1. 46
BAB IV
Tujuan, Konsep, Skenario, Strategi dan Rencana
4.1
Tujuan Perencanaan
Wilayah Kecamatan Pracimantoro memiliki banyak potensi
di bidang pertanian, sumber daya alam dan pariwisata. Pada
bidang pertanian, Kecamatan Pracimantoro memiliki komoditas
pertanian berupa padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi
kayu dan hasil pertanian lainnya. Pada potensi sumber daya alam,
Kecamatan Pracimantoro memiliki kawasan karst lebih dari 82,09
2
km dimana dari potensi tersebut bermunculan objek-objek
pariwisata seperti Museum Karst di Desa Gerbangharjo, Goa Putri
Kencono, Goa Sodong, Goa Song Tembus, Goa Song Gilap, Goa
Tingkir, Goa Seban, Sendang Beton, Telaga Kenanga, Telaga
Mudal dan Telaga Berhala.
Selain potensi, terdapat pula berbagai masalah di
Kecamatan Pracimantoro yang akhirnya merujuk pada satu
masalah utama yaitu “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro
Yang
Kurang
Mendukung
Perkembangan
Kecamatan
Pracimantoro Sebagai Secondary City”. Berbagai masalah yang
menjadi penyebab timbulnya masalah utama tersebut antara lain
terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang
menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan
Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang
didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus
terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase, Kurangnya
Tujuan Perencanaan Wilayah
Tujuan perencanaan wilayah Kecamatan Pracimantoro
adalah “Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City
tahun 2024”. Tujuan ini diambil untuk menyelesaikan
permasalahan utama Kecamatan Pracimantoro yang belum bisa
menjadi secondary city yang pada kenyataannya kecamatan ini
ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk
konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum
berkembang secara optimal. Karena adanya permasalahanpermasalahan tersebut, Kecamatan Pracimantoro belum mampu
atau belum siap menjadi Secondary City.
Berdasarkan potensi dan permasalahan yang terdapat di
Kecamatan Pracimantoro munculah suatu tujuan perencanaan
untuk menyelesaikan permasalah sekaligus memanfaatkan potensi
yang bisa mendukung pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke
arah yang lebih baik. Tujuan perencanaan terbagi menjadi dua
yaitu wilayah dan kota. Tujuan wilayah merupakan tujuan yang
akan dicapai untuk mengatasi permasalahan wilayah dan
memunculkan potensi wilayah yang dimiliki. Begitupula dengan
tujuan dari kota, menyelesaikan permasalahan perkotaan
Kecamatan Pracimantoro dan mempersiapkan perkotaan
Kecamatan Pracimantoro untuk dapat melayani pedesaan ataupun
wilayah disekitarnya. Baik tujuan perencanaan wilayah ataupun
tujuan perencanaan perkotaan memiliki hubungan satu sama
lainnya.
4.1.1
memiliki potensi untuk menjadi seperti demikian. Selain menjadi
secondary city, Kecamatan Pracimantoro juga ditekankan untuk
bisa menjadi “HUB” karena menjadi wilayah yang dilalui oleh JJLS
yang merupakan penghubung DIY, Jawa Timur dan Jawa Tengah,
serta menjadi kota transit. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
2. 47
dilakukan pengkajian dari berbagai aspek, baik karakteristik fisik,
perekonomian,
kependudukan
serta
sosial
Kecamatan
Pracimantoro, dimana dikaji dari segi agregat dan intra.
Berdasarkan pengkajian tersebut, ditentukan bahwa sektor utama
yang diambil dan akan menjadi sektor utama yang akan
dikembangkan guna kemajuan Kecamatan Pracimantoro adalah
sektor pertanian dan pariwisata. Kedua sektor tersebut mejadi
sektor utama karena sektor pertanian merupakan sektor basis
Kecamatan Pracimantoro, sedangkan sektor pariwisata merupakan
sektor yang memiliki prospek yang bagus kedepannya.
Untuk mewujudkan tujuan perencanaan wilayah tersebut
terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024,
yaitu :
Terwujudnya masyarakat yang berperan aktif, kreatif dan
inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
berbagai sektor ekonomi.
Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan
Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan
pengembangan potensi yang dimiliki.
Terkelolanya
Potensi
Pariwisata
di
Kecamatan
Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi
pariwisata.
Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan
guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi.
Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang
memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan
Pracimantoro.
Sasaran-sasaran
pendukung
keberhasilan
tujuan
perencanaan diatas memiliki beberapa justifikasi. Justifikasi dari
sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:
1
2
3
4
5
1. Terwujudnya
masyarakat yang berperan aktif, kreatif dan
inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
berbagai
sektor
ekonomi.
Partisipasi
masyarakat
merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam
pengembangan suatu wilayah. Kualitas serta kuantitas
sumber daya manusianya lah yang menentukan hal
tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Kecamatan
Pracimantoro diarahkan untuk menjadi masyarakat
yang aktif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi,
kreatif dalam ide-ide usaha serta memiliki ide-ide yang
inovatif dan dapat diterima masyarakat luas, tidak hanya
masyarakat Kecamatan Pracimantoro, sehingga nantinya
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang secara
tidak langsung juga akan meningkatkan taraf hidup (kondisi
perekonomian) penduduk Kecamatan Pracimantoro.
2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan
Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan
pengembangan potensi yang dimiliki. Masalah leakage
tenaga kerja merupakan salah satu hal yang tidak bisa
disepelekan. Kebocoran tenaga kerja yang terjadi di
kecamatan Pracimantoro terjadi karena 2 hal, banyak
pedagang luar Kecamaan Pracimantoro yang berjualan di
Pasar Pracimantoro sehingga pedagang asli menjadi kalah
saing, serta kurangnya lapangan sehingga sebagian
masyarakat pergi ke luar untuk mencari pekerjaan. Oleh
karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan baru bagi
Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan
potensi yang ia miliki.
