SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Dr. Janry H. U. P. Simanungkalit, S.Si., M.Si.
Direktur Kompensasi ASN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYUSUNAN
EVALUASI JABATAN DAN PEMBERIAN TUNJANGAN
KINERJA/TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP)
DALAM KERANGKA MANAJEMEN ASN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
Pokok Materi
01
02
03
Latar Belakang
(Historical Background)
Pembatasan Honor-honor yang terkait
ouput kegiatan dan tidak memenuhi kriteria
pembentukan tim untuk dialihkan sebagai
Tunjangan Kinerja
Pengurangan Perjalanan Dinas
dialihkan untuk Tunjangan Kinerja
Tunjangan Kinerja harus dikaitkan
dengan capaian kinerja sejak tunjangan
tersebut dibayarkan
Honor
Perjalanan
Dinas
Kinerja
Tunjangan khusus/lainnya diintegrasikan
dalam Tunjangan Kinerja, apabila terjadi
penurunan penghasilan, sepanjang dasar
hukumnya kuat, dapat diberikan Tunjangan
Selisih Penghasilan
Tunjangan
Khusus
Kebijakan
Perpres 81/2010
KELAS JABATAN
KEMENDAGRI
(75 %)
LAN
(75 %)
BKN
(70 %)
123 Th 2018 126 Tahun 2017 123 Tahun 2017
17 33.240.000 33.240.000 29.085.000
16 27.577.500 25.577.500 20.695.000
15 19.280.000 19.280.000 14.721 .000
14 17.064.000 17.064.000 11.670.000
13 10.936.000 10.936.000 8.562.000
12 9.896.000 9.896.000 7.271.000
11 8.757.600 8.757.600 5.183.000
10 5.979.200 5.979.200 4.551.000
9 5.079.200 5.079.200 3.781.000
8 4.595.150 4.595.150 3.319.000
7 3.915.950 3.915.950 2.928.000
6 3.510.400 3.510.400 2.702.000
5 3.134.250 3.134.250 2.493.000
4 2.985.000 2.985.000 2.350.000
3 2.898.000 2.898.000 2.216.000
2 2.708.250 2.708.250 2.089.000
1 2.531.250 2.531.250 1.968.000
Pangkat adalah kedudukan yang
menunjukkan tingkat seseorang
PNS berdasarkan jabatannya dalam
rangkaian susunan kepegawaian
dan digunakan sebagai dasar
penggajian.
(PP 99 Th 2000)
Pangkat adalah kedudukan yang
menunjukan tingkatan Jabatan
berdasarkan tingkat kesulitan,
tanggungjawab, dampak, dan
persyaratan kualifikasi pekerjaan yang
digunakan sebagai dasar penggajian
(Psl 46 PP No. 11 Th 2017)
Arah Kebijakan Perubahan Sistem Penggajian PNS
(UU ASN)
GAJI POKOK
TUNJ. JABATAN
TUNJ. KELUARGA
TUNJ. PANGAN
TUNJ. LAINNYA:
Tunj Resiko, THR,
etc
UANG MAKAN
HONORARIUM
EXISTING
KOMPONEN PENGHASILAN
PNS
Perubahan Komponen
Penghasilan
TUNJ. KINERJA
GAJI
UU ASN
1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada
PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.
2. Gaji sebagaimana dimaksud dibayarkan sesuai dengan beban
kerja, tanggung-jawab, dan resiko pekerjaan.
3. Gaji sebagaimana dimaksud pada angka 2 pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap.
(Pasal 79 UU ASN)
PRINSIP DASAR PENGGAJIAN PNS
(UU 5 Tahun 2014)
Sistem Penggajian berbasis Jabatan
Pemerintah WAJIB membayar gaji yang Adil & Layak kepada PNS serta
menjamin kesejahteraan PNS.
Dibayarkan sesuai dg Beban Kerja, Tanggung Jawab & Risiko Pekerjaan.
Gaji PNS diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup PNS.
EVALUASI
JABATAN
Tanggung-
jawab
Beban
Kerja
Resiko
Pekerjaan
Pangkat  Kelas Jabatan  Harga Jabatan
PERUBAHAN SISTEM PENGGAJIAN BERBASIS PANGKAT MENJADI BERBASIS
HARGA JABATAN
Pelaksanaan
Evaluasi Jabatan
Landasan Hukum
a.Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 34
Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi
Jabatan PNS
Jo. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 39
Tahun 2013.
b. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan
PNS.
Historikal
PermenPAN RB
No.34/2011
&
Perka BKN No.
21 Tahun 2011
• Format Berita
Acara
• Kelas Jab
untuk Tukin
PP MANAJEMEN
PNS
Workshop
Nasional
Analisis Jab.,
Analisis Beban
Kerja, dan Evaluasi
Jab.
UU ASN
2020
2018 - 2019
2017
2014
2013
2012
2011
PermenPAN RB
No.39/2013
Format Surat
Persetujuan
PELAKSANAAN
EVALUASI
JABATAN
Pusat 100% &
Daerah < 10%
Percepatan
Penyelesaian
Tahap I
Percepatan
Penyelesaian
Tahap II
Zona
Aceh dan Papua
Evaluasi
Jabatan
Ragam Metode Evaluasi Jabatan
HAY
MERCER
Dan
lain-lain...
FES
TOWER-
WATSON
Tower-Watson Global
Grades (1980)
Factor Evaluation System
(Sept., 1977), menggantikan metode
sebelumnya: Classification Principles
and Policies (1963) - US OPM
HayGroup
(1950)
PC Mercer
(1970)
• Eurocomp
• Job Ranking
• Job Classification
• Point Method
• Factor Comparison
FES merupakan basis dalam Perka BKN
& Permen.PAN-RB (sebelumnya BKN
