SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
26 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
BAB IV 
ANALISIS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA 
4.1 APBD Kota Surabaya Time Series 
Proses menganalisa pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah diperlukan data keuangan (APBD) beberapa periode tahun anggaran. Hal ini dikarenakan agar dapat melihat perkembangan kemampuan pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah. Berikut ini adalah data APBD Kota Surabaya selama Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013. 
Tabel IV.1 
APBD Kota Surabaya 2007 - 2013 URAIAN Jumlah (.000) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Daerah 1,861,925,179 2,318,763,000 2,675,380,000 3,044,125,000 3,159,063,110 3,700,049,796 5,255,244,153 Pendapatan Asli Daerah 
1,861,925,179 
729,213,000 
809,796,600 
908,608,000 
1,288,316,279 
1,443,395,291 
2,657,109,226 Hasil Pajak Daerah 340,834,000 397,990,000 442,852,000 525,403,000 989,127,001 1,118,949,065 2,118,292,666 Hasil Retribusi Daerah 
176,786,000 
169,558,000 
164,248,000 
183,312,000 
180,396,061 
181,771,585 
235,196,802 Hasil Perusahaan Milik Daerah & Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 38,386,000 42,520,000 43,325,000 63,305,000 75,961,693 82,515,616 111,966,678 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 
51,643,000 
119,145,000 
159,371,000 
136,627,000 
42,831,578 
60,159,025 
191,653,080 Dana Perimbangan 1,034,428,094 1,289,212,000 1,448,260,000 1,445,514,000 963,419,947 1,411,313,958 1,567,049,863 Bagi Hasil Pajak 
527,147,000 
563,353,000 
651,459,000 
726,560,000 
225,590,331 
288,656,055 
331,088,473 Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam 0 4,193,000 2,299,000 6,536,000 8,692,232 7,804,815 7,754,943 Dana Alokasi Umum 
639,590,000 
713,590,000 
765,886,000 
625,532,000 
697,262,759 
1,601,625,528 
1,160,025,693,000 Dana Alokasi Khusus 7,409,000 8,075,000 26,617,000 59,886,000 49,874,625 53,227,560 68,180,790,000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 
244,013,460 
300,338,000 
417,325,000 
689,963,000 
907,326,884 
845,340,547 
1,031,085,063 Pembiayaan Daerah 663,837,423 838,162,000 1,290,518,000 1,579,082,000 508,139,877 572,420,718 805,419,392 JUMLAH/TOTAL 
2,525,762,602 
3,156,925,000 
3,965,898,000 
4,623,207,000 
3,667,202,987 
4,272,470,514 
6,060,663,545 Belanja Daerah Belanja Tidak 
607,340,000 
793,395,000 
1,049,753,000 
1,483,722,00 
1,446,358,681 
1,711,631,684 
2,063,247,100
27 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
URAIAN Jumlah (.000) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Langsung 
0 Belanja Pegawai 659,199,307,498 699,384,000 802,603,000 1,483,722,000 1,116,866,685 1,418,576,600 1,758,471,048 Belanja Bunga 
12,490,754,000 
6,291,000 
6,287,000 
3,621,000 
2,903,308 
5,425,660 
1,226,354 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 0 Belanja Hibah 
0 
86,599,000 
240,862,000 
314,281,000 
325,744,077 
284,529,421 
284,910,615 Belanja Bantuan Sosial 43,575,313,574 0 0 0 687,913 644,213 1,651,000 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./ Kota dan Pemerintahan Desa 
1,800,000,000 
1,121,000,000 
0 
0 
0 
1,200,000 
5,088,082 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./ Kota dan Pemerintahan Desa 0 0 0 0 0 1,255,787 1,900,000 Belanja Tak Terduga 
30,025,502,165 
0 
0 
0 
156,768 
0 
10,000,000 Belanja Langsung 949,132,000 423,156,000 689,804,000 834,122,000 1,354,535,224 2,266,653,854 3,892,080,447 Belanja Pegawai 
256,645,707 
60,955,000 
73,657,000 
130,259,000 
206,933,125 
174,451,626 
450,351,680 Belanja Barang dan Jasa 775,236,540 25,523,000 84,642,000 70,440,000 839.196,227 977,174,061 1,694,372,007 Belanja Modal 
727,778,192 
336,678,000 
531,405,000 
642,243,000 
308,406,872 
1,115,028,167 
1,747,356,759 Pembiayaan Daerah 19,011,285 10,961,000 10,961,000 11,000,000 866,309,082 294,184,976 18,982,907 JUMLAH/TOTAL 
1,575,483,285 
1,227,512,000 
1,750,518,000 
2,328,844,000 
3,667,202,987 
4,272,470,514 
5,974,310,454 
Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kota Surabaya
28 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.2 Analisis Pendapatan 
Analisis pendapatan Kota Surabaya akan membahas mengenai pendapatan berdasarkan struktur pendapatan. Berikut ini akan dibahas mengenai masing-masing struktur pada pendapatan daerah Kota Surabaya. Pendapatan daerah Kota Surabaya terdiri dari PAD, Dana Perimbangan dan Lain – Lain Pendapatan yang sah. Berdasarkan hasil analisis, jumlah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Berikut ini adalah grafik perkembangan pendapatan asli daerah Kota Surabaya selama 6 tahun anggaran. 
Unsur yang menyusun pendapatan asli daerah pada pendapatan daerah adalah hasil pajak daerah dan hasil retribusi daerah. Berikut ini adalah perkembangan hasil pajak daerah Kota Surabaya tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013. 
Rp0 
Rp1.000.000.000 
Rp2.000.000.000 
Rp3.000.000.000 
Rp4.000.000.000 
Rp5.000.000.000 
Rp6.000.000.000 
Rp7.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Anggaran Belanja 
Anggaran Pendapatan 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
3.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
PAD 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Gambar 4.2 
Grafik Pertumbuhan PAD Kota Surabaya 
Tahun 2007-2013 (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Gambar 4.1 
Grafik Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya 
Tahun 2007-2013 (.000)
29 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil retribusi dan pajak Kota Surabaya selama tahun 2007-2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja disebabkan oleh adanya peningkatan penerimaan pajak seperti peningkatan pada pajak reklame seperti yang dinyatakan oleh Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Suhartoyo bahwa Pemkot Kota Surabaya terus meningkatkan pendapatan pajak reklame melalui optimalisasi semua reklame-reklame baik yag berukuran kecil, reklame pada pertokoan dan reklame besar (Antara Jatim). Unsur yang menyusun struktur pendapatan asli daerah setelah pajak dan retribusi adalah hasil perusahaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah. Berikut adalah pertumbuhan selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Hasil Pajak Daerah 
0 
50.000.000 
100.000.000 
150.000.000 
200.000.000 
250.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Hasil Retribusi Daerah 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.3 
Perkembangan Hasil Pajak Daerah Kota Surabaya (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.4 
Perkembangan Hasil Retribusi Daerah Kota Surabaya (.000)
30 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Setelah PAD, unsur lain yang menyusun pendapatan daerah adalah dana perimbangan. Dana perimbangan ini berasal dari Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, bagi hasil pajak, dan Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan dana perimbangan Kota Surabaya selama tahun anggaran 2007-2013. 
Unsur terakhir yang menyusun pendapatan daerah adalah lain – lain pendapatan yang sah. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan pendapatan lain yang sah Kota Surabaya selama 7 tahun anggaran; 
0 
50.000.000 
100.000.000 
150.000.000 
200.000.000 
250.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Hasil Perusahaan Milik Daerah 
& Pengelolaan Kekayaan 
Daerah yang Dipisahkan 
Lain-lain Pendapatan Asli 
Daerah yang Sah 
0 
200.000.000 
400.000.000 
600.000.000 
800.000.000 
1.000.000.000 
1.200.000.000 
1.400.000.000 
1.600.000.000 
1.800.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Dana Perimbangan 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.5 
Perkembangan Hasil Perusahaan Milik Daerah & Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain lain PAD yang Sah Kota Surabaya (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.6 
Perkembangan Dana Perimbangan Kota Surabaya (.000)
31 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.3 Analisis Belanja 
Pembiayaan belanja Kota Surabaya merupakan pembiayaan belanja di tingkatan daerah yang telah memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri. Seperti yang telah diatur dalam peraturan menteri dalam negeri. Berdasarkan PERMENDAGRI No 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD terdiri pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Belanja daerah yang diatur dalam peraturan menteri tersebut meliputi belanja menurut urusan pemerintah, belanja menurut fungsi, dan belanja menurut program dan kegiatan. Belanja daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Berikut adalah penjelasan mengenai anggaran belanja Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013. 
4.3.1 Analisis Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya 
Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja bantuan keuangan pada prov/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja tak terduga, belanja tidak langsung lainnya. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. 
a. Belanja Pegawai 
Belanja pegawai yang merupakan salahsatu belanja tidak langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung pegawai sebesar Rp 659.199.308,-. Kemudian terus mengalami peningkatan pada tahun berikutnya, yaitu meningkat menjadi Rp 699.384.000,- pada tahun 2008 dan Rp 802.603.000,- pada tahun 2009. Tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu menjadi 1.483.722.000,- dan 
0 
200.000.000 
400.000.000 
600.000.000 
800.000.000 
1.000.000.000 
1.200.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Lain-lain Pendapatan 
yang Sah 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.7 
Perkembangan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kota Surabaya Kota Surabaya (.000)
32 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
mengalami penurunan kembali di tahun 2011 menjadi sebesar Rp 1.116.866.685,-. Pada tahun 2012 biaya belanja pegawai meningkat kembali menjadi 1.418.576.6000,- dan tertinggi di tahun 2013 sebesar Rp 1.758.471.048,-. 
b. Belanja Bunga 
Biaya belanja tidak langsung untuk keperluan belanja bunga Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga tahun 2013 secara umum terus mengalami penurunan kecuali di tahun 2012 sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 biaya belanja bunga yang dikeluarkan Kota Surabaya sebesar Rp 12.490.754,-. Tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu menjadi sebesar Rp 6.291.000,-. Kondisi penurunan biaya belanja bunga ini terus berlanjut hingga tahun 2009 yaitu sebesar Rp 6.287.000,-. Biaya belanja bunga kembali mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 3.621.000,- dan mengalami penurunan kembali menjadi Rp 2.903.308,- pada tahun 2011. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan drastis biaya belanja bunga menjadi sebesar Rp 5.425.660,- dan menurun drastis pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.226.354,-. 
0 
200.000.000 
400.000.000 
600.000.000 
800.000.000 
1.000.000.000 
1.200.000.000 
1.400.000.000 
1.600.000.000 
1.800.000.000 
2.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Pegawai 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.8 
Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
33 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
c. Belanja Subsidi 
Biaya belanja subsidi yang dikeluarkan Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 sebesar Rp 0,-. Hal ini berarti dalam jangka waktu 2007 hingga 2013 tersebut tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk belanja subsidi. 
d. Belanja Hibah 
Biaya belanja hibah Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dimulai dari tahun 2007, dimana pada tahun ini tidak terdapat biaya untuk belanja hibah atau besar biaya yang dikeluarkan sama dengan Rp 0,-. Kemudian pada tahun 2008 biaya yang dikeluarkan untuk belanja hibah ini sebesar Rp 86.599.000,-. Pada tahun berikutnya biaya belanja hibah ini terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 240.862.000,- pada tahun 2009 dan 
0 
2.000.000 
4.000.000 
6.000.000 
8.000.000 
10.000.000 
12.000.000 
14.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Bunga 
0 
0,1 
0,2 
0,3 
0,4 
0,5 
0,6 
0,7 
0,8 
0,9 
1 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Subsidi 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.9 
Grafik Perkembangan Belanja Bunga Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.10 
Grafik Perkembangan Belanja Subsidi Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
34 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
menjadi Rp 314.281.000,- pada tahun 2010. Peningkatan biaya belanja hibah juga terjadi pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 325.744.077,-. Penurunan biaya belanja hibah kembali terjadi pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 284.529.421,- dan sebesar Rp 284.910.615,- pada tahun 2013. 