3. Terkelolanya
Potensi
Pariwisata
di
Kecamatan
Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi
pariwisata. Potensi pariwisata yang dimiliki Kecamatan
Pracimantoro begitu beragam dimana semua potensi
pariwisata tersebut merupakan wisata alam yang harus
dijaga kelestariannya. Namun sayangnya potensi
pariwisata yang begitu besar ini belum diptimalkan
3. 48
pengelolaan serta promosinya, baik oleh pihak pengelola
ataupun dari pihak masyarakat. Pengelolaan serta
promosi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan eksistensi pariwisata dimana diharapkan
juga dapat meningkatkan
jumlah wisatawan yang
berkunjung.
belum selesai. Oleh karena itu, pembangunan JJLS ini
ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
5. Tersedianya
sarana dan prasarana pendukung yang
memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan
Pracimantoro. Kondisi jalan yang sebagian besar rusak
serta kondisi alam yang didominasi bentang alam kars
sehingga membutuhkan pendekatan khusus dalam
penyediaan TPS, TPA dan drainase dan kurangnya
kurangnya ketersediaan air bersih konsumsi dan pertanian
menjadi salah beberapa hal yang cukup menghambat
pengembangan
Kecamatan
Pracimantoro
menjadi
secondary hub city ditahun 2024. Selain permasalahan
tersebut, kualitas dan kuantitas sarana sesuai standar
juga patut diperhitungkan memingingat pertumbuhan
penduduk Kecamatan Pracimantoro yang akan terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tehunnya. Oleh
karena itu, penyediaan sarana prasarana yang sesuai
standar dibutuhkan oleh Kecamatan Pracimantoro ini.
4. Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan
guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi.
JJLS merupakan jalan utama penghubung 3 provinsi yaitu
Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Keberadaan JJLS ini
memberi pengaruh yang besar terhadap pengembangan
Kecamatan Pracimantoro sebagi HUB 3 Provinsi dimana
akan sering dilalui oleh orang luar yang secara langsung
dapat memunculkan berbagai aktivitas ekonomi di
sepanjang JJLS dan nantinya diharap dapat memberikan
kontribusi langsung dalam peningkatan perekonomian
Kecamatan Pracimantoro. Pembangunan JJLS sebenarnya
telah dilaksanakan oleh pemerintah Kab. Wonogiri, namun
4.1.2
Tujuan Perencanaan Kota
Adapun tujuan perencanaan kota di Kecamatan
Pracimantoro adalah “Kawasan Perkotaan Pracimantoro
sebagai Kota Terpadu Mandiri tahun 2024”. Dengan menjadikan
Kawasan perkotaan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan
terpadu di Kecamatan Pracimantoro maka pelayanan ke desa-desa
di Kecamatan Pracimantoro akan maksimal dan terdistribusi
dengan merata. Pelayanan yang merata di desa-desa akan
menghilangkan disparitas dan menunjang perkembangan
Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City 2024.
Terdapat sasaran-sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024
sebagai berikut:
Tersedianya sarana prasarana perkotaan Pracimantoro
diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan
sarana di Kawasan Perkotaan Pracimantoro
Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh
Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata.
Sasaran - sasaran pendukung keberhasilan tujuan
perencanaan diatas memiliki beberapa justifikasi. Justifikasi dari
sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:
1. Tersedianya sarana prasarana perkotaan Pracimantoro
diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan
sarana di Kawasan Perkotaan Pracimantoro. Kawasan
perkotaan merupakan kawasan yang diharap dapat
melayani kawasan pedesaan disekitarnya dan diharap
1
2
4. 49
dapat menjadi kawasan yang mandiri bagi wilayahnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan terhadap
kawasan perkotaan Pracimantoro terkait peningkatan
kualitas dan kuantitas infrastruktur maupun sarana
sehingga dalam proses distribusi pelayanan bagi kawasan
pedesaan akan lebih mudah.
2. Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh
Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata. Sebagai
pusat pelayanan di Kecamatan Pracimantoro, Kawasan
4.2
Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan
Berdasarkan tujuan dan sasaran wilayah serta perkotaan
dalam pengembangan Kecamatan Pracimantoro, tercetuslah
konsep
dalam
melakukan
pengembangan
Kecamatan
4.2.1
a.
Perkotaan Pracimantoro belum melayani desa-desa di
Kecamatan Pracimantoro secara merata. Pelayanan disini
meliputi pelayanan air bersih, distribusi barang dan jasa
dan kualitas sarana pendukung kegiatan pracimantoro,
sehingga terjadi disparitas di beberapa desa. Dengan
terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro
diharap dapat mendukung terbentuknya Kecamatan
Pracimantoro sebagai Secondary Hub City tanpa disparitas
di dalam wilayah Kecamatan Pracimantoro.
Pracimantoro sehingga Kecamatan dapat menjadi Secondary Hub
City. Konsep ini dibedakan menjadi konsep wilayah dan perkotaan
dimana saling mendukung satu sama lain.
Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Wilayah
Konsep
COMMUNITIES
BASED
ECO-TOURISM.
Pendekatan
Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan
perencanaan wilayah “Kecamatan Pracimantoro sebagai
berkelanjutan digunakan agar setelah batas tahun perencanaan
Secondary Hub City tahun 2024” yang diterapkan dalam
yaitu tahun 2024, konsep ini masih tetap dapat dilanjutkan untuk
mengatasi permasalahan “Kondisi Internal Kecamatan
mengembangkan
Kecamatan
Pracimantoro.
Konsep
Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan
COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM mengacu pada
Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary City” yang
komunitas atau masyarakat dalam pengembangan pariwisata
karena dengan demikian dapat memunculkan sense of
didorong oleh beberapa penyebab yaitu terjadinya terjadinya
belonging dan kesadaran akan kecamatan mereka sendiri yang
leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat
mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kondisi
Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang
lingkungan yang dampaknya positivenya dapat dirasakan oleh
didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus
masyarakat sendiri. Kecamatan Pracimantoro dengan bentang
terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase, Kurangnya
alam yang luas akan menjadi daya tarik pariwisata yang
ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk
potensial,
sehingga
menciptakan
masyarakat
yang
konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum
meningkatkan pengembangan dan promosi pariwisata yang
berkembang secara optimall yaitu dengan melakukan
berpusat pada pemahaman maupun kualitas masyarakat sendiri
pendekatan perencanaan berkelanjutan menggunakan konsep
5. 50
sehingga masyarakat dapat mengelola potensi-potensi yang ada
dengan mandiri.
Konsep ini diharapkan mampu menyelesaikan dan
mengatasi masalah-masalah di kecamatan Pracimantoro.
