Dokumen tersebut membahas tentang penyakit sifilis, termasuk pengertian, gejala, tahapan, dan tes diagnostik untuk mendeteksi sifilis. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan dapat ditularkan secara seksual maupun bawaan. Gejalanya bervariasi bergantung pada tahapan namun dapat berkembang menjadi komplikasi serius jika tidak diobati. Tes
2. PENGERTIAN
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang di sebabkan
oleh bakteri spiroset Treponema pallidum.T. pallidum
Diindetifikasi pada tahun 1905, dan tes pertama yang
mengindetifikasi antibody treponema dikembangkan pada
tahun 1949 oleh nelson dan meyer.
Serologi masih merupakan metode yang paling dapat
diandalkan untuk diagnosis sifilis di laboratorium, karena tidak
bergantung pada tingkat infeksinya.
3. Tes serologis dibagi menjadi tes nontreponemal dan
treponemal yaitu Tes skrining nontreponemal yang paling umum
adalah VDRL (Veneral Disease Research Laboratorium) yang
mendeteksi antibody terhadap cardiolipin yang ada dalam serum
pasien dengan sifilis.
4. Tes Treponemal yang berbasis pada antigen yang berasal
dari T. pallidum, memungkinkan deteksi antibody anti-
treponemal spesifik tes ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas
yang lebih tinggi dari pada non-treponemal, dan di gunakan
sebagai tes konfirmasi untuk hasil skrining sifilis reaktif non
treponemal.
5. Penyakit ini juga dapat ditularkan secara bawaan,
sehingga diperlukan adanya pemeriksaan kehamilan. Setelah
infeksi, inang akan membentuk antibody non-treponemal anti
lipodial (reagin) terhadap lipodial yang dilepaskan dari sel sel
inang yang rusak bersamaan dengan antibody spesifik
Treponema pallidum.
6. GEJALA SIFILIS
Gejala sipilis atau sifilis berkembang sesuai dengan tahapan yang
dialami. Pada tahapan tertentu, gejala sifilis sudah tidak muncul,
namun penderita masih tetap bisa menularkannya kepada orang lain.
7. Berikut adalah penjelasan gejala sifilis, yang juga dikenal dengan penyakit raja singa, berdasarkan tahap
perkembangan penyakitnya :
1. SIFILIS PRIMER gejala muncul antara 10- 90 hari setelah terpapar bakteri penyebab sifilis. Awalnya, gejala yang
muncul berupa luka kecil pada kulit (chancre) yang tidak terasa sakit. Luka ini timbul pada lokasi bakteri masuk ke dalam
tubuh, biasanya di area sekitar kelamin.Selain di area kelamin, luka juga dapat muncul di area mulut atau dubur. Tidak
hanya muncul di bagian luar, luka akibat sifilis atau sipilis ini, juga bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut
sehingga tidak terlihat. Karena luka tersebut bisa tidak menimbulkan rasa sakit, penderita bisa tidak menyadari terkena
sifilis. Luka ini dapat menghilang dalam waktu 3 hingga 6 minggu, namun hal tersebut bukan berarti penderita telah pulih.
Bila tidak diobati, kondisi ini justru menandakan infeksi telah berkembang dari primer menjadi sekunder. Pada tahap ini, di
area selangkangan juga dapat muncul benjolan yang menandakan Pembengkakan kelenjar getah bening, sebagai reaksi dari
pertahanan tubuh.
8. 2. Sifilis Sekunder
Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder berbentuk ruam bisa muncul di bagian tubuh
mana pun, terutama di telapak tangan dan kaki. Ruam tersebut dapat disertai kutil pada area kelamin atau
mulut, namun tidak menimbulkan rasa gatal. Biasanya ruam yang muncul berwarna merah atau merah
kecoklatan dan terasa kasar, tapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak menyadarinya.
Selain timbul ruam, gejala sipilis (sifilis) tahap sekunder juga dapat disertai gejala lain, seperti demam, lemas,
nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, serta penurunan
berat badan. Ruam pada tahap ini juga akan menghilang meski penderita tidak menjalani pengobatan. Namun
gejala dapat muncul berulang kali setelahnya. Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat berlanjut ke tahap
laten atau tahap tersier.
9. 3. SIFILIS LATEN
Pada sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun selama
bertahun-tahun. Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan.
Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada
orang lain lagi. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang
merupakan tahap sifilis paling berbahaya.
10. 4. SIFILIS TERSIER
Infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10 hingga 30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama.
Sifilis pada tahap tersier ditunjukkan dengan kerusakan organ permanen, sehingga bisa berakibat
fatal bagi penderitanya. Pada tahap ini, sifilis bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan
kematian. Sifilis tersier bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang,
dan sendi-sendi. Akibatnya, penderita bisa mengalami kebutaan, stroke, atau penyakit jantung.
11. 5. SIFILIS KONGENITAL
Bila ibu hamil terkena sifilis atau raja singa, infeksi ini juga dapat menyebar kepada anaknya, baik sejak dalam
kandungan atau saat persalinan. Sifilis jenis ini disebut sifilis bawaan atau sifilis kongenital. Kondisi ini sering
menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan, seperti keguguran, kematian janin dalam kandungan, atau kematian
bayi beberapa saat setelah dilahirkan. Bila berhasil hidup, bayi yang lahir dengan sifilis atau sipilis kongenital
biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya. Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian
telapak tangan atau telapak kaki, serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.
12. Kondisi sifilis kongenital dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti:
1. Batang hidung yang rata.
2. Kelainan bentuk gigi.
3. Anemia berat.
4. Pertumbuhan tulang yang abnormal.
5. Meningitis
6. Ganguan saraf, seperti buta atau tuli.
13. TES RAPID SIFILIS
Merupakan tes serologi rapid kualitatif yang
dapat mendeteksi keberadaan antibody spesifik
terhadap antigen treponema pallidum dalam
darah lengkap, serum atau plasma manusia.
14. STABILITAS DAN PENYIMPANAN
Rapid sifilis dapat disimpan
pada suhu 1-30˚C dalam
kemasan tersegel sampai
tanggal kadaluwarsa. Kit
harus dijauhkan dari
cahaya matahari langsung,
Lembap, suhu panas dan
jangan dibekukan.
15. PROSEDUR UJI
1. Semua alat harus dibiarkan berada dalam
suhu ruang (20-30˚C) sebelum
digunakan.
2. Buka kemasan, ambil alat tes dan
tempatkan pada bidang datar dan bersih
3. Tambahkan 10 µl serum/plasma atau 20
µl darah lengkap kedalam sumuran
4. Tambahkan 3 tetes diluent buffer ke
dalam sumuran. Volume berlebih dapat
menyebabkan hasil Invalid.
5. Hasilnya di baca dalam waktu 10-20
menit
16. PEMBACAAN DAN INTERPRETASI HASIL
Warna akan muncul pada garis Kontrol (C) & Tes (T)
I. Positif
Dua garis muncul pada area Tes (T) dan Kontrol (C).
II. Negatif
Satu garis muncul pada area control (C).
III. Invalid
Tes tidak valid jika garis pada area control (C)
tidak muncul.