e. Belanja Bantuan Sosial 
Biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya pada tahun 2007 sebesar Rp 43.575.314,-. Kemudian pada tiga tahun berikutnya yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 tidak ada biaya yang yang dikeluarkan untuk keperluan. Pada tahun 2011 kembali terdapat biaya yang dikeluarkan unutk keperluan belanja bantuan sosial sebesar Rp 687.913,- dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 terjadi sedikit penurunan untuk biaya belanja bantuan menjadi sebesar Rp 644.213,-. Pada tahun 2013 kembali terjadi kenaikan biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya menjadi sebesar Rp 1.651.000,-. 
0 
50000000 
100000000 
150000000 
200000000 
250000000 
300000000 
350000000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Hibah 
0 
5.000.000 
10.000.000 
15.000.000 
20.000.000 
25.000.000 
30.000.000 
35.000.000 
40.000.000 
45.000.000 
50.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Bantuan Sosial 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.11 
Grafik Perkembangan Belanja Hibah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.12 
Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Sosial Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
35 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa 
Biaya belanja bagi hasil kepada provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa di Kota Surabaya tahun 2007-2013 memiliki fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 biaya belanja bagi hasil ini sebesar Rp 1.800.000,- dan pada tahun 2008 terdapat penurunan biaya belanja menjadi sebesar Rp 1.121.000,-. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2009, 2010, dan 2011 biaya untuk keperluan belanja bagi hasil ini justru tidak ada atau sebesar Rp 0,-. Pada tahun 2012, kembali terdapat biaya belanja bagi hasil yang jumlahnya sebesar Rp 1.200.000,- dan terus meningkat drastis pada tahun 2013 mencapai Rp 5.088.082,-. 
g. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa 
Biaya belanja bantuan keuangan kepada Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Pemerintah Desa di Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2011 tidak ada atau berjumlah Rp 0,-. Kemudian pada tahun 2012 barulah terdapat biaya yang digunakan untuk keperluan belanja bantuan keuangan ini sebesar Rp 1.255.787 dan mengalami peningkatkan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.900.000,-. 
0 
1.000.000 
2.000.000 
3.000.000 
4.000.000 
5.000.000 
6.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Bagi Hasil Kepada 
Provinsi/Kab./Kota dan 
Pemerintahan Desa 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.13 
Grafik Perkembangan Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
36 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
h. Belanja Tak Terduga 
Biaya belanja tak terduga di Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga 2013 pun mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan biaya belanja tak terduga ini hanya terdapat pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 30.025.503, tahun 2011 sebesar Rp 156.768,- dan meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 10.000.o00. Sementara pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2012 tidak terdapat biaya untuk keperluan belanja tak terduga ini atau sebesar Rp 0,-. 
i. Belanja Tidak Langsung Lainnya 
Biaya belanja tidak langsung lainnya merupaka biaya belanja yang dikeluar selain untuk biaya yang telah dijelaskan sebelumnya. Selama dalam kurun waktu tahun 2007 hingga 2008, biaya belanja tidak langsung lainnya ini terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, untuk biaya belanja tidak 
0 
200000 
400000 
600000 
800000 
1000000 
1200000 
1400000 
1600000 
1800000 
2000000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Bantuan 
Keuangan Kepada 
Provinsi/Kab./Kota 
dan Pemerintahan 
Desa 
0 
5.000.000 
10.000.000 
15.000.000 
20.000.000 
25.000.000 
30.000.000 
35.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Tak 
Terduga 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.14 
Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 
(.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.15 
Grafik Perkembangan Belanja Tak Terduga Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
37 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
langsung lainnya di Kota Surabya ini sebesar Rp 607.340.000,-. Kemudian meningkat menjadi sebesar Rp 793.395.000,- pada tahun 2008. Terjadi kenaikan biaya belanja yang cukup signifikan pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 1.049.753.000,-. Selanjutnya pada tahun 2010, biaya belanja semakin meningkat menjadi Rp 1.483.722.000,- dan begitu pula di tahun 2011 biaya belanja menjadi Rp 1.446.358.681,-. Tahun 2012 biaya belanja tidak terduga terus meningkat mencapai Rp 1.711.631.684,- dan peningkatan juga terus terjadi hingga ditahun 2013 biaya belanja tak terduga Kota Surabaya mencapai Rp 2.063.247.100,-. 
4.3.2 Analisis Belanja Langsung Kota Surabaya 
Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. 
a. Belanja Pegawai 
Biaya belanja pegawai Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan, baik kenaikan maupun penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pegawai sebesar Rp 256.645.707,-. Terjadi penurunanan yang cukup drastis untuk biaya belanja pegawai pada tahun 2008 yaitu menjadi sebesar Rp 60.955.000,-. Kemudian pada tahun 2009, biaya belanja pegawai kembali naik menjadi Rp 73.657.000,-. Kenaikan biaya belanja ini terus terjadi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2010 dan 2011, dimana biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pegawai secara berturut-turut adalah Rp 130.259.000,- dan Rp 206.933.125,-. Tahun 2012, biaya belanja mengalami penurunan menjasi sebesar Rp 174.451.626,- dan kembali naik drastis menjadi Rp 450.351.680,- pada tahun 2013. 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Tidak 
Langsung lainnya 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.16 
Grafik Perkembangan Belanja Tidak Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
38 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
b. Belanja Barang dan Jasa 
Biaya belanja barang dan jasa Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2013 dapat dikatakan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007, biaya belanja barang dan jasa sebesar Rp 775.236.540,- dan mengalami penurunan yang sangat drastir pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 25.523.000,-. Kemudian pada tahun berikutnya biaya kembali sedikit meningkat menjadi sebesar Rp 84.642.000,- untuk tahun 2009. Pada tahun 2010, terjadi penurunan biaya belanja menjadi sebesar Rp 70.440.000,- dan kembali terjadi kenaikan cukup drastis pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 839.196.227,-. Biaya belanja ini terus mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu biaya belanja menjadi Rp 977.174.061,- dan mengalami kenaikan drastis pada tahun 2013 yang mencapai Rp 1.694.372.007,-. 
0 
50.000.000 
100.000.000 
150.000.000 
200.000.000 
250.000.000 
300.000.000 
350.000.000 
400.000.000 
450.000.000 
500.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Pegawai 
0 
200.000.000 
400.000.000 
600.000.000 
800.000.000 
1.000.000.000 
1.200.000.000 
1.400.000.000 
1.600.000.000 
1.800.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Barang dan Jasa 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.17 
Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.18 
Grafik Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
39 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
c. Belanja Modal 
Biaya belanja modal yang dikeluarkan Kota Surabaya dalam jangka waktu tahun 2007 hingga tahun 2013 memiliki perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, biaya belanja modal yang dikeluarkan sebesar Rp 727.778.192,-. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar separuh dari biaya tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar Rp 336.678.000,-. Biaya belanja modal kembali naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 531.405.000,-. Peningkatan biaya belanja modal juga terjadi pada tahun 2010 yang dengan jumlah Rp 642.243.000,-. Namun pada tahun 2011, kembali terdapat penurunan terhadap biaya belanja modal menjadi sebesar Rp 308.406.872,-. Peningkatan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2012 dan 2013, dimana biaya belanja modal meningkat secar berturut-turut menjadi Rp 1.115.028.167,- dan Rp 1.747.356.759,-. 
d. Belanja Langsung Lainnya 
Secara umum, biaya belanja langsung lainnya di Kota Surabaya terus menaglami peningkatan dalam durasi tahun 2007 hingga 2013. Kecuali pada penurunan biaya yang hanya terjadi di tahun 2008. Pada tahun 2007, biaya yang yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung linnya ini adalah sebesar Rp 949.132.000,-. Lalu di tahun 2008 mengalami penurunan biaya belanja langsung menjadi Rp 423.156.000,-. Biaya belanja langsung kembali mengalami peningktan pada tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp 689.804.000,-. Pada tahun 2010, biaya terus meningkat menjadi sebesar Rp 834.122.000,- dan demikian pula ditahun 2011 dimana biaya belanja langsung lainnya meningkat menjadi Rp 1.354.535.224,-. Peningkatan biaya belanja langsung lainnya ini terus terjadi hingga tahun 2012 dan 2013 yang jumlah cukup drastis yaitu menjadi sebesar Rp 2.266.653.854,- pada tahun 2012 dan Rp 3.892.080.447 pada tahun 2013. 
0 
200.000.000 
400.000.000 
600.000.000 
800.000.000 
1.000.000.000 
1.200.000.000 
1.400.000.000 
1.600.000.000 
1.800.000.000 
2.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Modal 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.19 
Grafik Perkembangan Belanja Modal Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
40 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.3.3 Analisis Belanja Kota Surabaya Tahun 2007-2013 
a. Tahun 2007 
Kota Surabaya pada tahun 2007 mengeluarkan dana sebesar Rp 4.063.223.318,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.354.430.879,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 2.708.792.439,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja langsung lebih besar dengan persentase 67 % dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung yang memiliki persentase 33 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja langsung mencapai lebih dari setengah dari total biaya belanja Kota Surabaya di tahun 2007. 
b. Tahun 2008 
Pada tahun 2008, Kota Surabaya mengeluarkan biaya total belanja daerah sebesar Rp 2.433.102.000,-. Terdapat penurunan hampir separuh dari total dana yang dikeluarkan pada tahun sebelumnya. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja tidak langsung sebesar Rp 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
3.000.000.000 
3.500.000.000 
4.000.000.000 
4.500.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Langsung lainnya 
33% 
67% 
Belanja 
Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.20 
Grafik Perkembangan Belanja Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.21 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007
41 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
1.586.790.000,-. Sedangkan biaya sebesar Rp 846.312.000,- dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung. Berbeda dengan tahun sebelumnya, keperluan belanja tidak langsung di tahun 2008 ini justru lebih besar dengan persentase 65 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 35 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung pada tahun 2008 ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai lebih dari setengah dari total yang dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya. 
c. Tahun 2009 
Pada tahun 2009, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 3.479.013.000,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2.099.505.000,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.379.508.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 60 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 40%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini tidak begitu signifikan, dimana jumlah biaya belanja langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja tidak langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 
65% 
35% 
Belanja Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
60% 
40% 
Belanja Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.23 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2009 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.22 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2008
42 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
d. Tahun 2010 