Konsep COMMUNITIES BASED ECO-TOURISM akan
membantu mengatasi masalah-masalah yang ada di Kecamatan
Pracimantoro sehingga masalah utama akan terselesaikan
secara tidak langsung. Dengan konsep COMMUNITIES
BASED ECO-TOURISM maka akan tercipta lapangan
pekerjaan bagi penduduk Pracimantoro dan sekitarnya yang
mana akan mengatasi masalah leakage tenaga Kerja, selain itu
hasil pendapatan ataupun keuntungan dari adanya lapangan
pekerjaan baru maupun sektor pariwisata yang berkembang
dapat didistribusikan untuk penambahan air bersih, perbaikan
jalan dari swadaya masyarakat sehingga dapat mengatasi
masalah kurangnya ketersediaan air bersih, penyediaan TPA
dan jaringan drainase maupun terhambatnya mobilisasi (karena
akses jalan). Konsep Communities Based Eco-Tourism juga
Indikator Keberhasilan
Indikator-indikator keberhasilan digunakan dalam mencapai
tujuan perencanaan wilayah yang telah ditetapkan di Kecamatan
Pracimantoro :
1) Indikator Keberhasilan “Terwujudnya masyarakat yang
berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi”.
Munculnya aktivitas ekonomi baru (perdagangan dan
jasa) di sepanjang JJLS.
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
dalam
mempromosikan potensi yang terdapat di Kecamatan
Pracimantoro (kawasan pariwisata) sebanyak 50%.
dapat meningkatkan promosi objek-objek pariwisata sehingga
potensi pariwisata akan cenderung berkembang. Sehingga
dengan pendekatan berkelanjutan ini dapat menjadikan
Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat lapangan pekerjaan
dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan sektor
pariwisata yang berkembang serta sarana dan prasarana yang
memadai bagi Penduduk Kecamatan Pracimantoro.
Menjadikan
Kecamatan
Pracimantoro
sebagai
Secondary Hub City berbasis Communities Based EcoTourism dimana pariwisata mampu menjadi penyeimbang
Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City, yang
saat orang-orang melalui JJLS untuk melakukan perjalan
hendaknya bisa mampir terlebih dahulu untuk menikmati
indahnya alam Pracimantoro sebelum melakukan perjalanan.
Selain itu juga menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai
salah satu kota wisata di Kabupaten Wonogiri bahkan Jawa
Tengah.
b.
Munculnya usaha kecil menengah yang dibangun oleh
masyarakat Pracimantoro dengan mengoptimalkan
sektor basis pertanian dan promosi pariwisata
Meningkatnya jumlah hasil pertanian Kecamatan
Pracimantoro dan tetap menjadi penyumbang PDRB
terbesar pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri
2) Indikator Keberhasilan “Terciptanya lapangan pekerjaan
bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya
dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang
dimiliki”.
Tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk di
Kecamatan Pracimantoro sebagai dampak positive dari
6. 51
bermumnculannya aktivitas ekonomi baru di sepanjang
JJLS.
Berkurangnya angka migrasi keluar untuk bekerja
sebanyak 50%
Bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja di bidang
pariwisata Kecamatan Pracimantoro sebagai bentuk
sense of belonging terhadap pariwisata Kecamatan
Pracimantoro
3) Indikator Keberhasilan “Terkelolanya Potensi Pariwisata di
Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan
luasnya promosi pariwisata”.
Masyarakat umum yang mengetahui keberadaan
Kawasan pariwisata di Kecamatan Pracimantoro,
dimulai dari lingkup Kabupaten Wonogiri dan Jawa
Tengah.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke
kawasan pariwisata Pracimantoro sebesar 50%.
Meningkatkan
daya
tarik
kawasan
pariwisata
Pracimantoro dengan pengelolaan dan perawatan fisik.
4) Indikator Keberhasilan “Terselesaikannya pembangunan
Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro
menjadi “HUB” 3 Provinsi”
4.2.2 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Kota
a. Konsep
Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan kota
“Kawasan Perkotaan Pracimantoro sebagai pusat
pelayanan di bagian selatan Wonogiri tahun 2024” adalah
dengan melakukan pendekatan perencanaan berkelanjutan
menggunakan konsep Kota Terpadu Mandiri. Konsep Kota
terpadu mandiri digunakan sebagai dasar untuk Kawasan
Pengerjaan JJLS yang selesai pada tahun 2016 dan
dapat beroperasi dengan optimal pada tahun 2024.
Pengguna jalan yang melewati JJLS meningkat
sebanyak 50% pada tahun 2024
5) Indikator Keberhasilan “Tersedianya sarana dan prasarana
pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan
penduduk Kecamatan Pracimantoro “
Jumlah serta kualitas sarana pendukung kegiatan
penduduk di Kecamatan Pracimantoro yang memenuhi
standar SNI.
Kondisi jaringan jalan yang tidak rusak di Kecamatan
Pracimantoro meningkat 50%.
Jumlah dan kualitas prasarana pendukung di
Kecamatan Pracimantoro meningkat 30%.
Kecamatan Pracimantoro memiliki TPS dan TPA sendiri
Jaringan
drainase
permanen
di
Kecamatan
Pracimantoro yang meningkat 90% pada tahun 2024
Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi seluruh
Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan
PDAM ataupun sumber mata air alami
Tersalurkannya air bersih dari sumber mata air ataupun
PDAM keseluruh wilayah Kecamatan Pracimantoro
Perkotaan Pracimantoro untuk bisa menjadi pusat pelayanan di
bagian selatan Wonogiri yag mandiri dengan kualitas dan
kuantitas sarana-prasarana yang memadai juga pelayanan
yang baik dan dapat dirasakan oleh seluruh Kecamatan
Pracimantoro.
7. 52
Kota Terpadu mandiri sendiri diambil dari best practice
Kawasan Kota Terpadu Mandiri Maloy yang terletak di Provinsi
Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur, mencakup
Kecamatan Kaubun, Karangan dan Sangkuriang. Tepatnya di
Teluk Sangkuriang yang termasuk dalam wilayah Agropolitan
SANGSAKA (Sangkuriang - Sandaran – Kaliorang). KTM
atau Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan Transmigrasi yang
pertumbuhannya dirancang menjadi Pusat Pertumbuhan
melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang
mempunyai fungsi sebagai:
Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang
pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis;
Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan
tanaman unggul;
Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sektor
Pertanian, Industri, dan Jasa;
Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya
pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis.
