Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar.
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 5-6%.
Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia 231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit usaha dengan 2.691 tenaga kerja.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita
1. Bab F
Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita
F.1. Denpasar
F.1.1. Profil Wilayah
Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar
merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang
serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk
yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya
harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga
semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor
informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat
diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar.
Gambar F.1
Peta Kawasan Sarbagita
Sumber: http://regionalinvestment.com
Idealnya wilayah yang terbangun dibanding wilayah tidak terbangun
2. F-2
yaitu 40 : 60, namun jika dilihat secara wilayah, Kota Denpasar
sudah terbangun sekitar 70% dilihat dari peta wilayah dalam RTRW.
Namun meskipun demikian, Kota Denpasar merupakan kota yang
memiliki Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita yang tertinggi kedua di
Propinsi Bali. Oleh karena itu bila dilihat dari segi kesiapan
finansialnya, Kota Denpasar dapat dikatakan sebagai salah satu
wilayah yang siap dengan pemberlakuan otonomi daerah.
Pendapatan primer tetap bertumpu pada pertanian disamping
pariwisata dan jasa. Arah pembangunan kota Denpasar yaitu
pembangunan berwawasan budaya. Hal ini diwujudkan dengan
menggalakkan penggunaan ruang terbuka hijau Lapangan Puputan
untuk berbagai kegiatan masyarakat, disamping pembinaan
kesenian tradisional.
F.1.2. Orientasi Wilayah
Secara geografis wilayah Kota Denpasar berada antara 08035’31“-
08044’49“LS dan 115010’23“-115016’27“ BT dengan luas wilayah
127,78 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Batas Utara : Kabupaten Badung
2. Batas Selatan : Kabupaten Badung
3. Batas Timur : Selat Badung atau Samudra Hindia
4. Batas Barat : Kabupaten Gianyar
Denpasar terdiri dari 3 kecamatan dan 43 desa/kelurahan.
Kecamatan tersebut yaitu Denpasar Selatan (49,99 km2), Denpasar
Timur (27,73 km2) dan Denpasar Barat (50,06 km2). Daerah
terpenting termasuk masyarakat Pantai Sanur dan Pelabuhan
Benoa. Wilayah Denpasar merupakan 2,27% wilayah Bali secara
keseluruhan. Denpasar terletak 0-75 meter di atas permukaan laut.
Curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan. Temperatur rata-
rata pada tahun 2000 sebesar 29,8 C dengan rata-rata terendah 24,3
C. Bulan terdingin yaitu bulan Juli dengan temperatur 25,7C,
sedangkan bulan terpanas yaitu bulan Desember dengan temperatur
rata-rata 28 C. Hampir 25% wilayah Denpasar merupakan sawah
dan perternakan dengan luas area 3.147 ha dari total luas 12.778 ha.
4. F-4
F.1.3. Penduduk
1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Populasi Kota Denpasar pada tahun 2000 adalah 522.381 jiwa
dengan angka pertumbuhan 3.01% per tahun . Denpasar Barat
232.177 jiwa (44,44%), Denpasar Timur 140.535 (26,9%), dan
Denpasar Selatan 149.669 (28,66%). Dari populasi tersebut
7,21% merupakan anak-anak, 25,47% usia sekolah (6-19 tahun),
23,49% usia dewasa (20-29 tahun), dan 43,83% merupakan usia
diatas 30 tahun. 50,6% dari populasi adalah laki-laki dan 49,4%
adalah perempuan. Dari populasi 82,73% memeluk agama
Hindu, 11,28% Muslim, 1,93% Katolik , 2,10% protestan, dan
1,96% Budha.
Tabel F.1
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Denpasar
Tahun 1990-2003
No Tahun Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan
per Tahun
(%)
1. 1990 320.597 1,98
2. 1991 324.573 1,24
3. 1992 335.196 3,27
4. 1993 342.431 2,16
5. 1994 350.524 2,36
6. 1995 364.419 3,96
7. 1996 371.424 1,92
8. 1997 373.272 0,50
9. 1998 382.555 2,49
10. 1999 390.230 2,01
11. 2000 532.440 3,20
12. 2001 536.641 0,79
13. 2002 561.814 4,69
14. 2003 585.150 4,15
Sumber: BPS Kota Denpasar 2003.
2. Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum
merata. Di wilayah kota Semarang, tercatat kecamatan Candisari
5. F-5
sebagai wilayah terpadat, sedangkan kecamatan Mijen
merupakan wilayah yang kepadatannya paling rendah.
Tabel F.2
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
No Kecamatan Luas (Km²)
Penduduk
Jumlah Kepadatan
1 Denpasar Selatan 49,99 149.653 2.994
2 Denpasar Timur 27,73 140.549 5.068
3 Denpasar Barat 50,06 232.179 4.638
TOTAL 127,78 585.150 12.700
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2002.
3. Tenaga Kerja
Selama kurun waktu 5 tahun (1999-2003) terjadi peningkatan
jumlah tenaga yang terdaftar, namun juga terjadi peningkatan
jumlah tenaga kerja yang ditempatkan. Sedangkan jumlah
tenaga kerja yang belum ditempatkan mengalami penurunan.
Hal ini menunjukkan bahwa cukup tersedianya lapangan kerja di
Kota Denpasar. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian jumlah
tenaga kerja per tahun, antara tahun 1999- 2003 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel F.3
Jumlah Pencari Kerja di Kota Denpasar Tahun 1998-2002
No Tahun
Belum
ditempatkan
sampai akhir
bulan lalu
Terdaftar Ditempatkan Dihapuskan
Belum
Ditempatkan
L P L P L P L P L P
1. 2003 22.913 23.483 1.247 1.457 165 194 901 815 23.094 23.931
2. 2002 18.912 17.686 1.031 1.156 58 132 449 432 193.436 18.278
3. 2001 19.500 18.298 419 388 11 19 921 906 18.987 17.759
4. 2000 29.478 27.072 613 640 24 11 999 872 28.993 25.929
5. 1999 24.498 21.598 653 623 17 11 4 2 25.130 22.208
Sumber: Kanwil Depnaker Propinsi Bali 2003.
F.1.4. Ekonomi
1. Kondisi Perekonomian Daerah
Lebih dari 37% penduduk Denpasar bekerja pada bidang
perdagangan, perhotelan, atau industri rumah makan.
6. F-6
Tabel F.4
Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Tahun 2001
No. Bidang Jumlah (%)
1 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 34,36
2 Bangunan 3,24
3 Listrik Gas, dan Air Bersih 3,48
4 Pengangkutan dan Komunikasi 13,66
5 Keuangan 15,19
6 Jasa – jasa 9,55
7 Pertanian 8,25
8 Industri Pengolahan 12,24
9 Pertambangan dan Penggalian 0,01
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2002.
Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun
perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan
restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%),
sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri
pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi
sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas
rata-rata 5-6%.
Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-
kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara
internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan
sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan
sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada
kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis
melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan
daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal
pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia
231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan
Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara
ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak
ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa
barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan
patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada
tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit
usaha dengan 2.691 tenaga kerja.
7. F-7
Gambar F.3
Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Tahun 2001
F.1.5. Keuangan Daerah
Dari sisi penerimaan APBD Kota Denpasar pada tahun 2002,
penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan
merupakan yang terbesar yaitu sekitar 50% atau sekitar 188,5 milyar
dari sekitar 379,7 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 25% atau sekitar 91
milyar. Sedangkan
penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 54,2 milyar yaitu dari sisa
anggaran tahun lalu dan penerimaan lain yang sah sebesar 45, 8
milyar. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi
belanja rutin yaitu hamper sekitar 66% atau sekitar 251,6 milyar,
sedangkan untuk belanja pembangunan, dialokasikan hanya sebesar
128,1 milyar atau sekitar 34%. Dengan alokasi dana pembangunan
yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin,
salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan
pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja
pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.
8. F-8
Tabel F.5
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2002
Penerimaan Jumlah (Rp)
1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Lalu
54.235.277.552,12
2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 91.037.863.810,49
3. Bagian Dana Perimbangan 188.589.064.958,00
4. Bagian Pinjaman daerah 0,00
5. Bagian Lain – lain Penerimaan yang Sah 45.856.801.180,00
TOTAL 379.719.007.500,61
PENGELUARAN
1. Belanja rutin 251.648.879.334,61
Pos DPRD tt
2. Belanja Pembangunan 128.070.128.166,00
TOTAL 379.719.007.500,61
tt : Data tidak tersedia
Sumber : Pemerintah Kota Denpasar, 2002
Penerimaan PAD kota Denpasar perlu ditingkatkan seiring dengan
berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi
sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha
menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan
sektor pajak maupun perusahaan daerah.
