Candi Sumberawan merupakan situs bersejarah yang terletak di Desa Toyomarto, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi berbentuk stupa ini dibangun pada abad ke-14 hingga ke-15 Masehi dan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Meskipun kondisinya membutuhkan perawatan, candi ini menyimpan nilai sejarah dan spiritual bagi pengunjung.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Warisan Budaya Candi Sumberawan
1. Bangsa Indonesia memiliki sejarah
panjang dalam perjalanannya. Upaya
penghargaan yang dapat kita lakukan
adalah dengan mengunjungi situs-situs
peninggalan sejarah. Faktanya, minat
masyarakat untuk menjadikan situs sebagai
tempat wisata menurun drastis. Hal ini
menimbulkan sebuah pertanyaan, siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya
anak negeri? Padahal Indonesia menyimpan banyak warisan budaya yang indah,
unik, dan menarik. Salah satunya adalah candi yang terletak di Desa Toyomarto,
kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini bernama Candi
Sumberawan.
LOKASI DAN RUTE PERJALANAN
Candi Sumberawan terletak 6 km dari Candi Singosari. Bila Candi
Singosari terletak di pinggir jalan raya, berbeda dengan Candi Sumberawan.
Jalan yang di lalui cukup panjang dan berkelok-kelok sehingga susah untuk di
deskripsikan. Bila ingin ke sana, kita harus berjalan kaki sejauh 400 m.
Rute jalan kaki ini melewati jalan setapak yang
ukurannya tidak begitu besar. Jalan ini hanya cukup
diisi oleh satu orang saja. Diperlukan kehati-hatian
saat berjalan karena kanan-
kiri jalan tersebut adalah
sungai kecil dan sawah. Setelah melewati jalan
setapak, sampailah pada hutan pinus tempat Candi
Sumberawan itu berada.
SEJARAH CANDI SUMBERAWAN
Candi Sumberawan merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari
sekitar abad 14 atau awal abad 15. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan
pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia
2. Belanda pada bagian kaki candi. Pemugaran di bagian lain direkonstruksi secara
darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk
stupa di Jawa Timur.
Para ahli purbakala memperkirakan bahwa
Candi Sumberawan ini bernama Kasurangganan
atau Taman Surga Nimfa dulunya. Nama ini cukup
terkenal dalam kitab Negarakertagama. Candi ini
pernah dikunjungi oleh Hayam Wuruk pada tahun
1359 M, ketika ia mengadakan perjalanan.
Menurut masyarakat, Sumberawan merupakan
candi Buddha peninggalan Kerajaan Singhasari. Faktanya, candi ini dibangun
pada abad 14M - 15M saat pemerintahan Majapahit. Jadi, sebenarnya candi ini
merupakan candi peninggalan Kerajaan Majapahit.
KONDISI CANDI SUMBERAWAN
Candi ini dibuat dari batu andesit dengan
ukuran panjang 6,25 m, lebar 6,25 m, dan tinggi
5,23 m. Candi Sumberawan merupakan satu-
satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki
tangga naik dan polos tidak berelief.
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang
berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi
terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil
pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri
stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan
lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan
Padma, sedang bagian atas berbentuk genta
(stupa) yang puncaknya telah hilang. Diduga dulu
pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan
payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak
ditemukan sama sekali.
3. Candi Sumberawan tidak memiliki tangga
naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan
untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk
luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya
tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya.
Di area candi, bisa kita temukan dua buah
petirtaan. Di sebelah kiri, menuruni beberapa pijakan anak tangga, terdapat
sebuah kolam kecil terbuka dengan patung yang mengaliri air. Air yang tidak
pernah surut dan begitu jernih serta segar tersebut keluar dari gentong yang
dipegang oleh patung Sang Dewi yang telah berlumut. Perlambang kesuburan
dan fertilitas alam yang diasosiaskan dengan femininitas perempuan. Di sisi lain,
adalah petirtaan dengan pijakan berbentuk segi delapan di mana pijakan yang
paling bawah atau terdekat dengan air, memiliki relief kura-kura sebagai
binatang air. Pengunjung diperbolehkan untuk mengambil air atau mengguyur
badan pada petirtaan dengan izin dari juru kunci candi.
FUNGSI CANDI SUMBERAWAN
Diperkirakan candi ini dahulu memang
didirikannya untuk pemujaan. Selain itu, terdapat
tempat mensucikan diri yang letaknya di samping
candi. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar
candi menjadikan tempat ini cocok untuk
melakukan meditasi.
Berwisata ke situs peninggalan sejarah
memang kurang menarik dibandingkan berwisata
ke tempat lain. Namun ada hal yang pasti di dapat
dari sini. Sebuah rasa menghargai terhadap karya
cipta dan sejarah anak bangsa. Meskipun sang
pelaku sudah tidak tidak ada, tapi kejayaan yang
ditorehkannya harus tetap dikenang sepanjang
masa.
Mengunjungi Candi Sumberawan, tidak hanya memberikan sedikit potret
mengenai sejarah masa lalu Jawa pada era Hindu-Buddha, melainkan sebuah
4. pengalaman spiritual di mana kedamaian dan keindahan alam merupakan
perpaduan yang mengiringi kehidupan fisik dan rohani manusia. Dari telaga
mata air pegunungan yang berada di kawasan Candi Sumberawan, ternyata
menyimpan siklus yang mengaliri berkah bagi kesuburan sawah-ladang
penduduk, serta ketergantungan manusia terhadap kelestarian alam semesta
bagi kehidupan.
5. OLEH KELOMPOK 5:
Byaratma Rahmatullah C (05)
Kevin Meilina Agatha (14)
Liansyah Dwika S (16)
M. Faisal Passa (20)
Naufal Zaki (21)
SMA NEGERI 5 MALANG