SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran
1
Arfan Sindhu T
(September 2017)
Outline
2
1. Model Matematis
2. Sumber Ketidakpastian
3. Evaluasi Ketidakpastian baku
& Derajat Kebebasan
4. Evaluasi tipe-A
5. Evaluasi tipe-B
6. Evaluasi koefisien Sensitifitas
7. Evaluasi Kovarian
8. Evaluasi Ketidakpastian Baku
Gabungan
9. Evaluasi Derajat Kebebasan
Efektif
10. Ketidakpastian Bentangan
11. Laporan hasil pengkuran dan
ketidakpastian pengukuran
Tahapan Evaluasi Ketidakpastian
3
1. Tahap 1 : Perhitungan Hasil Pengukuran
i. Measurand – definsi
ii. Analisa dari proses pengukuran
iii. Model matematis proses pengukuran
2. Tahap 2 : Perhitungan Ketidakpastian Baku
i. Metode evaluasi Tipe A dan Tipe B
ii. Distribusi probabilitas
iii. Derajat kebebasan
3. Tahap 3 : Perhitungan Ketidakpastian Gabungan
i. Aturan propagasi ketidakpastian
4. Tahap 4 : Ekspresi Akhir dari Hasil
i. Penentuan ketidakpastian bentangan
ii. Pembulatan hasil pengukuran
Skema Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran
4
Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran
5
1. Measurand
a. Definisi – “quantity intended to be measured” (vim – 2.3)
Note 1: The specification of the measurand requires knowledge of the kind of
quantity, the description of the phenomenon, the body or the substance carrying
the quantity
b. Contoh definisi measurand
i. Jarak antara titk pusat - sisi atas gauge
block terhadap alas, pada 20 oC dan posisi
vertical
ii. Jarak antara 2 titik pusat dari sisi sisi gauge
block pada 20 oC. Gauge pada posisi
horizontal
iii. Jarak antara 2 sisi datar parallel pada 20
oC. Gauge pada posisi horisontal
Note
6
Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (2)
7
2. Analisa Proses Pengukuran
a. Jangan hanya focus pada alat ukur, akan tetapi perhatikan proses untuk
memperoleh hasil pengukuran – Ketidakpastian sebagai karakteristik hasil,
bukan alat
b. Faktor yang berpengaruh :
 Operator
 Instruments, kalibrator
 Metode pengukuran dan mode operasi
 Kondisi pengukuran (suhu, tekanan dll)
 Objek yang diukur - material
c. Dengan menganalisa proses, factor factor yang mempengaruhi hasil
pengukuran (menyebabkan error) diharapkan bisa dikontrol  mengurangi
pengaruhnya
d. Pengukuran  Nilai Measurand, maka pengukuran dimulai dari :
 Definisi measurand yang tepat (VIM-2.3)
 Definisi metode pengukuran yang tepat (VIM-2.5)
 Definisi prosedur pengukuran yang tepat (VIM-2.6)
Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (3)
8
Ishikawa diagram
2. Analisa Proses Pengukuran
Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (4)
9
3. Model Matematis Proses Pengukuran
a. Model matematis menggambarkan bagaimana semua data yang terkumpul
dapat digunakan untuk mengkalkulasi hasil pengukuran.
b. Pada banyak kasus, measurand Y tidak diukur secara langsung melainkan
ditentukan dari N kuantitas yang lain X1, X2,…, XN dengan fungsi f:
Y = f (X1, X2, …, XN)
Input Quantities
c. Kuantitas input X1, X2,…, XN merepresentasikan semua data yang
digunakan dalam mengkalkulasi hasil. Disisi lain, kuantitas input juga bisa
menjadi besaran ukur yang terpengaruh kuantitas lain.
Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (5)
10
3. Model Matematis Proses Pengukuran
d. Contoh : Tekanan atmosfer yang diukur dengan barometer air raksa
e. Data yang digunakan pada model matematis diatas
i. Variabel yang diukur : h dan t
ii. Variabel impor : g, α, A, dan ρ
iii. Variabel hasil estimasi (eksperimen) : δ
Note 3
11
Tekanan yang dibangkitkan pressure balance
ρf = (912.7 + 0.752 × p - 0.001645 × p2 + 0.000001456 × p3 × (1 - 0.00078 × [t – 20]))
Note 2
12
# Sum/ different model
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku
13
1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B)
a. Bagaimana mengkalkulasi ketidakpastian dari kuantitas/variable input
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (2)
14
1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B)
a. Tipe-A – dievaluasi dengan metode statistic – hasil eksperimen (membutuhkan
sumberdaya untuk menorganisir eksperimen)
- Data diperoleh dari sejumlah n pengukuran – fungsi diskrit
Fungsi diskrit
i. Estimasi nilai ukur harapan x
ii. Estimasi u ≈ ESDM
ESDM = s / √n
- Beberapa set pengukuran independen
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (2)
15
1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B)
a. Tipe-A – dievaluasi dengan metode statistic – hasil eksperimen (membutuhkan
sumberdaya untuk menorganisir eksperimen)
- Data diperoleh dari k seri pengukuran
u = sp / √n