F.1.6. Fasilitas Umum dan Sosial
1. Fasilitas Pendidikan
Jumlah TK negeri sebanyak 146 unit, dan negeri sebanyak 1
unit, SD negeri 190 unit, SD swasta 26 unit, SLTP 44 unit, SMU
16 unit, SMK 19 unit, dan SLB 4 unit. Jumlah sekolah tiap
kecamatan di Kota Denpasar pada tahun 2003, dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Tabel F.6
Jumlah Sekolah Tiap Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2003
No. Kecamatan
TK SD MI SLTP SMU SMK SLB
N S N S N S
1 Denpasar Selatan - 29 52 2 - - 10 8 5 1
2 Denpasar Timur - 50 55 11 - - 16 12 10 -
3 Denpasar Barat 1 67 83 13 - - 18 6 4 3
9. F-9
No. Kecamatan
TK SD MI SLTP SMU SMK SLB
N S N S N S
Jumlah 1 146 190 26 - - 44 16 19 4
Sumber : Diknas Kota Denpasar 2003.
2. Fasilitas Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit di Kota Denpasar tahun 2003 sebanyak 18
unit, Puskesmas 9 unit, Puskesmas Pembantu 27 unit, Apotik
147 unit, dan klinik KB sebanyak 46 unit.
Tabel F.7
Jumlah Fasilitas Kesehatan Dirinci Per Kecamatan Di Kota Denpasar
Tahun 2003
No Kecamatan
Rumah
Sakit
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Apotik
Klinik
KB
1. Denpasar
Selatan
1 2 8 26 10
2. Denpasar
Timur
3 3 7 37 15
3. Denpasar
Barat
14 4 12 84 21
Jumlah 18 9 27 147 46
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2003
F.1.7. Prasarana Dan Sarana Permukiman
1. Komponen Air Bersih
Kebutuhan air bersih Kota Denpasar dilayani oleh PDAM Kota
Denpasar. Sumber air baku PDAM Kota Denpasar adalah air
permukaan dan Sumur dalam pengolahannya menggunakan
Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap. Sistem pengaliran yang
digunakan adalah sistem grafitasi dan pemompaan. Jumlah
pelanggan PDAM sebanyak 60.994 pelanggan. Penduduk
terlayani 64,82%.
Tabel F.8
Data Air Bersih
No. Data Volume rata-rata
1 Kapasitas Produksi sendiri
IPA Ayung III Belusung 476,93 lt/dt
10. F-10
No. Data Volume rata-rata
IPA Ayung hilir Waribang 115,69 lt/dt
14 sumur Dalam 302,24 lt/dt
2 Pembelian Air
Pembelian dari PDAM Badung 37,11 lt/dt
Pembelian dari PDAM Gianyar 13,98 lt/dt
Pembelian dari PTTB 49,15 lt/dt
3 Kapasitas Distribusi 769 lt/dt
4 Kehilangan Air 20,11 %
Sumber : PDAM Kota Denpasar
Tabel F.9
Jumlah Pelanggan PDAM Kota Denpasar
Pada tahun 2003, jumlah total air yang terdistribusi sebesar
30.061.527 m³. Jumlah air terpakai sebesar 24006919,04 m³,
dengan volume kebocoran sebesar 20,11% (6054607,96m3).
Bagi penduduk yang belum mendapat air bersih dari PDAM
diperoleh dengan membuat sumur gali/dangkal yang dibuat
secara pribadi. Sampai tahun 2002, panjang total pipa transmisi
dan distribusi dalam berbagai ukuran adalah 1.218.717 m.
11. F-11
Selama tahun 2003 terjadi penambahan sepanjang 21.357 m
dan panjang pipa saat ini adalah 1.240.074 m.
Tabel F.10
Kebutuhan Air Bersih Kota Denpasar
Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Denpasar dengan jumlah
penduduk 585.150 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar
78.995.250 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk
x 135 liter/orang/hari. Maka dapat kita lihat bahwa PDAM Kota
Denpasar telah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan air
bersih dengan memproduksi sebanyak 82.512.000 liter/hari. Se-
hingga kapasitas produksinya lebih sebanyak 3.516.750 liter/
hari, atau 40,7 liter/detik. Penanganan yang perlu dilakukan ada-
lah perlunya peningkatan jaringan distribusi, dengan melakukan
penambahan dan dengan mengurangi tingkat kebocoran.
2. Komponen Persampahan
Jumlah timbulan sampah Kota Denpasar tahun 2002 adalah
sebanyak 127.750 m3. Dari jumlah tersebut, sebagian besar
adalah sampah domestik yang mencapai 71,14%.
Manajemen pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota
Denpasar adalah penyapuan, pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan akhir. Kegiatan penyapuan, terutama di jalan-jalan
utama di Kota Denpasar dibagi dalam dua shift waktu, yaitu pagi
hari (06.00 – 11.00 WITA) dan siang – sore hari (12.00 – 17.00).
Kegiatan utama dalam proses penyapuan ini adalah menyapu
badan jalan dan telajakan rumah tangga di sepanjang jalan yang
dilayani. Pengumpulan sampah juga dilakukan dalam dua shift,
yaitu pagi hari (06.00 – 11.00 WITA) dan siang – sore hari (11.00
– 16.00). Kegiatan dalam pegumpulan sampah adalah ini adalah
mengatur, menjaga dan mengawasi pembuangan sampah di
lokasi container dan transfer depo. Kegiatan pengangkutan
sampah ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan
dalam empat shift, seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
12. F-12
Tabel F.11
Kegiatan Operasional Pengangkutan Sampah
Shift Waktu (WITA) Kegiatan
I II
III
IV
05.30 – 10.00
10.00 – 12.00
12.00 – 15.30
17.00 - selesai
Menaikkan dan mengangkut sampah rumah
tangga di sepanjang jalan yang dilayani
Menaikkan dan mengangkut sampah ke atas
truck dari masing-masing transfer depo
Menaikkan dan mengangkut sampah rumah
tangga di sepanjang jalan yang dilayani
Peran serta masyarakat Kota Denpasar dalam pengelolaan
sampah sangat tinggi. Selain dilakukan oleh Dinas Kebersihan
dan Pertamanan, pengelolaan persampahan di Kota Denpasar
juga dilakukan oleh Dinas Pasar, swasta dan swakelola. Di Kota
Denpasar, terdapat 172 banjar/kelompok Pelaksana Swakelola
Kebersihan yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu:
a. Denpasar Timur : 39 Banjar/Kelompok,
b. Denpasar Selatan : 51 Banjar/Kelompok,
c. Denpasar Barat : 82 Banjar/Kelompok.
Volume sampah yang ditangani di Kota Denpasar masing-
masing pengelola adalah DKP sebanyak 1.418 m³, PD. Pasar
sebanyak 140 m³, Swasta sebanyak 46 m³ dan Swakelola se-
banyak 300 m³. Total volume sampah yang ditangani adalah
sebanyak 1.904 m³.
Pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan, yang meliputi
pengadaan, pemeliharaan dan penyimpanan angkutan di DKP
Kota Denpasar dilakukan oleh Sub Dinas Sarana dan Prasarana.
Jumlah alat angkut dan sarana pendukungnya sebanyak 113
unit. Dari jumlah tersebut, 64 unit dalam kondisi baik, 19 unit
sedang, 19 unit rusak ringan dan 11 unit rusak berat. Ditinjau
dari segi umur, 60 unit berumur dibawah 5 tahun, 34 unit ber-
umur 5-10 tahun dan sisanya 19 unit berumur diatas 10 tahun.
13. F-13
Tabel F.12
Data Kondisi Sarana Persampahan
No. Jenis Sarana
Jumlah
(unit)
Kondisi (unit)
Baik Sedang Rusak
Rusak
Berat
1 Dump truck 42 20 10 8 4
2 Container 21 15 1 3 2
3 Tangki air 10 5 3 2 -
4 Arm roll 8 4 1 1 2
5 Mobil tangga 3 2 1 - -
6 Tangki Tinja 1 - 1 - -
7 Kijang Pick up 6 3 2 1 -
8 Kijang Station 2 1 - 1 -
9 Mitsubishi L300 station 2 - - 2 -
10 WC VIP 1 - - 1 -
11 Jeep daihatsu 1 1 - - -
12 Truck engkel (roda 4) 3 3 - - -
13 Truck biasa (6 roda) 4 4 - - -
14 Bulldozzer 3 1 - - 2
15 Excavator 3 2 - - 1
16 Wheel Loader 1 1 - - -
17 Skid Steu Louder 1 1 - - -
18 Mini hidraulik Excavator 1 1 - - -
Jumlah 113 64 19 19 11
Sumber : DKP Kota Denpasar.
