2. Pengertian Paradigma Dakwah
Paradigma Ilmu Dakwah (PID) merupakan suatu pandangan yang mendasar
tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari ilmu
dakwah. PID melambangkan kejelasan visi ilmu dakwah. Unsur-unsur
interparadigma ilmu dakwah adalah paradigma-paradigma "konstruksi
sosial", "definisi sosial", dan "perilaku sosial" (Behaviorisme). Sedangkan
kajian empiris ilmu dakwah, bahannya terdiri dari dua hal, yaitu: (1) aktivitas
dakwah dan (2) hasil evaluasi lapangan dakwah. Kemudian model kajiannya
menggunakan pendekatan kualitatif lapangan dengan aneka metodenya.
Sedangkan pengembangan PID melalui kajian empiris menggunakan pola
"interpretative social sciences" (ilmu-ilmu sosial interpretatif) dengan
penekanan pada pendalaman etnografis. Sasaran dan tujuan
pengembangan itu adalah ditemukannya teori-teori baru, dan untuk ini,
tahap analisis yang digunakan adalah analisis grounded research.
3. Paradigma Ilmu Dakwah Ilmu
dakwah, sebagai bagian dari ilmu
agama tentu juga memiliki paradigma,
di mana para ahli menemukan dan
mengkaji sasaran kajian (subject
matter of science). Dalam pandangan
penulis, setidaknya terdapat lima
paradigma keilmuan dakwah, yaitu:
1.paradigma faktor
2.paradigma sistem
3.paradigma developmentalisme
4.paradigma interpretif
5.paradigma partisipatoris
4. Semua ini merupakan pengkategorian terhadap apa yang menjadi sasaran kajian dan
kecenderungan penelitian yang dilakukan oleh para ahlinya.
Pertama, Paradigma faktor adalah paradigma ilmu dakwah yang sangat dipengaruhi oleh
ilmu komunikasi, bahkan ada yang menyatakan bahwa secara struktural ilmu dakwah adalah
bagian dari ilmu komunikasi.
Kedua, paradigma sistem dakwah. Sistem dakwah adalah keterkaitan antar sub-sistem
dakwah yang membentuk jaringan integral dan sistemik, sehingga antara satu sub-sistem
dengan yang lain tidak bisa dipisahkan.
Ketiga, Paradigma developmentalisme merupakan paradigma yang sasaran kajiannya
adalah pengembangan model dari suatu kegiatan dakwah. Pengembangan model tersebut
bisa berasal dari sesuatu yang belum ada atau mengembangkan model yang sudah ada
untuk diperkuat atau dikembangkan lebih lanjut.
Keempat, paradigma interpretative adalah pemikiran mendasar dari para ahli bahwa yang
menjadi sasaran dakwah adalah realitas dakwah yang memiliki makna. Disebut realitas
sebab yang dikaji adalah sesuatu dibalik tindakan.
Kelima, paradigma partisipatori adalah pemikiran mendasar dari para ahli tentang apa
yang menjadi sasaran dakwah, yaitu perilaku partisipatif warga dalam kegiatan dakwah.
Bedanya dengan developmentalisme adalah pada fokus keterlibatan sasaran dakwah di
dalam proyek-proyek pemberdayaan masyarakat.
5. Pengertian Dakwah
Dakwah secara bahasa artinya memanggil,
mengundang, ajakan, imbauan dan hidangan. Dakwah juga
bisa diartikan sebagai seruan atau ajakan. Agama Islam
disebarkan melalui jalur dakwah. Dikutip dari buku Dakwah
dalam Al Quran oleh Yuli Umro'atin, Islam adalah agama
dakwah. Agama ini disebarluaskan dan diperkenalkan
kepada umat manusia melalui aktivitas dakwah, tanpa
kekerasan, tanpa paksaan, atau kekuatan senjata.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ada
banyak ayat dalam Al Quran yang menerangkan tentang
dakwah. Salah satunya pada surat an-Nahl ayat 125
sebagai berikut:
ُ
ْعدٱ
ُ
ىَلِإ
ُِليِبَس
َُِّكِبَر
ُ
ِةَمْك ِحْٱلِب
ُ
ِةَظِع ْوَمْٱل َو
ُ
ِةَنَسَحْٱل
ُ
ۖ
َُج َو
مهِْلد
ِىتَّلٱِب
ُ
َِىه
ُ
نَسْحَأ
ُ
ۖ
َُّنِإ
ََُّكبَر
َُوه
ُ
ْعَأ
ُ
مََل
نَمِب
َُّلَض
نَع
ِۦهَِليِبَس
ُ
ۖ
َُوه َو
ُ
مََلْعَأ
َُِيندَتْهمْٱلِب
Artinya: "Ajaklah manusia ke jalan Tuhan-mu dengan cara
yang bijaksana, pengajaran yang baik dan berdialoglah
dengan mereka dengan cara-cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.