 M
i
i
M
i
i
i
p
v
s
v
s
1
1
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (3)
16
1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B)
b. Tipe-B
i. Selain statistic :
ii. Data pengukuran sebelumnya,
pengalaman (pengetahuan umum),
spesifikasi pabrik, data yang berasal dari
hasil kalibrasi atau laporan lainnya dan
referensi dari handbooks
iii. Membutuhkan pengalaman dan
pengetahuan ilmiah  interval of value /
range of dispersion and a distribution of
probability / nature of dispersion
c. Distribusi probabilitas
i. Populasi terbatas
ii. NIlai tengah : x (antara Xb dan Xa 
asusmsi simetris)
iii. Rentang paruh (semi-range) : a 
simpangan
iv. Ketidakpastian Baku : u
 Segi-3 (triangular)  u=a/√6
 Segi-4 (rectangular)  u=a/√3
 U-shape  u=a/√2
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (4)
17
1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B)
c. Contoh : perbandingan metode evaluasi Ketidakpastian baku dari suhu ruangan
TIPE- B
i. Informasi dari kondisi ekstrim dari ruangan
(17 oC – 23 oC)
ii. Pilihan distribusi probabilitas : uniform
iii. t = (17 + 23)/2 = 20 oC u(t) = 3/√3 = 1.7 oC
TIPE-A
i. Data rekaman kondisi ruangan selama 1
tahun
ii. Nilai t dari rata-rata
iii. Ketidakpastian baku dari standar deviasi
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (4)
18
2. Derajat kebebasan (ν)
a. Menentukan kualitas dari ketidakpastian variable input (selain bertujuan
menentukan nilai dari stundent-t yang tepat)
b. Dof tinggi berkaitan dengan pengukuran dengan jumlah besar atau nilai dengan
variansi atau dispersi yang kecil :
Dof kecil  dispersi yang besar atau nilainya memiliki konfidensi yang rendah
c. Tipe-A  n pengukuran, v=n-1
d. Tipe-B
 batasan (range/interval) jelas  konfidensi terhadap nilai cukup tinggi  infinite
Dof – EA4/02 “…ensure that any under estimation is avoided”
 batas memiliki ketidakpastian (R[%]-keraguan nilai “a” / posisi Xa dan Xb)
v ≈ ½ [∆u(xi)/u(xi)]2  ketidakpastian relative dari u(xi)
v ≈ ½ [100/R]2
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (5)
19
2. Derajat kebebasan (ν)
e. Contoh: Jika ketidakpastian relative = 10% (ini juga menggambarkan keraguan
atas nilai ketidakpastian yang diberikan)
∆u(xi)/u(xi)= 0.1  v=50
v ≈ ½ [100/10]2 = 50
“51 kali pengukuran dan rata-ratanya memiliki ketidakpastian
relative sebesar 10%”
“pengukuran –n=10  memiliki ketidakpastian relative
sebesar 24%”
Evaluasi yang didasarkan pada observasi berulang (tipe-A)
belum tentu lebih baik dari yang diperoleh dengan cara lain
(tipe-B). E.4.3 (terutama dengan n kecil – EA4/02-3.2.2)
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (6)
20
3. Koefisien Sensitifitas (c)
a. Mengkonversi semua komponen ketidakpastian ke satuan yang sama dengan
satuan dari measurand
b. ‘Bobot’ perubahan kuantitas output Y atas perubahan kuantitas input X
i. Variable tunggal  y = f(x)
 Derivative y terhadap x
ii. Variable jamak  y = f(x1, x2,…, xn)
 Diferensial parsial
 Derivative y atas masing-masing xi
iii. Fungsi / Model sangat kompleks
 Pendekatan kalkulasi numerik
 ∆xi kecil
iv. Fungsi / Model tidak dapat diekspresikan  eksperimen
 Input X  ukur output y
 Input X+ ∆X  ukur output yi
Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (7)
21
3. Koefisien Sensitifitas (c)
c. Contoh: nilai resistan pada suhu tes
Rt = R0 (1+αt)
δRt/ δt = α R0  jika suhu berubah dari 0 ke t maka resistan akan berubah t α R0
(koefisien sensitifitas Rt terhadap perubahan t adalah α R0
Tahap 3. Perhitungan Ketidakpastian Gabungan
22
1. Propagasi Ketidakpastian
a. Kovarian: Ukuran hubungan antar variable  Jika ada data X1, X2, …, Xn ada
pasangan yang berkaitan (dependen)
Diperlukan analisa Covarian dan Faktor Korelasi r  sulit..!
Kovarian u(xi,xj) = u(xi)u(xj)r(xi,xj)
b. Rumusan umum
Y = f(X1, X2,…,Xn)
uc2 = Σ(ci.ui)2+2. Σi. Σj(ci.cj.ui,j)
Tahap 3. Perhitungan Ketidakpastian Gabungan (2)
23
1. Propagasi Ketidakpastian
c. Keadaan dan Asumsi praktis
i. Masing-masing data saling tidak berkaitan (independen)  Σui,j = 0
ii. Faktor korelasi dianggap kecil, r <<1, maka dianggap tidak berkorelasi  r=0 
u(xi,xj) = 0
iii. Pasangan data dianggap brkorelasi penuh, maka factor korelasi maksimum 
r=1  u(xi,xj) = 1
d. Rumusan menjadi sederhana (
i. Untuk r=0  uc=√Σ(ci.ui)2