Pada tahun 2010, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 4.962.410.000,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.285.346.000,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.677.064.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 66 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 34%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai lebih dari setengah dari total yang dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya. 
e. Tahun 2011 
Jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya pada tahun 2011 ini untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 4.762.592.653,-. Pada tahun ini terdapat penurunan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 2.892.717.432,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 2709071448,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 52 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 48%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini hamper seimbang. 
66% 
34% 
Belanja Tidak 
Langsung 
Belanja Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.24 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2010
43 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
f. Tahun 2012 
Pada tahun 2012, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 7.956.571.073,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang hampir dari separuh dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.423.263.365,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 4.533.307.708,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 43 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 53 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 
g. 2013 
Pada tahun 2013, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 11.910.655.092,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang 
52% 
48% 
Belanja 
Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
43% 
57% 
Belanja 
Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.25 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.26 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2012
44 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
cukup signifikan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 4.126.494.199,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 7.784.160.893,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 35 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 65 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 
4.3.4 Perbandingan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007 – 2013 
Jika dibandingkan antara belanja tidak langsung dan langsung Kota Surabaya, sepanjang tahun 2007 hingga 2013 dapat diketahui bahwa biaya belanja langsung memiliki fluktuasi jumlah biaya yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya belanja langsung. Pada tahun 2007, biaya belanja langsung memiliki jumlah yang lebih dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung. Namun terjadi penurunan yang sangat drastir untuk belanja langsung pada tahun 2008 dan peningkata yang terjadi pada tahun 2009, dan 2010 tidaklah begitu signifikan. Barulah pada tahun 2011 hingga 2013 terjadi peningkatan biaya belanja langsung yang sangat drastis. Hal berbeda terjadi pada biaya belanja tidak langsung Kota Surabaya, dimana pembiayaan belanja ini terus meningkat dengan stabil dan tidak begitu signifikan hingga tahun 2010. Terjadi penurunan pembiayaan belanja tidak langsung pada tahun 2011, namun pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2012 dan 2013 biaya belanja tidak langsung kembali mengalami peningkatan yang cukup stabil. 
35% 
65% 
Belanja 
Tidak 
Langsung 
Belanja 
Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.27 
Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2013
45 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.4 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah 
Analisis kemampuan keuangan daerah merupakan analisis yang digunakan untuk menilai atau membandingkan kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor. Kriteria penting untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan mengurus kebutuhan daerahnya adalah kemampuan daerah dalam bidang keuangan, dengan perkataan lain faktor keuangan merupakan faktor penting dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah dan menghidupkan daerahnya sendiri. 
Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka APBD. Terdapat beberapa teknik analisis/rumus yang dapat digunakan untuk menghitung analisis kemampuan daerah. Dari teknik tersebut maka dapat dicari perbandingan antara PAD dan total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung, serta Bagi hasil terhadap total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 
a. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Daerah. 
0 
1000000000 
2000000000 
3000000000 
4000000000 
5000000000 
6000000000 
7000000000 
8000000000 
9000000000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Belanja Tidak 
Langsung 
Belanja Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.28 
Grafik Pertumbuhan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
46 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
b. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Langsung. 
c. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Tidak Langsung. 
d. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Daerah. 
e. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Langsung. 
f. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Tidak Langsung 
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus di atas maka di dapat persentase perbandingan antara masing – masing sektor untuk dilihat pola hubungan tingkat kemampuan keuangan daerah yang ada. 
Tabel IV.2 
Pola Hubungan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Rasio Kemampuan Kuangan Daerah (%) Pola Hubungan 0,00-10,00 Sangat Kurang 10,01-20,00 
Kurang 20,01-30,00 Cukup 30,01-40,00 
Sedang 40,01-50,00 Baik >50,00 
Sangat baik 
Sumber : Anita Wulandari (2011) 
4.4.1 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Daerah 
Analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika didanai sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total biaya daerah selama 7 tahun (2007-
47 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
2013). Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja daerah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel VI.3 
Tabel IV.3 
Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD 
Terhadap Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Total Belanja daerah Rasio 2007 861.925.179 1.575.483.285 54,71% 2008 
729.213.000 
1.227.512.000 
59,41% 2009 809.796.600 1.750.518.000 46,26% 2010 
908.608.000 
2.328.844.000 
39,02% 2011 1.288.316.279 3.667.202.987 35,15% 2012 
1.443.395.291 
4.272.470.514 
33,78% 2013 2.657.109.226 5.974.310.454 44,48% 
Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Berdasarkan tabel IV.3 dapat diketahui nilai rasio perbandingan PAD terhadap total biaya daerah pada tahun 2007 sebesar 54,71%, dimana PAD Kota Surabaya dapat memenuhi total belanja daaerah. Terjadi penurunan secara terus menerus tiap tahunnya dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan belanja daerah lebih kecil dibandingkan pendapatan asli daerah Kota Surabaya yanng ada. Akan tetapi pada tahun 2013 rasio perbandingan PAD terhadap total belanja daerah mengalami peningkatan hingga sebesar 44,5%. Nilai tersebut menyatakan bahwa pola hubungan tingkat kemampuan keuangan kota Surabaya sudah baik, yaitu mampu memenuhi atau membayar total belanja daerah. Perkembangan PAD dan total biaya daerah dari tahun 2007-2013 trend perkembangan yang naik turun. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada grafik gambar 4.28. dengan peningkatan nilai yang terbesar pada tahun 2013. 
0 
1.000.000.000 
2.000.000.000 
3.000.000.000 
4.000.000.000 
5.000.000.000 
6.000.000.000 
7.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Pendapatan Asli Daerah 
Total Belanja daerah 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.29 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
48 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.4.2 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Langsung 
Dalam analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika didanai sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total belanja langsung daerah yang merupakan belanja daerah yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Dimana kelompok belanja langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel IV.4 
Tabel.IV.4 
Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD 
Terhadap Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Belanja Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 949.132.000 196,17% 2008 
729.213.000 
423.156.000 
172,33% 2009 809.796.600 689.804.000 117,40% 2010 
908.608.000 
834.122.000 
108,93% 2011 1.288.316.279 1.354.535.224 95,11% 2012 
1.443.395.291 
2.266.653.854 
63,68% 2013 2.657.109.226 3.892.080.447 68,27% 
Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Tabel Vl.4 dapat dilihat bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja langsung Kota Surabaya pada tahun 2007-2013 lebih baik jika dibandingakan dengan rasio perbandingan PAD dan total belanja daerah. Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja langsung sebesar 196,17% dengan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Sama halnya seperti perbandingan PAD terhadap total belanja daerah, pada tahun 2008 hingga 2012 terus menerus mengalami penurunan nilai rasio perbandingan. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 170% - 63%, dan meningkat kembali dengan rasio sebesar 68,3% pada tahun 2013. Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya peningkatan nilai belanja langsung daerah yang signifikan, sedangkan peningkatan pendapatan anggaran daerah tidak terlalu besar. Meskipun nilai rasio kedua tahun mengalami penurunan penurunan dari tahun 2011, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dapat dilihat pada grafik dibawah ini
49 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.4.3 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Tidak Langsung 
Selain total belanja daerah dan belanja langsung, analisis kemampuan keuangan dilakukan dengan perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja daerah yang dianggarkan terkait secara tidak langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Dimana kelompok belanja tidak langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kab/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kab/kota dan pemerintah desa, dan belanja tak terduga. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel lV.5 
Tabel IV.5 
Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD 
Terhadap Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 607.340.000 306,57% 2008 
729.213.000 
793.395.000 
91,91% 2009 809.796.600 1.049.753.000 77,14% 2010 
908.608.000 
1.483.722.000 
61,24% 2011 1.288.316.279 1.446.358.681 89,07% 2012 
1.443.395.291 
1.711.631.684 
84,33% 2013 2.657.109.226 2.063.247.100 128,78% 
Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Pada table lV.5 dapat diketahui bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja tidak langsung Kota Surabaya pada tahun 2007-2013 mengalami tren perkembangan naik turun, terjadi 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
3.000.000.000 
3.500.000.000 
4.000.000.000 
4.500.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Pendapatan Asli Daerah 
Belanja Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.30 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
50 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
penurunan terus menerus dari tahun 2008-2010. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 91% - 63%. Penurunan yang signifikan besar terjadi pada tahun 2008 menjadi 91,91% dari tahun sebelumnya sebesar 306,57% . Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya peningkatan nilai belanja tidak langsung daerah yang besar, sedangkan peningkatan pendapatan anggaran daerah tidak terlalu besar.Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung sebesar 306,57% merupakan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung daerah meningkat kembali dengan rasio sebesar 89,07% pada tahun 20011, dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 sebesar 128,78%. Meskipun trend perkembangan mengalami penurunan, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga tahun 2013. Perkembangan PAD terhadap belanja terhadap belanja tidak langsung daerah dapat dilihat pada grafik.... 
4.4.4 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Daerah 
Analisis kemampuan keuangan daerah selanjutnya adalah analisis dengan membandingkan antara pendapatan asli daerah yang telah dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total belanja daerah. Berikut ini table rasio perbandingannya. 