sudah menerbitkan Perka BKN No. 46B /
2003 untuk Pelaksanaan Evaluasi
Jabatan)
Prinsip Evaluasi Jab.
Yang dievaluasi adalah JABATAN bukan
Orang/Pegawai
Jabatan-jabatan yang telah ditetapkan
Intellectual Judgement
(bukan matematis)
Proses pembahasan dan kesepakatan tim
(melalui proses validasi 3 pihak :
Kem PAN & RB, BKN dan Instansi ybs.)
Evaluasi
Jabatan
Tahapan PelaksanaanEvaluasi Jabatan
Persiapan Pelaksanaan
Penetapan
Hasil Evaluasi
a. Tim EvJab
1) Pengarah
2) Pelaksana
b.Inventarisasi
Informasi
Jabatan (Anjab)
c.Klasifikasi Jab.
a.Penyusunan Peta
Jabatan
b.Penyusunan
Informasi Faktor
Jabatan
c.Tabel Penilaian
Jabatan
a.Validasi Nilai &
Kelas Jab.
b.Penetapan
Hasil Evajab.
Perubahan
Tusi Jabatan
dan/atau
Struktur
Organisasi, dll
Kriteria Faktor Jab.
1)Ruang Lingkup dan Dampak Pekerjaan
Jabatan (5 level);
2) Pengaturan Organisasi (3 level);
3) Wewenang Penyeliaan (3 level);
4) Hubungan Personal yang harus dilakukan (4A
Sifat Hub. – 4B Tujuan Hub.  4 level);
5) Kesulitan Dalam Pengarahan Pekerjaan (8
level).
6) Kondisi Lain (6 Level) + Situasi Khusus
(Lihat Anak Lampiran I Perka BKN No. 21 Th 2014, atau
Lihat Lampiran PermenPAN dan RB No. 34 Th 2011)
Managerial Positions
JPT, Administrator, dan Pengawas
Non-Managerial Positions
Fungsional dan Pelaksana
1) Pengetahuan yang dibutuhkan jabatan (9 level);
2) Pengawasan yang diterima (5 level);
3) Pedoman/Panduan Kerja (5 level);
4) Kompleksitas Pekerjaan (6 level);
5) Ruang Lingkup dan Dampak Pekerjaan Jabatan
(6 level);
6) Hubungan Personal yang harus dilakukan
(4 level);
7) Tujuan Hubungan (4 level);
8) Persyaratan/Tuntutan Fisik (3 level);
9) Lingkungan Kerja (3 level).
(Lihat Anak Lampiran II Perka BKN No 21 Th 2011)
(Lihat Lampiran menpan No 34 Tahun 2011)
Evaluasi
Jabatan
Hasil Evaluasi Jabatan
Nilai Jabatan
dan
Klasifikasi
Jabatan
Evaluasi
Jabatan
(Struktural dan
Fungsional)
JS JF
F1 F1
F2 F2
F3 F3
F4 F4
F5 F5
F6 F6
F7
F8
F9
Tingkat/
Kelas Jabatan
Nilai Jabatan
17 4.055 s/d Keatas
16 3.605 s/d 4.050
15 3.155 s/d 3.600
14 2.755 s/d 3.150
13 2.355 s/d 2.750
12 2.105 s/d 2.350
11 1.855 s/d 2.100
10 1.605 s/d 1.850
9 1.355 s/d 1.600
8 1.105 s/d 1.350
7 855 s/d 1.100
6 655 s/d 850
5 455 s/d 650
4 375 s/d 450
3 305 s/d 370
2 245 s/d 300
1 190 s/d 240
Peringkat
Jabatan
Kebijakan Pemberian
Tunjangan Kinerja/
TPP
•Konstruksi Yuridis
•Arah Kebijakan
•Prinsip
•Implementasi
PP No.7/1977 ttg Peraturan Gaji PNS (Pasal 19)
.................. “apabila ada alasan-alasan yang kuat, kepada PNS dapat diberikan
tunjangan-tunjangan lain”.
Perpres No. 81/2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010 –
2025
Perpres Tunjangan Kinerja
Masing-masing K/L
Psl. 63 PP No. 58/2005
dicabut dengan
Psl. 58 PP No.12/2019
Ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
Pertimbangan beban kerja, tempat
bertugas, kondisi kerja, kelangkaan
profesi, prestasi
Kerja, dan/atau pertimbangan
objektif lainnya
Perkada berpedoman PP?
Persetujuan Mendagri pertimbangan Menkeu
Kepala Daerah nakal: penundaan/ dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum
Tentang Pedoman Penghitungan
Tunjangan Kinerja PNS
Fakta:
Bentuk pemberian tambahan penghasilan setiap Daerah berbeda-beda (variatif), terutama dari aspek :
1. Penetapan (eselon/golru)
2. Tata Cara Pemberian (presensi pegawai)
Koordinasi & Supervisi Bidang Pencegahan Komisi
Pemberantasan Korupsi (Korsupgah KPK)
PUSH FACTOR
PEDOMAN PENDAMPINGAN
PENERAPAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP)
PADA PEMERINTAH DAERAH
Oleh:
TIM KOORDINASI & SUPERVISI
BIDANG PENCEGAHAN KPK
II. PENERAPAN
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
2.1. DASAR HUKUM TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
1) Pasal 79 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), menyatakan bahwa:
(1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS,
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan
resiko pekerjaan,
(3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan secara bertahap,
(4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara,
(5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
daerah.
2) Pasal 63 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri
sipil daerah berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah
dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 serta perubahannya Nomor 21 Tahun