Kawasan Maloy mempunyai potensi untuk pengembangan
lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan kering dan
lahan tambak. Lahan sawah adalah pengembangan dari
bendungan sungai Kambun atau sistem pompanisasi.
Kesesuaian lahan untuk sawah sangat sesuai. Selain itu untuk
tanaman palawija dan buah-buahan terutama nenas dan
kacang-kacangan sangatlah sesuai. Di kawasan ini juga
b. Indikator Keberhasilan
Indikator-indikator keberhasilan digunakan dalam mencapai
tujuan perencanaan kota yang telah ditetapkan di Kecamatan
Pracimantoro:
1) Indikator Keberhasilan ”Tersedianya sarana prasarana
perkotaan Pracimantoro diiringi dengan peningkatan
tersedia 3.500 Ha lahan untuk tambak yaitu untuk tambak
udang galah dan bandeng yang berukualitas eksport, termasuk
kegiatan pembuatan bibit udang galah dan bandeng. Kawasan
Maloy akan segera dibangun pelabuhan yang berstandar
internasional, artinya kawasan ini akan menjadi bongkar muat
dan lintas barang skala besar antar pulau di nusantara ini. Oleh
karena kawasan ini ditarget cepat berkembang, maka salah
satu indikatornya adalah jaringan transportasi, oleh sebab itu
dikawasan ini berpotensi membangun usaha jasa konstruksi
bidang sipil dan manejemen.
Dengan melihat bagaimana pengembangan Kota Terpadu
di Maloy maka bisa diambil best practice untuk menjadikan
Kecamatan Pracimantoro sebagai Kota Terpadu. Dimana
karakteristtik dari Maloy dan Kecamatan Pracimantoro memiliki
kemiripan dalam hal tata guna lahan dalam hal pertanian.
Sehingga diharapkan dengan best practice kawasan Maloy
diharap Kecamatan Pracimantoro bisa menjadi Kota Terpadu
mandiri dengan Pusat kegiatan pariwisata berupa pengelolaan
potensi wisata maupun hasil alam Kecamatan Pracimantoro
untuk souvenir dan lainnya. Pusat kegiatan pendidikan dan
pelatihan di sektor pariwisata (khususnya kars). Pusat
perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasarpasar grosir dan pergudangan penunjang pariwisata.
kualitas infrastruktur dan sarana di Kawasan Perkotaan
Pracimantoro”.
Meningkatnya jumlah sarana perkotaan Kecamatan
Pracimantoro sebesar 30% pada tahun 2024 (meningkat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat) ditunjukkan
8. 53
dengan sudah terlayaninya kebutuhan sarana
masyarakat Kecamatan Pracimantoro
Meningkatnya Jumlah prasarana pendukung di kawasan
perkotaan Pracimantoro sejumlah 15% pada tahun 2024
Kondisi jaringan jalan di Kawasan perkotaan
Pracimantoro mengalami peningkatan ke arah yang
lebih baik sejumlah 50% pada tahun 2024 ditunjukkan
dengan kondisi jalan yang tidak lagi berlubang.
Meningkatnya pelayanan air bersih oleh kawasan
perkotaan Pracimantoro bagi kawasan perkotaan
Pracimantoro sendiri dan kawasan pedesaan sejumlah
50% pada tahun 2024
Tersedianya TPS dan TPA untuk menampung produksi
sampah kawasan perkotaan Pracimantoro dan kawasan
pedesaan
4.3
Skenario Perencanaan
Skenario perencanaan terbagi menjadi dua yaitu status quo
dan optimis. Status quo merupakan kemungkinan yang akan terjadi
apabila permasalah di Kecamatan Pracimantoro terus berlanjut
tanpa adanya penanganan. Sedangkan scenario optimis
4.3.1
Drainase kawasan perkotaan Pracimantoro sudah
permanen tahun 2024
2) Indikator keberhasilan “Terlayaninya desa-desa di
Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan
Pracimantoro secara merata”.
Kawasan Perkotaan Pracimantoro sudah mampu
melayani kebutuhan air bersih wilayah pedesaan
ditunjukkan dengan sudah tersalurkannya air bersih ke
seluruh kawasan pedesaan pada tahun 2024
Pelayanan air bersih dan distribusi barang dan jasa ke
desa – desa di pracimantoro berjalan lancar.
Proses distribusi barang dan jasa yang lancar (TIdak
ada lagi kejadian terhambatnya proses ditribusi barang
dan jasa akibat kerusakan jalan)
merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila seluruh
indicator keberhasilan tercapai karena adanya kesadaran serta
upaya perbaikan dari pemerintah ataupun masyarakat.
Status Quo
Berikut merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila tidak ada kesadaran serta upaya perbaikan dari pemerintah ataupun
masyarakat dari masalah yang ada.
a. Leakage Tenaga Kerja masih tetap terjadi
Jika
permasalahan
leakage
tenaga
kerja terus
Pracimantoro mengalami stagnasi atau tidak adanya
peningkatan perekonomian warga. Artinya tidak terjadi
berlangusung, maka masyarakat asli Kecamatan Pracimantoro
akan tetap pergi keluar Kecamatan Pracimantoro untuk
peningkatan PAD Kecamatan Pracimantoro.
Selain itu, dengan terjadinya leakage tenaga kerja yang
melakukan perdagangan ataupun mencari pekerjaan selain
berdagang.
Hal
tersebut
juga
akan
menyebabkan
tidak berkesudahan, maka secara langsung juga menunjukkan
perkembangan perekonomian masyarakat Kecamatan
bahwa produk asli Kecamatan Pracimantoro kalah saing
9. 54
dengan produk luar
Kecamatan Pracimantoro karena
penjual produk Kecamatan Pracimantor ke luar Kecamatan
Pracimantoro dan pada akhirnya penduduk asli akan merasa
tersingkir dan Kecamatan Pracimantoro akan kehilangan
penduduk asli dan akan dikuasai oleh pendatang.
b.