Tabel IV.6 
PAD dan Bagi Hasil, Total Belanja Daerah, dan Rasio 
Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Total Belanja Daerah Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 1.575.483.285 151,64% 2008 
729.213.000 
567.546.000 
1.296.759.000 
1.227.512.000 
105,64% 
0 
500.000.000 
1.000.000.000 
1.500.000.000 
2.000.000.000 
2.500.000.000 
3.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
Pendapatan Asli Daerah 
Belanja Tidak Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.31 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
51 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Total Belanja Daerah Rasio 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.750.518.000 499,95% 2010 
908.608.000 
733.096.000 
1.641.704.000 
2.328.844.000 
70,49% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 3.667.202.987 41,52% 2012 
1.443.395.291 
296.460.870 
1.739.856.161 
4.272.470.514 
40,72% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 5.974.310.454 50,15% 
Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Dari grafik perbandingan antara PAD dan Bagi Hasil dengan total belanja daerah di Kota Surabaya pada tahun 2007 sampai tahun 2013, dapat dilihat hasil antara PAD dan dana bagi hasil mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan pendapatan dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Selanjutnya sampai tahun 2011 mengalami penurunan dan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan. 
Sedangkan untuk total belanja daerah pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat dari grafik diatas, hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil pada tahun 2007 sampai 2009 dapat menutupi total belanja daerah, terutama pada tahun 2009 yang jika dirasio mencapai 499,95%. Sedangkan pada sisa tahun lainnya, gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi total belanja daerah. 
4.4.5 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Tidak Langsung 
Analisis selanjutnya dalam menilai kemampuan keuangan daerah adalah dengan melakukan perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah yang dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total 
0 
1.000.000.000 
2.000.000.000 
3.000.000.000 
4.000.000.000 
5.000.000.000 
6.000.000.000 
7.000.000.000 
8.000.000.000 
9.000.000.000 
10.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
PAD + Bagi Hasil 
Total Belanja Daerah 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.32 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Total Belanja Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
52 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
belanja langsung. Berikut ini adalah table perbandingan jumlah pendapatan asli daerah dengan total belanja langsyng serta rasio perbandingannya. 
Tabel IV.7 
PAD dan Bagi Hasil, Belanja Tidak Langsung, dan 
Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Belanja Tidak Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 607.340.000 393,37% 2008 
729.213.000 
567.546.000 
1.296.759.000 
793.395.000 
163,44% 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.049.753.000 833,69% 2010 
908.608.000 
733.096.000 
1.641.704.000 
1.483.722.000 
110,65% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.446.358.681 105,27% 2012 
1.443.395.291 
296.460.870 
1.739.856.161 
1.711.631.684 
101,65% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 2.063.247.100 145,21% 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja tidak langsung terus mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai tahun 2013 kecuali pada tahun 2011 yang mengalami penurunan. Meskipun demikian, hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat menutupi belanja tidak langsung Kota Surabaya. Bahkan pada tahun 2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil dengan belanja tidak langsung sebesar 833,69% yang berarti dapat menutupi pengeluaran untuk belanja tidak langsung. 
0 
1.000.000.000 
2.000.000.000 
3.000.000.000 
4.000.000.000 
5.000.000.000 
6.000.000.000 
7.000.000.000 
8.000.000.000 
9.000.000.000 
10.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
PAD + Bagi Hasil 
Belanja Tidak Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.33 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
53 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
4.4.6 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Langsung 
Analisis kemampuan keuangan daerah yang terakhir adalah dengan membandingkan antara pendapatan asli dserah yang dijumlahkan dengan bagi hasil dengan total belanja tidak langsung. Berikut adalah tabel perbandingannya. 
Tabel IV.8 
PAD dan Bagi Hasil, Belanja Langsung, dan 
Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Belanja Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 949.132.000 251,71% 2008 
729.213.000 
567.546.000 
1.296.759.000 
423.156.000 
306,45% 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 689.804.000 1268,73% 2010 
908.608.000 
733.096.000 
1.641.704.000 
834.122.000 
196,82% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.354.535.224 112,41% 2012 
1.443.395.291 
296.460.870 
1.739.856.161 
2.266.653.854 
76,76% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 3.892.080.447 76,98% 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja langsung Kota Surabaya dari tahun ke 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sedangkan dari tahun 2008 sampai tahun 2013 terus mengalami kenaikan. Meskipun demikian, hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat menutupi belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Bahkan pada tahun 2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil dengan belanja tidak langsung sebesar 1268,73% yang berarti dapat menutupi pengeluaran untuk belanja tidak langsung. Tetapi pada tahun 2012 dan 2013, 
0 
1.000.000.000 
2.000.000.000 
3.000.000.000 
4.000.000.000 
5.000.000.000 
6.000.000.000 
7.000.000.000 
8.000.000.000 
9.000.000.000 
10.000.000.000 
2007 
2008 
2009 
2010 
2011 
2012 
2013 
PAD + Bagi Hasil 
Belanja Langsung 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Gambar 4.34 
Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
54 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi belanja langsung daerah, meskipun gabungan dari PAD dan bagi hasil tahun 2012 dan 2013 lebih besar dari tahun 2011. 
4.5 Analisis Pajak/Retribusi Daerah 
Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Semakin besar penerimaan Pajak daerah dan retribusi daerah maka semakin besar pula PAD yang diterima daerah tersebut. Semakin besar PAD maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan desentralisasi fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang. PAD diartikan sebagai penerimaan dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, yang dipungut berdasarkan Undang-undang yang berlaku. Analisis pajak/retribusi daerah ini akan dilakukan melalui analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah, analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah dan analisa terhadap elastisitas pajak/retribusi daerah. 
4.5.1 Efisiensi Pajak/Retribusi Daerah 
Efisiensi pajak dapat dilihat dari biaya pemungutan pajak dan retribusi di kabupaten Kendal dibanding dengan hasil penerimaan yang diperoleh dalam PAD. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus, seperti berikut: 
Dimana :Semakin kecil ratio persentase menunjukkan semakin efisien pajak atau retribusi suatu daerah terhadap PAD. Biaya pemungutan sama dengan Biaya langsung yang dikeluarkan oleh dinas pemungut pajak/retribusi daerah serta biaya tidak langsung (pengambilan keputusan, dinas/kantor lain yang terkait; penyadaran wajib pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2006 tentang Pajak Daerah Kota Surabaya menetapkan bahwa biaya pemungutan pajak/retribusi adalah sebesar 5% dari total jumlah pajak/retribusi 
Tabel IV.9 
Efisiensi Pajak Kota Surabaya Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak (5% dari total Pajak) (.000) Rasio efisiensi (%) 2007 340,834,000 17041700 5 % 2008 
397,990,000 
19899500 
5 % 2009 442,852,000 22142600 5 % 2010 
525,403,000 
26270150 
5 %
55 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak (5% dari total Pajak) (.000) Rasio efisiensi (%) 2011 989,127,001 49456350.05 5 % 2012 
1,118,949,065 
55947453.25 
5 % 2013 2,118,292,666 105914633.3 5 % 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 
Dari tabel dapat dilihat bahwa di Kota Surabaya rasio efisiensi pajak dan retribusi sebesar 5%. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya efisien terhadap PAD karena biaya yang dikeluarkan sebagai biaya pemungutan lebih kecil dibanding besaran pajak yang diterima. 
4.5.2 Efektivitas Pajak/Retribusi 
Efektivitas pajak/retribusi daerah menujukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak/retribusi daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak yang ditargetkan.(Halim:2002). Efektivitas juga diukur dengan mempertimbangkan akibat atau hasil yang diharapkan atau tidak diharapkan (Aryanto,2005) maka dari pengertian yang ada didapatkan bahwa efektivitas merupakan indikator keberhasilan atau kegagalan suatu perencanaan. Menurut Gantyowati, dkk (2002) besarnya tingkat efektivitas dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, seperti: 
1. Hasil perhitungan efektivitas antara 0-33,33% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan buruk 
2. Hasil perhitungan efektivitas antara 33,33%-66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan cukup efektif 
3. Hasil perhitungan efektivitas lebih dari 66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan baik 
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dirumuskan bahwa : 
Efektifitas pajak/retribusi 
Tabel IV.10 
Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Efektivitas Pajak/Retribusi Persentase Kriteria 0,00% - 10% Sangat kurang 10,00% - 20% 
Kurang 20,00% - 30% Sedang 30,00%-40% 
Cukup baik 40,00%-50% Baik Diatas 50% 
Sangat baik 
Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 
Berikut ini adalah data pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya berdasarkan dta target pajak/retribusi dan realisasinya.
56 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Tabel IV.11 
Realisasi dan Target Pajak Bumi Bangunan Kota Surabaya Tahun Target Penerimaan PBB Realisasi Persentase Keterangan 2007 210.076.752.000 255.146.332.699 121,45 Sangat Baik 2008 
285.465.661.736 
271.551.117.895 
95,13 
Sangat Baik 2009 328.356.194.818 308.143.066.275 93,84 Sangat Baik 2010 
421.350.428.259 
333.129.116.112 
79,06 
Sangat Baik 2011 710.000.000.000 494.640.108.488 69,66 Sangat Baik 2012 
790.600.000.000 
409.400.000.000 
51,78 
Sangat Baik 
Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Tabel IV.12 
Efektivitas Pajak/Retribusi Kota Surabaya Tahun 2013 Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) Hasil Retribusi Daerah (.000) Target Pajak (.000) Target Retribusi (.000) Presentase Efektivitas Pajak Presentase Efektivitas Retribusi 2013 2,118,292,666 2,118,292,666 1,922,350,594 1,917,054,863 110.1 110.4 
Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Berdasarkan hasil analisis efektivitas pajak dan retribusi, dapak diketahui bahwa pada tahun 2013 efektivitas pajak dan retribusi Kota Surabaya sangat baik 
4.5.3 Elastisitas Pajak/Retribusi 
Keterangan : 
Semakin kecil nilai maka semakin in-elastis (kurang optimal). Artinya bahwa pertumbuhan PAD tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi daerah. 
Tabel IV.13 
Perubahan Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya 
Tahun Anggaran 2007-2012 Tahun Pendapatan Asli Daerah Perubahan Persentase Perubahan 2007 1,861,925,179 2008 
729,213,000 
-1,132,712,179 
-155.33% 2009 809,796,600 80,583,600 9.95% 2010 
908,608,000 
98,811,400 
10.88% 2011 1,288,316,279 379,708,279 29.47% 2012 
1,443,395,291 
155,079,012 
10.74% 
Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014
57 
Kelompok 10 Kelas A 
Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 
2014 
Tabel IV.14 
Perubahan PDRB Kota Surabaya 
Tahun 2007-2012 Tahun PDRB Perubahan Persentase Perubahan 2007 67675812 2008 
71,913,821.000 
4,238,009.00 
5.89% 2009 82014713 10,100,892.00 12.32% 2010 
87828843 
5,814,130.00 
6.62% 2011 94471049.62 6,642,206.62 7.03% 2012 
101671540 
7,200,490.38 
7.08% 
Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Tabel IV.15 
Elastisitas PAD Kota Surabaya 
Tahun Anggaran 2007-2012 Tahun elastisitas 2007 - 2008 
-2636% 2009 81% 2010 
164% 2012 419% 2012 
152% 
Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 
Berdasrkan hasil analisis elastisitas terhadap pajak Kota Surabaya yang dianalisis melalui perubahan PAD terhadap perubahan PDRB selama tahun anggaran 2007-2012, dapat diketahui bahwa perkembangan PAD Kota Surabaya elastic atau sejalan dengan perumbuhan ekonomi daerah Kota Surabaya.

