Kebijakan peningkatan kompetensi, kenaikan pangkat dan jabatan fungsional kependidikan lainnya mengatur tentang pengembangan karir, pengembangan kompetensi, pola karir, promosi dan mutasi bagi aparatur sipil negara. Dokumen ini juga membahas tentang dasar hukum, jenis jabatan, kriteria jabatan fungsional, dan perbedaan antara jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi, dan jabatan fungsional.
1. KEBIJAKAN
PENINGKATAN KOMPETENSI, KENAIKAN PANGKAT DAN
JABATAN FUNGSIONAL KEPENDIDIKAN LAINNYA
ASISTEN DEPUTI STANDARDISASI JABATAN DAN KOMPETENSI SDMAPARATUR
DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA MANUSIAAPARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAANAPARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
2021
3. KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN
NEGARA DI INDONESIA
POKOK-POKOKKEPEGAWAIAN
TNI
POLRI
PNS
Pegawai BUMN
Pegawai Non PNS atau dengan nama
lain
UU No. 8
Tahun 1974
UU No. 43
Tahun 1999
UU No. 34
Tahun 2004
UU No. 5
Tahun 2014
UU No. 2
Tahun 2002
UU No. 19
Tahun 2003
Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Tentara Nasional
Republik Indonesia
Aparatur Sipil Negara
• PNS
• PPPK
Badan Usaha Milik Negara
(UU No. 3 Tahun 2013 jo.
UU No. 11 Tahun 2020)
4. DASAR HUKUM
• JABATAN ASN
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
JABATAN
FUNGSIONAL
UU No. 5
Tahun 2014
PP No. 70
Tahun 2015
PP No. 11
Tahun 2017
PP No. 49
Tahun 2018
PP No. 30
Tahun 2019
JAMINAN KECELAKAAN
KERJA DAN JAMINAN
KEMATIAN BAGI
PEGAWAI ASN
17 September 2015
Diundangkan
MANAJEMEN
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
7 April 2017
Diundangkan
15 Januari 2014
Diundangkan
MANAJEMEN PEGAWAI
PEMERINTAH DENGAN
PERJANJIAN KERJA
28 November 2018
Diundangkan
PENILAIAN
KINERJA
PEGAWAI
NEGERI SIPIL
29 April 2019
Diundangkan
PP No. 17
Tahun2020
Perpres No.
38 Tahun
2020
JENIS JABATAN YANG
DAPAT DIISI OLEH
PEGAWAI PEMERINTAH
DENGAN PERJANJIAN
KERJA
28 Februari 2020
Diundangkan
28 Februari 2O2O
Diundangkan
PermenPANRB
13 Tahun2019
30 Juli 2019
Diundangkan
Pasal 85
Pada saat PeraturanMenteri ini mulai berlaku, semua
ketentuan dalam Peraturan Menteri tentang JF yang
telah ditetapkan dan semua peraturan
pelaksanaannya, menyesuaikan dan mengikuti
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lama 3
(tiga) tahun sejak PeraturanMenteri ini diundangkan.
• Kedudukan JF (Pasal 67)
• Tugas instansi Pembina (Pasal 99 ayat (3) huruf s)
• Uji kompetensi pada pengangkatan pertama (Pasal
75 & Pasal 78)
• Penyetaraan Jabatan(Pasal 350A)
PermenPANRB 28
Tahun 2019
6 Desember 2019
Diundangkan
Pasal 21 ayat (1)
Penetapankelas JF yang
akandidudki yaitu
disetarakandengan
kelas JA yangdiduduki
sebelumnya sampai ada
ketentuanlanjutan.
Pasal 21 ayat (2)
Jika kelas JF lebih tinggi
dari kelas JA, mengikuti
aturankelas JF
PermenPANRB
8 Tahun 2021
SISTEM
PENILAIAN
KINERJA
PEGAWAI
NEGERI SIPIL 17 Maret 2021
Diundangkan
PermenPANRB 17
Tahun 2021
18 Mei 2021
Diundangkan
5. PENGATURAN JABATAN FUNGSIONAL ASN
JABATAN ASN
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
JABATAN
FUNGSIONAL
UU No. 5
Tahun 2014
PP No. 11
Tahun 2017
Keppres No.
87 Tahun 1999
PermenPANRB
No. 13 Tahun
2019
PermenPANRB
No. 14 Tahun
2019
MANAJEMEN
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
7 April 2017
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
RUMPUN JABATAN
FUNGSIONAL
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
30 Juli 1999
15 Januari 2014
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
PENGUSULAN,
PENETAPAN DAN
PEMBINAAN
JABATAN
FUNGSIONAL
PEGAWAI NEGERI
SIPIL
30 Juli 1999
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
PEMBINAAN
PEGAWAI
PEMERINTAH
DENGAN
PERJANJIAN
KERJA YANG
MANDUDUKI
JABATAN
FUNGSIONAL.
31 Juli 1999
Diundangkan
dalam Lembaran
Negara
6. PEGAWAI DAN JABATAN ASN
MADYA
KETRAMPILAN
PRATAMA
PELAKSANA
PENGAWAS
JABATAN
PIMPINAN
TINGGI
JABATAN
ADMINISTRASI
ADMINISTRATOR
KEAHLIAN
JABATAN
FUNGSIONAL
UTAMA
o PENYELIA
o MAHIR
o TERAMPIL
o PEMULA
o AHLI UTAMA
o AHLI MADYA
o AHLI MUDA
o AHLI PERTAMA
FUNGSI ADMINISTRASI FUNGSI TEKNIS
PPPK
PPPK
PNS
7. 7
TABEL BATASAN NILAI DAN KELAS JABATAN
Batasan Nilai Kelas Jabatan
190-240 1
245-300 2
305-370 3
375-450 4
455-650 5
655-850 6
855-1100 7
1105-1350 8
1355-1600 9
1605-1850 10
1855-2100 11
2105-2350 12
2355-2750 13
2755-3150 14
3155-3600 15
3605-4050 16
4055-ke atas 17
JF Pertama
JF Muda
JF Madya
JF Utama
Pola Dasar
Pengawas
Administrator
JPTP
JPTM
JPTU
Pelaksana
JF Keterampilan
9. PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI,
POLA KARIER, PROMOSI & MUTASI
Menggunakan sistem merit
Pola karier nasional dan pola karier instansi
Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
Pengembangan karier dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan
instansi pemerintah
Pengembangan karier dilakuka melalui mutasi dan promosi
Sistem Informasi ASN yang dikelola oleh Kepala BKN
Evaluasi Pengembangan Karier
Pola Karier PNS secara horizontal, vertikal, diagonal
Mutasi paling cepat 2 tahun, paling lama 5 tahun
Mutasi PNS antar instansi ditetapkan oleh Kepala BKN
Promosi secara vertikal atau diagonal.