ii. Untuk r=1  uc=Σ(ci.ui)
uc2 = Σ(ci.ui)2+2. Σi. Σj(ci.cj.ui,j)
Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran
24
1. Penentuan ketidakpastian Bentangan
a. Definisi (GUM)
b. Ketidakpastian Bentangan
U = k Uc(y)
Faktor Cakupan Ketidakpastian
gabungan
(hasil dari tahap 3)
Ketidakpastian
Bentangan
Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (2)
25
1. Penentuan ketidakpastian Bentangan
a. Tingkat kepercayaan, CL (level of confidence) = 95% (rekomendasi)
b. Derajat kebebasan efektif , veff persamaan Welch – Satterthwaite
c. Dapatkan nilai t yang sesuai, untuk veff tersebut, pada CL = 95% dari :
i. Table t-student
ii. Rumus empiric  t=195996+2.37356/v+2.818745/v2+…
iii. Aplikasi excel  t=TINV(P,v), dengan P=1-CL
d. Faktor Cakupan : k=t atau k=2 jika t≤2
e. Ketidakpastian bentangan : U95 =k.uc
f. Hasil Pengukuran : X= y±U
Pembulatan dan pendekatan kebawah
Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (3)
26
2. Pembulatan hasil pengukuran
a. Nilai numerik Ketidakpastian, U
i. Dinyatakan tidak lebih dari 2 significant digit
ii. Pembulatan umumnya ke atas. Kecuali, bila pembulatan ke bawah
menyebabkan nilai ketidakpastian berkurang tidak lebih dari 5%
b. Nilai numerik hasil pengukuran atau kalibrasi, y
i. Dibulatkan ke significant digit terakhri ketidakpastiannya, sehingga
ii. Mempunyai resolusi yang sama dengan ketidakpastiannya
Contoh benar : 10.85 ± 0.22
Contoh salah : 10.085 ± 0.22, 10.08 ± 0.225, 10.085 ±
0.225
“Output and input estimates should be rounded to be
consistent with their uncertainties” JCGM:100-2008 7.2.6
Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (4)
27
2. Pembulatan hasil pengukuran
c. Contoh
Pertanyaan dan diskusi
28
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
Ketidakpastian
29
Roadmap of Pressure Laboratory
Ketidakpastian dari hysteresis (h)
30
Kalibrasi Pressure Gauge and Test Gauge
3
a
# Lebar Distribusi (2a) = ± hysteresis (h)
# Semi-Range (a) = h/2
# Probabilitas Distribusi = Segi empat (Rectanguler)
# Standard uncertainty, u(xi) =  pressure unit
# Sensitivity coefficient, (ci) = 1
# Uncertainty contribution, u(yi) = (ci).u(xi)  pressure unit
Budget ketidakpastian
31
Kalibrasi Pressure Gauge and Test Gauge
2000 kPa
Quantities of
uncertainty
sources
Estimate
Width of
distribution
DOF Std. Uncert Sens. Coeff
X xi 2a vi ui ci
1
Pind
(Resolution)
2136.67
kPa r 25 rectangular 12.5 7.21688 1 7.21688 5.2E+01 2.2E+02
2
Pstd 1998.11993
kPa
U(std; con.
of use)
5 normal 2 60 2.5 -1 -2.5 6.3E+00 6.5E-01
3
Zero
deviation
0
kPa fo 0 rectangular 50 0 1 0 0.0E+00 0.0E+00
4
Repeatability 0
kPa b' 25 rectangular 50 7.21688 1 7.21688 5.2E+01 5.4E+01
5
Hysteresis
(reversibility)
0
kPa h 30 rectangular 50 8.66025 1 8.66025 7.5E+01 1.1E+02
6
Reproducibili
ty
0
kPa b' 0 rectangular 50 0 1 0 0.0E+00 0.0E+00
1.9E+02 3.8E+02
no.
Unit Symbol Distribution Divisor ci.ui (ci.ui)
2
(ci.ui)
4
/ v
Sums
Combined uncert ( 13.617
Eff. DOF (veff) 89.432
Cov. factor for 1.99
Expanded unc (U) 27.0562
3
rot
W 2
inp
W 6
Std
W
3
3
3
3
Sertifikat kalibrasi
32
Kalibrasi Pressure Gauge and Test Gauge
Statistik
33
Roadmap of Pressure Laboratory
Statistics are used when we don’t know something : in
general, a sample is used to estimate properties related to
larger population. (Survey, conformity assessment, risk
analysis,…)
In metrology, we don’t know the value of the measurand :
measurements are performed in order to obtain a sample.
The value of the measurand is then estimated using the
sample (measured values).
Estimation (ISO 3534-1, 1.36) : Procedure that obtains a
statistical representation of a population from a random
sample drawn from this population.
Statistik
34
Roadmap of Pressure Laboratory
Ketidakpastian
35
Roadmap of Pressure Laboratory
GUM Introduction :
• When reporting the result of a measurement of a physical quantity, it is
obligatory that some quantitative indication of the quality of the result
be given so that those who use it can assess evaluate its reliability.
GUM 3.3.1 :
• When reporting the result of a measurement of a physical quantity, it is
obligatory that some quantitative indication of the quality of the result
be given so that those who use it can assess evaluate its reliability.

