1. KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji syakur kita panjatkan kehadirat ALLAH.SWT yang mana
atas izinnya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
makalah ini memang telah diselesaikan baik, namun bukan berarti karya tulis
ini telah memiliki kesempurnaan. Karena telah kita ketahui bersama
kesempurnaan itu hanya milik ALLAH.SWT .
Oleh karena itu kami selaku penulis ingin meminta saran-saran positif yang
bersifat membangun kepada para pembaca sekalian.
PALU, 6 DESEMBER 2011
PENYUSUN
DESY ANGGRAINI
1
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………..……….………ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
BAB II : PEMBAHASAN
A. Penatalaksanaan
B. penanganan
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyakit menular sexual (PMS) didunia kesehatan sekarang sudah banyak
dibahas dan menjadi percakapan. Hali ini dikarenakan semakin bertambahnya
penderita PMS. Baik menimpa secara langsung maupun tidak langsung.
Penyakit menular sexual ini terbagi kedalam macam-macam PMS. Seperti
HIV/AIDS, gonorrhea, TORCH, herpes, sifilis dll. Setiap penyakit ini mempunyai
gejala-gejala yang berbeda. Bahaya dan pengobatan yang dilakukanpun berdasarkan
jenis penyakit yang diderita oleh pasiennya.
Seperti sifilisi, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk tindakan
pengobatannya. Kedua penyakit ini harus sudah dapat didiagnosa sedini mungkin,
agar pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan semaksimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan dan memahami mangenai penyakit
Sifilis.
3. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian mengenai Sifilis
b. Mengetahui faktor pengaruh Sifilis
c. Mengetahui tanda dan gejala Sifilis
d. Mengetahui hubungan Sifilis
e. Mengetahui cara pengobatan Sifilis
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Infeksi sifilis (lues) adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh Triponema
pallidum. Jika terjadi pada ibu hamil maka disebut sifilis kongenital dan sifilis dan
sifilis ini merupakan bentuk penyakit sifilis yang terberat. Infeksi pada janin dapat
terjadi setiap saat dalam kehamilan dengan derajat resiko infeksi yang tergantung
jumlah spiroketa (triponema) di dalam darah ibu.
Angka kejadian yang tinggi terdapat pada kelompok wanita tuna susila. Wanita
yang berhubungan seksual dengan pasangannya yang menderita sifilis mempunyai
resiko 50% untuk dapat tertular penyakit ini.
B. Etiologi
Sifilis disebabkan oleh infeksi Triponema pallidum.
C. Klasifikasi
Pembagian sifilis secara klinis ialah sifilis kongenital dan sifilis didapat atau
dapat pula digolongkan berdasarkan stadium I, II, III sesuai dengan gejala-gejalanya :
1. Sifilis Stadium I
Tiga minggu (10-90 hari) setelah infeksi timbul lesi, berukuran beberapa mm
sampai 1-2 cm, berbentuk bulat atau bulat lonjong, merah, dan bila diraba
seperti ada pengerasan (indurasi), kelainan ini tidak ada nyeri.
2.
Sifilis Stadium II
Pada umumnya bila gejala sifilis II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh.
3. Waktu antara sifilis stadium I dan II umumnya 6-8 minggu. Sifat yang khas
pada sifilis ialah jarang ada rasa gatal, terdapat nyeri pada kepala, demam
4
5. subfebril, anoreksia, nyeri pada tulang, nyeri leher biasanya mendahului,
kadang-kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit (berupa makula,
papul, pustul dan rupia).
4.
Sifilis Stadium III
Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7 tahun setelah infeksi.
Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran miliar sampai berdiameter
beberapa centimeter, berbentuk nekrosis sentral. Guma mengalami supurasi
dan memerah serta meninggalkan suatu ulkus dengan dinding curam dan
dalam.