Kondisi jalan di Kecamatan Pracimantoro masih rusak sehingga menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian
Jika kerusakan jalan di Kecamatan Pracimantoro dibiarkan
(baik asing ataupun local) yang ingin menanamkan modal di
tanpa adanya tindak lanjut dalam hal perbaikan dari pemerintah
Kecamatan Pracimantoro. Hal ini akan memberikan dampak
ataupun warga, maka akan terus menghambat mobilisasi dan
berupa tidak berkembangan Kecamatan Pracimantoro, baik
distribusi barang dan jasa Kecamatan Pracimantoro. Tidak
dari segi perekonomian atau dari segi spasial. Tidak
hanya hasil pertahian, namun juga kesuluruhan barang dan jasa
berkembangnya
Kecamatan
Pracimantoro
ini
akan
yang dihasilkan atau akan masuk ke Kecamatan Pracimantoro.
menyebabkan Kecamatan ini terisolir di wilayah selatan karena
Kondisi perkotaan Kecamatan Pracimantoro akan tetap seperti
tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada.
sekarang dan tidak berkembang, dan tidak aka ada investor luar
c.
-
Tidak ada pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase
TPA : kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan
kebersihan Kecamatan Pracimantoro yang semakin hari kian
konservasi
sehingga
tidak
memungkinkan
untuk
memburuk. Selain itu, sampah-sampah yang menumpuk
pembangunan TPA (pada kondisi eksisting belum terdapat
nantinya akan menyerap ke tanah dan menyatu dengan sumber
TPA)
air bawah tanah. Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak
- Jaringan Drainase : limbah rumah tangga yang
bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang
memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena
pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin
kondisi drainase yang masih alami
kekurangan dalam hal pemenuhan air bersih.
Kondisi alam Pracimantoro didominasi oleh kawasan kars
Sedangkan apabila dilihat dari kondisi drainase Kecamatan
dimana membutuhkan pendekatan khusus dalam melakukan
Pracimantoro yang mayoritasnya merupakan drainase alami,
pembangunan sarana prasarana wilayah ataupun perkotaan.
apabila tetap dibiarkan menjadi drainase alami dan tidak dibuat
Salah satunya yaitu dalam hal pembangunan TPS, TPA serta
secara permanen maka juga akan berdampak pada kondisi
drainase. Apabila pembangunan TPS ataupun TPA tetap tidak
sumber air bawah tanah Kecamatan Pracimantoro, yang mana
dilakukan saat penduduk Kecamatan Pracimantoro mengalami
seharusnya memiliki potensi untuk menjadi sumber air alami
peningkatan akibat perkembangan perekonomian di sepanjang
jangka panjang bagi warga. Kondisi yang demikian dapat terjadi
JJLS yang meningkat, maka sampah yang dihasilkan oleh
karena saluran drainase yang seharusnya hanya digunakan
penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami penimbunan
sebagai penyalur air hujan juga difungsikan sebagai saluran
di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat
limbah rumah tangga, oleh karena kondisi yang demikianlah,
aktiitas warga. Hal ini nantinya akan berdampak pada kondisi
saluran drainase yang alami dapat menjadi penyumbang limbah
10. 55
yang terbilang besar dan dapat mencemari sumber air bawah
tanah.
d. Kecamatan Pracimantoro masih kekurangan dalam penyediaan air bersih untuk konsumsi dan pertanian
Pracimantoro. Kurangnya air bersih guna pengairan lahan
Air bersih merupakan salah satu permasalahan yang
pertanian akan menyebabkan hasil pertanian yang lambat
terdapat di Kecamatan Pracimantoro. Kurangnya ketersediaan
laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak
air bersih baik untuk konsumsi ataupun untuk pertanian,
menghasilkan sama sekali. Hal ini tentunya akan berdampak
merupakan hal yang sangat krusial mengingat air merupakan
salah satu sumber kehidupan bagi manusia. Jika Kecamatan
pada pemasukan sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro
Pracimantoro tetap mengalami kekurangan air untuk
yang bukannya mengalami peningkatan, namun justru
pemenuhan konsumsi ataupun pertanian, maka tujuan
mengalami penurunan. Jika kondisinya terus dibiarkan seperti
Kecamatan Pracimantoro untuk menjadi Kota Terpadu
demikian maka Kecamatan Pracimantoro tidak akan bisa
Mandiri tidak akan dapat terwujud karena dalam pemenuhan
berkembang dan mewujudkan tujuannya untuk menjadi Kota
air bersih masih harus membeli air dari luar Kecamatan
Terpadu Mandiri.
e. Potensi wisata belum berkembang secara optimal
maka potensi wisata ini akan tersia-siakan. Wisata alam yang
Di Kecamatan Pracimantoro terdapat beberapa potensi
pariwisata alam seperti kawasan museum kars dan goa putri
sebenarnya bisa menjadi suatu tombak untuk perkembangan
kencana. Namun sayangnya potensi wisata alami ini belum
Kecamatan Pracimantoro selain JJLS, terseia-siakan begitu
saja. Alhasil salah satu potensi yang bisa mendatangkan
berkembang karena kurangnya upaya dari pemerintah dalam
lapangan pekerjaan lenyap dan status masyarakat
hal promosi, pelibatan masyarakat dalam mengembangkan
Kecamatan Pracimantoro tidak mengalami peningkatan ke
potensi wisata yang dimiliki dan berbagai faktor lainnya.
arah yang lebih baik. Hal lain yang mungkin terjadi adalah
Sedangkan dari masyarakatnya sendiri juga kurang memiliki
sense of belonging terhadap potensi wisata yang terdapat di
akan semakin banyak terjadi leakage tenaga kerja karena tidak
wilayah mereka. Apabila potensi pariwisata ini tidak juga
terbukanya lapangan pekerjaan baru.
dikembangkan baik dari pihak pemerintah ataupun masyarakat,
4.3.2
Optimis
Berikut merupakan kemungkinan yang akan terjadi apabila timbul kesadaran serta upaya perbaikan dari pemerintah ataupun
masyarakat dari masalah yang ada.