More Related Content

What's hot

SOP Kalibrasi Alat.docx
SOP Kalibrasi Alat.docxSOP Kalibrasi Alat.docx
SOP Kalibrasi Alat.docx
fahmiroza
 
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
TyanBagoes
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Lies Dina Liastuti
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
indahwaodeindawd
 

What's hot (20)

107 2014 sk kebijakan pelaporan nilai kritis
107 2014 sk kebijakan pelaporan nilai kritis107 2014 sk kebijakan pelaporan nilai kritis
107 2014 sk kebijakan pelaporan nilai kritis
 
sop pemantapan mutu eksternal
sop pemantapan mutu eksternalsop pemantapan mutu eksternal
sop pemantapan mutu eksternal
 
Rkk dr anik sp pd
Rkk dr anik sp pdRkk dr anik sp pd
Rkk dr anik sp pd
 
One way anova dalam spss
One way anova dalam spssOne way anova dalam spss
One way anova dalam spss
 
SOP Kalibrasi Alat.docx
SOP Kalibrasi Alat.docxSOP Kalibrasi Alat.docx
SOP Kalibrasi Alat.docx
 
IDENTIFIKASI RESIKO.docx
IDENTIFIKASI RESIKO.docxIDENTIFIKASI RESIKO.docx
IDENTIFIKASI RESIKO.docx
 
profil indikator.docx
profil indikator.docxprofil indikator.docx
profil indikator.docx
 
SOP RCA
SOP RCASOP RCA
SOP RCA
 
343125727 sop-skrining-penapisan-ibu-hamil-dengan-faktor-resiko
343125727 sop-skrining-penapisan-ibu-hamil-dengan-faktor-resiko343125727 sop-skrining-penapisan-ibu-hamil-dengan-faktor-resiko
343125727 sop-skrining-penapisan-ibu-hamil-dengan-faktor-resiko
 
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
021 - SPO Penanganan Spesimen Rujukan.docx
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
 
patient safety untuk karyawan RS
patient safety untuk karyawan RSpatient safety untuk karyawan RS
patient safety untuk karyawan RS
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
 