Tim Penilai Kinerja Instansi
Pendidikan dan Pelatihan PNS
Evaluasi Pengembangan Kompetensi
Sistem Informasi Manajemen Karier
9
11. KRITERIA JABATAN FUNGSIONAL #1
fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah.
mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang
dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu.
dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan berdasarkan
tingkat kesulitan dan kompetensi.
pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam
menjalankan tugas profesinya.
kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau
akumulasi nilai dari butir kegiatan dalam bentuk angka
kredit.
12. KRITERIA JABATAN FUNGSIONAL #2
Selain kriteria penetapan JF, JF harus mempunyai metodologi, Teknik
analisis, teknik dan prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu
pengetahuan dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi,
yang dilaksanakan dalam waktukerja efektif dalam 1 (satu) tahun.
WAKTU KERJA EFEKTIF suatu JF ditetapkan paling sedikit 1.250
(seribu dua ratus lima puluh)jam kerja.
Setiap Pejabat Fungsionalharus menjaminakuntabilitasJabatan.
AKUNTABILITASJABATANmeliputi:
a. pelayanan fungsional berdasarkan keahlian tertentu yang
dimiliki untuk peningkatan kinerja organisasi secara
berkesinambunganbagiJF keahlian; dan
b. pelayanan fungsional berdasarkan keterampilan tertentu yang
dimiliki untuk peningkatan kinerja organisasi secara
berkesinambunganbagiJF keterampilan.
13. INFORMASI JABATAN YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM
PEMBENTUKAN ATAU REVISI JF
Mandat Pembentukan (Langsung/Tidak Langsung-Kebutuhan)
Definisi Jabatan (Tugas dan Bidang Tugas) yang Distinctive Purpose (berbeda dengan
jabatan yang sudah ada)
Kelompok Jabatan (keahlian/keterampilan) dan dapat dijenjangkan
Kedudukan Jabatan (di bawah JPTM, JPTP, Adm, Pengawas)
Persyaratan Pengangkatan (PNS/PPPK)
Memiliki pola karier
Sifat Jabatan (terbuka/semi terbuka/tertutup)
Persyaratan Jabatan (kualifikasi pendidikan, pelatihan, sertifikasi)
Standar Kompetensi Jabatan (jenis & level kompetensi)
Pengembangan Kompetensi (Pendidikan, pelatihan, sertifikasi)
Kebutuhan Jabatan (Formasi)
Kebutuhan Anggaran (Kompensasi)
Batas-batas Ketentuan dan Pola yang berlaku (sesuai Konteks) pada Kelas Jabatan
…
13
14. EKSISTENSI DAN KEBUTUHAN JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL KETERAMPILAN & KEAHLIAN
KUANTITASSESUAI KEBUTUHANDALAM
PETA JABATANBERDASARKANHASIL
ANALISISJABATANDAN ABK
KOMPETENSITEKNIS
PEMULA
TERAMPIL
MAHIR
PENYELIA
KOMPLEKSITAS
RUANG LINGKUPDAMPAK/
RISIKO(STRATEGIS)
ASPEK PENENTU (KUMULATIF):
EKSISTENSI
SESUAI
KEBUTUHAN
TUGAS DAN
FUNGSI
ORGANISASI
PERTAMA
MUDA
MADYA
UTAMA
JF KEAHLIAN
JF KETERAMPILAN
15. RUMAH JABATAN FUNGSIONAL
15
JPT
ADMINISTRATOR
PENGAWAS
▪ JF AHLI UTAMA
▪ JF AHLI MADYA
▪ JF AHLI MUDA
▪ JF AHLI PERTAMA
▪ JF AHLI MADYA
▪ JF AHLI MUDA
▪ JF AHLI PERTAMA
▪ JF AHLI MUDA
▪ JF AHLI PERTAMA
▪ JF PENYELIA
▪ JF MAHIR
▪ JF TERAMPIL
▪ JF PEMULA
▪ JF PENYELIA
▪ JF MAHIR
▪ JF TERAMPIL
▪ JF PEMULA
▪ JF PENYELIA
▪ JF MAHIR
▪ JF TERAMPIL
▪ JF PEMULA
JF KEAHLIAN
JF KEAHLIAN
JF KEAHLIAN
JF KETERAMPILAN
JF KETERAMPILAN
JF KETERAMPILAN
17. No. Jabatan Tugas Ruang
Lingkup
Peran dalam Struktur Unsur
Kompetensi
Jenis Kegiatan
1. JPT memimpin dan
memotivasi
setiap Pegawai
ASN melalui
kepeloporan,
pengembangan
kerja sama; dan
keteladanan
Manajerial
(Administrasi
+ Fungsional)
Pengambil Kebijakan
(Strategic Apex)
Penghubung (Middle
Line)
Intidan Keahlian Administrasi,
Teknis dan
Kebijakan
2. JA pelayanan
publik serta
administrasi
pemerintah dan
pembangunan
Administrasi Penghubung (Middle
Line) –sesuaiposisi
dalam organisasi
Penunjang (Support
staff)
Dasar dan Inti
(Keahlian-
optional sesuai
posisidalam
organisasi)
Administratif
(Teknis-opsional
sesuaiposisi
dalam organisasi)
3. JF pelayanan
fungsionalyang
berdasarkan
keahlian dan
keterampilan
Fungsional Bantuan Teknis
(Techno-Structure)
Pelaksana Teknis (Core)
Keahlian Teknis
PERBEDAAN TUGAS, PERAN, UNSUR KOMPETENSI DAN
KEGIATAN ANTARA JPT, JF, DAN JA
18. PELUANG MENJADI DAN BERKARIER PADA APARATUR SIPIL NEGARA
Jabatan Fungsional disingkat menjadi JF yang juga berarti Jelas Fungsinya, Jabatan Favorit dan
Jabatan Final;
Arah kebijakan jabatan pada instansi pemerintah di masa yang akan datang yang mendukung
kebijakan penyederhanaan birokrasi adalah jabatan fungsional;
Peluang untuk menjadi ASN lebih besar (Formasi yang dibuka dalam ASN Sebagian besar adalah
formasi untuk JF);
Peluang untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan gagasan/ide kreatif lebih luas;
Kesempatan untuk mengatur perkembangan karier secara mandiri;
Peluang untuk menjadi administrator dan pengawas serta mengikuti seleksi JPT lebih besar dan
lebih mudah karena tidak memerlukan persyaratan harus mengikuti dan lulus pelatihan
kepemimpinan seperti pada pejabat pengawas, administrator dan JPT.