More Related Content

What's hot

Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANAbuAnshori
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaAry Ajo
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayainfosanitasi
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaAry Ajo
 
SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan elkana.catur
 
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruang
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruangAplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruang
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruangAgus Dwi Wicaksono
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung TengahRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung TengahPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MalangPenataan Ruang
 
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah Kebijakan
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah KebijakanAnalisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah Kebijakan
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jemberkomunikasiosp
 
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRISTUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRILatifah Tio
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliPenataan Ruang
 
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNDadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaPenataan Ruang
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Elisa Sutanudjaja
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaLatifah Tio
 

What's hot (20)

Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAANBab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
Bab 1 LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES PERENCANAAN
 
Presentation rdtr kota
Presentation rdtr kotaPresentation rdtr kota
Presentation rdtr kota
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidayaPedoman kriteria teknis kawasan budidaya
Pedoman kriteria teknis kawasan budidaya
 
Sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utamaSistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utama
 
SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan SIstem Kota dan Pembangunan
SIstem Kota dan Pembangunan
 
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruang
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruangAplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruang
Aplikasi City branding dalam Perencanaan tata ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung TengahRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota MalangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang
 
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504Bab ii tinjauan kebijakan 2504
Bab ii tinjauan kebijakan 2504
 
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah Kebijakan
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah KebijakanAnalisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah Kebijakan
Analisis Kebijakan dan Penyusunan Naskah Kebijakan
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
 
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRISTUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
 
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMNKeterkaitan RPJMD dan RPJMN
Keterkaitan RPJMD dan RPJMN
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SalatigaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga
 
[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory[Minggu 5] anlok central place theory
[Minggu 5] anlok central place theory
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
 
Bab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang KotaBab ii Rancang Kota
Bab ii Rancang Kota
 

Viewers also liked

Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahSistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...EkaAdiputra
 
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambahSebelas Maret University
 
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Latifah Tio
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Dadang Solihin
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...deliadzanni
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...Operator Warnet Vast Raha
 
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...Latifah Tio
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Dadang Solihin
 
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbd
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbdPerencanaan pembangunan dan penganggaran apbd
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbdQiu El Fahmi
 

Viewers also liked (11)

Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan DaerahSistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Pembangunan Daerah
 
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...
Analisis penerimaan p ph orang pribadi sebelum dan setelah reformasi perpajak...
 
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah
2015 semarang cak_lkpj_ata_2014_mardi_tambah
 
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN POTENSI PARIWISATA KAWASAN WADUK JEHEM KABUPA...
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
 
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
 
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbd
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbdPerencanaan pembangunan dan penganggaran apbd
Perencanaan pembangunan dan penganggaran apbd
 

Similar to APBD_SURABAYA

Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
6 bab iii lkpj desa titian resak
6 bab iii lkpj desa titian resak6 bab iii lkpj desa titian resak
6 bab iii lkpj desa titian resakAgung Gempa
 
Lampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesLampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesKang Margino
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarangSumardi Wiryosumarto
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019pandirambo900
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019pandirambo900
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019pandirambo900
 
Retail n service budget
Retail n service budgetRetail n service budget
Retail n service budgetSri Rahayu
 
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan KeuanganBuku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuanganinfosanitasi
 
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelangSumardi Wiryosumarto
 
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024Sendy Halim Toana
 
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptx
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptxPenganggaran Perusahaan Jasa.pptx
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptxcandr2
 
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdfHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdfIraWati87
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Pandu Widiarto
 

Similar to APBD_SURABAYA (20)

Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
6 bab iii lkpj desa titian resak
6 bab iii lkpj desa titian resak6 bab iii lkpj desa titian resak
6 bab iii lkpj desa titian resak
 
Lampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDesLampiran dokumen APBDes
Lampiran dokumen APBDes
 
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
2015 juli 03_sumardi_kua ppas_dprd kab semarang
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019
 
11972604.ppt
11972604.ppt11972604.ppt
11972604.ppt
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019
 
Retail n service budget
Retail n service budgetRetail n service budget
Retail n service budget
 
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan KeuanganBuku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
Buku Putih Sanitasi - 3-3 Kelembagaan dan Keuangan
 
Bab 4. rencana anggaran pembangunan sanitasi
Bab 4. rencana anggaran pembangunan sanitasiBab 4. rencana anggaran pembangunan sanitasi
Bab 4. rencana anggaran pembangunan sanitasi
 
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang
2015 juli 07_sumardi_kua ppas_dprd kota magelang
 
6. Lampiran 4b
6. Lampiran 4b6. Lampiran 4b
6. Lampiran 4b
 
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DALAPULI TAHUN ANGGARAN 2024
 
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptx
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptxPenganggaran Perusahaan Jasa.pptx
Penganggaran Perusahaan Jasa.pptx
 
Paparan Musrenbang.pdf
Paparan Musrenbang.pdfPaparan Musrenbang.pdf
Paparan Musrenbang.pdf
 
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdfHUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH.pdf
 
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
Paparan rancangan rkpd provinsi banten pada musrenbang kabupaten tangerang~0
 
Raperda Perubahan APBD 2013
Raperda Perubahan APBD 2013Raperda Perubahan APBD 2013
Raperda Perubahan APBD 2013
 

More from Latifah Tio

Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Latifah Tio
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
 
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriProfil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriLatifah Tio
 
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriTabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriLatifah Tio
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriLatifah Tio
 
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aLatifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Latifah Tio
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganLatifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Latifah Tio
 
Bab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang KotaBab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang KotaLatifah Tio
 
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aBab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aLatifah Tio
 
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aTabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aLatifah Tio
 
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)Latifah Tio
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaLatifah Tio
 

More from Latifah Tio (19)

Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
 
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriProfil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
 
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriTabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
 
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
 
Bab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang KotaBab iii Rancang Kota
Bab iii Rancang Kota
 
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aBab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Bab i Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aTabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Tabel Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)
Rencana Pembangunan Kawasan Maroko Kab. Wonogiri (Laporan perwil 10 juli)
 
Bab i Rancang Kota
Bab i Rancang KotaBab i Rancang Kota
Bab i Rancang Kota
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