Kegiatan pembuangan akhir sampah ditetapkan di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang berada Desa Suwung
Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Lokasi TPA dengan sum-
ber sampah berada pada jangkauan 9 km. Sampah yang akan
masuk ke TPA Suwung diseleksi, dan dilakukan pelarangan
terhadap sumber sampah seperti:
a. Sampah medis (rumah sakit)
b. Sampah dari barang pecah belah
c. Sampah ban bekas, karet dan sejenisnya yang mudah
terbakar
d. Segala macam bangkai
e. Tinja.
14. F-14
Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di
dusun Suwung dengan luasan areal 22 ha dan akan diperluas
menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertam-
bahan volume sampah yang dihasilkan dengan tidak langsung
yaitu penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengu-
rangi sampah yang akan dihasilkan dan secara tidak langsung
dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce),
menggunakan kembali (recycle). Teknologi yang akan digunakan
diharapkan mampu meminimalisasi dampak yang timbul, dan
dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga masyarakat dapat
mengerti dan menerima bahwa permasalahan sampah tidak saja
menjadai tanggung jawab pemerintah.
Tabel F.13
Kebutuhan Komponen Sampah Kota Denpasar
Jumlah
Penduduk
Timbulan
Sampah Kota
Besar
Perkiraan
timbulan
sampah
total
Sampah
yang
terangkut
saat ini
Selisih
585.150
3,25
liter/orang/hari
1.901,738
m3
630,66
m3
1.271,076
m3
Sumber : Analisis.
Sesuai dengan standar kota besar, yaitu tingkat timbulan
sampah sebanyak 3,25 liter/orang/hari, Kota Denpasar dengan
jumlah penduduk 585.150 jiwa, menghasilkan 1.901,738 m³
timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x
3,25/1000. Namun Kota Denpasar baru dapat mengelola
sebanyak 630,66 m³. Sehingga banyaknya sampah yang belum
terlayani adalah 1.271,076 m³.
3. Komponen Sanitasi/Limbah Cair
Limbah cair dapat berasal dari rumah penduduk (limbah
domestik) dan limbah dari kegiatan lain seperti pasar, pariwisata,
dan lain-lain (limbah non domestik). Volume limbah cair sangat
berhubungan dengan kepadatan dan jenis kegiatan penduduk.
Selama ini limbah domestik tidak dianggap sebagai penyebab
tercemarnya lingkungan. Ini juga diindikasikan oleh tercemarnya
sungai-sungai dan sumur oleh minyak-lemak. Masih banyaknya
penduduk yang menggunakan sumur gali sebagai sumber air
minum, maka syarat kesehatan seperti jarak sumur dengan
15. F-15
jamban minimal 10 meter, harus dipenuhi, namun hal ini semakin
sulit dipenuhi karena kepadatan penduduk semakin tinggi dan
apalagi bila terjadi di daerah pesisir yang tanahnya bersifat
porous. Kota Denpasar belum memiliki instalasi pengolahan
limbah cair, sehingga ini menjadi masalah yang serius. Kota
Denpasar sangat mendesak mempunyai instalasi pengolahan air
limbah (IPAL).
Tabel F.14
Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air Minum Ke
Tempat Penampungan Limbah Kota Denpasar Tahun 2002
Jumlah KK
Jarak ke Penampungan Kotoran / Tinja Terdekat (m)
< 10 ≥ 10 Tidak tahu
73.180 29,21 51,28 19,51
Sumber: Susenas 2002
Jumlah KK menggunakan air minum dari sumber air tanah
4. Komponen Drainase
Panjang total saluran drainase di Kota Denpasar adalah 138,2
km, terdiri dari saluran primer sepanjang 58,15 km dan saluran
sekunder 80,05 km. Kondisi saluran, 65% baik dan 35% buruk.
Daerah genangan dan banjir di Kota Denpasar dibagi dalam lima
wilayah utama yaitu:
a. Sistem I Drainase Tukad Badung dan Sekitarnya
b. Sistem II Drainase Tukad Ayung dan Sekitarnya
c. Sistem III Drainase Tukad Mati dan Sekitarnya
d. Sistem IV Drainase Niti Mandala Renon dan Sekitarnya
e. Sistem V Drainase Pemogan dan Sekitarnya
Genangan terparah terjadi pada wilayah Sistem III Drainase
Tukad Mati dan Sekitarnya, tepatnya di daerah perumahan
Monang Maning, yang mencapai kedalaman genangan 1,00 m.
Penyebabnya, dimensi saluran drainase yang ada terlalu kecil
(30 x 30 cm) dan terlalu banyak sedimen di dalam saluran.
5. Komponen Jalan
Akibat melonjaknya jumlah penduduk, berbagai persoalan
muncul dan yang paling kasat mata adalah soal kemacetan.
Jalan-jalan utama seperti jalan Gadjah Mada, jalan Surapati, dan
jalan Hayam Wuruk, bahkan dijalan-jalan sekunder selalu
dipadati berbagai jenis kendaraan. Menurut data Dinas
16. F-16
Perhubungan Denpasar, jumlah kendaraan bermotor di kota ini
hanya 41.545 buah. Padatnya jalan-jalan di kota Denpasar
karena juga dipenuhi kendaraan dari Kabupaten Badung yang
memang tak terpisahkan dari kota Denpasar. Data dari polres
menunjukkan jumlah kendaraan mencapai 568.326 buah dan
jumlah ini tentu saja akan terus bertambah. Padahal panjang
jalan kota Denpasar dalam lima tahun terakhir tak beranjak dari
483,22 kilometer. Dan utk memperlebar jalan nyaris tidak
mungkin. Kondisi jalan umumnya sempit-sempit, dan kiri-kanan
jalan telah dipenuhi banyak rumah dan pura. Panjang jalan di
kota Denpasar sejauh 483.22 km. 72% termasuk dalam kondisi
bagus, , 11% kondisi cukup bagus dan 17% termasuk dalam
kondisi buruk. Terdapat 102 fasilitas jembatan dalam kondisi
yang cukup baik. Pada tahun 2000, terdapat kendaraan bermotor
449.904, 78.850 mobil dan kendaraan penumpang kecil 24.993,
4.616 armada bis, dan 341.445 motor roda dua. Sebanyak 237
penumpang armada bis dilayani dalam 265 rute ke dan dari luar
propinsi di seluruh Indonesia.
Tabel F.15
Konstruksi Dan Kondisi Jalan Di Kota Denpasar
Dirinci Menurut Kelas Jalan Tahun 2003
Jenis Jalan
Panjang
Jalan (Km)
Konstruksi Kondisi Jalan
Aspal
(Km)
Belum
beraspal
(Km)
Baik
(Km)
Sedang
(Km)
Jelek
(Km)
1. Jalan Negara/Jalan
Nasional dan
Propinsi
73,290 73,290 0,000 63,510 9,780 0,000
1.1. Jalan
Negara/Nasional
59,370 59,370
-
51,900 7,470
-
1.2. Jalan Propinsi 13,920 13,920 - 11,610 2,310 -
2. Jalan Utama Dalam
Kota Denpasar
143,000 143,000 0,000 133,220 9,780 0,000
2.1. Jalan Negara/
Nasional
59,370 59,370
-
51,900 7,470
-
2.2. Jalan Propinsi 13,920 13,920 - 11,610 2,310 -
2.3. Jalan Kota 69,710 69,710 - 69,710 - -
3. Jalan Sekunder
Dalam Kota
Denpasar
369,677 312,807 56,870 260,807 50,950 57,920
17. F-17
Jenis Jalan
Panjang
Jalan (Km)
Konstruksi Kondisi Jalan
Aspal
(Km)
Belum
beraspal
(Km)
Baik
(Km)
Sedang
(Km)
Jelek
(Km)
3.1. Jalan
Negara/Nasional
- - - - - -
3.2. Jalan Propinsi - - - - - -
3.3. Jalan Kota
Denpasar
369,677 312,807 56,870 260,807 50,950 57,920
4. Jalan Utama dan
Sekunder Kota
Denpasar
439,387 382,517 56,870 330,517 50,950 57,920
Jumlah 512,677 455,807 56,870 394,027 60,730 57,920
Sumber: DPU Kota Denpasar 2003
18. F-18
F.2. Badung
F.2.1. Profil Wilayah
Kabupaten Badung, satu dari delapan kabupaten dan satu kota di
Bali, secara fisik mempunyai bentuk unik menyerupai sebilah "keris",
yang merupakan senjata khas masyarakat Bali. Keunikan ini
kemudian diangkat menjadi lambing daerah yang merupakan simbol
semangat dan jiwa ksatria yang sangat erat hubungannya dengan
perjalanan historis wilayah ini, yaitu peristiwa "Puputan
Badung".Semangat ini pula yang kemudian melandasi motto
Kabupaten Badung yaitu "Cura Dharma Raksaka" yang artinya
Kewajiban Pemerintah adalah untuk melindungi kebenaran dan
rakyatnya.Terletak pada posisi 08º14'17" - 08º50'57" Lintang Selatan
dan 115º05'02" - 115º15' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-
tengah Pulau Bali. Mempunyai wilayah seluas 418,52 km² ( 7,43%
luas Pulau Bali), bagian utara daerah ini merupakan daerah
pegunungan yang berudara sejuk, berbatasan dengan kabupaten
Buleleng, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah
dengan pantai berpasir putih dan berbatasan langsung dengan
Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah persawahan
dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan
Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar disebelah timur, sedangkan
di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tabanan.