2001 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pada Lampiran A. VIII Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan Kode Rekening Belanja Daerah pada Kode Rekening
5.1.1.02 Bab Tambahan, yakni penganggaran bagi tambahan penghasilan bagi pegawai negeri
sipil di daerah mengacu pada kriteria:
a. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja,
b. Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas,
c. Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja,
d. Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi,
e. Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja.
4) Peraturan Menteri PAN dan RB No. 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan Pegawai
Negeri Jo. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 39 Tahun 2013, dan
5) Peraturan Kepala BKN No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan PNS.
Manfaat Tunjangan
1. Pegawai merasa mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah.
2. Meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama untuk tunjangan kesejahteraan yang dikaitkan dengan
kinerja.
3. Menghilangkan istilah meja ‘mata air’ dan meja ‘air mata’, atau ‘lahan basah’ dan ‘lahan kering’.
4. Menghilangkan rasa iri diantara pegawai yang sering terlibat dalam proyek dan yang tidak pernah terlibat
dalam proyek (karena tupoksi memang tidak memungkinkan).
5. Meningkatkan pendapatan pegawai, sehingga standart biaya hidup minimal bisa dicapai, terutama untuk
pegawai staf dan fungsional, sehingga tercipta 'pemerataan pendapatan‘ secara proporsional.
6. Menunjukkan rasa kebersamaan, karena 'kerelaan' dari pejabat yang dengan ikhlas 'pendapatannya
berkurang' demi untuk 'menambah pendapatan' staf.
7. Seiring dengan semakin meningkatnya kemampuan ekonomi negara, maka perlu juga dipikirkan perihal
peningkatan kesejahteraan para ASN di daerah.
8. Memberikan ketenangan bathin kepada ASN karena mendapatkan tambahan penghasilan secara “legal”.
II.3. PRINSIP PELAKSANAAN TPP
Berdasarkan
Undang-Undang ASN
& RPP GTF
Overview
KOMPENSASI TOTAL PNS
(UU No. 5 TH 2014 ttg ASN)
Fasilitas Kompensasi Total PNS
Jaminan
Hari Tua
Jaminan
Pensiun
Tunjangan
Kinerja
Penghargaan
• Tanda Kehormatan
• Kenaikan Pangkat Istimewa
• Kesempatan Prioritas
Pengembangan Kompetensi
• Kesempatan menghadiri Acara
• Resmi dan/atau Acara Kenegaraan
Gaji
Perlindungan
• Jaminan Kesehatan
• Jaminan Kecelakaan Kerja
• Jaminan Kematian
• Bantuan Hukum
Tunjangan
Kemahalan
Penyederhanaan/Simplikasi Komponen Penghasilan
1 2
3
Arah Kebijakan Tunjangan Kinerja
(draf RPP GTF)
TUNJANGAN KINERJA TERTENTU (2)
DISKRESI PRESIDEN UNTUK KONDISI TERTENTU
(c/: bagi yang mengalami penurunan penghasilan, atau tambahan bagi
yg bertugas di daerah konflik/pulau kecil terluar)
TUNJANGAN KINERJA (1)
PRINSIP: BERUPA INSENTIF/BONUS TERTENTU
PEMBERIANNYA DIDASARKAN PADA
CAPAIAN KINERJA Basis
Pemberian:
Hasil
Penilaian
Kinerja
• ALIGNMENT (sesuai dengan bobot pekerjaan/keahlian/kompetensi)
…Refers to the pay relationship among different jobs/skills/competencies within an organization
• CONTRIBUTION (harus dikaitkan kontribusi pegawai terhadap kinerja organisasi)
…Refers to the employee’s contribution to organization performance
• COMPETITIVENESS (mampu menghadirkan tren positif untuk pencapaian kinerja)
…Refers to the pay relationship among organization
Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang
diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
besarannya didasarkan pada hasil evaluasi
jabatan dan capaian kinerja PNS.
1. PENGERTIAN
Untuk menentukan besaran tunjangan kinerja PNS yang adil,
objektif, transparan, dan konsisten sesuai dengan berat
ringannya suatu jabatan, maka penghitungan tunjangan kinerja
harus didasarkan pada nilai atau kelas suatu jabatan yang
diperoleh melalui proses evaluasi jabatan.
2. PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA
Sesuai dengan Pencapaian Kinerja PNS
Pembayaran
A. Penetapan Besaran Tunjangan Kinerja
Variabel Penetapan Besaran
Tunjangan Kinerja
Evaluasi Jabatan
Penilaian Tingkat Faktor
Jabatan
Kelas dan Nilai Jabatan
Penetapan Besaran
Tunjangan Kinerja
Menpan
RB
Menkeu
Data Collector
Capaian RB
Job
Pricing
Pedoman Penghitungan
Tunjangan Kinerja PNS
“Kelas dan Nilai Jabatan yg telah
divalidasi digunakan sebagai dasar
penghitungan Tunjangan Kinerja”
Dilakukan dengan memberikan Indeks
