorong produk serbuk deterjen pencuci sintetik bermutu dan ramah lingkungan. Maka dari itu, produsen harus mempehatikan mutu dan kualitas serta kondisi produk deterjen tersebut sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Produsen dan produk serbuk deterjen sintetik harus memenuhi prasyarat sertifikasi ekolabel. Kriteria ekolabel memuat persyaratan yang menyangkut parameter teknis produk dan parameter lain yang terkait dengan aspek lingkungan, yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan pada kinerja produk dan dampak lingkungan penting sepanjang daur hidupnya. A. Sistem Manajemen Lingkungan Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan yang menjamin konsistensi pemenuhan persyaratan kriteria dan ambang batas sertifikasi ekolabel, pengendalian dampak lingkungan serta pemenuhan penaatan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penjaminan sistem manajemen lingkungan : No Aspek Lingkungan Persyaratan 1. Bahan yang dilarang  Bahan karsinogenik, genotoksik, mutagenik, teratogenik dan toksik terhadap manusia dan lingkungan serta yang termasuk dalam klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dilarang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya dan beracun  Bahan yang terdaftar sebagai mutagen atau karsinogen pada manusia dan hewan menurut
  • 9. “International Agency for Research on Cancer” (IARC) kelas 1  Moskusxylene, moskusambrete, moskene, moskusketone dan pewangi yang dilarang oleh IFRA (International Fragrance Registration Agency).  Asam Etilen Diamin Tetraasetat (EDTA), Alkil fenol etoksilat (APEO) dan Asam Nitriloasetat (NTA)EDTA (Etilen Diamin Tetraasetat) Nilai pH larutan deterjen < 10,5 diukur dalam larutan 2. pH sesuai dosis pencucian yang direkomendasikan oleh produsen Total kandungan fosfat dalam deterjen (diukur sebagai 3. Fosfat STTP) < 18 gr per 100 gr produk deterjen (18 % berat produk) Kandungan bahan surfaktan sesuai dengan yang 4. Kandungan surfaktan tercantum dalam SNI 06-4594-1998 Tiap surfaktan harus dapat segera terbiodegradasi secara Daya Biodegradasi aerobik . Tingkat daya biodegradasi adalah > 90% 5. surfaktan dicapai dalam 28 hari, dengan 70% dicapai pada 10 hari pertama pengujian Enzim yang digunakan tidak boleh mengandung Enzim 6. mikroorganisme Terhadap masing-masing produk deterjen (formulasi) harus dilakukan pengujian : 7. Toksisitas Lingkungan a) Toksisitas akut terhadap biota perairan b) Koefisien partisi oktanol-air (log Pow / Kow) < 3
  • 10. B. Mutu Produk Produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang menjamin konsistensi pemenuhan standar mutu produk. Produk harus memenuhi Standar Mutu Produk SNI No. 06-4594-1998 versi terbaru, kecuali pada parameter yang ditetapkan lain pada standar kriteria ini, dan produsen harus menerapkan Sistem Manajemen Mutu, guna memberikan jaminan bahwa pengawasan terhadap mutu produk dilaksanakan secara konsisten oleh produsen. C. Kemasan 1. Bahan Kemasan Syarat utama bahan kemasan yang digunakan untuk produk serbuk deterjen ialah kemasan harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Bila mungkin, kemasan produk juga dapat digunakan kembali. Beberapa contoh bahan kemasan plastik yang dapat didaur ulang : Polyethylene Terephthalate (PET) ; High Density Polyethylene (HDPE); Low Density Polyethylene, (LDPE) ; Polypropylene (PP); Polystyrene (PS) ; dll. Persyaratan bahan kemasan dalam kriteria ekolabel : a. Kemasan plastik ∗ Harus memiliki simbol plastik daur-ulang pada kemasan dan kode jenis resinnya. ∗ Kemasan atau label tidak boleh mengandung PVC atau bahan organik terklorinasi ∗ Harus terbuat dari plastik yang dapat didaur ulang b. Kemasan karton Kemasan karton harus terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang 2. Kandungan logam berat Total kandungan logam berat (Pb, Cd, Hg dan Cr6+) dalam kemasan (termasuk printing) < 100 ppm.
  • 11. 3. Informasi untuk konsumen Untuk perlindungan serta edukasi kepada konsumen, serta dalam rangka peningkatan kesadaran akan peduli kesehatan dan lingkungan, persyaratan berikut mengenai informasi untuk konsumen harus dipenuhi : ∗ Produk mencantumkan secara rinci komposisi bahan aktif deterjen. ∗ Produk harus disertai dengan instruksi pemakaian untuk lebih memaksimalkan fungsinya dan meminimalisasi limbah. ∗ Mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon produsen dan atau pemohon atau layanan konsumen untuk informasi yang lebih detail. ∗ Produk sebaiknya mencantumkan peringatan untuk perlindungan kesehatan dan lingkungan.