Gambar F.4
Peta Kabupaten Badung
Sumber: http://regionalinvestment.com
19. F-19
Kabupaten Badung merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki
dua musim yaitu musim kemarau (April - Oktober) dan musim hujan
(Nopember - Maret), dengan curah hujan rata-rata pertahun antara
893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 - 30ºC dengan Kelembaban
udara rata-rata mencapai 79%.Secara administratif Kabupaten
Badung terbagi menjadi 6 ( enam) wilayah Kecamatan yang
terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu Kecamatan Petang,
Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan. Disamping
itu di wilayah ini juga terdapat 16 Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar
Dinas, 164 Lingkungan 8 Banjar Dinas Persiapan dan 8 Lingkungan
Persiapan.Selain Lembaga Pemerintahan seperti tersebut di atas, di
Kabupaten Badung juga terdapat Lembaga Adat yang terdiri dari 120
Desa Adat, 523 Banjar dan 523 Sekaa Teruna. Di Kabupaten
Badung juga terdapat 1 BPLA Kabupaten dan 6 BPLA Kecamatan
serta 1 Widyasabha Kabupaten dan 6 Widyasabha Kecamatan.
Lembaga – lembaga adat ini memiliki peran yang sangat strategis
dalam pembangunan di wilayah Badung pada khususnya dan Bali
pada umumnya. Sebagaimana lazimnya sebuah lembaga, anggota
masyarakat adat ini terikat dalam suatu aturan adat yang disebut
awig - awig. Keberadaan awig-awig ini sangat mengikat warganya
sehingga umumnya masyarakat sangat patuh kepada adat. Oleh
karena itu keberadaan Lembaga Adat ini merupakan sarana yang
sangat ampuh dalam menjaring partisipasi masyarakat. Banyak
program yang dicanangkan pemerintah berhasil dilaksanakan
dengan baik di daerah ini, berkat keterlibatan dan peran serta
lembaga adat yang ada.
F.2.2. Kependudukan
Menurut data tahun 2009, jumlah penduduk di Kabupaten Badung
adalah sebesar 388.514 jiwa dan 95.553 KK. Jumlah penduduk
perkecamatan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Badung
Kecamatan
Luas
Wilayah
(km²)
Laki-
Laki
Perempuan Jumlah
Jumlah
KK
Kuta
Selatan
101,13 36153 34814 70967 16985
Kuta 17,52 20202 19133 39335 9182
Kuta Utara 33,86 30407 29953 60360 14685
20. F-20
Kecamatan
Luas
Wilayah
(km²)
Laki-
Laki
Perempuan Jumlah
Jumlah
KK
Mengwi 82,00 53753 54716 108469 25043
Abiansemal 69,01 40399 40592 80991 22069
Petang 115,00 14292 14100 28392 7589
JUMLAH 418,52 195206 193308 388514 95553
Sumber : http://www.badungkab.go.id
F.2.3. Religi
Hindu Dharma / Agama Hindu adalah Agama yang dianut oleh
sekitar 95% dari jumlah penduduk Bali, sedangkan 5% sisanya
adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Kong
Hu Cu. Tujuan hidup sesuai ajaran Hindu adalah Untuk mencapai
keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan bathin / Moksartham
Jagadhita ya ca iti dharma.
Didalam usaha mencapai tujuan itu, masyarakat Hindu
mewujudkannya melalui tiga kerangka dasar yaitu :
1. Tatwa / Filosofi,
2. Susila / etika, norma,
3. Upacara / yadnya, yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa
ajaran keyakinan.
F.2.4. Industri Kecil
Pembangunan sektor Industri khususnya Industri Kecil di Kabupaten
Badung merupakan salah satu sektor unggulan atau sektor prioritas
dalam pembangunan Kabupaten Badung yang diarahkan untuk
terwujudnya usaha kecil menengah yang mandiri, ramah lingkungan
serta tangguh dan maju menuju masyarakat adil, sejahtera dan ajeg
F.2.5. Komoditi Unggulan
Daftar prioritas komoditi industri unggulan di kabupaten badung
1. Ukiran Kayu selain furniture
2. Garmen
3. Perak
4. Keramik
5. Pangan (khusus roti dan kue)
6. Batu bata dari tanah liat
7. Anyam-anyaman dari rotan dan bambu
8. Barang-barang semen dan kapur untuk konstruksi
21. F-21
9. Genteng dari tanah liat
10. Kerajinan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
F.2.6. Sektor Unggulan
Keindahan alam serta keunikan seni dan budaya yang dijiwai dan
bernafaskan agama Hindu, serta ditunjang oleh banyaknya objek
wisata serta berbagai sarana akomodasi bertaraf internasional
seperti hotel, restaurant & bar, biro perjalanan wisata dan adanya
berbagai atraksi wisata yang terdapat di wilayah ini, menjadikan
sektor pariwisata sebagai primadona dan sumber pendapatan utama
bagi Kabupaten Badung. Lebih dari 90% pendapatan asli daerah
(PAD) Kabupaten Badung diperoleh dari sektor ini dan
pengembangan kepariwisataan di daerah ini dilakukan secara
selektif dengan selalu berpedoman pada pengembangan Pariwisata
dan pelestarian budaya. Objek wisata yang dapat dikunjungi dan
menjadi pemasukan bagi daerah tersebut antara lain Pantai Padang-
Padang, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta, Pantai Dreamland, Garuda
Wisnu Kencana, Tanjung Benoa, Waterboom Park, Pura Taman
Ayun, Pura Uluwatu, dan lain sebagainya.
Selain pariwisata, sektor lain yang diunggulkan adalah pertanian
serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pembangunan
sektor pertanian di Kabupaten Badung terutama diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu pengembangannya
juga diarahkan untuk menunjang sektor pariwisata, karena keaneka
ragaman sumber pangan yang ada di daerah ini juga dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Sementara itu
pembangunan sektor industri diarahkan pada pembangunan dan
pengembangan sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga
terutama industri kecil dan kerajinan yang menunjang sektor
pariwisata, dan selebihnya dikembangkan untuk tujuan ekspor dan
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Beberapa industri kerajinan
khas yang terdapat di daerah ini antara lain : Kerajinan Patung kayu,
Keramik dan Terakota, Industri Tedung (payung), Industri Anyaman
Bambu, Industri Meubel dari Bongkol Kepala, Kerajinan Perak,
Kerajinan Dulang, Kerajinan Besai dan Kerajinan Uang Kepeng.
Menyesuaikan dengan kondisi dan potensi wilayahnya, maka
Kabupaten Badung dibagi menjadi 3 wilayah Pembangunan yaitu:
1. Wilayah Pembangunan Badung Utara
Meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Petang dan
22. F-22
Abiansemal dengan pengembangan wilayah di Blahkiuh,
dengan dominasi aktivitas perkebunan, tanaman pangan, wisata
alam, peternakan, kerajinan rumah tangga dan konservasi alam.
2. Wilayah Pembangunan Badung Tengah
Meliputi Kecamatan Mengwi dengan pusat pengembangan di
Mengwi dengan dominasi aktivitas pertanian, peternakan,
pariwisata budaya serta industri kecil dan kerajinan rumah
tangga.
3. Wilayah Pembangunan Badung Selatan
Meliputi Kecamatan Kuta Selatan, Kuta dan Kuta Utara dengan
pusat pengembangan di Kuta dan dominasi aktivitas pariwisata,
pendidikan, perikanan, industri kecil, serta perdagangan dan
jasa.
23. F-23
F.3. Gianyar
F.3.1. Profil Wilayah
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota
yang ada di Propinsi Bali. Secara astronomis terletak diantara
8°18°48° dan 8°38°58° Lintang Selatan (LS) dan 115°22°23° Bujur
Timur (BT). Wilayah bagian utara dibatasi Kabjupaten Bangli,
sebelah Timur Kabupaten Klungkung. Sedangkan bagian selatan
dibatasi Kota Denpasar dan bagian baratnya berbatasan dengan
Kabupaten Badung.