APBD_SURABAYA

  • 1. 26 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA 4.1 APBD Kota Surabaya Time Series Proses menganalisa pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah diperlukan data keuangan (APBD) beberapa periode tahun anggaran. Hal ini dikarenakan agar dapat melihat perkembangan kemampuan pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah. Berikut ini adalah data APBD Kota Surabaya selama Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013. Tabel IV.1 APBD Kota Surabaya 2007 - 2013 URAIAN Jumlah (.000) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Daerah 1,861,925,179 2,318,763,000 2,675,380,000 3,044,125,000 3,159,063,110 3,700,049,796 5,255,244,153 Pendapatan Asli Daerah 1,861,925,179 729,213,000 809,796,600 908,608,000 1,288,316,279 1,443,395,291 2,657,109,226 Hasil Pajak Daerah 340,834,000 397,990,000 442,852,000 525,403,000 989,127,001 1,118,949,065 2,118,292,666 Hasil Retribusi Daerah 176,786,000 169,558,000 164,248,000 183,312,000 180,396,061 181,771,585 235,196,802 Hasil Perusahaan Milik Daerah & Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 38,386,000 42,520,000 43,325,000 63,305,000 75,961,693 82,515,616 111,966,678 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 51,643,000 119,145,000 159,371,000 136,627,000 42,831,578 60,159,025 191,653,080 Dana Perimbangan 1,034,428,094 1,289,212,000 1,448,260,000 1,445,514,000 963,419,947 1,411,313,958 1,567,049,863 Bagi Hasil Pajak 527,147,000 563,353,000 651,459,000 726,560,000 225,590,331 288,656,055 331,088,473 Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam 0 4,193,000 2,299,000 6,536,000 8,692,232 7,804,815 7,754,943 Dana Alokasi Umum 639,590,000 713,590,000 765,886,000 625,532,000 697,262,759 1,601,625,528 1,160,025,693,000 Dana Alokasi Khusus 7,409,000 8,075,000 26,617,000 59,886,000 49,874,625 53,227,560 68,180,790,000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 244,013,460 300,338,000 417,325,000 689,963,000 907,326,884 845,340,547 1,031,085,063 Pembiayaan Daerah 663,837,423 838,162,000 1,290,518,000 1,579,082,000 508,139,877 572,420,718 805,419,392 JUMLAH/TOTAL 2,525,762,602 3,156,925,000 3,965,898,000 4,623,207,000 3,667,202,987 4,272,470,514 6,060,663,545 Belanja Daerah Belanja Tidak 607,340,000 793,395,000 1,049,753,000 1,483,722,00 1,446,358,681 1,711,631,684 2,063,247,100
  • 2. 27 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 URAIAN Jumlah (.000) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Langsung 0 Belanja Pegawai 659,199,307,498 699,384,000 802,603,000 1,483,722,000 1,116,866,685 1,418,576,600 1,758,471,048 Belanja Bunga 12,490,754,000 6,291,000 6,287,000 3,621,000 2,903,308 5,425,660 1,226,354 Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 0 Belanja Hibah 0 86,599,000 240,862,000 314,281,000 325,744,077 284,529,421 284,910,615 Belanja Bantuan Sosial 43,575,313,574 0 0 0 687,913 644,213 1,651,000 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./ Kota dan Pemerintahan Desa 1,800,000,000 1,121,000,000 0 0 0 1,200,000 5,088,082 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./ Kota dan Pemerintahan Desa 0 0 0 0 0 1,255,787 1,900,000 Belanja Tak Terduga 30,025,502,165 0 0 0 156,768 0 10,000,000 Belanja Langsung 949,132,000 423,156,000 689,804,000 834,122,000 1,354,535,224 2,266,653,854 3,892,080,447 Belanja Pegawai 256,645,707 60,955,000 73,657,000 130,259,000 206,933,125 174,451,626 450,351,680 Belanja Barang dan Jasa 775,236,540 25,523,000 84,642,000 70,440,000 839.196,227 977,174,061 1,694,372,007 Belanja Modal 727,778,192 336,678,000 531,405,000 642,243,000 308,406,872 1,115,028,167 1,747,356,759 Pembiayaan Daerah 19,011,285 10,961,000 10,961,000 11,000,000 866,309,082 294,184,976 18,982,907 JUMLAH/TOTAL 1,575,483,285 1,227,512,000 1,750,518,000 2,328,844,000 3,667,202,987 4,272,470,514 5,974,310,454 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kota Surabaya
  • 3. 28 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.2 Analisis Pendapatan Analisis pendapatan Kota Surabaya akan membahas mengenai pendapatan berdasarkan struktur pendapatan. Berikut ini akan dibahas mengenai masing-masing struktur pada pendapatan daerah Kota Surabaya. Pendapatan daerah Kota Surabaya terdiri dari PAD, Dana Perimbangan dan Lain – Lain Pendapatan yang sah. Berdasarkan hasil analisis, jumlah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Surabaya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Berikut ini adalah grafik perkembangan pendapatan asli daerah Kota Surabaya selama 6 tahun anggaran. Unsur yang menyusun pendapatan asli daerah pada pendapatan daerah adalah hasil pajak daerah dan hasil retribusi daerah. Berikut ini adalah perkembangan hasil pajak daerah Kota Surabaya tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013. Rp0 Rp1.000.000.000 Rp2.000.000.000 Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000 Rp5.000.000.000 Rp6.000.000.000 Rp7.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Belanja Anggaran Pendapatan 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PAD Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan PAD Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 4. 29 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil retribusi dan pajak Kota Surabaya selama tahun 2007-2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja disebabkan oleh adanya peningkatan penerimaan pajak seperti peningkatan pada pajak reklame seperti yang dinyatakan oleh Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Suhartoyo bahwa Pemkot Kota Surabaya terus meningkatkan pendapatan pajak reklame melalui optimalisasi semua reklame-reklame baik yag berukuran kecil, reklame pada pertokoan dan reklame besar (Antara Jatim). Unsur yang menyusun struktur pendapatan asli daerah setelah pajak dan retribusi adalah hasil perusahaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah. Berikut adalah pertumbuhan selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Hasil Pajak Daerah 0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Hasil Retribusi Daerah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.3 Perkembangan Hasil Pajak Daerah Kota Surabaya (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.4 Perkembangan Hasil Retribusi Daerah Kota Surabaya (.000)
  • 5. 30 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Setelah PAD, unsur lain yang menyusun pendapatan daerah adalah dana perimbangan. Dana perimbangan ini berasal dari Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, bagi hasil pajak, dan Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan dana perimbangan Kota Surabaya selama tahun anggaran 2007-2013. Unsur terakhir yang menyusun pendapatan daerah adalah lain – lain pendapatan yang sah. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan pendapatan lain yang sah Kota Surabaya selama 7 tahun anggaran; 0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Hasil Perusahaan Milik Daerah & Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Dana Perimbangan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.5 Perkembangan Hasil Perusahaan Milik Daerah & Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain lain PAD yang Sah Kota Surabaya (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.6 Perkembangan Dana Perimbangan Kota Surabaya (.000)
  • 6. 31 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.3 Analisis Belanja Pembiayaan belanja Kota Surabaya merupakan pembiayaan belanja di tingkatan daerah yang telah memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri. Seperti yang telah diatur dalam peraturan menteri dalam negeri. Berdasarkan PERMENDAGRI No 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, struktur APBD terdiri pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Belanja daerah yang diatur dalam peraturan menteri tersebut meliputi belanja menurut urusan pemerintah, belanja menurut fungsi, dan belanja menurut program dan kegiatan. Belanja daerah terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Berikut adalah penjelasan mengenai anggaran belanja Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013. 4.3.1 Analisis Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja bantuan keuangan pada prov/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja tak terduga, belanja tidak langsung lainnya. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. a. Belanja Pegawai Belanja pegawai yang merupakan salahsatu belanja tidak langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung pegawai sebesar Rp 659.199.308,-. Kemudian terus mengalami peningkatan pada tahun berikutnya, yaitu meningkat menjadi Rp 699.384.000,- pada tahun 2008 dan Rp 802.603.000,- pada tahun 2009. Tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu menjadi 1.483.722.000,- dan 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Lain-lain Pendapatan yang Sah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.7 Perkembangan Lain-lain Pendapatan yang Sah Kota Surabaya Kota Surabaya (.000)
  • 7. 32 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 mengalami penurunan kembali di tahun 2011 menjadi sebesar Rp 1.116.866.685,-. Pada tahun 2012 biaya belanja pegawai meningkat kembali menjadi 1.418.576.6000,- dan tertinggi di tahun 2013 sebesar Rp 1.758.471.048,-. b. Belanja Bunga Biaya belanja tidak langsung untuk keperluan belanja bunga Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga tahun 2013 secara umum terus mengalami penurunan kecuali di tahun 2012 sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 biaya belanja bunga yang dikeluarkan Kota Surabaya sebesar Rp 12.490.754,-. Tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu menjadi sebesar Rp 6.291.000,-. Kondisi penurunan biaya belanja bunga ini terus berlanjut hingga tahun 2009 yaitu sebesar Rp 6.287.000,-. Biaya belanja bunga kembali mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 3.621.000,- dan mengalami penurunan kembali menjadi Rp 2.903.308,- pada tahun 2011. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan drastis biaya belanja bunga menjadi sebesar Rp 5.425.660,- dan menurun drastis pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.226.354,-. 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 2.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Pegawai Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.8 Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
  • 8. 33 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 c. Belanja Subsidi Biaya belanja subsidi yang dikeluarkan Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 sebesar Rp 0,-. Hal ini berarti dalam jangka waktu 2007 hingga 2013 tersebut tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk belanja subsidi. d. Belanja Hibah Biaya belanja hibah Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dimulai dari tahun 2007, dimana pada tahun ini tidak terdapat biaya untuk belanja hibah atau besar biaya yang dikeluarkan sama dengan Rp 0,-. Kemudian pada tahun 2008 biaya yang dikeluarkan untuk belanja hibah ini sebesar Rp 86.599.000,-. Pada tahun berikutnya biaya belanja hibah ini terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 240.862.000,- pada tahun 2009 dan 0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Bunga 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Subsidi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.9 Grafik Perkembangan Belanja Bunga Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.10 Grafik Perkembangan Belanja Subsidi Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 9. 34 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 menjadi Rp 314.281.000,- pada tahun 2010. Peningkatan biaya belanja hibah juga terjadi pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 325.744.077,-. Penurunan biaya belanja hibah kembali terjadi pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp 284.529.421,- dan sebesar Rp 284.910.615,- pada tahun 2013. e. Belanja Bantuan Sosial Biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya pada tahun 2007 sebesar Rp 43.575.314,-. Kemudian pada tiga tahun berikutnya yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 tidak ada biaya yang yang dikeluarkan untuk keperluan. Pada tahun 2011 kembali terdapat biaya yang dikeluarkan unutk keperluan belanja bantuan sosial sebesar Rp 687.913,- dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012 terjadi sedikit penurunan untuk biaya belanja bantuan menjadi sebesar Rp 644.213,-. Pada tahun 2013 kembali terjadi kenaikan biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya menjadi sebesar Rp 1.651.000,-. 0 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000 300000000 350000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Hibah 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000 45.000.000 50.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Bantuan Sosial Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.11 Grafik Perkembangan Belanja Hibah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.12 Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Sosial Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 10. 35 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 f. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa Biaya belanja bagi hasil kepada provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa di Kota Surabaya tahun 2007-2013 memiliki fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 biaya belanja bagi hasil ini sebesar Rp 1.800.000,- dan pada tahun 2008 terdapat penurunan biaya belanja menjadi sebesar Rp 1.121.000,-. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2009, 2010, dan 2011 biaya untuk keperluan belanja bagi hasil ini justru tidak ada atau sebesar Rp 0,-. Pada tahun 2012, kembali terdapat biaya belanja bagi hasil yang jumlahnya sebesar Rp 1.200.000,- dan terus meningkat drastis pada tahun 2013 mencapai Rp 5.088.082,-. g. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa Biaya belanja bantuan keuangan kepada Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Pemerintah Desa di Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2011 tidak ada atau berjumlah Rp 0,-. Kemudian pada tahun 2012 barulah terdapat biaya yang digunakan untuk keperluan belanja bantuan keuangan ini sebesar Rp 1.255.787 dan mengalami peningkatkan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.900.000,-. 0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.13 Grafik Perkembangan Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 11. 36 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 h. Belanja Tak Terduga Biaya belanja tak terduga di Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga 2013 pun mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan biaya belanja tak terduga ini hanya terdapat pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 30.025.503, tahun 2011 sebesar Rp 156.768,- dan meningkat di tahun 2013 menjadi Rp 10.000.o00. Sementara pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2012 tidak terdapat biaya untuk keperluan belanja tak terduga ini atau sebesar Rp 0,-. i. Belanja Tidak Langsung Lainnya Biaya belanja tidak langsung lainnya merupaka biaya belanja yang dikeluar selain untuk biaya yang telah dijelaskan sebelumnya. Selama dalam kurun waktu tahun 2007 hingga 2008, biaya belanja tidak langsung lainnya ini terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, untuk biaya belanja tidak 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 1800000 2000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa 0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Tak Terduga Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.14 Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.15 Grafik Perkembangan Belanja Tak Terduga Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