a. Leakage Tenaga Kerja sudah tidak terjadi
11. 56
Dalam 10 tahun ke depan, akan muncul inisiatif dari
Leakage tenaga kerja yang terjadi di Kecamatan
pedagang lokal dan Disperindag untuk lebih mengatur
Pracimantoro sangat terlihat pada sektor perdagangan dan
kebijakan terkait pedagang yang berasal dari luar. Hal itu
jasa. Seperti yang telah diketahui, Kecamatan Pracimantoro
memiliki pasar yang cukup besar untuk wilayah selatan
dikarenakan kondisi leakage ini memberikan permasalahan
Wonogiri. Keberadaan pasar tersebut tentu mengindikasikan
terkait daya saing pedagang lokal. Jika kebijakan yang
bahwa aktivitas jual beli dan perputaran uang di kecamata
ditetapkan terkait pedagang pasar sudah dapat berjalan
Pracimantoro ini cukup potensial.
menuju ke arah yang lebih baik, maka kecamatan
Kondisi tersebut tentu menjadi pemicu berdatangannya
Pracimantoro semakin berpotensi sebagai pusat pelayanan
pedagang-pedagang dari luar Pracimantoro. Pedagang yang
yang mampu memicu untuk mendatangkan konsumen dari
datang dari wilayah Tawangmangu, Gunung Kidul, Solo,
luar dan bukan distributor atau produsen dari luar.
Pacitan, dan Kota Wonogiri ini menjual berbagai komoditi
Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam untuk
seperti sayuran, buah, makanan, dan hasil produksi pertanian
menyikapi leakage tenaga kerja ini adalah perkembangan
lainnya. Pedagang yang berasal dari luar wilayah tersebut
kecamatan Pracimantoro sebagai wilayah yang menjadi pusat
pelayanan di bagian selatan Wonogiri dan Communities
berjualan di luar kawasan kios pasar yang telah ditentukan.
Based Ecotorism. Perkembangan wilayah Pracimantoro ini
Dimana kios-kios yang terdapat di pasar tersebut mayoritas
tentu akan semakin memicu datangnya pedagang ataupun
ditempati pedagang asli Kecamatan Pracimantoro.
tenaga kerja dari wilayah lain yang masuk ke Prcimantoro.
Rata-rata dari pedagang pendatang tersebut berjualan di
pinggir jalan dan wilayah yang dekat dengan terminal.
Diperlukan adanya suatu sistem dan kebijakan yang mengatur
Fenomena ini menunjukan bahwa persaingan yang terdapat di
terkait aktivitas perdagangan untuk pedagang yang berasal
sektor perdagangan antara pedagang asli dan pendatang
dari dalam maupun luar Pracimantoro.
begitu terlihat, karena pembeli yang berdatangan cenderung
Jika dalam sepuluh tahun ke depan muncul usaha dan
banyak yang memilih membeli di lapak pedagang yang berada
kerja sama dari stakeholder perdagangan dan jasa kecamatan
di pinggir jalan dan luar kios dengan alasan lebih praktis dan
Pracimantoro, dapat dipastikan kegiatan perdagangan yang
jarak yang lebih dekat.
ada di pasar Pracimantoro akan semakin tertata. Tidak hanya
Jika dari pihak Disperindag, masyarakat, dan pedagang
dalam hal pengendalian tupoksi pedagang lokal dan pedagang
pasar semakin mampu berkoordinasi dengan baik, kemudian
luar, namun juga terciptanya pola ruang pergerakan barang
juga didukung dengan adanya regulasi yang tegas dan
yang lebih jelas dan dapat lebih dikendalikan. Sehingga juga
terdapat monev yang semakin terstruktur. Nantinya, akan
akan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi regional
mampu mengurangi permasalahan leakage tenaga kerja.
Pracimantoro.
b. Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil
pertanian di Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
Kualitas jalan di Kecamatan Pracimantoro meningkat,
perjalanan dan mendistribusikan hasil pertanian. Dengan
sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam melakukan
melakukan peningkatan kualitas jalan, maka mendukung
12. 57
percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang
melewati Kecamatan Pracimantoro. Jika hal tersebut telah
dilakukan, maka diperlukan perawatan jalan secara teratur.
Sehingga pada tahun 2024, Kecamatan Pracimantoro menjadi
Secondary Hub City atau sebagai daerah transit karena
menjadi penghubung Provinsi DIY-Jawa Timur, serta kawasan
perkotaan Pracimantoro menjadi pusat pelayanan di bagian
selatan Wonogiri. Masyarakat di Kecamatan Pracimantoro
dan wilayah sekitar lainnya akan dapat dengan mudah
mengakses sarana dan prasarana di Kecamatan
Pracimantoro, serta mobilisasi yang dilakukan akan lebih
efisien.
c. Adanya pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase
- TPA : Adanya tindak lanjut terkait system pengeloaan
tangga tidak mencemari sumber mata air yang ada. Di mana
sampah dan pengadaan TPA
sumber mata air tersebut bisa menjadi objek wisata kars
- Jaringan Drainase : Pembuatan Drainase Permanen di
kecamatan Pracimantoro dan akan mendukung sektor
seluruh
Kecamatan
Pracimantoro
sehingga
tidak
pariwisata sehingga dapat membantu perkembangan
mencemari air bawah tanah
kecamatan Pracimantoro. Selain pendekatan terhadap aspek
Dilihat secara keseluruhan, wilayah Pracimantoro belum
ekologi, juga diperlukan penyediaan standar sistem drainase
memiliki sistem pengolahan sampah yang baik. Pengelolaan
di
perkotaan
Pracimantoro.