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
Pemahaman SMM Laboratorium ISO 17025:2017
 
biological safety cabinet
biological safety cabinetbiological safety cabinet
biological safety cabinet
 
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi 5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
5 Hal Mendasar Dalam Desain Laboratorium Mikrobiologi
 
Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control Pelatihan Quality Control
Pelatihan Quality Control
 
Pengenalan 17025
Pengenalan 17025Pengenalan 17025
Pengenalan 17025
 

Similar to evaluasi Ketidakpastian.ppt

001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
leonardo onar
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
Gantyo Suhartono
 
Microsoft Power Point Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point   Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]Microsoft Power Point   Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
arditasukma
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
Gantyo Suhartono
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Jeremi Mitchell
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
rozi arrozi
 

Similar to evaluasi Ketidakpastian.ppt (20)

Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
pengukuran
pengukuranpengukuran
pengukuran
 
Microsoft Power Point Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point   Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]Microsoft Power Point   Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
Microsoft Power Point Analisis Regresi.Ppt [Compatibility Mode]
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
Materi regresi berganda Statistika 2.pptx
Materi regresi berganda Statistika 2.pptxMateri regresi berganda Statistika 2.pptx
Materi regresi berganda Statistika 2.pptx
 
Statistika ekonomi 1 (Dasar)
Statistika ekonomi 1 (Dasar)Statistika ekonomi 1 (Dasar)
Statistika ekonomi 1 (Dasar)
 
Fp unsam spss mm
Fp unsam spss mmFp unsam spss mm
Fp unsam spss mm
 
Fp unsam spss mm
Fp unsam spss mmFp unsam spss mm
Fp unsam spss mm
 
Besaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika smaBesaran dan vektor fisika sma
Besaran dan vektor fisika sma
 
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
Bab 1 besaran fisika dan satuannya ( in indonesian langue)
 
Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235Besarandanvektorfix 160203085235
Besarandanvektorfix 160203085235
 
Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 
Statistik parametrik
Statistik parametrikStatistik parametrik
Statistik parametrik
 
Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
 
Regresi
RegresiRegresi
Regresi
 
Chap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasiChap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasi
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 

Recently uploaded (12)

455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis GrafPenyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 