  • 12. 37 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 langsung lainnya di Kota Surabya ini sebesar Rp 607.340.000,-. Kemudian meningkat menjadi sebesar Rp 793.395.000,- pada tahun 2008. Terjadi kenaikan biaya belanja yang cukup signifikan pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 1.049.753.000,-. Selanjutnya pada tahun 2010, biaya belanja semakin meningkat menjadi Rp 1.483.722.000,- dan begitu pula di tahun 2011 biaya belanja menjadi Rp 1.446.358.681,-. Tahun 2012 biaya belanja tidak terduga terus meningkat mencapai Rp 1.711.631.684,- dan peningkatan juga terus terjadi hingga ditahun 2013 biaya belanja tak terduga Kota Surabaya mencapai Rp 2.063.247.100,-. 4.3.2 Analisis Belanja Langsung Kota Surabaya Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. a. Belanja Pegawai Biaya belanja pegawai Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan, baik kenaikan maupun penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pegawai sebesar Rp 256.645.707,-. Terjadi penurunanan yang cukup drastis untuk biaya belanja pegawai pada tahun 2008 yaitu menjadi sebesar Rp 60.955.000,-. Kemudian pada tahun 2009, biaya belanja pegawai kembali naik menjadi Rp 73.657.000,-. Kenaikan biaya belanja ini terus terjadi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2010 dan 2011, dimana biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pegawai secara berturut-turut adalah Rp 130.259.000,- dan Rp 206.933.125,-. Tahun 2012, biaya belanja mengalami penurunan menjasi sebesar Rp 174.451.626,- dan kembali naik drastis menjadi Rp 450.351.680,- pada tahun 2013. 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Tidak Langsung lainnya Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.16 Grafik Perkembangan Belanja Tidak Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 13. 38 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 b. Belanja Barang dan Jasa Biaya belanja barang dan jasa Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2013 dapat dikatakan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007, biaya belanja barang dan jasa sebesar Rp 775.236.540,- dan mengalami penurunan yang sangat drastir pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp 25.523.000,-. Kemudian pada tahun berikutnya biaya kembali sedikit meningkat menjadi sebesar Rp 84.642.000,- untuk tahun 2009. Pada tahun 2010, terjadi penurunan biaya belanja menjadi sebesar Rp 70.440.000,- dan kembali terjadi kenaikan cukup drastis pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp 839.196.227,-. Biaya belanja ini terus mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu biaya belanja menjadi Rp 977.174.061,- dan mengalami kenaikan drastis pada tahun 2013 yang mencapai Rp 1.694.372.007,-. 0 50.000.000 100.000.000 150.000.000 200.000.000 250.000.000 300.000.000 350.000.000 400.000.000 450.000.000 500.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Pegawai 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Barang dan Jasa Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.17 Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.18 Grafik Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
  • 14. 39 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 c. Belanja Modal Biaya belanja modal yang dikeluarkan Kota Surabaya dalam jangka waktu tahun 2007 hingga tahun 2013 memiliki perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, biaya belanja modal yang dikeluarkan sebesar Rp 727.778.192,-. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar separuh dari biaya tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar Rp 336.678.000,-. Biaya belanja modal kembali naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 531.405.000,-. Peningkatan biaya belanja modal juga terjadi pada tahun 2010 yang dengan jumlah Rp 642.243.000,-. Namun pada tahun 2011, kembali terdapat penurunan terhadap biaya belanja modal menjadi sebesar Rp 308.406.872,-. Peningkatan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2012 dan 2013, dimana biaya belanja modal meningkat secar berturut-turut menjadi Rp 1.115.028.167,- dan Rp 1.747.356.759,-. d. Belanja Langsung Lainnya Secara umum, biaya belanja langsung lainnya di Kota Surabaya terus menaglami peningkatan dalam durasi tahun 2007 hingga 2013. Kecuali pada penurunan biaya yang hanya terjadi di tahun 2008. Pada tahun 2007, biaya yang yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung linnya ini adalah sebesar Rp 949.132.000,-. Lalu di tahun 2008 mengalami penurunan biaya belanja langsung menjadi Rp 423.156.000,-. Biaya belanja langsung kembali mengalami peningktan pada tahun 2009 yaitu menjadi sebesar Rp 689.804.000,-. Pada tahun 2010, biaya terus meningkat menjadi sebesar Rp 834.122.000,- dan demikian pula ditahun 2011 dimana biaya belanja langsung lainnya meningkat menjadi Rp 1.354.535.224,-. Peningkatan biaya belanja langsung lainnya ini terus terjadi hingga tahun 2012 dan 2013 yang jumlah cukup drastis yaitu menjadi sebesar Rp 2.266.653.854,- pada tahun 2012 dan Rp 3.892.080.447 pada tahun 2013. 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 2.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Modal Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.19 Grafik Perkembangan Belanja Modal Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 15. 40 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.3.3 Analisis Belanja Kota Surabaya Tahun 2007-2013 a. Tahun 2007 Kota Surabaya pada tahun 2007 mengeluarkan dana sebesar Rp 4.063.223.318,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1.354.430.879,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 2.708.792.439,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja langsung lebih besar dengan persentase 67 % dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung yang memiliki persentase 33 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja langsung mencapai lebih dari setengah dari total biaya belanja Kota Surabaya di tahun 2007. b. Tahun 2008 Pada tahun 2008, Kota Surabaya mengeluarkan biaya total belanja daerah sebesar Rp 2.433.102.000,-. Terdapat penurunan hampir separuh dari total dana yang dikeluarkan pada tahun sebelumnya. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja tidak langsung sebesar Rp 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Langsung lainnya 33% 67% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.20 Grafik Perkembangan Belanja Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000) Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.21 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007
  • 16. 41 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 1.586.790.000,-. Sedangkan biaya sebesar Rp 846.312.000,- dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung. Berbeda dengan tahun sebelumnya, keperluan belanja tidak langsung di tahun 2008 ini justru lebih besar dengan persentase 65 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 35 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung pada tahun 2008 ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai lebih dari setengah dari total yang dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya. c. Tahun 2009 Pada tahun 2009, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 3.479.013.000,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2.099.505.000,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.379.508.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 60 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 40%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini tidak begitu signifikan, dimana jumlah biaya belanja langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja tidak langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 65% 35% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung 60% 40% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.23 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2009 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.22 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2008
  • 17. 42 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 d. Tahun 2010 Pada tahun 2010, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 4.962.410.000,- untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.285.346.000,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.677.064.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 66 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 34%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai lebih dari setengah dari total yang dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya. e. Tahun 2011 Jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya pada tahun 2011 ini untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 4.762.592.653,-. Pada tahun ini terdapat penurunan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 2.892.717.432,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 2709071448,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar dengan persentase 52 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 48%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini hamper seimbang. 66% 34% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.24 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2010
  • 18. 43 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 f. Tahun 2012 Pada tahun 2012, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 7.956.571.073,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang hampir dari separuh dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.423.263.365,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 4.533.307.708,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 43 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 53 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. g. 2013 Pada tahun 2013, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 11.910.655.092,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang 52% 48% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung 43% 57% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.25 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011 Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.26 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2012
  • 19. 44 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 cukup signifikan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 4.126.494.199,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 7.784.160.893,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 35 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 65 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 4.3.4 Perbandingan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007 – 2013 Jika dibandingkan antara belanja tidak langsung dan langsung Kota Surabaya, sepanjang tahun 2007 hingga 2013 dapat diketahui bahwa biaya belanja langsung memiliki fluktuasi jumlah biaya yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya belanja langsung. Pada tahun 2007, biaya belanja langsung memiliki jumlah yang lebih dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung. Namun terjadi penurunan yang sangat drastir untuk belanja langsung pada tahun 2008 dan peningkata yang terjadi pada tahun 2009, dan 2010 tidaklah begitu signifikan. Barulah pada tahun 2011 hingga 2013 terjadi peningkatan biaya belanja langsung yang sangat drastis. Hal berbeda terjadi pada biaya belanja tidak langsung Kota Surabaya, dimana pembiayaan belanja ini terus meningkat dengan stabil dan tidak begitu signifikan hingga tahun 2010. Terjadi penurunan pembiayaan belanja tidak langsung pada tahun 2011, namun pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2012 dan 2013 biaya belanja tidak langsung kembali mengalami peningkatan yang cukup stabil. 35% 65% Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.27 Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2013
  • 20. 45 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.4 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Analisis kemampuan keuangan daerah merupakan analisis yang digunakan untuk menilai atau membandingkan kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor. Kriteria penting untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan mengurus kebutuhan daerahnya adalah kemampuan daerah dalam bidang keuangan, dengan perkataan lain faktor keuangan merupakan faktor penting dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah dan menghidupkan daerahnya sendiri. Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka APBD. Terdapat beberapa teknik analisis/rumus yang dapat digunakan untuk menghitung analisis kemampuan daerah. Dari teknik tersebut maka dapat dicari perbandingan antara PAD dan total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung, serta Bagi hasil terhadap total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Daerah. 0 1000000000 2000000000 3000000000 4000000000 5000000000 6000000000 7000000000 8000000000 9000000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.28 Grafik Pertumbuhan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 21. 46 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 b. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Langsung. c. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Tidak Langsung. d. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Daerah. e. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Langsung. f. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Tidak Langsung Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus di atas maka di dapat persentase perbandingan antara masing – masing sektor untuk dilihat pola hubungan tingkat kemampuan keuangan daerah yang ada. Tabel IV.2 Pola Hubungan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Rasio Kemampuan Kuangan Daerah (%) Pola Hubungan 0,00-10,00 Sangat Kurang 10,01-20,00 Kurang 20,01-30,00 Cukup 30,01-40,00 Sedang 40,01-50,00 Baik >50,00 Sangat baik Sumber : Anita Wulandari (2011) 4.4.1 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Daerah Analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika didanai sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total biaya daerah selama 7 tahun (2007-
  • 22. 47 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 2013). Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja daerah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel VI.3 Tabel IV.3 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Total Belanja daerah Rasio 2007 861.925.179 1.575.483.285 54,71% 2008 729.213.000 1.227.512.000 59,41% 2009 809.796.600 1.750.518.000 46,26% 2010 908.608.000 2.328.844.000 39,02% 2011 1.288.316.279 3.667.202.987 35,15% 2012 1.443.395.291 4.272.470.514 33,78% 2013 2.657.109.226 5.974.310.454 44,48% Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Berdasarkan tabel IV.3 dapat diketahui nilai rasio perbandingan PAD terhadap total biaya daerah pada tahun 2007 sebesar 54,71%, dimana PAD Kota Surabaya dapat memenuhi total belanja daaerah. Terjadi penurunan secara terus menerus tiap tahunnya dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Hal tersebut dikarenakan belanja daerah lebih kecil dibandingkan pendapatan asli daerah Kota Surabaya yanng ada. Akan tetapi pada tahun 2013 rasio perbandingan PAD terhadap total belanja daerah mengalami peningkatan hingga sebesar 44,5%. Nilai tersebut menyatakan bahwa pola hubungan tingkat kemampuan keuangan kota Surabaya sudah baik, yaitu mampu memenuhi atau membayar total belanja daerah. Perkembangan PAD dan total biaya daerah dari tahun 2007-2013 trend perkembangan yang naik turun. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada grafik gambar 4.28. dengan peningkatan nilai yang terbesar pada tahun 2013. 0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Asli Daerah Total Belanja daerah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.29 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 23. 48 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.4.2 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Langsung Dalam analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika didanai sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total belanja langsung daerah yang merupakan belanja daerah yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Dimana kelompok belanja langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel IV.4 Tabel.IV.4 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD Terhadap Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Belanja Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 949.132.000 196,17% 2008 729.213.000 423.156.000 172,33% 2009 809.796.600 689.804.000 117,40% 2010 908.608.000 834.122.000 108,93% 2011 1.288.316.279 1.354.535.224 95,11% 2012 1.443.395.291 2.266.653.854 63,68% 2013 2.657.109.226 3.892.080.447 68,27% Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Tabel Vl.4 dapat dilihat bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja langsung Kota Surabaya pada tahun 2007-2013 lebih baik jika dibandingakan dengan rasio perbandingan PAD dan total belanja daerah. Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja langsung sebesar 196,17% dengan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Sama halnya seperti perbandingan PAD terhadap total belanja daerah, pada tahun 2008 hingga 2012 terus menerus mengalami penurunan nilai rasio perbandingan. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 170% - 63%, dan meningkat kembali dengan rasio sebesar 68,3% pada tahun 2013. Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya peningkatan nilai belanja langsung daerah yang signifikan, sedangkan peningkatan pendapatan anggaran daerah tidak terlalu besar. Meskipun nilai rasio kedua tahun mengalami penurunan penurunan dari tahun 2011, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dapat dilihat pada grafik dibawah ini