Sifilis stadium ini dapat merusak semua jaringan, tulang rawan pada hidung
dan palatum. Guma juga dapat ditemukan di organ dalam, yakni lambung,
hepar, lien, paru, testis dan lain-lain.
D. Cara Penularan Sifilis
1. Secara Langsung
Melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung triponema.
Melalui hubungan seksual.
Dari darah ibu ke janin melalui plasenta saat kehamilan.
2. Secara Tidak Langsung
Melalui transfusi darah.
Melalui alat-alat yang terkontaminasi dengan virus triponema.
5
6. E. Pengaruh Sifilis terhadap Kehamilan dan Persalinan
Apabila infeksi terjadi pada kehamilan, maka luka primer di daerah genital
mungkin tidak dapat dikenal karena tempatnya atau kecilnya. Sebaliknya luka itu
dapat lebih besar daripada biasa, yang mungkin disebabkan karena vaskularisasi alat
kelamin yang lebih banyak pada kelamin. Pengaruh sifilis pada janin dapat
menyebabkan antara lain :
Kematian janin
Partus immaturus
Partus premature
F. Bayi dapat dijumpai dengan gejala-gejala sifilis kongenital antara
lain:
Pemfigus sifilikus
Deskeumasi pada telapak kaki dan tangan
Ragadhe di kanan kiri mulut
Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang hidropik, karena itu pada waktu
pemeriksaan kehamilan (ANC) perlu dilakukan anamnesis tentang kemungkinan
adanya kontak sederhana dengan penderita sifilis.
G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan lapangan gelap (Direct Fluorescent Antibody Test)
2. Tes skrining serologis ® Test Slide VDRL (Venerial Disease Research)
Laboratory) / RPR (Rapid Plasma Readgin
3. FTA-ABS (Fluorescent Trepnemal Antibody Absorption Test)
4. Tes antibodi HIV
6
7. H. Penanganan/Pengobatan
1. Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya
sebelum hamil atau triwulan 1 untuk mencegah penularan terhadap janin.
2. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan
vol, bila perlu diobati.
1. Terapi :
Suntikan penisilin G, secara ini sebanyak 1 juta satuan perhari selama 8-10
hari.
Obat-obatan peroral penisilin dan eritromisin.
Lues kongenital pada neonatus:
Penisilin G 100.000 satuan/kg BB sekaligus.
7
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifilis merupakan penyakit yang di sebakan oleh bakteri Treponema Pallidium,
cara penularan penyakit sifilis tidak jauh beda dengn penularan penyakit manular
sexualainnya, penularan melalai cairan tubuh melalui mukossa. Sifilis mempunyai
beberapa tingkatan yang meripakan klasifikasi dari gejala-gejala yang timbul.
Pengobatan sifilis dapat dengan pemberian obat –obatan antibiotic, pemberian
obat-obatan ini tidak memperbaiki bagian yang rusak tetapi hanya pencegah agar
tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Pencegahan sifilis dpat kita lakukan separti tidak
berganti-ganti pasangan sexual, menggunakan kondom saat berhubunagn sexual agar
memperkecil kemungkinan tertular penyakit sifilis.
B. Saran
Setelah membahas kedua penyakit ini yaitu sifilis, hal terbesar yang sebaiknya
kita lakukan adalah agar lebih menanamkan perilaku hidup sehat, seperti kebiasan
sehari-hari dan perilaku sex. Dan apabila sudah positif mangidap harus dengan segera
di lkukan pengobatan yang tepat.
8
9. DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo, 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta. YBP
Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu Kebidanan Edisi Kedua, Jakarta.
YBPS.
Prof. R. Rusram Mochtar, MPH, Sinopsis Obtetri, Penerbit buku
kedokteran, EGC Http://arycomcum.blogspot.com/2009/06/sifilis.html
9
10. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
DI SUSUN OLEH
Nama : Desy Anggraini
Kelas : IIIa
Nim : 200903007
YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA HUSADA LESTARI
AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA TAHUN AJARAN
2011/2012
10