Dokumen tersebut membahas tentang moral kerja dan produktivitas kerja. Ia menjelaskan pengertian moral kerja menurut beberapa ahli dan faktor-faktor yang mempengaruhi moral kerja. Dokumen juga mendefinisikan produktivitas kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya dibahas hubungan antara moral kerja dengan motivasi dan bagaimana membina moral kerja karyawan.
4. PPeennggeerrttiiaann MMoorraall KKeerrjjaa
• Perkataan moral berasal dan bahasa Inggris morale yang
kerap kali dipertentangkan dengan perkataan “amoral”
dan “immoral”. Amoral berarti buruk sedangkan immoral
berarti baik.
• Pengertian moral kerja menurut beberapa ahli:
1. Drafke & Kossen (1998;295)
mengatakan bahwa moral kerja mengacu pada sikap-sikap
karyawan baik terhadap organisasi-organisasi yang
mempekerjakan mereka, maupun terhadap faktor-faktor
pekerjaan yang khas, seperti supervisi, sesama
karyawan, dan rangsangan-rangsangan keuangan. Ini
dapat dianggap berasal baik dari individu maupun
kelompok yang merupakan bagian dimana karyawan
berada.
5. 2. Judith R.Gordon (1991:754)
Menurutnya moral kerja adalah suatu predisposisi dari
anggota organisasi untuk berupaya keras dalam
mencapai sasaran dan tujuan organisasi. Moral meliputi
komitmen terhadap tujuan itu. Moral adalah suatu
fenomena kelompok yang meliputi upaya keras, adanya
tujuan bersama dan perasaan memiliki.
3. William B. & Keith Davis (1993:541-549)
Menurutnya, moral kerja bermanfaat dan dapat digunakan
untuk berbagai kepentingan yang erat kaitannya dengan
usaha membina relasi antar karyawan, komunikasi
informal dan formal, pembentukan disiplin serta
konseling.
6. • Jadi kesimpulannya “Moral adalah suasana batin yang
mempengaruhi tujuan individu dan tujuan
organisasi”.Suasana batin itu terwujud di dalam aktivitas
individu pada saat menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya.Suasana batin dimaksud berupa perasaan
senang atau tidak senang, bergairah atau tidak bergairah
dan bersemangat atau tidak bersemangat dalam
melakukan suatu pekerjaan.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
moral kerja seseorang, yaitu:
7. • Faktor minat.
Bilamana seseorang merasa bahwa minatnya sesuai
dengan jenis dan sifat pekerjaan yang dilakukan maka
akan memiliki moral kerja yang tinggi.
• Faktor upah atau gaji
Upah atau gaji yang tinggi dipandang sebagai faktor
yang dapat mempertinggi moral kerja.
• Faktor status social
Pekerjaan yang dapat memberikan status social atau
posisi yang tinggi (misalnya, sebagai kepala, staf
pimpinan, kepala bagian dan sebagainya) akan
mempertinggi moral kerja.
8. • Faktor yang memandag tujuan yang mulai atau
pekerjaan yang mengandung pengabdian. Tujuan dan
sifat pengabdian diri dalam suatu pekerjaan
mengakibatkan seseorang bersedia menderita, berkorban
harta benda dan bahkan jiwanya demi terwujudnya
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
• Faktor suasana kerja dan hubungan kemanusiaan yang
baik, sehingga setiap orang merasa diterima dan dihargai
dalam kelompoknya dapat mempertinggi moral kerja.
9. PPeennggeerrttiiaann PPrroodduukkttiivviittaass
KKeerrjjaa
• Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai perbandingan
antara hasil yang diperoleh (out-put) dengan jumlah
sumber kerja yang dipergunakan sebagai in-put.
Tingkat produktivitas kerja itu dalam bidang
perekonomian dapat dinyatakan secara eksak berupa
angka-angka yang menunjukkan perbandingan antara
modal dan produksi.
• Produktivitas kerja itu dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain berkenaan dengan metode/ cara kerja, alat-alat,
ketrampilan/ keahlian personal, termasuk di
dalamnya fakor moral kerja dari personal yang dijalankan
pekerjaan itu.
11. • Dalam melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan yang
bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh motif
tertentu, baik yang obyektif maupun subyektif.Motif atau
dorongan dalam melakukan sesuatu pekerjaan itu sangat
besar pengaruhnya terhadap moral kerja.
• Dalam hubungan ini mka dapat dibedakan dua jenis motif,
yakni:
1. Motif intrinsik
2. Motif ekstrinsik
12. • Motif intrinsik dan ekstrinsik bersumber dari tiga teori
motif, sebagai berikut:
1. Teori psikoanalisa
yakni teori yang menekankan pada pengalaman masa
kanak-kanak sebagai motif yang dapat dan selalu
mendorong seseorang melakukan sesuatu perbuatan.
2. Teori Gestalt Lewin
yakni teori yang menekankan pada pengaruh kekuatan
situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang.
3. Teori Allport
yakni teori yang menekankan pentingnya kekuasaan
“AKU” dalam melakukan suatu pekerjaan.
14. • Ada beberapa tahap dalam membina moral kerja
karyawan atau pendidik, antara lain:
1. Pembinaan Disiplin
adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan disiplin pegawai. Pentingnya pembinaan
atau pengembangan disiplin pegawai dalam konteks
manajemen sumber daya manusia (MSDM).
15. 2. Pembinaan Karier PNS
Pegawai yang tidak disiplin, dapat juga dikarenakan
lemahnya pembinaan karir pegawai. Pegawai yang
karirnya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin
terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini
dibutuhkan inisiatif dari pimpinan untuk
memperhatikakondisi para bawahannya. Karir adalah
urutan posisi yang terkait dengan pekerjaan yang
diduduki seseorang sepanjang hidupnya.
16. 3. Pembinaan Etika Profesi PNS
adalah semacam rancangan (design) yang menjelaskan
tentang berbagai komponen yang perlu ada dalam
pembinaan etika profesi PNS, sehingga dapat dipakai
sebagai pola acuan/pedoman oleh pimpinan instansi
pemerintah pada setiap jenjang dalam melakukan
pembinaan kode etik PNS di lingkungan instansi/unit
kerja masing-masing.