evaluasi Ketidakpastian.ppt

  • 1. Evaluasi Ketidakpastian Pengukuran 1 Arfan Sindhu T (September 2017)
  • 2. Outline 2 1. Model Matematis 2. Sumber Ketidakpastian 3. Evaluasi Ketidakpastian baku & Derajat Kebebasan 4. Evaluasi tipe-A 5. Evaluasi tipe-B 6. Evaluasi koefisien Sensitifitas 7. Evaluasi Kovarian 8. Evaluasi Ketidakpastian Baku Gabungan 9. Evaluasi Derajat Kebebasan Efektif 10. Ketidakpastian Bentangan 11. Laporan hasil pengkuran dan ketidakpastian pengukuran
  • 3. Tahapan Evaluasi Ketidakpastian 3 1. Tahap 1 : Perhitungan Hasil Pengukuran i. Measurand – definsi ii. Analisa dari proses pengukuran iii. Model matematis proses pengukuran 2. Tahap 2 : Perhitungan Ketidakpastian Baku i. Metode evaluasi Tipe A dan Tipe B ii. Distribusi probabilitas iii. Derajat kebebasan 3. Tahap 3 : Perhitungan Ketidakpastian Gabungan i. Aturan propagasi ketidakpastian 4. Tahap 4 : Ekspresi Akhir dari Hasil i. Penentuan ketidakpastian bentangan ii. Pembulatan hasil pengukuran
  • 5. Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran 5 1. Measurand a. Definisi – “quantity intended to be measured” (vim – 2.3) Note 1: The specification of the measurand requires knowledge of the kind of quantity, the description of the phenomenon, the body or the substance carrying the quantity b. Contoh definisi measurand i. Jarak antara titk pusat - sisi atas gauge block terhadap alas, pada 20 oC dan posisi vertical ii. Jarak antara 2 titik pusat dari sisi sisi gauge block pada 20 oC. Gauge pada posisi horizontal iii. Jarak antara 2 sisi datar parallel pada 20 oC. Gauge pada posisi horisontal
  • 7. Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (2) 7 2. Analisa Proses Pengukuran a. Jangan hanya focus pada alat ukur, akan tetapi perhatikan proses untuk memperoleh hasil pengukuran – Ketidakpastian sebagai karakteristik hasil, bukan alat b. Faktor yang berpengaruh :  Operator  Instruments, kalibrator  Metode pengukuran dan mode operasi  Kondisi pengukuran (suhu, tekanan dll)  Objek yang diukur - material c. Dengan menganalisa proses, factor factor yang mempengaruhi hasil pengukuran (menyebabkan error) diharapkan bisa dikontrol  mengurangi pengaruhnya d. Pengukuran  Nilai Measurand, maka pengukuran dimulai dari :  Definisi measurand yang tepat (VIM-2.3)  Definisi metode pengukuran yang tepat (VIM-2.5)  Definisi prosedur pengukuran yang tepat (VIM-2.6)
  • 8. Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (3) 8 Ishikawa diagram 2. Analisa Proses Pengukuran
  • 9. Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (4) 9 3. Model Matematis Proses Pengukuran a. Model matematis menggambarkan bagaimana semua data yang terkumpul dapat digunakan untuk mengkalkulasi hasil pengukuran. b. Pada banyak kasus, measurand Y tidak diukur secara langsung melainkan ditentukan dari N kuantitas yang lain X1, X2,…, XN dengan fungsi f: Y = f (X1, X2, …, XN) Input Quantities c. Kuantitas input X1, X2,…, XN merepresentasikan semua data yang digunakan dalam mengkalkulasi hasil. Disisi lain, kuantitas input juga bisa menjadi besaran ukur yang terpengaruh kuantitas lain.
  • 10. Tahap 1. Perhitungan Hasil Pengukuran (5) 10 3. Model Matematis Proses Pengukuran d. Contoh : Tekanan atmosfer yang diukur dengan barometer air raksa e. Data yang digunakan pada model matematis diatas i. Variabel yang diukur : h dan t ii. Variabel impor : g, α, A, dan ρ iii. Variabel hasil estimasi (eksperimen) : δ
  • 11. Note 3 11 Tekanan yang dibangkitkan pressure balance ρf = (912.7 + 0.752 × p - 0.001645 × p2 + 0.000001456 × p3 × (1 - 0.00078 × [t – 20]))
  • 12. Note 2 12 # Sum/ different model
  • 13. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku 13 1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B) a. Bagaimana mengkalkulasi ketidakpastian dari kuantitas/variable input
  • 14. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (2) 14 1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B) a. Tipe-A – dievaluasi dengan metode statistic – hasil eksperimen (membutuhkan sumberdaya untuk menorganisir eksperimen) - Data diperoleh dari sejumlah n pengukuran – fungsi diskrit Fungsi diskrit i. Estimasi nilai ukur harapan x ii. Estimasi u ≈ ESDM ESDM = s / √n - Beberapa set pengukuran independen