Sehingga
kecamatan
sampah dilakukan secara langsung oleh setiap rumah tangga
Pracimantoro dapat menjadi pusat pelayanan yang lebih baik
yaitu mayoritas dengan cara dibakar. Pengelolaan sampah
dan terencana.
dengan cara dibakar bukanlah pengelolaan yang baik
Dalam perencanaan yang mempertimbangkan aspek
karena dapat mencemari lingkungan akibat asap
lingkungan, kecamatan Pracimantoro tidak diperbolehkan
pembakaran yang ditimbulkan.
mendirikan TPA pada lokasi yang di dalamnya terdapat
Selain itu, kondisi drainase yang terdapat di wilayah
formasi batuan kars. Hal itu dikarenakan limbah sampah yang
Pracimantoro ini juga masih memprihatinkan. Saluran drainase
diolah dapat mencemari sungai bawah tanah yang ada di
belum terdapat secara menyeluruh di setiap sisi jalan. Untuk
bawahnya. Jika kecamatan Pracimantoro memiliki sistem
jalan utama yang terdapat di kecamatan ini, masih ditemukan
persampahan yang terstruktur, maka akan tercipta lingkungan
ruas jalan yang bahkan belum terdapat saluran drainase.
yang lebih berkelanjutan. Karena tidak tercipta polusi udara
Kondisi ini tentu saja dapat berakibat buruk jika terus saja
oleh pembakaran sampah dan sistem pengangkutan sampah
dibiarkan. Air sisa pembuangan atau air hujan yang
yang terangkut hingga TPA. Dengan perkembangan
seharusnya dapat dialiri dengan sistem drainase justru akan
prasarana persampahan tersebut akan menyelamatkan
tergenang dan dapat menyebabkan banjir.
kondisi bentang alam kars yang ada di kecamatan
Jika dalam penyediaan sistem drainase sampai tingkatan
Pracimantoro. Sehingga akan menciptakan objek pariwisata
tersier sudah dapat dipermanenkan, maka akan menciptakan
yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan sektor
lingkungan yang lebih berkelanjutan karena limbah rumah
pariwisata di kecamatan Pracimantoro.
13. 58
d. Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian tercukupi
Sebagian besar wilayah Pracimantoro mengalami kesulitan
sedikit. Air bersih merupakan sumber kehidupan, terlebih
air bersih yang dikarenakan topografi dan wilayah Pracimantoro
wilayah ini merupakan penyumbang PDRB sektor pertanian
yang berada pada formasi batuan karst. Kekurangan air bersih
terbesar untuk Kabupaten Wonogiri. Apabila kebutuhan air baik
tersebut baik yang diperuntukan pertanian dan konsumsi
untuk konsumsi maupun pertanian sudah mencukupi maka akan
menambah kontribusi sektor pertanian lebih banyak lagi.
keseharian. Saat ini air bersih di wilayah Pracimantoro diperoleh
Jika semua desa/kelurahan tidak lagi mengalami kekeringan
dari sumber air yang dialirkan, karena jika menggunakan sumur
maka Kecamatan Pracimantoro akan lebih siap mejadi pusat
harus melakukan pengeboran yang cukup dalam untuk
pelayanan di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
menemukan mata air dan ini memerlukan biaya yang tidak
e. Potensi wisata berkembang secara optimal
Kondisi pariwisata Pracimantoro belum berkembang secara
dengan perbaikan dan penambahan fasilitas di Pariwisata Goa
optimal. Jika sarana Pracimantoro mengalami peningkatan
Putri Kencana dan Kawasan Museum Kars seperti
dalam hal jumlah dan kualitas didukung dengan prasarana
penambahan fasilitas berupa mobil wisata yang akan
yang juga semakin baik pula kualitasnya karena kondisi
mengantarkan kita ke seluruh wisata di Kab. Wongogiri
pemerintahan Pracimantoro yang mengalami peningkatan
sehingga terjalin suatu paket wisata yang dapat menjalin
akibat perubahan kepemimpinan yang peduli terhadap
kerjasama antar pariwisata di seluruh Kab. Wonogiri. Dan jika
pengembangan pariwisata Kabupaten Wonogiri maka
terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di sepanjang JJLS maka
Pariwisata Pracimantoro juga mengalami peningkatan yang
dapat terjadi peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec.
besar. Selain itu juga terdapat suatu kerjasama antar semua
Pracimantoro.
pariwisata yang terdapat di Kab Wonogiri, didukung pula
4.4
Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan merupakan trik atau cara khusus
yang akan dilakukan guna pengembangan Kecamatan
Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Strategi pengembangan ini
terbagi menjadi 2, yaitu strategi pengembangan wilayah dan
startegi pengembangan kota. Pembagian strategi pengembangan
Strategi Pengembangan Wilayah
Strategi pengembangan wilayah terbagi lagi menjadi 3
berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan
kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut, terdapat startegi
menjadi 2 tersebut dilakukan karena dalam mengatasi
permasalahan kota-wilayah serta untuk mencapai tujuan wilayahkota tentunya memiliki beberapa trik khusus sehingga
permasalahan wilayah-kota bisa diselesaikan dan tujuan kotawilayah dapat terlaksana.
4.4.1
utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama
pengembangan wilayah. Berikut Grand Strategy dari masingmasing aspek.
14. 59
Spatial Grand Strategy
Mengembangkan kegiatan perdagangan di sepanjang JJLS yang akan mendukung penambahan jumlah lapangan pekerjaan dan
menyediakan TPS, TPA dan drainase permanen skala wilayah.
Memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur Kecamatan Pracimantoro.
Social-Economic Grand Strategy
Menjadikan masyarakat Pracimantoro yang aktif, kreatif dan inovatif khususnya di sektor ekonomi dengan mengoptimalkan produktivitas
pertanian dan pariwisata wilayah didukung dengan meningkatnya infrastruktur wilayah guna mendukung kegiatan ekonomi.
Organizing Grand Strategy
Melibatkan masyarakat dalam pengembangan pertanian, pariwisata dan UKM local serta memperluas kerjasama antara pelaku wisata
dan kerjasama antar daerah.