Luas wilayah Kabupaten Gianyar 368 Km² atau 36.800 ha tersebar
pada 7 (tujuh) Kecamatan. Secara administrasi Kabupaten Gianyar
memiliki 63 Desa dan 6 Kelurahan, banjar Dinas berjumlah 541, dan
Desa Adatnya 269 buah serta subak 515 buah. Jumlah penduduk
Gianyar tahun 2004 (Supas 2004) mencapai 422.186 jiwa, laki-laki
214.903 jiwa (50,90%) dan perempuan 207.293 jiwa (49,10%)
dengan tingkat kepadatan 1.147 jiwa/km². Sebab dengan tanah-
tanah datar yang ada, masyarakatnya sebagian besar bertani
dengan memanfaatkan lahan secara maksimal.
Gambar F.5
Peta Kabupaten Gianyar
Sumber: http://regionalinvestment.com
24. F-24
F.3.2. Sungai
Rata-rata semua Kabupaten di Bali memiliki sungai. Dari 247 buah
sungai yang terdapat di bali, 13 di antaranya mengalir di Kabupaten
Gianyar. Masyarakat memanfaatkan aliran sungai selain untuk
kebutuhan tanah pertanian juga kepentingan lain. Bahkan dengan
maraknya perkembangan pariwisata, aliran sungai dimanfaatkan
untuk kegiatan wisata. Sungai-sungai yang penting di Gianyar adalah
Sungai Wos dengan panjang 45,5km, Sungai Petanu (37 km),
Sungai Sangsang (36 km), Sungai Yeh Hoo (22 km) Sungai Ayung,
Sungai Yeh Embang, Sungai Yeh Mumbul dan Sungai Balian.
F.3.3. Laut
Kabupaten Gianyar memiliki Panjang pantai seluruhnya berkisaran
20 Km. Pantai pada umumnya landai kecuali dibeberapa tempat
agak curam karena terjadinya abrasi tanah sekitarnya.
Pantai yang membentang rata-rata berpasir hitam. Masyarakat
sekitarnya belum banyak memanfaatkan potensi laut yang ada.
Sebagian kecil melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan
peralatan yang masih sederhana. Dengan perkembangan terakhir.
Sejumlah pemilik modal mulai mengembangkan lahan sekitar pantai
untuk budidaya tambak udang. Meski dalam areal yang terbatas.
Pemanfaatan laut untuk pariwisata mulai di kembangkan seperti
selancar di Kawasan Pantai Masceti Keramas. Kebijakan dibukanya
wilayah Gianyar bagian timur sebagai kawasan wisata diharapkan
dapat lebih menyemarakan dapat lebih menyemarakkan
pemanfaatan potensi pantai.
F.3.4. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan selama tiga tahun terakhir (2006,
2007 dan 2008), penduduk Kabupaten Gianyar menunjukkan
adanya peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat
setiap tahunnya. Penduduk Gianyar yang berjumlah 411.423 jiwa
pada tahun 2006 meningkat menjadi 417.350 jiwa pada tahun
2007 dan pada akhir tahun 2008 penduduk Gianyar telah
berjumlah 424.738 jiwa. Jadi dalam tiga tahun terakhir saja
penduduk Gianyar telah meningkat sebesar 13.315 jiwa.
Penduduk ini tersebar secara tidak merata di 7 Kecamatan
dengan Kecamatan Sukawati memiliki jumlah penduduk terbesar
25. F-25
yaitu sebesar 85.794 jiwa dan Payangan dengan jumlah
penduduk sebesar 40.663 jiwa merupakan Kecamatan yang
memiliki jumlah penduduk yang paling kecil. Data selengkapnya
seperti tabel berikut ini.
Tabel F.16
Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar
Tahun 2006, 2007 dan 2008
No. Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
1 Sukawati 83.028 84.224 85.794
2 Blahbatuh 60.393 61.263 62.185
3 Gianyar 80.051 81.205 82.622
4 Tampaksiring 42.996 43.616 44.347
5 Ubud 59.801 60.663 61.748
6 Tegallalang 45.715 46.374 47.379
7 Payangan 39.439 40.005 40.663
Jumlah 411.423 417.350 424.738
2. Perkembangan Penduduk
Perkembangan penduduk Gianyar yang cenderung meningkat
dalam tiga tahun terakhir mempunyai laju pertumbuhan
penduduk yang cenderung meningkat pula yaitu rata-rata 1,441
% pada tahun 2006-2007 dan rata-rata 1,77 % pada tahun 2007-
2008. Sedangkan Laju pertumbuhan penduduk dimasing-masing
Kecamatan pada tahun 2006-2007 cenderung merata di kisaran
1,435 % sampai 1,442 % sedangkan setahun terakhir laju
pertumbuhannya bervariasi antara 1,50 % sampai 2,17 % per
tahun. Kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk
tertinggi adalah Kecamatan Tegallalang dan yang terendah
adalah Kecamatan Blahbatuh. Data selengkapnya seperti tabel
berikut.
Tabel F.17
Laju Pertumbuhan Penduduk Gianyar Tahun 2006-2007 dan 2007-2008
No Kecamatan
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jml
Penduduk
Th. 2006
Jml
Penduduk
Th. 2007
LPP
(2006-
2007)
Jml
Penduduk
Th. 2008
LPP
(2007-
2008)
1 Sukawati 83.028 84.224 1,440 % 85.794 1,86 %
26. F-26
No Kecamatan
Laju Pertumbuhan Penduduk
Jml
Penduduk
Th. 2006
Jml
Penduduk
Th. 2007
LPP
(2006-
2007)
Jml
Penduduk
Th. 2008
LPP
(2007-
2008)
2 Blahbatuh 60.393 61.263 1,441 % 62.185 1,50 %
3 Gianyar 80.051 81.205 1,442 % 82.622 1,74 %
4 Tampaksiring 42.996 43.616 1,442 % 44.347 1,68 %
5 Ubud 59.801 60.663 1,441 % 61.748 1,79 %
6 Tegallalang 45.715 46.374 1,442 % 47.379 2,17 %
7 Payangan 39.439 40.005 1,435 % 40.663 1,64 %
Jumlah 411.423 417.350 1,441 %
(rata-
rata)
424.738 1,77 %
(rata-
rata)
Dengan semakin membaiknya derajat kesehatan masyarakat
dan naiknya tingkat harapan hidup berpengaruh terhadap
semakin kecilnya angka kematian. Sementara angka kelahiran
sepanjang tahun 2008 tercatat hampir tiga kali lipat dari angka
kematian, dimana sepanjang tahun 2008 tercatat angka
kelahiran mencapai 4.170 jiwa sementara angka kematian
sebesar 1.443 jiwa. Dalam hitungan Crude Birth Rate angka
kelahiran ini memang masih tergolong rendah yaitu sekitar 10
kelahiran setiap 1.000 penduduk Gianyar pada tahun 2008,
tetapi hal ini tetap berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk
secara alami. Sepanjang tahun 2008 angka kelahiran di
Kecamatan Tegallalang merupakan yang tertinggi se-Kabupaten
Gianyar yaitu sebesar 1.594 jiwa, yang dalam hitungan Crude
Birth Rate angka kelahiran ini tergolong tinggi yaitu mencapai 34
kelahiran pada setiap 1.000 penduduk di Kecamatan ini,
sehingga menyebabkan Kecamatan Tegallalang mempunyai laju
pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun 2008.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk bukan saja terjadi pada
pertumbuhan penduduk alami yang disebabkan oleh kelahiran
dan kematian tetapi juga disebabkan oleh pertumbuhan sosial
yaitu migrasi penduduk, dimana dalam setahun terakhir jumlah
penduduk yang datang ke Kabupaten Gianyar jauh lebih besar
daripada jumlah penduduk yang pindah. Kecamatan Sukawati
yang merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar
di Kabupaten Gianyar berada di peringkat teratas dalam hal
pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh migrasi. Sampai
akhir tahun 2008 di Kecamatan Sukawati penduduk datang
tercatat 535 jiwa sedangkan yang pindah tercatat 231 jiwa. Hal
27. F-27
ini bisa dimaklumi karena letak geografis Kecamatan Sukawati
yang berdekatan dengan Kota Denpasar sehingga wilayah
Sukawati dipilih sebagai tempat tinggal bagi mereka yang
bekerja di Kota Denpasar dan sekitarnya. Hal sebaliknya terjadi
di Kecamatan Payangan, dimana dalam kurun waktu yang sama
penduduk yang datang tercatat 92 jiwa sementara yang pindah
98 jiwa. Letak Kecamatan Payangan yang jauh dari pusat Kota
Gianyar menyebabkan penduduk yang datang cenderung lebih
sedikit daripada yang pindah. Data selengkapnya seperti tabel
berikut ini.
