Teori Dow menjelaskan tiga tren pasar (utama, sekunder, minor) dan tiga fase pasar (akumulasi, penaikan, distribusi) berdasarkan pengamatan Charles Dow. Prinsip lainnya meliputi indeks yang saling mengonfirmasi, volume yang mendukung harga, dan harga penutupan terpenting."
2. Pendahuluan
Dow theory adalah teori yang diciptakan oleh Charles H. Dow
berdasarkan 9 tahun pengalamannya dalam obesrvasi keadaan
market dan diuji William P Hamilton sepanjang 27 tahun dengan
contoh yang relevan.
Berdasarkan observasinya tersebut, diciptakan
prinsip-prinsip yang menjadi pegangan para trader.
Kita akan membahas prinsip teori Dow yang berguna.
3. Prinsip Teori Dow
Market discounts everything - pasar mengabaikan data yang
diketahui dan tidak diketahui di domain publik. Jika terjadi hal
yang tak terduga, akan terjadi kalibrasi ulang harga yang
mencerminkan nilai aslinya yang sesuai.
Terdapat 3 Trend Pasar:
- Primary Trend
- Secondary Trend
- Minor Trend
4. Prinsip Teori Dow
Primary Trend adalah trend utama dari pasar yang
berlangsung dalam waktu setahun sampai beberapa tahun.
Secondary Trend adalah koreksi dari primary trend.
Merupakan aksi balasan dari pergerakan besar pasar
seperti koreksi di bull market dan pemulihan bear market.
Minor Trend atau Daily Trend fluktuasi sehari-hari di pasar.
Disebut juga noise oleh para trader
5. Indeks Saling Mengonfirmasi - Konfirmasi trend tidak bisa
dilakukan hanya dengan satu indeks. Trend baru tidak tercipta
apabila ada satu indeks lain yang tidak searah.
Volume Harus Mengonfirmasi - Volume bersama harga harus
saling mengonfirmasi. Misalkan uptrend harus dikonfirmasi
dengan peningkatan volume dan sebaliknya.
Harga Close paling Penting - dibandingkan harga lain
Prinsip Teori Dow
6. Market phase pada dasarnya dibagi menjadi 3 fase. Ketiga fase
ini adalah:
Dalam periode tertentu, fase ini akan
terus berulang sehingga memberi
kesempatan para trader atau investor
untuk mengambil aksi.
Market Phase
7. Market Phase
Accumulation Phase - adalah fase yang terjadi setelah harga
saham turun akibat banyaknya penjualan (steep sell-off)
sehingga harga mencapai valuasi menjadi sangat rendah.
Pembeli belum berani membeli karena rasa
takut akan kelanjutan penurunan harga yang
dapat terjadi. Di saat inilah smart money
masuk karena mencari investasi value.
8. Institutional investor akan membeli saham secara bertahap
dalam periode tertentu. Aksi inilah yang membentuk fase
akumulasi.
Penjual akan mudah menjual sahamnya karena pasti ada yang
membelinya dan harga tidak akan turun lagi karena selalu ada
pembelian besar. Fase ini dapat berlangsung sampai 7 bulan.
Market Phase
9. Market Phase
Ketika institutional investor telah menyerap saham yang ada,
trader mulai bisa membaca support dengan adanya sentimen
terbentuk. Faktor ini membawa harga naik - Fase ini disebut
Mark Up Phase.
Pada fase ini, saham akan mengalami rally yang cepat dan
tajam. Hal ini membuat para partisipan memiliki ekspektasi
untuk level yang lebih tinggi dan kembali ke pasar.
10. Market Phase
Ketika telah mencapai nilai tertinggi yang baru (new high / all
time high), semua orang mulai optimis dan kembali ke pasar -
Fase ini disebut distribution phase.
Institutional investor yang telah masuk di accumulation phase
(judicious / smart investor) tadi mulai menjual sahamnya
sedikit demi sedikit secara teratur yang akan dibeli oleh
partisipan pasar yang baru masuk ini sampai membentur
resistance. Siklus ini akan terus berlanjut.
11. Formasi Grafik
Double Bottom dan Double Top - Dianggap sebagai pola
pembalikan arah.
Double bottom menyatakan pembalikan arah ke uptrend
12. Formasi Grafik
Sedangkan Double Top menyatakan pembalikan arah ke
downtrend.
Jenis lain kedua formasi ini adalah triple top dan bottom.
14. Trading Range
Trading range adalah pengembangan dari prinsip double
dan triple formation.
Trend yang ingin diperkenalkan adalah sideways market -
dimana harga menyentuh support / resistance berkali-kali
membentuk lebih dari double atau triple formation.
Trend ini akan membentuk banyak “puncak” dan “lembah”
pada grafik.
15. Trading Range
Keadaan Sideways yang seperti ini banyak dimanfaatkan
para trader untuk melakukan transaksi singkat dengan
return yang mungkin kecil tetapi “padat”.