Peluang bagi non-PNS untuk menjadi ASN lebih besar.
Peluang untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan
pelaksana.
Kesempatan untuk menjadi ASN lebih lama (BUP yang lebih Panjang dari JPT ataupun Pejabat
Administrasi)
…
19. KEUNTUNGAN MENJADI PEJABAT FUNGSIONAL
Bekerja secara mandiri sesuai dengan minat dan bakat;
Kenaikan pangkat lebih cepat dibandingkan dengan JPT ataupun Pejabat Administrasi;
Kelas jabatan lebih tinggi dari Jabatan Pelaksana dengan kualifikasi pendidikan yang sama;
Tunjangan jabatan dan tunjangan kinerja yang lebih besar dibanding Pejabat Pelaksana
Kesempatan yang lebih luas untuk menjadi pejabat pimpinan tinggi, administrator, atau
pengawas dibandingkan Pejabat Administrasi;
Kesempatan untuk menjadi ahli di bidang tertentu sesuai minat dan bakat;
Terbebas dari segala beban manajerial dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan tugas
administrasi;
Tuntutan kinerja yang lebih rendah dibandingkan JPT;
Memiliki batas usia pensiun yang lebih lama dibandingkan PPT maupun Pejabat Administrasi;
Jabatan tidak bersifat hierarki;
JF tertentu dapat rangkap jabatan;
JF tertentu terbuka untuk dapat diisi Non-PNS;
…
20. KETENTUAN YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN UNTUK MENJADI
PEJABAT FUNGSIONAL
Anda harus terbiasa bekerja mandiri dan kreatif serta bekerja dalam tim kerja;
Anda harus mengumpulkan Angka Kredit dan membuat DUPAK;
Anda harus mendokumentasikan seluruh pekerjaan dengan rapi untuk dipergunakan
sebagai bahan Angka Kredit;
Anda harus mendapatkan approval dari pejabat struktur dalam melaksanakan tugas
kedinasan atau melaporkan kegiatan untuk keperluan perhitungan Angka Kredit;
Anda harus mengikuti uji kompetensi (portofolio dan/atau asesmen) setiap kenaikan
pangkat dan/atau jenjang;
Anda harus melaksanakan tugas di luar tugas jabatan fungsional;
Anda harus terima tidak memiliki kewenangan administrasi dan pengambilan
keputusan manajerial;
Anda harus terima tidak memiliki fasilitas dan penghargaan status seperti pejabat
Pengawas, Administrator atau JPT;
…
22. KONSEP KOMPETENSI ASN MENURUT JABATAN
TEKNIS SOSIAL
KULTURAL
MANAJERIAL
JPT
JA
JF
HARD COMPETENCY SOFT COMPETENCY
23. KOMPETENSI PEJABAT ASN
DOMAIN ORGANISASI
URAIAN TUGAS
SUBSTANSI/CORE(SPESIFIK)
MANAJERIAL (GENERIK)
PENDUKUNG(GENERIK)
ORGANISASI DAN TATA KERJA
TUGAS DAN FUNGSI
KEGIATAN
PRODUK (DOKUMEN)
JASA (KEGIATAN)
DOMAIN JABATAN
(INDIVIDUAL-ORGANISASI)
URAIAN JABATAN
SUBSTANSI/CORE(SPESIFIK)
MANAJERIAL (GENERIK)
PENDUKUNG(GENERIK)
ANALISIS JABATAN
URAIAN JABATAN
KEGIATAN
PRODUK (DOKUMEN)
JASA (KEGIATAN)
PERSYARATAN JABATAN
PETA JABATAN
OUTPUT
KOMPETENSI
TEKNIS
MANAJERIAL
SOSIAL
KULTURAL
DOKUMEN
KEGIATAN
24. PERMENPANRB NOMOR 13 TAHUN 2019 #9
(Pasal 1 angka 10)
PEMBINAAN JF
upaya peningkatan dan pengendalian standar profesi JF yang meliputi
kewenangan pengelolaan, prosedur dan metodologi pelaksanaan tugas
jabatan, dan penilaian kinerja Pejabat Fungsional.