Besaran Rupiah tertentu untuk setiap
Nilai Jabatan, dengan formula:
TK = NJ X IDrp
TK = Tunjangan Kinerja
NJ = Nilai Jabatan
Idrp = Indeks Besaran Rupiah
ttg Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri
NO JABATAN
KELAS
JABATAN
NILAI JABATAN
INDEX
(Rp ,-)
TUNJANGAN
KINERJA
1 2 3 4 5 6 = (4X5)
1 Sekretaris Utama 17 4.585 5.000 22.925.000
2 Direktur Peraturan Perundang-undangan 15 3.645 5.000 18.225.000
3 Direktur Kepangkatan dan Mutasi 15 3.205 5.000 16.025.000
4 Kepala Subdit Peraturan Perundang-undangan II 12 2.285 5.000 11.425.000
5 Kepala Subdit Kepangkatan & Mutasi II 11 2.020 5.000 10.100.000
6
Kepala Seksi Penyiapan Perancangan Peraturan
Perundang-undangan Bidang Hak Kepegawaian,
Gaji dan Tunjangan
9 1.430 5.000 7.150.000
7 Kepala Seksi kepangkatan dan Mutasi I.A 8 1.165 5.000 5.825.000
8
Pengolah Bahan Perancangan Peraturan
Perundang-undangan
7 940 5.000 4.700.000
9 Pemroses Mutasi kepegawaian 5 590 5.000 2.950.000
Contoh Perhitungan
b. Pembayaran Tunjangan Kinerja
Pembayaran
Tunjangan Kinerja
+
• Daily Report
• Supervisor &
Director
Approval
• Tingkat
Kehadiran
• Cuti
• Hukuman
Disiplin
Contoh di BKN
40
PENATAAN JABATAN
PELAKSANA DI
LINGKUNGAN INSTANSI
PEMERINTAH
(Berdasarkan Peraturan MENPANRB Nomor 41 Tahun 2018)
Dr. Janry H. U. P. Simanungkalit, S.Si., M.Si., Direktur Kompensasi ASN –
BKN
Contoh Peta Jabatan (Evajab)
HISTORIKAL
STANDARISASI JABATAN
PELAKSANA
JABATAN PELAKSANA
Dikelompokkan dalam klasifikasi Jabatan PNS yang
menunjukkan kesamaan:
Karakteristik
Pola Kerja
Mekanisme
Ditetapkan
"Nomenklatur Jabatan Pelaksana"
NOMENKLATUR
JABATAN PELAKSANA
Tugas Jabatan
Kualifikasi Pendidikan
Formal dan/atau Profesi
Kompetensi (Sesuai
Kebutuhan Organisasi)
NOMENKLATUR
JABATAN
PELAKSANA
digunakan sebagai acuan bagi
Instansi Pemerintah untuk:
• Penyusunan dan
Penetapan Kebutuhan;
• Penentuan Pangkat dan
Jabatan;
• Penggajian dan
Tunjangan;
• Pemberhentian.
• Pengembangan Karier;
• Pengembangan
Kompetensi;
• Penilaian Kinerja;
INSTANSI TEKNIS
MENGUSULKAN:
• Perubahan / Penyempurnaan;
• Nomenklatur Jabatan Pelaksana
Baru
DISAMPAIKAN PPK
KEPADA MENTERI
disertai dengan:
• peta jabatan;
• analisis jabatan;
• analisis beban kerja.
Mengusulkan penetapan nomenklatur Jabatan
Pelaksana yang diusulkan oleh K/L dan Pemerintah
Daerah.
Usulan minimal memuat:
a. Klasifikasi jabatan
b. Nomenklatur jabatan;
c. Tugas Jabatan;
d. Uraian tugas jabatan;
e. Syarat jabatan;
f. Hasil kerja/output jabatan;
g. Kualifikasi pendidikan dan/atau profesi;
h. Kompetensi manajerial, teknis dan sosial kultural;
i. Kedudukan jabatan/peta jabatan; dan
Esensi Standarisasi Jabatan Pelaksana
1
• Nomenklatur Jabatan
2
• Persyaratan Jabatan (Kualifikasi Pendidikan
dan Kompetensi)
3
• Tugas Jabatan (peran, tanggung jawab,
wewenang, hasil kerja jabatan)
4
• Kelas Jabatan
Pasal 56 (Pengangkatan dalam Jabatan Pelaksana)
1. Setiap PNS yang memenuhi syarat jabatan mempunyai kesempatan
yang sama untuk diangkat dalam JA yang lowong (termasuk Jabatan
Pelaksana)
2. PPK menetapkan keputusan pengangkatan dalam jab Pelaksana.
3. PyB mengusulkan pengangkatan PNS dalam jab Pelaksana kepada PPK
setelah mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada Instansi
Pemerintah, yg dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi, kualifikasi, syarat jabatan, penilaian atas prestasi kerja,
kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, tanpa membedakan jender,
suku, agama, ras, dan golongan.
ISU DALAM IMPLEMENTASI
Bagaimana kualifikasi pegawai (Pelaksana) di
Instansi Bapak/Ibu saat ini?
a. Overqualified
b. Sesuai Standarisasi
c. UnderQualified
Pasal 167 s/d 171 (Manajemen Karir – Profil PNS)
1. Instansi Pemerintah harus terlebih dahulu menyusun:
a. standar kompetensi Jabatan; dan
b. profil PNS.
2. Profil PNS tersebut memuat:
a. data personal;
b. kualifikasi;
c. rekam jejak jabatan;
d. kompetensi;
3. Kompetensi dimaksud merupakan informasi mengenai kemampuan PNS dalam melaksanakan
tugas Jabatan.
4. Dalam rangka menyediakan informasi mengenai kompetensi PNS dalam profil PNS, setiap PNS
harus dinilai melalui uji kompetensi.
5. Uji kompetensi PNS dapat dilakukan oleh assessor internal pemerintah atau bekerjasama
dengan assessor independen dan dilakukan secara berkala.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to OPTIMASI TUNJANGAN KINERJA

PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptxPPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptxUPTDSMPN5SINJAI
 
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptx
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptxFinal-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptx
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptxdetukeli
 
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdfintan432755
 
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptxPPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptxsankomkejatintb
 
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdf
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdfperaturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdf
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdfTriGalihPrasetya
 
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdf
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdfPermen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdf
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdfdanawanbimantoro
 
Slide anjab permen 35 12 ty
Slide anjab permen 35 12 tySlide anjab permen 35 12 ty
Slide anjab permen 35 12 tyRudy Irawan
 
Materi skp untuk kenaikan pangkat
Materi skp untuk kenaikan pangkatMateri skp untuk kenaikan pangkat
Materi skp untuk kenaikan pangkatKutsiyatinMSi
 
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013Ifik Firdaus
 
penyusunan skp
penyusunan skppenyusunan skp
penyusunan skpbentas1
 
korpri Penghasilan ASN 090323.pdf
korpri Penghasilan ASN 090323.pdfkorpri Penghasilan ASN 090323.pdf
korpri Penghasilan ASN 090323.pdfssuserd2c4aa
 
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptx
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptxPPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptx
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptxPakNasrudin
 
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptx
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptxMateri Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptx
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptxyudouyami
 
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfSalinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfCIkumparan
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudWinarto Winartoap
 
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkatKutsiyatinMSi
 

Similar to OPTIMASI TUNJANGAN KINERJA (20)

PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptxPPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8 TAHUN 2021 - 2004202-edit.pptx
 
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptx
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptxFinal-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptx
Final-Paparan-Perencanaan-Kinerja-PNS.pptx
 
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf
20191028_Penyelarasan_Kelas_Jabatan_dan_Tunjangan_Jabatan _Kementerian_PANRB.pdf
 
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptxPPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptx
PPT PERMENPANRB NO 8-2021 TENTANG SKP.pptx
 
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdf
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdfperaturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdf
peraturan-menteri-panrb-nomor-6-tahun-2022 Kinerja ASN.pdf
 
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdf
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdfPermen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdf
Permen PANRB No. 6 Tahun 2022 (1).pdf
 
Slide anjab permen 35 12 ty
Slide anjab permen 35 12 tySlide anjab permen 35 12 ty
Slide anjab permen 35 12 ty
 
Materi skp untuk kenaikan pangkat
Materi skp untuk kenaikan pangkatMateri skp untuk kenaikan pangkat
Materi skp untuk kenaikan pangkat
 
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013
Disiplin dan Penilaian Prestasi Kerja PNS Kemenag 2013
 
penyusunan skp
penyusunan skppenyusunan skp
penyusunan skp
 
Kajian mapping abk kota samarinda 2014
Kajian mapping abk kota samarinda 2014Kajian mapping abk kota samarinda 2014
Kajian mapping abk kota samarinda 2014
 
korpri Penghasilan ASN 090323.pdf
korpri Penghasilan ASN 090323.pdfkorpri Penghasilan ASN 090323.pdf
korpri Penghasilan ASN 090323.pdf
 
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptx
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptxPPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptx
PPT-PERMENPAN-RB-6-TAHUN-2022-54-HALETIK.pptx
 
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptx
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptxMateri Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptx
Materi Kebijakan dan Regulasi Implementasi Jafung.pptx
 
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdfSalinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
Salinan Perpres Nomor 34 Tahun 2023.pdf
 
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbudPermen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
Permen tahun2013 nomor107 tunj kinerja dikbud
 
Pembangunan sdm asn dan penyederhanaan birokrasi
Pembangunan sdm asn dan penyederhanaan birokrasiPembangunan sdm asn dan penyederhanaan birokrasi
Pembangunan sdm asn dan penyederhanaan birokrasi
 
Materi 3.pptx
Materi 3.pptxMateri 3.pptx
Materi 3.pptx
 
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
20211013 kebijakan jf pemprov jabar singkat
 