  • 24. 49 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.4.3 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Tidak Langsung Selain total belanja daerah dan belanja langsung, analisis kemampuan keuangan dilakukan dengan perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja daerah yang dianggarkan terkait secara tidak langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Dimana kelompok belanja tidak langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kab/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kab/kota dan pemerintah desa, dan belanja tak terduga. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel lV.5 Tabel IV.5 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD Terhadap Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013 Tahun Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 607.340.000 306,57% 2008 729.213.000 793.395.000 91,91% 2009 809.796.600 1.049.753.000 77,14% 2010 908.608.000 1.483.722.000 61,24% 2011 1.288.316.279 1.446.358.681 89,07% 2012 1.443.395.291 1.711.631.684 84,33% 2013 2.657.109.226 2.063.247.100 128,78% Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Pada table lV.5 dapat diketahui bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja tidak langsung Kota Surabaya pada tahun 2007-2013 mengalami tren perkembangan naik turun, terjadi 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000 4.500.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Asli Daerah Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.30 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 25. 50 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 penurunan terus menerus dari tahun 2008-2010. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 91% - 63%. Penurunan yang signifikan besar terjadi pada tahun 2008 menjadi 91,91% dari tahun sebelumnya sebesar 306,57% . Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya peningkatan nilai belanja tidak langsung daerah yang besar, sedangkan peningkatan pendapatan anggaran daerah tidak terlalu besar.Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung sebesar 306,57% merupakan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung daerah meningkat kembali dengan rasio sebesar 89,07% pada tahun 20011, dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2013 sebesar 128,78%. Meskipun trend perkembangan mengalami penurunan, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga tahun 2013. Perkembangan PAD terhadap belanja terhadap belanja tidak langsung daerah dapat dilihat pada grafik.... 4.4.4 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Daerah Analisis kemampuan keuangan daerah selanjutnya adalah analisis dengan membandingkan antara pendapatan asli daerah yang telah dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total belanja daerah. Berikut ini table rasio perbandingannya. Tabel IV.6 PAD dan Bagi Hasil, Total Belanja Daerah, dan Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Total Belanja Daerah Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 1.575.483.285 151,64% 2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 1.227.512.000 105,64% 0 500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.31 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
  • 26. 51 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Total Belanja Daerah Rasio 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.750.518.000 499,95% 2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 2.328.844.000 70,49% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 3.667.202.987 41,52% 2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 4.272.470.514 40,72% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 5.974.310.454 50,15% Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014 Dari grafik perbandingan antara PAD dan Bagi Hasil dengan total belanja daerah di Kota Surabaya pada tahun 2007 sampai tahun 2013, dapat dilihat hasil antara PAD dan dana bagi hasil mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan pendapatan dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Selanjutnya sampai tahun 2011 mengalami penurunan dan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan. Sedangkan untuk total belanja daerah pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dilihat dari grafik diatas, hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil pada tahun 2007 sampai 2009 dapat menutupi total belanja daerah, terutama pada tahun 2009 yang jika dirasio mencapai 499,95%. Sedangkan pada sisa tahun lainnya, gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi total belanja daerah. 4.4.5 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Tidak Langsung Analisis selanjutnya dalam menilai kemampuan keuangan daerah adalah dengan melakukan perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah yang dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total 0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PAD + Bagi Hasil Total Belanja Daerah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.32 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Total Belanja Kota Surabaya Tahun 2007- 2013 (.000)
  • 27. 52 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 belanja langsung. Berikut ini adalah table perbandingan jumlah pendapatan asli daerah dengan total belanja langsyng serta rasio perbandingannya. Tabel IV.7 PAD dan Bagi Hasil, Belanja Tidak Langsung, dan Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Belanja Tidak Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 607.340.000 393,37% 2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 793.395.000 163,44% 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.049.753.000 833,69% 2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 1.483.722.000 110,65% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.446.358.681 105,27% 2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 1.711.631.684 101,65% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 2.063.247.100 145,21% Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja tidak langsung terus mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai tahun 2013 kecuali pada tahun 2011 yang mengalami penurunan. Meskipun demikian, hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat menutupi belanja tidak langsung Kota Surabaya. Bahkan pada tahun 2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil dengan belanja tidak langsung sebesar 833,69% yang berarti dapat menutupi pengeluaran untuk belanja tidak langsung. 0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PAD + Bagi Hasil Belanja Tidak Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.33 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 28. 53 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 4.4.6 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Langsung Analisis kemampuan keuangan daerah yang terakhir adalah dengan membandingkan antara pendapatan asli dserah yang dijumlahkan dengan bagi hasil dengan total belanja tidak langsung. Berikut adalah tabel perbandingannya. Tabel IV.8 PAD dan Bagi Hasil, Belanja Langsung, dan Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013 Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak Belanja Langsung Rasio 2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 949.132.000 251,71% 2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 423.156.000 306,45% 2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 689.804.000 1268,73% 2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 834.122.000 196,82% 2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.354.535.224 112,41% 2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 2.266.653.854 76,76% 2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 3.892.080.447 76,98% Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja langsung Kota Surabaya dari tahun ke 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan sedangkan dari tahun 2008 sampai tahun 2013 terus mengalami kenaikan. Meskipun demikian, hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat menutupi belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Bahkan pada tahun 2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil dengan belanja tidak langsung sebesar 1268,73% yang berarti dapat menutupi pengeluaran untuk belanja tidak langsung. Tetapi pada tahun 2012 dan 2013, 0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 PAD + Bagi Hasil Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Gambar 4.34 Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)
  • 29. 54 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi belanja langsung daerah, meskipun gabungan dari PAD dan bagi hasil tahun 2012 dan 2013 lebih besar dari tahun 2011. 4.5 Analisis Pajak/Retribusi Daerah Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Semakin besar penerimaan Pajak daerah dan retribusi daerah maka semakin besar pula PAD yang diterima daerah tersebut. Semakin besar PAD maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan desentralisasi fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang. PAD diartikan sebagai penerimaan dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, yang dipungut berdasarkan Undang-undang yang berlaku. Analisis pajak/retribusi daerah ini akan dilakukan melalui analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah, analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah dan analisa terhadap elastisitas pajak/retribusi daerah. 4.5.1 Efisiensi Pajak/Retribusi Daerah Efisiensi pajak dapat dilihat dari biaya pemungutan pajak dan retribusi di kabupaten Kendal dibanding dengan hasil penerimaan yang diperoleh dalam PAD. Analisis ini dihitung dengan menggunakan rumus, seperti berikut: Dimana :Semakin kecil ratio persentase menunjukkan semakin efisien pajak atau retribusi suatu daerah terhadap PAD. Biaya pemungutan sama dengan Biaya langsung yang dikeluarkan oleh dinas pemungut pajak/retribusi daerah serta biaya tidak langsung (pengambilan keputusan, dinas/kantor lain yang terkait; penyadaran wajib pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2006 tentang Pajak Daerah Kota Surabaya menetapkan bahwa biaya pemungutan pajak/retribusi adalah sebesar 5% dari total jumlah pajak/retribusi Tabel IV.9 Efisiensi Pajak Kota Surabaya Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak (5% dari total Pajak) (.000) Rasio efisiensi (%) 2007 340,834,000 17041700 5 % 2008 397,990,000 19899500 5 % 2009 442,852,000 22142600 5 % 2010 525,403,000 26270150 5 %
  • 30. 55 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak (5% dari total Pajak) (.000) Rasio efisiensi (%) 2011 989,127,001 49456350.05 5 % 2012 1,118,949,065 55947453.25 5 % 2013 2,118,292,666 105914633.3 5 % Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014 Dari tabel dapat dilihat bahwa di Kota Surabaya rasio efisiensi pajak dan retribusi sebesar 5%. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya efisien terhadap PAD karena biaya yang dikeluarkan sebagai biaya pemungutan lebih kecil dibanding besaran pajak yang diterima. 4.5.2 Efektivitas Pajak/Retribusi Efektivitas pajak/retribusi daerah menujukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan pajak/retribusi daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak yang ditargetkan.(Halim:2002). Efektivitas juga diukur dengan mempertimbangkan akibat atau hasil yang diharapkan atau tidak diharapkan (Aryanto,2005) maka dari pengertian yang ada didapatkan bahwa efektivitas merupakan indikator keberhasilan atau kegagalan suatu perencanaan. Menurut Gantyowati, dkk (2002) besarnya tingkat efektivitas dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, seperti: 1. Hasil perhitungan efektivitas antara 0-33,33% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan buruk 2. Hasil perhitungan efektivitas antara 33,33%-66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan cukup efektif 3. Hasil perhitungan efektivitas lebih dari 66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan baik Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dirumuskan bahwa : Efektifitas pajak/retribusi Tabel IV.10 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Efektivitas Pajak/Retribusi Persentase Kriteria 0,00% - 10% Sangat kurang 10,00% - 20% Kurang 20,00% - 30% Sedang 30,00%-40% Cukup baik 40,00%-50% Baik Diatas 50% Sangat baik Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327 Berikut ini adalah data pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya berdasarkan dta target pajak/retribusi dan realisasinya.
  • 31. 56 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Tabel IV.11 Realisasi dan Target Pajak Bumi Bangunan Kota Surabaya Tahun Target Penerimaan PBB Realisasi Persentase Keterangan 2007 210.076.752.000 255.146.332.699 121,45 Sangat Baik 2008 285.465.661.736 271.551.117.895 95,13 Sangat Baik 2009 328.356.194.818 308.143.066.275 93,84 Sangat Baik 2010 421.350.428.259 333.129.116.112 79,06 Sangat Baik 2011 710.000.000.000 494.640.108.488 69,66 Sangat Baik 2012 790.600.000.000 409.400.000.000 51,78 Sangat Baik Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 Tabel IV.12 Efektivitas Pajak/Retribusi Kota Surabaya Tahun 2013 Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) Hasil Retribusi Daerah (.000) Target Pajak (.000) Target Retribusi (.000) Presentase Efektivitas Pajak Presentase Efektivitas Retribusi 2013 2,118,292,666 2,118,292,666 1,922,350,594 1,917,054,863 110.1 110.4 Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 Berdasarkan hasil analisis efektivitas pajak dan retribusi, dapak diketahui bahwa pada tahun 2013 efektivitas pajak dan retribusi Kota Surabaya sangat baik 4.5.3 Elastisitas Pajak/Retribusi Keterangan : Semakin kecil nilai maka semakin in-elastis (kurang optimal). Artinya bahwa pertumbuhan PAD tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Tabel IV.13 Perubahan Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2007-2012 Tahun Pendapatan Asli Daerah Perubahan Persentase Perubahan 2007 1,861,925,179 2008 729,213,000 -1,132,712,179 -155.33% 2009 809,796,600 80,583,600 9.95% 2010 908,608,000 98,811,400 10.88% 2011 1,288,316,279 379,708,279 29.47% 2012 1,443,395,291 155,079,012 10.74% Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014
  • 32. 57 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 Tabel IV.14 Perubahan PDRB Kota Surabaya Tahun 2007-2012 Tahun PDRB Perubahan Persentase Perubahan 2007 67675812 2008 71,913,821.000 4,238,009.00 5.89% 2009 82014713 10,100,892.00 12.32% 2010 87828843 5,814,130.00 6.62% 2011 94471049.62 6,642,206.62 7.03% 2012 101671540 7,200,490.38 7.08% Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 Tabel IV.15 Elastisitas PAD Kota Surabaya Tahun Anggaran 2007-2012 Tahun elastisitas 2007 - 2008 -2636% 2009 81% 2010 164% 2012 419% 2012 152% Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014 Berdasrkan hasil analisis elastisitas terhadap pajak Kota Surabaya yang dianalisis melalui perubahan PAD terhadap perubahan PDRB selama tahun anggaran 2007-2012, dapat diketahui bahwa perkembangan PAD Kota Surabaya elastic atau sejalan dengan perumbuhan ekonomi daerah Kota Surabaya.