25. Pertama
• Syarat pendidikan
• Uji kompetensi
• Nilai prestasi kerja min
1 (satu)tahun terakhir
baik
• Syarat lain yang
ditetapkan oleh Menteri
• Untukcalon PNS
• Hanya untukjenjang
Pemula,Terampil,Ahli
Pertama,dan Ahli Muda
Perpindahan
• Syarat pendidikan
• Uji kompetensi
• Pengalaman min 2 thn
• Nilai prestasi kerja min
2 thn terakhirbaik
• Batas Usia Keahlian : 53
untukAhli Pertama dan
Ahli Muda,55 JF Ahli
Madya,60 JF Ahli
Utama bagi yang
menduduki JPT
• Batas Usia Keterampilan
: 53 tahun
• Perpindahandari non JF
ke JF, keterampilan ke
keahlian,dan antarAhli
Utama
Penyesuaian
• Syarat pendidikan
• Pengalaman kerja
minimal 2 thn
• Nilai prestasi kerja min 2
thn terakhir baik
• Inpassinguntuk:
a) Penetapan JFBaru
b) Perubahan ruang
lingkungtugas JF
c) Kebutuhan
MendesakPrioritas
Strategi Nasional
Promosi
• Uji Kompetensi
• Nilai prestasi kerja min
2 (dua)tahun terakhir
baik
• Syarat lain yang
ditetapkan oleh
Menteri
• Promosi untuk:
a) pengangkatanpada
JF
b) kenaikan jenjang
jabatan satu tingkat
lebih tinggi.
SEMUA PENGANGKATAN DILAKUKAN BERDASARKAN KEBUTUHAN JABATAN
PENGANGKATAN DALAM JF
26. 1. menyusunpedomanformasiJF;
2. menyusunstandarkompetensiJF;
3. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis JF;
4. menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman
penilaiankualitashasilkerja pejabatfungsional;
5. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya
ilmiahyangbersifat inovatifdi bidangtugasJF;
6. menyelenggarakan ujikompetensiJF;
7. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan
petunjukteknisJF;
7. mengembangkansistem informasiJF;
8. memfasilitasi pelaksanaantugaspokok JF;
9. memfasilitasi pembentukanorganisasi profesiJF;
10. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik
profesi dan kode perilakuJF;
11. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF
di seluruh Instansi Pemerintah yang menggunakan
Jabatantersebut;dan
12. melakukan koordinasi dengan instansi pengguna
dalamrangka pembinaankarierpejabatfungsional.
13. Menyusun informasi faktor jabatan untuk evaluasi
jabatan
INSTANSI PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL
Sebagai Pengelola JF yang bertanggungjawab menjaminterwujudnya standarkualitasdanprofesionalitasjabatan
MelaporkansecaraberkalakepadaMenteriPANRB dengantembusanKepalaBKN
27. 1. menyusun kurikulum pelatihan JF;
2. menyelenggarakan pelatihan JF;
3. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada lembaga pelatihan;
4. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di bidang tugas JF;
5. melakukan akreditasi pelatihan fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang
telah ditetapkan oleh LAN.
INSTANSI PEMBINA JABATAN FUNGSIONAL
Sebagai Pengelola JF yang bertanggungjawab menjaminterwujudnya standarkualitasdanprofesionalitasjabatan
Melaporkansecaraberkala kepada MenteriPANRB dengantembusanKepala LAN
28. Menterimelaksanakanpengawasan terhadap
pelaksanaantugas IP:
▪ pemantauandanevaluasiterhadap
pelaksanaanpembinaanJF oleh Instansi
Pembina; dan
▪ pemantauandanevaluasiterhadap
pelaksanaanJF padaInstansiPemerintah.
MemilikiAD/ART;
Memilikitujuan dan sasaran;
Memilikivisi dan misi, program kerja;
Terdapat sumberpendanaanyangjelas;
Berdomisilialamat;
Pembagian kerja dantugas danwewenang; dan
Berbadan hukum.
Syarat Organisasi Profesi
PengawasanterhadappelaksanaanJF dilaksanakanberdasarkanlaporan
berkala, paling sedikit 1 (satu) kalidalam1 (satu) tahun.
Dalam halhasil pengawasanpelaksanaan JF, Menteriberwenang
mempertimbangkanuntukmencabut dan/ataumembatalkanpenetapanJF.
Mekanisme Pengawasan terhadap IP
Dalam halsuatu OP sudah terbentuksebelumJF ditetapkan,OP
dapat dikukuhkansebagaiOP JF dalam keputusan pimpinan IP JF
terkait.
Dalam halsuatu OP belum terbentuk,pembentukanOP ditetapkan
melaluikeputusanpimpinan IP berdasarkanusulanpengurus/calon
pengurus kepadapimpinanIP dan/atauberdasarkanusulandari
perkumpulanprofesiJF denganrekomendasi dariIP.
Tata Cara Pembentukan
a. memberikanfasilitasidalam penyusunandan persetujuan dalampenetapan kode etik dan kode perilakuprofesiJF.
b.menjalin kerja sama dengan OP sebagai mitra dalam penegakan kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan
uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode,
dan inovasibagiprofesi.
c. memberikan dukungan kepada OP sepanjang rencana kegiatannya mendorong peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi, dan
penegakankodeetik JF.
d.melakukan monitoring dan evaluasiterhadap pelaksanaan tugas organisasiprofesidalampembinaandan peningkatan profesionalJF.