Tabel F.18
Data Penduduk Lahir/Mati dan Datang/Pindah di Kab. Gianyar
Tahun 2008
No Kecamatan
Penduduk ( jiwa)
Lahir Mati Datang Pindah
1 Sukawati 420 223 535 231
2 Blahbatuh 425 246 348 156
3 Gianyar 603 252 294 215
4 Tampaksiring 323 128 123 64
5 Ubud 509 182 337 115
6 Tegallalang 1.594 287 245 118
7 Payangan 296 125 92 98
Jumlah 4.170 1.443 1.974 997
3. Kepadatan Penduduk
Kabupaten Gianyar mempunyai luas wilayah 368,00 Km² atau
6,53% dari luas Pulau Bali. Wilayah seluas ini terbagi dalam 7
kecamatan dengan luas masing-masing kecamatan yang
bervariasi. Sampai akhir tahun 2008 Kabupaten Gianyar
mempunyai angka kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1.154
jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini terbilang cukup
tinggi dan masih menempatkan Kabupaten Gianyar sebagai
Kabupaten dengan penduduk terpadat nomor tiga se-Provinsi
Bali setelah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Penyebaran
penduduk Gianyar pada tahun 2008 menunjukkan Kecamatan
Gianyar sebagai Kecamatan yang paling padat dengan tingkat
kepadatan 1.633 jiwa/Km² . Angka tersebut menunjukkan
Kecamatan Gianyar memiliki tingkat kepadatan diatas rata-rata
kepadatan Kabupaten Gianyar. Kecamatan lain yang memiliki
28. F-28
tingkat kepadatan diatas rata-rata kepadatan Kabupaten yaitu
Kecamatan Blahbatuh, Sukawati dan Ubud. Sementara tiga
Kecamatan lainnya yaitu Tampaksiring, Tegallalang dan
Payangan mempunyai tingkat kepadatan dibawah rata-rata
kepadatan Kabupaten. Dengan tingkat kepadatan yang hanya
536 jiwa/Km² menempatkan Kecamatan Payangan sebagai
Kecamatan dengan tingkat Kepadatan yang paling rendah di
Kabupaten Gianyar. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.
Tabel F.19
Tabel Kepadatan Penduduk Kabupaten Gianyar
No Kecamatan
Luas
(Km2
)
Jumlah Penduduk ( jiwa)
Kepadatan
(jiwa/Km2
)
Laki-
Laki
Perempuan Jumlah
1 Sukawati 55,02 43.180 42.614 85.794 1.559
2 Blahbatuh 39,70 31.585 30.600 62.185 1.566
3 Gianyar 50,59 41.804 40.818 82.622 1.633
4 Tampaksiring 42,63 22.620 21.727 44.347 1.040
5 Ubud 42,38 31.556 30.192 61.748 1.457
6 Tegallalang 61,80 23.346 24.033 47.379 767
7 Payangan 75,88 20.445 20.218 40.663 536
Jumlah 368,00 214.536 210.202 424.738
1.154
(rata-rata)
Sumber: www.gianyarkab.go.id
Jumlah penduduk Gianyar berdasarkan perbandingan jenis
kelamin dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ( 2006, 2007,
2008) menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki selalu lebih
besar daripada penduduk perempuan dengan selisih jumlah
yang semakin mengecil setiap tahunnya. Pada tahun 2006, sex
ratio penduduk gianyar adalah 102,35 % lalu menjadi 102,14 %
pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 sex ratio menjadi 102,06
% dengan selisih jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
4.334 jiwa lebih banyak daripada penduduk berjenis kelamin
perempuan. Sementara dari 7 Kecamatan di Kabupaten Gianyar
menunjukkan bahwa dari data tiga tahun terakhir, hanya
Kecamatan Tegallalang yang selalu mempunyai jumlah
penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki
dengan sex ratio 97,14 % pada tahun 2008. Sedangkan
Kecamatan Ubud mempunyai perbandingan jumlah penduduk
29. F-29
dengan selisih yang paling besar dimana penduduk laki-laki
selalu lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan
selisih rata-rata diatas 1.200 jiwa. Bahkan dengan sex ratio
104,52 % pada tahun 2008, penduduk laki-laki di Kecamatan
Ubud telah lebih banyak 1.364 jiwa daripada penduduk
perempuan. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.
Tabel F.20
Sex Ratio Penduduk Gianyar Tahun 2006, 2007 dan 2008
No Kecamatan
Tahun 2006
Laki-Laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Sex Ratio
( %)
1 Sukawati 41.822 41.206 83.028 101,49
2 Blahbatuh 30.681 29.712 60.393 103,26
3 Gianyar 40.522 39.529 80.051 102,51
4 Tampaksiring 21.992 21.004 42.996 104,70
5 Ubud 30.538 29.263 59.801 104,36
6 Tegallalang 22.708 23.007 45.715 98,70
7 Payangan 19.834 19.605 39.439 101,17
Jumlah 208.097 203.326 411.423
102,35
(rata-rata)
No Kecamatan
Tahun 2007
Laki-Laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Sex Ratio
( %)
1 Sukawati 42.425 41.799 84.224 101,50
2 Blahbatuh 31.123 30.140 61.263 103,26
3 Gianyar 41.106 40.099 81.205 102,51
4 Tampaksiring 22.238 21.378 43.616 104,02
5 Ubud 30.978 29.685 60.663 104,36
6 Tegallalang 22.896 23.478 46.374 97,52
7 Payangan 20.120 19.885 40.005 101,18
Jumlah 210.886 206.464 417.350
102,14
(rata-rata)
No Kecamatan
Tahun 2008
Laki-Laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Sex Ratio
( %)
1 Sukawati 43.180 42.614 85.794 101,33
2 Blahbatuh 31.585 30.600 62.185 103,22
3 Gianyar 41.804 40.818 82.622 102,42
30. F-30
4 Tampaksiring 22.620 21.727 44.347 104,11
5 Ubud 31.556 30.192 61.748 104,52
6 Tegallalang 23.346 24.033 47.379 97,14
7 Payangan 20.445 20.218 40.663 101,12
Jumlah 214.536 210.202 424.738
102,06
(rata-rata)
Gianyar, 18 Pebruari 2009, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Gianyar.
F.3.5. Listrik dan Air Minum
Berkat terobosan yang tidak henti-hentinya dari Pemerintah
Kabupaten Gianyar seluruh Desa dan Kelurahan di Kabupaten
Gianyar sudah terjangkau oleh kedua jenis fasilitas yang strategis ini.
Bahkan untuk listrik seluruh dusun sudah menikmatinya. Total
pelanggan listrik pada tahun tahun 2005 adalah 75.342.
Data menunjukkan selama lima tahun terakhir pelanggan listrik terus
meningkat. Untuk pelayanan kepada pelanggan banyaknya KWH
terpakai adalah 147.571.002 KWH. Jenis penggunaan yang
terbanyak adalah untuk rumah tempat tinggal : 90.295.241 KWH
berarti hampir sebagian besar yaitu 61,19 %. Untuk usaha ekonomi
sebesar 37.877.370 KWH, untuk penerangan jalan 14.237.835 KWH,
lainnya adalah untuk Badan Sosial dan Pemerintah.
Gambaran produksi dan distribusi Air Minum di Kabupaten Gianyar
tahun anggaran 2005 selengkapnya dapat disimak pada Tabel 6.3.4
dan Tabel 6.3.5. Dari total produksi 610,00 liter per detik
didistribusikan sebesar 555 liter per detik dengan jumlah sambungan
40.304 unit.
Penggunaan air minum tahun anggaran 2005 adalah 12.642.274 m³
dengan rincian penggunaan sebagai berikut : rumah tempat tinggal
62,56 %; usaha (toko, industri dan hotel) 4,05 %; Instansi
Pemerintah 2,11 %. Badan-badan sosial seperti rumah sakit, tempat
peribadatan menggunakan sekitar 1,60% dan pelanggan khusus
mencapai 3,80 % sedangkan nilai susut/hilang diperkirakan
mencapai 23,36 %.
F.3.6. Sosial
Dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat, pendidikan
menjadi kata kuncinya. Untuk itu perlu terus ditingkatkan partisipasi
sekolah penduduk; yang konsekwensinya perlu tersedia sarana fisik
pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Tabel 4.1.1 hingga
31. F-31
Tabel 4.1.5 memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah
sekolah, murid dan guru kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sampai
dengan tahun 2005.