16. Trading Range
Breakout - adalah dimana harga berhasil keluar dari area
range setelah berada dalam area tersebut dalam jangka
waktu yang cukup panjang.
Sebelum kita mengetahui mengapa bisa breakout, kita
akan mengetahui terlebih dahulu mengapa harga ada di
range.
17. Trading Range
Ada 2 alasan utama harga ada tetap di range:
1. Tidak ada dorongan fundamental yang mendorong
harga - biasanya laporan tahunan, peluncuran produk,
ekspansi perusahaan, pergantian manajemen, merger,
akuisisi, dll
2. Antisipasi dari pengumuman besar - ketika pasar
menanti keputusan besar yang akan diumumkan
perusahaan, para partisipan enggan melakukan
pembelian atau penjualan.
18. Trading Range
Setelah saham breakout, range breakout menunjukkan
adanya trend baru dan menghasilkan kesempatan trading.
Arah breakout ini bisa saja positif atau negatif tergantung
yang memengaruhinya.
Trader akan menjual ketika breakout di level support dan
akan membeli ketika breakout di level resistance.
19. Trading Range
Namun para trader wajib hati-hati dengan konsep false
breakout - Hal ini terjadi ketika tidak ada dorongan yang
cukup untuk membawa harga keluar dari range.
Kasus ini bisa jadi karena hype atau antusiasime atau
panik sementara dari partisipan pasar retail terhadap event
yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh - ditandai
dengan volume yang kecil karena tidak ada smart money
20. Trading Range
Karakteristik breakout yang sebenarnya adalah:
1. Memiliki volume yang tinggi
2. Memiliki momentum harga yang kuat setelah breakout
21. Trading Range
Contoh breakout dari garis support (breakdown). Zona pertama dan
kedua hampir menjebol garis support, namun tidak didukung volume.
Pada zona ketiga akhirnya breakout dari garis support dengan
ditandai volume yang besar dan terus turun.
22. Trading Range
Grafik disamping
menunjukkan
breakout terhadap
garis resistance
setelah menguji garis
tersebut berkali-kali.
Ditandai dengan trend
naik dan volume yang
tinggi (lingkaran hijau
terakhir)
Grafik telah berkali-kali mencapai garis resistance
23. The Flag Formation
Flag formation adalah sebuah susunan candlestick saham
yang membentuk seperti tiang bendera.
Formasi ini terbentuk ketika saham telah melakukan rally
naik yang cukup panjang sehingga mengalami koreksi
untuk beberapa saat (turun).
Koreksi ini bisa berlangsung antar 5 - 15 hari.
24. The Flag Formation
Logikanya sederhana. Koreksi yang terjadi pada rally
tersebut dikarenakan adanya partisipan retail yang ingin
membatasi keuntungannya dengan melakukan aksi jual.
Walau begitu, ada juga partisipan lain dan bahkan smart
money yang mau masuk dan membeli saham tersebut,
sehingga hanya terjadi koreksi sedikit.
25. The Flag Formation
Gambar di samping adalah
contoh flag formation.
Terjadi aksi jual yang
menyebabkan harga turun dan
volume yang lebih rendah
karena aksi jual dari partisipan
retail.
26. Reward to Risk Ratio (RRR)
Konsep ini sebenarnya tidak berkaitan dengan teori dow
dan lebih ke arah manajemen resiko dan sistem trading.
Akan tetapi konsep ini penting diketahui bagi para trader
yang terutama berpegangan pada analisis teknikal dan
juga untuk para investor yang berpegangan pada analisis
fundamental.
27. Reward to Risk Ratio (RRR)
Contoh:
Entry (harga beli) : 550
Stop Loss (jika rugi): 520
Target : 570
Dalam jangka waktu pendek memang terlihat baik-baik
saja, tetapi coba perhatikan lagi pada kasus berikutnya.
28. Reward to Risk Ratio (RRR)
Berapakah risknya? : 550 - 520 = 30
Berapakah returnnya? (reward) : 570 - 550 = 20
Jika dilihat, ratio-nya, maka: 20/30 = 0.67.
Tentunya menunjukkan bukan trading yang baik.
Trading yang baik setidaknya menghasilkan (reward/ratio)
dengan angka > 1,3. Jika tidak, resikonya tak sebanding.
30. Reward to Risk Ratio (RRR)
Dalam hal ini, trader meresikokan 20 rupiah untuk mendapat reward 2
kali lipat yaitu 40 rupiah, sehingga merupakan trade yang bagus.
Minimum RRR ditentukan oleh trader itu sendiri. Semakin hati-hati
trader, semakin tinggi nilai RRR-nya. Misalkan 2 atau 2,2 , karena tidak
berani mengambil resiko.
*Jika kondisi tidak terpenuhi, aksi jual boleh dilakukan (stop loss)
supaya tidak rugi lebih lanjut.