  • 15. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (2) 15 1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B) a. Tipe-A – dievaluasi dengan metode statistic – hasil eksperimen (membutuhkan sumberdaya untuk menorganisir eksperimen) - Data diperoleh dari k seri pengukuran u = sp / √n      M i i M i i i p v s v s 1 1
  • 16. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (3) 16 1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B) b. Tipe-B i. Selain statistic : ii. Data pengukuran sebelumnya, pengalaman (pengetahuan umum), spesifikasi pabrik, data yang berasal dari hasil kalibrasi atau laporan lainnya dan referensi dari handbooks iii. Membutuhkan pengalaman dan pengetahuan ilmiah  interval of value / range of dispersion and a distribution of probability / nature of dispersion c. Distribusi probabilitas i. Populasi terbatas ii. NIlai tengah : x (antara Xb dan Xa  asusmsi simetris) iii. Rentang paruh (semi-range) : a  simpangan iv. Ketidakpastian Baku : u  Segi-3 (triangular)  u=a/√6  Segi-4 (rectangular)  u=a/√3  U-shape  u=a/√2
  • 17. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (4) 17 1. Evaluasi Ketidakpastian kuantitas / variabel input (Tipe A dan Tipe B) c. Contoh : perbandingan metode evaluasi Ketidakpastian baku dari suhu ruangan TIPE- B i. Informasi dari kondisi ekstrim dari ruangan (17 oC – 23 oC) ii. Pilihan distribusi probabilitas : uniform iii. t = (17 + 23)/2 = 20 oC u(t) = 3/√3 = 1.7 oC TIPE-A i. Data rekaman kondisi ruangan selama 1 tahun ii. Nilai t dari rata-rata iii. Ketidakpastian baku dari standar deviasi
  • 18. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (4) 18 2. Derajat kebebasan (ν) a. Menentukan kualitas dari ketidakpastian variable input (selain bertujuan menentukan nilai dari stundent-t yang tepat) b. Dof tinggi berkaitan dengan pengukuran dengan jumlah besar atau nilai dengan variansi atau dispersi yang kecil : Dof kecil  dispersi yang besar atau nilainya memiliki konfidensi yang rendah c. Tipe-A  n pengukuran, v=n-1 d. Tipe-B  batasan (range/interval) jelas  konfidensi terhadap nilai cukup tinggi  infinite Dof – EA4/02 “…ensure that any under estimation is avoided”  batas memiliki ketidakpastian (R[%]-keraguan nilai “a” / posisi Xa dan Xb) v ≈ ½ [∆u(xi)/u(xi)]2  ketidakpastian relative dari u(xi) v ≈ ½ [100/R]2
  • 19. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (5) 19 2. Derajat kebebasan (ν) e. Contoh: Jika ketidakpastian relative = 10% (ini juga menggambarkan keraguan atas nilai ketidakpastian yang diberikan) ∆u(xi)/u(xi)= 0.1  v=50 v ≈ ½ [100/10]2 = 50 “51 kali pengukuran dan rata-ratanya memiliki ketidakpastian relative sebesar 10%” “pengukuran –n=10  memiliki ketidakpastian relative sebesar 24%” Evaluasi yang didasarkan pada observasi berulang (tipe-A) belum tentu lebih baik dari yang diperoleh dengan cara lain (tipe-B). E.4.3 (terutama dengan n kecil – EA4/02-3.2.2)
  • 20. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (6) 20 3. Koefisien Sensitifitas (c) a. Mengkonversi semua komponen ketidakpastian ke satuan yang sama dengan satuan dari measurand b. ‘Bobot’ perubahan kuantitas output Y atas perubahan kuantitas input X i. Variable tunggal  y = f(x)  Derivative y terhadap x ii. Variable jamak  y = f(x1, x2,…, xn)  Diferensial parsial  Derivative y atas masing-masing xi iii. Fungsi / Model sangat kompleks  Pendekatan kalkulasi numerik  ∆xi kecil iv. Fungsi / Model tidak dapat diekspresikan  eksperimen  Input X  ukur output y  Input X+ ∆X  ukur output yi
  • 21. Tahap 2. Perhitungan Ketidakpastian Baku (7) 21 3. Koefisien Sensitifitas (c) c. Contoh: nilai resistan pada suhu tes Rt = R0 (1+αt) δRt/ δt = α R0  jika suhu berubah dari 0 ke t maka resistan akan berubah t α R0 (koefisien sensitifitas Rt terhadap perubahan t adalah α R0
  • 22. Tahap 3. Perhitungan Ketidakpastian Gabungan 22 1. Propagasi Ketidakpastian a. Kovarian: Ukuran hubungan antar variable  Jika ada data X1, X2, …, Xn ada pasangan yang berkaitan (dependen) Diperlukan analisa Covarian dan Faktor Korelasi r  sulit..! Kovarian u(xi,xj) = u(xi)u(xj)r(xi,xj) b. Rumusan umum Y = f(X1, X2,…,Xn) uc2 = Σ(ci.ui)2+2. Σi. Σj(ci.cj.ui,j)