INSTANSI PEMBINA DAN ORGANISASI PROFESI
29. TREY
researc h
Penetapan Angka Kredit Jabatan
Fungsional saat ini dilakukan dengan 3
skema:
• Penetapan AK berdasarkanPenilaian AK per
satuan kegiatan/konvensional (155 JF)
• Penetapan AK berdasarkanSistem Konversi
Angka Kredit (10 JF)
• Penetapan AK berdasarkanIntegrasi dengan
SKP (77 JF)
PenilaianKinerja
JabatanFungsional
Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional
ditetapkan berdasarkanPenilaiandan
Penetapan Angka Kredit
30
31. TREY
researc h
AKSatuanKegiatan
Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan jabatan
ditetapkan berdasarkan hasil penilaian per satuan butir kegiatan
Angka Kredit Kumulatif dihitung berdasarkan pencapaian
Angka Kredit PerTahun dan diakumulasikan sejak
menduduki jabatan fungsional (Angka Kredit Dasar)
Alur Penilaian
32
*selalu menggunakanbuktifisik
Contoh Tabel AK Kumulatif JF ber AK
15 20 20 20 50 50 100
Pejabat
Fungsional
SKP
Disusun berdasarkan PK
Organisasi/Unit/Atasan
Langsung
Dinilai oleh Atasan
Langsung
DUPAK
Disusun sesuai dengan butir
kegiatan jabatan fungsional
Dinilai oleh Tim Penilai
Angka Kredit
50 50 100 100 150 150 150 200
32. TREY
researc h
Konversi
NilaiSKP
Skema Penilaian Angka Kredit 2
33
1. Arsiparis
2. Penerjemah
3. Pelatih Olahraga
4. Asisten Pelatih Olahraga
5. Analis APBN
6. Asesor Manajemen Mutu Industri
(AMMI)
7. Analis Keuangan Pusat dan Daerah
8. Pelelang
9. Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir
10.Penyuluh Narkoba
33. TREY
researc h
Konversi NilaiSKP
Angkakreditkumulatif untuk kenaikan pangkatdan
jabatan ditetapkan berdasarkan hasilpenilaiankinerja
Norma Penilaian
• NilaiKinerja ≥90% (Sangat Baik), AK adalah150%AK Pertahun.
• NilaiKinerja 76-90% (Baik), AK adalah 125% AK Pertahun.
• NilaiKinerja 61-75% (Cukup), AK adalah 100% AK Pertahun.
• NilaiKinerja 51-60% (Kurang), AK adalah75% AK Pertahun.
• NilaiKinerja ≤50% (Sangat Baik), AK adalah 50% AK Pertahun.
Alur Penilaian
34
•Menyusun SKP setiap
Tahun
•Tugas Utama dan
Tugas Tambahan
Pejabat Fungsional
•Menyetujui dan
menetapkan SKP
Pejabat
Fungsional
•Menilai SKP dan
menyampaikan
hasil penilaian
kepada Tim
Penilai
(Instansi/Instansi
Pembina)
Atasan langsung
Pejabat Fungsional
•Melakukan konversi
nilai SKP kedalam
Angka Kredit
•Menetapkan Angka
Kredit Kumulatif
Tim Penilai
*buktifisik jika dibutuhkanuntuk validasipenilaian
34. TREY
researc h
Konversi NilaiSKP
Contoh SimulasiPenilaian
Untuk kenaikan pangkat dan jenjang dari III/bke III/cmembutuhkan AK Kumulatif
50 AK , AK per tahun12.5 AK
Nilai Kinerja tahun2014 adalah 80%, maka AK adalah 125% x 12.5 = 15.6
Nilai Kinerja tahun2015 adalah 91%, maka AK adalah 150% x 12.5 = 18.75
Nilai Kinerja tahun2016 adalah 65%, maka AK adalah 100% x 12.5 = 12.5
Nilai Kinerja tahun2017 adalah 92%, maka AK adalah 150% x 12.5 = 18.75
Maka Jumlah AK Kumulatif untukKP yang diperoleh yaitu 65.6
35
Tabel AK Kumulatif JF ber AK
50 50 100 100 150 150 150 200
Perbandingan dengan Tabel AK Kumulatif JF ber AK
Dengan demikian yangbersangkutan sudah
memenuhi syaratAK Kumulatifuntuk Kenaikan
Pangkat dan jenjangke III/b yaitu 50
Jika dianalogikandengansimulasi penilaianJFber AK,
maka ybs perolehanAK sbb:
▪ Pendidikan (unsur Pendidikan awal)= 100 AK
▪ Utama= 40 AK
▪ Penunjang= 10 AK
Total150 AK → KJKP
36. TREY
researc h
IntegrasiAKdanSKP
Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkatdan jabatan
ditetapkan berdasarkan hasil penilaian kualitas hasil pekerjaan
37
•Menyusun SKP
setiap Tahun
•Tugas Utama dan
Tugas Tambahan
•Butir Kegiatan dan
Satuan Angka
Kredit dicantumkan
dalam SKP sebagai
Target Angka
Kredit*
Pejabat Fungsional
•Menyetujui dan
menetapkan SKP
Pejabat Fungsional
•Menilai tingkat
Capaian SKP
•menyampaikan hasil
penilaian kepada Tim
Penilai
•Dalam hal diperlukan,
dapat dibentuk Tim
Validasi Internal
penilaian kualitas hasil
pekerjaan
Atasan langsung
Pejabat Fungsional
•Melakukan penetapan
Capaian AK**
berdasarkan Capaian SKP
yang dipersentasekan
dan dikalikan dengan
Target AK
•Capaian AK selanjutnya
diakumulasikan dan
ditetapkan dalam
Penetapan Angka Kredit
(PAK) oleh Pejabat yang
Berwenang untuk KPKJ
Tim Penilai
* Target AK setiaptahun samadengannorma,yaitu
kumulatifdibagi 4tahun
**bukti fisikjikadibutuhkan untukvalidasi penilaian
***Capaian AngkaKredit paling tinggi 150%(seratuslima
puluh persen) dari target AngkaKredit setiaptahun