Paparan ibu kartini
Paparan ibu kartiniPaparan ibu kartini
Paparan ibu kartini
 

OPTIMASI TUNJANGAN KINERJA

  • 1. Dr. Janry H. U. P. Simanungkalit, S.Si., M.Si. Direktur Kompensasi ASN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYUSUNAN EVALUASI JABATAN DAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA/TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) DALAM KERANGKA MANAJEMEN ASN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
  • 4.
  • 6. Pembatasan Honor-honor yang terkait ouput kegiatan dan tidak memenuhi kriteria pembentukan tim untuk dialihkan sebagai Tunjangan Kinerja Pengurangan Perjalanan Dinas dialihkan untuk Tunjangan Kinerja Tunjangan Kinerja harus dikaitkan dengan capaian kinerja sejak tunjangan tersebut dibayarkan Honor Perjalanan Dinas Kinerja Tunjangan khusus/lainnya diintegrasikan dalam Tunjangan Kinerja, apabila terjadi penurunan penghasilan, sepanjang dasar hukumnya kuat, dapat diberikan Tunjangan Selisih Penghasilan Tunjangan Khusus Kebijakan Perpres 81/2010
  • 7. KELAS JABATAN KEMENDAGRI (75 %) LAN (75 %) BKN (70 %) 123 Th 2018 126 Tahun 2017 123 Tahun 2017 17 33.240.000 33.240.000 29.085.000 16 27.577.500 25.577.500 20.695.000 15 19.280.000 19.280.000 14.721 .000 14 17.064.000 17.064.000 11.670.000 13 10.936.000 10.936.000 8.562.000 12 9.896.000 9.896.000 7.271.000 11 8.757.600 8.757.600 5.183.000 10 5.979.200 5.979.200 4.551.000 9 5.079.200 5.079.200 3.781.000 8 4.595.150 4.595.150 3.319.000 7 3.915.950 3.915.950 2.928.000 6 3.510.400 3.510.400 2.702.000 5 3.134.250 3.134.250 2.493.000 4 2.985.000 2.985.000 2.350.000 3 2.898.000 2.898.000 2.216.000 2 2.708.250 2.708.250 2.089.000 1 2.531.250 2.531.250 1.968.000
  • 8.
  • 9. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. (PP 99 Th 2000) Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkatan Jabatan berdasarkan tingkat kesulitan, tanggungjawab, dampak, dan persyaratan kualifikasi pekerjaan yang digunakan sebagai dasar penggajian (Psl 46 PP No. 11 Th 2017)
  • 10. Arah Kebijakan Perubahan Sistem Penggajian PNS (UU ASN) GAJI POKOK TUNJ. JABATAN TUNJ. KELUARGA TUNJ. PANGAN TUNJ. LAINNYA: Tunj Resiko, THR, etc UANG MAKAN HONORARIUM EXISTING KOMPONEN PENGHASILAN PNS Perubahan Komponen Penghasilan TUNJ. KINERJA GAJI UU ASN
  • 11. 1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. 2. Gaji sebagaimana dimaksud dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung-jawab, dan resiko pekerjaan. 3. Gaji sebagaimana dimaksud pada angka 2 pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. (Pasal 79 UU ASN) PRINSIP DASAR PENGGAJIAN PNS (UU 5 Tahun 2014) Sistem Penggajian berbasis Jabatan
  • 12. Pemerintah WAJIB membayar gaji yang Adil & Layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. Dibayarkan sesuai dg Beban Kerja, Tanggung Jawab & Risiko Pekerjaan. Gaji PNS diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas hidup PNS. EVALUASI JABATAN Tanggung- jawab Beban Kerja Resiko Pekerjaan Pangkat  Kelas Jabatan  Harga Jabatan
  • 13. PERUBAHAN SISTEM PENGGAJIAN BERBASIS PANGKAT MENJADI BERBASIS HARGA JABATAN
  • 15. Landasan Hukum a.Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan PNS Jo. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 39 Tahun 2013. b. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan PNS.
  • 16. Historikal PermenPAN RB No.34/2011 & Perka BKN No. 21 Tahun 2011 • Format Berita Acara • Kelas Jab untuk Tukin PP MANAJEMEN PNS Workshop Nasional Analisis Jab., Analisis Beban Kerja, dan Evaluasi Jab. UU ASN 2020 2018 - 2019 2017 2014 2013 2012 2011 PermenPAN RB No.39/2013 Format Surat Persetujuan PELAKSANAAN EVALUASI JABATAN Pusat 100% & Daerah < 10% Percepatan Penyelesaian Tahap I Percepatan Penyelesaian Tahap II Zona Aceh dan Papua
  • 17. Evaluasi Jabatan Ragam Metode Evaluasi Jabatan HAY MERCER Dan lain-lain... FES TOWER- WATSON Tower-Watson Global Grades (1980) Factor Evaluation System (Sept., 1977), menggantikan metode sebelumnya: Classification Principles and Policies (1963) - US OPM HayGroup (1950) PC Mercer (1970) • Eurocomp • Job Ranking • Job Classification • Point Method • Factor Comparison FES merupakan basis dalam Perka BKN & Permen.PAN-RB (sebelumnya BKN sudah menerbitkan Perka BKN No. 46B / 2003 untuk Pelaksanaan Evaluasi Jabatan)
  • 18. Prinsip Evaluasi Jab. Yang dievaluasi adalah JABATAN bukan Orang/Pegawai Jabatan-jabatan yang telah ditetapkan Intellectual Judgement (bukan matematis) Proses pembahasan dan kesepakatan tim (melalui proses validasi 3 pihak : Kem PAN & RB, BKN dan Instansi ybs.)
  • 19. Evaluasi Jabatan Tahapan PelaksanaanEvaluasi Jabatan Persiapan Pelaksanaan Penetapan Hasil Evaluasi a. Tim EvJab 1) Pengarah 2) Pelaksana b.Inventarisasi Informasi Jabatan (Anjab) c.Klasifikasi Jab. a.Penyusunan Peta Jabatan b.Penyusunan Informasi Faktor Jabatan c.Tabel Penilaian Jabatan a.Validasi Nilai & Kelas Jab. b.Penetapan Hasil Evajab. Perubahan Tusi Jabatan dan/atau Struktur Organisasi, dll
  • 20. Kriteria Faktor Jab. 1)Ruang Lingkup dan Dampak Pekerjaan Jabatan (5 level); 2) Pengaturan Organisasi (3 level); 3) Wewenang Penyeliaan (3 level); 4) Hubungan Personal yang harus dilakukan (4A Sifat Hub. – 4B Tujuan Hub.  4 level); 5) Kesulitan Dalam Pengarahan Pekerjaan (8 level). 6) Kondisi Lain (6 Level) + Situasi Khusus (Lihat Anak Lampiran I Perka BKN No. 21 Th 2014, atau Lihat Lampiran PermenPAN dan RB No. 34 Th 2011) Managerial Positions JPT, Administrator, dan Pengawas Non-Managerial Positions Fungsional dan Pelaksana 1) Pengetahuan yang dibutuhkan jabatan (9 level); 2) Pengawasan yang diterima (5 level); 3) Pedoman/Panduan Kerja (5 level); 4) Kompleksitas Pekerjaan (6 level); 5) Ruang Lingkup dan Dampak Pekerjaan Jabatan (6 level); 6) Hubungan Personal yang harus dilakukan (4 level); 7) Tujuan Hubungan (4 level); 8) Persyaratan/Tuntutan Fisik (3 level); 9) Lingkungan Kerja (3 level). (Lihat Anak Lampiran II Perka BKN No 21 Th 2011) (Lihat Lampiran menpan No 34 Tahun 2011)