Mengoptimalkan pelayanan perdagangan dan jasa untuk menjangkau kebutuhan pedesaan.
a. Strategi Spasial
Penambah jumlah lapangan pekerjaan di Kecamatan
Pracimantoro
Pemindahan lokasi terminal dan peningkatan kinerja
terminal Kecamatan Pracimantoro
Memfasilitasi penyediaan air bersih serta menjadi
penyuplai air bersih baik dari pihak swasta ataupun
pemerintah pusat dengan memanfaatkan sumber air
alami
Penyediaan TPS dan TPA di Kecamatan Pracimantoro
berdasarkan standar persampahan serta pertimbangan
produksi sampah dari jumlah penduduk
Pengembangan jenis drainase permanen berdasarkan
kondisi fisik di Kecamatan Pracimantoro
Peningkatan kualitas jaringan sanitasi
Perluasan jangkauan pelayanan telekomunikasi dan
jaringan listrik
Peningkatan kinerja jaringan jalan Kecamatan
Pracimantoro
Peningkatan pelayanan transporrtasi umum khususnya
colt carry, bus antar kota dan bus antar provinsi
Pengembangan kegiatan perdagangan di sepanjang
JJLS Kecamatan Pracimantoro
b. Strategi Sosial-Ekonomi
Menjadikan masyarakat Kecamatan Pracimantoro yang
aktif, kreatif, dan inovatif di sektor ekonomi
Pengoptimalan
produktivitas
pertanian
dan
meningkatkan sektor pariwisata di wilayah-wilayah yang
memiliki potensi
15. 60
Mengelola infrastruktur untuk menarik investor swasta
untuk ikut serta mengembangkan sektor pertanian dan
promosi pariwisata
c. Strategi Kelembagaan
Pelibatan peran BPP untuk mengembangkan potensi
pertanian pedesaan melalui peningkatan SDM
Meningkatkan dan mengeksplorasi potensi-potensi yang
ada di Kecamatan Pracimantoro seperti potensi
pariwisata melalui media promosi dari pihak pengelola
dan melibatkan masyarakat sebagai stakeholder
Strategi Pengembangan Kota
Strategi pengembangan kota terbagi lagi menjadi 3
berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan
kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut, terdapat startegi
Perluasan kerjasama antara pelaku wisata dan
kerjasama antar daerah
Pengoptimalan pelayanan perdagangan dan jasa untuk
menjangkau kebutuhan pedesaan
Pelibatan masyarakat dalam pengembangan UMKM
Menarik pihak swasta sebagai investor untuk
bekerjasama dalam penyelesaian JJLS
4.4.2
utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama
pengembangan kota. Berikut Grand Strategy dari masing-masing
aspek.
Spatial Grand Strategy
Memperluas jangkauan pelayanan sarana prasarana perkotaan dengan melakukan penambahan serta peningkatan kualitas sarana
prasarana perkotaan.
Mengembangkan pusat dan sub pusat pelayanan kota
Social-Economic Grand Strategy
Meningkatkan kualitas SDM mandiri dalam mengembangan perekonomian perkotaan serta pemerataan pelayanan oleh kawasan
perkotaan Kecamatan Pracimantoro
Meningkatkan modal usaha dan mengembangkan UMKM kawasan perkotaan
Organizing Grand Strategy
Mengoptimalkan pelayanan pusat permukiman kawasan perkotaan hingga hierarki dibawahnya dengan meningkatkan sinergisitas
system organisasi kelembagaan intra Kecamatan Pracimantoro
Mengelola dan mengoptimalkan sektor-sektor basis dengan pemerataan pada aspek perekonomian dan spasial agar terciptanya
sinergisitas diantara setiap sektor
16. 61
a. Strategi Spasial
Penambahan dan peningkatan mutu sarana dan
prasarana pendukung di kawasan perkotaan guna
meningkatkna pelayanan penduduk
Peningkatan dan memperluas jangkauan pelayanan
infrastruktur perkotaan ke daerah sekitar perkotaan (baik
dalam lingkup Kec. Pracimantoro, Kab. WOnogiri, Kab.
Gunungkidul dan Kab. Pacitan)
Menjadikan kawasan perkotaan Pracimantoro sebagai
pusat distribusi air bersih Kecamatan Pracimantoro
Pengoptimalan pelayanan distribusi air bersih perkotaan
dank e seluruh desa-desa di Kecamatan Pracimantoro
Peningkatan pelayanan infrastruktur jalan di kawasan
perkotaan sehingga memperlancar distribusi barang
Pengembangan pusat dan sub pusat pelayanan kota
b. Strategi Sosial-Ekonomi
Peningkatan kualitas SDM yang mandiri dalam
mengembangkan perekonomian di perkotaan
Pemerataan pelayanan oleh kawasan perkotaan
Pracimantoro terhadap desa-desa di Kecamatan
Pracimantoro
c. Strategi Kelembagaan
Pengoptimalan pelayanan di pusat permukiman
perkotaan hingga hierarki dibawahnya
Peningkatan
sinergisitas
system
organisasi
kelembagaan intra Kec. Pracimantoro
Pengelolaan dan pengoptimalan sektor-sektor basis di
kawasan perkotaan Pracimantoro dengan pemerataan
4.5
Peningkatan modal usaha dan mengembangkan UMKM
di Kawasan perkotaan Pracimantoro
pada aspek perekonomian dan spasial agar terciptanya
sinergisitas di antara setiap sektor.
Rencana Sistem Pusat Permukiman Wilayah
Sistem pusat permukiman pada suatu wilayah dapat
terbentuk menjadi beberapa hirarki berdasarkan fungsi dan
karakteristik masing-masing wilayah. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi hirarki pusat permukiman antara lain persebaran
fasilitas yang ditandai dengan jumlah dan kelengkapannya,
prasarana penunjang aktivitas, fungsi kawasan (produksi atau
distribusi), serta keterkaitan
pusat-sub pusat yang dapat
dilihat berdasarkan flow of
comodity.
Peta
sistem
permukiman di Kecamatan
Pracimantoro Dapat dilihat
17. 62
pada Gambar 4.1. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui
bahwa Kecamatan Pracimantoro terbagi menjadi 3 hirarki pusat
permukiman. Berdasarkan hasil analisis, Desa Pracimantoro dan
Sedayu dikategorikan sebagai hirarki 1 pusat permukiman. Hal
tersebut disebakan karena kawasan ini berperan sebagai pusat
distribusi bagi desa-desa lain yang berada di sekitarnya. Di
samping hal itu, ketersedian sarana dan prasarana perkotaan
paling banyak dan paling lengkap terdapat pada Desa
Pracimantoro. Fenomena ini dapat dilihat dengan kecenderungan
perkembangan aktivitas permukiman dan perdagangan yang
berkembang pesat pada desa ini. Selain itu di Desa Pracimantoro
juga terdapat sebuah terminal yang digunakan sebagai sarana
penunjang aktivitas transportasi antara Kecamatan Pracimantoro
dengan wilayah di sekitarnya.
GAMBAR 4.1
Peta Pusat Permukiman
Kecamatan
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan,
2013