Perbandingan dengan Tabel AK Kumulatif JF ber AK
50 50 100 100 150 150 150 200
Pada prinsipnya memenuhi kaidah target
angka kredit per tahun dan akumulasi
untuk KPKJ
Penyusunan Target SKP lebih terukur
Perlu penyesuaian terhadap format
penilaian dan aplikasi penetapan angka
kredit
38. TREY
researc h
Pengembangan
Sistem
Penilaian
Kinerja Jabatan
Fungsional
2
3 Rincian butir kegiatan dannilai angka
kredit, norma penilaian angkakredit per
tahun,dan formpenilaiandituangkan
dalam juknis
Penyesuaianketentuan laindilakukandengan revisi
sebagian,misalketentuan tentang penilaian
Pendidikan lanjutanyangdiberi angka kredit
(masuk dalamtugas tambahan)
39
1
• Kegiatan ditetapkan dalam butir kegiatan
• Satuan nilai dan akumulasi dalam bentuk angka kredit
PP 11 Tahun 2017
(Pasal 70 huruf e) • Penetapan AK berdasarkanSistem
Konversi Angka Kredit(10 JF)
• Penetapan AK berdasarkan
Integrasi denganSKP (77JF)
Penyesuaian dengan PP tentang
Penilaian Kinerja
Integrasi Angka Kredit
dengan SKP dengan
penilaian secara
sequence antara Atasan
langsung dan Tim Penilai
Hasil penilaian Atasan langsung dan Tim
Penilai digunakan sebagai dasar
pertimbangan untuk KPKJ oleh PyB (PyB
dibantu Tim Penilai Kinerja Instansi)
Pokok AK Butir Kegiatan Konversi Integrasi
Butir Kegiatan
dan AK
Disusun terpisah
dalam DUPAK
Tidak disusun Target AK dan Butir Kegiatan ditetapkan dalam
SKP
Penilaian SKP dan DUPAK
dinilai terpisah
Konversi hasil penilaian SKP
dalam bentuk prosentasi ke
dalam AK Kumulatif
Penilaian SKP sudah mencakup penilaian
terhadap kualitas per butir kegiatan yang telah
ditetapkan standar nilai AK
Penilai SKP oleh Atasan
Langsung
DUPAK oleh Tim
Penilai
SKP dinilai oleh Atasan
langsung yang kemudian
disampaikan oleh Tim
Penilai untuk dikonversi ke
dalam AK Kumulatif
SKP dinilai oleh Atasan langsung untuk kualitas
hasil pekerjaan per kegiatan, kemudian
disampaikan oleh Tim Penilai untuk dilakukan
validasi penilaian dan penetapan angka kredit
dan Angka Kredit Kumulatif
PENILAIAN DENGAN INTEGRASI DIATUR DALAM PERMENPAN NO 13 TAHUN 2019,
DAN BERLAKU UNTUK SELURUH JABATAN FUNGSIONALMULAI JULI 2022
?
39. Target AK
Integrasi SKP dan AK
SKP merupakan TARGET KERJA
Pejabat Fungsional berdasarkan
penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
SKP untuk masing-masing jenjang
jabatan diambil dari uraian kegiatan
tugas jabatan sebagai turunan dari
penetapan kinerja unit kerja.
SKP merupakan
TARGET ANGKA
KREDIT dan
KINERJA
TAMBAHAN
Penilaian SKP
dan Kualitas
Hasil Kerja oleh
Atasan disebut
CAPAIAN SKP
Target Kerja dinilai AK
nya oleh Tim Penilai
menjadi CAPAIAN AK,
diusulkan untuk
ditetapkan dalam PAK
PAK
Untuk kenaikan
pangkat/jenjang
KATE
GORI
JENJANG
TARGET DANCAPAIAN ANGKA KREDIT
PER TAHUN AKK NAIK
PANGKAT/
JENJANG
Norma Formasi
Pangkat
Puncak
Keahlian
Ahli
Utama
50 - 25 200
Ahli
Madya
37,5 30 20* 150 (3)
Ahli Muda 25 20 - 100 (2)
Ahli
Pertama
12,5 10 - 50 (2)
Keterampilan
Penyelia 25 - 10 100
Mahir 12,5 10 - 50 (2)
Terampil 5 4 - 20(3)
Pemula 3,75 3 - 15
PENILAIAN KINERJA
40. SKP Perilaku
Kerja
Skema Alur Penilaian Kinerja Jabatan Fungsional (PAK)
Dinilai oleh
TIM PENILAI
KINERJA PNS
Tim Penilai
Angka Kredit
PyB
Memberi
Pertimbangan
PPK
Untuk Penetapan
PAK
Penilaian Kinerja
Untuk Kenaikan
Pangkat dan/
atau Jenjang
± 4 tahun untuk Kenaikan
Pangkat dan/atau Jabatan
Atasan Langsung
SETIAP
TAHUN
41. PERPINDAHAN JABATAN & INPASSING
42
PERPINDAHAN
JABATAN
PERPINDAHAN
REGULER
INPASSING
(PENYESUAIAN)
PEMBENTUKAN
JF BARU
KEBIJAKAN
NASIONAL
PERUBAHAN
KEBIJAKAN JF
PermenPANRB
42/2018
PermenPANRB
28/2019
Berlaku utk Semua
Jabatanke JF tertentu
Tidak ada bataswaktu
Ketentuanketat
Hasil (Naik, Tetap atau
Turun)
Inisiatif Pegawai
Berlaku utk Semua
Jabatanke JF tertentu
Terdapatbatas waktu
Ketentuanlonggar
Hasil (Tetap)
Bukan inisatif Pegawai
PenyamaanPangkat PenyamaanJenjang
dan Penghasilan
PenyamaanPangkat
PenyamaanPangkat
42. KENAIKAN PANGKAT - JENJANG
Kenaikan
Pangkat
❖PAK dan AK kumulatif
❖Nilai Prestasi Kerja
❖AK tabungandalamsatujenjang
❖ Dapat melaksanakankegiatan
penunjang yang diberikanAngka
Kredit paling tinggi 20% dari Angka
Kredit Kumulatif kenaikanpangkat dan
diberikanuntuk satukali kenaikan
pangkat,meliputi:
❑ menjadi pengajar/pelatihdi bidang
tugas JF;
❑ keanggotaandalamTimPenilai;
❑ perolehanpenghargaan/tanda jasa;
❑ melaksanakan tugas lainyang
mendukung pelaksanaan tugas JF;
atau
❑ perolehangelar/ijazahlain.