  • 21. Evaluasi Jabatan Hasil Evaluasi Jabatan Nilai Jabatan dan Klasifikasi Jabatan Evaluasi Jabatan (Struktural dan Fungsional) JS JF F1 F1 F2 F2 F3 F3 F4 F4 F5 F5 F6 F6 F7 F8 F9 Tingkat/ Kelas Jabatan Nilai Jabatan 17 4.055 s/d Keatas 16 3.605 s/d 4.050 15 3.155 s/d 3.600 14 2.755 s/d 3.150 13 2.355 s/d 2.750 12 2.105 s/d 2.350 11 1.855 s/d 2.100 10 1.605 s/d 1.850 9 1.355 s/d 1.600 8 1.105 s/d 1.350 7 855 s/d 1.100 6 655 s/d 850 5 455 s/d 650 4 375 s/d 450 3 305 s/d 370 2 245 s/d 300 1 190 s/d 240 Peringkat Jabatan
  • 24. PP No.7/1977 ttg Peraturan Gaji PNS (Pasal 19) .................. “apabila ada alasan-alasan yang kuat, kepada PNS dapat diberikan tunjangan-tunjangan lain”. Perpres No. 81/2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 Perpres Tunjangan Kinerja Masing-masing K/L Psl. 63 PP No. 58/2005 dicabut dengan Psl. 58 PP No.12/2019 Ttg Pengelolaan Keuangan Daerah Pertimbangan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi Kerja, dan/atau pertimbangan objektif lainnya Perkada berpedoman PP? Persetujuan Mendagri pertimbangan Menkeu Kepala Daerah nakal: penundaan/ dan/atau pemotongan Dana Transfer Umum Tentang Pedoman Penghitungan Tunjangan Kinerja PNS
  • 25. Fakta: Bentuk pemberian tambahan penghasilan setiap Daerah berbeda-beda (variatif), terutama dari aspek : 1. Penetapan (eselon/golru) 2. Tata Cara Pemberian (presensi pegawai) Koordinasi & Supervisi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (Korsupgah KPK) PUSH FACTOR
  • 26. PEDOMAN PENDAMPINGAN PENERAPAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI (TPP) PADA PEMERINTAH DAERAH Oleh: TIM KOORDINASI & SUPERVISI BIDANG PENCEGAHAN KPK
  • 27. II. PENERAPAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI 2.1. DASAR HUKUM TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI 1) Pasal 79 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), menyatakan bahwa: (1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS, (2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan, (3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, (4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara, (5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. 2) Pasal 63 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
  • 28. 3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 serta perubahannya Nomor 21 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pada Lampiran A. VIII Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan Kode Rekening Belanja Daerah pada Kode Rekening 5.1.1.02 Bab Tambahan, yakni penganggaran bagi tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipil di daerah mengacu pada kriteria: a. Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, b. Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas, c. Tambahan penghasilan berdasarkan kondisi kerja, d. Tambahan penghasilan berdasarkan kelangkaan profesi, e. Tambahan penghasilan berdasarkan prestasi kerja. 4) Peraturan Menteri PAN dan RB No. 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan Pegawai Negeri Jo. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 39 Tahun 2013, dan 5) Peraturan Kepala BKN No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Jabatan PNS.
  • 29. Manfaat Tunjangan 1. Pegawai merasa mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah. 2. Meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama untuk tunjangan kesejahteraan yang dikaitkan dengan kinerja. 3. Menghilangkan istilah meja ‘mata air’ dan meja ‘air mata’, atau ‘lahan basah’ dan ‘lahan kering’. 4. Menghilangkan rasa iri diantara pegawai yang sering terlibat dalam proyek dan yang tidak pernah terlibat dalam proyek (karena tupoksi memang tidak memungkinkan). 5. Meningkatkan pendapatan pegawai, sehingga standart biaya hidup minimal bisa dicapai, terutama untuk pegawai staf dan fungsional, sehingga tercipta 'pemerataan pendapatan‘ secara proporsional. 6. Menunjukkan rasa kebersamaan, karena 'kerelaan' dari pejabat yang dengan ikhlas 'pendapatannya berkurang' demi untuk 'menambah pendapatan' staf. 7. Seiring dengan semakin meningkatnya kemampuan ekonomi negara, maka perlu juga dipikirkan perihal peningkatan kesejahteraan para ASN di daerah. 8. Memberikan ketenangan bathin kepada ASN karena mendapatkan tambahan penghasilan secara “legal”. II.3. PRINSIP PELAKSANAAN TPP
  • 31. Overview KOMPENSASI TOTAL PNS (UU No. 5 TH 2014 ttg ASN) Fasilitas Kompensasi Total PNS Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Tunjangan Kinerja Penghargaan • Tanda Kehormatan • Kenaikan Pangkat Istimewa • Kesempatan Prioritas Pengembangan Kompetensi • Kesempatan menghadiri Acara • Resmi dan/atau Acara Kenegaraan Gaji Perlindungan • Jaminan Kesehatan • Jaminan Kecelakaan Kerja • Jaminan Kematian • Bantuan Hukum Tunjangan Kemahalan Penyederhanaan/Simplikasi Komponen Penghasilan 1 2 3
  • 32. Arah Kebijakan Tunjangan Kinerja (draf RPP GTF) TUNJANGAN KINERJA TERTENTU (2) DISKRESI PRESIDEN UNTUK KONDISI TERTENTU (c/: bagi yang mengalami penurunan penghasilan, atau tambahan bagi yg bertugas di daerah konflik/pulau kecil terluar) TUNJANGAN KINERJA (1) PRINSIP: BERUPA INSENTIF/BONUS TERTENTU PEMBERIANNYA DIDASARKAN PADA CAPAIAN KINERJA Basis Pemberian: Hasil Penilaian Kinerja