Sekolah Taman Kanak-Kanak ada 90 buah, Sekolah Dasar 287
buah, SLTP 42 buah, SMU dan sederajat ada 36 buah. Jumlah murid
dari semua tingkatan sekolah kecuali TK ada sebanyak 75.968 orang
meningkat 2,34 % dibanding tahun sebelumnya. Jumlah guru 5.495
orang pada tahun 2004 menjadi 5.783 orang pada tahun 2005. Ratio
murid terhadap guru untuk Sekolah Dasar 15 :1; SLTP 11 :1; dan
SMU 11:1 (Tabel 4.1.3). Dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun di
bandingkan dengan jumlah murid Sekolah Dasar pada tahun 2005
diketahui angka Partisipasi Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar
106,24 %.
Dilihat angka partisipasi per Kecamatan yang tertinggi ialah
Kecamatan Ubud 116,71 % dan yang terendah Kecamatan
Blahbatuh yaitu 97,95 % (Tabel 4.1.11). Sedangkan NER rata-rata
Kabupaten Gianyar tahun 2005 mencapai 90,94 %. Angka drop out
anak SD tahun 2005 mencapai 16 orang terbanyak di kecamatan
Sukawati yaitu 4 orang, kecamatan Tampaksiring dan Payangan
masing-masing 3 orang, kecamatan Blahbatuh, Ubud dan
Tegallalang masing-masing 1 orang, sedangkan kecamatan Gianyar
tidak ada yang drop out.
Selain merupakan daerah seni Gianyar juga banyak memiliki
perkumpulan olah raga seperti tenis meja, atletik, bola volly,
bulutangkis, sepak bola, pencak silat, basket dan tenis lapangan.
Dari berbagai macam jenis olah raga cabang atletik memiliki atelit
terbanyak yaitu sekitar 2.200 atelit, cabang bola volly berada pada
urutan kedua dengan 1.270 atelit, pencak silat 957 atelit, sepak bola
795 atelit dan cabang olah raga bulu tangkis yang cukup
memasyarakat hingga ke tingkat paling bawah memiliki atelit sekitar
739 atelit sedangkan tenis meja dan bola basket masing-masing
memiliki atelit 539 dan 225 atelit secara rinci dapat dilihat pada tabel:
4.1.17.
F.3.7. Kesehatan dan KB
Ketersediaan sarana kesehatan di Kabupaten Gianyar sampai
dengan akhir tahun 2005 adalah : Rumah Sakit Pemerintah ada satu
buah dengan 198 kapasitas tempat tidur. Rumah sakit swasta ada
dua buah dengan jumlah Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in Figures
32. F-32
63 tempat tidur 75 buah. Puskesmas 13 unit, tersebar di seluruh
Kecamatan, Puskesmas Pembantu pemerintah ada 56 buah.
Sedangkan yang swasta ada 5 buah. Disamping penyediaan sarana
kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat usaha penyediaan tenaga kesehatan juga ditingkatkan
(Tabel 4.2.6 dan Tabel 4.2.8). Jumlah Dokter di RSU Gianyar
sebanyak 43 orang.
Sedangkan di Puskesmas terdapat sekitar 45 orang. Kemampuan
daya tampung dan fasilitas Rumah Sakit Umum Gianyar diupayakan
peningkatannya. Selama tahun 2005 penyakit yang perlu dirawat
inapkan di Gianyar adalah bayi lahir hidup sesuai tempat lahir
dengan 940 kasus, yang terbanyak kedua persalinan tunggal
spontan 885 kasus, diare 625 kasus disusul demam tipoid dan
paratipoid 237 kasus. Khusus untuk pelayanan Keluarga Berencana
terdapat 69 buah Klinik KB yang tersebar di tujuh Kecamatan.
Peserta KB aktif di Kabupaten Gianyar sampai dengan Desember
2005 tercatat 58.670 Akseptor. Alat Kontrasepsi yang paling banyak
digunakan adalah IUD sebanyak, 40.193 atau 68,51 % dan terkecil
adalah IMPLANT sebesar 105 orang atau kurang dari satu persen.
Sedangkan Akseptor baru ada sebanyak 7.313 Jumlah PUS di
Kabupaten Gianyar 73.496.
F.3.8. Peradilan
Jumlah perkara Pidana Umum dan Pidana Khusus yang masuk di
Kantor Kejaksaan Negeri Gianyar tahun 2005 meningkat
dibandingkan tahun 2004 dari 294 menjadi 778 kasus. Sedangkan
Tahanan yang masuk jumlahnya meningkat dari 83orang menjadi
179 orang. Dari Kantor Pengadilan Negeri Gianyar tercatat
banyaknya terdakwa yang diselesaikan perkara pidananya dengan
berbagai jenis keputusan hukumannya tahun 2005 : 201 kasus
pidana. Jenis hukuman terbanyak adalah pidana penjara yaitu 201
putusan. Dari Tabel 4.3.8 diketahui jumlah Narapidana di Rumah
Tahanan Negara Gianyar 159 orang, laki-laki 149 orang dan
perempuan 10 orang.
Selama bulan Januari sampai Desember 2005 Kejahatan dan
Pelanggaran yang dilaporkan ke Polres Gianyar 325 kasus. Dari 33
jenis kejahatan yang dilaporkan ke Polres Gianyar kejahatan yang
terbanyak dilaporkan adalah Penganiayaan dengan 74 kasus disusul
pencurian kendaraan bermotor 37 kasus urutan ketiga penggelapan
dengan 32 kasus. Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in Figures 64
33. F-33
F.3.9. Agama
Sesuai dengan falsafah yang kita anut pelayanan kehidupan
beragama senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk
membina kerukunan dan menciptakan suasanayang kondusif. Tabel
4.4.1. menyajikan data jumlah pemeluk agama di Kabupaten Gianyar
tahun 2005 adalah Hindu 412.997 orang, Budha 700 orang, Islam
1.830 orang, Protestan 736 orang dan Katolik 556 orang. Jumlah
peribadatan umat Hindu sebanyak 4.277 buah terdiri dari Sad
Kahyangan , Dang Kahyangan, Kahyangan Tiga dan lainnya, Wihara
1 (satu) buah, Gereja 2 (dua) buah dan mesjid 4 (empat) buah.
Peranan Lembaga Adat sangat besar artinya bagi kelestarian
perkembangan agama Hindu serta kepentingan Kedinasan dan
Stabilitas sehingga perlu dipertahankan keberadaannya. Jumlah
desa adat 264 buah, banjar adat 523 buah dan organisasi Subak
(sawah dan tanah kering) berjumlah 494
F.3.10. Sosial Lainnya
Pemerintah Daerah dan Instansi Teknis terkait bersama masyarakat
terus berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial untuk
mewujudkan tata kehidupan serta penghidupan sosial yang bahagia
dari segi material dan spiritual. Usaha ini terutama diarahkan untuk
mengatasi masalah-masalah pokok dalam kesejahteraan sosial,
yaitu kemiskinan, ketertinggalan, keterlantaran dan korban bencana
alam. Tabel 4.5.1. menunjukkan banyaknya penderita cacat pada
tahun 2005 di Kabupaten Gianyar. Tuna netra (buta) ada 70 orang,
Tuna wicara (bisu-tuli) 66 orang, cacat anggota badan 301 orang,
cacat mental 259 orang. Berdasarkan hasil pendataan Sosial
Ekonomi Penduduk (PSE) 2005, di Kabupaten Gianyar terdapat
7652 rumahtangga miskin. Pendataan tahap I 6.473 rumahtangga
dan tahap susulan 1.179 rumah tangga terbanyak di kecamatan
Gianyar.
F.3.11. Perhubungan
1. Jalan, Jembatan dan Angkutan Darat
Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Diakui meningkatnya
pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan
untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu
lintas barang. Jalan yang diaspal sampai akhir tahun 2005 sudah
mencapai 649,33 Km seperti disajikan pada Tabel 8.1.1. Jumlah
34. F-34
jembatan pada tahun 2005 :61 buah. Jembatan Propinsi 9 buah,
jembatan Kabupaten 38 buah dan jembatan negara 14 buah.
Dari seluruh jembatan yang ada di daerah ini, hanya 4 buah
rusak berat sedang kan sisanya 57 buah (93,44 %) kondisinya
baik. Jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Gianyar
seluruhnya 4.812 buah, terdiri dari kendaraan umum 1.050 buah
(21,82 %) dan kendaraan tidak umum 3.762 buah (78,18 %).
Jenis kendaraan umum terdiri dari mobil penumpang 451 buah
(9,24 %), mobil bus 232 buah (4,83 %) dan mobil barang 4.124
buah (85,93 %). Mobil barang umum sebagian besar berupa Pick
up terbuka yaitu 3.181 buah, truk 233, mini truk 333 buah dan
mobil tangki 10 buah. Tabel 8.1.6 menunjukkan mobil angkutan
penumpang tahun 2005 sebanyak 296 buah merupakan armada
angkutan Pedesaan dan armada angkutan wisata sejumlah 92
unit.