Kenaikan
Jenjang
▪ Formasi
▪ PAK dan AK kumulatif
▪ uji kompetensi kenaikanjenjang
▪ Nilai Prestasi Kerja
▪ Dapat melaksanakankegiatan
pengembanganprofesi dan,
meliputi:
o Perolehanijazah/gelar
pendidikan formal;
o penyusunan Karya Tulis/Karya
Ilmiah;
o penerjemahan/penyaduran
buku dan karya ilmiah;
o penyusunan pedoman/petunjuk
teknis;
o pelatihan/pengembangan
kompetensi;atau
o kegiatanlainyang ditetapkan
olehInstansi Pembina di bidang
JF
❖ Penyusunan Karya Tulis/Karya
Ilmiah, penerjemahan/penyaduran
buku dan karya ilmiah,
dikecualikan bagi JF yang tugas
jabatannya berkaitan.
❖ Untuk kenaikan ke Penyelia 4 AK,
6 AK ke Ahli Madya, dan 12 AK ke
Ahli Utama, wajib melaksanakan
pengembangan profesi.
❖ Apabila target Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan
pangkat/jabatan tidak tercapai,
tidak diberikan kenaikan
pangkat/jabatan.
43. ❑ tidak memenuhi kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan
untuk menduduki JF.
❑ tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada
JF yang diduduki.
Tidak Memenuhi Persyaratan Jabatan
Usulan Pemberhentian disampaikan oleh:
PPK kepada Presiden bagi JF ahli utama.
PyB kepada PPK bagi JF selain ahli utama, dan
ditetapkan dalam Surat Keputusan Pemberhentian
Pengunduran diri dan tidak memenuhi persyaratan
dilaksanakan pemeriksaandanmendapatkan ijindari
Pyb sebelum ditetapkanpemberhentiannya
Pejabat Fungsional yang mengundurkan diri dan
tidak memenuhi persyaratan jabatan tidak dapat
diangkat kembali dalam JF yang sama
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. CTLN;
d. Tugas Belajar lebih dari 6 bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada JPT,
Administrator,Pengawas,danPelaksana; atau
f. tidak memenuhi persyaratanjabatan.
Pengunduran diri dapat dipertimbangkan dalamhal memiliki alasan
pribadi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas JF
Mengundurkan Diri
PEMBERHENTIAN JF
44. TEKNIS
SOSIAL KULTURAL
MANAJERIAL
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan*
→ diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan**
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis Jabatan*
→ diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis**
pengetahuan,
keterampilan, dan
sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk
memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi*
→ diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen,
dan pengalaman
kepemimpinan**
KOMPETENSI
1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Pejabat
Fungsional WAJIB diikutsertakan pelatihan sesuai dengan
hasil analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian kinerja.
2. Pelatihan yang diberikan kepada Pejabat Fungsional, antara
lain dalam bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis bidang tugas JF.
c. program pengembangan kompetensi lainnya.
45. KETENTUAN LAIN-LAIN
Pejabat Fungsionalyang bertugas
di daerah
terpencil/rawan/berbahaya
25%angka kredit
kumulatif
Pejabat Fungsional yang ditugaskan
sebagaipimpinan unit kerja bukan
pada Jabatan PimpinanTinggi,
Jabatan Administrator,dan Jabatan
Pelaksana
25%angka kredit
kumulatif
Penyesuaianperaturansejak
peraturanditetapkanpaling
lama 3 tahun sejak ditetapkan
1
2
3
46. JABATAN, TUGAS TAMBAHAN DAN PENUGASAN DALAM MANAJEMENASN
47
JABATAN
TUGAS
TAMBAHAN
PENUGASAN
▪ Terkait dengan SOTK
▪ Definitif dan bersifat tetap
▪ Dapat dikelompokkan dalam (JPT, JA, JF)
▪ Terdapat dalam peta jabatan
▪ Memiliki dokumen Anjab + ABK
▪ Meiliki Kelas Jabatan dan SKJ
▪ Diberikan Gaji,Tunjangan dan Fasilitas
▪ Terkait dengan entitas tertentu
▪ Definitif dan bersifat sementara
▪ Tidak Terdapat dalam Peta
Jabatan
▪ Tidak memiliki dokumen Anjab +
ABK
▪ Tidak memiliki Kelas Jabatan dan
SKJ
▪ Diangkat oleh Pejabat Pengelola
Kepegawaian
▪ Diberikan Tunjangan (Honor)
▪ Tidak Definitif dan bersifat sementara
▪ Tidak Terdapat dalam Peta Jabatan
▪ Tidak memiliki dokumen Anjab + ABK
▪ Tidak memiliki Kelas Jabatan dan SKJ
▪ Diberikan oleh Pejabat Pengelola
Kepegawaian
▪ Diberikan Fasilitas
47. PAGE
48
PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI
DAN TATA KERJA HUBUNGAN JPT/JA DENGAN JF
KONDISISEBELUM
PENGALIHAN
KONDISISETELAH
PENGALIHAN
JPT Madya
JPT Pratama
Administrator
(Eselon III)
Pengawas
(Eselon IV)
Pelaksana
(Eselon V)
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Koordinator
JPT Madya
JPT Pratama
▪ Bilamana dibutuhkan, dapat ditunjuk koordinator oleh JPT
Pratama melalui rekomendasi dari pimpinan unit kerja
berdasarkan keahlian dan/atau keterampilan serta
mempertimbangkanbeban kerja unit.
▪ Tugas koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengendalian, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan pada
satu kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan
uraian fungsi.
▪ Memimpin sekelompok substansi pejabat fungsional dan
pelaksana dalam melaksanakan tugas dengan dibantu oleh sub-
koordinator.
▪ Perlu perubahan mekanisme tata kerja dalam organisasi Jabatan
FungsionalAhli Madya sebagai koordinator.
▪ Kesetaraan kelas jabatan fungsional dengan kelas jabatan dalam
jenjangjabatanyang akan diduduki.