  • 33. • ALIGNMENT (sesuai dengan bobot pekerjaan/keahlian/kompetensi) …Refers to the pay relationship among different jobs/skills/competencies within an organization • CONTRIBUTION (harus dikaitkan kontribusi pegawai terhadap kinerja organisasi) …Refers to the employee’s contribution to organization performance • COMPETITIVENESS (mampu menghadirkan tren positif untuk pencapaian kinerja) …Refers to the pay relationship among organization
  • 34.
  • 35. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang besarannya didasarkan pada hasil evaluasi jabatan dan capaian kinerja PNS. 1. PENGERTIAN
  • 36. Untuk menentukan besaran tunjangan kinerja PNS yang adil, objektif, transparan, dan konsisten sesuai dengan berat ringannya suatu jabatan, maka penghitungan tunjangan kinerja harus didasarkan pada nilai atau kelas suatu jabatan yang diperoleh melalui proses evaluasi jabatan. 2. PENGHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA Sesuai dengan Pencapaian Kinerja PNS Pembayaran
  • 37. A. Penetapan Besaran Tunjangan Kinerja Variabel Penetapan Besaran Tunjangan Kinerja Evaluasi Jabatan Penilaian Tingkat Faktor Jabatan Kelas dan Nilai Jabatan Penetapan Besaran Tunjangan Kinerja Menpan RB Menkeu Data Collector Capaian RB Job Pricing Pedoman Penghitungan Tunjangan Kinerja PNS “Kelas dan Nilai Jabatan yg telah divalidasi digunakan sebagai dasar penghitungan Tunjangan Kinerja” Dilakukan dengan memberikan Indeks Besaran Rupiah tertentu untuk setiap Nilai Jabatan, dengan formula: TK = NJ X IDrp TK = Tunjangan Kinerja NJ = Nilai Jabatan Idrp = Indeks Besaran Rupiah ttg Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri
  • 38. NO JABATAN KELAS JABATAN NILAI JABATAN INDEX (Rp ,-) TUNJANGAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 = (4X5) 1 Sekretaris Utama 17 4.585 5.000 22.925.000 2 Direktur Peraturan Perundang-undangan 15 3.645 5.000 18.225.000 3 Direktur Kepangkatan dan Mutasi 15 3.205 5.000 16.025.000 4 Kepala Subdit Peraturan Perundang-undangan II 12 2.285 5.000 11.425.000 5 Kepala Subdit Kepangkatan & Mutasi II 11 2.020 5.000 10.100.000 6 Kepala Seksi Penyiapan Perancangan Peraturan Perundang-undangan Bidang Hak Kepegawaian, Gaji dan Tunjangan 9 1.430 5.000 7.150.000 7 Kepala Seksi kepangkatan dan Mutasi I.A 8 1.165 5.000 5.825.000 8 Pengolah Bahan Perancangan Peraturan Perundang-undangan 7 940 5.000 4.700.000 9 Pemroses Mutasi kepegawaian 5 590 5.000 2.950.000 Contoh Perhitungan
  • 39. b. Pembayaran Tunjangan Kinerja Pembayaran Tunjangan Kinerja + • Daily Report • Supervisor & Director Approval • Tingkat Kehadiran • Cuti • Hukuman Disiplin Contoh di BKN
  • 40. 40
  • 41.
  • 42. PENATAAN JABATAN PELAKSANA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH (Berdasarkan Peraturan MENPANRB Nomor 41 Tahun 2018) Dr. Janry H. U. P. Simanungkalit, S.Si., M.Si., Direktur Kompensasi ASN – BKN
  • 45. JABATAN PELAKSANA Dikelompokkan dalam klasifikasi Jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan: Karakteristik Pola Kerja Mekanisme Ditetapkan "Nomenklatur Jabatan Pelaksana"
  • 46. NOMENKLATUR JABATAN PELAKSANA Tugas Jabatan Kualifikasi Pendidikan Formal dan/atau Profesi Kompetensi (Sesuai Kebutuhan Organisasi)
  • 47. NOMENKLATUR JABATAN PELAKSANA digunakan sebagai acuan bagi Instansi Pemerintah untuk: • Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan; • Penentuan Pangkat dan Jabatan; • Penggajian dan Tunjangan; • Pemberhentian. • Pengembangan Karier; • Pengembangan Kompetensi; • Penilaian Kinerja;
  • 48. INSTANSI TEKNIS MENGUSULKAN: • Perubahan / Penyempurnaan; • Nomenklatur Jabatan Pelaksana Baru DISAMPAIKAN PPK KEPADA MENTERI disertai dengan: • peta jabatan; • analisis jabatan; • analisis beban kerja. Mengusulkan penetapan nomenklatur Jabatan Pelaksana yang diusulkan oleh K/L dan Pemerintah Daerah. Usulan minimal memuat: a. Klasifikasi jabatan b. Nomenklatur jabatan; c. Tugas Jabatan; d. Uraian tugas jabatan; e. Syarat jabatan; f. Hasil kerja/output jabatan; g. Kualifikasi pendidikan dan/atau profesi; h. Kompetensi manajerial, teknis dan sosial kultural; i. Kedudukan jabatan/peta jabatan; dan
  • 49. Esensi Standarisasi Jabatan Pelaksana 1 • Nomenklatur Jabatan 2 • Persyaratan Jabatan (Kualifikasi Pendidikan dan Kompetensi) 3 • Tugas Jabatan (peran, tanggung jawab, wewenang, hasil kerja jabatan) 4 • Kelas Jabatan
  • 50. Pasal 56 (Pengangkatan dalam Jabatan Pelaksana) 1. Setiap PNS yang memenuhi syarat jabatan mempunyai kesempatan yang sama untuk diangkat dalam JA yang lowong (termasuk Jabatan Pelaksana) 2. PPK menetapkan keputusan pengangkatan dalam jab Pelaksana. 3. PyB mengusulkan pengangkatan PNS dalam jab Pelaksana kepada PPK setelah mendapat pertimbangan tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, yg dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi, syarat jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
  • 51. ISU DALAM IMPLEMENTASI Bagaimana kualifikasi pegawai (Pelaksana) di Instansi Bapak/Ibu saat ini? a. Overqualified b. Sesuai Standarisasi c. UnderQualified
  • 52. Pasal 167 s/d 171 (Manajemen Karir – Profil PNS) 1. Instansi Pemerintah harus terlebih dahulu menyusun: a. standar kompetensi Jabatan; dan b. profil PNS. 2. Profil PNS tersebut memuat: a. data personal; b. kualifikasi; c. rekam jejak jabatan; d. kompetensi; 3. Kompetensi dimaksud merupakan informasi mengenai kemampuan PNS dalam melaksanakan tugas Jabatan. 4. Dalam rangka menyediakan informasi mengenai kompetensi PNS dalam profil PNS, setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi. 5. Uji kompetensi PNS dapat dilakukan oleh assessor internal pemerintah atau bekerjasama dengan assessor independen dan dilakukan secara berkala.