2. Pos dan Telepon
Pembangunan pos dan Telekomunikasi mencakup jangkauan
peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi, sehingga arus
berita dan informasi berjalan lancar. Beberapa usaha telah
dilaksanakan untuk memperlancar pelayanan berkenaan dengan
semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Jumlah
fasilitas fisik pelayanan PT (Persero) Pos Indonesia di
Kabupaten Gianyar pada tahun 2005 sebanyak 33 buah. Kantor
pos utama ada di kota Gianyar sedangkan di kecamatan lainnya
dilayani oleh Kantor Pos Pembantu. Surat-surat yang dikirim
terus meningkat. Banyaknya unit pelayanan Telekomunikasi
akhir tahun 2005 berjumlah 22.023 unit. Jenis unit pelayanan
yang terbanyak ialah Telepon Otomat : 21.695 satuan
sambungan, Telepon Umum 42 buah dan Wartel 286 buah.
Kecamatan Gianyar memiliki Telekomunikasi terbanyak. disusul
Kecamatan Ubud dan Sukawati.
F.3.12. Pertambangan dan Penggalian
Sektor penggalian utamanya Galian C memberikan sumbangan yang
sangat kecil bagi perekonomian Gianyar yaitu hanya sebesar 0,34 %
tahun 2005. Walaupun demikian sektor ini masih banyak ditekuni
oleh masyarakat di beberapa daerah di kabupaten Gianyar. Usaha
Galian C tahun 2005 sebanyak 156 usaha. Jenis penggalian yang
banyak diusahakan adalah tanah liat 89 usaha (57,05 %) menyusul
batu padas 66 usaha (42,31%) tanah urug hanya 1 keguatan usaha.
35. F-35
Kecamatan yang terbanyak usaha penggaliannya beturut-turut
adalah Gianyar, Ubud dan Blahbatuh seperti dapat dilihat pada
Tabel6.2.1. Dalam hal mengantisipasi merambaknya kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan Penggalian, Tim
Gabungan baik dari Tim Propinsi maupun Kabupaten belakangan ini
semakin mengintensipkan pembinaannya langsung ke desa-desa
kepada para penambang.Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in
Figures 166
36. F-36
F.4. Tabanan
Kabupaten Tabanan adalah salah satu kabupaten di Propinsi Bali.
Terletak di bagian selatan Pulau Bali, Kabupaten Tabanan memiliki
luas wilayah 839,33 km² yang terdiri dari daerah pegunungan dan
pantai. Secara geografis wilayah Kabupaten Tabanan terletak antara
114º54’52”- 115°12'57" BT dan 8º14’30” – 8º30’07” LS. Topografi
Kabupaten Tabanan terletak diantara ketinggian 0 – 2.276 m dpl,
dengan rincian pada ketinggian 0 – 500 m dpl merupakan wilayah
datar dengan kemiringan 2 – 15 %. Sedangkan pada ketinggian 500
– 1.000 m dpl merupakan wilayah datar sampai miring dengan
kemiringan 15 – 40 %. Pada daerah-daerah yang mempunyai
kemiringan 2 – 15 % dan 15 – 40 % merupakan daerah yang cukup
subur tempat dimana para petani melakukan kegiatan pertanian
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di daerah-daerah yang
mempunyai ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut dan
dengan kemiringan 40 % ke atas merupakan daerah berbukit- bukit
dan terjal.
Gambar F.6
Peta Kabupaten Tabanan
Sumber: http://regionalinvestment.com
37. F-37
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan
adanya dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian utara yang
merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian maksimal di
puncak Gunung Batukaru 2.276 meter dpl. Sedangkan daerah
selatan merupakan daerah pantai atau dataran rendah. Topografi
berpengaruh terhadap suhu di masing-masing kecamatan dan
perbedaan suhu berpengaruh pada tingkat curah hujan yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah meliputi :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, yang
dibatasi oleh deretan pegunungan seperti Gunung Batukaru
(2.276 m), Gunung Sanghyang (2.023 m), Gunung Pohen (2.051
m), Gunung Penggilingan (2.082 m), dan Gunung Beratan (2.020
m);
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung, yang
dibatasi oleh Tukad Yeh Sungi, Tukad Yeh Ukun dan tukad Yeh
Penet;
3. Sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Hindia, dengan panjang
pantai selebar 37 km; dan
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana yang
dibatasi oleh Tukad Yeh Let.
Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 Kecamatan (Kecamatan Tabanan,
Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg,
Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kecamatan Penebel, Kecamatan Pupuan, Kecamatan Marga, dan
Kecamatan Baturiti). Bila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas
wilayah yang ada, sekitar 22,562 km² (26,88%) wilayah Kabupaten
Tabanan merupakan lahan persawahan dan 61,371 km² (73,12%)
merupakan lahan bukan sawah.
Berdasarkan potensi dan kondisi masyarakat Kabupaten Tabanan,
asumsi Makro Ekonomi sebagai landasan kebijakan dalam
penyusunan Anggaran adalah tingkat pertumbuhan perekonomian
Kabupaten Tabanan. Tujuan yang ingin diwujudkan adalah semakin
tumbuh kembangnya industri pedesaan yang berbasis pertanian
sebagai media strategi untuk memacu perekonomian masyarakat
desa (petani) dengan meningkatkan nilai tambah petani melalui
industri penanganan dan pengolahan pasca panen diaharapkan
akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
38. F-38
F.4.1. Pembagian Administratif
Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 kecamatan, 113 desa, 729 banjar
adat dan 333 desa adat. Kecamatan-kecamatannya adalah:
1. Baturiti = 99,17 km²
2. Kediri = 53,60 km²
3. Kerambitan = 42,39 km²
4. Marga = 44,79 km²
5. Penebel = 141,98 Km²
6. Pupuan = 179,02 km²
7. Selemadeg = 57,51 km²
8. Selemadeg Barat = 104,25 km²
9. Selemadeg Timur = 65,22 km²
10. Tabanan = 51,40 km²
F.4.2. Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan
adanya dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian utara yang
merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian maksimal di
puncak Gunung Batukaru 2.276 meter dpl. Sedangkan daerah
selatan merupakan daerah pantai atau dataran rendah. Topografi
berpengaruh terhadap suhu di masing-masing kecamatan dan
perbedaan suhu berpengaruh pada tingkat curah hujan yang pada
gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.
F.4.3. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan pada tahun 2004 tercatat
sejumlah 404.582 jiwa dengan laju pertumbuhan sejak lima tahun
terakhir rata-rata 0,36 persen per tahun. Pada periode 2000–2004,
kepadatan penduduk rata-rata 469,43 jiwa/km². Laju pertumbuhan
penduduk lebih terkonsentrasi di Kota Tabanan dan Kediri yang
meliputi Desa Abiantuwung, Kediri, Banjar Anyar, Delod Peken,
Dajan Peken, Dauh Peken, Denbantas, Subamia dan Bongan akibat
adanya urbanisasi yang tersebar pada kompleks perumahan
KPR/BTN dan pembukaan pemukiman penduduk baru.
Komposisi penduduk menunjukkan Sex Ratio 98,27 yang artinya di
antara 100 orang laki-laki terdapat 98-99 penduduk perempuan.
Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Tabanan tercatat
sejumlah 98.913 dengan rata-rata jiwa setiap rumah tanggga 4,1
orang.
39. F-39
Keberhasilan pengendalian penduduk yang ditandai kecilnya jumlah
jiwa dalam rumah tangga juga disebabkan adanya penundaan usia
kawin wanita yang rata-rata mencapai 24,2 tahun. Suksesnya
penanganan kependudukan selain adanya keberhasilan
pengendalian juga karena adanya dukungan sosial seperti:
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan dalam perekonomian. Hal
ini dapat dilihat dari adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi
yang ditandai dengan membaiknya pendapatan per kapita. Dari
tahun ke tahun pendapatan per kapita penduduk Kabupaten
Tabanan menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu:
1. Tahun 2000 sebesar Rp, 3.706.700,52,-
2. Tahun 2001 sebesar Rp. 4.363.076,62,-
3. Tahun 2002 sebesar Rp. 4.829.048,17,-
4. Tahun 2003 sebesar Rp. 5.019.778,00,-
5. Tahun 2004 sebesar Rp. 5.358.758,91,-
Sebagai wilayah yang berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Kabupaten Tabanan memiliki garis pantai sepanjang 35 km yang
terbentang dari Timur ke Barat, mulai di pantai Nyanyi, Kecamatan
Kediri sampai di pantai Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat.
Potensi kelautan dan pantai ini telah dimanfaatkan melalui usaha
penangkapan ikan dan obyek wisata.