48. PAGE
49
PROSES BISNIS ANTARA JPT MADYA, JPT PRATAMA
DENGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
JPT Pratama
Koordinator JF
Kelompok Jabatan Fungsional
• Memberikanarahandankoordinasi terkait pelaksanaantugas
• MenentukanKoordinatordan dapat menunjuk subkoordinator untuk membantu
koordinator
• Membuat Kelompok Kerja
2
• Menyusun perencanaanuntuk melaksanakantugas danmencapai target kinerja
• Memberikanarahandankoordinasi terkaitpencapaiantarget kinerja
1
Pelaksanaan
Kerja di dalam
Kelompok
Kerja
Jabatan
Fungsional
Melaksanakan
pemantauan
dan evaluasi
pelaksanaan
tugas
5
Mereviuhasil
pelaksanaan
tugas
6
Menyampaikan
hasil
pelaksanaan
tugas
7
• Menerima laporan hasil
pekerjaan
• melakukanreviudan evaluasi
pelaksanaankegiatandan
capaiankinerja.
8
Menyusun dan
merencanakan
pembagiantugas
3
JPT Madya
Menerima laporan
Hasil pekerjaan
9
4
49. PAGE
50
PROSES BISNIS ANTARA JPT PRATAMA, PEJABAT ADMINISTRATOR
DENGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Administator
Koordinator JF
Kelompok Jabatan Fungsional
• Menyusun perencanaan untuk melaksanakantugas danmencapai target kinerja
• Memberikanarahandankoordinasi terkait pencapaian target kinerja
1
Pelaksanaan
Kerja di dalam
Kelompok
Kerja
Jabatan
Fungsional
4
Melaksanakan
pemantauan
dan evaluasi
pelaksanaan
tugas
5
Mereviuhasil
pelaksanaan
tugas
6
Menyampaikan
hasil
pelaksanaan
tugas
7
Menyusun dan
merencanakan
pembagiantugas
3
JPT Pratama
• Memberikanarahandankoordinasi terkait pelaksanaantugas
• MenentukanKoordinatordan dapat menunjuk subkoordinator untuk membantu
koordinator
• Membuat Kelompok Kerja
2 • Menerima laporanhasil
pekerjaan
• melakukanreviudan evaluasi
pelaksanaankegiatandan
capaiankinerja.
8
Menerima laporan
Hasil pekerjaan
9
50. PAGE
51
PROSES BISNIS ANTARA PEJABAT PENGAWAS
DENGAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pejabat Pengawas
Kelompok Jabatan Fungsional
• Memberikanarahandankoordinasi terkait pelaksanaantugas
• Membuat Kelompok Kerja
• Menyusun dan merencanakanpembagiantugas
2
Pelaksanaan
Kerja di dalam
Kelompok
Kerja
Jabatan
Fungsional
3
Melaksanakan
pemantauan
dan evaluasi
pelaksanaan
tugas
4
Mereviuhasil
pelaksanaan
tugas
5
Menyampaikan
hasil
pelaksanaan
tugas
6
Administator
1
• Menyusun perencanaan untuk melaksanakan tugas danmencapai target kinerja
• Memberikanarahandankoordinasi terkait pencapaian target kinerja
1
• Menerima laporanhasil
pekerjaan
• melakukanreviudan evaluasi
pelaksanaankegiatandan
capaiankinerja.
7
Menerima laporan
Hasil pekerjaan
8
51. TEKNIS
SOSIAL KULTURAL
MANAJERIAL
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilakuyang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku,
wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus
dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan*
→ Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan**
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilakuyang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis Jabatan*
→ Diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional,
dan pengalaman bekerja secara teknis**
Pengetahuan, keterampilan,
dan sikap/perilakuyang
dapat diamati, diukur,
dikembangkan untuk
memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi*
→ Diukur dari tingkat
pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen,
dan pengalaman
kepemimpinan**
KOMPETENSI
1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Pejabat Fungsional WAJIB diikutsertakan pelatihan sesuai
dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian
kinerja.
2. Pelatihan yang diberikan kepada Pejabat Fungsional, antara
lain dalam bentuk:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis bidang tugas JF.
c. program pengembangan kompetensi lainnya.
52. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Pejabat Fungsional WAJIB diikutsertakan
pelatihan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan pelatihan dan penilaian kinerja.
2. Pelatihan yang diberikan kepada Pejabat Fungsional, antara lain dalam bentuk:
a. pelatihan fungsional;
b. pelatihan teknis bidang tugas JF;
c. program pengembangan kompetensi lainnya, meliputi pengembangan kompetensi manajerial,
kompetensi sosial kultural, dan kompetensi teknis lain terkait bidang tugas JF yang ditetapkan
oleh Instansi Pembina.
53. PROFIL JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS
▪ Nomenklatur :
▪ Dasar Hukum :
▪ Penilaian AK :
▪ Kategori :
▪ Tugas Pokok :
54
Arsiparis
Permenpan48 Tahun 2014 jo 13 Tahun 2016
Konversi
KeterampilandanKeahlian
Melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip dinamis,
pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan
pengolahandanpenyajianarsip menjadi informasi.
Keterangan: Saat ini sedang berproses untuk revisi, tahap perumusan kegiata
54. JABATANFUNGSIONALYANGDIBINAOLEH
KEMENDIKBUD
Dosen Nomor17 Tahun 2013 jo Nomor 46 Tahun 2013
Guru Nomor16 Tahun 2009
Penilik Nomor14 Tahun 2010
Pamong Belajar Nomor15 Tahun 2010
Pengawas Sekolah Nomor21 Tahun 2010
Pengembangan TeknologiPembelajaran Nomor28 Tahun 2017
Pranata Laboratorium Pendidikan Nomor7 Tahun 2019
Pamong Budaya Nomor7 Tahun 2020
Widyaprada Nomor3 Tahun 2019
Pengembang Kurikulum Nomor57 Tahun 2020
Pengembang Penilaian Pendidikan Nomor58 Tahun 2020