  • 23. Tahap 3. Perhitungan Ketidakpastian Gabungan (2) 23 1. Propagasi Ketidakpastian c. Keadaan dan Asumsi praktis i. Masing-masing data saling tidak berkaitan (independen)  Σui,j = 0 ii. Faktor korelasi dianggap kecil, r <<1, maka dianggap tidak berkorelasi  r=0  u(xi,xj) = 0 iii. Pasangan data dianggap brkorelasi penuh, maka factor korelasi maksimum  r=1  u(xi,xj) = 1 d. Rumusan menjadi sederhana ( i. Untuk r=0  uc=√Σ(ci.ui)2 ii. Untuk r=1  uc=Σ(ci.ui) uc2 = Σ(ci.ui)2+2. Σi. Σj(ci.cj.ui,j)
  • 24. Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran 24 1. Penentuan ketidakpastian Bentangan a. Definisi (GUM) b. Ketidakpastian Bentangan U = k Uc(y) Faktor Cakupan Ketidakpastian gabungan (hasil dari tahap 3) Ketidakpastian Bentangan
  • 25. Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (2) 25 1. Penentuan ketidakpastian Bentangan a. Tingkat kepercayaan, CL (level of confidence) = 95% (rekomendasi) b. Derajat kebebasan efektif , veff persamaan Welch – Satterthwaite c. Dapatkan nilai t yang sesuai, untuk veff tersebut, pada CL = 95% dari : i. Table t-student ii. Rumus empiric  t=195996+2.37356/v+2.818745/v2+… iii. Aplikasi excel  t=TINV(P,v), dengan P=1-CL d. Faktor Cakupan : k=t atau k=2 jika t≤2 e. Ketidakpastian bentangan : U95 =k.uc f. Hasil Pengukuran : X= y±U Pembulatan dan pendekatan kebawah
  • 26. Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (3) 26 2. Pembulatan hasil pengukuran a. Nilai numerik Ketidakpastian, U i. Dinyatakan tidak lebih dari 2 significant digit ii. Pembulatan umumnya ke atas. Kecuali, bila pembulatan ke bawah menyebabkan nilai ketidakpastian berkurang tidak lebih dari 5% b. Nilai numerik hasil pengukuran atau kalibrasi, y i. Dibulatkan ke significant digit terakhri ketidakpastiannya, sehingga ii. Mempunyai resolusi yang sama dengan ketidakpastiannya Contoh benar : 10.85 ± 0.22 Contoh salah : 10.085 ± 0.22, 10.08 ± 0.225, 10.085 ± 0.225 “Output and input estimates should be rounded to be consistent with their uncertainties” JCGM:100-2008 7.2.6
  • 27. Tahap 4. Ekspresi akhir dari hasil pengukuran (4) 27 2. Pembulatan hasil pengukuran c. Contoh
  • 30. Ketidakpastian dari hysteresis (h) 30 Kalibrasi Pressure Gauge and Test Gauge 3 a # Lebar Distribusi (2a) = ± hysteresis (h) # Semi-Range (a) = h/2 # Probabilitas Distribusi = Segi empat (Rectanguler) # Standard uncertainty, u(xi) =  pressure unit # Sensitivity coefficient, (ci) = 1 # Uncertainty contribution, u(yi) = (ci).u(xi)  pressure unit
  • 31. Budget ketidakpastian 31 Kalibrasi Pressure Gauge and Test Gauge 2000 kPa Quantities of uncertainty sources Estimate Width of distribution DOF Std. Uncert Sens. Coeff X xi 2a vi ui ci 1 Pind (Resolution) 2136.67 kPa r 25 rectangular 12.5 7.21688 1 7.21688 5.2E+01 2.2E+02 2 Pstd 1998.11993 kPa U(std; con. of use) 5 normal 2 60 2.5 -1 -2.5 6.3E+00 6.5E-01 3 Zero deviation 0 kPa fo 0 rectangular 50 0 1 0 0.0E+00 0.0E+00 4 Repeatability 0 kPa b' 25 rectangular 50 7.21688 1 7.21688 5.2E+01 5.4E+01 5 Hysteresis (reversibility) 0 kPa h 30 rectangular 50 8.66025 1 8.66025 7.5E+01 1.1E+02 6 Reproducibili ty 0 kPa b' 0 rectangular 50 0 1 0 0.0E+00 0.0E+00 1.9E+02 3.8E+02 no. Unit Symbol Distribution Divisor ci.ui (ci.ui) 2 (ci.ui) 4 / v Sums Combined uncert ( 13.617 Eff. DOF (veff) 89.432 Cov. factor for 1.99 Expanded unc (U) 27.0562 3 rot W 2 inp W 6 Std W 3 3 3 3
  • 33. Statistik 33 Roadmap of Pressure Laboratory Statistics are used when we don’t know something : in general, a sample is used to estimate properties related to larger population. (Survey, conformity assessment, risk analysis,…) In metrology, we don’t know the value of the measurand : measurements are performed in order to obtain a sample. The value of the measurand is then estimated using the sample (measured values). Estimation (ISO 3534-1, 1.36) : Procedure that obtains a statistical representation of a population from a random sample drawn from this population.
  • 35. Ketidakpastian 35 Roadmap of Pressure Laboratory GUM Introduction : • When reporting the result of a measurement of a physical quantity, it is obligatory that some quantitative indication of the quality of the result be given so that those who use it can assess evaluate its reliability. GUM 3.3.1 : • When reporting the result of a measurement of a physical quantity, it is obligatory that some quantitative indication of the quality of the result be given so that those who use it can assess evaluate its reliability.